Laporan Kasus Psikotik (RSJD Soedjarwadi) [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Praktik Kerja Profesi Psikolog Bidang Klinis Laporan Pemeriksaan Psikologis Kasus Psikotik RSJD Dr. RM. Soedjarwadi Klaten Provinsi Jawa Tengah



RAHASIA



IDENTIFIKASI DAN INTERVENSI KASUS PSIKOTIK



I.



IDENTITAS A. Identitas Klien Nama



: MFN



No. Rekam Medis



: 1090XX



Jenis Kelamin



: Laki-laki



Tempat Tanggal Lahir



: Klaten, 1 Februari 1983



Usia



: 33 Tahun



Alamat



: Platar, Somopuro, Jogonalan, Klaten.



Anak Ke



: 5 dari 5 bersaudara



Agama



: Islam



Pendidikan Terakhir



: SMA



Pekerjaan



: Wiraswasta



Suku



: Jawa



Status Perkawinan



: Menikah



B. Identitas Keluarga Nama



Jenis kelamin



Usia



Pendidikan



Pekerjaan



Keterangan



S



Laki-laki



67 Tahun (Almarhum)



-



Guru



Ayah Kandung



SM



Perempuan



65 Tahun



-



SN



Perempuan



46 Tahun



SMA



MS



Perempuan



43 Tahun



S1



Wiraswasta



YK



Perempuan



40 Tahun



SMA



Wiraswasta



FN



Perempuan



37 Tahun



D3



Guru



MFN



Perempuan



33 Tahun



SMA



Wiraswasta



Dini Darmayanti, S.Psi 15915026



Ibu Rumah Tangga Ibu Rumah Tangga



Ibu Kandung Kakak kandung Kakak Kandung Kakak Kandung Kakak kandung Klien



1



Praktik Kerja Profesi Psikolog Bidang Klinis Laporan Pemeriksaan Psikologis Kasus Psikotik RSJD Dr. RM. Soedjarwadi Klaten Provinsi Jawa Tengah



RAHASIA



C. Susunan Keluarga



67



SM



S



MS



FN



T



MFN



Simbol Genogram H



Lakilaki



Perempuan KematianIndividu



Legenda Hubungan Keluarga



Legenda Hubungan Emosional



4



2 Berteman / Dekat



1 Menikah



1 Penyiksaan Fisik 1 Bermasalah / Konflik 1 Harmonis



21



1



1 Physical or mental illness



Keterangan Genogram Saat ini klien tinggal serumah dengan ibu, istri, anak dan kakak perempuan klien (FN). Pada tahun 2015, ayah klien meninggal dunia. Ayah klien sebelumnya juga tinggal serumah dengan klien. Hubungan klien dan ayahnya seringkali terlibat konflik. Sedangkan, klien memiliki hubungan yang sangat dekat dengan ibu klien. Klien seringkali marah dan sulit mengontrol perilaku agresif secara fisik ke istri. Sebenarnya klien sangat



Dini Darmayanti, S.Psi 15915026



2



Praktik Kerja Profesi Psikolog Bidang Klinis Laporan Pemeriksaan Psikologis Kasus Psikotik RSJD Dr. RM. Soedjarwadi Klaten Provinsi Jawa Tengah



RAHASIA



menyayangi istrinya, hanya saja ketika terlibat percekcokan apapun, klien sering melakukan tindakan kekerasan pada istri klien.



II.



KELUHAN, RIWAYAT KELUHAN, DAN DUGAAN SEMENTARA A. Keluhan klien dirawat di RSJD Dr. RM. Soedjarwadi klaten pada tanggal 3 September 2016 dan baru pertama kali dirawat inap di RSJD tersebut. Istri dan kakak merujuk klien untuk dirawat inap di rumah sakit karena mengeluhkan klien sering marah-marah tanpa alasan dan memukul istri, kakak ipar, kakak kandung dan ibu Klien. Klien merasa sulit tidur di malam hari, merasa curiga dan berprasangka buruk dengan orang-orang disekitarnya, seringkali muncul perilaku aneh secara tiba-tiba seperti menari sendiri dengan menggerakkan tangan dan tubuh layaknya orang kerasukan. Klien menganggap perilaku tersebut muncul diluar kendali dirinya. Selain itu, Klien juga merasa melihat ada cahaya putih yang menembus tembok kemudian masuk ke kepalanya, serta mengatakan bahwa dirinya memiliki kemampuan ghaib yang merupakan titisan leluhur. B. Riwayat Keluhan Klien merupakan anak ke 5 dari 5 bersaudara dan klien merupakan anak laki-laki satu-satunya dalam keluarga. Keluarga pertama kali mengamati keanehan perilaku klien sekitar tahun 2011, setelah klien lulus sekolah. Kurang lebih selama sat klien bercerita bahwa dirinya melihat cahaya putih masuk ke kepalanya dan dirinya mendapatkan wahyu. Selang beberapa saat klien menjadi bingung, sering marahmarah, susah tidur, bicara tidak sinkron dan selalu curiga. Sebelumnya klien mengalami kegagalan saat masuk tes Universitas Negeri yang diinginkannya. Klien memendam rasa kecewa dengan hal tersebut karena tidak dapat mewujudkan apa yang diinginkannya. Ketika klien sakit, orangtua tidak memahami kondisi klien dan hanya membawa klien ke salah satu yayasan yang menangani gangguan



Dini Darmayanti, S.Psi 15915026



3



Praktik Kerja Profesi Psikolog Bidang Klinis Laporan Pemeriksaan Psikologis Kasus Psikotik RSJD Dr. RM. Soedjarwadi Klaten Provinsi Jawa Tengah



RAHASIA



jiwa di Yogyakarta yaitu Puri Nirmala. Setelah keluar dari yayasan, ibu klien menjelaskan bahwa klien memang tidak pernah kontrol sama sekali dan putus obat. Selang 1 tahun, klien mencoba kembali untuk masuk tes kuliah di salah satu perguruan tinggi swasta di Solo dan klien diterima di universitas tersebut dengan jurusan matematika. Akan tetapi, klien hanya mengikuti 2 semester selama di perkuliahan lalu klien berhenti kuliah. Klien berhenti dengan alasan dirinya tidak mampu berpikir terlalu keras dan tugas kuliah sangat membebani dirinya. Ibu klien menjelaskan bahwa klien sejak SD hingga SMA banyak bolos sekolah dengan alasan klien tidak mampu berpikir terlalu berat karena hal tersebut akan membuat klien capek. Klien didalam keluarga sangat dimanjakan oleh ibunya. Apapun yang diinginkan klien, ibu klien akan berusaha untuk memenuhinya. Klien tidak pernah mencoba untuk mandiri. Klien selalu meminta antar jemput dengan orangtuanya. Ketika SMA, klien juga meminta kepada ibunya untuk dibelikan motor. Padahal saat itu, kondisi perekonomian klien pas-pasan. Ibu klien menjelaskan, bahwa klien satu-satunya siswa yang membawa kendaraan bermotor ke sekolah. Ibu klien juga tidak bisa menolak permintaan klien karena klien akan marah-marah jika keinginannya tidak dipenuhi. Hubungan klien dan ayahnya tidak terlalu dekat. Ayah klien memiliki karakter yang pendiam. Klien sering terlibat konflik dengan ayahnya terkait perbedaan pendapat yang kecil. Setelah klien berhenti kuliah, tahun 2003 klien dirawat kembali di RS Sardjito di Yogyakarta dengan keluhan yang sama yaitu berhalusinasi mengenai dirinya yang mendapatkan wahyu serta merupakan titisan leluhur, marah-marah, bingung, berbicara meracau, sering pergi tidak jelas selama beberapa hari, selalu curiga dengan orang akan berbuat jahat kepada klien dan rawat diri kurang. Klien dirawat di RS tersebut selama kurang lebih satu minggu. Sepulang dari RS Sardjito, klien kembali putus obat dan tidak kontrol ke dokter karena dokter tidak memberikan rekomendasi akan adanya kontrol ulang atau pemberutahuan lainnya. Dini Darmayanti, S.Psi 15915026



4



Praktik Kerja Profesi Psikolog Bidang Klinis Laporan Pemeriksaan Psikologis Kasus Psikotik RSJD Dr. RM. Soedjarwadi Klaten Provinsi Jawa Tengah



RAHASIA



Klien memiliki keinginan yang sangat tinggi namun hal ini berbanding terbalik dengan kondisi dan kemampuan klien yang tidak mendukung. Klien ingin memilliki rumah mewah dan mobil sport buatan eropa. Namun klien sendiri untuk melakukan hal yang kecil saja tidak mau berusaha sama sekali. Tahun 2015, ayah klien meninggal dunia. Sebelumnya klien sempat terlibat konflik mengenai hal yang sepele. Klien menilai ayahnya mencabut kangkung untuk makanan burung hiasnya sengaja dicabut. Klien menganggap ayahnya sengaja ingin menghambat rejeki anaknya. Klien pada saat itu sedang mendalami bisnis ternak burung hias. Bahkan klien mendapatkan penghasilan yang cukup besaryaitu 10 juta perbulan. Namun, klien hanya bertahan sukses selama 5 bulan. Klien mengalami kebangkrutan akibat peminat burung hias jenis lovebird tersebut menurun. Hal ini membuat klien mengalami kekecewaan kembali dan bingung bagaiamana dirinya menafkahi keluarganya. Pada bulan Agustus 2016, klien kembali dirawat di RSJD Soedjarwadi selama 1 bulan. Klien marah-marah dan memukul istri, ibu serta kakak klien sendiri. Beberapa hari sebelumnya klien tiba-tiba menggerakkan tangannya seperti orang menari. Klien juga sering keluarkleuar rumah dan tidak pulang selama beberapa hari. Klien juga merasa curiga dengan orang-orang sekitar, serta klien percaya bahwa dirinya merupakan titisa leluhur. Klien bercerita kepada istri dan ibu bahwa dirinya mendapatkan wahyu.



Dini Darmayanti, S.Psi 15915026



5



Praktik Kerja Profesi Psikolog Bidang Klinis Laporan Pemeriksaan Psikologis Kasus Psikotik RSJD Dr. RM. Soedjarwadi Klaten Provinsi Jawa Tengah



RAHASIA



C. Lini Waktu Riwayat Keluhan Kehidupan Premorbid 2001 (Onset usia 18 tahun) Gejala muncul dalam waktu sekitar 1- 2 bulan



- Pemicu : Gagal masuk di Universitas Negeri yang diinginkan - Melihat cahaya putih masuk ke kepala, merasa bingung, keluar rumah berharihari, marah-marah - Klien diduga mengalami halusinasi - Mendapatkan perawatan di Puri Nirmala



Dini Darmayanti, S.Psi 15915026



2003



2016



- Pemicu : Keluar dari Perguruan tinggi



- Pemicu : Ayah meninggal dan Usaha bangkrut



- Suka marahmarah, melihat cahya putih dan menerima wahyu, mengalami kebingungan, pergi dari rumahberhari-hari



- Marah-marah, Memukul keluarga, membicarakan mengenai candicandi, tangan bergerak-gerak seperti menari, Tidak pulang selama 2 hari, Curiga dengan orang-orang



- Mendapatkan perawatan di RS Sardjito yogyakarta



- Mendapatkan perawatan di RSJD Soedjarwadi



6



Praktik Kerja Profesi Psikolog Bidang Klinis Laporan Pemeriksaan Psikologis Kasus Psikotik RSJD Dr. RM. Soedjarwadi Klaten Provinsi Jawa Tengah



RAHASIA



D. Dugaan Sementara Berdasarkan riwayat keluhan klien, Praktikan menduga bahwa klien mengalami gangguan skizofrenia paranoid (F20.0). Kondisi tersebut dpaat terlihat dari beberapa hal yang memenuhi kriteria skizofrenia secara umum dan subtype oaranoid. Pada riwayat keluhan terbaru, klien memiliki halusinasi bahwa dirinya melihat cahaya putih yang merasuki ke kepalanya dan merasa dirinya merupakan titisan leluhurnya.



