Laporan Kegiatan Prabaca [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Nama : Krisna T.mapel :B.indonesia Kelas : X. TPMI LAPORAN KEGIATAN PRABACA A. Kegiatan Ini Disebut Kegiatan Pembaca. Buatlah Laporan Kegiatan Pembaca. Judul Buku : Hujan Pengarang : Darwis Tere Liye Penerbit, Tahun terbit : Gramedia Pustaka Utama, 2016 Jenis buku :Novel Tebal Buku : 13,5 cm x 20 cm x 315 halaman No. Pertanyaan Sebelum Membaca 1 Mengapa judulnya hujan? 2 Apakah isi novel berkaitan dengan hujan? 3 Apa isi cerita ini menarik? 4 Cerita seperti apa yang ada di dalam novel ini? 5 Bagaimana awal dari masalah yang menimpa tokoh? 6 Siapa saja tokoh di novel ini? 7 Bagaimana masalah yang dialami tokoh dan bagaimana cara ia menyelesaikannya? 6 Adakah pesan moral di dalamnya? 8 Bagaimana akhir dari nasib si tokoh utama? B. Laporan Harian Kegiatan Membaca Judul Buku : Hujan Pengarang : Darwis Tere Liye Penerbit, Tahun terbit : Gramedia Pustaka Utama, 2016 Jenis buku :Novel Tebal Buku : 13,5 cm x 20 cm x No. Hari, Tanggal Halaman/ Informasi Penting Bab Yang Dibaca 1 Minggu, 4-9/ I Di sebuah ruangan ukuran 4 x 4 dengan 21 teknologi tinggi , terdapat seorang paramedis berumur 50 tahun mengenakan September pakaian warna krem dan memegang tablet 2019 layar sentuh dan duduk di kursi lipat, bersama pasiennya, yaitu seorang gadis muda dengan kemeja biru dan celana biru yang sedang bersandar di sofa pendek hijau. Paramedis itu bernama Elijah dan mulai membuka pembicaraannnya dengan pasiennya yaitu Lail. Paramedis itu menanyakan hal hal yang berkaitan dengan data diri pasiennya. Di sana juga terdapat sebuah bando, alat pemindai yang digunakan sebagai media untuk menghapusmemori tentang kenangan buruk. Elijah menanyakan apa yang ingin dilupakan oleh Lail,Lail menjawab ia ingin menghilangkan hujan.



8 30/ I, II



Seorang anak perempuan bersama ibunya sedang terburu buru untuk berangkat ke



Pertanyaan/Tanggapan



Mengapa Lail menemui paramedis ? Bagaimana nasib penumpang kereta setelah gunung meletus tersebut? Mengapa Lail ingin melupakan tentang hujan? Apa masih banyak penduduk kota yang selamat karena peristiwa tersebut?



sekolah, hari itu adalah hari pertama Lail masuk sekolah. Hari itu bertepatan juga dengan peringatan hari kelahiran bayi kesepuluh miliar, banyak berita yang membahas perayaan hari tersebut, di stasiun bawah tanah pun berita yang dibahas adalah tentang itu. Tahun ini adalah tahun 2042. Di mana semua teknologi telah canggih. Di dalam kapsul kereta Lail sibuk menonton breaking news kelahiran bayi kesepuluh miliar, hingga tiba tiba saat kapsul tengah melaju cepat, salah satu gunung purba meletus dahsyat melebihi letusan Gunung Krakatau atau Tambora. Cerita kembali ke ruangan paramedis. Elijah menyebutkan tanggal kejadian peristiwa tersebut dimana bencana alam itu sangat mematikan. Delapan tahun lalu, di dalam kapsul tersebut ketika penumpang sedang asyik dengan kesibukan masing masing , kapsul berhenti mendadak dan 12 kapsul saling bertabrakan, terbanting menghantam lorong bawah tanah. Suasananya sangat mengerikan, orang orang terpelanting berteriak dan jaringan listrik terputus karena guncangan gempa. Mereka tidak mendengar dentuman gunung karena ada di kedalaman 40 meter. Kota Lail hanya berjarak 3200 km dari gunung purba tersebut dengan letusan mahadahsyat tersebut kota Lail pun luluh lantah diterjang abu dan lava. Lail, Ibu dan beberapa penumpang yang selamat segera mengikuti petugas kereta api yang menunjukkan tangga darurat evakuasi sebelum datang gempa susulan karena akan sangat berbahaya jika mereka masih di bawah tanah. Saat menaiki tangga darurat Lail dan seorang anak laki laki didahulukan sedangkan ibu Lail masih berada di bawah tangga. Saat Lail hampir sampai di atas, gerakan tanah meruntuhkan tangga tersebut dan penumpang yang ada di bawah ikut berjatuhan. Lail menatap dan berteriak pada ibunya, saat itu ia hendak meraih ibunya namun seorang anak laki laki yang tadi sudah sampai diatas menarik dan menyelamatkan Lail. Lail bersedih kehilangan ibunya. Kondisi kota pun telah hancur, sejak kecil Lail sangat suka hujan namun hujan hari itu menyakitkan untuk Lail.



