Laporan Kasus Obstetri SC A.I Plasenta Previa [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN MATERNITAS PADA Ny. H DENGAN POST OP SECTIO CAESARIA ATAS INDIKASI PLASENTA PREVIA DI RUANG OBSTETRI RSUP Dr. KARIADI SEMARANG



DISUSUN OLEH : ANNISA HASNA YUANIHSAN P.1337420919058



PROGRAM STUDI SARAJANA TERAPAN DAN PROFESI NERS JURUSAN KEPERAWATAN POLTEKKES KEMENKES SEMARANG 2019



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Plasenta previa adalah kondisi ketika ari-ari atau plasenta berada di bagian bawah rahim, sehingga menutupi sebagian atau seluruh jalan lahir. Selain menutupi jalan lahir, plasenta previa dapat menyebabkan perdarahan hebat, baik sebelum maupun saat persalinan. Perdarahan pada kehamilan harus dianggap sebagai kelainan yang berbahaya . Perdarahan pada kehamilan muda disebut sebagai abortus sedangkan perdarahan pada kehamilan tua disebut perdarahan anterpartum. Batas teoritis antara kehamilan muda dengan kehamilan tua adalah 22 minggu mengingat kemungkinan hidup janin diluar uterus . Perdarahan anterpartum biasanya berbatas pada perdarahan jalan lahir setelah kehamilan 22 minggu tapi tidak jarang terjadi pula pada usia kandungan kurang dari 22 minggu dengan patologis yang sama. Perdarahan saat kehamilan setelah 22 minggu biasanya lebih berbahaya dan lebih banyak daripada kehamilan sebelum 22 minggu . Oleh karena itu perlu penanganan yang cukup berbeda . Perdarahan antepartum yang berbahaya umumnya bersumber pada kelainan plasenta, sedangkan perdarahan yang tidak bersumber pada kelainan plasenta umpamanya kelainan serviks biasanya tidak seberapa berbahaya. Pada setiap perdarahan anterpartum pertama-tama harus selalu dipikirkan bahwa hal itu bersumber pada kelainan plasenta. Perdarahan anterpartum yang bersumber dari kelainan plasenta yang secara klinis biasanya tidak terlampau sukar untuk menentukannya ialah plasenta previa dan solusio plasenta serta perdarahan yang belum jelas sumbernya . Perdarahan anterpartum terjadi kira-kira 3 % dari semua persalinan yang terbagi atas plasenta previa , solusio plasenta dan perdarahan yang belum jelas penyebabnya. Pada umumnya penderita mengalami perdarahan pada triwulan tiga atau setelah usia kehamilan , namun beberapa penderita mengalami perdarahan sedikit-



sedikit kemungkinan tidak akan tergesa-gesa datang untuk mendapatkan pertolongan karena disangka sebagai tanda permulaan persalinan biasa. Baru setelah perdarahan yang berlangsung banyak , mereka datang untuk mendapatkan pertolongan. Setiap perdarahan pada kehamilan lebih dari 22 minggu yang lebih banyak pada permulaan persalinan biasanya harus lebih dianggap sebagai perdarahan anterpartum apapun penyebabnya , penderita harus segera dibawah ke rumah sakit yang memiliki fasilitas untuk transfusi darah dan operasi . Perdarahan anterpartum diharapkan penanganan yang adekuat dan cepat dari segi medisnya maupun dari aspek keperawatannya yang sangat membantu dalam penyelamatan ibu dan janinnya. Berdasarkan latar belakang tersebut, saya sebagai perawat tingin mengetahui lebih lanjut mengenai asuhan keperawatan maternitas pada ibu hamil dengan plasenta previa di Ruang Obstetri RSUP Dr. Kariadi Semarang.



B. TUJUAN 1. Tujuan Umum Mampu menerapkan asuhan keperawatan klien dengan plasenta previa 2. Tujuan Khusus a. Dapat melakukan pengkajian secara langsung pada klien plasenta previa. b. Dapat merumuskan masalah dan membuat diagnosa keperawatan pada klien plasenta previa. c. Dapat membuat perencanaan pada klien plasenta previa. d. Mampu



melaksanakan



tindakan



keperawatan



dan



mampu



mengevaluasi tindakan yang telah dilakukan pada klien plasenta previa. 



BAB II ASUHAN KEPERAWATAN MATERNITAS PADA Ny. H DENGAN POST OPERASI SECTIO CAESARIA ATAS INDIKASI PLASENTA PREVIA DI RUANG OBSTETRI RSUP Dr. KARIADI SEMARANG Nama Mahasiswa



