Laporan Kasus Inkompatibilitas ABO [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PRESENTASI KASUS



Hiperbilirubinemia et causa Inkompatibilitas ABO



Penulis Patricia Christiani Untoro 071.2010.0016



Pembimbing dr. Vinia Rusli, SpA



Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Pelita Harapan Siloam Hospitals Lippo Village Tangerang 2014



1|Page



Identitas No. Med Rec



: 61-15-05



Nama



: By. S



Umur



: 0 hari



Jenis kelamin



: Laki-laki



Berat badan lahir



: 2850 gr



Panjang badan lahir



: 48 cm



Agama



: muslim



Alamat



: palasari



Kebangsaan



: Indonesia



Anamnesa Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis ibu pasien



Riwayat Perjalanan Penyakit Riwayat penyakit sekarang Bayi terlihat kuning kurang dari 24 jam setelah lahir. Riwayat kehamilan ibu merupakan kehamilan pertama. Ibu rutin kontrol kehamilan di bidan dan terkadang ke dokter kandungan. Menurut pengakuan ibu, selama hamil hanya mengonsumsi vitamin yang diberikan bidan dan dokter kandungan. Riwayat konsumsi obat-obatan lain tidak ada. Ibu tidak mengetahui golongan darah serta rhesusnya. Suami pasien juga tidak mengetahui golongan darah dan rhesusnya.



Riwayat penyakit dahulu (-)



Riwayat penyakit keluarga Riwayat kuning pada saat di keluarga besar pasien, ibu tidak mengetahui dengan pasti, tetapi sepengetahuan ibu, tidak ada.



Riwayat sosial ekonomi Ayah pasien



: bekerja di pabrik, sebagai karyawan 2|Page



Ibu pasien



: pedagang warung di rumah



Kesan



: ekonomi menengah, kedua orang tua pasien memiliki jaminan



kesehatan BPJS kelas 3



Riwayat Kehamilan Ibu hamil G1P0A0 gravida 40 minggu. Hari pertama mens terakhir 26 desember 2013. Ibu menyatakan rajin kontrol kehamilan satu bulan sekali di bidan dan terkadang ke dokter kandungan. Ibu mengaku rutin meminum vitamin seperti SF yang diberikan oleh bidan di puskesmas. Tidak ada penyulit pada ibu selama proses kehamilan.



Riwayat Persalinan Bayi lahir laki-laki persalinan spontan pada tanggal 7 oktober 2014 pukul 13.38. Bayi lahir langsung menangis kuat, warna kulit kemerahan, tonus otot baik, umbilikal terdiri atas 2 arteri dan 1 vena. APGAR score menit ke 1 : 8, menit ke 5 : 9. Plasenta lahir spontan, lengkap. Ketuban pecah



: 15 jam 38 menit



Kala 1



: 14 jam 15 menit



Kala 2



: 28 menit



Kala 3



: 5 menit



Pemeriksaan fisik Keadaan umum



: baik



Kesadaran



: compos mentis



Laju nadi



: 142 bpm teraba kuat, reguler



Laju napas



: 46 x/min



Suhu



: 36.80C



Berat badan



: 2850 gr



Panjang badan



: 48 cm



Lingkar kepala



: 32 cm



Status Generalis Kepala



: caput (+)



Lingkar kepala



: 32 cm



Mata



: normal 3|Page



Hidung



: normal, napas cuping hidung (-)



Trauma lahir



: (-)



Mulut



: sianosis (-), mukosa mulut basah



Leher



: ROM luas



Thorax



: retraksi (-) 



Jantung : o Inspeksi : ictus cordis tidak terlihat o Bunyi jantung s1/s2 reguler, murmur (-)







Paru



:



o Inspeksi



: simetris



o Palpasi



: chest expansion simetris



o Perkusi



: sonor



o Auskultasi



: bronchivesikuler +/+



Abdomen 



Inspeksi



: cembung







Auskultasi



: bising usus (+) normal







Perkusi



: timpani (+) pada seluruh lapang abdomen







Papasi



: teraba supel



Genitalia



: kedua testis bilateral sudah turun



Kulit



: icteric (+)



Punggung



: dimple (-), spina bifida (-)



Extremitas



: akral hangat, CRT < 2s



Refleks primitif Oral



: baik



Moro



: baik



Palmar grasp



: baik kanan dan kiri



Plantar grasp



: baik kanan dan kiri



4|Page



Pemeriksaan penunjang lab 7 Oktober 2014 15.51 TEST



RESULT



UNIT



REFERENCE RANGE



HEMATOLOGY Complete Blood Count Haemoglobin



17.10



g/dL



15.20 – 23.60



Hematocrit



49.80



%



44.00 – 72.00



Erythrocyte (RBC)