III. TINJAUAN TEORITIS Skizofrenia adalah gangguan psikotik kronis yang ditandai oleh episode akut yang mencakup kondisi terputus dengan realitas yang ditampilkan dalam ciri-ciri seperti waham, halusinasi, pikiran tidak logis, pembicaraan yang tidak koheren, dan perilaku yang aneh. Orang dengan skizofrenia (ODS) mengalami defisit residual dalam area kognitif, emosional, dan sosial dari fungsi-fungsi yang ada sebelum episode akut (Nevid dkk, 2005). Gangguan skizofrenia memiliki prevalensi sekitar 1 persen dari jumlah keseluruhan penduduk di muka bumi. Fakta ini menjadikan skizofrenia sebagai gangguan psikotik dengan prevalensi tertinggi. Gejala skizorenia lazimnya muncul pada usia remaja akhir atau dewasa muda. Onset di atas usia 40 tahun sangat jarang terjadi. Sementara prognosis pada laki-laki cenderung lebih buruk daripada perempuan (Davey, 2008). Gejala-gejala skizofrenia muncul dalam tiga fase yang dapat diprediksi (Furlow, 2000; Bonder, 2010). Fase pertama adalah prodromal, yaitu fase di mana beberapa fungsi sosial mulai mengalami penurunan. Individu mulai menarik diri dari lingkungan sosial. Selain itu kemampuan rawat diri juga mulai menurun. Tahap kedua disebut dengan fase aktif, yaitu fase di mana gejala positif psikotik seperti delusi dan halusinasi muncul. Fase ketiga adalah residual, dengan gejala yang menyerupai fase prodromal namun dengan kualitas perilaku yang lebih buruk. Skizofrenia secara umum ditandai oleh adanya distorsi pikiran, persepsi yang khas, dan gangguan afek yang tidak wajar. Skizofrenia disebabkan oleh Dini Darmayanti, S.Psi 15915026



7



Praktik Kerja Profesi Psikolog Bidang Klinis Laporan Pemeriksaan Psikologis Kasus Psikotik RSJD Dr. RM. Soedjarwadi Klaten Provinsi Jawa Tengah



RAHASIA



faktor yang multikompleks, seperti ketidakseimbangan neurotransmitter di otak, faktor edukasi dan perkembangan mental sejak masa anak-anak, stressor psikososial berat yang menumpuk, dengan sifat perjalanan penyakit yang progresif, cenderung menahun, (kronik), eksaserbasi (kumat-kumatan), sehingga terkesan penderita tidak bisa disembuhkan seumur hidup (Davey, 2008). Skizofrenia pada umumnya ditandai oleh penyimpangan yang fundamental dan karakteristik dari pikiran dan persepsi, serta oleh afek yang tidak wajar (inappropriate) atau tumpul (blunted). Kesadaran yang jernih (clear consciousness) dan kemampuan intelektual biasanya terpelihara, walaupun kemunduran kognitif tertentu dapat dikembangkan kemudian. Skizofrenia merupakan label yang diberikan pada suatu kelompok psikosis, yang mengalami penurunan fungsi-fungsi yang ditandai dengan kekacauan pikiran, persepsi, suasana hati, tingkah laku yang aneh dan penghindaran sosial (Martin dkk, 2007). Individu dengan diagnosis skizofrenia, umumnya diberikan pengobatan seperti obat-obatan, aktivitas program mengurangi gejala, mempromosikan atau melibatkan individu kedalam aktivitas dan interaksi sosial, sehingga mereka dapat membangun peran sosial atau keterampilan khusus di masyarakat (Mortensen, dkk). Obat-obatan yang digunakan untuk mengobati skizofrenia disebut dengan neuroleptics, yang artinya mengendalikan syaraf. Jika bekerja degan efektif, neuroleptics membantu penderita skizofren untuk berpikir lebih jernih dan mengurangi gejala positif skizofrenia. Obat-obatan tersebut bekerja dengan cara memengaruhi gejala positif (delusi, halusinasi, agitasi). Sementara dalam dosis yang lebih rendah, memengaruhi gejalagejala negatif dan disorganisasi, seperti defisit sosial. Secara umum, setiap obat dapat efektif untuk sebagian orang dan tidak efektif bagi orang lainnya. Tim medis dan pasien seringkali harus menjalani proses trial and error hingga menemukan komposisi obat yang paling efektif. Efek samping obat yang lazim dialami oleh pasien skizofrenia adalah tremor, lidah kelu, dan nyeri di persendian (Nagel, 1991; Durand dan Barlow, 2007). Dini Darmayanti, S.Psi 15915026



8



Praktik Kerja Profesi Psikolog Bidang Klinis Laporan Pemeriksaan Psikologis Kasus Psikotik RSJD Dr. RM. Soedjarwadi Klaten Provinsi Jawa Tengah



RAHASIA



Salah satu efek buruk skizofrenia adalah dampak negatifnya terhadap hubungan dengan orang lain. Masalah ini dapat menjadi hambatan paling mencolok yang diperlihatkan oleh penderita skizofrenia dan membuat mereka tidak mampu mempertahankan relasi sosial. Intervensi psikososial dapat digunakan untuk meningkatkan kepatuhan konsumsi obat dengan cara membantu pasien agar mampu mengkomunikasikan masalahnya kepada profesional (Durand dan Barlow, 2007). Terdapat beberapa tipe skizofrenia, yaitu tipe paranoid, hebefrenik, katatonik, tak terinci, simpleks, dan residual (Durand & Barlow, 2007). Penderita Skizofrenia paranoid ditandai dengan waham kebesaran, persekusi atau kecemburuan dan muncul halusinasi auditoris yang sering (APA dalam Nevid, dkk, 2005).



IV. ASESMEN A. Rancangan 1. Observasi Observasi yang dilakukan meliputi observasi fisik, pada saat wawancara berlangsung, kegiatan sehari-hari klien, lingkungan di sekitar klien, dan tes psikologi. Observasi ini menjadi nilai catatan tambahan bagi pemeriksa. 2. Wawancara Wawancara bertujuan untuk menggali data secara mendalam mengenai klien dan permasalahan yang sedang dialami. Wawancara dilaksanakan dengan 2 cara yaitu autoanamnesa dan alloanamnesa. Autoanamnesa yaitu wawanvara yang dilakukan secara langsung dengan klien. Tujuannya adalah untuk mengetahui secara langsung dan mendalam semua data yang dibutuhkan, seperti riwayat kehidupan klien dari masa anak-anak, apa yang dialami dan dirasakan oleh klien, termasuk hal-hal yang berkaitan dengan gangguan. Kedua adalah alloanamnesa, yaitu wawancara yang dilakukan dengan orang-orang terdekat klien. Tujuannya untuk mengetahui kebenaran Dini Darmayanti, S.Psi 15915026



9



Praktik Kerja Profesi Psikolog Bidang Klinis Laporan Pemeriksaan Psikologis Kasus Psikotik RSJD Dr. RM. Soedjarwadi Klaten Provinsi Jawa Tengah



RAHASIA



data dari klien dan melihat persepsi lain tentang klien dan permasalahan yang sedang dialami. 3. Psikotes (DAP, BAUM, HTP, Wartegg dan SSCT) Pemberian tes DAP, BAUM, HTP dan Wartegg diberikan dengan tujuan untuk mengungkapkan hal-hal yang berada di alam bawah sadar klien agar dapat diketahui gambaran kepribadian klien. Tes ini dilakykan saat kondisi klien dalam keadaan kooperatif dan sadar. Tes SSCT sendiri digunakan untuk mengetahui pandangan klien mengenai masa depan dan masa lalu klien dan bagaimana interaksi hubungan klien dengan orang lain. B. Pelaksanaan Hari/Tanggal 13 September 2016



22 September 2016



27 September 2016



11 Oktober 2016



Kegiatan Building rapport, Autonamnesa, Observasi perilaku Autoanamnesa, Alloanamnesa Istri Klien Autoanamnesa, Alloanamnesa Istri kakak kandung Klien, intervensi Autoanamnesa, Alloanamnesa (ibu), Tes Wartegg, Intervensi



Lokasi Poli Rehabilitasi Mental dan Sosial Poli Jiwa



Rumah Klien



Rumah Klien



27 Oktober 2016



Autoanamnesa, SSCT dan Intervensi



Rumah Klien



3 November 2016



Follow Up dan Terminasi



Rumah Klien



Dini Darmayanti, S.Psi 15915026



10



Praktik Kerja Profesi Psikolog Bidang Klinis Laporan Pemeriksaan Psikologis Kasus Psikotik RSJD Dr. RM. Soedjarwadi Klaten Provinsi Jawa Tengah



RAHASIA



C. Hasil Asesmen 1.



Observasi a. Observasi Fisik/Perilaku di RSJD Klien memiliki tinggi badan sekitar 160 cm dengan perawakan berat badan normal, berkulit sawo matang dan rambut pendek rapi. Penampilan klien selama dirawat di RSJD Soedjarwardi cukup terawat. Klien lebih banyak diam dan tidak melakukan aktivitas ketika berada di ruang rehabilitas dimana pasien bisa melakukan berbagai macam kegiatan. Terlihat di telapak tangan sebelah



kanan ada bagian-bagian kulit yang



terkelupas. Saat praktikan membuka obrolan dan mengajukan beberapa pertanyaan, klien merespon obrolan dan pertanyaan tersebut. Saat klien sedang sendirian dan tidak melakukan kegiatan ketika di ruangan rehabilitasi, klien dominan menatap ke satu arah dengan tatapan yang kosong tanpa mengeluarkan ekspresi apapun. Hal ini terlihat selama praktikan melakukan observasi pada klien berada di RSJD Soedjarwardi. Ketika b. Observasi lingkungan fisik tempat tinggal klien Tampilan secara umum, tempat tinggal klien bersih dan rapi. Klien beserta istri-anak tinggal di rumah milik orang tuanya yang terletak tepat di pinggir jalan utama



perkampungan.



Disisi



sebelah kanan tempat tinggal klien digunakan untuk membuka warung sembako milik kakak klien (FN). Di bagian sudut pojok ruang tamu ada kandang burung cukup besar dan terdapat 4 ekor burung jenis lovebird di dalam kandang tersebut. Selain itu, di depan kandang burung terparkir 2 kendaraan motor yaitu motor jenis sport berwarna merah dan motor biasa berwarna hitam. Bagian ruang tengah dan dapur minim pencahayaan karena ventilasi yang kurang. c. Observasi saat wawancara



Dini Darmayanti, S.Psi 15915026



11



Praktik Kerja Profesi Psikolog Bidang Klinis Laporan Pemeriksaan Psikologis Kasus Psikotik RSJD Dr. RM. Soedjarwadi Klaten Provinsi Jawa Tengah



RAHASIA



Klien sangat bersemangat saat bercerita mengenai sejarah dari kebudayaan jawa terutama mengenai Candi Borobudur dan Candi Ratu Boko. Tampak beberapa kali ditengah perbincangan, klien menggetar-getarkan tangannya seperti orang menari dan mata melotot keluar serta seketika berhenti berbicara. Ketika perilaku tersebut muncul, praktikan menyadarkan klien kembali untuk melanjutkan ceritanya lalu klien akan melanjutkan cerita tersebut. Saat praktikan bertanya mengenai hubungannya dengan orang tua, klien tidak bersemangat untuk menceritakan dan terkadang klien mengatakan bahwa dirinya merasa ngantuk. d. Obervasi saat Psikotes Ketika diminta untuk mengerjakan tes grafis, klien awalnya menolak dan mengatakan bahwa dirinya tidak bisa menggambar serta merasa capek. Selang beberapa lama, akhirnya klien mau mengambar sesuai dengan intruksi yang diberikan oleh praktikan. Selanjutnya, saat pemberian tes SSCT klien menolak kembali dengan alasan tangannya capek untuk menulis dan otak tidak dapat berpikir sama sekali. Kemudian, praktikan memberikan pilihan untuk dibantu menulis dan klien hanya menceritakan kondisi yang sesuai dengan dirinya.