2



Minggu, 22 September 2019



Sejak peristiwa itu Lail menjadi yatim piatu, Ia amat sedih. Lail dan anak laki laki yang menolongnya mencari tempat berteduh sebelum hujan deras. Bangunan di kota hampir tak ada yang masih utuh, bus terguling dan jalan penuh bongkahan reruntuhan. Masih ada penduduk yang selamat. Lail memikirkan kedua orang tuanya dan mecoba menghibur dirinya. Anak lelaki yang bersama Lail



memperkenalkan namanya. Ia bernama Esok. Esok berusaha menghibur Lail, ia bercerita mengenai 4 kakaknya dan mungkin mereka juga tidak selamat saat di kapsul tadi, esok terlihat tabah dan tegar mengikhlaskan kepergian kakaknya. Lalu Esok mengajak Lail untuk melihat rumahnya. Rumah Esok sudah hancur seperti bnagunan lainnya namun toko kue ibu Esok masih ada sebagian yang utuh. Esok dan Lail menmukan ibu Esok tertimpa rak rak toko,mereka menyelamatkannya. 3



Rabu, 25 September 2019



-71



Jaringan listrik di gedung gedung penting seperti rumah sakit dinyalakan dengan menggunakan genset, beberapa alat komunikasi juga bekerja malamnya. Malam pertama Lail dan Esok menginap di rumah sakit darurat merawat ibu Esok. Kemudian esok harinya mereka menempati tempat pengungsian yang telah disediakan oleh pemerintah. Esok dan Lail berada di pengungsian nomor 2 yaitu stadion sepak bola tempatnya yang paling dekat dengan rumah sakit. Letusan gunung menyebabkan bumi tertutup oleh abu vulkanik. Semua daerah di bumi tidak luput dari hal itu. Maka Lail sangat terpukul saat mengetahui bahwa ia juga telah kehilangan ayahnya yang bekerja di luar negeri karena kota ayahnya telah hancur diterjang tsunami. Lail menyukai hujan karena banyak kejadian bahagia saat hujan tapi sejak saat itu kejadian buruk juga terjadi saat hujan, Lail ingin menghapusnya. Sejak saat itu pula Lail dan Esok berteman. Esok sangat perhatian kepada Lail. Ia menemani Lail, selalu menghibur Lail yang sedih memikirkan ibunya, bahkan saat Lail menghilang dari tenda pengungsian, ia bersusah payah mencari Lail karena saat it akan terjadi hujan asam. Ia mengkhawatirkan Lail. Ibu Esok sudah siuman.mereka mengunjungi ibu Esok di rumah sakit. Esok memperkenalkan Lail pada ibunya. Ibunya menyapa Lail. Saat kembali ke pengungsian Lail dan Esok terkena marah petugas marinir yang meminjami Esok sepeda karena mereka terlambat pulang sedangkan sepeda tersebut akan digunakan oleh marinir itu. Namun Lail meredakan amarah marinir. Esoknya Esok punya pekerjaan baru sebagai kurir



