13 0 928 KB
LAPORAN KERJA PRAKTEK DI DEPARTEMEN HSE PT. PERTAMINA (PERSERO) RU VI BALONGAN
Disusun Oleh: PIERRE BERNARD CHRISTIAN ROKKO NPM : 11 06 06641
PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA YOGYAKARTA 2018
KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis ucapkan pada kehadirat Tuhan YME karena atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Kerja Praktek ini dengan tepat pada waktunya. Banyak ilmu yang penulis dapat dari Kerja Praktek ini yang mana tidak penulis dapat di bangku perkuliahan. Disini penulis dapat melihat secara langsung penerapan teori-teori yang diajarkan oleh para dosen teknik industri dan bagaimana teori tersebut diaplikasikan. Penulis juga bisa melihat secara langsung teamwork para karyawan di lapangan. Selama melaksanakan Kerja Praktek ini penulis banyak menerima bantuan yang sangat berarti bagi penulis dari berbagai pihak. Dalam kesempatan kali ini penulis ucapkan terima kasih kepada pihakpihak yang telah memberikan penjelasan, pengarahan, serta memberikan segala dukungan dalam menyelesaikan laporan ini, diantaranya kepada: 1. Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan kesehatan jasmani dan rohani sehingga penulis dapat melaksanakan Kerja Praktek dengan lancar. 2. Kedua orang tua penulis, yang telah memberikan dukungan baik moral maupun material. 3. V. Ariyono ST., MT., selaku Ketua Program Studi Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri Universitas Atma Jaya Yogyakarta 4. Bapak Hasan selaku HR Development Section Head atas pemberian izin untuk melakukan Kerja Praktek di PT. Pertamina (Persero) RU VI Balongan. 5. Rosnamora H., selaku Senior Officer BP Refinery atas pemberian izin untuk melakukan Kerja Praktek di bagian HSE PT. Pertamina (Persero) RU VI Balongan. 6. Bapak Moch. Arifin, selaku pembimbing kegiatan Kerja Praktek di PT. Pertamina (Persero) RU VI Balongan. 7. Segenap karyawan PT. Pertamina (Persero) RU VI Balongan pada umumnya dan karyawan bagian HSE pada khususnya yang telah memberikan kesempatan dan segala fasilitas yang memudahkan penulis dalam melaksanakan Kerja Praktek. 8. Pak Yanto, selaku yang telah membantu penulis dalam mencari data
9. Teman-teman Teknik Industri Universitas Atma Jaya Yogyakarta angkatan 2011 atas dukungan, semangat, dan doanya. 10. Semua
pihak
yang
secara
tidak
langsung
ikut
membantu
terselesaikannya laporan Kerja Praktek ini. Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan laporan ini sehingga penulis mengharapkan kritik dan saran untuk dijadikan perbaikan. Semoga laporan ini dapat membantu para pembaca untuk mengenal lebih dekat mengenai dunia Industri Perminyakan dan dapat dijadikan referensi untuk dunia pendidikan. Terima kasih.
Balongan, Juni 2017
Penulis
DAFTAR ISI
BAB
1
2
JUDUL Halaman Judul
i
Halaman Pengesahan
ii
Daftar Isi
iii
Pendahuluan
1
1.1. Latar Belakang
1
1.2. Rumusan Masalah
1
1.3. Tujuan Kerja Praktek
2
Profil Perusahaan
3
2.1. Sejarah Perusahaan
3
2.2. Struktur Organisasi Perusahaan
5
2.3. Visi, Misi dan Tujuan Perusahaan
7
2.4. Sumber Daya Manusia 2.5. Sarana dan Prasarana
3
4
HAL
8 9
Tinjauan Sistem Perusahaan
11
3.1. Proses Bisnis Perusahaan
11
3.2. Tugas dan Fungsi HSE
12
3.3. Produk PT. Pertamina (Persero) RU VI Balongan
16
3.4. Proses Produksi
17
3.5. Fasilitas Penunjang Produksi
21
Tinjauan Pekerjaan Mahasiswa
23
4.1. Lingkup Pekerjaan
23
4.2. Tanggung Jawab dan Wewenang dalam Pekerjaan
23
4.3. Metodologi Pelaksanaan Pekerjaan
23
5
4.4. Hasil Pekerjaan
24
Penutup
30
5.1. Kesimpulan
30
5.2. Saran
30
Daftar Pustaka
Lampiran
DAFTAR TABEL
Tabel Judul
Halaman
2.1.
