Laporan Kegiatan Praktikum IPA-dikonversi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN KEGIATAN PRAKTIKUM CIRI-CIRI MAKHLUK HIDUP (GERAK PADA TUMBUHAN)



OLEH : NURSIA (838109341)



UPBJJ MAJENE FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS TERBUKA TAHUN 2020



A. JUDUL PRAKTIKUM Judul praktikum ini adalah Gerak pada Tumbuhan. B. TUJUAN PERCOBAAN Tujuan dari kegiatan praktikum ini yaitu : 1)



Mengamati gerak seismonasti



2)



Mengamati gerak niktinasti



3)



Mengamati gerak geotropisme negatif pada tumbuhan



C. ALAT DAN BAHAN Alat dan bahan yang diperlukan yaitu : 1)



Seismonasti dan Niktinasti a)



Tanaman putri malu dalam pot 1 buah



b) Kotak kardus dilapisi plastik hitam c)



Stop watch



d) Alat-alat tulis dan penggaris 2)



Geotropisme a)



Pot ukuran kecil dua buah



b) Tanah yang subur secukupnya c)



Biji kacang merah secukupnya



d) Air secukupnya



D. LANDASAN TEORI Tumbuhan sebagai mahluk hidup juga melakukan gerak. Namun, gerak yang dilakukan oleh tumbuhan tidak seperti yang dilakukan oleh hewan maupun manusia. Gerakan pada tumbuhan sangat terbatas. Gerakan yang dilakukan oleh tumbuhan hanya dilakukan pada bagian tertentu. Misalnya bagian ujung tunas, bagian ujung akar, ataupun pada bagian lembar daun tertentu (Ferdinand, 2003 dalam Rumanta, 2019). Gerak yang disebabkan rangasangan gaya gravitasi disebut geotropisme. Karena gerak akar diakibatkan oleh rangsangan gaya tarik bumi (gravitasi) dan arah gerak menuju arah datangnya rangsangan, maka gerak tumbuh akar disebut geotropisme positif. Sebaliknya gerak organ tumbuhan lain yang menjauhi pusat bumi disebut geotropisme negatif (Campbell, 2004 dalam Rumanta, 2019).



E. PROSEDUR PERCOBAAN 1. Seismonasti dan Niktinasti a. Seismonasti 1)



Sediakan alat dan bahan yang diperlukan seperti pot yang berisi tanaman putri malu, lembar kerja, alat-alat tulis dan penggaris.



2)



Pot putri malu, sebaiknya Anda siapkan beberapa hari sebelumnya sehingga ketika akan dilakukan percobaan pot tersebut dalam keadaan segar. Caranya carilah tanaman putri malu ukuran sedang selanjutnya Anda ambil tanaman tersebut dengan menyedotnya menggunakan sekop atau alat lainnya sehingga tanaman tersebut dapat anda pindahkan ke dalam pot tanpa mengganggu bagian akarnya.



3)



Letakkan pot putri malu yang telah anda siapkan di atas meja, selanjutnya lakukan sentuhan halus hingga sentuhan yang paling kasar terhadap daun daun putri malu tersebut dengan menggunakan penggaris.



4)



Catatlah hasil pengamatan Anda pada lembar kerja (Tabel 1.2).



b. Niktinasti 1)



Sediakan 2 buah pot putri malu.



2)



Berilah tanda A pada pot pertama dan tanda B pada pot kedua.



3)



Letakkan pot A ditempat terang dan terbuka.



4)



Simpanlah pot B di atas meja dan tutuplah dengan menggunakan kotak kardus yang kedap cahaya dengan hati-hati agar tidak menyentuhnya.



5)



Biarkan pot B tertutup selama lebih kurang setengah jam.



6)



Setelah ditutup lebih kurang setengah jam, bukalah dengan hati-hati (tidak menyentuh tanamannya).



7)



Amati apa yang terjadi dengan daun putri malu tersebut dan bandingkan dengan daun putri malu pada pot A.



8)



Catatlah hasil pengamatan Anda dan tuangkan hasilnya pada lembar kerja (Tabel 1.3).



2. Gerak Geotropisme (Geotropisme negatif). 1)



Buatlah dua buah pot tanaman kacang merah. Caranya tanamlah 3 biji kacang merah dalam setiap pot ukuran kecil (atau botol air kemasan yang dipotong dan diberi lubang di bagian alasnya) 1-2 Minggu sebelum percobaan dimulai titik pembuatan pot tanaman kacang merah ini sebaiknya dilakukan di tempat terbuka sehingga tanaman yang dihasilkan berdiri dengan tegak.



2)



Jika anda sudah mendapatkan 2 pot tanaman kacang merah yang cukup baik dan berdiri dengan tegak, selanjutnya beri label A untuk pot pertama dan label B untuk pot yang lainnya.



3)



Letakkan pot B secara horizontal (mendatar), sedangkan pot A dibiarkan berdiri (vertikal) dan simpanlah keduanya di tempat terbuka.



4)



Lakukan pengamatan setiap pagi dan sore selama 1 minggu.



5)



Tuangkan hasil pengamatan Anda pada lembar kerja (tabel 1.4).



F. HASIL PENGAMATAN 1.



Gerak Pada Tumbuhan a.



Hasil Pengamatan 1)



Seismonasti dan Niktinasti Tabel 1.2 Tabel Hasil Pengamatan Seismonasti



1.



Jenis Sentuhan Pada Daun Putri Malu Halus



2. 3.



Sedang Kasar



No.



Reaksi Daun Putri Malu Dari pangkal daun ke ujung, hanya beberapa daun saja yang mengatup Seluruh daun menutup Daun mngatup seluruhnya dan tangkai juga ikut melayu.



Keterangan Waktu cukup lama Waktu agak cepat Waktu lebih cepat



Tabel 1.3 Tabel Hasil Pengamatan Niktinasti



No



Pot putri malu



1. 2.



Disimpan di tempat terang Ditutup dengan penutup yang kedap cahaya



Reaksi putri malu Mula-mula ½ jam kemudian Membuka Tetap membuka Membuka Menutup



Tabel 1.4 Tabel Hasil Pengamatan Geotropisme Negatif



Pengamatan hari ke-



Jenis Pot



1



Pot A



Tegak



Tegak



Pot B



Tegak



Berubah Bengkok Tumbuh arah ke arah ke arah pertum- cahaya cahaya Buhan



2



3 Tegak



4 Tegak



5 Tegak



Ket. 6 Tegak



7 Tegak



Tumbuh Semakin Tangkai bawah berbentuk tinggi tetap bengkok sudut dan mengarah siku-siku ke matahari



G. PERTANYAAN-PERTANYAAN



1)



Sebutkan dua tanaman lain yang dapat melakukan niktinasti! Jawab : Daun petai cina dan tanaman bunga kupu-kupu.



2)



Jelaskan perbedaan gerak niktinasti dengan gerak seismonasti pada percobaan yang telah Anda lakukan? Jelasakan! Jawab : Gerak niktinasti yaitu gerak nasti yang disebabkan oleh pengaruh rangsangan gelap sedangkan Seismonasti adalah gerak pada tumbuhan karena adanya rangsangan berupa sentuhan.



3)



Pada percobaan ketiga gerak geotropisme yang telah dilakukan, maka gerak fototropisme apa yang terjadi? Jawab : Pada percobaan ketiga gerak geotropisme diperoleh gerak tanaman kacang merah bergerak geotropisme negatif maka untuk gerak fototropismenya positif.



H. PEMBAHASAN 1.



Seismonasti Seismonasti adalah gerak pada tumbuhan karena adanya rangsangan berupa sentuhan. Daun putri malu akan menutup bila disentuh. Salah satu contohnya adalah tanaman bunga putri malu. Dari praktikum yang telah dilakukan terlihat bahwa perlakuan sentuhan yang berbeda memiliki pengaruh yang berbeda pula. Jika sentuhan halus maka proses menutupnya lambat. Bila sentuhan sedang, reaksinya lebih cepat menutup daripada sentuhan halus. Dan jika sentuhan kasar maka bunga putri malu akan dengan cepat menutup daun dan tangkainya menjadi lunglai (seperti jatuh layu).



2.



Niktinasti Niktinasi adalah gerak nasti yang disebabkan oleh pengaruh rangsangan gelap, sehingga disebut juga gerak tidur. Pengamatan niktinasti pada tanaman putri malu, dengan menyimpan tanaman putri malu di tempat terang atau terbuka dan membandingkannya dengan putri malu yang diletakkan di tempat tertutup atau tanpa cahaya. Pada tanaman putri malu yang berada di tempat tertutup, daun-daun putri malu tersebut mengatup.



3.



Geotropisme Geotropisme adalah gerak karena rangsangan yang berupa gaya tarik bumi. Geotropisme ada yang positif yaitu pertumbuhan akar selalu menuju mendekat kepusat



bumi dan ada yang negatif yaitu pertumbuhan tanaman yang selalu menjauh dari pusat bumi. Pengamatan tanaman kacang merah untuk melihat gerak geotropismenya dengan meletakkan tanaman kacang merah pada pot A dibiarkan berdiri vertikal dan tanaman kacang merah pada pot B diletakkan secara horizontal yang keduanya disimpan di tempat terbuka. Hasilnya yaitu gerak geotropisme negatif pada kedua tanaman kacang di pot. Pot a tetap berdiri vertikal dan pot B yang diletakkan horizontal, batangnya bengkok mengarah pada arah cahaya menjauhi pusat bumi.



I.



KESIMPULAN Dari hasil praktikum yang telah dilakukan maka kesimpulan yang didapat penulis adalah : 1)



Jenis sentuhan yang dilakukan terhadap tanaman putri malu berpengaruh terhadap kecepatan daun putri malu mengatup.



2)



Tanaman putri malu yang berada di tempat gelap, daun-daun tanaman putri malu tersebut mengatup. Sedangkan tumbuhan putri malu yang berada di tempat terang, daunnya tetap membuka.



3)



Tanaman kacang merah meskipun diletakkan horizontal mendekati pusat bumi setelah beberapa hari kemudian akan bergerak geotropisme negatif yaitu bergerak kearah cahaya menjauhi pusat bumi.



J. DAFTAR PUSTAKA Rumanta, Maman. dkk. (2019). Praktikum IPA di SD. Jakarta: Universitas Terbuka. Amalyaningsih, Rela. (2019). Laporan Gerak pada Tumbuhan. Surabaya.



K. KESULITAN YANG DIALAMI: SARAN DAN MASUKAN Kesulitan dalam pelaksanaan praktikum ini yaitu pada kacang merah yang ditanam terlebih dahulu seminggu sebelum praktikum namun untuk praktikum gerak niktinasti dan seismonasti, Alat dan bahannya mudah ditemukan. Sumber referensi dari internet melimpah. Bimbingan dari tutor sangat jelas dan memudahkan mahasiswa dalam melaksanakan praktikum meskipun dimasa pandemi ini. Sarannya adalah untuk mengganti jenis tanaman yang akan diuji.



L. FOTO/VIDEO PRAKTIKUM Penyiapan alat dan bahan praktikum untuk tiga gerak pada tumbuhan.



Tahap Awal / Pembukaan Salah satu proses praktikum gerak niktinasti pada tumbuhan menggunakan kardus yang telah di lapisi kertas hitam.



Proses Kegiatan Proses pengeditan laporan dari praktikum tersebut.



Tahap Akhir



LAPORAN KEGIATAN PRAKTIKUM SIMBIOSIS (PARASITISME)



OLEH : NURSIA (838109341)



UPBJJ MAJENE FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS TERBUKA TAHUN 2020



KEGIATAN PRAKTIKUM 2 SIMBIOSIS (PARASITISME)



A. JUDUL PRAKTIKUM Judul praktikum ini adalah Simbiosis Parasitisme.



B. TUJUAN PERCOBAAN Tujuan dari kegiatan praktikum ini yaitu untuk mengidentifikasi simbiosis parasitisme yang ada di lingkungan sekitar.



C. ALAT DAN BAHAN Alat dan bahan yang diperlukan yaitu : 1)



Alat-alat tulis



2)



Lembar pengamatan



3)



Lingkungan sekitar



D. LANDASAN TEORI Dalam suatu ekosistem selalu terjadi hubungan saling ketergantungan antara makhluk hidup dengan makhluk hidup dan dengan lingkungannya. Suatu bentuk hubungan yang sangat erat antara satu spesies makhluk hidup dengan spesies makhluk hidup lainnya yang hidup bersama dalam suatu habitat tertentu yang disebut simbiosis. Simbiosis (dari bahasa Yunani συμβίωσις "hidup bersama", yang berasal dari kata σύν "bersama" dan βίωσις "hidup") adalah semua jenis interaksi biologis jangka panjang dan dekat antara dua organisme biologis yang berbeda, baik itu mutualisme, komensalisme, atau parasitisme. Menurut Susanto P, Sarjan dan Handayani (2004 : 42) ,simbiosis parasitisme adalah hubungan antara dua jenis mahkluk hidup dimana yang satu beruntung dan yang lain dirugikan.



E. PROSEDUR PERCOBAAN Cara kerjanya sebagai berikut : 1)



Siapkan alat bahan yang diperlukan.



2)



pergilah ke lingkungan sekitar tempat tinggal Anda, jika ada pergilah ke kebun atau hutan terdekat.



3)



identifikasi beberapa simbiosis parasitisme yang terjadi antara hewan dan tumbuhan, antara hewan dan hewan atau antara tumbuhan dengan tumbuhan.



4)



Temukan setidaknya 5 hubungan yang terjadi.



5)



Tulislah hasil identifikasi Anda pada lembar kerja (tabel 1.7)



6)



Cobalah analisis makhluk hidup mana yang dirugikan dan mana yang diuntungkan.



7)



jenis keuntungan dan kerugian apa yang terjadi pada hubungan simbiosis tersebut ?



8)



Tuangkan hasilnya dengan melengkapi tabel 1.7.



F. HASIL PENGAMATAN Tabel Hasil Pengamatan Simbiosis Parasitisme



Jenis hubungan parasitisme



No.



Pihak yang dirugikan Jenis Jenis kerugian makhluk hidup Kucing Kehilangan darah dan gatal



1.



Kucing dan Kutu



2.



Benalu dan Pohon Coklat



Pohon Coklat



3.



Tanaman Rambat dan Pohon Pisang



Pohon Pisang



4.



Nyamuk dan Manusia



Manusia



5.



Tembok dan Tanaman Paku, Jamur



Tembok



Pihak yang diuntungkan Jenis Jenis makhluk keuntungan hidup Kutu Mendapatkan sumber makanan Tanaman Menyerap Benalu makanan inangnya



Kehilangan nutrisi (makanan berkurang) Terhambat Tanaman pertumbuhannya Rambat Gatal, kehilangan darah dan dapat menyebabkan penyakit Menjadi rapuh



Nyamuk



Tanaman Paku, Jamur



Mendapat tempat tinggal Menghisap darah sebagai simber makanan Mendapat tempat tinggal



G. PERTANYAAN-PERTANYAAN Butir-butir pertanyaan dan jawabannya sebagai berikut : 1)



Apakah hubungan antara kutu anjing dengan anjing merupakan hubungan parasitisme? Jelaskan! Jawab : Hubungan antara kutu anjing dengan anjing merupakan hubungan parasitisme karena kutu anjing diuntungkan dengan cara menghisap darah anjing sedangkan anjing dirugikan karena darahnya berkurang dan menderita iritasi kulit gatal-gatal.



2)



Diantara hubungan parasitisme yang anda temukan, adakah yang menyebabkan kematian terhadap inangnya? Jawab :



Ada. Conrohnya pada pohon kakao yang ada disekitar rumah saya. Pohon coklat tersebut banyak ditumbuhi tanaman benalu dan disepanjang batang pohonnya juga ada rayap. Pohon kakao tersebut sudah kering dan batangnya keropos. Memang butuh waktu lama hingga inangnya menjadi mati.



H. PEMBAHASAN Simbiosis parasitisme adalah hubungan dua individu, dimana individu satu memperoleh keuntungan dan individu yang satu lagi mendapatkan kerugian. Beberapa pengamatan dilingkungan sekitar yang telah dilakukan penulis untuk mengamati hubungan simbiosis parasitisme sebagai berikut : 1)



Hubungan antara kucing dan kutu yang terdapat pada bulu kucing, dimana kutu mendapat keuntungan dengan menghisap darah dari kucing sehingga menghasilkan makanan. Sedangkan pada pihak kucing mendapatkan kerugian yaitu kehilangan darah dan mengalami reaksi kulit terhadap gigitan kutu yaitu gatal.



2)



Hubungan antara tanaman benalu dan pohon coklat (kakao), dimana tanaman benalu mendapat keuntungan dari pohon coklat berupa nutrisi/makanan. Sedangkan pohon coklat yang dirugikan karena kehilangan sari-sari makanan/nutrisi sehingga menyebabkan pohon coklat lama kelamaan menjadi kering.



3)



Hubungan antara tanaman liar yang merambat dengan pohon pisang, dimana tanaman merambat tumbuh dan tinggal ketubuh tumbuhan lain dalam contoh ini yaitu pohon pisang namun menyebabkan kerugian karena dapat menghambat pertumbuhan pohon pisang tersebut.



4)



Hubungan antara nyamuk dan manusia, dimana nyamuk menghisap darah manusia sebagai sumber makanannya namun berakibat kerugian terhadap manusia karena kehidalang darah. Selain itu menyebabkan iritasi kulit yaitu gatal dan yang lebih fatal dapat menyebabkan penyakit serius pada jenis nyamuk tertentu.



5)



Hubungan antara tembok dan tanaman yang tumbuh di tembok maupun jamur atau lumut. Tanaman yang tumbuh di dinding sebagai tempat tinggalnya atau jamus yang tumbuh di dinding menyebabkan dinding mudah lapuk dan rapuh. Selain itu dinding menjadi kelihatan tidak enak dipandang (kotor)..



I.



KESIMPULAN Dari hasil praktikum yang telah dilakukan maka kesimpulan yang didapat penulis yaitu segala hubungan dua individu berbeda yang dimana individu satu memperoleh keuntungan



namun individu lain mendapat kerugian disebut simbiosis parasitisme. Simbiosis dapat terjadi antara hubungan hewan dengan hewan, tumbuhan dengan hewan, tumbuhan dengan tumbuhan bahkan hewan/tumbuhan terhadap manusia atau sebaliknya.



J. DAFTAR PUSTAKA Rumanta, Maman. dkk. (2019). Praktikum IPA di SD. Tangerang Selatan: Universitas Terbuka. Wikipedia.org. (2020, 29 September). Simbiosis. Diakses pada 21 Oktober 2020, dari https://id..m.wikipedia.org/wiki/Simbiosis Setianingsih, Ari. Dkk. (2018). Laporan Praktikum IPA SD Kegiatan Praktikum: Simbiosis.Yogyakarta.



K. KESULITAN YANG DIALAMI: SARAN DAN MASUKAN Tidak ada kesulitan yang berarti. Penulis mudah menemukan objek simbiosis dilingkungan sekitar dan penyusunan laporan tidak terkendala karena meskipun sebenarnya ini praktikum mandiri tanpa bimbingan tutor namun tutor sekilas membahas atau merefresh kembali tentang apa itu simbiosis kepada mahasiswa.



L. FOTO/VIDEO PRAKTIKUM Pemilihan simbiosis mana yang akan diteliti dan hubungan individu mana yang akan dibahas.



Tahap Awal / Pembukaan Proses perekaman mengenai contoh simbiosis parasitisme yang ada disekitar tempat tinggal.



Proses Kegiatan



Proses penyelesaian laporan praktikum.



Tahap Akhir



LAPORAN KEGIATAN PRAKTIKUM PERKEMBANGBIAKAN TUMBUHAN (PERKEMBANGBIAKAN SEKSUAL PADA TUMBUHAN: STRUKTUR BUNGA)



OLEH : NURSIA (838109341)



UPBJJ MAJENE FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS TERBUKA TAHUN 2020



KEGIATAN PRAKTIKUM 3 PERKEMBANGBIAKAN TUMBUHAN (PERKEMBANGBIAKAN SEKSUAL PADA TUMBUHAN: STRUKTUR BUNGA)



A. JUDUL PRAKTIKUM Judul praktikum ini adalah Perkembangbiakan Seksual pada Tumbuhan : Struktur Bunga.



B. TUJUAN PERCOBAAN Tujuan dari kegiatan praktikum ini yaitu untuk mengamati struktur bunga dan mengetahui perkembangbiakan bunga.



C. ALAT DAN BAHAN Alat dan bahan yang diperlukan yaitu : 1)



Struktur bunga



2)



Kaca pembesar 1 buah,



3)



Pinset 1 buah,



4)



Pisau atau silet 1 buah,



5)



Bunga kembang sepatu 1 buah.