4



Jum'at 27 143 September 2019



Lail juga telah beraktivitas normal, mulai membantu di tenda pengungsian. Esok dan Lail juga mulai bersahabat. Setiap hari mereka berbagi cerita. Hari demi hari pun berlalu, kondisi kota perlahan mulai pulih. Esok, Lail dan anak anak lainnya mulai bersekolah lagi. Saat tepat 3 bulan gempa bumi menghancurkan kota Esok mengajak Lail ke lubang tangga darurat kereta bawah tanah, di sana sedang diadakan evakuasi korban bawah tanah, Esok dan lail menyaksikan keluarga mereka yang mendapat penguburan layak. 1 tahun telah berlalu, lail sudah duduk di kelas 8. Tempat belajarnya juga sudah di gedung permanen baru. Di usia 16 tahun, Esok juga sudah kelas 12 karena ia loncat kelas. Tahun depan Esok akan masuk universitas. saat iu pemerintah telah membangun panti sosial yang dipergunakan untuk tempat tinggal penduduk yang telah kehilangan keluarga dan rumah. Lail ikut pindah namun Esok tidak karena Esok akan diangkat menjadi anak asuh oleh keluarga kaya, mereka juga akan menyekolahkan Esok setinggi mungkin. Lail menagis diam diam, ia sedih karena tidak akan bersama Esok lagi. Keesokan hari Lail mengantar kepergian Esok, Lail juga mulai bisa tegar karena itu semua juga demi kebahagian Esok. Di Panti, Lail sekamar dengan anak bernama Maryam. Karena penampilannya yang aneh , dulu di pengungsian Ia dan Esok sering sekali menggunjingkan Maryam namun sekarang Lail sekamar dengannya. Lail menjalani kehidupan baru di panti. Di sana telah ada jadwal untuk beraktivitas setiap hari. Maryam ternyata tidak seaneh perkiraan Lail, Ia anak yang humoris. Akhirnya Lail dan Maryam berteman. Suatu hari Lail bertemu dengan Esok. Esok baru sempat mengunjungi Lail karena dia disibukkan belajar untuk masuk universitas terbaik. Mereka berdua saling bercerita panjang lebar satu sama lain. Esok mengantar Lail di pintu gerbang panti. Lalu hujan turun. Ibu Suri yaitu pengurus panti marah melihat Lail yang pulang dengan pakaian basah. Akhirnya Lail dihukum oleh ibu Suri. Maryam menggoda Lail dengan menanyakan siapa anak laki laki yang Lail temui tadi, namun Lail



mengelak menjawab. Sejak saat itu Esok punya jadwal tetap mengunjungi Lail yaitu satu hari sebulan. Namun Lail sudah tidak sedih karena sekarang dia memiliki kesibukan sendiri juga. Esok telah diterima di universitas terbaik di ibu kota, itu artinya dia harus pindah ke ibukota. Esok berpamitan pada Lail. Saat hendak pulang Lail mengetahui bahwa ayah angkat Esok adalah bapak Wali Kota. Lalu keluarga angkat Esok memeperkenalkan diri kepada Lail, ada ibu Wali kota serta Claudia, anak mereka. Cerita Lail membuat Elijah penasaran, biasanya Elijah hanya mendengarkan cerita pasiennya untuk memetakan peta mmori di layar tabletnya namun cerita Lail membuat dia penasaran. Sebulan kemudian, Lail mengantar Esok ke stasiun bersama keluarga angkat Esok. Pulangnya ibu wali kota dan Claudia mengantar Lail ke panti. Selama perjalanan mereka mengajak Lail bercerita, mereka orang baik. Di panti diadakan kursus memasak. Namun Maryam bosan mengikuti kursus itu, ia mengajak Lail mencari kesibukan yang baru. Maryam mengajak Lail menjadi relawan di Markas Organisasi Relawan, sebuah lembaga penting di kota itu. Tugasnya yaitu membantu pemulihan kota bersamam perawat dan dokter. Walaupun usia Lail dan Maryam belum mencukupi syarat relawan tapi setelah mereka meyakinkan petugas seleksi akhirya mereka dapat mengikuti seleksi masuk. Seminggu kemudian, Ibu Suri memberitahukan kelulusan mereka dalam seleksi relawan. Mereka amat bahagia mendengar hal itu. Sejak saat itu jadwal mereka berdua berubah. Sepulang sekolah mereka langsung menuju markas untuk mnegikuti pelatihan, pulangnya bru jam 6 sore hanya 3 hari seminggu, sisa hari mereka diberikan waktu bebas oleh Ibu Suri. Walau lail dan Maryam adalah relawan baru paling muda namun mereka dapat menyeleaikan pelatihan dengan baik, melebihi para senior seniornya. Karena hal itulah mereka berdua disenangi seniornya di markas. Berbagai rintangan mereka taklukkan dengan cepat dan tepat. Mereka Lulus pelatihan relawan baru. Saat hari pelantikan relawan baru, Esok menemui Lail. Seperti biasa



