Laporan KP PT Inalum (Persero) [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Kata Pengantar Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT karena atas limpahan rahmat dan karunia-Nya kami selaku penulis dapat menyelesaikan Laporan Kerja Praktik ini dengan lancar dan tepat pada waktunya. Shalawat serta salam juga senantiasa penulis ucapkan kepada Nabi Muhammad SAW. Laporan Kerja Praktik ini disusun untuk memenuhi penyelesaian salah satu mata kuliah wajib bagi mahasiswa di Jurusan Teknik Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya.



Selama



proses



pengerjaan



laporan,



banyak



hambatan yang penulis alami. Bantuan, saran, dan dukungan motivasi dari berbagai pihak sangat membantu dalam menyelesaikan Laporan Kerja Praktik ini. Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam penyelesaian laporan ini, yaitu: 1. Kedua orang tua yang selalu memberikan dukungan dan motivasi yang sangat luar biasa pada penulis. 2. Bapak Nurhadi Siswanto, S.T., MSIE., Ph.D selaku Ketua Jurusan Teknik Industri ITS. 3. Ibu Anny Maryani, S.T., M.T, selaku dosen pembimbing



internal



yang



waktunya dan memberikan 1



telah



meluangkan



banyak



saran serta



bimbingan selama pelaksanaan kegiatan Kerja Praktik sehingga



Laporan



Kerja



Praktik



ini



dapat



terselesaikan dengan baik. 4. Bapak Susyam Widodo selaku manager seksi Smelter Corporate Development (SCD) dan Ibu Neng Ratnawaty yang telah banyak membantu penulis selama melaksanakan Kerja Praktik. 5. Bapak Muhammad Riza, Selaku Manajer seksi Spare Parts Warehouse (SWH) PT INALUM (Persero) yang telah meluangkan waktu dan bersedia membimbing kami selama menjalani kerja Praktik. 6. Bapak Verdian Saputra dan Bapak Tri Tirta Bayu Paksi, selaku Junior Manajer sub seksi Inventory Planning and Control di seksi Spare Parts Warehouse (SWH) PT INALUM (Persero) yang telah bersedia untuk banyak



meluangkan



waktunya



pengetahuan baru



dan



memberikan



selama pelaksanaan



kegiatan Kerja Praktik. 7. Bapak M. Sholihin, selaku Pembimbing Eksternal di seksi Spare Parts Warehouse (SWH) PT INALUM (Persero) yang telah bersedia untuk membimbing dan membantu penulis mencari data yang dibutuhkan selama pelaksanaan Kerja Praktik Laporan Kerja Praktik penulis.



2



serta merevisi



8. Semua staf dan operator di seksi Spare Parts Warehouse (SWH) PT INALUM (Persero) yang telah membimbing dan memberikan ilmu baru bagi kami di setiap sub group. 9. Ahmad Saifullah dan Nanda Shofiyah, selaku teman seperjuangan dari ITS yang senantiasa menemani, membantu, memotivasi, dan memberikan saran kepada penulis dalam menyempurnakan Laporan Kerja Praktik ini. 10. Teman-teman peserta Kerja



Praktik, khususnya



Taramikha, Laila Badria, Chikita Putri dan Yohana Syuhaya



yang



telah



banyak



membantu



dan



memberikan semangat kepada penulis untuk dapat menyelesaikan Laporan Kerja Praktik ini. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Laporan Kerja Praktik ini masih banyak kekurangan, baik dalam isi maupun dalam sistematika penulisan. Oleh karena itu, penulis memohon maaf yang sebesar-besarnya dan dengan senang hati menerima setiap saran maupun kritik dari semua pihak atas Laporan Kerja Praktik ini yang dapat membangun demi terciptanya Laporan Kerja Praktik yang lebih baik. Penulis mengharapkan semoga apa yang penulis kerjakan dalam Laporan Kerja Praktik ini dapat memberikan



3



manfaat, khususnya bagi pihak perusahaan maupun pihak jurusan.



Batu Bara, 5 September 2016



4



Daftar Isi



5



Daftar Gambar



6



Daftar Tabel



7



BAB I PENDAHULUAN Pada



bab



ini



akan



dijelaskan



mengenai



pendahuluan dari Laporan Kerja Praktik di PT Indonesia Asahan Aluminium Persero (Inalum), Kuala Tanjung, Batu Bara, Sumatera Utara. Pada bab pendahuluan ini berisi tentang Latar Belakang, Tujuan, Manfaat, Batasan dan Asumsi, sistematika penulisan laporan serta Waktu dan tempat pelaksanaan Kerja Praktik yang telah dilaksanakan.