2.



Wawancara a. Autoanamnesa Klien merupakan anak ke 5 dari 5 bersaudara dan anak lakilaki satu-satunya. Saat ini klien tinggal di ruamh orang tuanya. Klien tinggal bersama ibu, istri, anak dan kakak perempuan yang nomor empat. Klien sendiri berstatus menikah dan memiliki 1 orang anak. Istri klien saat ini sedang mengandung anak keduanya dengan usia kehamilan 6 bulan. Ayah klien meninggal dunia sejak 1 Oktober 2015. Diantara semua keluarga, klien paling disayang oleh ibu, istri dan cukup dekat dengan kakak yang nomor dua.



Dini Darmayanti, S.Psi 15915026



12



Praktik Kerja Profesi Psikolog Bidang Klinis Laporan Pemeriksaan Psikologis Kasus Psikotik RSJD Dr. RM. Soedjarwadi Klaten Provinsi Jawa Tengah



RAHASIA



Menurut klien, ibunya selalu memenuhi semua keinginan klien dan tidak pernah memarahi klien. Saat ini meskipun klien sudah menikah dan memiliki anak, kebutuhan perekonomian klien masih dibantu oleh ibunya dari hasil uang pensiunan almarhum ayahnya. Ini dikarenakan klien sedang mengalami kesulitan perekonomian sejak satu tahun belakangan ini. Klien mengatakan bahwa hubungan dirinya dan ayahnya sejak dulu memang kurang harmonis. Ayah klien memiliki karakter yang keras, pemarah dan dingin terhadap dirinya. Klien dan ayahnya seringkali terlibat percekcokan bahkan klien mengakui bahwa beberapa bulan sebelum ayahnya meninggal, klien sempat ribut dengan ayahnya karena masalah kecil yaitu mengenai kangkung. Sebelumnya, klien menanam kangkung di halaman belakang rumahnya. Kangkung tersebut ditanam karena akan dijadikan makanan untuk ternak burung hias miliknya. Suatu ketika ayahnya mencabut kangkung tersebut karena ayahnya merasa kangkung itu memenuhi halaman belakangnya. Klien menjadi marah atas perbuatan ayahnya dan menganggap bahwa ayahnya telah menutup pintu rejekinya. Karena percekcokan tersebut, klien diusir oleh ayahnya dari rumah itu. Akan tetapi, klien menolak keluar dari rumah karena klien menganggap rumah dan tanah yang ditempatinya itu milik Allah bukan milik ayahnya. Klien juga merasa bahwa dirinya tidak melakukan kesalahan sama sekali. Pada akhirnya, klien dan ayahnya tidak saling bertegur sapa selama beberapa hari Klien menjelaskan bahwa sejak kecil dirinya memang tidak mendapatkan kasih sayang dari ayahnya. Setiap klien membuat kesalahan, ayahnya selalu mencambuk dirinya memakai ikat pinggang. Saat dirinya dipukul oleh ayahnya, ibunya hanya diam saja karena ibunya menganggap perilaku klien saat itu memang salah. Dini Darmayanti, S.Psi 15915026



13



Praktik Kerja Profesi Psikolog Bidang Klinis Laporan Pemeriksaan Psikologis Kasus Psikotik RSJD Dr. RM. Soedjarwadi Klaten Provinsi Jawa Tengah



RAHASIA



Saat SMA, klien bercerita bahwa otak klien tidak mampu berpikir ketika mengerjakan soal matematika, bahkan klien merasa seperti ada darah yang keluar dari mulutnya. Saat kejadian tersebut, tidak ada satupun orang di kelas yang mengetahui kejadian itu padahal guru dan teman-teman sekelasnya masih dalam proses belajar mengajar di kelas. Klien menganggap semua yang ada di kelas tidak mengetahuinya karena klien sengaja tidak memberi tahu sama sekali. Klien sempat mengenyam pendidikan di bangku kuliah selama 2 semester. Klien kuliah di salah satu PTS ternama di Solo dan mengambil jurusan matematika. Jurusan ini merupakan pilihan diri sendiri dan masukan dari kedua orang tuanya. Ini dikarenakan selama di kelas 3 SMA, klien selalu mendapatkan nilai matematika di atas rata-rata yaitu nilai 8 dan 9. Maka dari itu, klien merasa jurusan matematika pilihan yang tepat. Kenyataannya, selama 1 tahun kuliah klien tidak mampu mengikuti perkuliahan dengan baik. Klien banyak membolos disetiap mata pelajaran, tidak pernah mengumpulkan tugas bahkan tidak mengikuti ujian. Klien merasa otaknya tidak mampu mengerjakan tugas-tugas yang diberikan dosen dan klien juga ketika itu terpengaruh oleh perilaku buruk teman-temannya. Klien dan teman-temannya sering mabuk-mabukan, di ajak nongkrong, jalan-jalan bahkan pernah jalan-jalan ke jogja selama 3 hari tanpa pulang ke kosnya. Tahun 2003 klien pernah rawat inap disalah satu RS swasta di Yogyakarta. Sebelum dirawat, klien melihat cahaya putih menembus tembok dinding kamar di rumahnya kemudian cahaya tersebut masuk ke kepala kemudian seketika klien berperilaku marah-marah seperti orang kesurupan dan anggota badan bergerak seperti orang sedang menari. Saat itu, keluarga mengira klien mengalami kesurupan kemudian dibawa ke pengobatan alternatif, namun klien tidak mengalami perubahan apapun dan akhirnya di Dini Darmayanti, S.Psi 15915026



14



Praktik Kerja Profesi Psikolog Bidang Klinis Laporan Pemeriksaan Psikologis Kasus Psikotik RSJD Dr. RM. Soedjarwadi Klaten Provinsi Jawa Tengah



RAHASIA



rujuk rawat inap disalah satu Rumah sakit swasta di Yogyakarta. Setelah klien keluar dari rumah sakit, klien mengisi waktunya dengan berjualan burung hias dan hal ini tergantung dengan dari pesanan orang. Klien sebenarnya memiliki impian ingin menjadi orang kaya dan menjadi pebisnis sukses, agar dirinya dihormati oleh orang lain. Pada tahun 2012, klien pernah mengalami masa kejayaan secara finansial yaitu mendapatkan penghasilan sebesar 10 juta perbulan selama kurang lebih 5 bulan berturut-turut dari ternak burung hias jenis loverbird. Bahkan klien pernah menjadi salah satu narasumber di sebuah koran nasional untuk menceritakan pengalamannya mengenai ternak burung tersebut. Dari hasil keuntungan penjualan tersebut, klien dapat membeli motor sport ternama dengan harga kisaran 35 juta rupiah. Saat itu, burung hias jenis Lovebird banyak di cari oleh para pecinta burung hias. Harga jual untuk per ekor bisa mencapai lebih dari 1 juta rupiah. Ternyata kepopuleran jenis burung lovebird tidak bertahan lama dan pendapatan keuangan klien menurun. Klien merasa sangat kecewa dengan peristiwa tersebut dan klien menjadi kasihan dengan keluarga terutama dengan istrinya karena tidak bisa memberikan uang. Ditahun 2015 klien mencoba merintis kembali usaha tersebut namun hasil yang didapatkan klien tidak sesuai dengan harapannya hingga saat ini.



b. Alloanamnesa T (Istri) T menikah dengan klien sejak tahun 2007. Klien dan T telah memiliki 1 orang anak laki-laki. Sejak awal menikah, T sering mengalami kekerasan secara fisik dari klien. T pernah meletakkan gelas di meja yang berada di ruang tamu, saat itu klien melihatnya dan langsung memarahi T, lalu T mencoba menjelaskan kepada Dini Darmayanti, S.Psi 15915026



15



Praktik Kerja Profesi Psikolog Bidang Klinis Laporan Pemeriksaan Psikologis Kasus Psikotik RSJD Dr. RM. Soedjarwadi Klaten Provinsi Jawa Tengah



RAHASIA



klien. Namun T dipukul oleh kliendan mengenai di bagian wajah. Menurut T, jika perkataan klien dibantah maka klien akan semakin marah. Biasanya, beberapa saat setelah kejadian, klien akan meminta maaf kepada T dan mengkahwatirkan kondisi T. Klien melakukan perilaku tersebut tidak hnaya satu kali saja namun berulang-ulang kali disetiap kejadian yang tidak sesuai dengan diri klien. T menjelaskan bahwa klien memang sulit mengendalikan marahnya. Sikap klien yang mudah marah tidak hanya dilakukan kepada T tetapi juga kepada orang tua dan saudara klien. Klien memang dimanja oleh ibu klien. Sejak awal menikah, T merasa jika klien menginginkan sesuatu, klien akan bilang kepada ibunya dan permintaannya akan diusahakan oleh ibunya untuk dipenuhi. Hubungan klien dan ayahnya tidak terlalu dekat dan sering terjadi konflik. Ayah klien merupakan orang yang pendiam dan tidak dekat dengan anak-anaknya. Setahun yang lalu klien pernah terlibat cekcok dengan ayahnya. Klien marah-marah kepada ayahnya karena telah mengganggu perkarangannya yang ditanam kangkung oleh klien. Ayahnya bermaksud ingin menanam tanaman lainnnya disebelah tanaman kangkung miliki klien. Namun klien tidak ingin tempat tersebut digunakan untuk tanaman lainnya. Akhirnya klien marah dan membanting pintu di rumah. Ayah klien saat itu memberitahu kepada klien agar berbicara dengan sopan. Respon klien saat itu semakin marah dan pada akhirnya ayah klien mengusir klien dari rumah namun klien tetap untuk bertahan di rumah itu. T mengatakan bahwa klien memiliki keinginan yang sangat tinggi namun tidak diimbangi oleh kemampuan klien. Sebagai contoh, klien berharap memiliki rumah yang mewah dan mobil sport buatan eropa namun T menilai dalam hal memenuhi kebutuhan rumah tangga saja sulit terpenuhi oleh klien karena klien malas untuk bekerja. Burung hias milik klien masih ada beberapa Dini Darmayanti, S.Psi 15915026



16



Praktik Kerja Profesi Psikolog Bidang Klinis Laporan Pemeriksaan Psikologis Kasus Psikotik RSJD Dr. RM. Soedjarwadi Klaten Provinsi Jawa Tengah



RAHASIA



di rumah dan yang merawat burung tersebut yaitu T. Klien beralasan tangannya tidak kuat untuk memberikan makan kepada burung tersebut. Selain itu, klien juga suka curiga kepada orangorang bahwa dirinya akan disakiti oleh orang lain. Ada suatu kejadian ketika jenis burung hias yang diternak klien masih sangat popular kemudian saat itu burung hias klien hilang. Kemudian, klien cerita kepada T dan menuduh salah satu orang tetangganya. Namun ketika klien bertemu dengan tetangga tersebut, klien bersikap seperti biasa. Klien merupakan sosok yang jarang bersosialisasi dengan tetangga atau aktif mengikuti kegiatan di perkampungan karena klien merasa ketika bertemu tetangga atau ketika ada rapat warga, isi pembicaraannya tidak sesuai dengan dirinya. Menurut T, klien sejak lulus sekolah sudah mengalami halusinasi dan sempat dirawat inap di RS yang ada di Yogyakarta. T tidak begitu yakin dengan kejadian tersebut karena saat itu T belum menikah dengan klien. Tahun 2016, klien dirawat inap di RSJD Soedjarwadi. Hal ini bermula 3 minggu sebelumnya klien sempat mengikuti pengajian. Sepulang dari pengajian, klien bercerita kepada T bahwa ada sesuatu yang masuk ke kepalanya dan dirinya baru saja mendapatkan wahyu. Selama 1 malam, klien tidak bisa tidur dan pergi keluar rumah selama seharian kemudian kembali ke rumah. Keesokan harinya, klien pergi lagi menggunakan sepeda motor tanpa pamitan ke keluarga selama berhari-hari. Klien berusaha mencari dan bertanya kepada tetangga namun tidak ada satupun melihat klien. Sorenya, T mendapat telepon dari salah satu karyawan jaga di candi Ratu Boko dengan menggunakan HP milik klien dan memberitahukan bahwa motor suaminya berada di tengah-tengah kawasan Candi Ratu Boko. Suami klien diajak berbicara selalu meracau tidak jelas dan memutari candi seperti orang kebingungan. Kemudian T menyusul Dini Darmayanti, S.Psi 15915026