: Annisa Hasna Yuanihsan



NIM



: P1337420919058



Tanggal Pengkajian



: 25 November 2019 jam



Ruang / RS



: Obstetri / RSUP Dr. Kariadi Semarang



A. DATA UMUM KLIEN 1. Initial klien



: Ny. H



2. Usia



: 29 tahun



3. Status Perkawinan



: Menikah



4. Pekerjaan



: Wiraswasta



5. Pend. terakhir



: Sarjana



6. Alamat



: Cabean Demak



7. No Register



: C789604



8. Diagnosa Medis



: Post Op SCTP a.i Plasenta Previa Marginalis dan



Kista Ovarium Sinistra B. DATA PENANGGUNG JAWAB 1. Initial Penanggug jawab



: Tn. H



2. Usia



: 30 tahun



3. Pekerjaan



: Swasta



4. Pend. terakhir



: Sarjana



5. Alamat



: Cabean, Demak



6. Hubungan dengan klien



: Suami



C. RIWAYAT KESEHATAN



1. Keluhan Utama Klien mengatakan nyeri pada luka operasi dan merasa lemas 2. Riwayat Kehamilan Sekarang Klien sebelumnya sudah hamil cukup bulan (38 minggu). Klien datang ke IGD pada tanggal 25 November 2019 pukul 05.00 WIB dengan keluhan kenceng-kenceng di sertai keluarnya banyak darah dari jalan lahir. Setelah dilakukan periksa dalam, belum ada pembukaan namun darah terus mengalir dari jalan lahir. Kemudian di programkan SC Cito pada tanggal 25 November 2019 pukul 06:30 WIB dikarekan hasil pemeriksaan menujukkan Klien mengalami Plasenta Previa Margibalis Berdarah disertai Kista Ovarium Sinistra. Bayi lahir dengan jenis kelamin perempuan, berat badan 2700 gram. 3. Riwayat Obstetri Status Obstetri : P2 A0 Masalah Anak Jenis Tahun ke Persalinan 1



2



2017



2019



Spontan



SC



Jenis Kelamin



Penolong



Ket Hidup atau Mati



Laki-laki



Dokter



Hidup



Perempuan



Dokter



Hidup



Kehamilan



Normal Plasenta previa marginal berdarah + Kista ovarium sinistra



4. Riwayat Keperawatan Sekarang : Pada tanggal 25 November 2019 pukul 05.00 WIB dengan keluhan kenceng-kenceng disertai keluarnya banyak darah dari jalan lahir. Klien dioperasi tanggal 25 November 2019 pukul 06.30 WIB, bayi lahir perempuan dengan berat bayi 2700 gram. Kemudian klien dan bayi



dipindahkan ke ruang obstetri untuk dilakukan perawatan lebih lanjut.Keluhan klien saat ini yaitu nyeri pada luka post operasi. C. PEMERIKSAAN FISIK 1. Status Obstetri



: P2A0



2. Keadaan umum Kesadaran



: GCS (Glasgow Coma Scale) E4 –M6 –V5 = 15 (normal, termasuk kesadaran compos mentis)



3. Tanda – tanda vital : TD



: 90 / 70 mmHg



Suhu



: 36,5 0C



Nadi



: 88 x/menit



Pernafasan



: 18 x/menit



4. Kepala a. Kepala



: ukuran kepala mesochepal, semetris kanan kiri, tidak ada nyeri tekan dan massa/ benjolan



b. Leher



: tidak ada pembesaran pada kelenjar tiroid, tidak ada lesi



c. Mata



: sklera tidak ikterik, mata simetris, konjungtiva anemis, tidak terdapat kantung mata, kornea berwarna bening, warna iris berwarna hitam.



d. Hidung



: simetris, tidah ada polip, tidak ada sekret, penciuman baik



e. Mulut



: tidak terdapat sianosis maupun stomatitis, lidah bersih,



terdapat karies gigi. f. Telinga



: simetris, bersih, tidak ada serumen, tidak ada nyeri tekan, tidak ada lesi dan tidak menggunakan alat bantu dengar, fungsi pendengaran baik



5. Dada a. Jantung



: ictus cordis tidak tampak, teraba pada IC 4-5, perkusi redup, auskultasi S1 dan S2



b. Paru



: pergerakan simetris, tactil fremitus sama kuat, perkusi



sonor, bunyi vesikuler c. Payudara Kebersihan



: payudara bersih, areola berwarna hitam, putting susu bersih



Kesimetrisan



: payudara simetris, tidak ada benjolan, tidak ada Lesi



Putting susu : putting susu keluar, pengeluaran ASI banyak dan ibu mampu menyusui 6. Abdomen a. Involusio Uterus : keras Fundus Uteri : 2 jari dibawah umbilicus (10 cm dari simpisis pubis) Kontraksi : kuat Posisi : tengah b. Kandung kemih : Tidak ada distensi kandung kemih c. Diastasis rektus abdominis d. Fungsi pencernaan



:



: 10cm x 3cm Klien belum BAB sejak post operasi,



peristaltic usus terdengan 5 kali/menit e. Masalah khusus : Tampak luka bekas operasi pada bagian abdomen klien. Klien mengatakan terkadag merasa nyeri bagian luka operasi. Pengkajian Nyeri (Numeric Rating Scale) : P : luka jahitan bekas operasi dirasakan saat melakukan aktivitas Q : seperti tersayat-sayat R : bagian abdomen S : skala 4 T : nyeri saat melakukan aktivitas, nyeri muncul kurang lebih 10 menit 7. Perineum dan Genetalia :



