Laporan Kasus 3 Marnala Asma Bronkial S [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN KASUS DOKER INTRENSIP ASMA BRONKIAL Disusun untuk Memenuhi Sebagian Syarat Program Internsip Dokter Indonesia



oleh



Disusun oleh : dr.Marnala Simamora



Pendamping: dr. Sahat Hutabarat,M.Kes



PROGRAM DOKTER INTERNSIP RUMAH SAKIT UMUM DAERAH ARGAMAKMUR KABUPATEN BENGKULU UTARA 2021



1



KATA PENGANTAR Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena rahmat-Nya Laporan Kasus mengenai “asma bronkial ” ini dapat diselesaikan. Penulisan laporan kasus ini dalam rangka memenuhi salah satu syarat dalam meajalani program internsip dokter Indonesia Kemenkes. Sepenuhnya penulis menyadari bahwa laporan kasus ini jauh dari sempurna dan masih banyak memiliki kekurangan. Oleh karena itu, segala saran dan kritik yang bersifat membangun sangat diharapkan untuk dapat memperbaiki dan meyempurnakan laporan kasus ini. Terlepas darisegala kekurangan yang ada, semoga laporan kasus ini dapat bermanfaat bagi kita semua.



Arga Makmur, Maret 2021



Penulis



2



DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL........................................................................................



i



KATA PENGANTAR ......................................................................................



ii



DAFTAR ISI



iii



.............................................................................................



BAB I PENDAHULUAN...............................................................................



3



BAB II ILUSTRASI KASUS..........................................................................



4



BAB II TINJAUAN PUSTAKA .....................................................................



12



BAB IV KESIMPULAN.................................................................................



30



DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................



31



3



BAB I PENDAHULUAN Asma bronkhial merupakan salah satu penyakit kronik yang menyerang antara 100-150 juta orang di seluruh dunia (Junaidi, 2010). Asma bronkhial tidak hanya masalah kesehatan masyarakat di negara maju, tetapi juga terjadi di negara berkembang (WHO, 2016). Angka kematian yang disebabkan oleh penyakit asma diseluruh dunia diperkirakan akan meningkat 20% pada 10 tahun kedepan, jika tidak terkontrol dengan baik. Asma merupakan lima penyakit terbesar yang menyumbang kematian di dunia dengan prevalensi mencapai 17,4%. Prevalensi asma di seluruh dunia dalam 10 tahun terakhir ini meningkat sebesar 50% (PDPI, 2014). Penyakit pernafasan ini merupakan penyebab tingginya angka kesakitan dan kematian terbanyak di Indonesia (Sihombing, 2010). Penyakit asma termasuk dalam sepuluh besar penyebab kesakitan dan kematian di Indonesia. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada tahun 2013 sampai 2018, prevalensi penyakit asma di Indonesia tahun 2018 pada semua umur menurut provinsi sebesar 2,4%. Berdasarkan Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2012, asma bronkhial merupakan penyebab kematian ke-4 di Indonesia sebesar 5,6%. Dampak asma dapat merugikan setiap manusia yang mengalaminya. Penyakit ini bisa menimbulkan masalah pada jalan nafas dan mengganggu aktivitas seharihari. Asma bronkhial adalah salah satu penyakit non communicable (penyakit yang tidak menular) kronis pada saluran pernafasan yang hiper reaktif dan menyempit akibat berbagai rangsangan yang ditandai adanya 2 serangan sesak nafas, mengi dengan tingkat keparahan serta frekuensi setiap orang berbeda (WHO, 2016). Hal tersebut dapat menyebabkan penyempitan jalan nafas yang menyeluruh sehingga timbul sesak nafas yang reversibel baik secara spontan maupun dengan terapi. Asma bronkhial menyebabkan resiko mengalami eksaserbasi akut dan memicu diagnosa ketidakefektifan bersihan jalan nafas. Penyakit asma merupakan suatu kondisi darurat dan seringkali kurang berhasil dalam penanganannya. Kondisi tersebut akan meningkatkan kejadian masuk rumah sakit, lebih buruknya terjadi gagal napas dan kematian (Hodder et al, 2010).