D. LANDASAN TEORI Perkembangbiakan tanaman adalah suatu proses yang bertujuan untuk memperbanyak jumlah tanaman spesies atau kultivar tertentu. Bunga (flos) adalah struktur reproduksi sexual pada tumbuhan berbunga. Bunga hanya dipunyai oleh divisi Magnoliophyta atau Spermatophyta sub Divisi Angiosprmae. Pada bunga terdapat organ reproduksi yang dinamakan putik dan benang sari. Pada bunga terdapat bagian-bagian yang akan menghasilkan buah yang didalamnya terdapat biji jika terjadi penyerbukan dan pembuahan. Bunga merupakan modifikasi dari batang dan daun. Bunga umumnya memiliki sifat-sifat yang menarik. Bagian-bagian penyusun bunga pada setiap bunga dapat berbeda dapat pula sama. Ada bunga yag memiliki bagian yang lengkap dan ada bunga yang tidak memiliki salah satu atau salah dua bagin tersebut. Bunga dikatakan bungan sejati atau bunga lengkap jika memiliki kelopak, mahkota, putik dan benang sari (Widya, 2012).



E. PROSEDUR PERCOBAAN Cara kerja praktikum sebagai berikut : 1.



Bagian-bagian bunga dengan tanpa merusaknya, perhatikan bagian kelopak mahkota benang sari putik dan dasar bunganya.



2.



Gambarlah hasil pengamatan Anda pada lembar kerja (gambar 1.1) dan lengkapilah dengan keterangan gambar.



3.



Amatilah bagian kelopaknya. Catatlah bentuk dan warna kelopak yang Anda amati.



4.



Amati pula mahkota bunganya titik catat bentuk dan warnanya.



5.



Untuk mengamati benang sari, Anda harus menyingkirkan bagian mahkota bunga hitunglah jumlah benang sari yang ada. Apakah benang sari melekat pada mahkota bunga ? Catatlah hasil pengamatan Anda. Dengan menggunakan kaca pembesar amatilah bagian kepala Sari titik Apakah anda melihat adanya serbuk sari yang berbentuk mirip debu pada kepala Sari?



6.



amatilah bagian putik yang biasanya terletak di bagian tengah bunga titik catatlah bagaimana bentuk putik bunga tersebut titik perhatikan bagian ovarium tangkai putik, dan kepala putik nya.



7.



Buatlah gambar struktur putik meliputi ovarium, tangkai putik dan dan kepala putik. Tuangkan hasilnya pada lembar kerja (gambar 1.2).



F. HASIL PENGAMATAN



Gambar 1.1 Morfologi Bunga Sepatu



Gambar 1.2 Sayatan vertikal bunga sepatu G. PERTANYAAN-PERTANYAAN 1)



Berapa buah benang sari bunga kembang sepatu yang ada amati ? Jawab : Pada kembang sepatu yang penulis amati, jumlah benang sari yang telah dihiutng yaitu sebanyak 81 buah.



2)



Apa fungsi benang sari dan putik? Jelaskan! Jawab : Fungsi benang sari dan putik adalah sebagai alat perkembangbiakan bunga dimana benang sari merupakan alat kelamin jantan dan putik sebagai alat kelamin betina.



H. PEMBAHASAN Morfologi bunga kembang sepatu sebagai berikut : 1.



Kelopak bunga (sepal/calyx) yaitu perhiasan bunga yang terletak pada lingkaran terluar. Helai kelopak bunga disebut sebagai sepal. Pada bunga kembang sepatu, kelopaknya berwarna hijau. Kelopak bunga ini menutupi bagian bunga lainnya ketika bunga masih belum mekar atau untuk melindungi bunga sepatu saat kuncup.



2.



Dasar bungsa (receptacle) yaitu bagian ujung bunga dalam melekatkan dan bertumpunya makhkota bunga. Fungsi dari dasar bunga kembang sepatu adalah tempat bertumpuhnya atau letak mahkota bunga tersebut.



3.



Mahkota bunga (petal/corolla) merupakan salah satu dari perhiasan bunga, selain kelopak bunga. Helai mahkota bunga disebut sebagai petal. Mahkota bunga sering kali mudah dikenali karena ukurannya yang relatif besar dan berwarna mencolok, untuk memikat serangga penyerbuk. Pada bunga kembang sepatu yang penulis teliti, mahkota bunganya berwarna merah mencolok dengan kelopak bunga yang besar dan berjumlah 5 helai.



4.



Benang sari atau stamen ialah organ reproduksi jantan pada bunga. Setiap benang sari pada kembang sepatu terdiri dari serbuk sari, antera (kepala sari) dan tangkai sari(filamen). Pada bunga kembang sepatu, bagian bunga yang bertangkai ditengah dan berwarna merah adalah putik, sedangkan yang berwarna kuning disekitarnya adalah benang sari.



5.



Putik adalah alat kelamin betina dan terdiri dari stigma (kepala putik), pistil (tangkai putik) dan ovarium (rahim). Pada bunga kembang sepatu, bagian bunga yang bertangkai ditengah dan berwarna merah adalah putik.



6.



Bunga disayat secara vertical, Saat disayat secara vertikal, terdapat ovarium (bakal buah), yang nantinya akan berkembang menjadi buah. Selain ovarium juga terdapat ovulum (bakal biji), yang berisi gamet betina yang setelah dibuahi gamet jantan akan berkembang menjadi embrio. Ovulum melekat pada dinding ovarium melalui sebuah tangkai.



I.



KESIMPULAN Dari hasil praktikum yang telah dilakukan maka kesimpulan yang didapat penulis adalah tanaman kembang sepatu memiliki struktur bunga lengkap, dan berkembangbiak secara generatif yaitu perkembangbiakan tumbuhan secara kawin.



J.



DAFTAR PUSTAKA Rumanta, Maman. dkk. (2019). Praktikum IPA di SD. Jakarta: Universitas Terbuka. Wikipedia.org.



(2015).



Kelopak



Bunga..



Diakses pada



21



Oktober



2020,



dari



https://id..m.wikipedia.org/wiki/Kelopak _bunga. Wikipedia.org. (19 Agustus 2017). Mahkota Bunga.. Diakses pada 21 Oktober 2020, dari https://id..m.wikipedia.org/wiki/Mahkota _bunga. Wikipedia.org. (5 Oktober 2019). Benang Sari.. Diakses pada 21 Oktober 2020, dari https://id..m.wikipedia.org/wiki/Benang_sari. Wikipedia.org. (1 Oktober 2017). Putik.. Diakses pada 21 Oktober 2020, dari https://id..m.wikipedia.org/wiki/Putik. Tsyana W, P. (2019). Laporan Praktikum Perkembangbiakan Tumbuhan. Surabaya..



K. KESULITAN YANG DIALAMI: SARAN DAN MASUKAN Kesulitan selama praktikum diantaranya bunga kembang sepatu yang cukup sulit didapatkan karena sudah tidak banyak orang yang menanamnya. Selain dari itu tidak ada kendala yang lain.



L. FOTO/VIDEO PRAKTIKUM Penyiapan bahan dan alat untuk menyayat vertikal bunga kembang sepatu.



Tahap Awal / Pembukaan Proses



menyingkirkan



kembang sepatu.



Proses Kegiatan



kelopak



bunga



Proses pengeditan laporan.



Tahap Akhir



LAPORAN KEGIATAN PRAKTIKUM EKOSISTEM (EKOSISTEM DARAT ALAMI DAN BUATAN)



OLEH : NURSIA (838109341)



UPBJJ MAJENE FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS TERBUKA TAHUN 2020



KEGIATAN PRAKTIKUM 4 EKOSISTEM (EKOSISTEM DARAT ALAMI DAN BUATAN)



A. JUDUL PERCOBAAN Judul dari kegiatan praktikum ini yaitu Ekosistem Darat.



B. TUJUAN PERCOBAAN Tujuan dari kegiatan praktikum ini yaitu untuk membandingkan komponen-komponen yang terdapat pada ekosistem darat alami dan buatan.



C. ALAT DAN BAHAN Alat dan bahan yang diperlukan yaitu : 1)



Seperangkat alat tulis



2)



Loup/Kaca pembesar,



3)



Telepon genggam (smarthphone),



4)



Lingkungan sekitar.



D. LANDASAN TEORI Semua organisme yang hidup di alam harus berinteraksi baik dengan lingkungannya (alam). Organisme hidup dalam sebuah sistem yang ditopang oleh berbagai komponen yang saling berhubungan dan saling berpengaruh baik secara langsung maupun tidak langsung. Puspita (2009: 173) menyatakan bahwa “Ekosistem merupakan interaksi bolak balik antar makhluk hidup (biotik) dengan lingkungannya (abiotik)”. Secara garis besar komponen ekosistem terdiri atas komponen abiotik dan komponen biotik. “Komponen abiotik merupakan komponen ekosistem yang bersifat tak hidup”. (Subardi, 2009: 198). Komponen ekosistem abiotik meliputi tanah, air, udara, suhu, sinar matahari dan kelembaban. Sedangkan komponen ekosistem biotik meliputi produsen, konsumen, detritivor, dan decomposer. Secara umum ada tiga tipe ekosistem, yaitu ekosistem air, ekosistem darat, dan ekosistem buatan. Ekosistem perairan adalah ekosistem yang faktor lingkungannya didominasi oleh perairan. Ekosistem darat adalah ekosistem yang faktor lingkungannya didominasi oleh daratan. Ekosistem buatan adalah suatu ekosistem yang dibentuk melalui adanya campur tangan manusia.



E. PROSEDUR PERCOBAAN Cara kerja praktikum sebagai berikut : 1.



Tentukan ekosistem darat alami disekitar tempat tinggal atau sekolah tempat Anda mengajar yang akan kita amati komponen-komponennya.



2.



Setelah Anda temukan tempatnya, kemudian amati komponen-komponen abiotiknya meliputi suhu udara, pencahayaan, angin, jenis atau warna tanah.



3.



Untuk mengetahui suhu udara gunakan aplikasi cuaca telepon genggam, sementara untuk mengetahui keadaan pencahayaan, angin, atau tanah Anda dapat memperkirakannya saja.



4.



Catat semua data pada tabel 2.1.



5.



Setelah mengamati komponen abiotik, Anda perhatikan komponen biotiknya. Catatlah semua makhluk hidup yang Anda temukan pada ekosistem tersebut.



6.



Mulailah mencatat jenis tumbuhan sebagai produsen yang ada. Jika dapat, lengkapi dengan nama latinnya.



7.



Catat semua jenis hewan sebagai konsumen yang Anda temui di ekosistem tersebut, baik yang tetap maupun yang hanya singgah (hewan terbang).



8.



Amati lebih teliti hewan-hewan kecil yang mungkin terdapat didalam tanah atau dekat permukaan, atau pada sela-sela daun atau batang. Gunakan kaca pembesar jika perlu.



9.



Semua data dicatat pada tabel 2.2.



10. Sebagai pembanding, tentukan suatu ekosistem darat buatan yang ada di sekitar tempat tinggal atau sekolah tempat Anda mengajar. 11. Lakukan semua kegiatan dari nomor 2 sampai dengan nomor 8 seperti diatas. Kemudian semua data dicatat pada tabel 2.3 dan tabel 2.4. 12. Buat kesimpulan umum tentang perbedaan pada kedua tipe ekosistem tersebut.



F. HASIL PENGAMATAN Tabel 2.1 Komponen abiotik ekosistem darat alami No. 1 2 3 4 5



Komponen Abiotik Suhu udara Pencahayaan Angin Tanah Air



Keadaan/kondisi 32 C Cukup 12 Km/h Subur Melimpah



*Note : Foto pendukung data diatas dicantumkan dalam lampiran.



Tabel 2.2 Komponen biotik ekosistem darat alami No. 1 2 3 4 5



Jenis Tumbuhan Pohon pisang Pohon asam Pohon kelapa Pohon jati Pohon bambu



Jenis Hewan Kupu-kupu Laba-laba Ikan Capung Semut rang-rang



Pengurai Jamur Rayap Semut Cacing Kaki seribu



Tabel 2.3 Komponen abiotik ekosistem darat buatan No. 1 2 3 4 5



Komponen Abiotik Suhu udara Pencahayaan Angin Tanah Air



Keadaan/kondisi 32̊ C Sangat terang/cerah 10 Km/h Subur Melimpah Tabel 2.4 Komponen biotik ekosistem darat buatan.



No. 1 2 3 4 5



Jenis Tumbuhan Pucuk merah Kamboja Kembang sepatu Pohon pinang Agave



Jenis Hewan Belalang Kucing Burung Lalat Kupu-kupu



Pengurai Jamur Semut



G. PERTANYAAN-PERTANYAAN 1)



Menurut pendapat Anda, ekosistem manakah yang mempunyai jenis komponen biotik yang lebih banyak? Mengapa demikian? Jelaskan secara singkat! Jawab : Ekosistem darat yang memiliki komponen biotik lebih banyak yaitu ekosistem darat alami karena ekosistem darat alami lebih memiliki banyak jenis produsen sehingga akan datang/berkumpul lebih banyak konsumen.



H. PEMBAHASAN Ekosistem merupakan suatu system ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Ekosistem yang diteliti penulis yaitu ekosistem darat alami yang akan di perbandingkan dengan ekosistem darat buatan. Adapun lokasi yang diteliti yaitu hutan di desa Darma, Polewali untuk ekosistem darat alami dan Taman di kelurahan Manding, Pekkabata. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa komponen abiotic di



kedua lokasi ekositem tersebut sama sama lengkap yaitu untuk ekosistem darat alami memiliki pencahayaan yang cukup terang namun di tutupi oleh pohon-pohon tinggi, air yang melimpah di sungai, suhu udara agak lembab, tanah subur ditumbuhi berbagai tumbuhan dan angin tidak terlalu terasa. Sedangkan komponen abiotic di daerah taman memiliki pencahayaan sangat terang, angin terasa, air cukup, suhu udara normal, dan kondisi tanah subur. Komponen biotik untuk ekosistem darat alami dihutan memiliki tingkat produsen tumbuhan yang beragam dan melimpah, konsumen yaitu hewan berbagai jenis baik yang tetap maupun hanya singgah serta beberapa pengurai yang ditemukan seperti lebih banyak jamur. Sedangkan komponen biotik untuk ekosistem darat buatan di taman memliki banyak tumbuhan namun hewan yang menjadi konsumen hanya ada beberapa, terlebih lagi pengurai yang sangat sulit ditemukan.



I.



KESIMPULAN Dari hasil praktikum yang telah dilakukan maka kesimpulan yang didapat penulis adalah komponen abiotik ekosistem darat alami maupun buatan sama-sama lengkap namun komponen biotik ekosistem darat alami lebih beragam dan banyak populasinya serta lebih lengkap dibandingkan ekosistem darat buatan.



J. DAFTAR PUSTAKA Rumanta, Maman. dkk. (2019). Praktikum IPA di SD. Jakarta: Universitas Terbuka. Muslimin, dkk. 2016. Konsep Dasar Ipa 2. Makassar: Universitas Negeri Makassar. Aini, Nurul. (2019). Laporan Praktikum Ekosistem Darat. Jombang. Wikipedia.org. (2 November 2020). Ekosistem.. Diakses pada 5 November 2020, dari https://id..m.wikipedia.org/wiki/Ekosistem



K. KESULITAN YANG DIALAMI: SARAN DAN MASUKAN Kesulitan selama praktikum diantaranya mencari lokasi ekosistem darat yang memiliki komponen biotik umum yang mudah diketahui namanya.



*Lampiran Suhu, angin, kelembapan



Ekosistem darat alami



Ekosistem darat buatan



LAPORAN KEGIATAN PRAKTIKUM PENCEMARAN LINGKUNGAN (PENGARUH DETERJEN TERHADAP PERKECAMBAHAN)



OLEH : NURSIA (838109341)



UPBJJ MAJENE FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS TERBUKA TAHUN 2020



KEGIATAN PRAKTIKUM 5 PENCEMARAN LINGKUNGAN (PENGARUH DETERJEN TERHADAP PERKECAMBAHAN)



A. JUDUL PERCOBAAN Judul dari kegiatan praktikum ini yaitu Pengaruh Deterjen Terhadap Perkecambahan.



B. TUJUAN PERCOBAAN Tujuan dari kegiatan praktikum ini yaitu untuk mengamati pengaruh deterjen terhadap perkecambahan kacang hijau.



C. ALAT DAN BAHAN Alat dan bahan yang diperlukan yaitu : 1) Neraca analitik/sendok teh 1 buah 2) Gelas kimia 600 ml 10 buah (diganti dengan gelas plastik bening) 3) Kertas saring atau tissue secukupnya 4) Kertas timah secukupnya 5) Penggaris dengan skala mm 1 buah 6) Kertas untuk label secukupnya 7) Gelas kimia 1000 ml 1 buah 8) Air PDAM secukupnya 9) Deterjen serbuk 1 gram 10) Kacang hijau secukupnya



D. LANDASAN TEORI Pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan berbiji dimulai dengan perkecambahan yaitu munculnya plantula (tanaman kecil dari dalam biji). Pada umumnya tanaman polongan dapat mempunyai endoperma. Cadangan makanan disimpan dalam kotiledon (daun embrio), yang terlindungi di dalam biji pada saat berkecambah plumula (ujung embrio atau calon kecambah) diselubungi oleh kotiledon, sedangkan calon akar (radikula) diselubungi oleh koleoriza. Bagian batang pada kecambah di atas kotiledon disebut epikotil dan bagian batang kecambah di bawah kotiledon disebut hipokotil. Dalam proses perkecambahan melibatkan proses fisiknya yaitu: terjadi ketika biji menyerap air (imbibisi) akibat dari potensial air rendah pada biji yang kering. Proses kimianya yaitu dengan masuknya air, biji mengembang dan kulit biji akan pecah. Deterjen adalah campuran berbagai bahan, yang digunakan untuk membantu pembersihan dan terbuat dari bahan-bahan turunan minyak bumi. Detergent sudah sangat akrab di kehidupan kita, terutama bagi ibu rumah tangga. Detergent digunakan untuk mencuci pakaian. Untuk



menyempurnakan kegunaannya, biasanya pabrik menambahkan natrium perborat, pewangi, pelembut, naturium silikat, penstabil, enzim, dan zat lainnya agar fungsinya semakin beragam. Tapi diantara zat-zat tersebut ada yang tak bisa dihancurkan/dilarutkan oleh mikroorganisme sehingga otomatis menyebabkan pencemaran lingkungan. Apabila air yang mengandung detergent dibuang kedalam air, tercemarlah air dan pertumbuhan alga yang sangat cepat. Hal ini akan menyebabkan kandungan oksigen dalam air berkurangan dan otomatis ikan, tumbuhan laut,dan kehidupan air lainnya mati. Selain itu limbah detergent juga menyebabkan pencemaran tanah yang menurunkan kualitas kesuburan tanah yang mengakibatkan tanaman serta kehidupan tanah termasuk cacing mati.



E. PROSEDUR PERCOBAAN Cara kerja praktikum sebagai berikut : 1.



Sediakan larutan deterjen 100%, 50%, 25%, 12,50%, 6,25%, 3,10% serta kontrol yang berupa air PDAM. Lalu simpan cairan dengan gelas kimia yang telah diberi label sebagai berikut. a)



Label I = 100%



b) Label II = 50% c)



Label III = 25%



d) Label IV = 12,50% e)



Label V = 6,25%



f)



Label VI = 3,10%



g) Label kontrol = Air PDAM 2.



Cara menyediakan larutan. Cara membuat larutan untuk setiap konsentrasi pada praktikum ini dapat dilihat pada cara menyediakan larutan pada percobaan 1 : Pengaruh deterjen terhadap pertumbuhan akar bawang merah (Allium cepa).



3.



Sediakan 6 gelas kimia lain, diberi label kontrol, I, II, III, IV, V, dan VI. Masing-masing diberi lingkaran kertas saring atau kertas tissue.



4.



Masukkan kacang hijau kedalam air gelas kimia. Buanglah kacang yang mengapung, sementara kacang hijau yang tenggelam yang digunakan dalam percobaan ini (kacang hijau terpilih).



5.



Dari kacang hijau terpilih, ambil 10 butir lalu rendam dalam larutan I, 10 butir dalam larutan II, 10 butir dalam larutan III, 10 butir dalam larutan IV, 10 butir dalam larutan V,



10 butir dalam larutan VI dan 10 butir dalam larutan kontrol (air PDAM). Biarkan rendaman selama 5 menit. 6.



Aturlah kacang hijau dalam gelas kimia dengan label yang sesuai. Atur yang baik agar hilum mengarah ke bawah.



7.



Isilah gelas kimia yang telah diisi kacang hijau tersebut dengan larutan yang berlabel sama, kira-kira 100 ml.



8.



Tutup semua gelas tadi dengan kertas timah sehingga tidak ada cahaya yang dapat masuk.



9.



Lakukan pengamatan setelah 24 jam dan 48 jam. Pada setiap pengamatan, ukurlah panjang akar dengan penggaris dari luar gelas kimia. Kacang hijau yang tidak tumbuh akarnya dianggap memiliki panjang akar = 0 mm. Jika pada pengamatan dua hari (48 jam) tidak tumbuh akarnya (0 mm), dianggap kacang hijau mati. Catatlah hasil pengamatan Anda pada lembar kerja tabel 2.10.



10. Buatlah grafik rata-rata pertumbuhan kecambah perkonsentrasi setelah 24 jam dan 48 jam (grafik 2.2) dengan menggunakan warna yang berbeda. Misal 24 jam dengan warna merah, 48 jam dengan warna hitam.