Tampak utuh dan bersih, terpasang kateter, terdapat lokhea rubra warna merah segar, bau amis darah, PPV : ± 250 cc/ 24 jam, tidak ada luka perineum, tidak ada hemoroid 8. Ekstremitas a. Ekstremitas atas Tangan kanan dan kiri : kekuatan otot skala 5, gerakan normal penuh, menentang gravitasi dengan pertahanan penuh, klien mampu menggenggam dengan erat dan mengangkat kedua tangannya keatas b. Ekstremitas bawah Kaki kanan dan kiri : kekuatan otot skala 3, gerakan normal, menentang gravitasi, klien mampu mengangkat kaki tetapi langsung diturunkan karena nyeri D. POLA FUNSIONAL GORDON 1. Manajemen Kesehatan Klien selalu berusaha untuk menjaga kesehatannya. Hal ini terbukti jika Klien atau ada keluarga yang sakit maka segera diperiksakan ke tempat pelayanan kesehatan yang terdekat untuk mengatasi. Setelah diberikan penjelasan oleh petugas kesehatan mengenai penyakitnya, Klien mengerti dan paham mengenai sakitnya. 2. Eliminasi a. BAB Kebiasaan BAB : 1 kali / hari Konstipasi



: tidak



Konsistensi



: lunak



Warna



: coklat



Terakhir BAB



: 24 November 2019



b. BAK Kebiasaan BAK : terpasang kateter, jumlah urine 1000 cc/8jam Warna



: jernih



3. Oksigenasi Klien tidak merasa sesak napas sehingga tidak terpasang nasal kanul. 4. Nutrisi dan cairan Asupan Nutrisi



: 3x / hari



Asupan Cairan



: jumlah : 1000 cc



Nafsu makan



: baik, porsi sedang



Jenis



: karbohidrat, lemak, dan protein



BB



: 58 kg



TB



: 158 cm



IMT



:



kg/m2 (normal)



5. Istirahat dan tidur a. Pola tidur Kebiasaan tidur malam : 8 jam / hari Kebiasaan tidur siang



: 1-2 jam / hari



6. Mobilisasi dan latihan a. Tingkat mobilisasi : Baik Kemampuan perawatan diri



0



1.



Makan/minum







2.



Mandi



3.



Toilet



4.



Berpakaian



5.



Mobilitas ditempat tidur



6.



Berpindah (ROM)



1



2



  



ambulasi 



 Keterangan : 0      :   Mandiri 1      :   Dibantu dengan alat 2      :   Dibantu orang lain/keluarga/perawat



3



4



3      :   Dibantu orang lain dan alat 4      :   Tergantung sepenuhnya 7. Persepsi sensori dan kognitif Klien mampu berkomunikasi dengan kesadaran penuh. Persepsi sensori Klien baik karena mampu merasakan nyeri dan mengerti apa yang disampaiakan oleh perawat. Keluhan ketidaknyamanan Nyeri : Ya, skala 4 Lokasi : Abdomen Sifat : Hilang timbul Kesanggupan dan pengetahuan tentang perawatan penyakitnya : Kognitif : Klien sudah mengetahui penyakitnya. Baik Klien maupun keluarga sudah mengerti program yang harus dilakukan untuk pengobatan Klien. Persepsi : Klien dapat berorientasi dengan benar tentang waktu, tempat, dan orang-orang yang disekitarnya. Klien meyakini bahwa Ia akan sembuh dan dapat berkumpul dengan keluarganya. Sensori



: Klien masih bisa melihat dengan jelas, mendengar dengan jelas, Klien masih dapat membedakan bau yang berbeda. Post Op Sectio Caesaria



P : saat melakukan aktivitas Q : tersayat sayat R : abdomen S:4 T : nyeri dirasakan saat melakukan aktivitas, kurang lebih 10 menit



8. Pola seksual dan reproduksi :



Perubahan pola seksualitas : 9. Hubungan dan peran : Ny. H merupakan seseorang perawat yang berperan juga sebagai ibu rumah tangga di dalam keluarganya. Namun setelah operasi, perannya sebagai ibu tidak dapat dilakukan. 10. Konsep Diri : Body image



: Klien tetap percaya diri dengan kondisinya saat ini



Identitas diri



: Klien mengetahui siapa dan apa yang terjadi dengannya.



Harga diri



: Klien mampu berinteraksi dengan keluarga



Peran diri



: Klien bekerja sebagai seorang perawat sekaligus menjalankan perannya sebagai seorang ibu rumah tangga



Ideal diri



: Klien percaya bahwa kondisinya akan membaik dan sehat kembali.



