Laporan Kerja Acuan Perancah Ii - Iv TPJJ B - Kelompok 3 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

TUGAS PRAKTEK KERJA ACUAN PERANCAH II



KELOMPOK III – IV TPJJ B MARIA M. B LAGAMAKING



RINTO A. BENU



OSWALDUS K. P YUNUS



SIMPLISIUS L. WARA



PITER KASE



WILHELMUS S. ALODJAHA



REMIGIUS T. MAU



YOSEFINA H.I BEO



RICHARD RIDO ROHI



YOSTA S.P LOMI



TEKNIK SIPIL - POLITEKNIK NEGERI KUPANG 2021



i



DAFTAR ISI



COVER ..................................................................................................................................i DAFTAR ISI..........................................................................................................................ii DAFTAR GAMBAR .............................................................................................................iii DAFTAR TABEL ..................................................................................................................iii KATA PENGANTAR ...........................................................................................................iv BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................1 1.1. Latar Belakang ............................................................................................................1 1.2. Tujuan .........................................................................................................................2 BAB II DASAR TEORI ........................................................................................................3 2.1. Acuan Perancah ..........................................................................................................3 2.2.Bekisting ......................................................................................................................5 2.3. Abutment.....................................................................................................................6 BAB III PEMBAHASAN ......................................................................................................9 3.1. Pengertian Dasar ........................................................................................................9 3.2. Gambar Kerja ..............................................................................................................9 3.3. Alat dan Bahan ............................................................................................................12 3.4. Perhitungan Bahan ......................................................................................................12 3.5. Langkah Kerja .............................................................................................................15 3.6. Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) .....................................................................16 BAB IV PENUTUP ...............................................................................................................17 4.1. Kesimpulan .................................................................................................................17 4.2. Saran ..........................................................................................................................17 DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................18 LAMPIRAN ...........................................................................................................................19



ii



DAFTAR GAMBAR



Gambar 2.1 Contoh acuan dan perancah ...............................................................................3 Gambar 2.2 Contoh acuan dan perancah ...............................................................................3 Gambar 2.3 Contoh bekesting................................................................................................5 Gambar 2.4 Abutment tipe gravitasi ......................................................................................7 Gambar 2.5 Abutment tipe T terbalik ....................................................................................7 Gambar 2.6 Abutment tipe penopang ....................................................................................8 Gambar 3.1 Gambar kerja tampak samping ..........................................................................9 Gambar 3.2 Gambar kerja potongan A-A ..............................................................................10 Gambar 3.3 Gambar kerja tampak atas ..................................................................................11



DAFTAR TABEL



Tabel 3.1 Estimasi harga ........................................................................................................15



iii



KATA PENGANTAR



Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas anugrah-Nya lah kami dapat menyelesaikan tugas praktek ini. Kami mengucapkan terimakasih kepada Dosen Kerja Acuan Perancah II yang telah membimbing dan mencurahkan ilmu kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini, walaupun dalam proses menyusunnya kami mengalami beberapa kesulitan. Kami sadar dalam tugas ini masih banyak kekurangan, baik dalam penyajian materi maupun dalam perhitungan, untuk itu kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak sangat kami harapkan, demi hasil yang lebih baik lebih baik kedepannya. Kami berharap, mudah-mudahan tugas pratek ini bisa bermanfaat bagi kita semua. Amin.