Unit Proses PT. Pertamina (Persero) RU VI Balongan
9
2.2.
Unit Utilities PT. Pertamina (Persero) RU VI Balongan
10
4.1.
Contoh Average Used
33
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Judul
Halaman
2.1.
Struktur Organisasi PT. Pertamina (Persero) RU VI Balongan
3.1.
Struktur Organisasi HSE
12
4.1.
Diagram Alis Metodologi Pelaksanaan Pekerjaan
24
7
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Data Material Consumable Environmental
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Atma Jaya Yogyakarta (PSTI UAJY) mewajibkan semua mahasiswanya untuk melaksanakan kerja praktek sesuai dengan Kurikulum di PSTI UAJY. PSTI UAJY memandang kerja praktek sebagai wahana atau sarana bagi mahasiswa untuk mengenali suasana di industri serta menumbuhkan, meningkatkan, dan mengembangkan etos kerja profesional sebagai calon sarjana Teknik Industri. Kerja praktek dapat dikatakan sebagai ajang simulasi profesi mahasiswa Teknik Industri. Paradigma yang harus ditanamkan adalah bahwa selama kerja praktek mahasiswa bekerja di perusahaan yang dipilihnya. Bekerja, dalam hal ini mencakup kegiatan perencanaan, perancangan perbaikan, penerapan dan pemecahanan masalah. Oleh karena itu, dalam kerja praktek kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa adalah: a. Mengenali ruang lingkupperusahaan b. Mengikuti proses kerja di perusahaan secara kontinyu c. Melakukan dan mengerjakan tugas yang diberikan oleh atasan, supervisor atau pembimbing lapangan d. Mengamati perilaku sistem e. Menyusun laporan dalam bentuk tertulis f. Melaksanakan ujian kerja praktek
1.2.
Tujuan Kerja Praktek
Hal-hal yang ingin dicapai melalui pelaksanaan Kerja Praktek ini adalah : 1. Melatih kedisiplinan. 2. Melatih kemampuan berinteraksi dengan bawahan, rekan kerja, dan atasan dalam perusahaan. 3. Melatih kemampuan untuk beradaptasi dengan lingkungan kerja.
1
4. Mengamati secara langsung aktivitas perusahaan dalam berproduksi dan menjalankan bisnis. 5. Melengkapi teori yang diperoleh di perkuliahan dengan praktek yang ada di perusahaan. 6. Mendapatkan pengalaman kerja di dunia industri. 7. Menambah wawasan mengenai sistem produksi dan sistem bisnis.
1.3. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Kerja Praktek Kegiatan Kerja Praktek ini dilaksanakan selama 30 hari kerja, yaitu dimulai sejak 17 April 2017 sampai dengan 2 Juni 2017. Tempat pelaksanaan Kerja Praktek ini adalah PT. Pertamina RU VI Balongan. Selama pelaksanaan Kerja Praktek ini, Penulis ditempatkan di Fungsi Health, Safety and Environment bagian Environment.
2
BAB 2 TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN
2.1.
Sejarah Perusahaan
PT. Pertamina (Persero) Refinery Unit VI Balongan merupakan kilang keenam dari tujuh kilang direktorat pengolahan PT. Pertamina (persero) dengan kegiatan bisnis utamanya adalah mengolah minyak mentah (crude oil) menjadi bentukbentuk BBM (Bahan Bakar Minyak), non-BBM dan Petrokimia. Refinery Unit VI Balongan mulai beroperasi sejak tahun 1994. Kilang ini berlokasi di kabupaten Indramayu, provinsi Jawa Barat, sekitar ±200 KM arah timur Jakarta, dengan wilayah operasi Balongan, Mundu dan Salam Darma.