1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang terkenal akan kekayaan alamnya, terutama pada bidang sumber daya mineral. Dengan kondisi geografis Indonesia yang sangat luas, berbentuk kepulauan, dan letaknya yang sangat strategis pada jalur perdagangan dunia, kebutuhan akan pengolahan mineral sangatlah penting agar Indonesia tidak sekedar menjadi negara eksportir bahan 1



baku. PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) hadir sebagai jawaban atas kebutuhan terhadap permasalahan pengolahan tersebut. PT INALUM dinyatakan sebagai perusahaan pelopor yang bergerak dalam bidang peleburan Aluminium terbesar di wilayah Asia Tenggara, dengan tingkat produksi ingot kurang lebih sebesar 250.000 ton per tahun. Selain itu, PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) merupakan salah satu perusahaan yang baru saja diresmikan menjadi bagian dari perusahaan BUMN atau Badan Usaha Milik Negara pada tahun 2013 lalu. PT INALUM resmi menjadi milik pemerintah secara penuh setelah Indonesia dengan Jepang menandatangani kesepakatan pengambil alihan perusahaan Proyek Asahan. Dewasa mengalami



ini,



kesulitan



seringkali untuk



seorang



sarjana



mengimplementsikan



keilmuan yang telah didapatkan selama proses belajar mengajar pada perguruan tinggi untuk diaplikasikan di dunia kerja. Untuk mengaplikasikan hal tersebut, mahasiswa



pastinya



membutukan



persiapan



yang



matang. Praktikum maupun tugas yang ada selama 2



proses belajar mengajar di perkuliahan dirasa belum cukup untuk memenuhi kompetensi yang harus dicapai oleh mahasiswa. Oleh karena itu dibutuhkan sebuah tools



untuk



mahasiswa



agar



dapat



melihat



dan



mengimplementasikan teori – teori yang ada di dunia kuliah secara langsung dalam sebuah perusahaan. Untuk mengatasi masalah keterbatasan tersebut, Jurusan Teknik Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya merancang mata kuliah kerja prakek. Kerja praktik merupakan mata kuliah wajib dengan bobot dua SKS yang harus diambil oleh mahasiswa teknik industri. Dengan



melaksanakan



kerja



praktik,



diharapkan



mahasiswa dapat bersentuhan langsung dengan dunia kerja dan dapat mengaplikasikan ilmu yang telah didapatkan selama masa perkuliahan. Sebagai bentuk Corporate Social Responsibility (CSR) yang rutin dilaksanakan



oleh



PT



INALUM,



perusahaan



memberikan program On The Job Training yang ditujukan kepada mahasiswa yang ingin melaksanakan program kerja praktik di perusahaan tersebut. Pada program ini mahasiswa diberikan kesempatan untuk



3



mengenal secara lebih dalam lingkungan kerja nyata dalam perusahaan. Saat ini perusahaan di Indonesia bersaing untuk meningkatkan bisnis, oleh karena itu pelaku bisnis dituntut untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi disegala bidang. Salah satu caranya adalah dengan pengendalian persediaan suku cadang agar proses produksi tetap berjalan lancar. Tanpa persediaan suku cadang,



perusahaan



dihadapkan



pada



resiko



terhambatnya proses produksi. Oleh karena itu, masih banyak perusahaan yang menyimpan persediaan dalam jumlah yang cukup besar. Alasan utamanya adalah sebagai persediaan pengaman (safety stock) apabila terjadi keterlambatan pengiriman dari pemasok. Salah satu metode yang digunakan untuk melakukan antisipasi terjadinya



stockout



spare



part



yakni



dengan



menggunakan metode min-max stock. Jumlah persediaan yang dikendalikan dengan menggunakan min – max stock menghasilkan hasil yang lebih efisien.



4



Pada kerja praktik ini, penulis akan mengamati spare



parts



yang



digunakan



sebagai



komponen



pendukung dalam proses produksi peleburan aluminium. Penulis akan mengamati apakah min – max stock persediaan spare parts PT INALUM sudah efektif dan efisien sehingga dapat mencegah adanya stockout item. Oleh karena itu penulis bertujuan untuk mengetahui apakah jumlah persediaan spare parts pada PT Inalum sudah efektif dan efisien jika dibandingkan dengan hasil perhitungan dengan menggunakan manajemen inventory. Manajemen inventory yang dimaksud adalah metode pengendalian spare parts yang didasarkan atas asumsi bahwa persediaan bahan baku berada pada dua tingkat yaitu tingkat maksimum dan tingkat minimum. Jika tingkat maksimum dan minimum sudah ditetapkan, maka pada saat persediaan sampai ke tingkat minimum penambahan bahan baku harus dilakukan namun tidak sampai melebihi batas maksimum.