4



BAB II STATUS PASIEN



 IDENTITAS PASIEN Nama



: Ny. AS



Umur



: 35 tahun



Berat Badan



: 55 kg



Tinggi Badan



: 160 cm



Jenis Kelamin



: Perempuan



Agama



: Islam



Pekerjaan



: Swasta



Alamat



: Rama Agung



Tanggal masuk



: 14 Desember 2020



Tanggal Pemeriksaan : 14 Desember 2020



 ANAMNESIS Anamnesis diperoleh dengan cara autoanamnesis terhadap pasien pada tanggal 14 desember 2020







Keluhan Utama Sesak nafas







Riwayat Penyakit Sekarang Pasien datang ke IGD RSUD



mengeluh sesak nafas sejak semalam. Sesak



muncul saat pasien pulang kerja, sesak semakin meningkat sehingga dibawa ke RS. Keluhan seperti ini sudah dirasakan sejak pasien berumur 15 tahun. Sesak dirasakan 5



hampir setiap hari dalam sebulan ini jika pasien kecapekan, dan kedinginan. Saat serangan datang pasien berobat ke puskesmas . Biasanya saat sesak pasien lebih nyaman pada posisi duduk dabandingkan berbaring Sesak saat tidur dalam sebulan ( pasien lupa) seminggu 2 kali sampai terbangun tidur. Saat sesak melanda tidak dapat melakukan aktivitas apapun. Pasien biasany memakai semprot lewat mulut dalam 1 bulan belakangan ini. Pasien mengeluh batukkadang berdahak. Dahak bewarna bening agak kental keluar sedikit-sedikit.Bercak darah (disangkal), nyeri dada (disangkal), mual muntah (disangkal). Kalau pagi udara dingin pasien mengeluh sering meler. Bersin-bersin (+) kalau terkena debu. Sering mengeluh gatal pada saat udara dingin. Riwayat asma diakui oleh pasien. Ibu pasien dan anak perempuannya juga mempunyai keluhan serupa. Riwayat Penyakit Dahulu







Riwayat Asma



: (+) sejak usia 15 tahun



Riwayat Hipertensi



: disangkal



Riwayat DM



: disangkal



Riwayat Alergi



: (+)



Riwayat Penyakit Keluarga dan Lingkungan Riwayat Penyakit Serupa



: (+) Ibu dan anak perempuan



Riwayat Alergi



: (+)



Riwayat Hipertensi



: disangkal



Riwayat DM



: disangkal



6



7



III. PEMERIKSAAN FISIK 







Keadaan Umum



: Tampak Sesak



Derajat Kesadaran



: Compos Mentis GCS E4V5M6



Status gizi



: kesan gizi cukup



Tanda vital Suhu : 36,5oC per aksiler HR



: 94 x/menit



RR



: 28 x/menit



TD



: 130/80 mmHg







Kepala : mesocephal







Mata



: refleks cahaya (+/+), pupil isokor (+/+), conjungtiva anemis(-/-), sklera ikterik (-/-), oedem palpebra(-/-)







Hidung : napas cuping hidung(-/-), sekret (-/-), epistaksis (-/-)







Mulut







Telinga : sekret (-)







Tenggorokan: tonsil T1–T1hiperemis (-/-),faring hiperemis (-)







Leher







Thorax: normochest, retraksi (-), gerakan simetris kanan kiri Cor:



: mukosa basah (+), sianosis (-), gusi berdarah (-)



: kelenjar getah bening tidak membesar



Inspeksi



: Iktus cordis tidak tampak



Palpasi



: Iktus cordis kuat angkat



Perkusi



: Batas jantung kesan tidak melebar Pulmo:



8



K



: SIC II linea parasternalis sinistra



i



Kiri bawah



: SIC IV linea midclavicularis sinistra



r



Kanan atas



: SIC II linea paasternalis dextra



i



Kanan bawah : SIC IV linea parasternalis dextra Auskultasi



: BJ I-II intensitas normal, reguler, bising (-)



a t a s



Anterior Inspeksi Palpasi



: Pengembangan dada kanan =kiri : Fremitus raba dada = kiri Perkusi



Auskultasi



: Sonor / Sonor



:Suara dasar vesikuler (+/+), wheezing (+/+), Ronkhi (-/-), Mengi (+), Ekspirasi memanjang