Dalam kaitan upaya mengamankan kebijakan nasional di bidang energy, keberadaan kilang Balongan mempunyai makna yang besar, tidak hanya bagi PT. Pertamina tetapi juga bagi negara. Di satu pihak, ini dapat meningkatkan kapasitas pengolahan di dalam negeri yang masih sangat dibutuhkan, di lain pihak ini juga dapat mengatasi kendala sulitnya mengekspor beberapa jenis minyak di dalam negeri dengan mengolahnya di kilang minyak dalam negeri.
Keberadaan kilang Balongan ini juga merupakan langkah proaktif PT. Pertamina untuk dapat memanfaatkan peluang ekspor minyak ke mancanegara terutama kawasan Asia Pasifik. Dari studi kelayakan yang dilakukan, pembangunan kilang Balongan diadakan dengan sasaran antara lain : 1. Solusi kebutuhan BBM dalam negeri, terutama Jakarta dan sekitarnya. 2. Peningkatan nilai tambah dengan memanfaatkan peluang ekspor. 3. Memecahkan kesulitan pemasaran minyak mentah jenis duri. 4. Pengembangan daerah.
PT. Pertamina (Persero) RU – VI balongan mulai dibangun pada tahun 1990 dengan nama proyek Export Oriented Refinery-I (EXOR-I) yang memiliki tujuan utama meningkatkan pendapatan negara melalui kegiatan ekspor migas dan non-migas sesuai dengan kebijakan pemerintah. Produk hasil pengolahan ini
3
pada awalnya diekspor ke Jepang dan Asia Pasifik dengan jumlah produk mencapai 50% dari hasil produksi, sedangkan sisanya diproyeksikan untuk memenuhi kebutuhan BBM dalam negeri di masa mendatang.
Pemilihan lokasi proyeksi EXOR-I di Indramayu didasarkan atas pertimbangan dampak terhadap lingkungan ang relative lebih kecil dibandingkan dengan daerah lain, seperti Jawa Timur, Jawa Barat, dan Nusa Tenggara Barat. Selain itu, pemilihan lokasi juga didasari pertimbangan terhadap aspek ekonomi, social, dan keamanan ketersediaan BBM sesuai dengan Surat Kementrian Lingkungan Hidup dan Surat Mentri Pertahanan dan Keamanan No. K/152/M/IV/1989 tanggal 28 April 1989. Berikut adalah beberapa pertimbangan lain dalam pemilihan proyek EXOR-I : 1. Tersedianya lahan yang cukup, berupa bekas lahan pertanian tadah hujan dan tambak yang tidak produktif lagi serta dekat dengan jalan raya. 2. Dekat dengan sumber air, yaitu Waduk Salam Darma. Penyaluran air ke kilang
dilakukan
dengan
menggunakan
sistem
perpipaan
dan
dimanfaatkan untuk menjalankan unit-unit proses produksi. 3. Tersedia sumber gas alam yang dibutuhkan untuk bahan bakar dan bahan baku dari Operasi Hulu Jawa bagian Barat, karang Ampel, sebesar 18 MMSCFD. 4. Tersedianya saran milik PT. Pertamina (Persero) di sekitar lokasi yang dapat dimanfaatkanm seprti pelabuhan khusus, tangki crude oil dan beberapa unit lainnya. 5. Kemudahan transportasi laut untuk impor bahan baku dan ekspor bahan bakar gas dalam bentuk LPG, belerang dan produk lainnya. 6. Kemudahan mobilisasi tenaga kerja proyek yang terampil karena dekat dengan kawasan industry Cilacap, Cikampek, dan Cilegon.
Pembangunan proyek EXOR-I dimulai tanggal 1 September 1990 berdasarkan kesepakatan EPC antara PT. Pertamina dengan konsorsium JGC. Peresmian awal pembangunan ditandai dengan pemasangan tiang pancang pertama oleh Direktor Pengolahan PT. Pertamina, Ir. Tabrani Ismail. Selanjutnya, proses pembangunan proyek ini berlangsung selama 51 bulan dan berakhir pada
4
tanggal 30 November 1994, ditandai dengan diterimanya hasil pelaksanaan kegiatan pendukung seluruh fasilitas untuk uji coba operasional.