11. Mekanisme koping dan stress Penerimaan terhadap penyakitnya : Klien menerima keadaannya sekarang ini, klien tidak merasa terganggu dengan lingkungan sekitar RS, namun klien cemas dengan kondisinya. Koping yang digunakan : Untuk mengurangi strees tersebut, keluarga selalu memberi support dan mendoakan kesembuhan Klien. 12. Spiritual / Keyakinan Ny. H



adalah seseorang yang beragama Islam dan tekun dalam



beribadah. Namun meskipun Ny. H sakit dan dirawat di Rumah Sakit, Ny.H tetap berusaha untuk menjalankan sholat 5 waktu dengan cara duduk atau tiduran. E. OBAT – OBATAN Tanggal : 25 November 2018



Nama Obat Infus RL + Oksitosin Ketorolac Vitamin B 1 Vitamin A Parasetamol Ketoprofen



Dosis Rute Infus RL 20 tpm Intravena Oksitosin 10 IU 30 mg/ 12 jam Intravena 1 tab/12 jam Peroral 200.000 unit 1 Peroral tab/24jam 1gr/ 8 jam Peroral 100mg/8jam Supp



F. HASIL PEMERIKSAAN PENUNJANG 1. Hasil Pemeriksaan Laboratorium Tanggal : 25 November 2019 PEMERIKSAAN HEMATOLOGI PAKET Hemoglobin Hematokrit Eritrosit MCH MCV MCHC Trombosit RDW MPV Lekosit



HASIL 11.2 32.6 3.63 30.9 89.8 34.4 208 13.5 10.9 7.2



SATUAN



NILAI RUJUKAN



g/dL % 10^6/uL pg fL g/dL 10^3/uL % fL /ML



4.1 – 15.0 L 33 – 47 L 4.4 – 5.9 L 27.0 – 32.0 L 76 – 96 29.0 – 36.0 150 – 400 11.60 – 14.80 H 4.00 – 11.00 H 0 – 20 H



G. ANALISIS DAN SINTESIS DATA NO.



TGL / JAM



DATA FOKUS



1. 25 November 2019 DS : 21 :05 WIB



- Klien mengatakan darah pada pervaginamnya



keluar area



ETIOLOGI



MASALAH



Involusi uterus



Risiko perdarahan



DO : -



Involusio Uterus : keras Fundus Uteri : 2 jari dibawah umbilicus (10 cm dari simpisis pubis) Kontraksi : kuat Posisi : tengah - terdapat lokhea rubra warna merah segar, bau amis darah, PPV : ± 250 cc/ 24 jam 2. 25 November 2019 DS : 21 :00 WIB



Agen cidera fisik



Nyeri akut



- Klien mengatakan nyeri pada perut Nyeri : P : Luka jahitan bekas operasi dirasakan saat bergerak Q : Seperti tersayat-sayat R : Bagian abdomen S : Skala 4 T : Kurang lebih 10 menit DO : - Wajah Klien terlihat meringis menahan nyeri - TTV = TD : 130 / 80 mmHg Suhu : 36,5 0C Nadi : 90 x/menit Pernafasan : 18 x/menit - Terdapat luka operasi sepanjang 10 cm



.



25 November 2019 DS :



Luka insisi bedah Risiko post SC



Klien



mengatakan



telah



area



Infeksi



21 :10 WIB



dilakukan operasi pada bagian



pembedahan



perutnya DO : - Terdapat balutan luka pada perutnya sepanjang 10 cm - Luka dibalut kassa dan hypafix - TTV = TD : 130 / 80 mmHg Suhu : 36,5 0C Nadi : 90 x/menit Pernafasan : 18 x/menit - Leukosit : 15.3 10*3/uL H. DIAGNOSA KEPERAWATAN 1. Risiko perdarahan b.d involusio uterus 2. Nyeri akut b/d agen cidera fisik 3. Risiko infeksi area pembedahan b/d luka insisi bedah post SC



I. NO.



TGL/



INTERVENSI DP



TUJUAN



INTERVENSI



TTD



JAM 1.



25



Setelah dilakukan tindakan 1. Monitor Keadaan Umum dan TTV klien November perdarahan b.d keperawatan selama 3 x 24 2. Monitor PPV 2019 involusio uterus jam, klien tidak mengalami (Pengeluaran per vaginam) klien perdarahan dengan criteria 3. Lakukan pemeriksaan 21 :20 WIB hasil : TFU dan kontraksi rahim 4. Ajarkan Klien untuk 1. Tanda – tanda vital Klien sering massage uterus baik 5. Ajarkan dan berikan TD : 130/80 mmHg edukasi pada klien N : 90 x / menit untuk mengenali S : 36,5o C terjadinya perdarahan RR : 18 x / menit 2. Tidak terjadi perdarahan dengan keluarnya darah secara terus menerus seperti mengalir 3. Involusio uterus baik ditandai dengan uterus keras dan kontraksi kuat 2.



