Laporan Kasus CA Endometrium [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Laporan Kasus



KANKER ENDOMETRIUM Diajukan Sebagai Salah Satu Tugas Dalam Menjalani Kepaniteraan Klinik Senior pada Bagian/SMF Ilmu Kebidanan dan Penyakit Kandungan Fakultas Kedokteran Universitas Malikussaleh Rumah Sakit Umum Cut Meutia Aceh Utara



Dwi Novlita Rozi, S.Ked 150611008



Pembimbing: dr. Cut Elfina Zuhra, Sp.OG (K)



KEPANITERAAN KLINIK SENIOR BAGIAN/SMF ILMU KANDUNGAN DAN KEBIDANAN RUMAH SAKIT UMUM CUT MEUTIA UNIVERSITAS MALIKUSSALEH 2021



KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat dan rahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan laporan kasus saya yang berjudul “Kanker Endometrium” ini dengan baik. Selanjutnya shalawat dan salam penulis panjatkan kepangkuan Nabi Muhammad SAW yang telah membimbing umat manusia dari alam kegelapan ke alam yang penuh dengan ilmu pengetahuan. Penulis menyusun laporan kasus ini untuk memahami lebih dalam tentang aspek prolaps uteri dan sebagai salah satu syarat dalam menempuh ujian Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran OBGYN Universitas Malikussaleh RSU Cut Meutia. Dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada dr. Cut Elfina Zuhra, Sp.OG (K) selaku preseptor yang bersedia meluangkan waktunya dan telah memberikan masukan, petunjuk serta bantuan dalam menyusun referat ini. Akhir kata, saya berharap Allah SWT berkenan membalas segala kebaikan semua pihak yang telah membantu. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa laporan kasus ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penyusun mengharapkan kritik dan saran sebagai masukan untuk perbaikan demi kesempurnaan referat ini. Semoga karya ini bisa bermanfaat untuk para pembaca.



Lhokseumawe, Mei 2021 Penulis



i



DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR............................................................................................1 DAFTAR ISI...........................................................................................................ii BAB 1 PENDAHULUAN....................................................................................31 BAB 2 LAPORAN KASUS...................................................................................3 BAB 3 TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................23 BAB 4 PEMBAHASAN.......................................................................................31 BAB 5 KESIMPULAN........................................................................................32 DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................33



ii



BAB 1 PENDAHULUAN Kanker endometrium merupakan kanker keenam yang paling sering terjadi pada wanita di seluruh dunia setelah kanker payudara, kolon, paru, serviks dan tiroid. Diperkirakan pada tahun 2018, insiden kanker ini mencapai 382.069 kasus atau sekitar 4,4% dari seluruh kejadian kanker pada wanita di dunia. Angka kematian yang disebabkan oleh kanker endometrium di dunia diperkirakan mencapai 1,8 per 100.000 wanita pada tahun 2018.1 Kejadian kanker endometrium tertinggi di benua Eropa dan Amerika Utara. Sekitar 81.500 wanita menderita penyakit ini tiap tahun di Eropa dan insidennya semakin meningkat.2 Di Amerika Serikat, kejadian kanker endometrium mencapai 3,6% dari jumlah keseluruhan kasus kanker baru.3 Berdasarkan data dari American Society, diperkirakan sebanyak 63.230 kasus akan terdiagnosis pada tahun 2018 dan sekitar 11.350 wanita akan meninggal karena kanker ini di Amerika Serikat.4 Di negara yang sedang berkembang, prevalensi kanker endometrium 4-5 kali lebih rendah dibandingkan negara maju.5 Berdasarkan data, diperkirakan pada tahun 2018 kasus baru kanker endometrium di Asia Tenggara mencapai 20.796 kasus. Indonesia menempati posisi pertama dengan prediksi 6745 kasus. Angka kematian karena kanker ini di Indonesia mencapai 1,9 per 100.000 wanita.1 Kanker endometrium terjadi pada masa reproduksi dan menopause. Usia rata-rata pasien kanker endometrium adalah 63 tahun, dimana sebagian besar pasien berusia 50-59 tahun. Hanya sekitar 5% wanita yang menderita kanker endometrium berusia kurang dari 40 tahun. Di Indonesia, usia penderita cenderung lebih muda jika dibandingkan dengan di negara-negara barat.6 Kanker endometrium terjadi ketika sel-sel di lapisan endometrium yang merupakan lapisan paling dalam dari uterus mulai tumbuh diluar kendali.4 Penyebab kanker endometrium masih belum diketahui sepenuhnya, tetapi sebagian besar faktor risiko berhubungan dengan perubahan pola hormonal yang terjadi sepanjang hidup wanita. Estrogen terbukti memiliki efek terhadap proliferasi sel-sel di endometrium sedangkan progesteron memiliki efek yang



