Laporan Kasus IG-Corpus Alienum Esofagus [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB I PENDAHULUAN



Benda asing di suatu organ merupakan benda yang asalnya dari luar tubuh atau dari dalam tubuh yang pada keadaan normal seharusnya tidak ada. Dari banyaknya kasus benda asing yang masuk ke dalam saluran cerna dan pernapasan anak-anak, sepertiganya tersangkut pada saluran pernapasan.1 Tertelan dan tersangkutnya benda asing adalah masalah utama anak usia 6 bulan hingga 6 tahun, namun dapat pula terjadi pada semua umur. Benda asing pada esofagus dapat berupa benda tumpul ataupun tajam ataupun makanan yang tersangkut dan terjepit di esofagus akibat tertelan. Biasanya anak-anak akan menelan benda kecil secara tidak sengaja seperti koin, peniti, baterai, krayon, ataupun bagian dari mainan.1,2 Sebanyak 80-90% benda asing esofagus akan melewati saluran pencernaan selama 7-10 hari tanpa komplikasi, adapun 10-20% sisanya membutuhkan tindakan lanjutan. Sekitar 70% dari 2.394 kasus benda asing esofagus ditemukan di daerah servikal, 12% di daerah hipofaring, dan 7,7% di daerah thorakal. Pada Januari 2014Desember 2016 di Departemen/SMF THT-KL RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado ditemukan 75 kasus corpus alienum esofagus.3,4 Terdapat berbagai pilihan penanganan yang tersedia untuk menangani kasus benda asing faring esofagus, diantaranya rawat inap atau observasi dengan rawat jalan, terapi farmakologi, endoskopi kaku, endoskopi lentur, ekstraksi dengan kateter 1



foley atau forceps, serta dengan metode businasi. Adapun esofagoskopi merupakan pendekatan yang paling populer, setiap teknik memiliki kelebihan dan keterbatasan sehingga keputusan suatu penanganan bergantung pada preferensi lokal dan personal serta standar operasional yang ada.4 Berikut ini akan dilaporkan sebuah kasus dengan diagnosis Corpus alienum esofagus yang ditemukan pada seorang anak perempuan di RSUD Datoe Binangkang di Lolak.



2



BAB II LAPORAN KASUS



A. Identitas Penderita Nama



: An. IT



Jenis Kelamin



: Perempuan



Umur



: 3 tahun



Tempat/TTL



: Lolak, 14-07-2017



Alamat



: Tandu



Pekerjaan



: Belum sekolah



Suku/Bangsa



: Indonesia



Agama



: Islam



Status



: Belum menikah



MRS



: 05 April 2021



No. RM



: 40.65.26



B. Anamnesis Keluhan utama Tertelan koin 1000



3



Riwayat penyakit sekarang Pasien anak perempuan 3 tahun diantar oleh keluarga dengan keluhan utama tertelan koin 1000. Kejadian tersebut terjadi beberapa jam sebelum masuk RS. Awalnya ibu pasien tidak mengetahui hal tersebut. Ketika ibu pasien menyuruh anaknya tidur, anak kemudian muntah-muntah, merasa tidak nyaman dan mengganjal dibagian tenggorokan. Anak lalu mengakui bahwa ia menelan koin, dan ibunya mencoba memasukkan jarinya ke dalam mulut untuk mengeluarkan koin tapi lokasi koin tidak terlihat. Anak dibawa ke mantri dan Puskesmas namun diminta untuk segera ke RS karena keterbatasan alat.