F. HASIL PENGAMATAN Tabel 2.10 Pengaruh deterjen terhadap tumbuhan



No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Jumlah Rata-rata



100% 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 5 0,5



6 2 1 2 1 1 0 1 3 1 18 1,8



50%



100% 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 5 0,5



6 5 2 3 5 5 1 3 5 1 30 3



No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Jumlah Rata-rata



50%



Konsentrasi Larutan Deterjen Hari ke-1 (24 jam) 25% 12,5% 6,25% 3 3 0 3 3 0 2 1 16 1 5 3 2 4 0 3 3 20 4 1 21 2 1 13 0 2 4 2 1 3 22 24 80 2,2 2,4 8 Konsentrasi Larutan Deterjen Hari ke-2 (48 jam) 25% 12,5% 6,25% 7 5 0 7 3 0 7 2 20 3 5 3 4 6 1 12 3 50 15 3 35 5 1 30 0 2 5 5 1 3 65 31 147 6,5 3,1 14,7



3,1% 21 14 6 21 10 20 10 5 4 0 111 11,1



Kontrol 20 20 17 5 3 23 18 19 13 18 156 15.6



3,1% 23 26 15 45 25 30 25 5 20 0 214 21,4



Kontrol 45 50 47 32 3 60 43 3 42 41 366 36,6



*Note : dalam satuan mm.



4 0 3 5 3 0



24 Jam



2 5



48 Jam



2 0 1 5 1 0 5 0



100%



50% 25% Kontrol



12,5%



6,2%



3,1%



Grafik 2.2 Grafik rata-rata pertumbuhan kecambah perkonsentrasi pada 24 jam.



G. PERTANYAAN-PERTANYAAN 1) Apa fungsi larutan kontrol? Jawab : Sebagai pembanding dengan konsentrasi larutan deterjen. 2) Apa kesimpulan Anda bila pada larutan kontrol ada kacang hijau yang mati? Jawab : Kualitas dari kacang yang dipilih kurang baik. 3) Mengapa pertumbuhan kacang hijau didalam gelas kimia harus ditutup dengan kertas timah? Jawab : Agar tidak terkena cahaya karena pertumbuhan kacang hijau lebih cepat tumbuh jika tidak terkena cahaya.



H. PEMBAHASAN Kacang hijau (Vigna radiata L.) merupakan tanaman kacang-kacangan ketiga yang banyak dibudidayakan setelah kedelai dan kacang tanah. Kecambah kacang hijau mengandung vitamin E yang tidak ditemukan pada kacang tanah dan kedelai. Bahkan nilai gizi kecambah kacang hijau lebih baik daripada nilai gizi biji kacang hijau. Suwarsono (1989), menyatakan bahwa cahaya merupakan perangsang utama dalam hidup tumbuhan. Tumbuhan yang tumbuh dalam gelap atau cahaya lemah akan mempunyai batang yang panjang dengan ruas yang lebih panjang dan lebih besar dari tumbuhan yang mendapatkan cahaya matahari penuh dan daun lebih kecil daripada daun yang terlindung. Suhu meningkatkan perkembangan tanaman sebagai batas tertentu. Hubungan suhu dengan pertumbuhan tanaman menunjukkan hubungan linier sampai batas tertentu. Setelah mencapai maksimum hubungan kedua variabel itu menunjukkan parabolik. Pada suhu rendah kebanyakan tanaman mengakibatkan rusaknya batang, daun muda, tunas, bungan dan buah. Besarnya kerusakan organ atau jaringan tanaman akibat suhu rendah tergantung keadaan air. Dari percobaan yang telah dilakukan, diperoleh data sebagai berikut: Pada hari pertama larutan deterjen dengan konsentrasi 100% rata-rata panjang akar kecambah 1mm dengan 5 biji yang masih tidak mengalami perkecambahan. Larutan 50% ratarata panjangnya 2 mm dengan 1 biji masih belum berkecambah, larutan 25% 2,4 mm dengan 1 biji masih belum berkecambah, untuk larutan 12,5% rata-rata panjang akarnya 2,4 dan biji tumbuh semua dan 6,25% rata-rata panjang akarnya 11,4mm dengan 3 biji masih belum



berkecambah. Dan larutan 3,1% panjangnya 12,3mm dengan 1 biji masih belum berkecambah. Sementara pada larutan kontrol, rata-rata panjang akar mencapai 15,6mm. Dihari kedua, setelah 48 jam semua kacang hijau mengalami pertambahan panjang pada akarnya kecuali jenis larutan 100%. Larutan 50% dari 2mm menjadi 3mm dan telah berkecambah semua. Pada larutan 25% panjangnya 2,4mm menjadi 7,2mm dan satu biji dianggap telah mati. Larutan 12,5% yang semula 2,4mm menjadi 3,1mm. Pada larutan 6,25% yang semula 11,4 menjadi 18,3 dan dua biji dianggap telat mati. Pada larutan 3,1% panjang awal 12,3mm jadi 23,7mm dan satu biji mati. Dan untuk larutan kontrol menjadi 36,6mm.



I.



KESIMPULAN Dari hasil praktikum yang telah dilakukan maka kesimpulan yang didapat penulis bahwa kecambah pada kadar konsentrasi tertentu masih bisa mengalami pertumbuhan namun dalam tingkat yang sangat rendah dan lemah. Dibandingkan dengan larutan control yang tidak terkontaminasi dengan kandungan deterjen, pertumbuhan kecambah sangat baik sehingga deterjen dinilai sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan kacang hijau.



J.



DAFTAR PUSTAKA Rumanta, Maman. dkk. (2019). Praktikum IPA di SD. Jakarta: Universitas Terbuka. Oktorani, Frenty. (2019). Laporan Praktikum Pengaruh Deterjen Terhadap Perkecambahan. Jombang.



K. KESULITAN YANG DIALAMI: SARAN DAN MASUKAN Kesulitan yang sempat dialami selama praktikum diantaranya gelas kimia yang sulit didapatkan namun tutor memberi alternative lain.



LAPORAN KEGIATAN PRAKTIKUM UJI MAKANAN (UJI KARBOHIDRAT)



OLEH : NURSIA (838109341)



UPBJJ MAJENE FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS TERBUKA TAHUN 2020



KEGIATAN PRAKTIKUM 6 UJI MAKANAN (UJI KARBOHIDRAT)



A. JUDUL PERCOBAAN Judul dari kegiatan praktikum ini yaitu Uji Karbohidrat.



B. TUJUAN PERCOBAAN Tujuan dari kegiatan praktikum ini yaitu untuk mengidentifikasi bahan makanan yang mengandung karbohidrat.



C. ALAT DAN BAHAN Alat dan bahan yang diperlukan yaitu : 1)



Piring plastik 1 buah



2)



Pipet 1 buah



3)



Pisang 1 iris kecil



4)



Apel satu iris kecil



5)



Nasi 2 sampai 3 butir



6)



Telur rebus (bagian putihnya) 1 iris kecil



7)



Tahu putih 1 iris kecil



8)



Margarin seujung sendok



9)



Biskuit 1 potong kecil



10) Tepung terigu 1 sendok kecil 11) Gula pasir 1 sendok kecil 12) Kentang 1 iris kecil 13) Larutan Yodium 0,1 M 10 ml



D. LANDASAN TEORI Karbohidrat merupakan persenyawaan antara karbon, hidrogen, dan oksigen yang terdapat di alam dengan rumus empiris Cn(H2O)n. Melihat rumus empiris tersebut, maka senyawa ini pernah diduga sebagai ”hidrat dari karbon”, sehingga disebut sebagai karbohidrat. Ada 3 (tiga) golongan karbohidrat yaitu : a)



Golongan Monosakarida merupakan golongan karbohidrat yang terdiri dari satu satuan gula, rumus kimia: C6H12O6. Contoh: glukosa, fruktosa, dan galaktosa. Contoh pada makanan adalah rasa manis pada air buah.



b)



Golongan Disakarida merupakan golongan karbohidrat yang terdiri dari dua satuan gula, rumus kimia: (C6H12O6)2. Contoh: sukrosa yang terdapat pada gula dapur, makanan fermentasi.



c)



Golongan Polisakarida merupakan golongan karbohidrat yang terdiri dari banyak satuan gula, rumus kimia: (C6H12O6)n. Contoh: amilium (pati/zat tepung). Contoh pada bahan makanan adalah: semua makanan yang mengandung zat tepung (amilium), misalnya nasi (beras), roti (terigu).



E. PROSEDUR PERCOBAAN Cara kerja praktikum sebagai berikut : 1.



Semua pengamatan harus dicatat dan atau digambar langsung dalam lembar kerja yang diperuntukkan bagi percobaan ini.



2.



Bosan semua makanan dan beri nama bahan-bahan makanan yang akan diuji di atas piring plastik seperti gambar berikut.



3.



Tetesi satu persatu bahan makanan dengan 2 sampai 3 tetes larutan yodium dalam KI/Lugol. Perhatikan dan catat perubahan warna pada bagian makanan yang ditetesi larutan yodium. Catatlah bahan yang diuji manakah yang menunjukkan warna ungu-biru setelah ditetesi larutan yodium.



4.



Catat semua hasil pengamatan ke dalam lembar kerja dan buatlah kesimpulan tentang zatzat manakah yang mengandung amilum.



F. HASIL PENGAMATAN Tabel 2.10 Uji Karbohidrat Warna No.



Bahan makanan



Sebelum diberi



Sesudah diberi



yodium



yodium



Keterangan



1



Pisang



Kuning



Ungu-biru



Sumber karbohidrat



2



Apel



Putih



Putih



Bukan sumber karbohidrat



3



Nasi



Putih



Ungu-biru pekat



Sumber karbohidrat



4



Telur rebus (bagian putih)



Putih



Putih



Bukan sumber karbohidrat



5



Tahu putih



Putih



Putih



Bukan sumber karbohidrat



6



Margarin



Kuning



Kuning



Bukan sumber karbohidrat



7



Biscuit



Coklat



Biru pekat



Sumber karbohidrat



8



Tepung terigu



Putih



Biru pekat



Sumber karbohidrat



9



Gula pasir



Putih



Putih



Bukan sumber karbohidrat



10



Kentang



Putih



Putih



Bukan sumber karbohidrat



G. PERTANYAAN-PERTANYAAN 1.



Perhatikan bahan makanan nasi, tepung terigu, kentang dan gula pasir. Setelah diberi larutan yodium, Apakah semuanya menunjukkan warna biru ungu? Jika tidak, mengapa? Bukankah semua bahan makanan tersebut termasuk golongan karbohidrat? Jika ya, jelaskan mengapa! Jawab : Dari ke empat makanan yang disebutkan, tidak semuanya berubah warna menjadi biru ungu ketika ditetesi larutan yodium. Dua diantaranya yaitu kentang dan gula pasir tidak berubah warnanya meskipun kentang dan gula pasir mengandung karbohidrat. Mengapa demikian? Karena jenis karbohidrat yang terkandung dalam nasi dan tepung terigu berbeda dengan kentang dan gula pasir.



2.



Mengapa ada bahan yang berwarna ungu biru dan ada pula yang tidak setelah ditetesi larutan yodium? Jawab : Karena beberapa makanan tersebut memang semuanya mengandung karbohidrat namun jenis karbohidrat yang terkandung dalam beberapa makanan tersebut berbeda.



3.



Berdasarkan uji yang telah dilakukan, bahan makanan manakah yang termasuk sumber karbohidrat? Jawab : Bahan makanan yang termasuk sumber karbohidrat yaitu nasi, biscuit, tepung terigu, dan pisang



4.



Simpulan apa yang dapat dibuat dari hasil percobaan ini? Jawab : Setelah melakukan percobaan uji karbohidrat, maka simpulan yang didapat oleh penulis yaitu nasi, biscuit, pisang dan tepung terigu merupakan sumber karbohidrat.



H. PEMBAHASAN Larutan yodium berfungsi untuk menguji apakah suatu bahan makanan merupakan sumber amilum (karbohidrat). Semakin gelap perubahan warna cairan ketika ditetesi berarti makanan tersebut banyak kandungan karbohidrat. Maka dari pernyataan di atas diperoleh hasil pengujian sebagai berikut : 1.



Pisang Pisang yang diiris kecil kemudian di tetesi dengan larutan yodium tidak menghasilkan warna ungu kebiruan. Hal itu berarti pisang mengandung karbohidrat.



2.



Apel Apel yang diiris kecil kemudian ditetesi dengan larutan yodium tidak berubah warna. Hal itu menunjukkan bahwa apel bukan sumber karbohidrat.



3.



Nasi 2-3 butir nasi yang dihaluskan kemudian ditetesi dengan larutan yodium berubah warna ungu pekat/ biru kehitaman. Hal itu menunjukkan bahwa nasi adalah sumber karbohidrat.



4.



Telur rebus (putihnya) Putih telur yang diiris kecil ditetesi dengan larutan yodium tidak mengalami perubahan warna. Hal itu berarti menunjukkan bahwa putih telur bukan sumber karbohidrat



5.



Tahu putih Tahu yang diiris kecil ditetesi dengan larutan yodium tidak mengalami perubahan warna. Hal itu berarti menunjukkan bahwa tahu putih bukan sumber karbohidrat.



6.



Margarin Margarin yang ditetesi dengan larutan yodium tidak mengalami perubahan warna. Hal itu berarti menunjukkan bahwa margarin bukan sumber karbohidrat.



7.



Biscuit Biskuit yang dipotong kecil dan dihancurkan kemudian ditetesi dengan larutan yodium berubah warna ungu pekat/biru kehitaman. Hal itu menunjukkan bahwa biskuit adalah sumber karbohidrat.



8.



Tepung terigu Tepung kemudian ditetesi dengan larutan yodium berubah warna ungu pekat/biru kehitaman. Hal itu menunjukkan bahwa tepung terigu adalah sumber karbohidrat.



9.



Gula pasir Gula pasir yang ditetesi dengan larutan yodium tidak mengalami perubahan warna. Hal itu berarti menunjukkan bahwa gula pasir bukan sumber karbohidrat.



10. Kentang Kentang yang diiris kecil yang ditetesi dengan larutan yodium tidak mengalami perubahan warna. Hal itu berarti menunjukkan bahwa kentang bukan sumber karbohidrat.



I.



KESIMPULAN Dari hasil praktikum yang telah dilakukan maka kesimpulan yang didapat penulis adalah semua makanan yang diuji oleh penulis mengandung karbohidrat naman dalam kadar dan jenis yang berbeda sehingga larutan yodium hanya berubah terhadap makanan yang mengandung karbohidrat yang tinggi sehingga makanan tersebut dikatakan sebagai sumber karbohidrat.



J. DAFTAR PUSTAKA Rumanta, Maman. dkk. (2019). Praktikum IPA di SD. Jakarta: Universitas Terbuka. Hanum. (2019). Laporan Praktikum Uji Makanan Karbohidrat. Jombang.



K. KESULITAN YANG DIALAMI: SARAN DAN MASUKAN Tidak ada kesulitan yang dialami. Larutan yodium mudah didapatkan di apotik terdekat. Instruksi dibuku dijelaskan oleh tutor secara detail.



LAPORAN KEGIATAN PRAKTIKUM PENCERNAAN MAKANAN (STRUKTUR SISTEM PENCERNAAN)



OLEH : NURSIA (838109341)



UPBJJ MAJENE FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS TERBUKA TAHUN 2020



KEGIATAN PRAKTIKUM 7 PENCERNAAN MAKANAN (STRUKTUR SISTEM PENCERNAAN)



A. JUDUL PERCOBAAN Judul dari kegiatan praktikum ini yaitu Struktur Sistem Pencernaan.



B. TUJUAN PERCOBAAN Tujuan dari kegiatan praktikum ini yaitu untuk Dapat mengurutkan bagian dari sistem pencernaan.



C. ALAT DAN BAHAN Alat dan bahan yang diperlukan yaitu : 1) Gambar sistem pencernaan 2) Alat tulis



D. LANDASAN TEORI Pencernaan makanan merupakan proses mengubah makanan dari ukuran besar menjadi ukuran yang lebih kecil dan halus, serta memecah molekul makanan yang kompleks menjadi molekul yang sederhana dengan menggunakan enzim dan organ-organ pencernaan. Enzim ini dihasilkan oleh organ-organ pencernaan dan jenisnya tergantung dari bahan makanan yang akan dicerna oleh tubuh. Zat makanan yang dicerna akan diserap oleh tubuh dalam bentuk yang lebih sederhana. Proses pencernaan makanan pada tubuh manusia dapat dibedakan atas dua macam diantaranya proses pencernaan secara mekanik yaitu proses perubahan makanan dari bentuk besar atau kasar menjadi bentuk kecil dan halus. Pada manusia dan mamalia umumnya, proses pencernaan mekanik dilakukan dengan menggunakan gigi dan proses pencernaan secara kimiawi (enzimatis) yaitu proses perubahan makanan dari zat yang kompleks menjadi zat-zat yang lebih sederhana dengan menggunakan enzim. Enzim adalah zat kimia yang dihasilkan oleh tubuh yang berfungsi mempercepat reaksi-reaksi kimia dalam tubuh.



E. PROSEDUR PERCOBAAN Cara kerja praktikum sebagai berikut : 1.



perhatikan gambar sistem pencernaan yang telah disediakan



2.



Urutkanlah sistem pencernaan tersebut mulai dari mulut.



3.



Tuliskan bagian-bagian tadi pada gambar lembar kerja



4.



Simpulan apa yang dapat diambil dari percobaan ini ?



F. HASIL PENGAMATAN



Gambar Sistem Pencernaan



G. PERTANYAAN-PERTANYAAN 1) Sebutkan bagian dari sistem pencernaan yang menghasilkan enzim? Jawab : Bagian dari sistem pencernaan yang menghasilkan enzim yaitu mulut, lambung, pancreas, dan usus 2) Enzim apa saja yang dihasilkan oleh organ-organ tersebut? Jawab : Dimulut terdapat Enzim amilase atau ptialin, dilambung terdapat Enzim pepsin dan Enzim renin, dipancreas terdapat Enzim amylase, Enzim Lipase steapsin, Enzim tripsin, Enzim kimotripsin, Enzim DNAase, Enzim RNAase dan Enzim disakarase, diusus terdapat Enzim



enterokinase, Enzim maltase, Enzim lactase, Enzim sukrase, Enzim peptidase, Enzim lipase usus, Enzim erepsin atau dipeptidase, Enzim disakarase dan Enzim nuclease



3) Enzim-enzim tersebut dapat mengubah zat makanan apa saja dan menjadi apa? Uraikan dengan jelas! Jawab : ✓ Enzim emilase mengubah amilum menjadi bentuk yang sederhana seperti maltose maupun glukosa. ✓ Enzim pepsin membantu memecah protein menjadi pepton. ✓ Enzim renin mencerna makanan yang berasal dari protein susu menjadi kasein. ✓ Enzim lipase steapsin membantu mengemulsikan lemak menjadi gliserol dan asam lemak. ✓ Enzim tripsin membantu makanan yang diproses di dalam tubuh yang sudah di olah menjadi pepton (ikatan protein yang lebih sederhana) menjadi polipeptida atau biasa di kenal dengan nama asam amino. ✓ Enzim kimotripsin membantu untuk mengubah protein menjadi asam amino atau protein dalam bentuk yang lebih sederhana. ✓ Enzim DNAase berguna untuk mengubah DNA menjadi nukleotida. ✓ Enzim RNAase mengubah substrat RNA yang ada menjadi nukleotida. ✓ Enzim disakarase memecah dua molekul ikatan disakarida menjadi bentuk sakarida yang lebih sederhana atau satu ikatan saja. Enzim disakarase ini di bagi menjadi 3 bantuk. Antara lain adalah Enzim disakarida maltase membantu maltose menjadi glukosa dan glukosa atau dua glukosa, Enzim disakarida sukrase membantu sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa. Biasanya berguna untuk memecah gula yang terdapat pada buah buahan atau di sebut dengan gula buah dan Enzim disakarida lactase membantu laktosa untuk mengubah bentuk menjadi glukosa dan galaktosa dan glukosa. ✓ Enzim enterokinase membantu untuk mengubah tripsinogen (salah satu jenis dari protein) menjadi bentuk tripsin. ✓ Enzim maltase membantu untuk mengubah bentuk maltose menjadi bentuk glukosa. ✓ Enzim lactase mengubah laktosa atau biasa di kenal dengan gula susu menjadi bentuk lebih sederhana dan sama seperti gula gula lainnya yakni glukosa dan galaktosa. ✓ Enzim sukrase mengubah sukrosa (gula buah buahan) menjadi glukosa dan fruktosa atau gula yang lebih sederhana



✓ Enzim peptidase mengubah polipeptida atau bisa di kenal dengan protein ikatan rangkap dan kompleks menjadi asam amino. ✓ Enzim lipase usus membantu untuk mengubah lemak yang masih dalam bentuk makro molekul menjadi molekul yang lebih sederhana atau asam lemak dan gliserol. ✓ Enzim erepsin atau dipeptidase mengubah dipeptida atau biasa di kenal dengan pepton (protein ikatan kompleks) menjadi asam amino yang memiliki kandungan lebih sederhana. ✓ Enzim disakarase mengubah disakarida atau zat gula yang masih memiliki ikatan ganda menjadi gula yang memiliki ikatan tunggal atau biasa di sebut dengan nama monosakarida. ✓ Enzim nuclease mengubah DNA dan RNA menjadi gula dan basa asam nukleat.