1



2



berlawanan. Terdapat beberapa faktor yang meningkatkan risiko terjadinya kanker endometrium yaitu usia, paritas, menarche dini, obesitas, diabetes mellitus, hipertensi, riwayat genetik dan pemberian asi eksklusif.7 Kebanyakan dari karsinoma endometrium ditemukan dari biopsi endometrial dengan keluhan perdarahan uterus abnormal . Tidak jarang penderita ditemukan sudah dalam kondisi stadium lanjut dengan prognosis yang buruk. Dengan mempertimbangkan risiko terjadinya kanker endometrium maupun progresifitas tumor dengan prognosis yang buruk, sehingga diperlukan tindakan pencegahan dan diagnosis lebih awal dari karsinoma endometrium maupun dari lesi precursor.8



BAB 2 LAPORAN KASUS 3.1 Identitas Pasien Nama



: Ny.A



No. RM



: 48.90.54



Umur



: 60 tahun



Jenis Kelamin



: Perempuan



Agama



: Islam



Pekerjaan



: IRT



Alamat



: Mns panggoi, muara dua, Lhokseumawe



Status Perkawinan



: Menikah



3.2 Anamnesis Keluhan Utama Keluar darah dari jalan lahir Keluhan tambahan Benjolan dibahu kiri dan membesar, lemas, dan pucat, nyeri. Riwayat Penyakit Sekarang Pasien NY.A usia 60 tahun datang ke IGD RSUD Cut Meutia dengan keluhan keluar darah dari jalan lahir lebih kurang 2 bulan ini, disertai benjolan di bahu kiri sejak 20 hari sebelum masuk rumah sakit. Pasien juga merasa lemas dan terlihat pucat. Pasien mengaku 3 tahun yang lalu pernah operasi pengangkatan rahim di RSUD Cut Meutia, tidak kontrol ulang dan menolak kemoterapi. Riwayat DM dan Hipertensi disangkal.



3



4



Riwayat Menstruasi Pasien mengalami haid pertama kali pada usia 15 tahun dengan siklus yang tidak teratur setiap bulannya. Lamanya haid dalam 1 periode yaitu 4 - 10 hari dengan frekuensi mengganti pembalut >kali per hari (>80 ml). Pasien mengaku sering nyeri hebat saat haid. Riwayat Perkawinan Pasien menikah pada usia 30 tahun dan pernikahannya telah berlangsung selama 27 tahun. Riwayat Obstetri Pasien belum pernah hamil. Riwayat Penyakit Terdahulu Pasien mengaku tahun 2018 mengalami perdarahan yang keluar terus menerus dan berulang dari jalan lahir disertai nyeri perut hingga terasa ke punggung kebelakang. Pasien menyangkal memiliki riwayat penyakit hipertensi, diabetes mellitus, penyakit jantung, asma, ginjal, dan hati. Pasien juga menyangkal adanya alergi pada obat atau makanan tertentu. Riwayat Penyakit Keluarga Pasien mengatakan tidak ada anggota keluarganya yang memiliki penyakit yang sama seperti pasien.



Riwayat Sosial dan Penyakit Keluarga Pasien sehari-hari bekerja sebagai ibu rumah tangga.