25 November 2019 21 :30 WIB



Risiko



Nyeri akut b/d Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji penyebab nyeri 2. Gali pengetahuan agen cidera keperawatan selama 2 x 24 klien tentang nyeri fisik jam, klien mampu 3. Gali pengetahuan klien bagaimana cara mentoleransi nyeri, dengan untuk mengatasi nyeri kriteria hasil : 4. Ukur tanda – tanda vital klien 5. Jelaskan pada klien 4. Klien mampu melakukan teknik teknik non farmakologis nonfarmakologi untuk untuk mengatasi nyeri mengatasi nyeri yaitu relaksasi otot 6. Ajarkan pada klien progresif manajemen nyeri 5. Nyeri turun menjadi yaitu relaksasi otot skala 1 progresif 6. Tanda – tanda vital Klien 7. Libatkan keluarga baik dalam pengajaran TD : 130/80 mmHg manajemen nyeri N : 90 x / menit S : 36,5o C RR : 18 x / menit



3.



7. Nyeri : turun menjadi skala 1 8. Klien merasa nyaman terhadap kondisi Klien setelah nyeri berkurang 25 Resiko infeksi Setelah dilakukan tindakan 1. Monitor TTV 2. area keperawatan selama 3 x 24 3. Monitor tanda dan November 2019 pembedahan b/d jam, klien tidak mengalami gejala infeksi sistemik dan local Luka insisi infeksi dengan kriteria hasil: 4. Observasi luka 21 :25 WIB bedah post SC (lokasi, warna, granulasi, dan 1. Klien bebas dari tanda jaringan nekrotik) dan gejala infeksi 5. Cuci tangan setiap 2. Menunjukkan sebelum dan sesudah kemampuan untuk melakukan tindakan menvegah timbulnya keperawatan infeksi 3. Menunjukkan hidup 6. Ajarkan cuci tangan pada Klien dan sehat keluarga Jumlah leukosit dalam batas 7. Berikan posisi yang normal yaitu 0 – 20 10*3/Ul mengurangi tekanan pada luka 8. Kolaborasi dengan dokter dala m pemberian obat antibiotic bila perlu.



J. NO. 1.



IMPLEMENTASI



TGL/JAM 25 November 2019 21 :20 WIB



DP



IMPLEMENTASI



1. Monitor Keadaan S: Umum dan TTV klien perdarahan b.d 2. Monitor PPV O: involusio uterus (Pengeluaran per vaginam) klien 3. Lakukan pemeriksaan TFU dan kontraksi rahim 4. Ajarkan Klien untuk sering massage uterus 5. Ajarkan dan berikan edukasi pada klien untuk mengenali terjadinya perdarahan



RESPON



Risiko



-



Keadaan umum klien baik - TTV TD : 130 / 80 mmHg Suhu : 36,5 0C Nadi : 90 x/menit Pernafasan : 18 x/menit S : Klien mengatakan ganti pembalut 3-4 x dalam sehari O: -



PPV : ± 250 cc/ 24 jam



TTD



-



terdapat lokhea rubra warna merah segar, bau amis darah,



S:O: -



Involusio Uterus : keras - Fundus Uteri : 2 jari dibawah umbilicus (10 cm dari simpisis pubis) Kontraksi : kuat Posisi : tengah S : Klien mengerti untuk sering



masase



pada



daerah uterus O : Klien memeragakan untuk sering masase uterus S : Klien mengerti edukasi yang diberikan dalam mengenali tanda-tanda perdarahan O



:



Klien



mengenali



mampu adanya



tanda-tanda perdarahan



25 November 2019



Nyeri akut b/d 1. Mengkaji penyebab S : Klien mengatakan nyeri agen cidera fisik masih nyeri 2. Menggali pengetahuan



21 :30 WIB



klien tentang nyeri 3. Menggali pengetahuan klien bagaimana cara untuk mengatasi nyeri 4. Mengukur TTV klien 5. Menjelaskan pada klien teknik nonfarmakologi relaksasi otot progressif untuk mengatasi nyeri



O



:



Wajah



klien



tampak meringis Pengkajian P,Q,R,S,T P : Saat melakukan aktivitas Q : Tersayat-sayat R : Perut S : Skala 4 T : Kurang lebih 10 menit



S:O: - TTV TD : 130 / 80 mmHg Suhu : 36,5 0C Nadi : 88 x/menit Pernafasan :18 x/menit



S: Klien



mengatakan



nyeri



berkurang



menjadi skala 2 setelah



diajarkan



teknik



relaksasi



otot



progressif dan nafas dalam O: Klien terlihat merasa nyaman, dan mampu mengikuti



saat



diajarkan teknik non farmakologis 25 November 2019 21 :25 WIB



Resiko



infeksi



1. Monitor KU dan TTV klien area 2. Memonitor tanda dan pembedahan b/d gejala infeksi sistemik dan local Luka insisi 3. Mengbbservasi luka bedah post (lokasi, warna, granulasi, dan jaringan nekrotik) 4. Cuci tangan setiap sebelum dan sesudah melakukan tindakan keperawatan 5. Mengajarkan cuci tangan pada Klien dan keluarga untuk mencegah infeksi 6. Menganjurkn untuk memberikan posisi yang mengurangi tekanan pada luka 6. Berkolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat antibiotik bila perlu.