H. PEMBAHASAN Proses pencernaan makanan pada manusia melibatkan alat-alat pencernaan makanan. Alatalat pencernaan manusia adalah organ-organ tubuh yang berfungsi mencerna makanan yang kita makan. Alat pencernaan dapat dibedakan atas saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan. Kelenjar pencernaan menghasilkan enzim-enzim yang membantu proses pencernaan kimiawi. Kelenjar-kelenjar pencernaan manusia terdiri dari kelenjar air liur, kelenjar getah lambung, hati (hepar), dan pankreas. Pencernaan makanan berlangsung di sepanjang saluran pencernaan. Proses-prosesnya diawali sejak makanan masuk ke dalam mulut dan berakhir di usus. Proses pencernaan dimulai sejak makanan masuk ke dalam mulut. Di dalam mulut terdapat alat-alat yang membantu dalam proses pencernaan, yaitu gigi, lidah, dan kelenjar ludah (air liur). Di dalam rongga mulut, makanan mengalami pencernaan secara mekanik dan kimiawi. Kemudian menuju kerongkongan. Kerongkongan merupakan saluran penghubung antara mulut dengan lambung. Kerongkongan berfungsi sebagai jalan bagi makanan yang telah dikunyah dari mulut menuju lambung. Makanan berada di dalam kerongkongan hanya sekitar enam detik. Bagian pangkal kerongkongan (faring) berotot lurik. Otot lurik pada kerongkongan bekerja secara sadar menurut kehendak kita dalam proses menelan. Artinya, kita menelan jika makanan telah dikunyah sesuai kehendak kita. Setelah ditelan kemudian menuju lambung. Lambung (ventrikulus) merupakan kantung besar yang terletak di sebelah kiri rongga perut sebagai tempat terjadinya sejumlah proses pencernaan. Dinding lambung terdiri dari otot yang tersusun melingkar, memanjang, dan menyerong. Otot-otot tersebut menyebabkan lambung berkontraksi, sehingga makanan teraduk dengan baik dan bercampur merata dengan getah



lambung. Hal ini menyebabkan makanan di dalam lambung berbentuk seperti bubur. Makanan umumnya bertahan tiga sampat empat jam di dalam lambung. Makanan berserat bahkan dapat bertahan lebih lama. Dari lambung, makanan sedikit demi sedikit keluar menuju usus halus. Pencernaan yang terjadi di dalam usus halus berlangsung secara kimiawi atau secara enzimatis. Makanan yang berbentuk bubur masuk ke usus halus bersifat asam karena mengandung HCl. Akibatnya akan merangsang sel-sel kelenjar usus untuk mengeluarkan getah usus. Makanan yang tidak dicerna di usus halus, misalnya selulosa, bersama dengan lendir akan menuju ke usus besar menjadi feses. Perjalanan makanan sampai di usus besar dapat mencapai antara empat sampai lima jam. Namun, di usus besar makanan dapat disimpan sampai 24 jam. Di dalam usus besar, feses di dorong secara teratur dan lambat oleh gerakan peristalsis menuju ke rektum (poros usus) menuju anus. Anus merupakan lubang tempat pembuangan feses dari tubuh. Sebelum dibuang lewat anus, feses ditampung terlebih dahulu pada bagian rectum. Apabila feses sudah siap dibuang maka otot spinkter rectum mengatur pembukaan dan penutupan anus. Hasil pencernaan makanan yang berupa sari-sari makanan diserap tubuh melalui pembuluh darah di dinding. Selanjutnya, sari makanan itu siap diedarkan ke seluruh tubuh. Peredaran sari-sari makanan pada tubuh manusia dilakukan oleh darah. Sementara itu, Sisa pencernaan yang tidak dapat diserap dan digunakan tubuh akan dibuang melalui lubang pengeluaran. Saluran pencernaan pada manusia tersusun atas mulut, kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar dan anus.



I.



KESIMPULAN Dari hasil praktikum yang telah dilakukan maka kesimpulan yang didapat penulis adalah Sistem pencernaan manusia adalah sebuah sistem penting yang membantu manusia dalam mencerna makanan dan minuman yang dikonsumsinya menjadi zat yang lebih mudah dicerna oleh tubuh dan diambil berbagai kandungan penting di dalamnya yang bermanfaat untuk organ dalam dan bagian tubuh secara keseluruhan. Hal ini terjadi karena adanya proses perubahan makanan dan penyerapan sari makanan yang berupa nutrisi- nutrisi yang dibutuhkan tubuh dengan bantuan enzim yang memcah molekul makanan kompleks menjadi sederhana sehingga mudah dicerna tubuh. Sistem Pencernaan Manusia dimulai dari proses memasukan makanan ke dalam mulut (Injesti), Proses mengubah makanan menjadi kecil dan lembut (dikunyah) oleh gigi (Pencernaan mekanik), Proses mengubah molekul makanan kompleks menjadi sederehana oleh



enzim, asam, ‘bile’ dan air (Pencernaan Kimiawi). Penyerapan Nutrisi dan Pembuangan Kotoran (Proses Penyingkiran).



J. DAFTAR PUSTAKA Rumanta, Maman. dkk. (2019). Praktikum IPA di SD. Jakarta: Universitas Terbuka. rikhamami.blogspot.com. (2016). Laporan Praktikum: Sistem Pencernaan.. Diakses pada 6 November



2020,



dari



https://rikhamami.blogspot.com/2016/05/laporan-praktikum-ipa-



sd.html. Sari, Maya. (2015). Enzim Pencernaan Manusia dan Fungsinya. Diakses pada 6 November 2020, dari https://dosenbiologi.com/manusia/enzim-pencernaan-manusia Hamdani, Andra. (2019). Laporan Praktikum Struktur Sistem Pencernaan. Surabaya.



K. KESULITAN YANG DIALAMI: SARAN DAN MASUKAN Kesulitan selama praktikum diantaranya mencari mencari poster gambar sistem pencernaan manusia.



LAPORAN KEGIATAN PRAKTIKUM GERAK (GLB DAN GLBB)



OLEH KELOMPOK III: •



NURUL ARNITA(838075692)







NURUL ULFA BURHAN (838077618)







NURSIA (838109341)







RAHMAWATI (838102671)







SALAMIN (838078713)



UPBJJ MAJENE FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS TERBUKA TAHUN 2020



KEGIATAN PRAKTIKUM 8 GERAK (GLB DAN GLBB)



A. JUDUL PERCOBAAN Judul dari kegiatan praktikum ini yaitu Gerak Lurus Beraturan dan Gerak Lurus Berubah Beraturan.



B. TUJUAN PERCOBAAN Tujuan dari kegiatan praktikum ini yaitu untuk : a.



Mengetahui gerak lurus beraturan



b.



Mengetahui gerak lurus berubah beraturan.



C. ALAT DAN BAHAN Alat dan bahan yang diperlukan yaitu : a.



Gerak Lurus Beratutan ( GLB ) 1) Katrol gantung tunggal 2) Stop watch 3) Penggaris 4) Beban gantung 100gr (2 buah) 5) Statif dan klem 6) Benang kasur 7) Plastisin 8) Beban tambahan



b.



Gerak Lurus Berubah Beraturan ( GLBB ) 1) Katrol gantung tunggal 2) Stop watch 3) Penggaris 4) Beban gantung 100 gr (2 buah) 5) Statif dan klem 6) Benang kasur 7) Plastisin 8) Beban tambahan



D. LANDASAN TEORI Gerak lurus adalah gerak suatu obyek yang lintasannya berupa garis lurus. Jenis gerak ini disebut juga sebagai suatu translasi beraturan. Pada rentang waktu yang sama terjadi perpindahan yang besarnya sama.



Gerak lurus dapat dikelompokkan menjadi gerak lurus beraturan dan gerak lurus berubah beraturan yang dibedakan dengan ada dan tidaknya percepatan. GERAK LURUS BERATURAN ( GLB ) Gerak lurus beraturan adalah gerak lurus suatu obyek dimana dalam gerak ini kecepatannya tetap atau tanpa percepatan, sehingga jarak yang ditempuh dalam gerak lurus beraturan adalah kelajuan kali waktu. Suatu benda dikatakan melakukan gerak lurus beraturan jika kecepatannya selalu konstan. Kecepatan konstan artinya besar kecepatan alias kelajuan dan arah kecepatan selalu konstan. Karena besar kecepatan alias kelajuan dan arah kecepatan selalu konstan maka bisa dikatakan bahwa benda bergerak pada lintasan lurus dengan kelajuan konstan. Gerak lurus beraturan (GLB) adalah gerak lurus suatu objek, di mana dalam gerak ini kecepatannya tetap dikarenakan tidak adanya percepatan, sehingga jarak yang ditempuh dalam gerak lurus beraturan adalah kelajuan kali waktu.



dengan arti dan satuan dalam SI: s = jarak tempuh (m) v = kecepatan (m/s) t = waktu (s) GERAK LURUS BERUBAH BERATURAN GLBB adalah gerak suatu benda pada lintasan lurus dengan percepatan linear tetap dengan kecepatan (percepatan positif), maka kecepatannya semakin lama semakin cepat yang disebut dengan GLBB dipercepat. Sebaliknya apabila percepatan berlawanan arah maka kecepatannya semakin lama semakin lambat dan akhirnya berhenti. Hal tersebut dinamakan GLBB diperlamabat. Gerak lurus berubah beraturan (GLBB) adalah gerak lurus suatu objek, di mana kecepatannya berubah terhadap waktu akibat adanya percepatan yang tetap. Akibat adanya percepatan, rumus jarak yang ditempuh tidak lagi linier melainkan kuadratik.



𝑑𝑣 = 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑡𝑎𝑛 𝑑𝑡 dengan arti dan satuan dalam SI: 𝑎=



v0 = kecepatan mula-mula (m/s) a = percepatan (m/s2) t = waktu (s) s = Jarak tempuh/perpindahan (m).



E. PROSEDUR PERCOBAAN Cara kerja praktikum GLB sebagai berikut : 1)



Rakitlah alat dan bahan seperti tampak pada Gambar 4.8.



2)



Usahakan agar beban tambahan m tertinggal di ring pembatas bila M1 turun dan M2 naik.



3)



Tandai ketinggian beban tambahan (m) mula-mula sama tinggi dengan titik A.



4)



Ukur panjang BC



5)



Biarkan sistem bergerak m + M1 turun dan M2 naik. Catat waktu yang diperlukan M1 untuk bergerak dari B ke C



6)



Ulangi percobaan sampai 5 kali dengan jarak BC yang berbeda-beda (tinggi A tetap, B tetap, C berubah)



7)



Catat datanya pada tabel.



Cara kerja praktikum GLB sebagai berikut : 1) Susun alat seperi pada Gambar 4.9. 2) Tentukan dan ukur jarak Ab dan BC (usahakan AB > BC) 3) Biarkan sistem bergerak (M1 dan m) turun dan M2 naik, usahakan agar beban tambahan m tertinggal di ring pembatas B 4) Ukur waktu yang dibutuhkan (M1 + m) dari A ke B (tAB) dan M1 untuk bergerak dari B ke C (tBC)



5) Lakukan percobaan sampai 5 x dengan jarak AB (titik A tetap, C tetap, B berubah) dan catat datanya pada tabel.



F. HASIL PENGAMATAN a.



Gerak Lurus Beraturan ( GLB ) Tabel 4.5. Pengamatan GLB



b.



NO.



JARAK s ( m )



WAKTU t ( sek )



1.



0,40



0,93



2.



0,45



1,39



3.



0,50



1,49



4.



0,55



1,57



5.



0,60



2,02



Gerak Lurus Berubah Beraturan ( GLBB ) Tabel 4.5. Pengamatan GLBB NO.



BEBAN (gr)



SAB ( cm )



tAB (sek)



SBC ( cm )



tBC (sek)



1.



110



30



0.87



20



0,58



2.



110



34



0,99



16



0,51



3.



110



38



1,10



12



0,45



4.



110



42



1,35



8



0,46



5.



110



46



1,45



4



0,40



G. PERTANYAAN-PERTANYAAN 1)



Buatlah grafik hubungan antara jarak (s) sebagai fungsi waktu (t) berdasarkan data percobaan GLB (S sumbu vertical dan sumbu horizontal). Jawaban :



Grafik GLB



0. 7 0. 6 0. 5 0. 4 0. 3 0. 2



2)



0 0. 1 Hitunglah



0. 5



1



1. 5



2



2. 5



kecepatan benda berdasarkan grafik diatas !



Jawaban : 0 𝑆



0,40



𝑡 𝑆



0,93 0,45



𝑡 𝑆



1,93 0,50



𝑡 𝑆



1,49 0,55



𝑡 𝑆



1,57 0,60



𝑡



2,02



Percobaan 1 : 𝑣 = = Percobaan 2 : 𝑣 = = Percobaan 3 : 𝑣 = = Percobaan 4 : 𝑣 = = Percobaan 5 : 𝑣 = = 3)



= 0,43 = 0,32 = 0,34 = 0,35 = 0,59



Buatlah kesimpulannya ? Jawaban : Gerak lurus beraturan (GLB) adalah gerak suatu benda yang lintasannya berupa garis lurus dengan kecepatan tetap atau konstan dengan beban M1+m, semakin dekat jaraknya, semakin cepat pula waktu yang diperlukan.



4)



Buatlah grafik hubungan antara jarak AB ( SAB ) sebagai fungsi waktu ( tAB ) pada percobaan GLBB.



Jawaban



:



Grafik GLBB



0.5 0.4 5 0. 4 0.3 5 0. 3 0.2 5 0. 2 0.1 5



0



0.



5)



0. 2



0. 4



0. 6



0. 8



1 Hitunglah kecepatan benda berdasarkan grafik di atas ! 0.0 Jawaban : 5



𝑆



Percobaan 1:𝑣= = 0 𝑡



a=𝑣=



0,30



= 0,34



0,87 0,34



= 0,39



𝑡 𝑆



0,87 0,34



𝑡



0,99 0,38



Percobaan 2 : 𝑣 = = a=𝑣= 𝑡 𝑆



Percobaan 3 : 𝑣 = = 𝑡



a=𝑣= 𝑡 𝑆



Percobaan 4 : 𝑣 = = 𝑡



a=𝑣= 𝑡 𝑆



Percobaan 5 : 𝑣 = = 𝑡



a=𝑣= 𝑡



= 0,38



= 0,38



0,99 0,38



= 0,35



1,10 0,35



= 0,32



1,10 0,42



= 0,35



1,35 0,31



= 0,23



1,35 0,46 1,45 0,32



= 0,32



= 0,22



1,45



1



1. 2



1. 4



1. 6



6)



Buatlah kesimpulannya. Jawaban : Gerak lurus berubah beraturan (GLBB) adalah gerak lurus pada arah mendatar dengan kecepatan yang berubah ketika beban berubah. Berdasarkan pada hasil percobaan GLBB dapat diketahui bahwa kecepatan suatu benda M1+m berbeda ketika beban m dikurangi.



7)



Jelaskan perbedaan grafik itu dengan grafik pada percobaan GLB ( S fungsi t ). Jawaban : Grafik GLB berupa garis lurus, karena kecepatan suatu benda yang bergerak lurus adalah tetap bila dalam selang waktu jarak tempuh dan arahnya sama. Sedangkan grafik GLBB berupa garis lurus tetapi berubah-ubah, dikarenakan mengalami percepatan yang tetap/konstan



H. PEMBAHASAN Kegiatan praktikum pertama yaitu Gerak Lurus Beraturan (GLB), dimana gerak lurus beraturan adalah gerak suatu benda yang lintasannya berupa garis lurus dengan kecepatan tetap. Dengan menggunakan beban gantung (M) 2 buah masing-masing 100 gr, beban tambahan (m) dan untuk jarak ditentukan bahwa titik A tetap, B tetap, C berubah dilakukan percobaan sebanyak 5 kali yaitu : 1)



Jika jarak BC 0,4 m, diperoleh waktu tempuh 0,93 sek sehingga untuk nilai kecepatan 0,40 benda (M1+m) yaitu 𝑣 = = 0,43 𝑚⁄ 𝑠𝑒𝑘 0.93



2)



Jika jarak BC 0,45 m, diperoleh waktu tempuh 1,39 sek sehingga untuk nilai kecepatan 0,45 benda (M1+m) yaitu 𝑣 = = 0,32 𝑚⁄ 𝑠𝑒𝑘 1,39



3)



Jika jarak BC 0,50 m, diperoleh waktu tempuh 1,49 sek sehingga untuk nilai kecepatan 0,50 benda (M1+m) yaitu 𝑣 = = 0,34 𝑚⁄ 𝑠𝑒𝑘 1,49



4)



Jika jarak BC 0,55 m, diperoleh waktu tempuh 1, 57 sek sehingga untuk nilai kecepatan 0,55 benda (M1+m) yaitu 𝑣 = = 0,35 𝑚⁄ 𝑠𝑒𝑘 1,57



5)



Jika jarak BC 0,60 m, diperoleh waktu tempuh 2,02 sek sehingga untuk nilai kecepatan 0,60 benda (M1+m) yaitu 𝑣 = = 0,30 𝑚⁄ 𝑠𝑒𝑘 2,02 Kegiatan praktikum kedua yaitu Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB), dimana gerak



lurus berubah beraturan adalah gerak yang lintasannya berupa garis lurus dan kecepatannya selalu berubah secara tetap (beraturan) serta mempunyai percepatan tetap. Dengan menggunakan beban gantung (M) 2 buah masing-masing 100 gr, beban tambahan (m) dan



untuk jarak ditentukan bahwa titik A tetap, B berubah, C tetap dilakukan percobaan sebanyak 5 kali yaitu: 1)



Beban awal (M1+m) = 110 gr dengan jarak AB = 30 cm diperoleh waktu tempuh 0,87 sek. Setelah melewati ring pembatas dititik B, beban m tinggal, tersisa beban M1 dengan jarak BC = 20 cm diperoleh waktu tempuh 0,58 sek.



2)



Beban awal (M1+m) = 110 gr dengan jarak AB = 34 cm diperoleh waktu tempuh 0,99 sek. Setelah melewati ring pembatas dititik B, beban m tinggal, tersisa beban M1 dengan jarak BC = 16 cm diperoleh waktu tempuh 0,51 sek.



3)



Beban awal (M1+m) = 110 gr dengan jarak AB = 38 cm diperoleh waktu tempuh 1,10 sek. Setelah melewati ring pembatas dititik B, beban m tinggal, tersisa beban M1 dengan jarak BC = 12 cm diperoleh waktu tempuh 0,45 sek.



4)



Beban awal (M1+m) = 110 gr dengan jarak AB = 42 cm diperoleh waktu tempuh 1,35 sek. Setelah melewati ring pembatas dititik B, beban m tinggal, tersisa beban M1 dengan jarak BC = 8 cm diperoleh waktu tempuh 0,46 sek.



5)



Beban awal (M1+m) = 110 gr dengan jarak AB = 46 cm diperoleh waktu tempuh 1,45 sek. Setelah melewati ring pembatas dititik B, beban m tinggal, tersisa beban M1 dengan jarak BC = 4 cm diperoleh waktu tempuh 0,40 sek.



I. KESIMPULAN Dari hasil percobaan GLB dan GLBB dengan masing-masing 5 kali percobaan, dilihat dari data pengamatan GLB dapat diketahui bahwa gerak lurus beraturan suatu benda, semakin jauh jaraknya maka semakin lama waktu tempuh yang dibutuhkan untuk bergerak. Sementara berdasarkan pada hasil percobaan GLBB dapat diketahui bahwa kecepatan suatu benda M1+m berbeda ketika beban m dihilanghkan.



J. DAFTAR PUSTAKA Rumanta, Maman. dkk. (2019). Praktikum IPA di SD. Jakarta: Universitas Terbuka. Hanjar, Elmi. 2014. Laporan Pratikum: Gerak Lurus Beraturan [Ipa Sd]. (http://siindonesiacerdas.blogspot.com/2014/06/laporan-pratikum-gerak-lurusberaturan.html). Diakses Tanggal 11 November 2020.



K. KESULITAN YANG DIALAMI: SARAN DAN MASUKAN Tidak ada kesulitan yang dialami, penjelasan jelas. Saran dan masukan yaitu alat/sarana praktikum agar diperbanyak.



LAPORAN KEGIATAN PRAKTIKUM JENIS DAN BENTUK GELOMBANG (JENIS GELOMBANG DAN SIFAT PEMANTULAN GELOMBANG)



OLEH : NURSIA (838109341)



UPBJJ MAJENE FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS TERBUKA TAHUN 2020



KEGIATAN PRAKTIKUM 9 JENIS DAN BENTUK GELOMBANG



A. JUDUL PERCOBAAN Judul dari kegiatan praktikum ini yaitu Jenis dan Bentuk Gelombang : Jenis-Jenis Gelombang dan Sifat Pemantulan Gelombang.



