Inkompatibilitas Baru [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

TUGAS STUDI KASUS INKOMPATIBILITAS OBAT SEDIAAN KAPSUL (Sebagai salah satu tugas mata kuliah Interaksi Obat oleh dosen pengampu Ibu Shandra Isasi, M.Sc., Apt dan Ibu Tovani Sri, M.Si., Apt)



Disusun oleh: Alinda Agustina



(P2.06.30.1.18.002)



M. Rikza Kirana



(P2.06.30.1.18.016)



Nefi Nurhidayah



(P2.06.30.1.18.019)



Nujia Anjainah



(P2.06.30.1.18.022)



Sri Rahayu R



(P2.06.30.1.18.025)



D III FARMASI POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES TASIKMALAYA 2020



INKOMPATIBILITAS PADA SEDIAAN KAPSUL I.



TUJUAN Untuk mengetahui inkompatibilitas pada sediaan kapsul.



II.



ALAT DAN BAHAN Alat : 1.



Stamper



Bahan :



2.



Mortar



1. Aminophylin



3.



Spatula



2. Prednisone



4.



Kapsul



3. Vitamin C



5.



Alat pengisi kapsul



4. Ephedrine



6.



Plastik klip obat



5. Kapsul kosong



7.



Etiket obat



III. RESEP OBAT dr. Jimin SIP:129/3827/DU/427.423/IV/2016 Jl. Samudra No. 2 Ciamis No. 011



Tgl: 14/1/2019



R/   Aminophylin              Ephedrine



  0,2              0,015



Prednisone                 



 0,05



Vit C                            



0,05



Mf pulv dtd no XXX (da in caps) ʃ tdd cap I Pro



: Ari



Umur : 39 thn Alamat : Jl. Baru No. 17



 Soal 1. Analisis inkompatibilitas fisika/kimia yang terjadi pada resep tersebut. 2. Jelaskan solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut.  Pembahasan 1. Terdapat inkompatibilitas pada resep diatas yaitu inkompabilitas fisika dan kimia yaitu terjadi perubahan warna cokelat dan lembab. 2. Adapun solusi yang dapat dilakukan yaitu Vit.C dibuat dalam bentuk serbuk tersendiri dan untuk Ephedrine diganti terlebih dahulu dalam bentuk garamnya. IV. CARA KERJA 1. Siapkan alat dan bahan. 2. Lalu timbang semua bahan. 3. Masukkan aminophylin kemudian gerus hingga homogen. 4. Masukkan ephedrine dalam bentuk garamnya, lalu campurkan hingga homogen. 5. Masukkan Prednison kemudian kembali gerus hingga homogen. 6. Masukkan Vitamin C yang sudah dalam serbuk. 7. Bagi menjadi 30 bagian. 8. Masukkan ke dalam kapsul No.2 9. Kemudian masukkan ke dalam plastik klip lalu beri etiket.



Studi



Kasus



Sediaan



Racikan



Kapsul



Mengandung



Amitriptilin,



Trifluoperazine Dihidroklorida Dan Alprazolam Resep racikan sediaan kapsul mengandung Amitriptilin, Trifluoperazine Dihidroklorida dan Alprazolam merupakan contoh peracikan yang dilakukan di salah satu rumah sakit swasta di Semarang. 1.Analisis inkompatibilitas fisika/ kimia yang terjadi Berdasarkan



kajian



potensi



inkompatibilitas



dari



Journal



of



Pharmaceutical Science and Clinical Research (JPSCR) bahwa resep racikan kombinasi AMT, TFP dan ALP memiliki beberapa permasalahan. Pertama, AMT dan TFP merupakan obat dalam bentuk garam. Obat dalam bentuk garam bersifat higroskopis (memiliki kemampuan menyerap dan menahan lembab pada berbagai suhu dan kelembaban) (gupta et al, 2018). Sifat tersebut mendasari pabrik farmasi membuat sediaan AMT dan TFP dalam bentuk tablet salut. AMT, TFP dan ALP merupakan tablet salut film (anonim, 2017). Salut film berfungsi untuk menutupi rasa dan bau obat yang tidak enak, serta menjaga stabilitas obat dari pengaruh kelembaban dan cahaya (Gaur et al, 2014; Gracia-Vasques et al, 2017). Kegiatan memotong atau menghancurkan tablet salut film dapat menurunkan stabilitas obat (Royal Pharmacutical Society, 2011), dalam hal ini menyebabkan ketiga obat tersebut terpapar oleh udara yang lembab. Kelembaban dalam serbuk tidak boleh dianggap remeh karena dapat memicu pertumbuhan mikroba, mengurangi estetika, dan merusak bahan aktif. Diketahui bahwa AMT dan ALP berpotensi mengalami hidrolisis karena pengaruh lembab (Castarieda et al, 2009; Gonsalves et al, 2010; shaikh and Jain, 2018). Hal ini berpotensi merusak AMT dan ALP dalam sediaan kapsul yang terbuat dar gelatin karena kapsul juga mengalami instabilitas fisik yaitu menjadi lembek apabila disimpan pada kelembaba tinggi (Allen, 2015). Permasalahan kedua yaitu AMT, TFP, dan ALP diketahui tidak stabil terhadap paparan cahaya matahari atau sinar UV (Chauhan et al, 2017; Shetti



and Venkatachalam, 2010; Trawinski and Skibinski, 2017). Oleh sebab itu, pada saat proses pembuatan dan penyimpanan harus dijauhkan dari jangkauan sinar matahari, tidak boleh dikemas di plastik klip biasa karena dapat merusak obat. 2. Solusi Berdasarkan hasil study ini, tenaga kefarnasian di rumah sakit harus melakukan pengkajian dan analisis terhadap resep-resep racikan di rumah sakit yang memiliki resiko tertingi atau frekuensi kemunculan tertinggi, sebagai salah satu bentuk penjaminan mutu sediaan racikan. Tenaga kefarmasian harus mampu memahami setiap aspek fisika dan kimia dari suatu obat, sehingga dapat melakukan skrining resep dengan baik dpat memberikan solusi terbaik jika terdapat permasalahn dalam sediaan racikan.



Daftar Pustaka Departemen Kesehatan. Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan. Farmakope Indonesia Edisi ke 4. Jakarta : Departemen Kesehatan. Kasanah D A, Putri D, Yuliani S, Dwiastuti R. (2019). Kajian Potensi Inkompatibilitas dan Instabilitas: Studi Kasus Sediaan Racikan Mengandung Amitriptilin, Trifluoperazine Dihidroklorida dan Alprazolam. [online] https://jurnal.uns.ac.id/jpscr/article/view/34187 (diakses pada tanggal 05 Februari 2020)