C. Pemeriksaan Fisik Status General Keadaan Umum



: Tampak sakit sedang



Kesadaran



: Compos Mentis (GCS Eye 4 Verbal 5 Motorik 6)



Respirasi



: 26 x/menit



Nadi



: 124 x/menit, regular, isi cukup



Suhu



: 36,4 C



Status lokalis : Orofaring dan mulut : Pemeriksaan Mulut/bibir Mukosa



Keterangan Jejas (-), massa (-), sianosis (-), simetris, uvula simetris, hiperemis (-), hipersalivasi (+) Warna sama dengan sekitar, lesi (-), darah (-), hiperemis (-), massa (-), stomatitis (-) 4



Lidah Palatum



Simetris, papil atrofi (-), stomatitis (-) Hiperemis (-), jejas (-), massa (-)



Tonsil Ukuran Warna



Dextra T1 Sama dengan sekitar



Sinistra T1 Sama dengan sekitar



Permukaan Kripte Detritus



Rata Melebar (-) (-)



Rata Melebar(-) (-)



Pemeriksaan Penunjang  Pemeriksaan Radiologi (Foto thorax PA 20/03/2021)



5



D. Resume Masuk Pasien anak perempuan 3 tahun, BB : 16,2kg, TB : 85cm, MRS 05 April 2021 pukul 16.30 WITA di RSUD Datoe Binangkang diantar oleh orangtuanya. Pasien datang dengan keluhan utama tertelan koin 1000. Kejadian tersebut terjadi beberapa jam sebelum masuk RS. Awalnya ibu pasien tidak mengetahui hal tersebut. Ketika ibu pasien menyuruh anaknya tidur, anak kemudian muntah-muntah, merasa tidak nyaman dan mengganjal dibagian tenggorokan. Anak lalu mengakui bahwa ia menelan koin, dan ibunya mencoba memasukkan jarinya ke dalam mulut untuk mengeluarkan koin tapi lokasi koin tidak terlihat. Anak dibawa ke mantri dan Puskesmas namun diminta untuk segera ke RS karena keterbatasan alat. Pada pemeriksaan fisik didapatkan, keadaan umum tampak sakit sedang, kesadaran compos mentis. Gizi normal. Nadi 124 kali/menit, respirasi 26 kali/menit, suhu badan 36,4oC dan saturasi oksigen 99%. Pada pemeriksaan fisik pada hidung tampak bekuan darah di hidung kiri. Pada pemeriksaan thorax dan abdomen tidak ditemukan kelainan. Diagnosis Corpus alienum esofagus E. Tindakan/Pengobatan -



Ekstraksi corpus alienum dengan kateter foley



-



Amoxicillin syrup 3x1 cth



-



Paracetamol syrup 3x1 cth



6



F. Prognosis Quo ad vitam



: bonam



Quo ad functionam : bonam Quo ad sanationam : bonam



7



BAB III PEMBAHASAN



Kasus diatas menjelaskan pasien anak perempuan berusia 3 tahun dengan keluhan utama tertelan koin 1000 beberapa jam sebelum masuk RS. Dari keluhan tersebut, harus diketahui terlebih dahulu lokasi benda asing yang tertelan. Esofagus memiliki 3 area utama penyempitan fisiologis yaitu : (1) sfingter esofagus bagian atas (UES) yang meliputi otot cricopharyngeus, (2) esofagus tengah tempat esofagus melintasi lengkung aorta, dan (3) sfingter esofagus bagian bawah (LES). Pada anak-anak, sekitar 74% benda asing terperangkap di tingkat UES. Pada orang dewasa, sekitar 68% penghalang terjadi di esofagus distal yang berhubungan dengan kelainan patologis.5 Saat anak dibawa ke Rumah Sakit, anak muntah 1x saat akan diperiksa, hipersalivasi, dan terus membuka mulutnya karena ada yang mengganjal di tenggorokan. Benda yang tertelan atau tersedot dapat menyebabkan keadaan darurat pernapasan, tanpa gejala atau dengan gejala. Gejala yang muncul dapat berupa keluhan gastrointestinal (GI) atau pernapasan. Gejala GI termasuk disfagia, hipersalivasi, tersedak, muntah-muntah, anoreksia, nyeri leher atau tenggorokan, sensasi benda asing di tenggorokan, atau penolakan untuk makan atau minum. Benda asing di esofagus juga dapat menyebabkan keluhan pernafasan karena dengan mudah dapat menekan dinding trakea posterior atau laring sehingga menyebabkan batuk, stridor, mengi, atau tersedak.6 8