4.99



10^6/µL



3.60 – 4.30



White Blood Cell



14.40



10^3/µL



9.40 – 34.10



Platelete Count



284.00



10^3/µL



84.00 – 478.00



MCV



99.80



fL



98.00 – 122.00



MCH



34.30



Pg



33.00 – 41.00



MCHC



34.30



g/dL



31.00 – 35.00



MCV, MCH, MCHC



Blood group



A



Rhesus



+



5|Page



Lab 9 Oktober 2014 10.09 TEST



RESULT



UNIT



REFERENCE RANGE



HEMATOLOGY Complete Blood Count Haemoglobin



20.28



g/dL



15.20 – 23.60



Hematocrit



54.85



%



44.00 – 72.00



Erythrocyte (RBC)



5.85



10^6/µL



3.60 – 4.30



White Blood Cell



19.84



10^3/µL



9.40 – 34.10



Platelete Count



292.30



10^3/µL



84.00 – 478.00



MCV



93.79



fL



98.00 – 122.00



MCH



34.67



Pg



33.00 – 41.00



MCHC



36.96



g/dL



31.00 – 35.00



MCV, MCH, MCHC



Lab 8 Oktober 2014  Gambaran darah tepi Eritrosit



Normositik normokrom, ditemukan eritrosit berinti (2/100L). Kesan jumlah normal.



Leukosit



Kesan morfologi dijumpai granulas toksik & vakuolisasi pada sitoplasma PMN, tidak ditemukan sel blast atau sel-sel muda lainnya.



Platelet



Kesan jumlah normal, distribusi merata. Kesan morfologi normal, tidak dijumpai giant trombosit.



Kesan



Gambaran leukosit menunjukkan adanya reaksi inflamasi.



6|Page



Lab 8 Oktober 2014 TEST



RESULT



UNIT



REFERENCE RANGE



Total bilirubin neonatus



8.70



mg/dL



1 day



< 6.0 mg/dL



2 day



< 7.0 mg/dL



3-5 day



< 12 mg/dL



6-31 day



< 10 mg/dL



Lab 10 Oktober 2014 TEST



RESULT



UNIT



REFERENCE RANGE



Total bilirubin neonatus



18.20



mg/dL



1 day



< 6.0 mg/dL



2 day



< 7.0 mg/dL



3-5 day



< 12 mg/dL



6-31 day



< 10 mg/dL



Resume Lahir bayi laki-laki dari ibu berusia 21 tahun yang merupakan kehamilan pertama. Bayi lahir secara persalinan spontan pervaginam dengan usia kehamilan 41 minggu. Bayi lahir langsung menangis, air ketuban berwarna jernih. APGAR score 8/9. Gerak bayi aktif, tonus otot baik, warna kulit kemerahan, dengan sedikit caput pada kepala bayi. Bayi sebelum usia 24 jam tiba-tiba menjadi ikterik yang terlihat pada kulit bayi. Riwayat kehamilan ibu diakui ibu rutin kontrol ke bidan selama kehamilan dan terkadang ke dokter kandungan, ibu juga rutin mengonsumsi vitamin yang diberikan oleh bidan dan dokter kandungan. Ibu menyangkal penggunaan obat-obatan lain selama masa kehamilan. Pada pemeriksaan fisik didapatkan kuning pada bayi dengan skala kramer 2-3. Pada pemeriksaan penunjang didapatkan hasil total bilirubin 8.7 mg/dL pada usia bayi 17 jam. Usia bayi 67 jam hasil bilirubin total 18.20 mg/dL.



7|Page



Diagnosis Diagosis kerja



: hiperbilirubinemia et causa inkompatibilitas ABO



Diagnosis banding



: hiperbilirubinemia et causa inkompatibilitas rhesus Hiperbilirubinemia et causa sepsis neonatorum awitan dini



Terapi Foto terapi



Pemantauan 8 Oktober 2014 S: 



Gerak bayi aktif, bayi menyusu kuat, belum BAK , sudah BAB O:







Tanda-tanda vital dalam batas normal







Bayi terlihat ikterik, skala kramer 2-3







Hasil bilirubin total 8.7 mg/dL (usia bayi 17 jam) A:







Neonatus cukup bulan sesuai masa kehamilan usia 20 jam







Ikterus neonatorum et causa suspect inkompatibilitas ABO, rhesus P:







Asi ad Lib.