S:O: - Keadaan umum klien baik - TTV TD : 130 / 70 mmHg Suhu : 36,5 0C Nadi : 90 x/menit Pernafasan :18 x/menit S: Klien mengatakan telah dilakukan operasi pada daerah perutnya O: - Terdapat balutan luka diatas perutnya sepanjang 10 cm - Luka dibalut kassa dan hypafix - Klien tampak terlentang - Leukosit : 15.3 10*3/uL



S:O: Klien



Ny.



H



keluarga



dan dapat



melakukan cuci tangan 6 langkah sesuai yang diajarkan perawat



S:O: Telah diberikan antibiotik Ceftriaxone 50gr/12 jam



2.



26 November 2019 21 :00 WIB



Risiko



1. Monitor Keadaan S: Umum dan TTV klien perdarahan b.d 2. Monitor PPV O: involusio uterus (Pengeluaran per vaginam) klien 3. Lakukan pemeriksaan TFU dan kontraksi rahim 4. Ajarkan Klien untuk sering massage uterus 7. Ajarkan dan berikan edukasi pada klien untuk mengenali terjadinya perdarahan



-



Keadaan umum klien baik - TTV TD : 110 / 80 mmHg Suhu : 36,5 0C Nadi : 88 x/menit Pernafasan : 18 x/menit S : Klien mengatakan ganti pembalut 3-4 x dalam sehari



O: -



PPV : ± 250 cc/ 24 jam terdapat lokhea rubra warna merah segar, bau amis darah,



-



S:O: -



Involusio Uterus : keras - Fundus Uteri : 2 jari dibawah umbilicus (10 cm dari simpisis pubis) Kontraksi : kuat Posisi : tengah S : Klien mengerti untuk sering



masase



pada



daerah uterus O : Klien memeragakan untuk sering masase uterus S : Klien mengerti edukasi yang diberikan dalam mengenali tanda-tanda perdarahan O



:



Klien



mengenali



mampu adanya



tanda-tanda perdarahan



26 November 2019 21 :10 WIB



Nyeri akut b/d 8. Mengkaji penyebab nyeri agen cidera fisik 9. Menggali pengetahuan klien tentang nyeri 10. Menggali pengetahuan klien bagaimana cara untuk mengatasi nyeri 11. Mengukur TTV klien 12. Menjelaskan pada klien teknik nonfarmakologi relaksasi otot progressif untuk mengatasi nyeri



S : Klien mengatakan masih nyeri O



:



Wajah



klien



tampak meringis Pengkajian P,Q,R,S,T P : Saat melakukan aktivitas Q : Tersayat-sayat R : Perut S : Skala 3 T : Kurang lebih 10 menit



S:O: - TTV TD : 110 / 80 mmHg Suhu : 36,5 0C Nadi : 88 x/menit Pernafasan:18x/menit



S:



Klien



mengatakan



nyeri



berkurang



menjadi skala 2 setelah diajarkan



teknik



relaksasi



otot



progressif dan nafas dalam



O: Klien terlihat merasa nyaman, dan mampu mengikuti



saat



diajarkan teknik non farmakologis 26 November 2019 Resiko



infeksi



area 21 :05 WIB



1. 2.



pembedahan b/d Luka



insisi



3.



bedah post 4.



5.



6.



Monitor KU dan TTV klien Memonitor tanda dan gejala infeksi sistemik dan local Mengbbservasi luka (lokasi, warna, granulasi, dan jaringan nekrotik) Cuci tangan setiap sebelum dan sesudah melakukan tindakan keperawatan Mengajarkan cuci tangan pada Klien dan keluarga untuk mencegah infeksi Menganjurkn untuk memberikan posisi yang mengurangi tekanan pada luka



S:O: - Keadaan umum klien baik - TTV TD : 110 / 80 mmHg Suhu : 36,5 0C Nadi : 88 x/menit Pernafasan:18x/menit S: Klien mengatakan telah dilakukan operasi pada daerah perutnya O: - Terdapat balutan luka diatas perutnya sepanjang 10 cm - Luka dibalut kassa



13.Berkolaborasi dengan dan hypafix dokter dalam - Leukosit : pemberian obat 10*3/uL antibiotik bila perlu. S:-



15.3



O: Klien



Ny.



H



keluarga



dan dapat



melakukan cuci tangan 6 langkah sesuai yang diajarkan perawat



S:O: Telah diberikan antibiotik Ceftriaxone



50gr/12



jam



3.