5



3.3 Pemeriksaan Fisik Keadaan Umum : Baik Kesadaran



: Compos Mentis (E4V5M6)



Tekanan Darah



: 120/90 mmHg



Nadi



: 85x/menit



Respirasi



: 20x/menit



Suhu Aksila



: 36,5C



Berat Badan



: 48 kg



Tinggi Badan



: 153 cm



3.4 Status General a. Kulit 1. Warna



: kuning langsat



2. Turgor



: Dalam batas normal



3. Sianosis



: Tidak ada



4. Ikterus



: Tidak ada



5. Oedema



: Tidak ada



6. Anemia



: Tidak ada



b. Kepala 1. Rambut



: Hitam, Rambut jarang



2. Wajah



: Simetris, tidak dijumpai deformitas dan tidak edema



3. Mata



: Konjunctiva anemis (+/+), sclera ikterik (-/-),



4. Telinga



: Sekret (-/-), darah (-/-)



5. Hidung



: Sekret (+/-), darah (-/-)



6. Mulut



: Sianosis (-)



6



c. Leher 1. Inspeksi



: Simetris.



2. Palpasi



: Pembesaran KGB (-), distensi vena jugularis (-)



d. Thorax Paru 1. Inspeksi



: Bentuk asimetris kanan dan kiri, pergerakan dada sama



2. Palpasi



: Tidak ada benjolan



3. Perkusi



: Sonor



4. Aukultasi



: Vesikuler (+/+), Ronkhi (+/+), Wheezing (-/-)



Jantung 1. Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat 2. Palpasi



: Ictus cordis teraba



3. Perkusi



: Batas atas jantung di ICS II, kanan di LPSD, kiri di LMCS



4. Auskultasi: BJ I/II normal, bising jantung (-), Gallop (-) e. Abdomen 1. Inspeksi



: Simetris, perut datar



2. Palpasi



: Defans muscular (-)



Hepar



: Tidak teraba



Lien



: Tidak teraba



Ginjal



: Tidak dilakukan pemeriksaan



3. Perkusi



: Timpani, Shifting dullness (-)



4. Auskultasi



: Peristaltik usus normal



f. Kelenjar limfe



: Pemeriksaan KGB (-)



7



g. Ekstremitas



: Akral hangat Superior



Sianosis Oedema Fraktur



kanan -



Inferior kiri + -



kanan -



kiri -



Fungsi motorik Kekuatan Ekstremitas atas Ekstremitas bawah



h. Anus



Kanan



Kiri



5555 5555



2222 5555



: Tidak dilakukan pemeriksaan



3.5 Status Ginekologi Abdomen : Bekas luka operasi (+), distensi (-), bising usus (+) Vagina



:Pemeriksaan Inspekulo dan pemeriksaan dalam (VT) tidak



dilakukan 2.4 



Pemeriksaan penunjang Laboratorium : tanggal 15 April 2021 Pemeriksaan Darah Lengkap Hemoglobin Eritrosit Hematokrit MCV MCH MCHC RDW-CV Trombosit



Hasil



Nilai Rujukan



7,99 g/dl 3,36 juta/mm³ 24,50 % 72,90 fL 23,77 pg 32,61 % 16,59 % 255 ribu/uL



12,0-16,0 3.8-5.8 37,0-47,0 79-99 27,0-31,2 33,0-37,0 11.5-14.5 150-450



8



Leukosit Hitung Jenis Leukosit Basophil Eosinophil Nitrofil Segmen Limfosit Monosit NLR ALC Golongan Darah Fungsi Ginjal Ureum Kreatinin Asam Urat Glukosa Darah Glukosa Sewaktu 



22,45 ribu/uL



4,0-11,0



1,56% 0,46% 83,42% 8,25% 6,31% 10,11 cutoff 1854,15 juta/L B



0-1,7 0,60-7,30 39,3-73,7 18,0-48,3 4,40-12,7 0-3,13 0-1500 -



20 mg/dl 0,36 mg/dl 7,0 mg/dl



40 U/ml bisa menjadi indikasi untuk limfadenektomi paraaorta dan seluruh pelvis pada saat penentuan stadium berdasarkan operasi, tanpa adanya bukti metastasis.