B. TUJUAN PERCOBAAN Tujuan dari kegiatan praktikum : 1.



Jenis-jenis Gelombang Mengamati bentuk dan jenis gelombang transversal dan gelombang longitudinal.



2.



Sifat Pemantulan Gelombang. Mengamati sifat pemantulan gelombang.



C. ALAT DAN BAHAN Alat dan bahan yang diperlukan pada praktikum : 1.



Jenis-jenis Gelombang a)



Slinki



b) Kabel listrik, panjang 5 m, 𝜙 = 0,5 cm c)



Benang Kasur panjang 3 m.



d) Karet Gelang 2.



Sifat Pemantulan Gelombang a)



Slinki



b) Benang kasur c)



kerikil



D. LANDASAN TEORI Gelombang merupakan fenomena perambatan energi,yang dapat di kelompokkan berdasarkan arah rambat dan medium perambatannya Berdasarkan energinya, gelombang dibedakan menjadi gelombang mekanik dan gelombang elektromagnetik. Sifat umum gelombang dapat di bedakan menjadi 5 yaitu dapat di biaskan,dapat di pantulkan,dapat di lenturkan,dapat di padukan dan dapat di kutubkan.sedangkan karakteristik gelombang dapat di badakan yaitu periodik,terjadi karena getaran,merambat dan dapat di nyatakan dalam bentuk persamaan.Berdasarkan arah rambatan dan arah getarannya, gelombang dibedakan menjadi gelombang transversal dan gelombang longitudinal.



Berdasarkan Arah Getar dan Arah Rambatnya, Gelombang dibagi menjadi dua, yaitu : a)



Gelombang Transversal Gelombang Transversal adalah gelombang yang arah getarnya tegak lurus dengan arah rambatannya. Bentuk Getarannya berupa lembah dan bukit (dapat dilihat pada gambar di bawah).



Gelombang Transversal Arah rambat gelombang di atas adalah ke kiri dan ke kanan, sedangkan arah getarnya adalah ke atas dan ke bawah. Jadi itulah yang dimaksud arah rambat tegak lurus dengan arah getarnya. Contohnya adalah gelombang pada tali yang saya contohkan di atas. b) Gelombang Longitudinal Gelombang longitudinal adalah gelombang yang arah rambatnya sejajar dengan arah getarannya. Bentuk getarannya berupa rapatan dan renggangan (Dapat dilihat pada gambar di bawah). Gelombang Longitudinal



Arah rambat gelombangnya ke kiri dan ke kanan, dan arah getarnya ke kiri dan ke kanan pula. Oleh karena itu gelombang ini adalah gelombang longitudinal yang arah getar dan arah rambatnya sejajar. Contoh gelombang ini adalah Gelombang bunyi, di udara yang dirambati gelombang ini akan terjadi rapatan dan renggangan pada molekul-molekulnya, dan saat ada rambatan molekul-molekul ini juga bergetar. Akan tetapi getaranya hanya



sebatas gerak maju mundur dan tetap di titik keseimbang, sehingga tidak membentuk bukit dan lembah. Pemantulan gelombang (Refleksi) terjadi pada saat sebuah gelombang yang merambat dalam suatu media sampai di bidang batas medium tersebut dengan media lainnya. Dengan demikian, pemantulan (refleksi) sebuah gelombang adalah bidang batas antara dua medium yang berbeda. Contoh lainnya adalah pemantulan gelombang pada tali. Pada saat gelombang tali sampai di ujung tali (batas antara tali dan medium lain), maka gelombang tersebut akan dipantulkan kembali ke dalam tali itu. Pemantulan Gelombang atau Refleksi Gelombang Pemantulan gelombang transversal pada tali dengan 1)



ujung tali diikat dan



2)



ujung tali bebas. Sebuah gelombang merambat pada tali, jika ujung tali diikat pada suatu penopang



(Gambar a), gelombang yang mencapai ujung tetap tersebut memberikan gaya ke atas pada penopang. Penopang memberikan gaya yang sama tetapi berlawanan arah ke bawah



Pada tali. Gaya ke bawah pada tali inilah yang membangkitkan gelombang pantulan yang terbalik. Pada Gambar b, ujung yang bebas tidak ditahan oleh sebuh penopang. Gelombang cenderung melampaui batas. Ujung yang melampaui batas memberikan tarikan ke atas pada tali dan inilah yang membangkitan gelombang pantulan yang tidak terbalik.



E. PROSEDUR PERCOBAAN 1.



Cara kerja praktikum jenis-jenis gelombang sebagai berikut : a)



Ambil slinki, rentangkan di atas lantai yang licin. Ikat salah satu ujung slinki pada tiang yang cukup kokoh untuk menahannya atau dipegang oleh teman Anda. Ujung yang lain dipegang sendiri.



b) Usiklah ujung slinki yang Anda pegang itu dengan cara menggerakkan ujung slinki dengan dengan cepat ke kiri lain ke kanan seperti pada gambar berikut.



Amati gelombang yang terjadi pada slinki. Apa yang terjadi pada ujung slinki? Apa yang merambat pada slinki ?Apa gelombang itu? c)



Usik lagi ujung slinki berulang – ulang seperti langkah b. Amati arah getar ( arah usikan ) dan arah rambat gelombang. Gelombang yang terjadi ini disebut gelomang transversal. Bagaimanakah arag getar dana rah rambat gelombang transversal itu ?



d) Ikatkan karet gelang ditengah – tengah slinki. Lalu usik lagi ujung slinki yang Anda pegang berulang – ulang. Amati karet gelang tersebut, ketika gelombang berjalan , ikut berpindahkah karet gelang tersebut ? Adakah energy yang merambat melalui pegas ? Jika ada, dari manakah asalnya ? e)



Lakukan percobaan dari langkah a sampai dengan d sekali lagi. Kali ini slinki diganti kabel listrik. Samakah hasilnya dengan menggunakan slinki. Jika ada perbedaannya, sebutkan!



f)



Ambil slinki, rentangkan di atas lantai yang licin ikat salah satu ujung pada tiang yang cukup kokoh atau dipegang dengan Anda. Ujung yang lain dipegang sendiri. Usiklah ujung slinki yang Anda pegang berulang – ulang dengan cara meggerakkan ujung slinki dengan cepat ke belakang lain ke depan seperti gambar berikut.



Amati arah getar ( arah usikan ) dana rah rambat gelombang – gelombang tang terjadi disebut gelombang longitudinal. Bagaimanakah arah getar dan arah rambat gelombang longitudinal tersebut ? g) Apa perbedaan antara gelombang transversal dan gelombang longitudinal ?



2.



Cara kerja praktikum sifat pemantulan gelombang sebagai berikut : Lakukan percobaan tersebut di kolam, di bak air atau di bejana yang berisi air. Jatuhkan kerikil ke atas permukaan air.Kemudian amati gelombang yang terjadi di permukaan air. Bagaimanakah bentuk gelombangnya? Perhatikan sisi sisi kolam, bak atau bejana yang dikenai gelombang. Adakah gelombang yang dipantulkan? a)



Rentangkan slinki sejauh 1,5 m.ikatlah salah satu ujungnya pada tiang yang kokoh atau dipegang teman Anda. ujung yang satu ini harus tetap pada tempat yang tidak bergeser (disebut ujung terikat).



b) Ujung slinki lainnya Anda pegang,getarkan satu kali sehingga membentuk setengah panjang gelombang seperti pada gambar 6.9.



Amati perambatan setengah gelombang (denyut) pantai gelombang tersebut hilang. Jika pola perambatan gelombang tersebut belum teramati dengan jelas, getarkan lagi ujung slinki tersebut, dapatkah gelombang dipantulkan?Bagaimanakah fase gelombang pantul dibandingkan dengan fase gelombang asalnya? c)



ujung slinki yang terikat atau yang dipegang oleh teman Anda sekarang ikat dengan benang sepanjang kurang lebih 1, 5 m. Ikatkan ujung benang yang jauhnya 1,5 m dari ujung slinki ke tiang yang kokoh atau dipegang oleh teman Anda.ujung slinki ini sekarang dapat bergerak bebas oleh karena itu kita sebut slinki ujung bebas.



d) Getarkan ujung slinki yang anda pegang satu kali sehingga membentuk setengah panjang gelombang seperti percobaan 2 langkah 2. Amati perambatan setengah panjang gelombang ini. Dengan ujung bebas ini, bagaimana apakah fase gelombang pantul dibandingkan dengan gelombang asalnya?



F. HASIL PENGAMATAN a.



Jenis – Jenis Gelombang 1) Percobaan 1



Slinki diusik ujungnya dengan cara menggerakkan ujung slinki dengan cepat kekiri lalu kekanan sehingga terjadi rambatan pada slinki yang membentuk gelombang. 2) Percobaan 2



Diberi karet gelang ditengah-tengah slinki lalu ujung slinki yang dipegang diusik secara berulang-ulang,ternyata karet gelang tersebut ikut berpindah bersama gelombang,dan juga karet gelang berpindah karena adanya energi yang merambat melalui slinki.Energi ini berasal dari usikan slinki (pada saat ujung slinki digerakkan.



3) Percobaan 3



Slinki diganti dengan kabel listrik. Langkahnya sama yaitu diberi usikan diujung kabel, dipegang salah seorang teman.Ternyata hasilnya berbeda dengan slinki. Perbedaannya terletak pada gelombang yang dihasilkan . pada slinki terlihat gelombagnya kembali sedangkan kebel listrik gelombangnya tidak terlihat kembali kembali. 4) Praktikum 4



Ujung slinki diusik atau digerakkan berulang-ulang dengan cepat kebelakang dan kedepan,seperti pada gambar berikut: Pada percobaan ini diamati arah usikan dan rambatannya (gelombang).Ternyata arah usikan searah dengan arah rambatannya, maka gelombang ini dinamakan Gelombang Longitudinal.



b) Sifat Pemantulan Gelombang 1)



Percobaan 1



Bejana yang berisi air, lalu diambil beberapa kerikil dan dijatuhkan krikil tersebut keatas permukaan air yang ada di dalam bejana. Ketika diamati ternyata terjadi gelombang pada dipermukaan air di bejana tersebut. Dan pada sisi bejana yang dikenai gelombang terjadi pemantulan gelombang. 2)



Percobaan 2



Slinki diikat dengan benang yang panjangnya kurang lebih 1,5m. Lalu kami ikatkan ujung benang yang jauhnya 1,5m dari ujung slinki di pegang saja oleh teman saya. Dan ujung slinki ini sekarang dapat bergerak bebas oleh karena itu di sebut slinki ujung bebas. Sekarang kami getarkan ujung slinki yang kami pegang satu kali sehingga membentuk setengah gelombang seperti percobaan 2 langkah 2 tadi. Setelah



kami amati perembatan setengah panjang gelombang ini. Ternyata dengan ujung bebas seperti ini, fase gelombang pantul lebih kecil (tidak terlihat). G. PERTANYAAN-PERTANYAAN 1.



Apa perbedaan antara gelombang transversal dan gelombang longitudinal ? Jawab : Gelombang transversal Adalah gelombang yang memiliki arah rambat tegak lurus dengan arah getarnya. Contoh gelombang transversal adalah gelombang pada tali. Arah getar gelombang adalah vertikal, sedangkan arah rambatnva horizontal sehingga arah getar dan arah rambatnva satins. Gelombang longitudinal Adalah gelombang yang memiliki arah getar sejajar dengan arah rambatnya contohnya adalah gelombang pada slinki yang digerakkan maju mundur. Perbedaan antara gelombang transversal dan gelombang longitudinal terletak pada arah rambatannya yaitu bila transfersal tegak lurus sedangkan longitudinal searah rambatannya.



2.



Jika sebuah batu dilemparkan ke kolam, anda akan melihat gelombang berjalan dipermukaan air. Apakah yang berjalan dipermukaan air seperti yang anda lihat jelaskan ! Jawab : Yang berjalan dipermukaan air adalah energi. Pada saat batu dilempar kedalam air maka akan ada tumbukan antara batu dengan permukaan air yang menyebabkan udara di atas permukaan air masuk kedalam rongga hasil tumbukan sehingga mengusik air dipermukaan dan menyebabkan gelombang.



H. PEMBAHASAN a.



Jenis-Jenis Gelombang. 1.



Slinki direntangkan diatas lantai yang licin,salah satu ujungnya dipegang sendiri dan ujung yang lain dipegang teman.Lalu slinki diusik ujungnya dengan cara menggerakkan ujung slinki dengan cepat kekiri lalu kekanan sehingga terjadi rambatan pada slinki yang membentuk gelombang. Gelombang adalah gerakan merambat pada suatu benda yang diberi energi.



2.



Percobaan dilakukan beberapa kali sampai dapat diamati dan dilihat arah usikan dan rambat gelombangnya.Ternyata arah usikan tegak lurus dengan arah rambatannya. Hal demikian disebut gelombang transversal,yakni gelombang yang arah getarannya tegak lurus pada arah rambatan gelombangnya.



3.



Percobaan kedua diberi karet gelang ditengah-tengah slinki lalu ujung slinki yang dipegang diusik secara berulang-ulang,ternyata karet gelang tersebut ikut berpindah bersama gelombang,dan juga karet gelang berpindah karena adanya energi yang merambat melalui slinki.Energi ini berasal dari usikan slinki (pada saat ujung slinki digerakkan ).



4.



Percobaan ketiga,slinki diganti dengan kabel listrik. Langkahnya sama yaitu diberi usikan diujung kabel,sedang ujung yang lain diikatkan pada tiang atau dipegang salah seorang teman.Ternyata hasilnya berbeda dengan slinki. Perbedaannya terletak pada gelombang yang dihasilkan . pada slinki terlihat gelombagnya kembali sedangkan kebel listrik gelombangnya tidak terlihat kembali .



5.



Percobaan kali ini slinki direntangkan diatas lantai,salah satu ujungnya diikat pada tiang atau dipegang sendiri.Lalu ujung slinki diusik atau digerakkan berulang-ulang dengan cepat kebelakang dan kedepan,seperti pada gambar berikut: Pada percobaan ini diamati arah usikan dan rambatannya (gelombang).Ternyata arah usikan searah dengan arah rambatannya.Maka gelombang ini dinamakan Gelombang Longitudinal.



6.



Apakah perbedaan gelombang transversal dan longitudinal?



7.



Gelombang transversal Adalah gelombang yang memiliki arah rambat tegak lurus dengan arah getarnya. Contoh gelombang transversal adalah gelombang pada tali. Arah getar gelombang adalah vertikal, sedangkan arah rambatnva horizontal sehingga arah getar dan arah rambatnva satins.



8.



Gelombang longitudinal Adalah gelombang yang memiliki arah getar sejajar dengan arah rambatnya contohnya adalah gelombang pada slinki yang digerakkan maju mundur.



9.



Perbedaan antara gelombang transfersal dan gelombang longitudinal terletak pada arah rambatannya yaitu bila transfersal tegak lurus sedangkan longitudinal searah rambatannya.



b.



Sifat Pemantulan Gelombang: 1.



Percobaan ini di lakukan disebuah bejana yang berisi air, lalu diambil beberapa kerikil dan dijatuhkan krikil tersebut keatas permukaan air yang ada di dalam bejana. Ketika diamati ternyata terjadi gelombang pada dipermukaan air di bejana tersebut. Dan pada sisi bejana yang dikenai gelombang terjadi pemantulan gelombang.



2.



Ketika slinki sejauh 1,5m direntangkan. Dan salah satu ujungnya dikatkan pada tiang yang kokoh atau di pegang teman saya, sedangkan ujung slinki yang satunya lagi tetap



pada tempat yang tidak bergeser (disebut ujung terikat). Ujung slinki lainnya saya pegang, lalu saya getarkan satu kali sehingga membentuk setengah panjang gelombang. 3.



Setelah kami amati perambatan setelah gelombang (denyut) sampai gelombang tersebut hilang. Ternyata gelombang (denyut) dapat dipantulkan. Dan fase gelombang pantul dibandingkan dengan fase gelombang asalnya adalah sama besar.



4.



Sekarang ujung slinki yang tadinya terikat atau yang tadinya dipegan oleh teman saya, sekarang saya ikat dengan benang yang panjangnya kurang lebih 1,5m. Lalu saya ikatkan ujung benang yang jauhnya 1,5m dari ujung slinki ke tiang yang kokoh atau di pegang saja oleh teman saya. Dan ujung slinki ini sekarang dapat bergerak bebas oleh karena itu di sebut slinki ujung bebas. Sekarang saya getarkan ujung slinki yang saya pegang satu kali sehingga membentuk setengah gelobang seperti percobaan 2 langkah 2 tadi. Setelah kami amati perembatan setengah panjang gelombang ini. Ternyata dengan ujung bebas seperti ini, fase gelombang pantul lebih kecil (tidak terlihat



I.



KESIMPULAN Gelombang merupakan fenomena perambatan energi,yang dapat di kelompokkan berdasarkan arah rambat dan medium perambatannya Berdasarkan energinya, gelombang dibedakan menjadi gelombang mekanik dan gelombang elektromagnetik. Berdasarkan arah rambatan dan arah getarannya, gelombang dibedakan menjadi gelombang transversal dan gelombang longitudinal. Berdasarkan Arah Getar dan Arah Rambatnya, Gelombang dibagi menjadi dua, yaitu : a)



Gelombang Transversal adalah gelombang yang arah getarnya tegak lurus dengan arah rambatannya.



b) Gelombang Longitudinal adalah gelombang yang arah rambatnya sejajar dengan arah getarannya. Perbedaan antara gelombang transversal dan gelombang longitudinal terletak pada arah rambatannya yaitu bila transversal tegak lurus sedangkan longitudinal searah rambatannya. Selain itu sifat-sifat umum gelombang dapat di bedakan menjadi 5 yaitu dapat di biaskan, dapat di pantulkan, dapat di lenturkan, dapat di padukan dan dapat di kutubkan. Sedangkan karakteristik gelombang dapat di badakan yaitu periodik, terjadi karena getaran, merambat dan dapat di nyatakan dalam bentuk persamaan.



J.



DAFTAR PUSTAKA Rumanta, Maman. dkk. (2019). Praktikum IPA di SD. Jakarta: Universitas Terbuka. https://dokumen.tips. (2019). Documents Praktikum Gelombang. Diakses pada 12 November 2020, dari https://dokumen.tips/documents/praktikum-gelombang.html.



K. KESULITAN YANG DIALAMI: SARAN DAN MASUKAN Tidak ada kesulitan dalam praktikum ini. Alat praktkum disediakan oleh tutor. Saran : agar alatnya diperbanyak sehingga semua kelompok dapat berpraktikum disaat yang sama.



LAPORAN KEGIATAN PRAKTIKUM SIFAT CAHAYA



OLEH : NURSIA (838109341)



UPBJJ MAJENE FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS TERBUKA TAHUN 2020



KEGIATAN PRAKTIKUM 10 SIFAT CAHAYA



A. JUDUL PERCOBAAN Judul dari kegiatan praktikum ini yaitu Sifat Cahaya.



B. TUJUAN PERCOBAAN Setelah melakukan kegiatan dalam percobaan ini diharapkan anda dapat : 1) Menjelsakan sifat – sifat cahaya 2) Menjelaskan sifat – sifat banyangan yang dihasilkan oleh cermin 3) Menjelaskan sifat – sifat bayangan yang dihasilkan oleh lensa. 4) Menentukan focus cermin cekung 5) Menentukan focus lensa cembung.



C. ALAT DAN BAHAN Alat dan bahan yang diperlukan yaitu : 1.



2.



Percobaan Pemantulan Cahaya a.



Carmin datar ( 3 x 6 cm2 )



b.



Cermin Cembung



c.



Cermin Cekung



d.



Lampu Senter



e.



Busur Derajat



f.



Kertas Putih



g.



Lilin



h.



Layar ( Tabir Kertas )



i.



Celah Cahaya



Percobaan Pembiasan Cahaya a.



Lampu Senter



b.



Celah Cahaya



c.



Balok Kaca



d.



Kertas Putih



e.



Busur Derajat



f.



Lensa Cembung



g.



Lensang Cekung



h.



Layar ( Tabir Kertas )



i.



Lilin



j.



Penggaris Panjang ( 100 cm )



3.



Percobaan Difraksi, Interferensi, dan Dispensi. a.



Lampu TL.



b.



Kisi Difraksi



D. LANDASAN TEORI Sifat-sifat Cahaya 1.



Cahaya Merambat Lurus yaitu cahaya yang dipancarkan oleh sebuah sumber cahaya merambat ke segala arah. bila medium yang dilaluinya homogen, maka cahaya lurus.



2.



