Laporan Kasus Preeklampsia Berat [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN KASUS ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL Ny.’M’ 36-37 MINGGU DENGAN SC PREEKLAMPSIA BERAT GEMELLI DI POLIKLINIK KEBIDANAN RSUD PARIAMAN 2018



Oleh :



KELOMPOK II RUANG RAWATAN KEBIDANAN



NELLY SUSANTI YANTI HERAWATI YULIAZMI ZAKIYATUR RAHMI



PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN FORT DE KOCK BUKITTINGGI 2018



Lembar Pengesahan



Laporan Kasus



BAB I PENDAHULUAN



A. Latar Belakang Preeklampsia merupakan penyulit kehamilan yang akut dan dapat terjadi ante, intra dan post partum. Dari gejala-gejala klinik pre eklampsia dapat dibagi menjadi preeklampsia ringan dan preklampsia berat. Pembagian preeklampsia menjadi beratdan ringan tidaklah berarti adanya dua penyakit yang jelas berbeda, sebab seringkali ditemukan penderita dengan preeklampsia ringan dapat mendadak mengalami kejang dan jatuh dalam koma (Sarwono, 2010). Preeklampsia (dahulu disebut gestosis) merupakan hipertensi yang dipicu oleh kehamilan dan terjadi pada 5-20% perempuan khususnya primigravida, ibu hamil dengan kehamilan kembar, ibu yang menderita diabetes mellitus dan hipertensi essensial. Bahaya dari preeklampsia meliputi solutio placenta, kegagalan ginjal, jantung, hemorargi serebral, insupisiensi placenta dan gangguan pertumbuhan janin (Denis Tiran, 2006). Preeklampsia berat (PEB) dan eklampsia masih merupakan salah satu penyebab utama kematian maternal dan perinatal di Indonesia. Mereka diklasifikasikan ke dalam penyakit hipertensi yang disebabkan karena kehamilan. PEB ditandai oleh adanya hipertensi sedang-berat, edema dan proteinuria yang masif. Sedangkan eklampsia ditandai oleh adanya koma dan/atau kejang di samping ketiga tanda khas PEB. Menurut World Health Organization (WHO), salah satu penyebab morbiditas dan mortalitas ibu dan janin adalah pre-eklamsia (PE), angka kejadiannya berkisar antara 0,51%-38,4%. Di negara maju angka kejadian pre-eklampsia berkisar 6-7%dan eklampsia 0,1-0,7%. Sedangkan angka kematian ibu yang diakibatkan pre-eklampsia dan eklampsia di negara berkembang masih tinggi (Amelda, 2008). Berdasarkan Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012, rata-rata angka kematian ibu (AKI) tercatat mencapai 359/100.000 kelahiran hidup. Menurut Departemen Kesehatan (Depkes) pada tahun 2010, penyebab langsung kematian ibu di Indonesia terkait kehamilan dan persalinan terutama yaitu perdarahan 28%, eklampsi 24%, infeksi 11%, partus lama 5% dan abortus 5%.



Di Indonesia, angka kejadian preeklamsi berkisar antara 2,1-8,5% dan kelainan ini masih merupakan penyebab kematian ibu nomor dua tertinggi (24%), setelah pendarahan (Depkes RI, 2001). Untuk angka kejadian di RSUD Pariaman, periode 2002-2003 dilaporkan kejadian preeklamsi sebesar 5,83% (Oka dan Surya,



2004), pada periode



Surya, 2006),



2004-2005 sebesar 6,06% (Sudarmayasa dan



sementara pada periode 2009-2010, dilaporkan sebesar 7,31%



(Lidapraja dan Surya, 2011). Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk mengambil judul laporan Asuhan Kebidanan pada ibu hamil dengan preeklampsi berat.



B. Tujuan 1.



Tujuan Umum Mempersiapkan peserta didik untuk menjadi kandidat bidan dalam mengaplikasikan



ilmu



diperkuliahan



agar



menjadi



bidan



yang



profesional. 2.



Tujuan Khusus a. Mahasiswa mengetahui pengkajian secara sistematis yang dilakukan pada pasien dengan Preeklampsia berat di Poliklinik Kebidanan RSUD Pariaman. b. Mahasiswa mengetahui pemeriksaan fisik dan penunjang yang dilakukan pada pasien dengan Preeklampsia berat di Poliklinik Kebidanan RSUD Pariaman. c. Mahasiswa mengetahui diagnosis pada pasien dengan Preeklampsia berat di Poliklinik Kebidanan RSUD Pariaman. d. Mahasiswa mengetahui



penatalaksanaan pada pasien dengan



Preeklampsia berat di Poliklinik Kebidanan RSUD Pariaman.