17



Praktik Kerja Profesi Psikolog Bidang Klinis Laporan Pemeriksaan Psikologis Kasus Psikotik RSJD Dr. RM. Soedjarwadi Klaten Provinsi Jawa Tengah



RAHASIA



suaminya ke lokasi Candi dan mengajak klien pulang ke rumah. Besoknya, klien tiba-tiba berteriak didepan warung milik tetangganya dan setiap kendaraan yang lewat klien memarahi serta menggerakkan tangannya seperti mengeluarka kekuatan kearah kendaraan yang lewat. Walaupun klien berperilaku aneh, keluarga hanya membawa klien ke ustad untuk di ruqiyah kemudian sesampai di rumah klien tenang dan beristirhat. Selang satu hari, klien mengajak T untuk masuk ke dalam kamar berdua saja. Namun ketika berada di kamar, T dipukul-pukul oleh klien dan T mencoba berusaha keluar namun pintu terkunci. Akhirnya ibu dan kakak ipar T datang untuk membuka pintu kamar, lalu T lari keluar kamar. Klien kemudian beralih memukul ibu dan kakak iparnya. Selang beberapa jam, akhirnya klien dibawa ke RSJD untuk dirawat inap. Menurut T, klien memang sangat menyukai dengan bukubuku yang berhubungan dengan kejawenan serta hal-hal yang berbau ghaib. Klien memiliki kepercayaan bahwa dirinya merupakan titisan dari leluhur dan memiliki kekuatan ghaib. T menilai klien berperilaku seperti ini sejak membaca buku mengenai buku karangan Fahmi Basya yang menceritakan tentang candicandi dan islam.



SM (Ibu) SM merupakan ibu rumah tangga dan ayahnya seorang guru. SM sangat senang akhirnya mendapatkan anak laki-laki. Klien sejak kecil lebih dekat dengan SM. Ketika klien masuk usia beberapa bulan, ASI yang diberikan terputus. Hal ini dikarenakan ibu SM sakit dan harus mengkonsumsi obat sehingga ASI SM berhenti. Tahun 2001 klien pernah dirawat di Puri Nirmala karena mengalami halusinasi. Saat itu klien baru lulus SMA dan akan melanjutkan kuliah. Klien memiliki keinginan untuk kuliah di Universitas Dini Darmayanti, S.Psi 15915026



18



Praktik Kerja Profesi Psikolog Bidang Klinis Laporan Pemeriksaan Psikologis Kasus Psikotik RSJD Dr. RM. Soedjarwadi Klaten Provinsi Jawa Tengah



RAHASIA



Negeri, namun tidak lulus kuliah. Akhirnya klien menganggur selama 1 tahun dan pada saat itu klien juga mengalami halusinasi melihat cahaya putih yang masuk ke kepalanya kemudian klien marah-marah dan akhirnya dibawa ke Puri Nirmala. Klien dirawat selama kurang lebih 10 hari. Setahun kemudian, klien mencoba kembali untuk tes kuliah di Universitas Swasta. Pada akhirnya klien lulus dan mulai kuliah. Namun selang dua semsester, klien berhenti kuliah karena klien merasa tidak mampu untuk berpikir yang beratberat dan mengerjakan tugas kuliah. SM menjelaskan bahwa klien sejak SD memang selalu malas ketika mengikuti pelajaran. Klien selalu punya alasan untuk bolos sekolah. Perilaku ini bertahan hingga kiln duduk di bangku SMA. Menurut SM, klien memiliki keinginan yang berlebihan yang tidak sesuai dengan kondisi keadaan keluarganya. Saat klien SMA, klien meminta kepada ayah dan ibunya untuk membelikan motor. Pada saat itu, anak sekolahan tidak ada yang menggunakan motor. Namun klien berkeinginan untuk dibelikan motor. Jika keinginan klien tidak dituruti, klien akan marah-marah. Padahal saat itu, kondisi ekonomi klien sangat paspasan. Akhirnya orang tua klien membelikan klien motor. Setelah klien tidak melanjutkan kuliah, ibu klien berusaha untuk membantu klien membuka usaha. Hal ini karena ibu klien tidak ingin melihat anaknya menjadi pengangguran. Ibu klien menawarkan kepada klien untuk membuka usaha took bangunan atau menjual bibit tanaman. Namun klien tidak mau dengan alasan klien tidak mampu bekerja terlalu berat dank lien hanya ingin menjual burung hias saja. Akhirnya keinginan klien terwujud dengan bantuan ibunya. Tahun 2015, klien mengalami kondisi perekonomian yang sangat mapan bahkan mampu membeli kendaraan motor jenis sport. Selang beberapa bulan, klien mengalami bangkrut karena nilai jual burung hias tersebut tidak lama bertahan. Akhirnya klien mengalami kekecewaan. Ibu klien Dini Darmayanti, S.Psi 15915026



19



Praktik Kerja Profesi Psikolog Bidang Klinis Laporan Pemeriksaan Psikologis Kasus Psikotik RSJD Dr. RM. Soedjarwadi Klaten Provinsi Jawa Tengah



RAHASIA



mencoba menyemangati klien untuk usaha pakan burung saja. Namun klien menolak kembali dengan alasan yang sama yaitu merasa tidak mampu bekerja terlalu berat. Hubungan klien dengan ayahnya tidak terlalu akrab. SM menjelaskan bahwa ayah klien merupakan orang yang pendiam namun ayahnya sebenarnya perhatian kepada anak-anaknya hanya saja jika bertanya keadaan anaknya, ayah klien hanya bertanya melalui SM. SM mengakui bahwa dirinya memang memanjakan klien karena klien merupakan anak laki-laki satu-satunya. Klien juga merupakan anak yang tipenya segala sesuatu keinginannya harus dituruti atau segala sesuatunya harus sesuai dengan kemauan klien. SM mengakui bahwa klien memiliki harapan yang tinggi akan tetapi hal itu tidak sesuai dengan kondisi dan keadaan klien. Ketika klien sedang marah-marah biasanya klien akan melakukan tindakan kekerasan secara fisik kepada orang-orang sekitar., salah satunya yaitu peristiwa sebelum klien masuk ke RSJ. Klien sebelumnya berhalusinasi kembali mengenai dirinya



merupakan titisan



leluhurnya dan mendapatkan wahyu. Selain itu, sisi lainnya klien tidak mau menjadi orang yang kalah atau rendah dimata orang lain. Sebagai contohnya saat SMA minta dibelikan motor agar orangorang tidak memandang dirinya rendah. SM menjelaskan bahwa riwayat gangguan seperti ini juga dialami oleh kakak perempuan dan sepupu klien dari pihak ayahnya.



3.



Hasil Tes Psikologi a) Tes Grafis (Baum, DAP, HTP dan Wartegg) Minat sosial klien dengan lingkungan sekitar cukup tinggi namun kemampuan adaptasinya tidak mendukung dan cenderung egosentris. Selain itu klien cenderung dependen sehingga klien menjadi pasif dalam melakukan kegiatan. Klien memiliki ambisi yang besar akan tetapi tidak diimbangi dengan usaha yang



Dini Darmayanti, S.Psi 15915026



20



Praktik Kerja Profesi Psikolog Bidang Klinis Laporan Pemeriksaan Psikologis Kasus Psikotik RSJD Dr. RM. Soedjarwadi Klaten Provinsi Jawa Tengah



RAHASIA



dilakukan klien sendiri. Hal ini sebagian besar dipengaruhi oleh mood klien yang sering berubah-ubah dan motivasi yang rendah padahal klien memiliki kemampuan kognitif dan daya juang yang memadai. Peran ayah yang mendominasi dalam keluarga menjadikan klien sosok yang rendah diri dan tidak terlalu berperan dalam keluarga. Selain itu, klien cenderung agresif dan impulsif ketika ada hal yang tidak sesuai dengan diri klien. Sikap ini menunjukkan bahwa klien tidak matang secara emosional. Klien juga memeliki kecenderungan paranoid dengan hal-hal yang terjadi disekitarnya. b) Tes SSCT Sejak kecil, klien merasa bahwa hubungan keluarganya kurang harmonis terutama interaksi diri klien dengan ayahnya. Klien merasa bahwa ayahnya dan dirinya jarang berkomunikasi. Klien memiliki harapan terhadap ayahnya bisa lebih banyak mengalah dengan dirinya. Berbeda dengan ibunya, klien merasa bahwa ibunya sangat menyayangi dirinya. Baginya, ibunya tidak memiliki kekurangan apapun dimatanya. Klien mengakui bahwa dirinya tidak memiliki ketakutan terhadap apapun, namun dirinya mempunyai kelemahan yang terbesar yaitu sulit untuk mengendalikan emosinya. Klien mudah kesal ketika menemukan hal-hal yang tidak sesuai dengan keinginannya.



Jika



diberikan



kesempatan,



klien



ingin



memperbaiki kehidupan dan sifat-sifatnya yang mudah marah. Selain itu, klien ingin membahagiakan dan mencukupi kebutuhan keluarganya. Pandangan klien terhadap orang yang baik yaitu orang yang banyak memberikan dampak keuntungan bagi dirinya salah satunya yaitu yang mau membeli hasil penjualannya dalam ternak burung hias. Orang yang memiliki kedudukan yang tinggi yaitu orang-orang yang kaya secara finansial. Maka dari itu, klien



Dini Darmayanti, S.Psi 15915026



21



Praktik Kerja Profesi Psikolog Bidang Klinis Laporan Pemeriksaan Psikologis Kasus Psikotik RSJD Dr. RM. Soedjarwadi Klaten Provinsi Jawa Tengah



RAHASIA



memiliki harapan ingin menjadi orang kaya dan memiliki uang yang banyak. 4.



Integrasi Hasil Tes a. Aspek Kognitif Klien memiliki kemampuan kognitif yang memadai, namun hal ini tidak digunakan secara maksimal karena faktor mood klien yang gampang berubah-ubah dan kurangnya motivasi. Padahal klien memiliki daya juang yang baik. Klien cenderung menggunakan cara yang sama dalam menyelesaikan berbagai permasalahan karena kurangnya daya kreativitas. b. Aspek Emosional Klien memiliki hambatan dalam mengendalikan emosinya, mood gampang berubah-ubah serta cenderung bertindak agresif. Hal ini disebabkan bahwa klien lebih impulsif. Ini terlihat dari cara klien yang mengekspresikan emosinya secara langsung tanpa melihat dampak kedepannya. c. Aspek Sosial Klien termasuk individu yang memiliki minat sosial yang cukup tinggi. Akan tetapi, klien mengalami hambatan ketika berinteraksi dengan lingkungan sekitar. Jika ada hal-hal yang tidak sesuai dengan keinginan klien, maka klien akan menganggap hal itu merugikan dirinya. d. Aspek Dorongan/Impuls Klien memiliki banyak keinginan, hanya saja klien tidak yakin akan bisa mewujudkan keinginannya tersebut. Klien butuh untuk diberikan doronga/motivasi eksternal saat harus melakukan sesuatu, sehingga klien menjadi lebih mudah dependen terhadap orang lain.



Dini Darmayanti, S.Psi 15915026



22



Praktik Kerja Profesi Psikolog Bidang Klinis Laporan Pemeriksaan Psikologis Kasus Psikotik RSJD Dr. RM. Soedjarwadi Klaten Provinsi Jawa Tengah V.