Cahaya dapat Dipantulkan. Pemantulan cahaya ada dua jenis yaitu pemantulan baur (pemantulan difusi) dan pemantulan teratur. Pemantulan baur merupakan pemantulan yang terjadi apabila cahaya mengenai permukaan yang kasar atau tidak rata. Pada pemantulan ini, sinar pantulnya tidak beraturan. Sedangkan pemantulan teratur terjadi bila cahaya mengenai permukaan yang licin, rata, dan mengkilap, misalnya cermin. Sinar pantulnya memiliki arah yang teratur. Berdasarkan bentuk permukaannya cermin dibedakan menjadi tiga macam yaitu cermin datar, cermin cembung, dan cermin cekung.



3.



Cahaya Mampu Menembus Benda Bening Peristiwa menembusnya cahaya pada bening dapat dilihat pada saat menerawang plastik bening, gelas kaca, atau benda-benda bening lainnya ke arah sinar lampu. Sinar tersebut dapat terlihat karena cahaya dapat menembus benda bening.



4.



Cahaya Dapat Diuraikan Penguraian cahaya (dispersi) merupakan penguraian cahaya putih menjadi cahaya yang memiliki bermacam-macam warna.



5.



Cahaya Dapat Dibiaskan Salah satu sifat cahaya seperti yang telah disebutkan diatas adalah cahaya dapat



dipantulkan melalui cermin datar , cermin cekung dan cermin cembung. Cermin cekung adalah cermin yang memiliki bagian pemantul cahaya berupa cekungan. Cermin cekung biasa digunakan sebagai reflector (benda yang memantulkan cahaya)misalnya pada senter, lampu sepeda, lampu mobil dan alat kerja dokter. Sinar- sinar istimewa pada cermin cekung Ada 3 sinar istimewa yang dapat digunakan untuk menentukan letak bayangan sebuah benda yang berada di depan cermin cekung yaitu: 1)



Sinar datang sejajar sumbu utama akan dipantulkan melalui titik focus



2)



Sinar datang melalui titik fokus akan dipantulkan sejajar sumbu utama



3)



Sinar datang menuju pusat kelengkungan akan dipantulkan kembali, sedangkan cermin cembung adalah cermin yang memiliki bagian pemantul cahaya yang berbentuk cembung, biasa digunakan untuk kaca spion kendaraan Peristiwa pemantulan pada cermin cembung mempunyai 3 sinar istimewa yaitu:



1)



Sinar datang sejajar sumbu utama, akan dipantulkan seolah-olah dari titik fokusnya



2)



Sinar datang seolah-olah menuju titik fokus akan dipantulkan sejajar sumbu utama



3)



Sinar datang seolah-olah menuju pusat kelengkungan cermin akan dipantulkan seolah-olah sinar datang dari titik tersebut. Pembiasan cahaya adalah peristiwa penyimpangan atau pembelokan cahaya karena



melalui dua medium yang berbeda kerapatan optiknya. Arah pembiasan cahaya dibedakan menjadi dua macam yaitu : a.



Mendekati garis normal yaitu cahaya dibiaskan mendekati garis normal jika cahaya merambat dari medium optik kurang rapat ke medium optik lebih rapat, contohnya cahaya merambat dari udara ke dalam air.



b.



Menjauhi garis normal yaitu cahaya dibiaskan menjauhi garis normal jika cahaya merambat dari medium optik lebih rapat ke medium optik kurang rapat, contohnya cahaya merambat dari kaca ke udara. Ketika cahaya melintas dari suatu medium ke medium lainnya, sebagian cahaya datang



dipantulkan pada perbatasan. Sisanya lewat ke medium yang baru. Jika seberkas cahaya datang membentuk sudut terhadap permukaan (bukan hanya tegak lurus), berkas tersebut dibelokkan pada waktu memasuki medium yang baru. Pembelokan ini disebut Pembiasan. Sifat optik fisis: 1)



Interferensi



2)



Difraksi



3)



Dispersi



4)



Polarisasi Difraksi adalah penyebaran gelombang, contohnya cahaya, karena adanya halangan.



Semakin kecil halangan, penyebaran gelombang semakin besar. Dispersi adalah peristiwa penguraian cahaya polikromarik (putih) menjadi cahaya-cahaya monokromatik (me, ji, ku, hi, bi, ni, u) pada prisma lewat pembiasan atau pembelokan. Hal ini membuktikan bahwa cahaya putih terdiri dari harmonisasi berbagai cahaya warna dengan berbeda-beda panjang gelombang. Interferensi adalah interaksi antar gelombang didalam suatu daerah. Interferensi dapat bersifat membangun dan merusak. Bersifat membangun jika beda fase kedua gelombang sama sehingga gelombang baru yang terbentuk adalah penjumlahan dari kedua gelombang tersebut.



E. PROSEDUR PERCOBAAN 1.



Percobaan Pemantulan Cahaya a) Percobaan pemantulan cahaya pada cermin datar. Cara kerja praktikum sebagai berikut : 1) Susunlah lampu senter dan celah cahaya didepan cermin datar Seperti Gambar. 7.1.



2) Nyalakan lampu senter dan mengamati dengan baik jalannya berkas cahaya pada saat sebelum dan sesudah mengenai cermin datar. 3) Gambarlan jalannya berkas sinar pada langkah (2), sehingga tampak sudut datang dan sudut pantulnya. 4) Ukurlah besar sudut datang (i) dan besar sudut pantul tersebut (r) 5) Letakkan sebuah benda (dalam hal ini lilin) didepan cermin datar dan amati bayangannya selama benda itu Anda geser-geserkan didepan cermin datar. 6) Catatlah bagaimana sifat-sifat bayangan yang dibentuk oleh cermin datar tersebut. b) Percobaan pemantulan cahaya pada cermin cembung 1)



Susunlah alat seperti Gambar 7.2.



2)



Nyalakan lilin dan amati dengan baik jalannya berkas cahaya pada saat sebelum dan sesudah mengenai cermin cembung.



3)



Gambarkanlah jalannya berkas sinar pada langkah (2), sehingga nampak sudut datang dan sudut pantul serta bayangan yang terbentuk.



4)



Catatatlah bagaimana sifat-sifat bayangan yang dibentuk oleh cermin cembung tersebut



c)



Percobaan pemantulan cahaya pada cermin cekung 1)



Susunlah alat seperti Gambar 7.3.



2)



Nalakanlah lilin dan amati dengan baik jalannya berkas cahaya pada saat sebelum dan sesudah mengenai cermin cekung.



3)



Gambarkanlah jalannya berkas sinar pada langkah (2), sehingga tampak sudut datang dan sudut pantulnya serta bayangan yang terbentuk.



4)



Catatlah bagaimana sifat-sifat bayangan yang dibentuk oleh cermin cekung tersebut.



5)



Aturlah jarak benda atau letak layar agar pada Iayar terbentuk bayangan yang jelas dan tajam. Selanjutnya ukur jarak benda dan jarak bayangan.



6)



Jika benda di depan cermin cekung terus digeser menjauhi cermin, maka pada jarak tertentu bayangan benda akan menghilang (tidak tampak). Ukur jarak benda dan cermin cekung pada keadaan tersebut (s).



2.



Percobaan pemantulan cahaya pada cermin cembung a.



Susunlah lampu senter , celah dan balok kaca seperti Gambar7.4.



b.



Nyalakan lampu senter dan amati dengan baik jalannya berkas sinar pada saat sebelum dan sesudah menembus balok kaca.



c.



Gambarkanlah jalannya berkas sinar tersebut, sehingga tampak sudut datang dan sudut biasanya. Kemudian ukur besar sudut datang dan sudut bias tersebut.



d.



Pergunakanlah lensa cembung untuk mengamati sebuah huruf pada buku dengan jarak yang relative dekat antara lensa dan huruf . Kemudian geserkan lensa perlahan – lahan menjauhi huruf tersebut sampai bayangan huruf menjadi sangat besar dan kabur atau tidak tampak. Ukur jarak huruf ke lensa pada saat tersebut dan cacat bagaimana sifat – sifat bayangan yang dibentuk oleh lensa cembung tersebut.



e.



Susunlah lensa cembung, layar , lilin dan penggaris panjang seperti Gambar 7.5 berikut.



f.



Atur letak lilin dan lensa cembung agar diperoleh bayangan nyala lilin paling tajam pada tabir. Ukur jarak benda ( s ) dan jarak bayangan ( s’), dan catat sifat – sifat bayangan yang dibentuk lensa cembung tersebut.



g.



Pergunakanlah sebuah lensa cekung untuk mengamati huruf pada buku Anda , dengan jarak yang relatif dekat. Kemudian geserkan lensa secara perlahan lahan menjauh huruf tersebut. Catatlah bagaimana sifat – sifat bayangan yang dibentuk oleh lensa cekung tersebut.



3.



Percobaan pemantulan cahaya pada cermin cekung a.



Susun Lampu TL, Penggaris panjang dan kisi – kisi seperi Gambar 7.6 berikut.



b.



Setelah lampu TL dinyalakan , lakukanlah pengamatan dengan menggunakan kisi 300 celah/cm atau d = 1/300 cm. Jika yang dipilih warna ungu , ukurlah jarak warna ungu ke berapa dari lampu TL yang Anda amati tersebut ( k). Ukur jarak kisi ke lampu TL.



F. HASIL PENGAMATAN 1.



Pemantulan Cahaya a) Pemantulan Cahaya pada Cermin Datar 1) Gambar jalannya berkas sinar pada cermin datar.



2) Besar sudut (i) dan sudut pantul (r). NO.



Tabel 7.1 i ( Derajat )



r ( Derajat )



1.



30°



30°



2.



40°



40°



3.



50°



50°



4.



60°



60°



5.



70°



70°



3) Sifat bayangan yang dibentuk oleh cermin datar. • Tinggi benda sama dengan tinggi bayangan. • Jarak benda ke cermin sama dengan jarak bayangan ke cermin. • Tegak • Maya • Sama besar.



b) Pemantulan Cahaya pada Cermin Cembung 1) Gambar jalannya berkas sinar pada cermin cembung.



2) Sifat bayangan yang dibentuk oleh cermin cembung •



Tegak







Maya







Diperkecil (bayangan lebih kecil dari pada bendanya)



3) Tabel cermin cembung



c)



No.



Jarak benda ( cm )



Jarak bayangan( cm )



1.



5



15



2.



8



20



3.



9



22



4.



11



17



Pemantulan Cahaya pada Cermin Cekung 1) Gambarlah jalanya berkas sinar pada cermin cekung.



2) Sifat bayangan yang terbentuk oleh cermin cekung. •



Tegak







Maya







Diperbesar



3) Tabel cermin cekung



2.



No.



Jarak benda ( cm )



Jarak bayangan( cm )



1.



22



49



2.



20



47



3.



19



36



4.



17



34



Pembiasan Cahaya 1) Gambar jalannya berkas sinar pada balok kaca



Tabel lensa datar No.



Sudut datang (i)



Sudut bias (r)



1.



30°



19°



2.



53°



30°



3.



60°



35°



4.



77°



40°



2) Sifat bayangan yang dibentuk oleh lensa datar. •



Semu







Tegak







Sejajar



3) Tabel lensa cembung No.



Jarak benda (cm)



Jarak bayangan (cm)



1.



5



8



2.



6



8



3.



7



10



4.



8



11



Sifat – sifat bayangan yang dibentuk oleh lensa cembung (tergantung letak benda) : •



Nyata







Tegak



Bayangan dibelakang lensa nyata terbalik. Bayangan didepan lensa maya tegak. 4) Sifat – sifat bayangan yang dibentuk oleh lensa cekung.



3.







Maya







Tegak







Diperkecil



Difraksi, Interferensi dan Dispersi Difraksi



( Untuk difraksi dapat dilihat dari penyebaran cahaya yang terjadi. )



Interferensi



( Untuk interferensi dari gambar diatas dapat dilihat keadaan saat dua gelombang berpadu dan membentuk gelombang cahaya gabungan.)



Dispersi



( Dispersi dapat dilihat bahwa cahaya putih terurai menjadi cahaya berwarna-warni.)



G. PERTANYAAN-PERTANYAAN 1) Pada saat bayangan benda menghilang (tidak tampak) dalam cermin cekung, berarti bayangan yang dibentuk cermin cekung ada ada di jauh tak berhingga ( S’ = ~ ). Dengan menggunakan persamaan ( 7,5 ) pada landasan teori, tentukan jarak focus cermin cekung tersebut! Jawab : 2) Agar cermin cekung yang memiliki jarak focus 10 cm dapat membentuk bayangan pada jarak dua kali jarak bendanya , di manakah benda harus diletakkan dari cermin cekung tersebut ? Jawab : f = 10 cm 𝑆𝑖 = 2 𝑆𝑜 1 𝑆𝑜 1 𝑆𝑜 1 𝑆𝑜 2 2𝑆𝑜 3 𝑆𝑜



= =



1 𝑓 1



1 𝑆𝑖



-



10 1



+



2𝑆𝑜 1



+ =



-



2𝑆𝑜



1 2𝑆𝑜



=



1 10



=



1 10



1 5



3 x 5 = 𝑆𝑜 15 cm = 𝑆𝑜 3) Dengan menggunakan persamaan ( 7.2) dan ( 7.3) pada landasan teori, tentukan indeks bias kaca dan kecepatan rambat cahaya dalam balok kaca dari hasil kegiatan II. Jawab : Indeks bias kaca percobaan pertama : sin 𝑑 30° 0,50018 = = = 1,53575 sin 𝑏 19° 0,32569 Indeks bias kaca percobaan kedua : sin 𝑑 50° 0,76627 = = = 1,53199 sin 𝑏 30° 0,50018



Indeks bias kaca percobaan ketiga : sin 𝑑 60° 0,86624 = = = 1,50971 sin 𝑏 35° 0,57378 Indeks bias kaca percobaan keempat : sin 𝑑 70° 0,93986 = = = 1,43210 sin 𝑏 41° 0,65628 Sehingga didapat bahwa telah memenuhi dengan persamaan 7.2 yaitu indeks bias n = 1 Kecepatan rambat cahaya 𝑣 =



𝑐 𝑛



Percobaan pertama : 𝑣



3,10



=



= 2,01856



1,53575



3,10



Percobaan kedua : 𝑣



=



Percobaan ketiga : 𝑣



=



Percobaan keempat : 𝑣



1,53199



3,10 1,50971



=



= 2,02351 = 2,05337



3,10 1,43210



= 2,16465



4) Agar lensa cembung yang memiliki jarak focus 20 cm dapat membentuk bayangan nyata pada jarang setengah kali jarak bendanya, dimanakah benda harus di lentakkan terhadap lensa cembung tersbut? Jawab : Diketahui lensa cembung : f = 20cm



𝑠1= 1 s 2



Ditanya S =.... ?



𝑓.𝑠1 s= 1 𝑠 −𝑓 1



20 . s 2



s= 1 s . 20 2 1



2



s – 20 = 10



S = 60 cm



5) Sebutkan warna – warna cahaya yang dipancarkan oleh lampu TL pada percobaan kegiatan 3! Jawab : Merah, jingga (oranye), kuning, hijau, biru, nila dan ungu. 6) Jelasakan apa yang dimaksud dengan peristiwa difraksi, interferensi, dan dispersi! Jawab : Difraksi adalah peristiwa pelenturan gelombang cahaya ketika melewati suatu celah sempit sehingga gelombang cahaya tampak melebar pada tepi celah. Difraksi dapat diamati pada celah tunggal maupun pada kisi. Interferensi cahaya adalah perpaduan dari dua gelombang cahaya yang datang bersama pada suatu tempat. Jika kedua gelombang cahaya bersifat koheren (frekuensi dan amplitudo sama serta beda fase tetap), maka akan menghasilkan pola yang teratur sebagai garis terang (inerferensi maksimum) dan garis gelap (interferensi minimum). Dispersi adalah peristiwa terurainya cahaya putih yang melewati sebuah prisma menjadi spektrum warna akibat perbedaan indeks bias masing-masing warna cahaya.



H. PEMBAHASAN Pada pemantulan cahaya pada cermin datar, sinar datang kemudian memantul pada cermin. Setelah dipantulkan, cermin tersebut juga menghasilkan sinar pantul. Sehingga, sinar datang dan sinar pantul pada cermin datar adalah sama. Pada cermin datar, bayangan yang dihasilkan sama dengan bendanya, baik itu dari bentuknya, ukurannya, maupun posisinya Pada pemantulan cahaya pada cermin cembung, bayangan yang dihasilkan lebih kecil dari pada bendanya. Pada pemantulan cahaya pada cermin cekung, bayangan yang dihasilkan akan menjadi 2 kali lebih besar daripada bendanya. Berdasarkan hasil pengamatan diperoleh bahwa besar sudut datang tidak sama dengan sudut biasnya. Sudut datang disini ditentukan oleh sudut datang pengamat. Pergeseran arah sinar yang terjadi dari udara ke balok kaca merupakan pergeseran yang selalu mendekati garis normal. Hal ini disebabkan sinar datang dari medium udara (kurang rapat) ke medium yang lebih rapat (balok kaca). Pergeseran yang terjadi disebabkan oleh pengaruh dari ketebalan balok kaca Hal ini sesuai dengan Hukum II Snellius: berbunyi “ Jika sinar datang dari medium kurang rapat ke medium lebih rapat (misalnya: dari udara ke air atau dari udara ke kaca), maka sinar di belokkan mendekati garis normal. Jika sebaliknya, sinar datang dari medium lebih rapat ke medium kurang rapat maka sinar di belokkan menjauhi garis normal ”.



Untuk percobaan lensa cembung pada huruf-huruf dibuku, semakin lensa menjauhi huruf maka semakin buram huruf yang terlihat dari lensa cembung. Sifat bayangan yang dihasilkan lensa cembung terhadap lilin tergantung dari letak benda (lilin). Bayangan dibelakang lensa adalah nyata, terbalik sedangkan bayangan didepan lensa adalah maya tegak. Selain itu pada lensa cembung juga dilakukan lima kali percobaan dengan jarak yang berbeda beda. Pada percobaan pertama dengan jarak benda 5 cm diperoleh jarak bayangan sebesar 8 cm. Pada jarak benda 6 cm diperoleh jarak bayangan juga 8 cm. Pada jarak benda 7 cm diperoleh jarak bayangan 10 cm. Pada jarak benda 8 cm diperoleh jarak bayangan 11 cm. Kemudian untuk percobaan lensa cekung yang digunakan untuk mengamati huruf-huruf pada buku yang kemudian digeser-geserkan secara perlahan manjauhi huruf semakin diperkecil. Sifat-sifat bayangan yang dibentuk lensa cembung ketika di sinari lilin lebih menyebarkan cahaya dan bayangan adalah maya, tegak dan selalu diperkecil. Seperti yang telah dilihat pada hasil pengamatan bahwa difraksi merupakan penyebaran cahaya seperti yang telah nampak dalam praktikum dari cahaya senter yang dipancarkan kemudian terjadi penyebaran cahaya. Interferensi dari cahaya senter dimana gelombang cahaya senter membentuk gelombang cahaya gabungan. Sedangkan dispersi yang terjadi dari cahaya senter dapat dilihat bahwa cahaya putih senter kemudian terurai menjadi cahaya berwarnawarni.yang terdiri dari merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila dan ungu.



I.



KESIMPULAN Praktikum Pemantulan Cahaya Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : Salah satu sifat cahaya adalah dapat dipantulkan. Sifat bayangan yang dibentuk oleh cermin datar yaitu : Tinggi benda sama dengan tinggi banyangan, Jarak benda kecermin sama dengan jarak bayangan kecermin., Maya ,Tegak, dan Sama besar. Sifat bayangan yang dibentuk oleh cermin cembung yaitu : Tegak, Maya dan Diperkecil ( Banyangan lebih kecil dari pada bendanya ) Sedangkan Sifat bayangan yang terbentuk oleh cermin cekung yaitu : Tegak, Maya dan Diperbesar. Praktikum Pembiasan Cahaya Dari percobaaan yang telah dilakukan dapat di peroleh beberapa kesimpulan, yaitu: 1) Sinar datang mengalami pergeseran sehingga sudut datang berbeda dari sudut biasnya. 2) Pergeseran yang terjadi mendekati garis normal karena sinar datang dari medium yang renggang ke medium yang lebih rapat. 3) Lensa cembung akan buram ketika terlalu dekat dan buram ketika terlalu jauh.



4) Lensa cekung bersifat menyebarkan cahaya. Praktikum Difraksi, Interferensi dan Dispersi Setelah melakukan percobaan ini didapat kesimpulan bahwa Difraksi adalah penyebaran gelombang, contohnya cahaya, karena adanya halangan dimana semakin kecil halangan, penyebaran gelombang semakin besar. Sedangkan Dispersi adalah peristiwa penguraian cahaya polikromarik (putih) menjadi cahaya-cahaya monokromatik (me, ji, ku, hi, bi, ni, u) pada prisma lewat pembiasan atau pembelokan cahaya. Interferensi adalah interaksi antar gelombang didalam suatu daerah. J.



DAFTAR PUSTAKA Rumanta, Maman. dkk. (2019). Praktikum IPA di SD. Jakarta: Universitas Terbuka. bacaboy.com. (2020). Cermin Cekung. Diakses pada 12 November 2020, dari Novriadi, Refli. 2015 . Praktikum Sifat Cahaya . https://www.scribd.com/document/288590011/Pratikum-sifatcahaya. Diakses Kamis, 19 November 2020. Windiningtias, Ajeng. Laporan Praktikum IPA Optik. https://www.academia.edu/8948590/Laporan_praktikum_IPA_SD. Diakses Kamis, 19 November 2020..