Kilang EXOR-I didesain dengan kapasitas 12.500 BPSD yang mengolah campuran minyak mentah Duri dan Minas dengan rasio 80% Duri dan 20% Minas. Produk yang dihasilkan meliputi motor gasoline, ADO, IDO, kerosene, decan oil, LPG, propylene, dan sulphur. Produk BBM PT. Pertamina (Persero) RU – VI Balongan memberikan kontribusi sebesar 12,5% terhadap pemenuhan kebutuhan BBM nasional, khusus untuk Premium (motor gasoline, RON-88) memberikan kontribusi 26% kebutuhan BBM nasional.
Salah satu keunggulan komparatif yang dimiliki PT. Pertamina (Persero) RU – VI Balongan adalah digunakannya teknologi yang bersifat efisien untuk pengolahan minyak tingkat lanjut (secondary processing) yaitu unit RCC (Residue Catalyc Cracking) yang direkayasa oelh Universal Oil Product, dan Amine Treatment Unit serta Sulphur Plant oleh JGC. Dengan beroperasinya PT. Pertamina (Persero) RU VI Balongan maka pada masa depan akan memberikan prospek bagi : 1. Pertumbuhan operasi hilir yang berada di sekitar kilang akan berdampak pada operasi kilang. 2. Pengolahan minyak mentah hasil produksi dari Laut Jawa dan sekitarnya. 3. Adanya master plan sistem perpipaan untuk distribusi Pulau Jawa.
2.2
Struktur Organisasi PT. Pertamina (Persero) RU – VI Balongan dalam melaksanakan tuga
dan tanggung jawab di bawah General Manager sebagai manajemen teratas yang bertanggung jawab langsung kepada Direktorat Pengolahan. Struktur Organisasinya disusun berdasarkan Surat Keputusan Direktur Utama PT. Pertamina (Persero) No. Kpts-03/E00000/2011-SO. Bentuk organisasi tersebut dibuat secara hirarki vertical dari mulai General Manager sampai dengan level Section Head. Sistem ini memudahkan komunikasi internal dan pembagian tugas serta tanggung jawab sesuai dengan tingkat jabatan.
5
Dalam
mengaktualisasikan
rencana-rencana
untuk
pencapaian
tujuan
perusahaan General Manager RU VI Balongan membawahi beberapa bidang seperti yang dijabarkan pada struktur organisasi berikut.
Struktur Organisasi PT. Pertamina (Persero) RU-VI Balongan terbagi atas beberapa bidang yang mempunyai tugas/ fungsi dan tanggung jawab masingmasing, yaitu : a. Bidang Perencanaan dan Perekonomian Berfungsi
untuk
memonitoring,
mengkoordinir
agar
terlaksananya
ketersediaan minyak mentah menjadi produk BBM dan non-BBM. b. Bidang Engineering dan Pengembangan Berfungsi mengevaluasi, menganalisa serta melakukan penelitian dan pengembangan untuk kehandalan operasi kilang. c. Bidang keuangan Mempunyai fungsi dalam pengelolaan pelaksanaan tata usaha keuangan dalam rangka menunjang kegiatan operasional Unit Pengolahan VI. d. Bidang Sumber Daya Manusia Berfungsi menunjang kelancaran operasi dalam hal perencanaan dan pengembangan, pembinaan, mutasi, remunerasi dan rekrutasi, hubungan industrial dan kesehatana pekerja, mengatur organisasi serta mengatur pola hidup sehat. e. Bidang Sistem Informasi dan Komunikasi Berfungsi menyelenggarakan komunikasi interen dan exteren kilang sehingga informasi yang dibutuhkan segera didapat. f.
Bidang Jasadan Sarana Umum Berfungsi dalam pengelolaan, pengawasan dan pengendalian atas penerimaan, pengadaan, jasa angkutan alat ringan dan berat serta kelancaran jasa perkantoran dan jasa perumahan Unit Pengolahan VI serta distribusi material yang dibutuhkan bagi keperluan kegiatan operasional kilang.
g. Bidang Lingkungan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (LKKK) Mempunyai fungsi dalam penyelenggaraan kegiatan keselamatan kerja, pengendalian kebakaran dan pencemaran lingkungan. h. Bidang Umum
6
Berfungsi menunjang kegiatan operasi meliputi pelayanan hukun, keamanan,fasilitas kesehatan kepada karyawan dan keluarganya serta menjadi perantara hubungan perushaan dan masyarakat sekitarnya. i.