28



Menurut pedoman European Society for Medical Oncology (ESMO), evaluasi prabedah yang harus dilakukan adalah foto thoraks, USG transvagina, pemeriksaan darah lengkap, fungsi hati dan ginjal. Pemeriksaan CT-Scan abdomen diindikasikan untuk mendeteksi penyebaran ekstrapelvis. Pemeriksaan MRI kontras paling baik untuk mendeteksi keterlibatan serviks. 2.6 Stadium Stadium Stadium 0 Stadium I Stadium Ia (T1a, N0, M0) Stadium Ib (T1b, N0, M0) Stadium II (T2, N0, M0) Stadium III (T3, N0, M0) Stadium IIIa (T3a, N0, M0) Stadium IIIb (T3b, N0, M0) Stadium IIIc1 (T1-3, N1, M0) Stadium IIIc2 (T1-3, N2, M0)



Deskripsi Karsinoma Insitu Karsinoma terbatas pada uterus Telah tumbuh dari endometrium kurang dari setengah jalan melalui (invasi) miometrium. Tidak ada penyebaran ke kelenjar getah bening dan ke organ lainnya. Telah tumbuh dari endometrium lebih dari setengah jalan melalui (invasi) miometrium. Tidak ada penyebaran ke kelenjar getah bening dan ke organ lainnya. Karsinoma menyebar ke stromal serviks, tetapi tidak melebihi uteri. Tidak ada penyebaran ke kelenjar getah bening dan ke organ lainnya. Karsinoma menyebar ke luar uterus atau ke jaringan dekat pelvis. Karsinoma menyebar ke serosa dan/atau tuba fallopi atau ovari (adnexa). Tidak ada penyebaran ke kelenjar getah bening dan ke organ lainnya. Karsinoma telah menyebar ke vagian atau jaringan sekitar uterus (parametrium). Tidak ada penyebaran ke kelenjar getah bening dan ke organ lainnya. Karsinoma tumbuh di badan uteri, mungkin menyebar ke jaringan sekitar. Karsinoma telah menyebar ke kelenjar getah bening pelvis, tetapi tidak ke kelenjar getah bening aorta dan organ lainnya. Karsinoma tumbuh di badan uteri, mungkin menyebar ke jaringan sekitar. Karsinoma telah menyebar ke kelenjar getah bening aorta, tidak ada penyebaran ke organ lainnya.



29



Stadium IV



Karsinoma menyebar ke dalam buli-buli atau rektum (bagian bawah usus besar), ke kelenjar getah bening di paha dan/atau organ yang lebih jauh seperti tulang, omentum, paru. Stadium Iva Karsinoma telah menyebar ke buli-buli atau rectum



2.7 Tatalaksana Jenis operasi yang paling sering dilakukan pada kanker endometrium adalah histerektomi. Operasi yang dilakukan untuk mengangkat rahim dan leher rahim disebut histerektomi total. Ketika rahim tersebut diangkat melalui sayatan di perut, itu adalah disebut histerektomi abdominal total (TAH). Jika rahim akan diangkat melalui Vagina, itu dikenal sebagai histerektomi vaginal. Suatu histerektomi radikal dilakukan ketika kanker endometrium telah menyebar ke leher rahim atau daerah sekitar leher rahim (parametrium). Dalam operasi ini, seluruh rahim, jaringan di samping uterus (parametrium dan ligamentum uterosakrum), dan bagian atas vagina (sebelah serviks) semua diangkat (American Cancer Society, 2012).



BAB 4 PEMBAHASAN Teori



Kasus Pada kasus ini, penderita seorang perempuan berusia 60 tahun Pasien



Faktor Risiko - ketidakseimbangan hormon 30



estrogen.  Kadar estrogen yang tinggi dalam sirkulasi dan kadar progesteron yang rendah menyebabkan efek mitogenik dari estrogen tidak diimbangi dengan efek inhibisi dari progesteron - Faktor risiko lainnya  adalah nuliparitas, akibat siklus menstruasi yang anovulatoir, obesitas, wanita dengan Indeks Massa Tubuh (IMT) di atas 25, Diabetes mellitus Tipe-2 dan hipertensi juga meningkatkan risiko kanker endometrium. Gejala Klinis Karsinoma Endometrium - Perdarahan uterus abnormal yang berupa metroragia atau perdarahan pascamenopause dan atau keputihan Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan patologi anatomi merupakan baku emas penentuan diagnosis kanker endometrium



31



mengalami haid pertama kali pada usia 15 tahun dengan siklus yang tidak teratur setiap bulannya, Pasien belum pernah hamil. Pasien menyangkal memiliki riwayat penyakit hipertensi, diabetes mellitus.