Penulis



iv



BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Saat ini, bangunan-bangunan yang dibangun baik gedung maupun jembatan ataupun bangunan lainya, komponen bangunannya didominasi oleh beton. Begitu juga dengan Abutment Jembatan. Salah satu struktur pembangun abutment adalah beton. Abutment adalah bangunan bawah jembatan yang terletak pada kedua ujung pilar – pilar jembatan, berfungsi sebagai pemikul seluruh beban hidup (Angin, kendaraan, dll) dan mati (beban gelagar) pada jembatan. Alasan beton digunakan sebagai saalah satu struktur utama pada sebuah bangunan adalah karena beton memiliki keunggulan tersendiri yaitu mudah dibentuk. Beton segar daptat dicetak sesuai bentuk yang direncanakan, yang kemudian akan mengeras dan mempunyai kekuatan tertentu pula. Dalam membentuk beton, diperlukan suatu alat bantu yang digunakan untuk mencetak beton agar sesuai dengan bentuk yang diinginkan. Alat tersebut dikenal dengan sebutan Bekisting / Acuan dan Perancah. Bekesting adaah konstruksi pendukung dalam pekerjaan konstruksi beton. Umumnya, bekesting terbuat dari kayu, besi, alumunium atau baja. Bekesting diibaratkan sebgai cetakan (Loyang) kue dan beton adalah adonan kue itu sendiri. Jadi, secara singkat bekisting adalah suatu cetakan sementara yang digunakan untuk menahan beton segar selama dituang dan bekisting dibuat sesuai dengan kebutuhan sedangkan perancah merupakan struktur sementara yang digunakan untuk menahan beban dari material konstruksi dan pekerja. Bekisting/Acuan dan Perancah merupakan suatu konstruksi sementara namun sangat penting dalam suatu bangunan. Disebut sementara karena, konstruksi acuan dan perancah akan dibongkar saat beton sudah cukup umur. Acuan dan perancah juga harus kuat dan kokoh namun mudah dibongkar agar tidak menimbulkan kerusakan pada beton. Acuan yang kurang baik juga dapat menimbulkan kerugian seperti perubahan struktur bangunan, perubahan dimensi beton, dan juga dapat membahayakan para pekerja. Kualitas bekisting dapat menentukan bentuk dan rupa bekisting. Oleh karena itu, bekisting dibuat dari bahan yang bermutu dan pembuatannya harus diperhatikan dengan baik agar beton tidak mengalami lendutan dan lentur saat proses pengecoran.



1



1.2. Tujuan



a. Mahasiswa dapat memahami fungsi acuan dan perancah abutment jembatan. b. Mahasiswa mampu memahami langkah-langkah pelaksanaan pekerjaan acuan dan perancah abutment jembatan. c. Mahasiswa dapat mendesain dan mengestimasi kebutuhan bahan, yang di gunakan dalam pekerjaan acuan dan perancah abutment jembatan. d. Dengan praktek acuan dan perancah II ini mahasiswa diharapkan mampu mengaplikasikan ilmu tersebut di dunia kerja. e. Mahasiswa dapat menggunakan peralatan sesuai dengan fungsinya f. Mahasiswa dapat mengetahui bahan-bahan apa saja yang di perlukan untuk pekerjaan acuan dan perancah abutment jembatan.



2



BAB II DASAR TEORI 2.1. Acuan dan Perancah Acuan adalah cetakan yang dibentuk untuk mendapatkan hasil cetakan yang diinginkan. Sedangkan perancah adalah tiang-tiang atau gelagar yang di fungsikan sebagai penahan agar cetakan tidak berubah bentuk dan tidak berpindah posisi. Acuan dan perancah merupakan suatu konstruksi yang bersifat sementara yang berupa mal/cetakan pada bagian kedua sisi atas dan bawah dari bentuk beton yang dikehendaki. Acuan berfungsi sebagai konstruksi yang diinginkan sedangkan perancah berfungsi sebagai pembantu memperkuat bentuk konstruksi.



Gambar 2.1 Contoh Acuan Perancah



Gambar 2.2 Contoh acuan perancah



3



Bagian-bagian dari Konstruksi Acuan Perancah : • Acuan : Cetakan, skor pengikat. • Perancah : Gelagar, tiang perancah, pengaku, pasak/baji.



Proses pemilihan tipe acuan perancah dilakukan dengan meninjau tipe, jenis dan luasan bangunan yang akan dibangun, seperti untuk bangunan bertingkat maupun untuk bangunan yang memiliki volume horizontal yang luas.



Pemilihan tipe acuan dan perancah lebih ditentukan oleh kemampuan untuk dapat digunakan berulang – ulang dalam jangka waktu yang panjang tanpa mengurangi mutu ataupun kekuatan dari acuan dan perancah tersebut. A. Persyaratan Acuan Perancah



• Kuat • Kaku • Kokoh • Bersih • Mudah dibongkar • Rapat • Material atau bahan yang digunakan harus mudah dipaku atau sekrup • Optimal B. Metode konstruksi acuan perancah