Bidang Kilang Berfungsi melaksanakan kegiatan pengolahan minyak mentah menjadi produk BBM dan non-BBM secara efektif dan efisien sesuai dengan rencana kerja.
j.
Bidang Jasa dana Pemeliharaan Kilang Berfungsi melaksanakan kegiatan pemeliharaan kilang baik preventive maupun pencegahan untuk keandalan kilang secara efektif dan efisien sesuai rencana kerja.
Gambar 2.1 Struktur Organisasi PT. Pertamina (Persero) RU-VI Balongan
2.3
Visi, Misi dan Tujuan PT. Pertamina (Persero) RU-VI Balongan
7
Visi : “Menjadi kilang terkemuka di Asia tahun 2025”
Misi : 1. Mengolah Crude dan Naphta untuk memproduksi BBM, BBK, Residu, dan NBBM dan Petkim secara tepat jumlah, mutu, waktu, dan berorientasi laba serta berdaya saing tinggi untuk memenuhi kebutuhan pasar. 2. Mengoperasikan kilang yang berteknologi maju dan terpadu secara aman, handal, efisien, dan berwawasan lingkungan. 3. Mengelola asset RU-VI Balongan secara profesional yang didukung oleh sistem manajemen yang tangguh berdasarkan semangat kebersamaan, keterbukaan, dan prinsip saling menguntungkan.
Tujuan dari PT. Pertamina (Persero) RU-VI Balongan 1. Menyelesaikan permasalahan pemasaran minyak mentah (crude oil) Duri dan Minas. 2. Mengantisipasi kebutuhan produk BBM nasional (terutama daerah DKI Jakarta, Jawa Barat dan sekitarnya), regional, dan internasional. 3. Menghasilkan produk dengan nilai tambah tinggi. 4. Pengembangan daerah.
2.4
Sumber Daya Manusia
2.4.1
Ketenaga Kerjaan
Sistem yang diterapkan adalah sistem Pegawai Negeri Sipil, dimana pegawainya akan mendapat jaminan pensiunan. Jamkerja yang berlaku adalah sebagai berikut : a. Shift I (day)
: pukul 08.00 – 16.00 WIB
b. Shift II (swing)
: pukul 16.00 – 24.00 WIB
c. Shift III (night)
: pukul 24.00 – 08.00 WIB
Pembagian shift digunakan untuk tempat-ttempat khusus yang memerlukan keerja rutin 24 jam. Jam kerja shift 8 jam per hari, sehingga pergantian shift dilakukan 3 kali sehari. Pegawai mendapatkan libur 2 hari dalam 7 hari. Untuk 8
bagian reguler, jam kerjanya mengikuti pegawai negeri, yaitu pukul 07.00 – 16.00 WIB untuk 5 hari kerja dalam 1 minggu. Jam erjanya adalah sebagai berikut : a. Senin – Kamis : 07.00 – 16.00 WIB b. Istirahat
: 11.30 – 12.30 WIB
c. Jumat
: 07.00 – 16.00 WIB
d. Istirahat
: 11.30 – 13.00 WIB
Untuk sistem upah yang berlaku bagi karyawan adalah sistem upah pegawai negeri yaitu gaji pokok berdasarkan golongan. Jam kerja selama 1 minggu adalah 40 jam dan selebihnya dihitung lembur. Perhitungan lembur untuk 1 hari biasanya 1,5 kali jam kerja. Sedangkan pada hari libur atau hari besar adalah 2 kali jam kerja.