Posterior











Abdomen :



Inspeksi



: Pengembangan dada kanan =kiri



Palpasi



: Fremitus raba dada kanan = kiri



Perkusi



: Sonor / Sonor



Auskultasi



:Suara dasar vesikuler (+/+), suara tambahan (-/-)



Inspeksi



: dinding dada sejajar dinding perut



Auskultasi



: bising usus(+) normal



Perkusi



: timpani, tes undulasi (-), pekak alih (-)



Palpasi



: supel, nyeri tekan(-), hepar dan lien tidak teraba



Ekstremitas: Akral Hangat, CRT 1000μg



BDP



atau



ekuivalen + anti leukotrin



27



Asma Persisten Berat



Kortikosteroid



hirup



(>1000 μg BDP atau ekuivalen) + LABA satu atau lebih obat berikut bila diperlukan -



Teofilin



lepas



lambat -



Anti leukotrin



-



LABA oral



-



Kortikosteroid oral



-



Anti IgE



28



BAB IV KESIMPULAN



Asma adalah keadaan saluran napas yang mengalami penyempitan karena hiperaktivitas terhadap rangsangan tertentu, yang menyebabkan peradangan; penyempitan ini bersifat sementara/reversible.4 Asma bronchial adalah suatu penyakit dengan ciri meningkatnya respon trakea dan bronkus terhadap berbagai rangsangan dengan manifestasi adanya penyempitan jalan nafas yang luas dan derajatnya dapat berubah-ubah baik secara spontan maupun hasil dari pengobatan.5 Diagnosis asma yang tepat sangatlah penting, sehingga penyakit ini dapat ditangani dengan baik, mengi (wheezing) berulang dan/atau batuk kronik berulang merupakan titik awal untuk menegakkan diagnosis. Sebenarnya derajat asma adalah suatu kontinum, yang berarti bahwa derajat asma persisten dapat berkurang atau bertambah. derajat gejala eksaserbasi atau serangan asma dapat bervariasi yang tidak tergantung dari derajat sebelumnya.



29



30



DAFTAR PUSTAKA



1



Rengganis, I. 2008. Diagnosis Dan Tatalaksana Asma Bronkhiale. Departemen Ilmu Penyakit Dalam FK UI: Jakarta, Majalah Kedokteran Indonesia, Volume: 58; No.11;Nopember 2008.



1. Baratawidjaja KG, Soebaryo RW, Kartasasmita CB, Suprihati, Sundaru H, Siregar SP, et al. Allergy And Asthma, The Scenario In Indonesia. In: Shaikh WA. Editor. Principles And Practice Of Tropical Allergy And Asthma. Mumbai: Vicas Medical Publisher; 2006.70736 2. Anonim.



2009.



Patofisiologi



asma.



http://ayosz.wordpress.com/2009/01/07/patofisiologi-asma/ 3. Ohrui T, Yasuda H, Yamaya M, Matsui T, Sasaki H. Transient Relief Of Asthma Symptoms During Jaundice: A Possible Beneficial Role Of Bilirubin. Department of Geriatric and Respiratory Medicine, Tohoku University School of Medicine 4. Tanjung,



D.



2008.



Asma



bronhkiale.



http://forbetterhealth.wordpress.com/author/forbetterhealthy/asma-bronkhiale



diakses



tanggal 18 Agustus 2016 5. Healthzone. 2008. Asma bronkhiale. http://puskesmas-oke.blogspot.com/2008/12/asma-bronkial.htmldi



akses



tanggal



18



Agustus 2016 6. Alsagaff, H., Mukty, A. 2009. Anatomi dan Faal Pernapasan dalam Dasar-Dasar Ilmu Penyakit Paru, Edisi 6. Airlangga University Press: Surabaya



31