Metode perancah Perancah merupakan salah satu metode yang digunakan dalam pembangunan jembatan. Perancah itu sendiri dapat diartikan sebagai struktur penunjang untuk keberhasilan pekerjaan acuan atau sebagai struktur vertical yang berfungsi sebagai penyangga yang bertugas meneruskan seluruh gaya-gaya dan beban dari atas ke bawah. Pemasangan jembatan dengan metode perancah dilakukan dengan bantuan perancah sebagai penyangga. Perancah tersebut dipasang untuk menahan jembatan yang telah dirangkai persegmen. Bila sudah diberi perancah dibawah segmen yang telah dipasang, maka beban pemberat dikurangi. Konstruksi acuan perancah juga mengalami perkembangan menjadi 3 sistem:



4



• Sistem Konvensional / Tradisional Acuan perancah sistem sederhana biasanya digunakan satu kali pakai. Bahan yang digunakan dapat berupa bahan organis, bahan buatan, atau gabungan keduanya. • Semi Sistem Modern Metode ini dirancang untuk suatu pekerjaan dan ukuran – ukuran untuk komponen tertentu dengan masa penggunaan satu kali atau lebih. Karena kemungkinan dapat digunakan secara berulang. • Sistem Modern Sistem ini dapat memudahkan dan mempercepat proses pemasangan dan pembongkaran, dengan kualitas hasil yang lebih baik dibandingkan dengan sistem lain, dapat dimanfaatkan untuk beberapa kali masa penggunaan. Untuk meningkatkan kecepatan kerja, sistem ini telah dilengkapi dengan berbagai alat bantu yang disesuaikan dengan tujuan penggunaan.



2.2. Bekisting Bekisting



adalah sebuah cetakan yang bersifat sementara. Dimana



penggunaannya adalah untuk menahan beton selama beton tersebut dituang dan dibentuk sesuai keinginan penggunaannya. Cetakan ini kemudian akan dibuka jika telah memenuhi standar awal penetapan. Hal ini berguna untuk pengerasan beton agar cukup kuat menahan ebban sendiri daqn beban lainnya.



Gambar 2.3 Contoh Bekisting



5



A. Fungsi sebuah bekisting •



Bekisting menentukan bentuk dari konstruksi beton yang akan dibuat. Bentuk sederhana dari sebuah konstruksi beton menghendaki sebuah bekisting yang sederhana.







Bekisting harus dapat menyerap dengan aman beban yang ditimbulkan oleh spesi beton dan berbagai beban luar serta getaran. Dalam hal ini perubahan bentuk yang timbul dan geseran – geseran dapat diperkenankan asalkan tidak melampui toleransi – toleransi tertentu.







Bekisting harus dapat dengan cara sederhana dipasang, dilepas dan dipindahkan



B. Faktor yang dapat mempengaruhi perubahan bekisting •



Beban jangka pendek, bahwa untuk tripleks dan kayu dapat dilakukan penghitungan dengan tegangan – tegangan yang lebih tinggi







Penanganan yang berlangsung ceroboh pada pekerjaan. Dengan penggunaan yang berlangsung berulang kali dapat terjadi kerusakan pada bekisting. Dengan demikian segi ekonomi dapat terganggu







Keadaan cuaca. Penggunaan bagian – bagian bekisting yang dipengaruhi angin, hujan dan/atau panas matahari harus kita perhitungkan; d. Keausan bekisting dan pengaruh yang ditimbulkan oleh hentakan, getaran dan pembebanan yang tidak merata



2.3. Abutment Abutment adalah bangunan bawah jembatan yang terletak pada kedua ujung pilar – pilar jembatan. Abutment berfungsi untuk menerima beban-beban yang diberikan bengunan atas dan kemudian menyalurkan kepondasi, beban tersebut selanjutnya disalurkan ke tanah oleh pondasi dengan aman sekaligus sebagai penahan tanah. 1. Jenis-jenis abutment







Abutment Tipe Gravitasi Memperoleh kekuatan dan ketahanan terhadap gaya gaya yang bekerja dengan menggunakan berat sendiri. Karena bentuknya yang sederhana dan begitu juga dengan pelaksanannya tidak begitu rumit. Abutment tipe ini sering digunakan pada struktur yang tidak terlalu tinggi dan



6



tanah pondasinya yag baik. Material yang digunakan umumnya merupakan pasangan batu kali atau beton tumbuk. Biasanya abutment ini digunakan pada jembatan yang memiliki bentang yang tidai terlalu panjang.