2.5
Sarana dan Prasarana
Kilang minyak PT. Pertamina (Persero) RU – VI Balongan membangun unit-unit produksi dalam kegiatan proses produksi BBM dan produk-produk unggulan lainnya, seperti yang terlihat pada Tabel 2.1 berikut. Unit Proses
Kapasitas
CDU (Crude Distillation Unit)
125.000 BPSD
ARHDM (Atmospheric Residu Hydroematalizer)
58.000 BPSD
RCC (Residu Catalytic Cracker)
83.000 BPSD
GO HTU (Gas Oil Hydro Treating Unit)
32.000 BPSD
CAT, COND
13.000 BPSD
LCO HTU (Light Cycle Oil Hydro Treating Unit)
15.000 BPSD
H2 PLANT
76.000 MMSCFD
AMINE SWS (Sour Water System)
30 ton/hari
SULFUR PLANT Tabel 2.1 Unit Proses PT. Pertamina (Persero) RU VI Balongan
9
Beberapa kebutuhan dasar operasi kilang seperti air, listrik, stem, angina, bertekanan, dan nitrogen dihasilkan di unit utilities. Air dan listrik disamping untuk kepentingan kilang, juga digunakan bagi perumahan dan perkantoran. Tabel 2.2 memperlihatkan unit utilities yang dimiliki oleh PT. Pertamina (Persero) RU – VI Balongan. Unit Proses
Kapasitas
Water Intake Facility (WIF) Salam Darma Steam Turbin Generator (STG)
22 MW x 5
Emergency Generator
3 MW
Steam Boiler
115 ton/jam x 9
Cooling Water
47.000 ton/jam
Instrument Air
6300 NM3/jam
Nitrogen Plant
7400 NM3/jam
Tabel 2.2 Unit Utilities PT. Pertamina (Persero) RU – VI Balongan
10
BAB 3 TINJAUAN SISTEM PERUSAHAAN
3.1. Proses Bisnis Perusahaan Fungsi HSE RU – VI Balongan merupakan bagian dari struktur organisasi Refinery Unit VI Balongan, sehingga HSE Manager bertanggung jawab langsung kepada General Manager Refinery Unit VI Balogan. Penyusunan struktur organisasi HSE RU – VI Balongan beerdasarkan Surat Keputusan Direktur Utama membawahi empat Section Head, yakni Environmental, Occupation Health, Safety dan Fire and Insurance. Selanjutnya masing-masing Section Head membawahi jabatan Senior Supervisor sampai ke tingkat Supervisor dan HSE Manager sesuai dengan tugas serta tanggung jawabnya.
Pembentukan struktur organisasi HSE RU – VI Balongan memiliki visi, yaitu penerapan safety, pencegahan kebakaran dan pencegahan pencemaran lingkungan adalah tanggung jawab seluruh pekerja, mitra kerja dan kontraktor atau tamu perusahaan guna mewujudkan kelestarian ekosistem dan keunggulan produksi kilang yang kompetitif. Sementara, misinya adalah sebagai sumbr dari keahlian dan pengetahuan, menerbitkan kebijakan atau prosedur dalam sistem manajemen yang saling terkait dengan bidang lainnya, melaksanakan training atau pembinaan terhdap seluruh pekerja, mitra kerja dan kontraktor agar mengintegrasikan kebijakan K3, Prosedur, Praktek Kerja Aman dalam tugas sehari-hari untuk mencegah atau mengurangi terjadinya kecelakaan kebakaran, pencemaran lingkungan dalam mewujudkan produksi kilang yang aman, efisien dan ramah lingkungan.
11
Manager HSE
Section Head Environment
Section Head Occupational Health
Section Head Safety
Senior Supervisor Environment Monitoring Waste Management
Section Head Fire and Insurance
Senior Supervisor PROPER, ISO, REG and ADM JR. Engineer II HSE
JR. Engineer I HSE
JR. Officer Regulation Compliance
JR. Officer ISO System & PROPER
Gambar 3.1 Struktur Organisasi HSE PT. Pertamina (Persero) RU VI Balongan
3.2. Tugas dan Fungsi HSE PT. Pertamina (Persero) RU – VI Balongan Sesuai dengan fungsi kegiatan operasional HSE di PT. Pertamina (Persero) RU VI
balongan,
mencakup
penyelenggaraan
kegiatan
keselamatan
kerja,
kesehatan kerja, pengendalian kebakaran dan pencemaran lingkungan serta pembudayaan kesadaran aspek HSE bagi seluruh pekerja di lingkungan PT. Pertamina (Persero) RU – VI Balongan.