K. KESULITAN YANG DIALAMI: SARAN DAN MASUKAN Kesulitan selama praktikum diantaranya saat melakukan praktikum ditempat terang sangat sulit mendapatkan titik fokus lensa maupun bayangan yang dihasilkan cermin.



LAPORAN KEGIATAN PRAKTIKUM LENSA CEMBUNG DAN CERMIN CEKUNG



OLEH : NURSIA (838109341)



UPBJJ MAJENE FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS TERBUKA TAHUN 2020



KEGIATAN PRAKTIKUM 11 LENSA CEMBUNG DAN CERMIN CEKUNG



A. JUDUL PERCOBAAN Judul dari kegiatan praktikum ini yaitu Lensa Cembung dan Cermin Cekung.



B. TUJUAN PERCOBAAN Setelah melakukan kegiatan dalam percobaan ini diharapkan anda dapat : 1)



Menentukan jarak titik api (f) lensa cembung



2)



Menentukan kekuatan lensa cembung (p)



3)



Menentukan jarak titik apai (f) cermin cekung



C. ALAT DAN BAHAN Alat dan bahan yang diperlukan yaitu : 1)



Meja optik lengkap



2)



Lensa cembung



3)



Cermin cekung



4)



Layar



5)



Sumber cahaya (lilin atau lampu)



D. LANDASAN TEORI Lensa adalah medium transparan yang dibatasi oleh dua permukaan bias paling sedikit satu diantaranya lengkung sehingga terjadi dua kali pembiasan sebelum keluar dari lensa. Garis hubung antara pusat kelengkungan kedua permukaan disebut sumbu utama. Bayangan yang dibuat oleh permukaan pertama merupakan benda untuk permukaan kedua. Permukaan kedua akan membuat bayangan akhir. Terdapat dua jenis lensa, yaitu lensa cembung dan lensa cekung. Pada lensa cembung (lensa positif) sinar dapat mengumpul (konvergen) dan pada lensa cekung (lensa negatif) sinar dapat menyebar atau konvergen (Sarojo, 2011). Lensa cembung memiliki tiga sinar istimewa yaitu: 1)



Sinar yang datang sejajar sumbu utama akan dibiaskan melalui titik fokus f.



2)



Sinar yang datang melalui titik fokus pasif f akan dibiaskan sejajar dengan sumbu utama.



3)



Sinar yang datang melalui titik pusat optik (O) akan diteruskan (tidak dibiaskan) Cermin merupakan benda yang dengan tujuan agar cahaya dapat dipantulkan dan



bayangan dapat terefleksikan. Mengenai sejarah singkat cermin telah dibahas pada materi cermin cembung, silahkan akses bagi kalian yang ingin melihatnya. Cermin cekung adalah cermin dengan permukaan yang melengkung kebagian dalam cermin dimana bagian tepi lebih tebal daripada bagian tengah. Cermin cekung (bersifat



positif) sangat berbeda dengan cermin cembung (bersifat negatif) dimana pada cermin cekung cahaya yang jatuh padanya menjadi dikumpulkan ke pusat fokus dari cermin cekung. Sifat tersebut dinamakan sebagai konvergen (mengumpulkan berkas cahaya). Oleh karena itu, fokus pada cermin cekung bernilai positif. Sehingga cermin cekung dapat dimanfaatkan pada reflektor lampu kendaraan, lampu senter, kompor tenaga surya, cermin pengumpul cahaya pada mikroskop cahaya, antena parabola, reflektor tungku matahari, reflektor pada proyektor, dan masih banyak lagi.



E. PROSEDUR PERCOBAAN 1.



Percobaan Lensa Cembung Cara kerja praktikum sebagai berikut : 1. Susunlah lensa pada dudukannya dan letakkan di antara layar dan sumber cahaya (Gambar 7.7)



2. Nyalakanlah sumber cahaya, kemudian aturlah posisi benda dan layar agar pada layar terbentuk bayangan yang paling tajam. 3. Ukurlah jarak benda (s) dan jarak bayangan (s’). 4. Ulangi percobaan beberapa kali dengan kedudukan benda yang berbeda.



2.



Percobaan Lensa Cembung 1. Susunlah alat seperti Gambar. 7.8



2. Nyalakanlah sumber cahaya dan aturlah kedudukan benda dan layar agar pada layar terbentuk bayangan paling tajam. 3. Ukurlah jarak benda (s) dan jarak bayangan (s’). 4. Ulangi percobaan beberapa kali dengan kedudukan benda yang berbeda.



F. HASIL PENGAMATAN 1.



Lensa Cembung No. 1 2 3 4



2.



Jarak benda s (cm) 4,0 5,0 6,0 7,0



Jarak bayangan 𝑠 ′ (cm) 17,1 13,9 11,2 10,1



Jarak benda s (cm) 5,0 6,0 7,0 8,0



Jarak bayangan 𝑠 ′ (cm) 24,4 20,5 18,2 16,5



Cermin Cekung No. 1 2 3 4



G. PERTANYAAN-PERTANYAAN 1)



Tentukan jarak focus (f) lensa cembung yang anda gunakan dalam percobaan? Jawab : Percobaan pertama : 1 1 1 = + 𝑓 𝑠 𝑠′ 1 1 1 = 4,0 + 17,1 𝑓 1 4,0 + 17,1 = = 0,31 𝑓 68,4 1 𝑓= = 3,23 0,31 Percobaan kedua : 1 1 1 = + 𝑓 𝑠 𝑠′ 1 1 1 + = 𝑓 5,0 13,9 1 5,0 + 13,9 = = 0,27 𝑓 69,5 1 𝑓= = 3,70 0,27 Percobaan ketiga : 1 𝑓 1



1 =



+



𝑠 1



1 𝑠′



1 = 6,0 + 11,2 𝑓 1 6,0 + 11,2 = = 0,26 𝑓 67,2 1 𝑓= = 3,85 0,26 Percobaan keempat : 1 1 1 = + 𝑓 𝑠 𝑠′ 1 1 1 = 7,0 + 10,1 𝑓 1 7,0 + 10,1 = = 0,24 𝑓 70,7



1



𝑓=



= 4,17 0,24 Maka rata-rata fokus lensa yaitu 3,74 2)



Tentukan kekuatan lensa (P) yang anda pergunakan dalam percobaan! Jawab : Kekuatan lensa (P) dinyatakan dengan : 1 𝑝= 𝑓 Maka 𝑝=



3)



1 3,74



= 0,27



Tentukan jarak focus (f) cermin cekung yang anda gunakan dalam percobaan! Jawab : Percobaan pertama : 1 1 1 = + 𝑓 𝑠 𝑠′ 1 1 1 + = 𝑓 5,0 24,4 1 5,0 + 24,4 = = 0,24 𝑓 122 1 𝑓= = 3,26 0,24 Percobaan kedua : 1 𝑓 1



1 =



+



𝑠 1



1 𝑠′



1 = 6,0 + 20,5 𝑓 1 6,0 + 20,5 = = 0,22 𝑓 123 1 𝑓= = 4,55 0,22 Percobaan ketiga : 1 1 1 = + 𝑓 𝑠 𝑠′ 1 1 1 = 7,0 + 18,2 𝑓



1



7,0 + 18,2



= 0,20 127,4 1 𝑓= = 5,0 0,20 Percobaan keempat : 1 1 1 = + 𝑓 𝑠 𝑠′ 1 1 1 = 8,0 + 16,5 𝑓 1 8,0 + 16,5 = = 0,19 𝑓 132 1 𝑓= = 5,26 0,19 Maka rata-rata fokus cermin cekung yaitu 4,52 𝑓



=



H. PEMBAHASAN Dalam praktikum ini , dilakukan dua kali percobaan yaitu percobaan pada lensa cembung dan pada cermin cekung. Berdasarkan percobaan yang telah kami lakukan maka dapat diperoleh data seperti diatas. Pada lensa cembung dilakukan lima variasi data dengan jarak yang berbeda beda dan dari variasi data tersebut akan ditemukan jarak bayangan atau s’. Jarak bayangan diukur dari lensa ke layar yang menangkap cahaya. Setelah menemukan jarak bayangan maka dilakukan penghitungan titik focus (f) dengan rumus : 1 1 1 = + 𝑓 𝑠 𝑠′ dengan ketentuan : s = bernilai positif s’= bernilai positif dikarenakan bayangan bersifat nyata yang berada dibelakang lensa f = bernilai positif karena lensa cembung bersifat mengumpulkan cahaya Pada percobaan yang telah kami lakukan dengan jarak benda 4,0 cm dan jarak bayangan sebesar 17,1 cm maka fokus yang kami peroleh sebesar 3,23 cm. Pada jarak benda 5,0 cm dan jarak bayangan sebesar 13,9 cm maka fokusnya sebesar 3,27 cm. Pada jarak benda 6,0 cm dan jarak bayangan sebesar 11,2 cm maka fokusnya sebesar 3,85 cm. Pada jarak benda 7,0 cm dan jarak bayangan sebesar 10,1 cm maka fokusnya sebesar 4,17 cm.



Berdasarkan percobaan kedua yang telah kami lakukan maka dapat diperoleh data seperti diatas. Dari percobaan tersebut maka data yang kita peroleh yaitu jarak bayangan berdasarkan jarak benda yang telah kami tentukan. Setelah jarak bayangan diperoleh maka dapat ditentukan fokus benda dengan menggunakan rumus : 1 𝑓



1 =



𝑠



+



1 𝑠′



dengan ketentuan : s = bernilai positif s’= bernilai positif dikarenakan bayangan bersifat nyata yang berada dibelakang lensa f = bernilai positif karena lensa cembung bersifat mengumpulkan cahaya Pada percobaan yang telah kami lakukan dengan jarak benda 5,0 cm dan jarak bayangan sebesar 24,4 cm maka fokus yang kami peroleh sebesar 4,16 cm. Pada jarak benda 6,0 cm dan jarak bayangan sebesar 20,5 cm maka fokusnya sebesar 4,55 cm. Pada jarak benda 7,0 cm dan jarak bayangan sebesar 18,2 cm maka fokusnya sebesar 5 cm. Pada jarak benda 8,0 cm dan jarak bayangan sebesar 16,5 cm maka fokusnya sebesar 5,26 cm. Berdasarkan percobaan yang telah kami lakukan maka jarak bayangan yang kami peroleh yaitu semakin kecil ketika jarak benda yang kita tentukan semakin besar. I.



KESIMPULAN Dari hasil praktikum yang telah dilakukan maka kesimpulan yang didapat penulis adalah titik fokus lensa cembung (positif) merupakan titik potong berkas sinar bias jika sumber cahaya berada jauh tak hingga. Sedangkan titik fokus cermin cekung merupakan titik potong berkas sinar pantul, jika sumber cahaya berada jauh tak terhingga.



J.



DAFTAR PUSTAKA Rumanta, Maman. dkk. (2019). Praktikum IPA di SD. Jakarta: Universitas Terbuka. bacaboy.com. (2020).



Cermin Cekung. Diakses pada 12 November 2020, dari



https://bacaboy.com/cermin-cekung/



Nurul, Lisdayanti. (2019). Laporan Praktikum Lensa Cembung dan Cermin Cekung. Surabaya.



K. KESULITAN YANG DIALAMI: SARAN DAN MASUKAN Kesulitan selama praktikum diantaranya yaitu prosedur kerja yang dijelaskan dalam buku tidak lengkap sehingga praktikum terkendala.



LAPORAN KEGIATAN PRAKTIKUM GAYA (GAYA LISTRIK STATIS)



OLEH : NURSIA (838109341)



UPBJJ MAJENE FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS TERBUKA TAHUN 2020



KEGIATAN PRAKTIKUM 12 GAYA (GAYA LISTRIK STATIS)



A. JUDUL PERCOBAAN Judul dari kegiatan praktikum ini yaitu Gaya Listrik Statis.



B. TUJUAN PERCOBAAN Tujuan dari kegiatan praktikum ini yaitu untuk membuktikan adanya gaya listrik statis dengan menngunakan sisir dan rambut kering.



C. ALAT DAN BAHAN Alat dan bahan yang diperlukan yaitu : 1)



Sisir plastik.



2)



Rambut seseorang yang agak tebal dan kering



3)



Potongan-potongan kertas kecil.



D. LANDASAN TEORI Listrik dibagi menjadi dua yaitu, listrik staris dan listrik dinamis. Listrik statis adalah lisrik yang tidak mengalir atau listrik yang muatan-muatan listriknya berada dalam keadaan diam. Listrik statis merupakan bentuk listrik yang dihasilkan bila beberapa benda digosokkan satu sama lain. Sedangkan listrik dinamis adalah muatan-muatan arus listrik yang bergerak dan menghasilkan arus listrik. Peristiwa ini terjadi karena proses pemberian muatan secara induksi (digosokkan) kepada isolator. Kebanyakan atom atau molekul netral pusat muatan positif berimpit dengan muatan negatif. Ketika isolator di dekati oleh benda bemuatan positif, pusat muatan negative ditarik mendekati benda bermuatan positif. Ini menghasilkan muatan lebih negative pada sisi yang berdekatan dengan pemberi muatan. Gejala ini dikenal dengan sebutan polarisasi. Pada kegiatan ini muatan benda berlawanan jenis dengan polaritas muatan induksi isolator. Muatan yang berbeda jenis menghasilkan gaya tarik menarik sehingga isolator dapt menempel pada benda bermuatan listrik..



E. PROSEDUR PERCOBAAN Cara kerja dari praktikum ini sebagai berikut : 1) Isilah lembar kerja sesuai dengan petunjuk! 2) Sisirlah rambut kering yang agak tebal dengan sisir plastik. 3) Kemudian dekatkan sisir plastik itu ke potongan-potongan kertas kecil. 4) Amati apa yang terjadi? F. HASIL PENGAMATAN



Peristiwa timbulnya listrik statis salah satunya yaitu sisir plastik yang digosok-gosokanan pada rambut kering, lalu di dekatkan pada kertas yang sudah digunting kecil-kecil maka kertas tersebut akan tertarik oleh sisir jadi seolah-olah sisir, seperti magnet yang dapat menarik benda, yang disebabkan adanya aliran listrik statis. Kenapa bisa seperti itu? sebab serpihan kertas yang asalnya bermuatan netral akan terinduksi akibat tertarik muatan negatif yang terdapat pada sisir. Akan tetapi, tarikan tersebut hanya berlangsung sementara (sebentar), hal itu terjadi karena benda plastik menjadi tidak bermuatan listrik lagi.



G. PERTANYAAN-PERTANYAAN 1)



Gaya apakah yang menyebabkan potongan kertas tertarik oleh sisir plastik yang digosokkan dengan rambut kering? Jawab : Gaya yang menyebabkan potongan kertas tertarik oleh sisir plastik yang digososkkan pada rambut kering adalah gaya listrik statis



H. PEMBAHASAN Listrik statis merupakan energi yang dimiliki oleh benda bermuatan listrik. Muatan listrik bisa negatif atau positif. Semua zat terbentuk dari atom-atom. Setiap atom mempunyai inti atom yang terdiri dari proton dan elektron yang mengelilinginya. Proton mempunyai muatan listrik positif, dan elektron mempunyai muatan listrik negatif. Ketika dua zat seperti sisir dan rambut saling digosokkan, elektron ditarik dari material yang mempunyai daya tarik yang lemah (rambut) dan menempel pada material yang mempunyai daya tarik yang kuat (sisir). Hal ini menyebabkan kedua material menjadi bermuatan listrik. Material yang kehilangan elektron menjadi bermuatan positif dan material mendapatkan elektron menjadi bermuatan negatif. Sisir dan rambut merupakan listrik netral (jumlah muatan positif dan negatifnya sebanding) sebelum digosok. Karena jumlah muatan positif dan negatifnya sama. Setelah digosok, sisir mempunyai muatan negatif berlebih ketika didekatkan ke serpihan kertas akand apat menarik serpihan kertas tersebut. Akan tetapi, tarikan tersebut hanya berlangsung sementara (sebentar), hal itu terjadi karena benda plastik menjadi tidak bermuatan listrik lagi.



I.



KESIMPULAN Dari hasil praktikum yang telah dilakukan maka kesimpulan yang didapat penulis adalah Muatan listrik yang dimiliki benda-benda itu bisa bermuatan negatif maupun positif. Semua benda terbentuk dari atom-atom. Setiap atom mempunyai inti atom yang terdiri dari proton dan elektron yang mengelilinginya. Proton mempunyai muatan listrik positif, dan elektron mempunyai muatan listrik negatif. Ketika dua benda seperti sisir dan rambut saling digosokkan, elektron ditarik dari material yang mempunyai daya tarik yang lemah (potongan gambar kertas) dan menempel pada material yang mempunyai daya tarik yang kuat.



J.



DAFTAR PUSTAKA Rumanta, Maman. dkk. (2019). Praktikum IPA di SD. Jakarta: Universitas Terbuka. Wahyuningtias, Nur. (2019). Laporan Percobaan Gaya Listrik Statik. Di akses pada 19 November 2020, dari https://www.ilmiahku.com/2019/11/laporan-percobaan-gaya-listrikstatik.html sekeping-episode-kehidupan.blogspot.com. (2012). Praktikum Gaya Listrik Statis. Di akses pada 19 November 2020, dari https://sekeping-episodekehidupan.blogspot.com/2012/11/praktikum-gaya-listrik-statis.html



K. KESULITAN YANG DIALAMI: SARAN DAN MASUKAN Tidak ada kesulitan dalam melakukan praktikum. Praktikum dilakukan sesuai instruksi.



LAPORAN KEGIATAN PRAKTIKUM KELISTRIKAN (ARUS DAN TEGANGAN LISTRIK)



OLEH : NURSIA (838109341)



UPBJJ MAJENE FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS TERBUKA TAHUN 2020



KEGIATAN PRAKTIKUM 13 KELISTRIKAN (ARUS DAN TEGANGAN LISTRIK)



A. JUDUL PERCOBAAN Judul dari kegiatan praktikum ini yaitu Arus dan Tegangan Listrik.



B. TUJUAN PERCOBAAN Tujuan dari kegiatan praktikum ini yaitu :



1) Menjelaskan aliran arus dalam suatu rangkaian listrik. 2) Menjelaskan pengaruh tegangan terhadap suatu rangkaian. C. ALAT DAN BAHAN Alat dan bahan yang diperlukan yaitu : 1) Baterai 1,5 volt 3 buah. 2) Kabel penjepit secukupnya (merah dan hitam). 3) Bolalampu 2,5 volt – 3,6 volt/0,007 A 3 buah.



4) Dudukan baterai 3 buah. D. LANDASAN TEORI Arus listrik. Sebuah arus listrik atau listrik dinamis adalah laju aliran muatan listrik melewati suatu titik atau bagian .arus listrik dikatakan ada ketika ada aliran bersih muatan listrik melalui suatu bagian. Muatan listrik dibawa oleh partikel bermuatan, sehingga arus listrik adalah aliran partikel muatan. Partikel yang bergerak disebut pembawa muatan, dan dalam konduktor yang berbeda mungkin jenis partikel yang berbeda. Di sirkuit listrik, pembawa muatan seringkali elektron yang bergerak melalui kawat. Dalam elektrolit pembawa muatan adalah ion, dan dalam gas terionisasi (plasma) adalah ion dan elektron. Satuan si dari arus listrik adalah ampere, yang merupakan aliran muatan listrik melintasi permukaan dengan kecepatan satu coulomb per detik. Ampere (simbol: a) adalah unit dasar si. Arus listrik diukur menggunakan perangkat yang disebut ammeter. Arus listrik menyebabkan pemanasan joule, yang menciptakan cahaya dalam bola lampu pijar. Mereka juga menciptakan medan magnet, yang digunakan dalam motor, generator, induktor, dan transformator. Tegangan listrik Tegangan listrik (kadang disebut sebagai Voltase) adalah perbedaan potensial listrik antara dua titik dalam rangkaian listrik, dan dinyatakan dalam satuan volt. Besaran ini mengukur



energi potensial dari sebuah medan listrik yang mengakibatkan adanya aliran listrik dalam sebuah konduktor listrik. Tergantung pada perbedaan potensial listriknya, suatu tegangan listrik dapat dikatakan sebagai ekstra rendah, rendah, tinggi atau ekstra tinggi. Secara definisi tegangan listrik menyebabkan objek bermuatan listrik negatif tertarik dari tempat bertegangan rendah menuju tempat bertegangan lebih tinggi. Sehingga arah arus listrik konvensional di dalam suatu konduktor mengalir dari tegangan tinggi menuju tegangan rendah.



E. PROSEDUR PERCOBAAN Percobaan 1: Arus Listrik Cara kerja dari praktikum ini sebagai berikut : 1) Susunlah 3 buah baterai secara seri! Kemudian membuat gambar rangkaiannya. 2)



Hubungkanlah kabel merah pada kutub (+) dan kabel hitam pada kutub (-).