RAHASIA



EVALUASI KEPRIBADIAN Aspek kepribadian yang paling menonjol pada klien adalah kecenderungan dependen dan memiliki daya juang yang rendah termasuk dalam hal kegiatan yang ringan. Dalam interaksi sosial, klien memiliki kecenderungan egosentris, sehingga klien tidak mampu menempatkan diri. Kondisi ini dikarenakan yang terjadi di lingkungan tersebut tidak sesuai dengan keinginan klien, sehingga klien cenderung menutup diri dari lingkungan sekitar. Dari sisi impuls/dorongan, klien memiliki keinginan yang besar namun kemampuan yang dimiliki klien terbatas. Klien ingin mapan secara finansial agar orang-orang tidak memandang diri klien rendah, akan tetapi usaha yang ditunjukkan klien untuk mewujudkan tersebut tidak dilakukan. Selain itu, klien cenderung memaksa untuk memenuhi hal-hal yang diinginkan oleh klien. Hal ini berkaitan dengan pola asuh ibu yang memanjakan klien sejak kecil hingga dewasa. Figur ayah dalam diri klien tidak berperan besar. Hal ini disebabkan hubungan klien dan ayah tidak harmonis. Pola pikir dan cara klien menyelesaikan masalah cenderung buruk, dan berdampak kepada emosi klien yang mudah marah dan menyalahkan orang lain. Klien tidak mampu berpikir dengan alur logis dan tidak dapat menemukan hal yang sebenarnya menjadi sumber masalah.



VI. DINAMIKA PSIKOLOGIS Ketika lahir, klien tidak memperoleh ASI yang cukup, hanya beberapa bulan saja klien mendapatkan ASI. Hal ini dikarenakan ibu yang sakit sehingga ASI ibu tidak lancar. Menurut Freud (Feist & Feist, 2010), kebutuhan pada fase oral yang tidak terpenuhi cenderung membuat individu tumbuh menjadi manusia yang egosentris, sulit memahami emosi orang lain dan memiliki kecemasan neurotis. Pada saat bayi, kecemasan ini biasanya diikuti dengan perasaan ambivalen terhadap objek lekat (ibu) dan kemampuan ego yang semakin besar untuk mempertahankan diri terhadap kecemasan. Jika Dini Darmayanti, S.Psi 15915026



23



Praktik Kerja Profesi Psikolog Bidang Klinis Laporan Pemeriksaan Psikologis Kasus Psikotik RSJD Dr. RM. Soedjarwadi Klaten Provinsi Jawa Tengah



RAHASIA



kebutuhan tidak terpenuhi, ego cenderung tidak mampu mempertahankan diri dari kecemasan. Riwayat ini ikut membentuk klien menjadi impulsif. Sejak kecil klien tidak mendapatkan kelekatan yang baik dari figur ayah. Ayah tidak dekat dengan anak-anaknya termasuk klien, namun ketika anaknya atau klien berbuat salah maka ayahnya akan memukul. Pola asuh seperti



ini



diasosiasikan



terhadap



ketidakmampuan



anak



untuk



mengendalikan dirinya. Ketiadaan figur ayah menjadi faktor lain yang berkontribusi terhadap rendahnya kemampuan adaptasi sosial klien. Shonkoff dan meisels (2000) mengungkapkan bahwa ketiadaan figur ayah dalam pengasuhan cenderung membuat anak memiliki kemampuan adaptasi sosial yang buruk. Klien sangat dekat dengan ibunya bahkan cenderung dimanja, dimana ibu sangat terlibat dalam kehidupan anak namun tidak menetapkan batasan-batasan perilaku yang jelas (Santrock, 2002). Pola ini juga cenderung membentuk anak menjadi individu dengan kemampuan sosial rendah, inisiatif rendah, dan keterampilan komunikasi serta emosi yang buruk (Weiss & others, 1992; Santrock, 2002). Secara emosi, klien cenderung mengungkapkan emosi negatif yang dirasakan namun dengan cara menyalahkan orang lain. Selain itu, ketika klien menghadapi hal-hal yang tidak menyenangkan, klien akan merasa dirinya tidak berdaya. Menurut freud (Feist & feist, 2010), pada saat libido melewati tahap perkembangan tertentu, dimasa-masa penuh stress dan kecemasan, libido buisa kembali ke tahap sebelumnya. Langkah mundur ini dikenal sebagai Regresi. Salah satu cara yang umum diambil oleh orang dewasa dalam menghadapi situasi yang memunculkan kecemasan adalah untuk mundur ke pola perilaku sebelumnya yang lebih aman dan nyaman serta mengarahkan libidonya ke objek-objek yang lebih primitif dan familiar. Mekanisme pertahanan yang digunakan oleh individu yang bergantung pada taraf perkembangangan dan derajat kecemasan yang dialaminya (Corey, 2009). Dalam paradigm psikopatologi Freud, gangguan kejiwaan muncul ketika mekanisme oertahanan diri tidak lagi mampu melindungi ego, sehingga ego menjadi terluka. Peristiwa pemicu yang mengawali gangguan jiwa Dini Darmayanti, S.Psi 15915026



24



Praktik Kerja Profesi Psikolog Bidang Klinis Laporan Pemeriksaan Psikologis Kasus Psikotik RSJD Dr. RM. Soedjarwadi Klaten Provinsi Jawa Tengah



RAHASIA



psikotik terjadi ketika klien tidak diterima di Universitas Negeri yang diinginkan oleh klien. Klien menganggap soalnya terlalu sulit dan tidak masuk akal. Mekanisme oertahanan regresi yang dilakukan terus menerus dengan menyalahkan situasi dari luar pada akhirnya menimbulkan gangguan psikotik dalam bentuk inkoheren pikiran, pembicaraan yang terdisorganisasi dan perilaku negatif muncul seperti marah-marah dan memukul orang-orang disekitar. Pad kasus klien, peristiwa ini menjadi pemicu gangguan mental (Precipitating event). Peristiwa ini sebagai pemicu ditandai dengan gejalagejala patologis yang berkembang mendadak dan akut setelah suatu kejadian yang sangat mempengaruhi kondisi psikologis individu (Sadarjoen, 2011). Klien yang memiliki keinginin yang tinggi namun tidak memiliki kemampuan yang memadai menyebabkan ego klien terluka. Sehingga kenyataan dan dorongan dalam diri tidak sinkron. Pandangan psikoanalisis umum tentang skizofrenia mengasumsikan bahwa kerusakan ego mempengaruhi interpretasi kenyataan dan dorongan dalam diri (Kaplan & Sadock, 1997). Corsini & Wedding (2011) berpendapat bahwa distres psikologis disebabkan oleh multifaktor. Sebab biologis, perkembangan, dan lingkungan berinteraksi menyebabkan psikopatologi. Kasus skizofrenia umumnya disebabkan oleh faktor hereditas (keturunan) dan anomali yang menyebabkan abnormalitas struktur kimia otak, trauma pada salah satu tahap perkembangan psikologis yang mengarahkan pada kerentanan ego (ego vulnerability), karakter personal yang rentan sehingga membuat pola penyelesaian masalah tidak adaptif, dan kesalahan pola pemikiran (distorsi) seperti asumsi yang keliru dan target yang tidak realistis (Corsini & Wedding, 2011). Klien dalam kasus ini memiliki seluruh faktor risiko psikopatologi, sehingga potensinya untuk terkena gangguan menjadi sangat besar.



Dini Darmayanti, S.Psi 15915026



25



Praktik Kerja Profesi Psikolog Bidang Klinis Laporan Pemeriksaan Psikologis Kasus Psikotik RSJD Dr. RM. Soedjarwadi Klaten Provinsi Jawa Tengah



RAHASIA



Bagan Paradigma Psikopatologi



Conditioning Event



Later Life



 Figur ayah tidak



 Dicambuk oleh ayah



Childhood



terpenuhi



 ibu yang memanjakan  Masalah ekonomi dalam keluarga  Kemampuan terbatas



 Dependen dengan ibu  Pribadi yang Immature  Ingin mapan secara finansial



Gagal masuk ke universitas negeri yang diinginkan



Precipitating Event



The Complex



Keinginan untuk memiliki kekayaan dan usaha selalu lancar



The Ego  Pribadi Matang  Menafkahi keluarga  Finansial mapan



Ego Alien  Pribadi Immature  Regresi  Finansial tidak mapan



Skizofrenia Paranoid Symptom Formation Bingung Rawat diri kurang



Keluar rumah tidak bertujuan



Mudah marah dan memukul Mendapat bisikan berupa wahyu



Dini Darmayanti, S.Psi 15915026



Tangan bergerak seperti digerakkan



Melihat cahaya putih seperti jin Waham Kebesaran : merasa titisan leluhur



26



Praktik Kerja Profesi Psikolog Bidang Klinis Laporan Pemeriksaan Psikologis Kasus Psikotik RSJD Dr. RM. Soedjarwadi Klaten Provinsi Jawa Tengah



RAHASIA



VII. ANALISIS FUNGSI PSIKOLOGIS (STATUS PSIKIATRI) A. Deskripsi Umum



: Klien tampak sesuai dengan usianya,



tinggi badan rata-rata, tubuh sedikit kurus, rambut cukup tertata, kuku sedikit kotor. B. Afek



: Tumpul



C. Roman Muka



: Hypomimic (mimik sedikit)



D. Emosi



: Inapopriate (Tidak pas)



E. Sikap dan Tingkah Laku



: Kooperatif



F. Kesadaran dan kognisi Tingkat kesadaran



: Compos Mantis (Sadar)



Orientasi waktu/tempat/orang



: Baik



Daya ingat



: Baik



G. Konsentrasi dan perhatian



: Mudah ditarik mudah dicantum



H. Pengendalian diri



: Baik



I.



Respons terhadap praktikan



: Baik



J.



Proses Pikir Arus Pikir Kualititatif



: Koheren



Arus Pikir Kuantitatif



: sedikit bicara



Isi Pikir



:



meyakini



dirinya



merupakan



warisan budaya leluhur dan memiliki ilmu gaib Bentuk Pikir K. Gangguan Persepsi



: non realistik : Melihat cahaya putih seperti jin yang



merasuki dirinya, merasa tubuhnya ingin menari dan hal tersebut diluar control dirinya, merasa bahwa dirinya merupakan warisan budaya leluhur. L. Respon terhadap Rangsangan



: Baik



M. Hubungan Sosial



: Klien sering menyendiri namun



masih mampu untuk berinteraksi dengan orang lain. N. Tilikan Diri



: Klien terkadang menyadari sedang



mengalami gangguan jiwa, namun pada kesemoatan lain tidak menyadari. Dini Darmayanti, S.Psi 15915026



27



Praktik Kerja Profesi Psikolog Bidang Klinis Laporan Pemeriksaan Psikologis Kasus Psikotik RSJD Dr. RM. Soedjarwadi Klaten Provinsi Jawa Tengah O. Simptom



RAHASIA



: Marah-marah, pembicaraan kacau,



rawat diri kurang, sering menyendiri, mengamuk, afek tidak sesuai, melihat cahaya putih menyerupai jin, merasa badan dan tangannya ingin menari diluar control dirinya, merasa bahwa dirinya merupakan warisan buda leluhur.