Gambar 2.4 AbutmentTipe Gravitasi • Abutment Tipe T Terbalik Merupakan tembok penahan dengan balok kantilever tersusun dari suatu tembok memanjang dan sebagai suatu plat kekuatan dari tembok. Perbedaan abutment



T



terbalik



dengan



abutment



tipe



gravitasi



terdapat



pada



kelangsingannya, dimana abutment tipe T terbalik lebih langsing dari pada abutment tipe gravitasi. Pada umumnya abutment tipe T terbalik digunakan pada konstruksi yang lebih tinggi dan material yang digunakan adalah beton bertulang.



Gambar 2.5 Abutment Tipe T Terbalik



7



• Abutment Tipe dengan Penopang Abutment tipe ini hampir mirip dengan abutment tipe T terbalik, tetapi jenis abutment ini diberi penopang pada sisi belakangnya (counterfort) yang bertujuan untuk memperkecil gaya yang bekerja pada tembok memanjang dan pada tumpuan. Pada umumnya abutment tipe penopang digunakan pada keadaan struktur yang tinggi dan menggunakan material beton bertulang.



Gambar 2.6 Abutment Tipe Penopang



8



BAB III PEMBAHASAN PEKERJAAN ACUAN DAN PERANCAH ABUTMENT JEMBATAN 3.1 Pengertian Dasar Bekesting dan perancah abutment jembatan merupakan pekerjaan bangunan bawah,jembatan merupakan pekerjaan antara pekerjaan pondasi dan pekerjaan bangunan atas jembatan. Abutment adalah struktur bagian bawah jembatan terletak pada ujung-ujung jembatan ,yang berfungsi sebagai dinding penahan tanah serta penyikul dan penyalur beben vertical dan horizontal,yang terdistribusi dan struktur atas ke pondasi. Dalam perencanaan abutment terdapat beberapa faktor yang harus diperhatikan



diantaranya,faktor



beban



yang



bekerja,kondisi



tanah,faktor



lingkungan,aliran air, dan faktor gempa bumi.Semua faktor tersebut akan berpengaruh kepada bentuk dan jenis abutment yang akan direncanakan. 3.2 Gambar Kerja A



BALOK 6/12 PAPAN 3/10



MULTIPLEX 18 mm



MULTIPLEX 18 mm PAPAN 3/10



BALOK 6/12



MULTIPLEX 18 mm



USUK 5/7



USUK 5/7



BALOK 6/12



USUK 5/7



A TAMPAK ATAS 1 : 100



Gambar 3.1 Gambar kerja tampak atas 9



PAPAN 3/10



PAPAN 3/10 PAPAN 3/10



USUK 5/7 BALOK 6/12



PAPAN 3/10



RAPID CLAMP MULTIPLEX 18 mm PIPA GALVANIS D 3/4 inch



BALOK 6/12



PAPAN 3/10



BALOK 6/12



USUK 5/7



POTONGAN A-A 1 : 100



Gambar 3.2 Gambar kerja Potongan A-A



10



PAPAN 3/10



PAPAN 3/10



BALOK 6/12 USUK 5/7 RAPID CLAMP



PAPAN 3/10 MULTIPLEX 18 mm USUK 5/7



PAPAN 3/10



BALOK 6/12 USUK 5/7 MULTIPLEX 18 mm



TAMPAK SAMPING 1 : 100



Gambar 3.3 Gambar kerja tampak samping



11



3. 3 Alat dan Bahan • Alat







- Palu



- Siku



- Gergaji tangan



- Benang



- Gergaji mesin



- Waterpass duduk



- Pensil



- Selang Waterpass



- Unting-unting



- Mesin bor



- Alat ukur panjang/meter rol



- Rapid clamp



Bahan -



Balok 6/12 cm



-



Usuk 5/7 cm



-



Papan 3/10 cm



-



Multiplex 18 mm



-



Pipa galvanis ¾ inch



-



Paku 12 cm



-



Paku 10 cm



-



Paku 7 cm



-



Paku 5 cm



-



Paku 4 cm



3.4 Perhitungan Bahan •



Perhitugan bahan usuk 5/7 cm Diketahui volume 1 batang Usuk 5/7 cm



= 0,014 m3/btg m3



= 0,05 m x 0,07 m x 4 m x 4



= 0,056



= 0,05 m x 0,07 m x 3,38 m x 4



= 0,04732 m3



= 0,05 m x 0,07 m x 1,43 m x 8



= 0,0400



= 0,05 m x 0,07 m x 0,98 m x 6



= 0,02058 m3



= 0,05 m x 0,07 m x 4 m x 12



= 0,168



Volume total = 0,3319 volume total



= volume 1 btg Usuk 5/7



12



m3 m3 m3



0,3319 mᵌ



= 0,014 mᵌ/btg = 23,71 𝑏𝑡𝑔 ∼ 24 𝑏𝑡𝑔 •



Perhitungan Balok 6/12 cm Diketahui volume 1 batang Balok 6/12 cm = 0,0288 m3/btg