27 November 2019 Risiko 06:00



1. Monitor Keadaan S: Umum dan TTV klien perdarahan b.d 2. Monitor PPV O: involusio uterus (Pengeluaran per vaginam) klien 3. Lakukan pemeriksaan TFU dan kontraksi rahim 4. Ajarkan Klien untuk sering massage uterus Ajarkan dan berikan edukasi pada klien untuk mengenali



-



Keadaan umum klien baik - TTV TD : 90 / 70 mmHg Suhu : 36,5 0C Nadi : 88 x/menit Pernafasan : 18 x/menit



terjadinya perdarahan



S : Klien mengatakan ganti pembalut 3-4 x dalam sehari O: -



PPV : ± 200 cc/ 24 jam terdapat lokhea rubra warna merah segar, bau amis darah,



-



S:O: -



Involusio Uterus : keras - Fundus Uteri : 2 jari dibawah umbilicus (10 cm dari simpisis pubis) Kontraksi : kuat Posisi : tengah S : Klien mengerti untuk sering



masase



pada



daerah uterus O : Klien memeragakan untuk sering masase uterus S : Klien mengerti edukasi yang diberikan dalam mengenali tanda-tanda perdarahan O



:



Klien



mampu



mengenali



adanya



tanda-tanda perdarahan



27 November 2019 Nyeri akut b/d agen cidera fisik 06:10



1. Mengkaji penyebab nyeri 2. Menggali pengetahuan klien tentang nyeri 3. Menggali pengetahuan klien bagaimana cara untuk mengatasi nyeri 4. Mengukur TTV klien 5. Menjelaskan pada klien teknik nonfarmakologi relaksasi otot progressif untuk mengatasi nyeri



S : Klien mengatakan masih nyeri O



:



Wajah



klien



tampak meringis Pengkajian P,Q,R,S,T P : Saat melakukan aktivitas Q : Tersayat-sayat R : Perut S : Skala 2 T : Kurang lebih 10 menit



S:O: - TTV TD : 90 / 70 mmHg Suhu : 36,5 0C Nadi : 88 x/menit Pernafasan:18x/menit



S: Klien



mengatakan



nyeri



berkurang



menjadi skala 2 setelah diajarkan



teknik



relaksasi



otot



progressif dan nafas dalam



O: Klien terlihat merasa nyaman, dan mampu mengikuti



saat



diajarkan teknik non farmakologis 27 November 2019 Resiko 06 :05 WIB



infeksi 1. Monitor KU dan TTV klien area 2. Memonitor tanda dan pembedahan b/d gejala infeksi sistemik dan local Luka insisi 3. Mengbbservasi luka bedah post (lokasi, warna, granulasi, dan jaringan nekrotik) 4. Cuci tangan setiap sebelum dan sesudah melakukan tindakan keperawatan 5. Mengajarkan cuci tangan pada Klien dan keluarga untuk



S:O: - Keadaan umum klien baik - TTV TD : 90 / 70 mmHg Suhu : 36,5 0C Nadi : 88 x/menit Pernafasan:18x/menit S: Klien mengatakan telah dilakukan operasi pada daerah perutnya O: - Terdapat balutan



mencegah infeksi luka diatas 6. Menganjurkn untuk perutnya sepanjang memberikan posisi 10 cm yang mengurangi - Luka dibalut kassa tekanan pada luka dan hypafix 6. Berkolaborasi dengan Leukosit : 15.3 dokter dalam 10*3/uL pemberian obat S : antibiotik bila perlu. O: Klien



Ny.



H



keluarga



dan dapat



melakukan cuci tangan 6 langkah sesuai yang diajarkan perawat



S:O: Telah diberikan antibiotik Ceftriaxone jam



50gr/12



K. EVALUASI NO. 1.



TGL/JAM 27 November 2019 08.00 WIB



Risiko



DP perdarahan S:



CATATAN PERKEMBANGAN



b.d involusio uterus - Klien mengatakan bahwa sehari ganti pembalut 3-4 kali O: -



Involusio Uterus : keras Fundus Uteri : 2 jari dibawah umbilicus (10 cm dari simpisis pubis) Kontraksi : kuat Posisi : tengah - terdapat lokhea rubra warna merah segar, bau amis darah, - PPV : ± 200 cc/ 24 jam A : Masalah teratasi sebagian P : Lanjutkan intervensi 2.



12 Sept 2019 17.00 WIB



Nyeri akut b/d cidera S : Klien mengatakan masih nyeri berkurang dari skala 4 menjadi 2 fisik O : Wajah klien nampak mringis, skala nyeri 2 Pengkajian P,Q,R,S,T



TTD



P : Saat melakukan aktivitas Q : Tersayat-sayat R : Perut S : Skala 2 T : Kurang lebih 10 menit A: Masalah belum teratasi P : Lanjutkan intervensi 3.



27 November 2019



Resiko infeksi area pembedahan b/d Luka insisi bedah



08.00 WIB



post SC



S : Klien mengatakan telah dilakukan operasi pada daerah perutnya O : Terdapat balutan luka diatas perutnya yang dibalut dengan kassa dan hypafix sepanjamg 10 cm Pemeriksaan TTV : TD = 90/70 mmHg N = 88x/menit RR = 20x/menit S = 37oC Leukosit : 15.3 10*3/uL A : Masalah teratasi sebagian P : Lanjutkan intervensi



BAB III PEMBAHASAN A. Analisa Kasus Klien Ny. H dengan diagnosa medis Plasenta Previa Marginalis mengalami Risiko perdarahan b.d involusio uterus disebabkan oleh post partum. Selain itu Ny. H juga mengalami Risiko infeksi area pembedahan dikarenakan luka insisi bedah post Sectio caesare. Luka insisi pada abdomen menyebabkan klien mengalami nyeri akut berhubungan dengan agen cidera fisik. Pada Klien dengan post Sectio caesarea perlu diperhatikan adanya risiko perdarahan yang berlebih, selain itu perlu dilakukan pemantauan volume cairan, input dan output cairan, jumlah perdarahan yang keluar. Selain itu perlu dipantau adanya risiko infeksi melalui hasil pemeriksaan leukosit dan monitoring suhu serta tanda-tanda adanya gejala infeksi. Pada klien sectio caesarea tentu akan mengalami nyeri akut berhubungan dengan insisi yang dilakuan pada abdomen, hal ini dapat diatasi dengan pemberian terapi farmakologi dan non farmakologi.