Pemeriksaan penunjang dilakukan dengan foto thorax PA, kesan tampak koin berada pada C6-C7. Foto rontgen polos esofagus servikal dan torakal anteroposterior dan lateral harus dilakukan pada semua pasien yang diduga tertelan benda asing. Letak uang logam umumnya koronal maka pada foto rontgen servikal atau torakal posisi PA akan dijumpai bayangan radioopak berbentuk bundar, adapun pada foto posisi lateral dijumpai garis radioopak yang sejajar dengan kolumna vertebralis.1,5 Tatalaksana awal yang dilakukan pada kasus ini dengan Heimlich Manuever. Tindakan tersebut tidak berhasil, sehingga dilakukan ekstraksi dengan kateter foley. Perhatian pertama pada setiap benda asing yang dicurigai adalah pengelolaan jalan napas. Ketika prosedur ekstraksi akan dilakukan, pemeriksaan harus diulangi jika beberapa jam telah berlalu sejak radiografi awal untuk menentukan apakah benda telah berpindah ke perut. Benda asing di sepertiga bagian atas esofagus biasanya memerlukan ekstraksi segera karena adanya risiko aspirasi, dan benda apa pun yang menyebabkan gejala harus dikeluarkan. Koin yang tersimpan di esofagus bagian bawah sering masuk ke perut tanpa intervensi.6 Penatalaksanaan benda asing pada esofagus dilakukan dengan tindakan esofagoskopi dengan menggunakan cunam yang sesuai dengan benda asing tersebut. Sebagai gold standard, tindakan ini memberikan keuntungan ekstraksi dengan visualisasi langsung. Adapun risiko perforasi yang terjadi rendah dan memungkinkan untuk mengidentifikasi kelainan dan cedera esofagus. Akan tetapi, karena intubasi diperlukan, jalan nafas harus dilindungi dan dikendalikan, sehingga kerugiannya adalah risiko anestesi umum dan mahalnya biaya prosedur.1,6 9



Tindakan dengan kateter foley dilakukan dengan memasukkan perlahan kateter untuk mencegah masuknya ke jalan napas, dan pemantauan diperlukan untuk gejala iritasi saluran napas, termasuk batuk atau dispnea, namun efek samping ringan dapat terjadi. Misalnya, ekspansi balon kateter foley yang berlebihan dapat menyebabkan cedera esofagus atau spasme laring, sedangkan inflasi balon yang tidak mencukupi mungkin tidak berhasil dalam esktraksi benda asing. Keuntungan ekstraksi dengan menggunakan kateter foley adalah operator tidak memerlukan pelatihan khusus, dan prosedur tidak perlu dilakukan dengan sedasi atau panduan fluoroskopi. Kerugiannya adalah dalam beberapa kasus pemasangan kateter sulit dilakukan tanpa sedasi karena pasien cenderung menggigit kateter.7



10



DAFTAR PUSTAKA



1. Soepardi E A, Iskandar N, Bashiruddin J, Restuti R D. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga, Tenggorok, Kepala, dan Leher. Edisi keenam. Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2007 2. Fielding J W, Hallissey M T. Upper Gastrointestinal Surgery. London : Springer; 2005 3. Conners G P. Pediatric Foreign Body Ingestion. 2018. Available from URL : https://emedicine.medscape.com/article/801821-overview 4. Wallah I, Mengko S K, Tumbel R E. Benda Asing Faring Esofagus di Bagian KSM THT-KL RSUP Prof Dr. R. D. Kandou Manado Periode Januari 2014 – Desember



2016.



2017.



Available



from



URL



:



https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/eclinic/article/view/18572/18099 5. Schaefer T J, Trocinski D. Esophageal Foreign Body. 2020. Available from URL : https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK482131/ 6. Skae C C. Esophageal Foreign Body : American Academy of Pediatrics. 2005. Available from URL : https://pedsinreview.aappublications.org/content/26/1/34 7. Choe J Y, Choe B H. Foreign Body Removal in Childeren Using Foley Catheter or Magnet Tube from Gastrointestinal Tract. 2019. Available from URL : https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC6416381/



11