= 0,06 m x 0,12 m x 0,82 m x 18



= 0,1063 m3



= 0,06 m x 0,12 m x 3,63 m x 18



= 0,4704 m3



= 0,06 m x 0,12 m x 1,33 m x 9



= 0,0862 m3



Volume total = 0,6629 m3 volume total



= volume 1 btg Balok 6/12 0,6629 mᵌ



= 0,0288 mᵌ/btg = 23 𝑏𝑡𝑔 •



Perhitungan Papan 3/10 cm Diketahui volume 1 lembar 3/10 cm = 0,012 m3/lbr



= 0,03 m x 0,10 m x 0,94 m x 9



= 0,0254 m3



= 0,03 m x 0,10 m x 1,33 m x 18



= 0,0718 m3



= 0,03 m x 0,10 m x 1,63 m x 9



= 0,044



= 0,03 m x 0,10 m x 0,72 m x 18



= 0,0389 m3



= 0,03 m x 0,10 m x 0,60 m x 9



= 0,0162 m3



= 0,03 m x 0,10 m x 0,37 m x 18



= 0,02



= 0,03 m x 0,10 m x 0,40 m x 9



= 0,0108 m3



Volume total volume total



= volume 1 lbr



Papan 3/10



0,2271 mᵌ



= 0,012 mᵌ/lbr = 18,93 𝑙𝑏𝑟 ∼ 19 𝑙𝑏𝑟



13



m3



m3



= 0,2271 m3







Perhitungan Multiplex 18 mm Diketahui luas 1 lembar Multiplex 18 mm = 2,9768 m²/lbr



= 3,964 m x 2,40 m



= 9,5136 m²



= 3,964 m x 1,293 m = 5,1254 m² = 3,964 m x 0,653 m = 2,5885 m² = 3,964 m x 0,80 m



= 3,1712 m²



= 3,964 m x 0,433 m = 1,7164 m² = 3,964 m x 0,60 m



= 2,3784 m²



= 3,964 m x 2,40 m



= 9,5136 m²



= 2,4908 m² x 2



= 4,9816 m²



= 2,532 m2 x 2



= 5,064 m2



= 0,72 m x 4 m x 2



= 5,76



m2



= 1,16 m x 4 m x 2



= 9,28



m2



Luas total



= 49,876 m²



luas total



= luas 1 lbr



Multiplex



49,876 m²



= 2,9768 m²/lbr = 16,76 𝑙𝑏𝑟 ∼ 17 𝑙𝑏𝑟 •



Perhitungan Pipa Galvanis Diameter 3/4 inch Diketahui panjang 1 batang Pipa 3/4 inch



= 0,70 m x 10



=7



m



= 1,15 m x 5



= 5,75 m



Panjang total = 12,75 m panjang total



= panjang 1 btng Pipa =







12,75 m 6 m/btg



= 2,125 𝑏𝑡𝑔 ∼ 3 𝑏𝑡𝑔



Paku yang dibutuhkan



= 12



= 1 kg



= 10



= 1 kg



14



=6m







=7



= 1 kg



=5



= 1 kg



=4



= 2 kg



Tabel Estimasi Harga



Jenis Bahan



Jumlah bahan Yang



Harga Satuan



Jumlah



Di Butuhkan



(Rp)



(Rp)



Usuk 5/7 cm



24 btg



60.000



1.440.000



Balok 6/12 cm



23 btg



125.000



2.875.000



Papan 3/10 cm



19 lbr



95.000



1.805.000



Multiplex 18 mm



17 lbr



205.000



3.485.000



Pipa Galvanis 3/4 inch



3 btg



235.000



705.000



Paku



6 kg



19.000



114.000



TOTAL HARGA : RP. 10.424.000 *sumber : harga paku dan galvanis dari Toko pilar mas. sisa yang lainnya dari UD setia. Tabel 3.1 Estimasi Harga