C. Manfaat 1.



Bagi Institusi Dapat digunakan sebagai informasi bagi institusi pendidikan dalam pengembangan dan peningkatan mutu pendidikan dimasa yang akan datang.



2.



Bagi Petugas Kesehatan Dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan, keterampilan dan mutu pelayanan yang profesional oleh tenaga kesehatan untuk memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan preeklampsia berat.



3.



Bagi Mahasiswa Menambah wawasan keilmuan dan pengalaman serta keterampilan dalam melakukan asuhan kebidanan pada ibu dengan preeklampsia berat.



4.



Bagi Klien Dapat mengetahui dan mengerti asuhan yang diberikan selama masa hamil dengan preeklampsi berat.



BAB II TINJAUAN PUSTAKA



A. Pengertian Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu/ 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir. Kehamilan dibagi menjadi tiga triwulan. Triwulan pertama dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan, triwulan kedua dari bulan ke 4 sampai 6 bulan, triwulan ketiga dari bulan ke 7 sampai 9 bulan (Prawirohardjo, 2008). Tanda bahaya yang perlu diperhatikan dan diantisipasi dalam kehamilan lanjut, adalah : 1. Perdarahan pervaginam 2. Sakit kepala yang hebat 3. Penglihatan kabur 4. Bengkak diwajah dan tangan 5. Keluar cairan pervaginam 6. Gerak janin terasa dan nyeri perut yang hebat (Suryati, 2011) Preeklampsia (PE) adalah gangguan yang terjadi setelah minggu ke-20 kehamilan dan ditandai dengan hipertensi dan proteinuria (Silasi Michele, 2010). Penyakit digolongkan berat bila satu atau lebih tanda gejala dibawah ini : 1. Tekanan sistolik 160 mmHg atau lebih, atau tekanan diastolik 110 mmHg atau lebih. 2.



Proteinuria 5 g atau lebih dalam 24 jam; 3 atau 4 + pada pemeriksaan kualitatif.



3. Oliguria, air kencing 400 ml atau kurang dalam 24 jam. 4. Keluhan serebral, gangguan penglihatan atau nyeri di daerah epigastrium. 5. Edema paru dan sianosis (Ilmu Kebidanan : 2005).



Memberikan konseling tentang tanda-tanda persalinan 1. Rasa sakit oleh adanya his yang datang lebih kuat, sering dan teratur. 2. Keluar lendir bercampur darah (show) yang lebih banyak karena robekanrobekan kecil pada servik. 3. Kadang-kadang ketuban pecah dengan sendirinya. 4.



Pada pemeriksaan dalam: servik mendatar dan pembukaan telah ada (Rustam Mochtar, 2009). Preeklampsi berat adalah suatu komplikasi kehamilan yang ditandai



dengan timbulnya hipertensi 160/110 mmHg atau lebih disertai proteinuria dan atau disertai udema pada kehamilan 20 minggu atau lebih (Asuhan Patologi Kebidanan : 2009). Preeklampsia berat adalah suatu komplikasi kehamilan yang di tandai dengan timbulnya hipertensi 160/110 mmHg atau lebih di sertai proteiuria dan/atau edema pada kehamilan 20 minggu atau lebih.(Asuhan Kebidanan IV:2010). Jadi, preeklampsia berat adalah suatu kondisi yang spesifik pada kehamilan yang ditandai dengan timbulnya hipertensi ≥ 160/110 mmHg disertai proteinuria > 5 gr/24 jam atau oedem yang terjadi pada kehamilan 20 minggu atau lebih.



B. Etiologi Penyebab pasti terjadinya pre-eklampsi masih belum diketahui. Penyakit ini dianggap sebagai sesuatu “Maladaptation syndrome” dengan akibat suatu vasospasme general dengan segala akibatnya (Abadi et al, 2008; Shah, 2009). Preeklampsi dikaitkan dengan komponen genetik, meskipun mekanisme aktual masih diperdebatkan. Pre eklamsi juga dikaitkan dengan mekanisme plasentasi, namun pre eklamsi tidak selalu muncul pada keadaan patologis plasenta (Abadi et al, 2008; Wilson, 2004).