Pasien ini mengaku tahun 2018 mengalami perdarahan yang keluar terus menerus dan berulang dari jalan lahir disertai nyeri perut hingga terasa ke punggung . Pada pasien ini dijumpai hasil patologi anatomi berupa Uterus: Adenocarcinoma endometrium Kista: cystadenocarcinoma ovarii



BAB 5 KESIMPULAN Kanker endometrium merupakan kanker keenam yang paling sering terjadi pada wanita di seluruh dunia setelah kanker payudara, kolon, paru, serviks dan tiroid. Usia rata-rata kejadian adalah 63 tahun, sedangkan > 90% wanita lebih dari 50 tahun. Sebagian besar kanker endometrium terjadi setelah menopause. Etiologi kanker endometrium belum diketahui secara pasti, tetapi terdapat beberapa faktor risiko yang berhubungan. Faktor risiko utama adalah ketidakseimbangan hormon estrogen.



Jenis



adenokarsinoma.



histopatologi Adenokarsinoma



kanker



endometrium



endometrium



dibagi



tersering menjadi



adalah 2



tipe



berdasarkan gambaran morfologi, patogenesis dan prognosisnya. Pemeriksaan patologi anatomi merupakan baku emas penentuan diagnosis kanker endometrium. Namun, sebelum dilakukan pemeriksaan patologi anatomi, perlu dilakukan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang yang mendukung penentuan diagnosis. Jenis operasi yang paling sering dilakukan pada kanker endometrium adalah histerektomi. Operasi yang dilakukan untuk mengangkat rahim dan leher rahim disebut histerektomi total.



32



DAFTAR PUSTAKA 1. GLOBOCAN (2018). Cancer today. International Agency for Research on Cancer. 2. Plataniotis G, Castiglione M. Endometrial cancer: ESMO clinical practice guidelines for diagnosis, treatment and follow-up. Annals of Oncology. 2010;21:41–5. 3. SEER (2018). Cancer Stat Facts : Uterine Cancer. National Cancer Institute. 4. American Cancer Society (2018). Endometrial Cancer. American Cancer Society. 5. Winarto H, Kesty C, Fransisca RO, Munawaroh A, Nuranna L. Characteristics of endometrial cancer patients: A retrospective study on patients at Dr. Cipto Mangunkusumo Hospital period January 2014– December 2015. Advanced Science Letters. 2017;23(7):6714–6. 6. Creasman WT, Miller DS. Adenocarcinoma of the uterine corpus. In: Saia PJ, 7. Creasman WT, editors. Clinical gynecologic oncology. 8th ed. Philadelphia: Elsevier; 2012. p. 141–74. 8. Neacsu A, Marcu ML, Stanica CD, Braila AD, Pacu I, Ioan RG, et al. Clinical and morphological correlations in early diagnosis of endometrial cancer.



Romanian



Journal



of



Morphology



and



Embryology.



2018;59(2):527–31. 9. Smogeli, E. et al., 2016. L1CAM as a prognostic marker in stage I endometrial cancer : a validation study. BMC Cancer, pp.1–8. 10. Clarke, Megan A, et all. Association of Endometrial Cancer Risk With Postmenopausal Bleeding in Women. 2018; 178(9): 1210–1222. JAMA Internal Medicine. 11. Colombo,Nicoletta, et all. ESMO-ESGO-ESTRO Consensus Conference on Endometrial Cancer. 2016; 26(1): 2–30. International Journal of Gynecological Cancer



33



34



12. Cardenes HR, Look K, Michael H, Cerezo L. Chapter 67 : Endometrium. In :Halperin EC, Perez CA, Brady LW (ed). Perez and Brady’s Principles and Practice of Radiation Oncology. Fifth Edition. Philadelphia : Lippincott Williams & Wilkins;2012.p.1629-49. 13. World Health Organisation. World Cancer Factsheet. August 2012. 14. Bakkum-Gamez, JN. Current issues in the management of endometrial cancer. Mayo Clin Proc. 2008;83(1):97-112.