3.5 Langkah Kerja • Berdoa sebelum kegiatan. • Memakai perlengkapan K3. • Pelajari gambar kerja secara saksama. • Perhitungkan kebutuhan bahan yang diperlukan. • Mempersiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan. • Pemotongan balok 6/12 cm, usuk 5/7 cm, papan 3/10 cm, multiplex dan pipa galvanis sesuai dengan ukuran pada gamabar kerja. • Pemasangan bekesting pondasi abutment jembatan • Mendirikan tiang-tiang peranca ( balok 6/12), pemasangan dimulai dari kedua tepi kemudian mendirikan tiang perancah di bagian tengah sesuiakan dengan tarikan benang. • Pemasangan penumpu miring menggunakan papan 3/10. • Pemasangan multiplex pada tiang peranca dan diprkuat dengan paku.



15



• Pemasangan hanger menggunakan papan 3/10 pada kedua tepi samping tiang perancah, yang dipakukan pada ujung-ujung balok 6/12. • Membuat lubang menggunakan bor listrik atau tangan untuk pemasangan pipa galvanis dan rapid clamp. • Pemasangan pipa galvanis dalam posisi horizontal dan menghubungkan kedua lubang yang saling berhadapan. • Memasang rapid clamp dan dijepit dengan dua batang usuk 5/7. • Merangkai papan 3/10 untuk pemasangan bidang plat injak, dan untuk bidang samping gelagar dan lantai kendaraan (penyiku panjang dan pendek). Rangkaian papan ini dipasangkan pada tiang perancah sesuai tempatnya yang ada digambar kerja. • Pemasangan multiplex untuk cetakan bidang tepi dan diperkuat menggunakan klam dari usuk 5/7 yang telah di potongsesuai dengan ukuran yang ada digambar kerja.



3.6 Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) • Pakailah pakian praktek, helm, sepatu dan masker • Pergunakan alat sesuai dengan fungsi masing-masing • Kosentrasikan perhatian pada waktu bekerja • Ikuti arahan atau petunjuk instruktur • Bila ragu dalam pekerjaan tanyakan pada instruktur • Periksalah kondisi alat apakah layak digunakan atau tidak • Tempatkan alat dan bahan sedemikian rupa sehingga tidak menggangu pekerjaan • Jangan bercanda gurau dalam melakukan pekerjaan



16



BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan Dalam teknik sipil pembuatan acuan dan perancah abutment jembatan sangatlah penting, oleh sebab itu patutlah kita mengetahui cara pemasangan acuan dan perancah abutment jembatan dengan benar, agar mahasiswa dapat menguasai teknik pembuatan (pemasangan acuan dan perancah) abutment jembatan, guna kepentingan proses pengawasan kerja di lapangan. Dalam pelaksanaannya seorang ahli dalam bidang tersebut,harus mempunyai keterampilan dan keahlian khusus,dan juga mempunyai pengetahuan dasar yang cukup tentang acuan dan perancah abutment jembatan. Dengan pekerjaan acuan dan perancah abutment jembatan ini,mahasiswa dapat mengerti halhal baru dan mendapat pengetahuan tentang acuan dan perancah abutment jembatan,yang telah di ajarkan.



4.2 Saran Sebaiknya praktikum ini di laksanakan secara lagsung dalam leb praktikum,sehingga mahasiswa dapat lebih memahami secara terperinci tentang acuan dan perancah abutment jembatan yang akan di kerjakan. Namun sangat disayangkan,prakteikum acuan dan perancah abutment jembatan,tidak dapat dilaksanakan di karenakan pandemi covid-19.



17



DAFTAR PUSTAKA



https://www.academia.edu/35453643/Laporan_Praktek_Perancah_da n_Bagesting https://www.scribd.com/doc/75981686/Laporan-Bekisting1 http://rafijrin.blogspot.com/2011/02/acuan-dan-perancah.html https://asiacon.co.id/blog/pengertian-bekisting-adalah



18



LAMPIRAN ➢ Dokumentasi 3D view bekesting abutment



Tampak Depan



Tampak Samping



19



Tampak Belakang



Prespektif



20



Prespektif



Tampak Atas



21