5



Sabtu, 28 September 2019



mereka bercerita mengenai kehidupan maing masing dan mengunjungi makam ibu lail dan kakak kakak Esok. Ibu Esok juga sudah mulai berjualan kue lagi di tokonya. Lail menemui ibu Esok. Esok harinya Esok diantar oleh Lail dan keluarga angkatnya ke stasiun. Setealah itu Lail berangkat bersama para relawan ke sektor 4, memulai tugas barunya sebagai relawan. Lail menyukai kesibukkannya itu membuatnya berhenti memikirkan kesedihan kesedihan dalam hidupnya dan juga mampu memngusir kerinduannya kepada Esok. Penugasan kedua lail dan Maryam adalah di sektor 2 saat liburan antarsemester, hanya 6 hari. Tempat itu jauh lebih buruk dari sektor 4, kota itu terletak di aliran sungai besar. Karena perubahan iklim dunia penduduk di sana tidak dapat lagi menamnam padi maupun bahan makanan lainnya. Saat relawan sedang briefing terdenar suara bergemuruh dari atas. Itu bendungan irigasi, dalam 10 jam bendungan itu akan retak. Di saat yang genting itu mereka harus secepat mungkin melakukan evakuasi korban, tidak ada kendaraan yang bisa pergi kesana, jalanan sudah berubah menjadi kubangan lumpur. Namun Lail dan Maryam bertekad melakukan evakuasi mereka berlari 50 km pada malam hari di tengah hujan badai dan suhu lima derajat celcius. 8 jam kemudian mereka telah berhasil mengevakuasi penduduk, saat itu juga bendungan retak. Setelah kembali ke kota Lail dan Maryam belajar untuk mengikuti ujian sekolah, namun tiba tiba salju turun di kota mereka. Hal ini kemudian menjadi masalah besar bagi dunia, karena salju turun di negara tropis bukanlah hal yang wajar. 2 hari berikutnya para pemimpin dunia mengadakan KTT perubahan iklim. Lail dan Maryam telah mengikuti ujian akhir sekolah. Mereka juga diterima di sekolah perawat. Lalu di markas relawan mereka mendapat undangan sebagai penerima penghargaan dedikasi dan pengorbanan tingkat pertama di markas besar Organisasi Relawan ibukota dalam rangka peringatan 5 tahun berdirinya organisasi sekaligus peringatan bencana gunung meletus. Selama 3 hari Lail dan Maryam tinggal di ibukota mereka merasakan berbagai



pengalaman baru. Maryam pun mulai mengetahui tentang jati diri Esok dari Lail. Dan saat malam puncak peringatan Esok datang ke acara penghargaan itu, dia bertemu Lail, Maryam juga Karawang, 29 November 2019 Mengetahui Orang tua/ Wali



Guru Bahasa Indonesia



Lius



Nuril ss



C. Laporan Harian Kegiatan Membaca Judul Buku : Hujan Pengarang : Darwis Tere Liye Penerbit, Tahun terbit : Gramedia Pustaka Utama, 2016 Jenis buku :Novel Tebal Buku : 13,5 cm x 20 cm x No. Bab Informasi Penting 1 1 Ingatan lama tak sepenuhnya pahit 2 2 Kehati-hatian 3 3 Pertemanan



Karawang, 29 November 2019 Mengetahui Orang tua/ wali



Lius



Guru Bahasa Indonesia



Nuril ss