3)



Salah satu ujungnya kabel merah dan hitam yang telah terpasang bola lampu (memilih saah satu dari bola lampu 2,5 volt – 5,6 volt). Jika lampu menyala menandakan adanya aliran arus listrik dari kutub (+) menuju kutub (-). Tetapi jika belum menyala langgsung memeriksa sebabanya.



4)



Besarnya arus listrik yang mengalir dalam rangkaian dengan melihat nyala lampu sudah cukup membuktikan adanya arus yang mengalir.



5)



Susunlah rangkaiannya seperti gambar berikut.



Tentukan jenis bahan yang digunakan termasuk konduktor, dengan cara mengisi hasil pengamatan anda pada yang tersedia di lembar kerja hasil pengamatan.



Percobaan 2: Tegangan Listrik 1)



a) Buatlah rangkaian seperti gambar dibawah ini.



Tutuplah saklar S, kemudian amatilah apakah lampu menyala? Mengapa demikian? b) Kemudian buatlah rangkaian seperti gambar berikut.



Setelah saklar S ditutup, apakah lampu (tidak menyala, menyala redup, menyala lebih terang, menyala sangat terang) mengapa demikian? c) Lanjutkan dengan membuat rangakian seperti gambar berikut.



Setelah saklar S ditutup, apakah lampu (tidak menyala, menyala redup, menyala lebih terang, menyala sangat terang) mengapa demikian?



d) Lakukanlah hal yang sama pada langkah a, b, dan c dengan melakukan 3 buah baterai yang dirangkai secara seri. Amatilah dan berikan penjelasan! 2)



Mengapa pada percobaan langkah b, c dan d nyala lampu berbeda?



F. HASIL PENGAMATAN Percobaan 1: Arus Listrik No.



Bahan



Lampu Menyala



Konduktor



Tidak



Ya



Tidak



1.



Kawat besi











2.



Kawat tembaga











3.



Sedok perak











4.



Kayu











5.



Karet penghapus











6.



Grafit (mata pensil)



7.



Kertas











8.



Tas plastik











9.



Air kran











10.



Air garam



















Percobaan 2: Tegangan Listrik Rangkaian 1 Rangkaian dengan satu baterai yang disambungkan hanya kutub positif, dengan hasil lampu tidak menyala.



Rangkaian 2 Rangkaian dengan satu baterai dan hasil lampu menyala redup.



Rangkaian 3 Rangkaian dengan dua baterai dan hasil lampu menyala cukup terang.



Rangkaian 4 Rangkaian dengan tiga baterai dan hasil nyala lampu sangat terang



G. PERTANYAAN-PERTANYAAN 1)



Dari hasil pengamatan anda, jelaskan pengertian arus kistrik dan tegangan listrik. Jawab : Arus listrik adalah muatan yang mengalir dari potensial tinggi ke potensial rendah. Tegangan listrik selalu berbanding lurus antara arus listrik dengan hambatan listrik.



2)



Mengapa pada percobaan 1, baterai disusun secara seri?. Jawab : Pada percobaan I, baterai disusun seri agar nyala lampu bersinar terang.



3)



Jelaskan hubungan antara arus listrik dengan tegangan listrik! Jawab : Hubungan tegangan dan kuat arus listrik adalah sebanding. Pada hambatan tetap, bila kuat arus listrik bertambah besar, nilai tegangan pun bertambah besar. Tetapi bila kuat arus listrik berkurang, nilai tegangan pun berkurang.



4)



Tentukanlah mana yang lebih tahan lama dengan menggunakan 3 buah baterai yang disusun secara seri atau parallel? Mengapa demikian? Jawab : Paralel baterainya lebih tahan lama karena muatan listrik yang mengalir lebih sedikit namun menyebabkan nyala lampu redup.



5)



Dari hasil percobaan 1 dan 2, buatlah kesimpulan anda tentang : a)



Arus listrik



b) Tegangan listrik. Jawab :



a) Besarnya arus listrik selalu berbanding lurus dengan besarnya tegangan listrik dan berbanding terbalik dengan besarnya hambatan. Sedangkan b) Tegangan listrik berbanding lurus antara arus listrik dengan hambatan listrik.



H. PEMBAHASAN Percobaan 1: Arus Listrik 1)



Kawat besi : Setelah kabel merah pada kutub (+) dan kabel hitam ( - ) dirangkai dengan lampu dan dihubungkan ke baterai menggunakan lempengan besi sebagai saklar dan lampu tetap menyala.



2)



Kawat tembaga : Setelah kabel merah pada kutub (+) dan kabel hitam ( - ) dirangkai dengan lampu dan dihubungkan ke baterai menggunakan lempengan tembaga sebagai saklar dan lampu tetap menyala.



3)



Sendok perak : Setelah kabel merah pada kutub (+) dan kabel hitam ( - ) dirangkai dengan lampu dan dihubungkan ke baterai menggunakan lempeng seng sebagai saklar dan lampu tetap menyala.



4)



Kayu : Setelah kabel merah pada kutub (+) dan kabel hitam ( - ) dirangkai dengan lampu dan dihubungkan ke baterai menggunakan kayu sebagai saklar dan lampu tidak menyala.



5)



Karet penghapus : Setelah kabel merah pada kutub (+) dan kabel hitam ( - ) dirangkai dengan lampu dan dihubungkan ke baterai menggunakan karet penghapus sebagai saklar dan lampu tidak menyala.



6)



Mata pensil (Grafit) : Setelah kabel merah pada kutub (+) dan kabel hitam ( - ) dirangkai dengan lampu dan dihubungkan ke baterai menggunakan mata pensil (Grafit) sebagai saklar dan lampu menyala.



7)



Kertas : Setelah kabel merah pada kutub (+) dan kabel hitam ( - ) dirangkai dengan lampu dan dihubungkan ke baterai menggunakan kertas sebagai saklar dan lampu tidak menyala.



8)



Tas plastic : Setelah kabel merah pada kutub (+) dan kabel hitam ( - ) dirangkai dengan lampu dan dihubungkan ke baterai menggunakan plastik sebagai saklar dan lampu tidak menyala.



9)



Air kran : Setelah kabel merah pada kutub (+) dan kabel hitam ( - ) dirangkai dengan lampu dan dihubungkan ke baterai menggunakan kemudian dihubungkan ke air kran dan lampu menyala.



10) Air garam : Setelah kabel merah pada kutub (+) dan kabel hitam ( - ) dirangkai dengan lampu dan dihubungkan ke baterai menggunakan kemudian dihubungkan ke air garam dan lampu tetap menyala.



Percobaan 2: Tegangan Listrik Rangkaian 1 dengan menggunakan rangkaian seri dan satu baterai namun hanya bagian kutub positif baterai mengakibatkan lampu tidak menyala karena tegangan baterai tidak akan mengalir apabila hanya salah satu kutubnya. Rangkaian 2 dengan menggunakan rangkaian seri dan satu baterai dengan kedua kutub dijepit, hasilnya lampu menyala namun sedikit redup. Rangkaian 3 dengan menggunakan rangkaian seri dan dua baterai kutub positif dan kutub negatif dijepit, hasilnya lampu menyala cukup terang dibanding rangakaian dengan satu baterai. Dan pada rangkaian 4 dengan masih menggunakan rangkaian seri namun menggunakan tiga baterai menghasilkan sinar lampu yang sangat terang dibanding rangkaian yang lain. Ini menandakan bahwa semakin banyak baterai yang digunakan sehingga tinggi tegangan juga bertambah maka akan semakin terang nyala lampu tersebut. I.



KESIMPULAN Dari hasil praktikum yang telah dilakukan maka kesimpulan yang didapat penulis adalah Tidak semua bahan dapat dialiri arus listrik (menjadi konduktor), dari bahan bahan yang telah disediakan maka bahan yang dapat dijadikan sebagai konduktor adalah : kawat besi, kawat tembaga, sendok perak, grafit, air kran dan air garam sedangkan bahan yang tidak dapat dialiri listrik (isolator) adalah : kayu, karet penghapus, kertas, dan tas plastic. Syarat-syarat bahan bersifat konduktor yaitu: 1)



Konduktifitas yang baik



2)



Kekuatan mekanis yang tinggi



3)



Koefisien muai yang kecil



4)



Daya termoelektrik yang berbeda antar bahan



5)



Modulus elastisitas cukup besar Sedangkan untuk percobaan kedua yaitu tegangan listrik dimana tegangan listrik adalah



perbedaan potensial listrik antara dua titik dalam rangkaian listrik, dan dinyatakan dalam satuan volt. Besaran ini mengukur energi potensial dari sebuah medan listrik yang mengakibatkan adanya aliran listrik dalam sebuah konduktor listrik. Tergantung pada perbedaan potensial listriknya, suatu tegangan listrik dapat dikatakan sebagai ekstra rendah, rendah, tinggi atau ekstra tinggi.



Maka, Besarnya arus listrik selalu berbanding lurus dengan besarnya tegangan listrik dan berbanding terbalik dengan besarnya hambatan. Sedangkan tegangan listrik berbanding lurus antara arus listrik dengan hambatan listrik.



J.



DAFTAR PUSTAKA Rumanta, Maman. dkk. (2019). Praktikum IPA di SD. Jakarta: Universitas Terbuka. Wikipedia. 7 September 2020. Arus listrik. https://id.wikipedia.org/wiki/arus_listrik di akses pada Selasa, 24 November 2020. Wikipedia. 27 Februari 2020. Tegangan listrik. https://id.wikipedia.org/wiki/tegangan_listrik di akses pada Selasa, 24 November 2020. Bait, Hanjar, Elmi. 2014. Hasil Pratikum: Arus dan Tegangan Listrik [IPA SD] http://siindonesiacerdas.blogspot.com/2014/06/hasil-pratikum-arus-dan-tegangan.html. Diakses hari Rabu, 25 November 2020. Media Ilmu. 2019. Laporan Praktikum Arus dan Tegangan Listrik (Praktikum IPA di SD) https://www.ilmiahku.com/2019/05/laporan-praktikum-arus-dan-tegangan-listrik.html. Diakses hari Rabu, 25 November 2020.. The Physich. Classroom.Conductors and Insulators https://www.physicsclassroom.com/class/estatics/Lesson-1/Conductors-and-Insulators. .Diakses hari Rabu, 25 November 2020.



K. KESULITAN YANG DIALAMI: SARAN DAN MASUKAN Kesulitan saat melakukan praktikum yaitu bahan yang terlalu banyak, rangkaian di bentuk secara manual dan cukup sulit dirangkai. Saran dan masukan : atas kesulitan yang telah dialami, diharapkan disediakannya rangkaian seri dan paralel yang lebih lengkap dengan tiga baterai seperti pada instruksi percobaan.



LAPORAN KEGIATAN PRAKTIKUM ALAM SEMESTA (PANAS MATAHARI)



OLEH : NURSIA (838109341)



UPBJJ MAJENE FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS TERBUKA TAHUN 2020



KEGIATAN PRAKTIKUM 14 ALAM SEMESTA (SINAR MATAHARI)



A. JUDUL PERCOBAAN Judul dari kegiatan praktikum ini yaitu Alam Semesta : Panas Matahari.



B. TUJUAN PERCOBAAN Tujuan dari kegiatan praktikum ini yaitu menjelaskan matahari sebagai sumber panas.



C. ALAT DAN BAHAN Alat dan bahan yang diperlukan yaitu : 1)



2 buah tempat air yang sama ukurannya (panci, baskom, atau ember).



2)



Termometer 1-100˚C.



3)



Lempengan plastik transparan.



4)



Stopwatch.



D. LANDASAN TEORI Perpindahan panas dapat dari satu tempat ke tempat lain melalui 3 cara yaitu : konduksi, konveksi dan radiasi. Konduksi adalah perpindahan panas melalui zat padat yang tidak ikut mengalami perpindahan. Artinya, perpindahan kalor (panas) pada suatu zat tersebut tidak disertai dengan perpindahan partikel-partikelnya. Contohnya Benda yang terbuat dari logam akan terasa hangat atau panas jika ujung benda diletakkan dalam api. Konveksi adalah perpindahan panas melalui aliran yang zat perantaranya ikut berpindah. Jika partikel berpindah dan mengakibatkan kalor merambat, terjadilah konveksi. Konveksi terjadi pada zat cair dan gas (udara/angin). Contohnya Gerakan balon udara. Radiasi adalah perpindahan panas tanpa zat perantara. Radiasi biasanya disertai cahaya. Contoh bentuk perpindahan panas secara radiasi adalah perpindahan panas dari matahari ke bumi dengan melewati gelombang hampa. Dalam proses radiasi, energi yang dibawa adalah gelombang elektromagnetik. Jadi panas dapat merambat dengan cara memancar/radiasi. Pada peristiwa radiasi, panas yang memancar tanpa zat antara atau menembus zat antara. Besar kecilnya panas suatu benda tergantung pada suhu benda. Makin tinggi suhu benda makin besar pula radiasi panas yang dikeluarkan. Makin panas air maka rambatannya makin tinggi.



E. PROSEDUR PERCOBAAN Cara kerja dari praktikum ini sebagai berikut : 1)



Isilah kedua tempat air dengan air dingin yang sama banyaknya.



2)



Ukur dengan thermometer suhu dingin air (Ti) tersebut, catatlah dalam lembar pengamatan



3)



Tempatkan kedua tempat air tersebut di bawah langsung sinar matahari.



4)



Tempatkan lempeng plstik transparan di atas salahsatu tempat air dengan jarak sekitar 10 cm dari permukaan air dalam tempat air. Susunlah alatdan bahan percobaan seperti gambar di bawah ini.



5)



Atur agar kedua tempat air tersebut selalu menghadap matahari.



6)



Amati temperature air pada kedua tempat air tersebut (To) setiap 30 menit, selama 10 kali pengukuran. Catatlah dalam lembar pengamatan!



F. HASIL PENGAMATAN To = > 35˚C Waktu (Menit) 30 menit 60 menit 90 menit 120 menit 150 menit 180 menit 210 menit 240 menit 270 menit 300 menit



Pengukuran Temperatur (˚C) Tanpa lempeng



Dengan lempeng



> 35℃



> 35℃



35℃ 35,5℃ 35,9℃ 36,3℃ 37℃ 37,6℃



35℃ 35℃ 35,4℃ 35,7℃ 36℃ 36,3℃



37,9℃ 38,2℃ 38,8℃



36,7℃ 37,4℃ 37,9℃



G. PERTANYAAN-PERTANYAAN 1)



Jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan panas dan cahaya matahari sampai di permukaan bumi! Jawab: Faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan panas matahari sampai ke permukaan bumi yaitu:



a) Jika pada suatu tempat banyak tumbuh-tumbuhannya maka panas matahari akan berkurang karena diterima dulu oleh tumbuhan, sehingga tidak langsung menuju bumi.



b) Jika udara di suatu tempat dingin, maka panas matahari juga akan terasa tidak terlalu panas.



c) Jika di suatu tempat yang gersang, tidak ada tumbuhannya maka penerimaan panas matahari di bumi akan terasa sangat panas.



d) Jadi faktor-faktor yang mempengaruhi adalah suhu udara, banyaknya tumbuhan hidup, dan keadaan daerah (pegunungan atau pantai). 2)



Dapatkah matahari disebut sebagai sumber energi panas? Jelaskan! Jawab: Matahari dapat disebut sebagai sumber energi panas terbesar di bumi karena matahari menghasilkan energi cahaya yang suhunya panas apalagi jika bumi terus mendekati matahari. Karena energi panas yang besar ini manusia dapat memanfaatkannya hingga menjadi sumber energi listrik.



3)



Dari percobaan, apakah pengaruh lempeng plastik transparan terhadap penerimaan panas? Jawab: Pengaruh lempeng plastik transparan terhadap penerimaan panas adalah mengurangi atau menghambat cahaya panas matahari yang jatuh di permukaan air.



H. PEMBAHASAN Berdasarkan hasil pengamatan yang telah diperoleh, antara air yang mendapat sinar matari langsung dengan air yang tidak terpapar cahaya matahari langsung (ditutup dengan lempeng plastik), suhunya berbeda meskipun diletakkan ditempat yang sama. Ini disebabkan karena jika terpapar sinar matahari langsung, energi panas dari sinar matahari teralirkan tanpa adanya hambatan. Sedangkan ketika air tidak terpapar sinar matahari secara langsung maka energi



yang dialirkan matahari mengalami sedikit hambatan sehingga proses panasnya air lebih lambat. Menit ke-30 pada wadah yang telah di isi air tanpa lempeng plastik, suhunya > 35℃, dan wadah yang ditutup dengan lempeng plastik juga bersuhu > 35℃. Menit ke-60 pada wadah yang telah di isi air tanpa lempeng plastik, suhunya 35℃, dan wadah yang ditutup dengan lempeng plastik juga bersuhu 35℃. Menit ke-90 pada wadah yang telah di isi air tanpa lempeng plastik, suhunya 35,5℃, dan wadah yang ditutup dengan lempeng plastik masih bersuhu 35℃. Menit ke-120 pada wadah yang telah di isi air tanpa lempeng plastik, suhunya 35,9℃, dan wadah yang ditutup dengan lempeng plastik bersuhu 35,4℃. Menit ke-150 pada wadah yang telah di isi air tanpa lempeng plastik, suhunya 36,3℃, dan wadah yang ditutup dengan lempeng plastik bersuhu 35,7℃. Menit ke-180 pada wadah yang telah di isi air tanpa lempeng plastik, suhunya 37℃, dan wadah yang ditutup dengan lempeng plastik bersuhu 36℃. Menit ke-210 pada wadah yang telah di isi air tanpa lempeng plastik, suhunya 37,6℃, dan wadah yang ditutup dengan lempeng plastik bersuhu 36,3℃. Menit ke-240 pada wadah yang telah di isi air tanpa lempeng plastik, suhunya 37,9℃, dan wadah yang ditutup dengan lempeng plastik bersuhu 36,7℃. Menit ke-270 pada wadah yang telah di isi air tanpa lempeng plastik, suhunya 38,2℃, dan wadah yang ditutup dengan lempeng plastik bersuhu 37,4℃. Menit ke-300 pada wadah yang telah di isi air tanpa lempeng plastik, suhunya 38,8℃, dan wadah yang ditutup dengan lempeng plastik juga bersuhu 37,9℃.



I.



KESIMPULAN Dari hasil praktikum yang telah dilakukan maka kesimpulan yang didapat penulis adalah matahari merupakan sumber energi panas, dimana matahari memncarkan sinar atau cahaya yang menghasilkan energi panas. Energi panas matahari dapat mempengaruhi suhu suatu benda baik itu terpapar secara langsung maupun ada penghambat seperti yang telah disebutkan pada praktikum ini. Terpapar langsung atau tidaknya memiliki pengaruh terhadap berapa lama dan berapa banyak energi yang didapat dari sinar matahari. Semakin lama terpapar sinar matahari maka akan semakin panas pula suhu suatu benda.



J.



DAFTAR PUSTAKA Rumanta, Maman. dkk. (2019). Praktikum IPA di SD. Jakarta: Universitas Terbuka. Kresnoadi. 2017. Macam-Macam Perpindahan Kalor: Konduksi, Konveksi, dan Radiasi | Fisika Kelas 11. Diakses pada 25 November 2020. https://blog.ruangguru.com/perpindahankalor



K. KESULITAN YANG DIALAMI: SARAN DAN MASUKAN Tidak ada kesulitan dalam melakukan praktikum. Praktikum dilakukan sesuai instruksi. Alat dan bahan praktikum dibantu disediakan oleh tutor yang bersangkutan. Saran dan masukan : untuk penulis sendiri yaitu jika melakukan praktikum ini kembali, baiknya agar dilakukan ditempat yang lebih terang dengan sinar matahari yang terik.



Link Video Praktikum KP 1 GERAK PADA TUMBUHAN  https://www.youtube.com/watch?v=jnpljXlInNA KP 2 SIMBIOSIS  https://www.youtube.com/watch?v=dQ2IaDkNVoU KP 3 PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN TUMBUHAN  https://www.youtube.com/watch?v=Y0yAS11nxcQ KP 4 EKOSISTEM DARAT  https://www.youtube.com/watch?v=PuVI63CQuEw KP 5 PENCEMARAN LINGKUNGAN  https://www.youtube.com/watch?v=fkS1JRoMhbE KP 6 UJI KARBOHIDRAT  https://www.youtube.com/watch?v=q8fpLv-OotM



KP 7 STRUKTUR SISTEM PENCERNAAN  https://www.youtube.com/watch?v=vB2Ybdf8xfU KP 8 GERAK  Tidak ada KP 9 GELOMBANG  Tidak ada KP 10 SIFAT CAHAYA  https://www.youtube.com/watch?v=MhE6_LgSwkc KP 11 CEMBUNG CEKUNG  https://www.youtube.com/watch?v=i9Jpe5RPwa8



KP 12 GAYA  https://www.youtube.com/watch?v=Z0eVLe1fs4I



KP 13 KELISTRIKAN  https://www.youtube.com/watch?v=8AeC3hMBoKY



KP 14 PANAS MATAHARI https://www.youtube.com/watch?v=pqEbppVUxy4