VIII. DIAGNOSIS MULTIAKSIAL Diagnosis Umum Skizofrenia Pedoman Diagnostik Umum untuk Skizofrenia dalam PPDGJ III  Harus ada sedikitnya satu gejala berikut ini yang amat jelas (dan biasanya dua gejala atau lebih bila gejala-gejala itu kurang tajam atau kurang jelas): a) -“thought eco” = isi pikiran dirinya sendiri yang berulang atau bergema dalam kepalanya (tidak keras), dan isi pikiran ulangan, walaupun isinya sama, namun kualitasnya berbeda; atau; -“thought insertion or withdrawal” = isi pikiran yang asing dari luar masuk ke dalam pikirannya (insertion) atau isi pikirannya diambil keluar oleh sesuatu dari luar dirinya (withdrawal); dan -“thought broadcasting” = isi pikirannya tersiar keluar sehingga orang lain atau umum mengetahuinya b) “delusion of control” = waham tentang dirinya dikendalikan oleh suatu kekuatan tertentu dari luar; atau -“delusion of influence” = waham tentang dirinya dipengaruhi oleh suatu kekuatan tertentu dari luar; atau - “delusion of passivity” = waham tentang dirinya tidak berdaya dan pasrah terhadap suatu kekuatan dari luar; (tentang dirinya = secara jelas Dini Darmayanti, S.Psi 15915026



Kategori Kasus



Memenuhi Ya Tida k



Mendengar bisikan bahwa dirinya mendapatkan wahyu







Tangannya digerakkan oleh kekuatan luar dan sulit di kontrol







28



Praktik Kerja Profesi Psikolog Bidang Klinis Laporan Pemeriksaan Psikologis Kasus Psikotik RSJD Dr. RM. Soedjarwadi Klaten Provinsi Jawa Tengah Pedoman Diagnostik Umum untuk Skizofrenia dalam PPDGJ III merujuk ke pergerakan tubuh/anggota gerak atau ke pikiran, tindakan, atau penginderaan khusus); -“delusion perception” = pengalaman inderawi yang tak wajar, yang bermakna sangat khas bagi dirinya, biasanya bersifat mistik atau mukjizat; c) halusinasi auditorik :  Suara halusinasi yang berkomentar secara terus menerus terhadap perilaku pasien, atau  Mendiskusikan perihal pasien di antara mereka sendiri (diantara berbagai suara yang berbicara), atau  Jenis suara halusinasi lain yang berasal dari salah satu bagian tubuh d) waham-waham menetap jenis lainnya, yang menurut budaya setempat dianggap tidak wajar dan sesuatu yang mustahil, misalnya perihal keyakinan agama atau politik tertentu, atau kekuatan dan kemampuan di atas manusia biasa (misalnya mampu mengendalikan cuaca, atau berkomunikasi dengan makhluk asing dari dunia lain),  (Atau paling sedikit dua gejala di bawah ini yang harus selalu ada secara jelas: a) halusinasi yang menetap dari panca-indera apa saja, apabila disertai baik oleh waham yang mengembang maupun yang setengah berbentuk tanpa kandungan afektif yang jelas, ataupun disertai oleh ide-ide berlebihan (over-valued ideas) yang menetap, atau apabila terjadi setiap hari selama berminggu-



Dini Darmayanti, S.Psi 15915026



Kategori Kasus



Meyakini bahwa dirinya adalah titisan dari leluhur



Berkeyakinan bahwa dirinya memiliki kekuatan mistis



RAHASIA



Memenuhi Ya Tida k











29



Praktik Kerja Profesi Psikolog Bidang Klinis Laporan Pemeriksaan Psikologis Kasus Psikotik RSJD Dr. RM. Soedjarwadi Klaten Provinsi Jawa Tengah Pedoman Diagnostik Umum untuk Skizofrenia dalam PPDGJ III minggu atau berbulan-bulan terusmenerus; b) arus pikiran yang terputus (break) atau yang mengalami sisipan (interpolation), yang berakibat inkoherensi atau pembicaraan yang tidak relevan, atau neologisme; c) perilaku katatonik, seperti keadaan gaduh-gelisah (excitement), posisi tubuh tertentu (posturing), atau fleksibilitas cerea, negativisme, mutisme, dan stupor; d) gejala-gejala “negatif”, seperti sikap sangat apatis, bicara yang jarang, dan respons emosional yang menumpul atau tidak wajar, biasanya yang mengakibatkan penarikan diri dari pergaulan sosial dan menurunnya kinerja sosial; tetapi harus jelas bahwa semua hal tersebut tidak disebabkan oleh depresi atau medikasi neuroleptika;  Adanya gejala-gejala khas tersebut di atas telah berlangsung selama kurun waktu satu bulan atau lebih (tidak berlaku untuk setiap fase nonpsikotik prodromal);  Harus ada suatu perubahan yang konsisten dan bermakna dalam mutu kesuluruhan (overall quality) dari beberapa aspek perilaku pribadi (personal behavior), bermanifestasi sebagai hilangnya minat, hidup tak bertujuan, tidak berbuat sesuatu, sikap larut dalam diri sendiri (self-absorbed attitude), dan penarikan diri secara social



Kategori Kasus



Inkoherensi pembicaraan. Topik pembicaraan tidak runtut dan melompat-lompat



RAHASIA



Memenuhi Ya Tida k







Emosi menumpul, kinerja secara sosial menurun







Telah muncul lebih dari satu bulan







Penurunan dalam rawat diri, pekerjaan dan sosial.







A. Aksis I : F20.0 Skizofrenia Paranoid B. Aksis II Tidak ada Dini Darmayanti, S.Psi 15915026



30



Praktik Kerja Profesi Psikolog Bidang Klinis Laporan Pemeriksaan Psikologis Kasus Psikotik RSJD Dr. RM. Soedjarwadi Klaten Provinsi Jawa Tengah



RAHASIA



C. Aksis III Tidak ada D. Aksis IV Masalah berkaitan dengan lingkungan keluarga, pendidikan dan pekerjaan. E. Aksis V GAF 60-51. Gejala sedang (Moderate), disabilitas sedang.



IX. Prognosis No 1 2 3 4 5



Kategori Hasil Diagnosis Perjalanan Penyakit Onset Kepribadian premorbid Stressor



Keterangan F20.0 Skizofrenia Paranoid ± 16 tahun, sejak tahun 2001







Sejak usia 18 tahun (2001) Tidak ada







Dukungan Keluarga



Keluarga cukup kondusif



7



Faktor Keturunan



Kakak dari pihak ayah mengalami gangguan jiwa. Sepupu klien mengalami gangguan jiwa



8 9



Status Marital Gangguan Organik Respon terhadap obat Insight



Menikah Tidak ada



11 12



13



Sejak keluar dari RSJD Soedjarwadi, klien disiplin ketika meminum obat. Klien memahami dirinya sakit mengalami sakit jiwa dan ingin pulih Kemampuan Klien berniat untuk sembuh namun klien tidak diri untuk menunjukkan tindakan positif untuk melakukan sembuh kegiatan-kegiatan ringan dan hanya mengandalakan keluarga serta istri. Perilaku Klien cenderung marah-marah dan menyalahkan Coping orang lain.



Dini Darmayanti, S.Psi 15915026



 



- Hubungan pekerjaan dan pendidikan (Stressor jelas)



6



10



Prognosis Baik Buruk 







     







31



Praktik Kerja Profesi Psikolog Bidang Klinis Laporan Pemeriksaan Psikologis Kasus Psikotik RSJD Dr. RM. Soedjarwadi Klaten Provinsi Jawa Tengah No



Kategori



Keterangan



Jumlah Kesimpulan X.



RAHASIA



Prognosis Baik Buruk 7 6



Mendukung ke arah baik



INTERVENSI A. Rancangan Intervensi 1. Terapi Suportif Pada kasus ini, intervensi yang tepat untuk klien yang mengalami skizofrenia paranoid yaitu terapi suportif. Klien telah mendapatkan perawatan terapi berupa farmakoterapi sehingga klien telah mampu berkomunikasi dengan baik terkait dengan kondisi diri klien.



Praktikan akan menggunakan terapi psikoanalisis dengan



teknik suportif. Terapi ini bertujuan untuk memberikan ruang emosi, penguatan, serta sugesti terhadap pemulihan kondisi mental klien. Teknik ini berfokus pada konteks situasi yang dialami oleh pasien, termasuk situasi keluarga, aktivitas yang dilakukan dengan tujuan terapeutik. Terapi yang akan digunakan adalah terapi berdasarkan pada pendekatan psikoanalasis. Menurut Corsini & wedding (2011) terapi psikoanalisa bertujuan untuk membawa subjek secara menyuluruh untuk mengungkapkan secara terbuka mengenai sumber paling mendasar dan terdalam dari permasalahan yang dialami oleh subjek. Sedangkan terapi suportif bertujuan menguatkan daya tahan mental yang telah ada, mengembangkan mekanisme yang baru dan lebih baik untuk mempertahankan kontrol diri dan mengembalikan keseimbangan adaptif sehingga subjek dapat menyesuaikan diri (Maramis, 1994). Novalis, Rojcewicz & Peele menekankan terapi suportif pada beberapa hal yaitu mengurangi disfungsi perilaku, mengurangi distress, mendukung dan meningkatkan kemampuan pasien dan keterampilan koping serta meningkatkan kapasitas pasien untuk menggunakan dukungan lingkungan, memaksimalkan trearment Dini Darmayanti, S.Psi 15915026



32



Praktik Kerja Profesi Psikolog Bidang Klinis Laporan Pemeriksaan Psikologis Kasus Psikotik RSJD Dr. RM. Soedjarwadi Klaten Provinsi Jawa Tengah



RAHASIA



yang mandiri, dan mencapai kebebasan maksimum dari penyakit jiwa (Pinsker & Henry, 1994). Adapun prosedur yang diberikan dalam teknik suportif ini yaitu (Gabbard, 2004): 1. Encouragement



to



elaborate



dan



emphatic



validation,



merupakan cara cara yang digunakan untuk membuat klien membuka cerita. Hal ini dilakukan agar klien tidak hanya pasif dalam kegiatan terapi dan dapat disamakan dengan proses katarsis. Pada emphatic validation merupakan kegiatan yang harus dilakukan klien, dimana terapis harus memahami cara berpikir dan ikut merasakan apa yang sedang dirasakan klien. 2. Psychoeducational interventions dan giving praise and advice, merupakan teknik yang digunakan untuk mengajarkan klien mengenai suatu informasi yang bisa meningkatkan kualitas hidup menjadi lebih baik. Klien juga berhak mendapatkan giving praise dan bisa berupa reinforcement. Dalam hal ini jika klien mendapatkan masalah, maka terapis memberikan nasihat. Terapis bisa memberikan penjelasan terkait masalah yang sedang dihadapi klien sehingga membuat klien lebih adaptif di lingkungan tempat tinggalnya dengan cara memberikan pengertian dan psikoedukasi mengenai gangguan yang dialami klien dan sikap yang seharusnya dilakukan oleh keluarga agar klien merasa nyaman dan adaptif dengan lingkungan setempat. Tahap memberikan psikoedukasi pada keluarga dapat dilakukan dengan menjelaskan pada klien terkait dengan penyakit yang dialami, cara menyelesaikan masalah, cara berkomunikasi, dan cara bersikap asertif pada diri sendiri maupun ornag lain (Kraemer, Rentrop, Pitschel-Wals (2006).



Dini Darmayanti, S.Psi 15915026



33



Praktik Kerja Profesi Psikolog Bidang Klinis Laporan Pemeriksaan Psikologis Kasus Psikotik RSJD Dr. RM. Soedjarwadi Klaten Provinsi Jawa Tengah



RAHASIA



Rancangan Intervensi Pertemuan I.



Kegiatan Opening, Building Rapport



Informed Consent Penyampaian hasil asesmen dan eksplorasi permasalahan



II.



Evaluasi Encouragement to elaborate Emphatic validation



Relaksasi



III.



Evaluasi Encouragement to elaborate Emphatic validation



Giving advice and price IV.



Evaluasi Psychoeducational interventions



Dini Darmayanti, S.Psi 15915026



Tujuan  Menciptakan suasana nyaman untuk klien  Penjelasan mengenai proses terapi  Meningkatkan motivasi klien dalam menjalankan terapi Kontrak persetujuan dengan klien mengenai terapi yang diberikan  Klien menyadari konflik yang terjadi pada dirinya dan memahami diri sepenuhnya  Menggali permasalahan klien, benar-benar mendengarkan dan merespon agar informasi yang dibutuhkan dapat keluar sepenuhnya Meninjau kembali apa saja kejadian yang telah terjadi setelah pertemuan sebelumnya Memberikan kesempatan kepada klien untuk dapat mengungkapkan konflik yang ada dalam diri. Mendengarkan dan memahami perasaaan yang dirasakan klien ketika menceritakan konflik yang terjadi. Mengajarkan teknik relaksasi pada klien agar merasa nyaman dan dapat digunakan ketika klien melakukan katarsis Meninjau kembali apa saja kejadian yang telah terjadi setelah pertemuan sebelumnya Memberikan kesempatan kepada klien untuk dapat mengungkapkan konflik yang ada dalam diri. Mendengarkan dan memahami perasaaan yang dirasakan klien ketika menceritakan konflik yang terjadi. Memberikan apresiasi kepada subjek ketika mengungkapkan perasaannya sehingga klien merasa dihargai. Meninjau kembali apa saja kejadian yang telah terjadi setelah pertemuan sebelumnya  Membangun kembali family support dan social support untuk klien agar keluarga dan lingkungan dapat menerima dan lebih termotivasi untuk bisa mendukung proses penyembuhan klien. 34



Praktik Kerja Profesi Psikolog Bidang Klinis Laporan Pemeriksaan Psikologis Kasus Psikotik RSJD Dr. RM. Soedjarwadi Klaten Provinsi Jawa Tengah



V.