Cek GDT, Coombs test, G6PD, golongan darah ibu, foto terapi



9 oktober 2014 S: 



Bayi menyusu kuat







Muntah 2 kali ketika diberi minum 10 – 30 ml







Sudah BAB dan BAK







Post fototerapi 18 jam O: 8|Page







Bayi compos mentis, gerak aktif, tanda-tanda vital stabil







Kuning pada bayi menurun







Hasil golongan darah ibu O+, hasil golongan darah bayi A+ A:







Neonatus cukup bulan sesuai masa kehamilan







Ikterus neonatorum et causa inkompatibilitas ABO P:







ASI / susu formula 8x  15-20 cc







Fototerapi lanjut hingga 24 jam







Cek ulang bilirubin total



10 oktober 2014 S: 



Bayi menghisap lemah







Sudah BAK dan BAB O:







Bayi compos mentis, tanda-tanda vital stabil, caput mengecil







Kuning (+) kramer 3-4 A:







Neonatus cukup bulan sesuai masa kehamilan







Ikterus neonatorum et causa inkompatibilitas ABO P:







Cek bilirubin total 11 oktober 2014  bayi dan ibu pulang paksa



Analisa Kasus Pasien bayi laki-laki usia 17 jam dengan keluhan kuning yang terlihat pada kulit pasien. DD yang pertama kali harus dipikirkan ialah : apakah pasien menderita ikterus neonatorum et causa ABO inkompatibilitas, inkompatibilitas rhesus, atau sepsis neonatorum awitan dini. Inkompatibilitas ABO dan rhesus belum dapat disingkirkan, 9|Page



karena ibu dan ayah pasien masing-masing tidak mengetahui golongan darah dan rhesusnya. Sementara, sepsis neonatorum awitan dini sudah dapat disingkirkan dengan tidak adanya faktor risiko pada ibu yang dapat menyebabkan bayinya menderita sepsis. Faktor risiko pada ibu yang memungkinkan untuk bayi menderita sepsis ialah1 : 



Persalinan dan kelahiran kurang bulan







Ketuban pecah lebih dari 18 – 24 jam







Chorioamnionitis







Persalinan dengan tindakan







Demam pada ibu (>38.40C)







Infeksi saluran kencing pada ibu







Faktor sosial ekonomi dan gizi pada ibu



Tidak adanya faktor risiko pada ibu yang dapat menyebabkan sepsis pada bayi dapat menyingkirkan diagnosis banding sepsis pada bayi. Karena sepsis dapat disingkirkan, maka dua DD yang masih mungkin ialah inkompatibilitas ABO atau inkompatibilitas rhesus. Oleh karena itu, pemeriksaan penunjang berupa golongan darah dan rhesus ibu sangat diperlukan guna menunjang diagnosis pada pasien. Dari hasil pemeriksaan penunjang berupa golongan darah ibu dan pasien, didapatkan hasil bahwa golongan darah ibu O dengan rhesus + , sementara golongan darah bayi A dengan rhesus +. Oleh karena itu dapat ditegakkan diagnosis bahwa penyebab kuning pada usia bayi < 24 jam pada pasien merupakan akibat dari hemolisis berlebih akibat imkompatibilitas ABO.



10 | P a g e



Tinjauan pustaka Definisi Icterus atau jaundice terjadi apabila terdapat akumulasi bilirubin indirek di dalam darah yang dapat menyebabkan kulit atau sklera pada bayi (neonatus) menjadi berwarna kekuningan. Bilirubin indirek merupakan jenis bilirubin yang larut dalam lemak. Pada orang dewasa, icterus baru akan bermanifestasi apabila kadar bilirubin dalam darah > 2 mg/dL (>17 µmol). Pada neonatus, kadar bilirubun dalam darah sebesar > 5 mg/dL (> 86µmol) akan menimbulkan gejala kuning.2 Icterus berbeda dengan hiperbilirubinemia. Hiperbilirubinemia merupakan istilah yang dipakai dalam konteks ikterus neonatorum setelah adanya hasil laboratorium yang menunjukkan adanya peningakatan kadar bilirubin dalam darah. Ikterus pada neonatus terbagi dalam dua golongan, yakni ikterus fisiologis dan ikterus patologis. Perbedaan antara ikterus fisiologis dan ikterus patologis dapat dilihat pada tabel 1.



Tabel 1. Klasifikasi ikterus pada neonatus



Onset



Tanda / gejala



Klasifikasi



Segera setelah lahir (