Tugas pokok HSE PT. Pertamina (Persero) Refinery Unit VI Balongan, yaitu: 1. Merumuskan dan mengusulkan pengembangan Kebijakan Perusahaan mengenai Aspek HSE pada General Manager RU VI serta mengelola
12
penerapannya di semua daerah operasi RU VI serta mengelola penerapannya di semua daerah operasi RU VI sgar menjadi landasan kerjayang kuat untuk kehandalan operasi kilang. 2. Memimpin, mengorganisir dan menetapkan kegiatan, sasaran kerja serta pengembangan
STK
Fungsi
HSE
untuk
menjamin
kelancaran
pelaksanaannya. 3. Mengkoordinir,
merumuskan,
mengevaluasi,
mengendalikan
serta
memimpin strategi pencegahan dan penanggulangan kejadian dan keadaan darurat untuk menjamin penanganan yang tepat, ceat dan aman sehingga data menekan kerugian perusahaan. 4. Merumuskan dan mengusulkan pelaksanaan bisnis Aspek HSE guna memperoleh income perusahaan. 5. Mempunyai tanggung jawab terhadap pengelolaan limbah B3, limbah cair dan emisi udara untuk menjalankan tingkat kepatuhan terhadap regulasi yang berlaku.
3.2.1
Occupational Health Section Tugas pokok Occupational Health, yaitu: a. Memimpin, merencanakan, mengarahkan, mengkoordinasikan dan mengendalikan
serta
mengimplementasikan
kegiatan
Industrial
Hygiene dan Occupational Health Control yang mencakup usulan Rencana Keja & Anggaran Perusahaan (RKAP), mengkoordinir usulan ABI dan melaksanakan pengkoordinasian distribusi dan realisasi
ABO,
sesuai
dengan
perundangan
atau
peraturan
pemerintah dan perusahaan. b. Mengkoordinasikan
data
pengawasan
dan
pengukuran
dan
monitoring lingkungan kerja dan sanitary untuk tercapainya kondisi operasional perusahaan yang aman dan nyaman. c. Membangun hubungan kerja dengan fungsi atau bagian terkait di RU VI dalam memberikan pembinaan dan pengawasan terhadap lingkungan kerja yang berpotensi terhadap Hazard Physic, kimia, biologi, ergonomic, dan
Phsycology sehingga dapat dilakukan
pencegahan dan pengobatan terhadap penyakit umum dan Penyakit Akibat Kerja (PAK).
13
3.2.2
Safety Section Tugas pokok Safety Section,yaitu : a. Mengkoordinir,mengatur,
mengontrol,
kegiatan
yang
berkaitan
dengan aspek safety guna meminimalkan resiko diproses kilang. b. Mengarahkan dan mengontrol pelaksanaan identifikasi, evaluasi, dan analisis bahaya proses. c. Mengatur dan mengarahkan pelaksanaan program Safety Award untuk memotivasi Section dan pekerja dalam penerapan keselamatan kerja. d. Sebagai sekretaris pelaksanaan investigasi yang berkaitan dengan kecelakaan kerja. e. Mengkoordinir dalam upaya tindakan antisipasi atau pencegahan terhadap kondisi keadaan darurat sehingga tidak terjadi kecelakaan kerja. f.
Mengevaluasi, mengatur, mengarahkan pelaksanaan Safety Walk and Talk (SWAT) dan Management Walk Through (MWT) Pertamina Pusat.
g. Melakukan aktifitas yang berkaitan dengan peningkatan mutu, berupa Continous Improvement melalui Nearmiss, suggestion System, Gugus Kendali Mutu, dan Proyek Kendali Mutu perihal kesisteman HSE.
3.2.3
Environment Section Tugas pokok Environment Section, yaitu : a. Merencanakan, mengkoordinasikan, mengevaluasi, memperbaharui, mengembangkan, mengawasi dan mereview implementasi SML, sehingga memenuhi standard pemenuhan ISO 14001-2004. b. Mengkoordinasikan,
merencanakan,
menganalisa,
serta
mengevaluasi kegiatan target penurunan kadar masing-masing parameter limbah cair, padat dan udara sampai dibawah Baku Mutu Lingkungan dan Program Waste Minimization/Reduction. c. Melakukan koordinasi dan evaluasi kegiatan Management Review dalam proses dan strategi pencapaian PROPER peringkat terbaik. d. Melaksanakan
koordinasi
dengan
lembaga
profesi
di
bidang
lingkungan, institusi pendidikan dan instansi atau badan organisasi terkait lainnya dalam usaha penyusunan, revisi dan evaluasi AMDAL, 14
RKL & RPL RU VI Balongan serta mengusulkan dan membuat estimasi studi kajian.