Evaluasi Encouragement to elaborate Emphatic validation



Giving advice dan price VI.



Evaluasi Terminasi



RAHASIA



 Membantu klien mendapatkan pemahaman mengenai cara mengatasi masalahnya. Meninjau kembali apa saja kejadian yang telah terjadi setelah pertemuan sebelumnya Memberikan kesempatan kepada klien untuk dapat mengungkapkan konflik yang ada dalam diri. Mendengarkan dan memahami perasaaan yang dirasakan klien ketika menceritakan konflik yang terjadi. Memberikan apresiasi kepada subjek ketika mengungkapkan perasaannya sehingga klien merasa dihargai. Meninjau kembali apa saja kejadian yang telah terjadi setelah pertemuan sebelumnya Menjelaskan pada klien bahwa proses terapi sudah selesai dilakukan dan meyakinkan klien untuk tetap menjalankan proses terapi yang telah dilakukan secara mandairi untuk mengatasi masalah yang muncul.



B. Pelaksanaan dan Hasil Intervensi Pertemuan I Selasa, 13 September 2016 Hari / Tanggal 09.30 – 10.30 WIB Waktu Ruang Rehabilitasi Mental dan Sosial RSJD Soedjarwadi Tempat Tujuan Terapi Membangun hubungan komunikasi dengan klien Sebelum Terapi Klien duduk diam di kursi tanpa melakukan kegiatan apapun selama di ruangan rehabilitasi Proses Terapi 1. Praktikan mengajak klien berkenalan dan menanyakan keadaan klien pada hari itu. Klien menyebutkan namanya dan menjelaskan keadaan klien pada saat itu kemudian klien kembali diam. 2. Praktikan bertanya kepada klien sejak kapan klien berada di rumah sakit dan bersama siapa ketika pertama kali klien di antar ke rumah sakit. Klien menjawab bahwa dirinya diantar oleh kakak-kakaknya. Kemudian klien bertanya kepada praktikan apakah pernah mengunjungi candi Borobudur dan candi ratu boko. 3. Klien menjelaskan kepada praktikan mengenai filosofi candi Borobudur yang merupakan kebesaran dari nabi sulaiman. Klien berpindah kembali Dini Darmayanti, S.Psi 15915026



35



Praktik Kerja Profesi Psikolog Bidang Klinis Laporan Pemeriksaan Psikologis Kasus Psikotik RSJD Dr. RM. Soedjarwadi Klaten Provinsi Jawa Tengah



RAHASIA



menceritakan bahwa dirinya memiliki ikatan batin dengan candi-candi yang ada di Yogyakarta. 4. Praktikan mengajak klien mengingat apa yang selama ini menjadi penyebabklien masuk ke RSJ. 5. Klien hanya mengingat bahwa dirinya sakit biasa dan tiba-tiba dirawat di RSJ ini. Sesudah terapi 1. Klien merespon positif hubungan komunikasi dengan praktikan 2. Klien ingin bercerita lebih banyak lagi mengenai dirinya dan candi-candi Pertemuan II Hari / Tanggal Rabu, 22 September 2016 08.00-10.00 WIB Waktu Poli Jiwa RSJD Dr. RM. Soedjarwadi, Klaten Tempat Tujuan Terapi 1. Membangun Rapport dengan keluarga (istri) klien dan melakukan Informed Consent. Sebelum Terapi 1. Keluarga klien belum mengetahui secara jelas kondisi dan penyakit yang dialami klien. Proses Terapi 1. Istri menjelaskan kondisi awal yang terjadi pada diri klien hingga dirawat inap di RSJ. Istri merasa bingung dengan penyakit yang dialami oleh klien dan berharap hal seperti ini tidak terulang kembali. 2. Praktikan memberi penguatan pada keluarga untuk menerima kondisi klien dan menjelaskan bahwa dukungan keluarga penting dalam membantu proses pemulihan kondisi klien. Keluarga harus memantau klien dalam meminum obat dan kontrol rutin agar tidak kambuh. 3. Klien menceritakan kondisinya bahwa dirinya telah sembuh namun masih bingung kenapa tangannya bergerak-gerak seperti ingin menari. Klien kembali menceritakan mengenai buku kesukaannya mengenai candid an islam yang ditulis oleh KH. Fahmi Basyar. Praktikan mendengarkan semua yang diceritakan oleh klien. 4. Praktikan dan keluarga membuat kesepakatan untuk bertemu kembali melalui proses-proses terapi yang telah disepakati. Sesudah terapi 1. Keluarga bersedia untuk memantau kondisi klien terutama dalam hal kontrol rutin di RSJ dan minum obat. 2. Klien akan terus minum obat agar dirinya bisa kembali normal ketika menjalankan aktifitasnya.



Dini Darmayanti, S.Psi 15915026



36



Praktik Kerja Profesi Psikolog Bidang Klinis Laporan Pemeriksaan Psikologis Kasus Psikotik RSJD Dr. RM. Soedjarwadi Klaten Provinsi Jawa Tengah



RAHASIA



Pertemuan III Rabu, 27 September 2016 Hari / Tanggal 15.00-18.00 WIB Waktu Rumah Klien Tempat Tujuan Terapi 1. Membantu klien untuk melakukan katarsis (encouragement to elaborate) terhadap perasaan yang dirasakan saat ini 2. Memahami dan mendengarkan perasaan yang dirasakan klien (emphatic validation) 3. Memberikan apresiasi kepada subjek ketika mengungkapkan perasaannya (giving price and advice). 4. Membangun Family Support untuk pemulihan klien (Psychoeducational Interventions) 5. Memberikan kesempatan kepada klien untuk dapat mengungkapkan konflik (Encourage to elaborate) dan mendengarkan perasaan yang dirasakan klien (emphatic validation) Sebelum Terapi 1. Klien merasa lelah harus minum obat terus menerus 2. Klien masih menyimpan konflik psikis yang disimpan di alam bawah sadar 3. Keluarga klien belum mengetahui secara jelas kondisi dan penyakit yang dialami klien. Proses Terapi 1. Praktikan kembali mengajak klien mengingat apa yang selama ini menjadi penyebab klien kemarin rawat inap di RSJD. Klien menjelaskan bahwa dirinya sebelumnya marah-marah tidak jelas kemudian badannya seperti sedang mengalami kerasukan bergerak-gerak sendiri. Klien menunjukkan tangannya saat itu bergerak-gerak kembali. 2. Klien menjelaskan bahwa diriya masuk RSJ karena sering berhalusinasi. Klien melihat ada cahaya putih yang masuk ke kepalanya dan klien percaya bahwa dirinya bisa seperti itu karena mempunyai kekuatan ghaib namun tidak bisa digunakan dengan baik. Klien merasa menyesal telah marahmarah terhadap istri dan keluarga klien. 3. Praktikan memberikan penguatan kepada klien bahwa apa yang dialaminya adalah halusinasi dan mengingatkan klien ketika tangannya bergerak untuk segera dihentikan dan melakukan relaksasi otot pada tangan. Selain itu, praktikan mengajak klien untuk menceritakan kepada keluarga ketika mengalami masalah. Sesudah terapi 1. Klien berjanji tidak akan marah kepada keluarga dan istri serta mau minum obat secara rutin. 2. Keluarga berjanji akan mengingatkan klien dan memfasilitasi klien untuk bercerita dan mengemukakan emosi yang dirasakan Dini Darmayanti, S.Psi 15915026



37



Praktik Kerja Profesi Psikolog Bidang Klinis Laporan Pemeriksaan Psikologis Kasus Psikotik RSJD Dr. RM. Soedjarwadi Klaten Provinsi Jawa Tengah



RAHASIA



3. Klien menyesal dengan perbuatan buruk yang telah dilakukannya selama ini kepada istri dan keluarga. Pertemuan IV Jumat, 11 Oktober 2016 Hari / Tanggal 15.00-18.00 WIB Waktu Rumah Klien Tempat Tujuan Terapi 1. Memberikan kesempatan klien mengungkapkan konflik yang terjadi (Encouragement to elaborate) 2. Memahami dan mendengarkan perasaan yang dirasakan klien (emphatic validation) 3. Memberikan apresiasi kepada subjek ketika mengungkapkan perasaannya (giving price and advice). Sebelum Terapi 1. Pembicaraan klien sudah terorganisir 2. Klien ingin segera mempunyai uang banyak agar bisa menafkahi istri dan anaknya. 3. Klien merasa malas melakukan kegiatan apapun Proses Terapi 1. Praktikan bertanya kepada klien tentang kondisi dan emosi apa yang dirasakan oleh klien selama beberapa hari ini. Klien menjelaskan bahwa dirinya sering merasa ngantuk karena salah satu obatnya ada efek mengantuk. 2. Klien menjelaskan bahwa tangannya sudah tidak begitu sering bergerakgerak sendiri seperti hari sebelumnya. Setiap bergerak sendiri, klien langsung untuk mengontrol pergerakan tangannya dan melakukan relaksasi otot tangan. 3. Praktikan memberikan penguatan positif bahwa hal yang dilakukan klien sudah benar. Kondisi psikologis klien akan semakin baik jika terus rajin dan rutin minum obat. Praktikan juga menjelaskan bahwa obat yang dikonsumsi harus sesuai dengan resep dokter. Klien dan keluarga tidak boleh mengurangi dosis obat jika tidak sepengetahuan dokter. 4. Klien menceritakan mengenai hubungan dirinya dan keluarganya. Klien merasa dirinya lebih sering berkonflik dengan ayahnya. Ayah klien selalu tidak pernah mengalah dengan dirinya. 5. Klien juga menjelaskan bahwa dirinya merasa dendam dengan tetangga dibelakang rumah karena telah melecehkan dirinya ketika bersalaman. Tetangganya menyalami klien namun dia sambal memegang bungkus rokok.