C. Patofisiologi Patofisiologi pre-eklamsi merupakan suatu disfungsi/ kerusakan sel endotel vaskuler secara menyeluruh dengan penyebab multifaktor, seperti: imunologi, genetik, nutrisi (misalnya defisiensi kalsium) dan lipid peroksidasi. Kemudian berlanjut dengan gangguan keseimbangan hormonal prostanoid yaitu peningkatan vasokonstriktor (terutama tromboxan) dan penurunan vasodilator (prostasiklin), peningkatan sensitivitas terhadap vasokonstriktor agregasi platelet (trombogenik), koagulopati dan aterogenik. Perubahan level seluler dan biomolekuler di atas telah dideteksi pada umur kehamilan 1820minggu, selanjutnya sekurang-kurangnya umur kehamilan 24 minggu dapat diikuti perubahan/ gejala klinis seperti hipertensi, oedema dan proteiuria. Awalnya adalah defisiensi invasi sel-sel trofoblas atas arteri spiralis pada plasenta yang dimediasi/ dipengaruhi proses imunologis, dan hal ini mengakibatkan gangguan perfusi unit fetoplasental. (Abadi et al, 2008)



D. MANIFESTASI KLINIS Kehamilan 20 minggu atau lebih dengan tanda-tanda: 1.



Desakan darah sistolik ≥160 mmHg, diastolik ≥110 mmHg. Desakan darah ini tidak menurun meskipun ibu hamil sudah dirawat di rumah sakit dan menjalani tirah baring



2. Protein urine ≥5 gram/ 24jam atau kualitatif 4+ (++++). 3. Oliguri jumlah produksi urine  500cc/ 24jam atau disertai kenaikan kadar kreatinin darah. 4.



Adanya gejala-gejala eklampsia impending: gangguan visus, gangguan serebral, nyeri epigastrium, hiper refleksia.



5.



Adanya sindroma HELLP (Hemolysis Elevated Liver enzyme Low Platelet) (Abadi et al, 2008).



E. Faktor Resiko Menurut Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiharjo (2005), faktor resiko preeklamsia berat adalah : 1. Riwayat Preeklampsia 2.



Primigravida, penghambat



karena



pada



(blocking



primigravida



antibodies)



pembentukan



belum



sempurna



antibody sehingga



meningkatkan resiko terjadinya Preeklampsia 3.



Kenaikan berat badan ibu 1 kg atau lebih per minggu selama 2 kali berturut-turut (2 minggu)



4.



Kehamilan ganda, Preeklampsia lebih sering terjadi pada wanita yang mempunyai bayi kembar atau lebih.



5.



Riwayat penyakit tertentu. Penyakit tersebut meliputi hipertensu kronik, diabetes, penyakit ginjal atau penyakit degenerate seperti reumatik arthritis atau lupus.



F. Diagnosis Diagnosis



di



tegakkan



berdasarkan



kriteria



preeklamsia



berat



sebagaimana tercantum di bawah: 1. Tekanan darah sistolik ≥ 160 mmHg dan tekanan diastolic ≥ 110 mmHg. 2. Protein uria lebih dari positif 2 (++) 3. Oliguria yaitu produksi urine kurang dari 400 cc/ 24 jam 4. Edema paru : Nafas pendek, sianosis, ronkhi + 5. Nyeri daerah epigastrium 6. Gangguan penglihatan 7.



Nyeri kepala hebat (maternal & neonatal, 2007).



8.



Terdapat mual sampai muntah (Manuaba, 2010).



G. Macam-Macam Hipertensi Dalam Kehamilan Hipertensi pada kehamilan dapat diklasifikasikan dalam 4 kategori, yaitu: 1.



Hipertensi kronik: hipertensi (tekanan darah lebih dari 140/90 mmHg yang diukur setelah beristirahat selama 5-10 menit dalam posisi duduk) yang telah didiagnosis sebelum kehamilan terjadi atau hipertensi yang timbul sebelum mencapai usia kehamilan 20 minggu.



2.



Preeklamsia-Eklamsia: peningkatan tekanan darah yang baru timbul setelah usia kehamilan mencapai 20 minggu, disertai dengan penambahan berat badan ibu yang cepat akibat tubuh membengkak dan pada pemeriksaan laboratorium dijumpai protein di dalam air seni (proteinuria). Eklamsia: preeklamsia yang disertai dengan kejang.



3.



Preeklamsia superimposed pada hipertensi kronik: preeklamsia yang terjadi pada perempuan hamil yang telah menderita hipertensi sebelum hamil.



4.



Hipertensi gestasional: hipertensi pada kehamilan yang timbul pada trimester akhir kehamilan, namun tanpa disertai gejala dan tanda preeklamsia, bersifat sementara dan tekanan darah kembali normal setelah melahirkan (postpartum). Hipertensi gestasional berkaitan dengan timbulnya hipertensi kronik suatu saat di masa yang akan datang.