3.2.4
Fire & Insurance Section Tugas pokok Fire & Insrance Section, yaitu : a. Mengkoordinir
pelaksanaan
penganggulangan
kebakaran
dan
kejadian keadaan darurat guna kelancaran penanggulangan secara aman dan efektif. b. Mengkoordinir investigasi
dan
kejadian
mengarahkan
atau
kebakaran
dan
mengatur keadaan
pelaksanaan darurat
guna
mendapatkan penyebab dan digunakan sebagai data untuk usaha pencegahan melalui pembelajaran (lesson learned). c. Mengkoordinir,
mengarahkan,
mengontrol
atau
monitoring
pelaksanaan dan Rencana Tindak Lanjut (RTL) rekomendasi dari pihak asuransi yang dilakukan oleh HSE, Engineering, Maintenance, Production, Human Resource, General Affairs, Information & Technology, Financial, dan Marine guna pencapaian status complete selanjutnya berupaya melalui untuk mencegah terulangnya temuan dan meminimasi kumulatif temuan baru. d. Mengkoordinir, merencanakan, mengatur dan mengarahkan kegiatan pelatihan dalam peluang bisnis aspek HSE agar pelaksanaan pelatihan dalam peluang bisnis aspek HSE agar pelaksanaan pelatihan dapat berjalan dengan efisien dan efektif. e. Mengkoordinir, pelaksanaan
merencanakan, PM/PdM
mengatur
terhadap
sarana
dan
mengarahkan
atau
peralatan
Penanggulangan Kebakaran (PK) agar tercapai kesiapan operasional dengan performance sesuai standard serta Basic DesignI, meliputi Main Pump, Fire Truck, Fire Protection System di area proses, tangki penimbun, gedung serta perumahan. f.
Mengkoordinir, merencanakan, mengatur dan mengontrol program anggaran pemeliharaan dan pengadaan sarana peralatan serta material agar terpenuhi stock in hand (minimum requirement) yang meliputi : Alat Pelindung Diri,Safety Equipment untuk Confined Space, Safety Instrument, Spare Part sarana penganggulangan kebakran, sarana penanggulangan pencemaran. 15
g. Mengkoordinir
dan
meneliti
dokumen
pekerjaan
kontrak
dan
monitoring pelaksanaan kontrak sesuai jadwal dan scope pekerjaan guna mencegah tidak terjadi kerja tambah atau kerja kurang serta menunjang operasi Fire & Insurance Section. h. Mengkoordinir dan mengendalikan aktivitas yang berkaitan dengan peningkatan mutu, berupa Continuous Improvement melalui Near Miss, Suggestion System, Gugus Kendali Mutu dan Proyek Kendali Mutu Perihal Kesisteman HSE.
3.3. Produk PT. Pertamina (Persero) RU – VI Balongan Produk yang dihasilkan kilang PT. Pertamina (Persero) RU VI Balongan dibagi menjadi 5 macam, yaitu : 1. Bahan Bakar Minyak (BBM) Produk bahan bakar minyak terdiri atas : a. Premium, memiliki angka oktan minimal 88 yang biasanya digunakan sebagai bensin untuk bahan bakar bensin. b. Kerosine, merupakan cairan hidrokarbon. 2. Bahan Bakar Khusus (BBK) Produk bahan bakar khusus terdiri atas : a. Pertamax, memiliki angka oktan minimal 92 dan merupakan bahan bakar yang mampu menjaga mesin selalu tetap bersih dan membuat kinerja mesin lebih lama. b. Pertamax Plus, memiliki angka oktan minimal 95. Jenis ini disarankan digunakan sebagai bahan bakar mesin kendaraan tahun 1992 keatas (memiliki compression ratio yang tinggi). c. Pertamina DEX (Diesel Environment Extra), menghasilkan emisi gas buang yang lebih bersih dan memiliki Catane Index 51 serta Sulphur Contain