B. Analisa Intervensi Keperawatan Intervensi yang dapat diberikan pada Ny. H menurut NANDA NIC NOC, untuk mengatasi risiko perdarahan maka dilakukan tindakan memonitor keadaan umum dan TTV klien, memonitor PPV (Pengeluaran per vaginam) klien, melakukan pemeriksaan TFU dan kontraksi rahim, mengajarkan Klien untuk sering massage uterus dan mengajarkan dan berikan edukasi pada klien untuk mengenali terjadinya perdarahan. Untuk mengatasi



risiko infeksi maka dilakukan



tindakan



memonitor TTV, memonitor tanda dan gejala infeksi sistemik dan local, mengobservasi luka (lokasi, warna, granulasi, dan jaringan nekrotik), mencuci tangan setiap sebelum dan sesudah melakukan tindakan keperawatan, mengajarkan cuci tangan pada klien dan keluarga, memberikan posisi yang mengurangi tekanan pada luka dan melakukan kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat antibiotic bila perlu. Untuk mengatasi nyeri akut dilakukan tindakan mengkaji penyebab nyeri, mengali pengetahuan klien tentang nyeri, mengali pengetahuan klien bagaimana cara untuk mengatasi nyeri, memonitor tanda – tanda vital klien, menjelaskan pada klien teknik nonfarmakologi untuk mengatasi nyeri, mengajarkan pada klien manajemen nyeri yaitu relaksasi otot progresif dan melibatkan keluarga dalam pengajaran manajemen nyeri.



BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Perdarahan yang salah satunya disebabkan oleh plasenta previa, dapat menyebabkan kesakitan atau kematian baik pada ibu maupun pada janinnya. Faktor resiko yang juga penting dalam terjadinya plasenta previa adalah kehamilan setelah menjalani seksio sebelumnya ,kejadian plasenta previa meningkat 1% pada kehamilan dengan riwayat sectio. Kematian ibu disebabkan karena perdarahan uterus atau karena DIC (Disseminated Intravascular Coagulopathy). Sedangkan morbiditas/ kesakitan ibu dapat disebabkan karena komplikasi tindakan seksio sesarea seperti infeksi saluran kencing, pneumonia post operatif dan meskipun jarang dapat terjadi embolisasi cairan amnion (Hanafiah, 2004). Terhadap janin, plasenta previa meningkatkan insiden kelainan kongenital dan pertumbuhan janin terganggu sehingga bayi yang dilahirkan memiliki berat yang kurang dibandingkan dengan bayi yang



lahir dari ibu yang tidak menderita plasenta previa. Risiko kematian neonatal juga meningkat pada bayi dengan plasenta previa (Hanafiah, 2004). Perlu dilakukan monitoring bertahap mengenai Risiko perdarahan berhubungan dengan involusio uterus dikarenakan post partum, serta Risiko infeksi area pembedahan berhubungan dengan luka insisi bedah post Sectio Cesarea. Monitoring yang dilakukan berfokus pada jumlah perdarahan yang keluar serta adakah tanda-tanda infeksi pada pasien. Selain itu untuk masalah nyeri akut berhubungan dengan agen cidera fisik dapat diatasi dengan terapi non farmakologi dan farmakologi berupa pemberian analgetik.



B. Saran Kami sebagai calon perawat profesional harus memahami cara mengatasi berbagai masalah keperawatan, pada kasus ini kami harus memahami bagaimana asuhan keperawatan maternitas pada klien dengan plasenta previa. Hal yang perlu dilakukan oleh calon perawat adalah meningkatkan pengetahuan dan kemampuan dalam pemberian asuhan keperawatan maternitas untuk menunjang penyembuhan klien secara optimal.



DAFTAR PUSTAKA Bobak M.I dkk 2004 Buku Ajar Keperawatan Maternitas, Jakarta PT Buku Kedokteran EGC Doenges M, Dkk, 1999 Rencana Asuhan Keperawatan; Edisi Ke Tiga, Penerbit Buku Kedokteran, EGC, Jakarta, Farer H, 2001 Perawatan Maternitas Edisi 2. Jakarta PT Buku Kedokteran Mansjoer Dkk, 2000. Kapita Selekta Kedokteran Jilid 2 Edisi Ketiga Penerbit Media Aesculapius Fakultas Kedokteran UI Jakarta