Dini Darmayanti, S.Psi 15915026



38



Praktik Kerja Profesi Psikolog Bidang Klinis Laporan Pemeriksaan Psikologis Kasus Psikotik RSJD Dr. RM. Soedjarwadi Klaten Provinsi Jawa Tengah



RAHASIA



6. Praktikan mendengarkan cerita klien dengan mengangguk dan memberikan penguatan positif klien tidak seharusnya langsung berspekulasi terhadap orang tersebut. Klien menerima masukan dari praktikan. 7. Klien menjelaskan dirinya ingin menjadi orang kaya agar bisa menafkahi keluarganya tapi dirinya merasa capek untuk mengerjakan kegiatan atau pekerjaan. 8. Praktikan memberikan penguatan positif kembali bahwa orang harus melakukan usaha terlebih dahulu baru akan mendapatkan hasil sesuai dengan usahanya. Klien memahami penjelasan dari praktikan. 9. Ibu klien menceritakan kondisi anaknya yang sakit pertama kali sejak tahun 2001. Saat itu klien marah-marah tidak terkendali dan merasa kepalanya dimasuki cahaya putih dan dirinya mendapatkan wahyu. Klien saat itu menganggap bahwa dirinya merupakan titisan leluhurnya. Ibu klien tidak tahu anaknya ini sebenarnya menalami sakit apa. 10. Praktikan memberikan penguatan positif kepada ibu klien dan menjelaskan untuk menerima kondisi klien apa adanya. Klien juga memberikan arahan kepada ibu klien bahwa dukungan keluarga sangat penting dalam proses penyembuhan klien. Sesudah terapi 1. Klien merasa senang dirinya sudah mampu mengontrol pergerakan tangannya dan tidak ada lagi halusinasi-halusianasi yang mengganggunya. 2. Klien mencoba untuk menternakan kembali burung hias yang sudah klien miliki. 3. Keluarga menjadi lebih yakin dengan kesembuhan anknya dan akan menerima kondisi klien apa adanya. PErtemuan V Selasa, 27 Oktober 2016 Hari / Tanggal 15.00-18.00 WIB Waktu Rumah Klien Tempat Tujuan Terapi Memberikan afirmasi pada keluarga dan klien Sebelum Terapi 1. Pembicaraan klien sudah terorganisir 2. Klien sering bercerita pada istri mengenai perasaan-perasaannya Proses Terapi 1. Klien menceritakan bahwa sehari sebelumnya dirinya baru saja menjual burung merpati hasil tangkapannya. Burung merpati tersebut masuk ke halaman belakang rumahnya, kemudian klien menangkap dengan tangannya. Klien menjual burung tersebut ke pasar wedi seharga 50 ribu



Dini Darmayanti, S.Psi 15915026



39



Praktik Kerja Profesi Psikolog Bidang Klinis Laporan Pemeriksaan Psikologis Kasus Psikotik RSJD Dr. RM. Soedjarwadi Klaten Provinsi Jawa Tengah



RAHASIA



rupiah per ekor. Semua hasil penjualannya diberikannya kepada istri untuk biaya melahirkan istrinya nanti. 2. Klien masih ingin mendapatkan uang lebih banyak lagi namun masih tidak memungkinkan karena klien harus banyak istirahat. 3. Praktikan mendengarkan apa yang di ungkapkan oleh klien dan memberikan penguatan positif bahwa klien harus banyak bersyukur dengan apapun yang telah diberikan oleh Allah SWT. Sesudah terapi Klien akan selalu bersyukur dengan semua keadaan yang telah didapatkannya dank lien yakin semua hal adalah anugerah dari Allah SWT. Pertemuan VI Kamis, 03 November 2016 Hari / Tanggal 08.30 – 12.00 WIB Waktu Rumah Klien Tempat Tujuan Terapi 1. Memberikan afirmasi pada keluarga dan klien 2. Terminasi Sebelum Terapi Pembicaraan klien sudah terorganisir dan rutin minum obat. Proses Terapi 1. Klien merasa dirinya semakin lemas karena pengaruh obat dan menjadi penghambat bagi dirinya untuk menjalankan aktifitas. Klien jadi lebih banyak minta bantuan kepada istrinya. Praktikan memberikan penguatan positif kepada klien bahwa klien harus tetap bisa mandiri karena dengan halhal kecil karena peran suami penting dalam rumah tangga. 2. Selain itu, praktikan memberi tahu bahwa peruabahan klien sudah baik. Klien mampu menceritakan dengan leluasa apa yang pernah dialami dan dirasakan oleh klien. Praktikan menguatkan klien untuk mempertahankan perubahan klien yang semakin baik agar tidak dipandang negatif oleh orang lain. 3. Praktikan mengingatkan klien untuk rutin minum obat sesua dengan anjuran dokter karena hal ini salah satu penunjang dalam kesembuhan klien. 4. Praktikan mengajak klien untuk lebih banyak meluangkan waktu melakukan kegiatan-kegiatan kecil barsama anaknya. 5. Praktikan mengingatkan istri dan keluarga lainnya untuk memberikan dukungan dan memantau perkembangan emosi klien agar tidak mudah tersulut dengan suatu peristiwa. Kleuarga juga berperan untuk menjaga pola komunikasi pada klien.



Dini Darmayanti, S.Psi 15915026



40



Praktik Kerja Profesi Psikolog Bidang Klinis Laporan Pemeriksaan Psikologis Kasus Psikotik RSJD Dr. RM. Soedjarwadi Klaten Provinsi Jawa Tengah



RAHASIA



6. Praktikan memberitahukan bahwa proses terapi yang dilakukan telah selesai. Praktikan meyakinkan bahwa klien akan mendapatkan apa yang klien inginkan jika klien mau berusaha dengan baik. 7. Praktikan mengucapkan terimakasih karena klien dan keluarga sudah bersedia membantu praktikan dalam menjalankan proses terapi. Sesudah terapi Klien akan mencoba berusaha lebih baik sesuai dengan kemampuan klien dan keluarga selalu memberikan support kepada klien. C. Evaluasi Intervensi Terapi yang diberikan praktikan yaitu terapi suportif dimana intervensi ini cukup efektif untuk membantu proses pemulihan kondisi klien pasca diberikan farmakoterapi selama di RSJ. Klien yang selalu tertutup dengan masalah utama yang dialaminya mampu membuka diri dengan menceritakan pengalaman masa lalunya yang coba untuk dilupakan klien karena telah menyakiti perasaan keluarganya. Klien mampu jujur dan terbuka dengan diri sendiri terkait masalah utama yang dialami. Emosi negatif yang muncul dapat dengan mudah disadari oleh klien. Klien ingin kembali membangun usaha agar membantu perekonomian keluarganya sebagaimana ketika klien pernah berhasil menjalankan usaha tersebut. Kelebihan intervensi ini dapat memberikan klien kebebasan untuk menceritakan segala hal yang berkaitan dengan diri klien dan hubungannya dengan ayahnya. Dukungan keluarga untuk klien sangat membantu proses pemulihan klien sendiri. Klien sangat menyadari bahwa masalah utama yang terjadi pada dirinya berkaaitan dengan kontrol emosi dan klien berusaha mengendalikan emosi negatifnya agar gejala-gejala skizofrenia tidak kembali muncul. Kelemahan intervensi ini yaitu kurang memunculkan motivasi kepada klien terkait kemandirian dan fungsi peran klien dalam keluarga sesuai dengan kemampuan klien. Hal ini disebabkan adanya keterbatasan waktu yang dimiliki oleh praktikan dan klien serta konsisten keluarga untuk membangun kemandirian pada klien minim. Dini Darmayanti, S.Psi 15915026



41



Praktik Kerja Profesi Psikolog Bidang Klinis Laporan Pemeriksaan Psikologis Kasus Psikotik RSJD Dr. RM. Soedjarwadi Klaten Provinsi Jawa Tengah



RAHASIA



XI. REKOMENDASI Adapun rekomendasi yang dapat diberikan bagi terapis ataupun pihakpihak yang terkait yang ingin melanjutkan ataupun menyempurnakan proses intervensi yang telah dilakukan adalah sebagai berikut : A. Rekomendasi untuk Keluarga Keluarga diharapkan dapat benar-benar konsisten ikut serta dalam proses penyembuhan klien seperti memberikan perhatian, mengatur jadwal aktifitas sehari-hari serta memberikan tugas-tugas sesuai dengan kemampuan klien yang bertujuan agar klien menjadi berkualitas serta mandiri, mengingatkan untuk minum obat secara rutin, kontrol rutin, membantu klien bersosialisai dengan lingkungan, mengingatkan klien ketika klien mulai menunjukkan gejala-gejala kekambuhan. B. Rekomendasi untuk Lingkungan Lingkungan diharapkan tidak terprovokasi oleh perilaku klien yang sedan mengamuk dan lebih memberikan dukungan terhadap klien serta keluarga klien terkait pengobatan yang dikakukan. C. Rekomendasi untuk Intervensi Selanjutnya Praktikan yang akan datang diharapkan untuk mencari informasi mengenai klien terkait dengan perilaku klien agar data yang diperoleh lebih lengkap. Selain itu, intervensi selanjutnya tetap melanjutkan terapi suportif dan memperkuat perilaku positif klien terkait kemandirian dalam hal aktifitas sehari-hari agar klien tidak ketergantungan dengan istri atau ibunya.



Dini Darmayanti, S.Psi 15915026



42



Praktik Kerja Profesi Psikolog Bidang Klinis Laporan Pemeriksaan Psikologis Kasus Psikotik RSJD Dr. RM. Soedjarwadi Klaten Provinsi Jawa Tengah



RAHASIA



DAFTAR PUSTAKA Bonder, B. R. (2010). Psychopathology and Function 4th Edition. United States od America: Slack Incorporated. Corsini, R. (2003). Psikoterapi dewasa ini : Dari psikoanalisa hingga analisa transaksional. Penerjemah : kahfi, A & Zoerni, H.M. Surabaya: Ikon Teralitera. Davey, Graham. (2008). Psychopathology : research, Assesment, and Treatment in Clinical Psychology. United Kingdom : Blackwell publishing. Durand V. Mark & David H. Barlow. (2007). Intisari Psikologi Abnormal. Terjemahan dari Essentials of Abnormal Psychology, alih Bahasa ; Helly Prajitno Soetjipto dan Sri Mulyantini Soetjipto, buku pertama edisi keempat. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Feist, J., Feist, G. J. (2010). Teori Kepribadian. Terjemahan dari Theories of Personality 7th Edition, alih bahasa Handriatno, buku pertama edisi ketujuh. Jakarta: Salemba Humanika. Gabbard, G.O. (2004). Long-term Psychodynamic Psychotherapy : A basic text. Washington DC : American Psychiatric Publishing, Inc. Kaplan, Harold. I & Benjamin Sadock. (1997). Sinopsis Psikiatri Ilmu Pengetauan Perilaku PSikiatri Klinmasi Ed. Ketujuh jilid I (Penerjemah Widjaja Kusuma). New York : Nee York University Medical Center. Maramis, W.F. (1994). Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa. Surabaya: Airlangga University Press. Martin, Laura. F, Mei-Hua Hall, randall G. Ross, Gary Zerbe, Robert Freedman, Ann Olincy. (2007). Physiology of Schizophrenia, Bipolar Disorder, and Schizoaffective Disorder. The American journal of Psychiatry ed 164 pg 1900-1906. Mortensen, p.B, M.G. Pedersen, C.B Pedersen. (2010). Pyschiatric Family History and Schizophrenia Risk in Denmark : Which Mental Disorder are Relevant?. Journal of Psychological Medicine ed 40 pg 201-210. Nevid, J.S., Rathus., S.A., & Greene, B. (2005). Psikologi Abnormal. Terjemahan dari Abnormal Psychology in a Changing World, alih Bahasa Tim Fakultas Psikologi UI, buku kedua edisi kelima. Erlangga: Jakarta. Pinsker & Henry. (1994). Role of Theory in Teaching Supportive Psychotherapy. American Journal of Psychotherapy. 48.4 Sadarjoen, Sawitri Supardi. (2011). Aplikasi Paradigma Psikopatologi Pada Kasus Klinis di Indonesia. Suatu Upaya Pemanfaatan Paradigma Psikopatologi –John Bucklew. Bandung : BKU Magister Profesional Psikologi UNPAD Dini Darmayanti, S.Psi 15915026



43



Praktik Kerja Profesi Psikolog Bidang Klinis Laporan Pemeriksaan Psikologis Kasus Psikotik RSJD Dr. RM. Soedjarwadi Klaten Provinsi Jawa Tengah



RAHASIA



Santrock, J. W. (2002). Perkembangan Masa Hidup. Terjemahan dari Life Span Development, alih Bahasa Juda Damanik dan Achmad Chusairi, jilid I edisi kelima Jakarta: Erlangga. Shonkoff, J.P & Samuel J. Meisell. (2000). Handbook of Early Childhood Intervention 2nd Edition. United Kingdom: Cambridge University Press.



12.



Dini Darmayanti, S.Psi 15915026



44



Praktik Kerja Profesi Psikolog Bidang Klinis Laporan Pemeriksaan Psikologis Kasus Psikotik RSJD Dr. RM. Soedjarwadi Klaten Provinsi Jawa Tengah



RAHASIA



LAMPIRAN A. Inform Consent B. Hasil Psikotes



Dini Darmayanti, S.Psi 15915026



45