H. Penatalaksanaan Ditinjau dari umur kehamilan dan perkembangan gejala-gejala preeklamsia berat selama perawatan maka perawatan dibagi menjadi perawatan aktif yaitu kehamilan segera diakhiri atau diterminasi ditambah pengobatan medicinal dan perawatan konservatif yaitu kehamilan tetap dipertahankan ditambah pengobatan medicinal (AYeyeh.R, 2011). Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut : 1. Perawatan aktif Pada setiap penderita sedapat mungkin sebelum perawatan aktif dilakukan pemeriksaan fetal assesment yakni pemeriksaan nonstrees test (NST) dan ultrasonograft (USG), dengan indikasi (salah satu atau lebih), yakni :



a.



Pada ibu Usia kehamilan 37 minggu atau lebih, dijumpai tanda-tanda atau gejala impending eklamsia, kegagalan terapi konservatif yaitu setelah 6 jam pengobatan meditasi terjadi kenaikan desakan darah atau setelah 24 jam perawatan edicinal, ada gejala-gejala status quo (tidak ada perbaikan).



b. Janin Hasil fetal assesment jelek (NST dan USG) yaitu ada tanda intra uterine growth retardation (IUGR) c.



Hasil laboratorium Adanya HELLP sindrom (haemolisis dan peningkatan fungsi hepar dan trombositopenia).



2. Penanganan kejang a.



Beri obat antikonvulsan



b.



Pelengkapan untuk penanganan kejang (jalan nafas, sedotan, masker oksigen, oksigen)



c.



Lindungi pasien dari kemungkinan trauma



d. Aspirasi mulut dan tenggorokan e.



Baringkan pasien pada sisi kiri, posisi trandelenburg untuk mengurangi resiko aspirasi



f.



Beri O2 4-6 liter/menit



3. Penanganan umum a.



Jika tekanan diastolik >110 mmHg, berikan anti hipertensi, sampai tekanan diastolik antara 90-100 mmHg



b. Pasang infus RL dengan jarum besar (16 gauge atau lebih) c.



Ukur keseimbangan cairan, jangan sampai terjadi overload



d. Kateterisasi urin untuk pengeluaran volume dan proteinuria e.



Jika jumlah urine 5 gr/24 jam atau oedem yang terjadi pada kehamilan 20 minggu atau lebih.



2. Jumat 08 November 2018, Ny. M datang ke Poliklinik Kebidanan bersama suaminya ingin memeriksakan kehamilannya atas rujukan dari bidan. Berdasarkan hasil anamnesa, pemeriksaan fisik dan laboratorium ibu mempunyai riwayat preeklampsi berat, janin kembar, tekanan darah 170/100 mmHg, oedema pada tungkai dan protein urine positif (++++). Ibu diantar ke Ruang VK Bersalin, ibu mendapatkan terapi Nifedipine 10 mg per oral dan akan direncanakan untuk dilakukan tindakan persalinan melalui operasi section caesarea pada hari Jumat 27 Agustus 2018. 3.



Asuhan kebidanan yang dilakukan pada Ny. M umur 32 tahun GIIP0A0 hamil 36-37 minggu dengan preeklampsi berat mulai dari anamnesa, pemeriksaan fisik, laboratorium, analisa data serta penatalaksanaan sesuai dengan teori yang ada.



B. Saran 1. Bagi Institusi Diharapkan dapat digunakan sebagai tambahan informasi bagi institusi pendidikan dalam pengembangan dan peningkatan mutu pendidikan dimasa yang akan datang. 2. Bagi Petugas Kesehatan Diharapkan



dapat



menambah



wawasan



ilmu



pengetahuan,



keterampilan dan mutu pelayanan yang profesional oleh tenaga kesehatan untuk memberikan asuhan kebidanan khususnya pada ibu hamil dengan preeklampsia berat.



3. Bagi Mahasiswa Diharapkan mahasiswa dapat menambah wawasan keilmuan dan pengalaman serta keterampilan dalam melakukan asuhan kebidanan pada ibu dengan preeklampsia berat. 4. Bagi Klien Diharapkan klien dapat mengetahui dan mengerti asuhan yang diberikan selama masa hamil dengan preeklampsi berat.



DAFTAR PUSTAKA



Chapman, Vicky. 2006. Asuhan Kebidanan Persalinan & Kelahiran. ECG. Jakarta Manjoer, Arif, dkk. 2009. Kapita Selekta Edisi Ketiga Jilid Ketiga. Media Aesculapius. Jakarta. Manuaba, Ida Bagus Gede. 2010. Ilmu Penyakit Kandungan dan KB. ECG. Jakarta Prawirohardjo, S. 2008. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. YBP. Jakarta. Prawirohardjo, S. 2008. Ilmu Kebidanan. YBP. Jakarta. Romauli, Suryati. Buku Ajar Asuhan Kehamilan. Nuha Mediha : Yogyakarta.