5



1.2 Tujuan Adapun tujuan pelaksanaan kerja praktik di PT INALUM (Persero) adalah sebagai berikut : 1. Melihat dan mengenali permasalahan yang ada di perusahaan secara nyata. 2. Mengetahui



dan



mendapatkan



pengalaman



mengenai proses bisnis dan metode kerja dalam suatu industri. 3. Mengetahui



dan



mampu



menganalisis



permasalahan dengan mengaplikasikan ilmu-ilmu teoritis yang didapat selama perkuliahan serta mampu memberikan pertimbangan yang baik dalam pengambilan keputusan bagi perusahaan. 4. Masalah 5. Masalah



6



1.3 Manfaat Manfaat yang diperoleh dari pelaksanaan kerja praktik ini adalah sebagai berikut: a. Manfaat bagi mahasiswa Mengetahui



dan



meningkatkan



wawasan



mahasiswa terhadap kondisi nyata dari proses bisnis perusahaan, serta mampu mengaplikasikan teori yang telah didapat selama perkuliahan ke dalam dunia nyata. b. Manfaat bagi universitas Menambah rekasi dan mengembangkan kerja sama yang baik antara pihak perguruan tinggi dan perusahaan



tempat



mahasiswa



melakukan



program kerja praktik c. Manfaat bagi perusahaan Perusahaan mendapatkan masukan berupa hasil identifikasi dan analisis berdasarkan studi kasus



7



dan



pemecahan



masalah



yang



dilakukan



mahasiswa selama kegiatan kerja praktik.



1.4 Batasan dan Asumsi Batasan yang ditetapkan dalam pelaksanaan kerja praktik di PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) adalah sebagai berikut: 1. Penulisan laporan kerja praktik dilakukan sesuai dengan ruang lingkup section dimana mahasiswa ditempatkan. Dalam hal ini, penulis ditempatkan di



Spare



Parts



Warehouse



(SWH)



yang



menangani penanganan dan pengendalian suku cadang. 2. Permasalahan yang ditinjau dalam laporan ini adalah mengenai perencanaan pengadaan dan penyediaan suku cadang. 3. Sjhadlalnls.



8



Asumsi yang ditetapkan dalam pelaksanaan kerja praktik di PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) adalah sebagai berikut: 1.



1.5 Sistematika Penulisan Berikut ini adalah sistematika penulisan dan isi dari laporan Kerja Praktik yang dilakukan: 



BAB I PENDAHULUAN Bab pendahuluan ini terdiri dari latar belakang, tujuan, manfaat, batasan dan asumsi, sistematika penulisan laporan serta waktu dan tempat pelaksanaan



kerja



praktik



yang



telah



dilaksanakan. 



BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN Bab ini menjelaskan tentang hal-hal yang berhubungan dengan perusahaan meliputi jenis 9



usaha, sejarah perusahaan, struktur organisasi, dan



informasi



lain



yang



terkait



dengan



perusahaan. 



BAB III LAPORAN AKTIVITAS HARIAN Bab ini menjelaskan mengenai laporan aktivitas harian yang dilakukan oleh mahasiswa selama kerja praktik di PT INALUM.







BAB IV







BAB V







BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini merupakan tahapan dalam proses penarikan kesimpulan secara umum dari hasil intepretasi permasalahan



maupun yang



proses terjadi



pemecahan



selama



penulis



melakukan kerja praktik, disertai pula dengan saran-saran untuk perusahaan.



10



1.6 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Adapun waktu dan tempat pelaksanaan program kerja praktik dilaksanakan selama 40 hari terhitung mulai tanggal 01 Agustus 2016 hingga 09 September 2016.



Penulis



ditempatkan



diseksi



spare



parts



warehouse (SWH). Program kerja praktik atau on the job training ini dilaksanakan di Pabrik Peleburan Aluminium PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero), bertempat di Kuala Tanjung, Kabupaten Batu bara, Sumatera Utara.



11



BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN Pada bab ini akan dijelaskan mengenai profil perusahaan yang meliputi sejarah, visi misi, perbandingan saham perusahaan, fasilitas perusahaan, kinerja perusahaan, kontribusi perusahaan, business core perusahaan, proses produksi perusahaan dan struktur organisasi PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero).



2.1 Sejarah Singkat PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero)



Gambar 2.1 Logo PT INALUM (Persero)



12



Sungai Asahan yang mengalir dari Danau Toba di Propinsi



Sumatera



menghasilkan



tenaga



Utara listrik,



diberdayakan namun



untuk



mengalami



kegagalan pada masa pemerintahan Hindia – Belanda. Kemudian pemerintah Republik Indonesia bertekad mewujudkan pembangunan terhadap Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) di sungai Asahan



tersebut.



Keinginan tersebut semakin kuat ketika pada tahun 1972 Nippon Koei, sebuah perusahaan konsultan Jepang, melakukan dan melaporkan studi kelayakan Proyek PLTA dan Aluminium di Sungai Asahan. Laporan tersebut menyatakan bahwa proyek PLTA tersebut layak untuk dibangun dan peleburan aluminium sebagai pengguna utama dari listrik yang dihasilkannya. Kemudian



pemerintah



Republik



Indonesia



melakukan perundingan dengan pemerintah Jepang di Tokyo pada tanggal 7 Juli 1975. Setelah melalui perundingan yang panjang dan dengan bantuan dana dari Pemerintah Jepang, pemerintah Republik Indonesia dan 12 Perusahaan Penanam Modal Jepang menandatangani Perjanjian Induk untuk proyek PLTA dan Pabrik 13



Peleburan Aluminium Asahan yang kemudian dikenal dengan sebutan Proyek Asahan. Keduabelas Perusahaan Penanam Modal Jepang tersebut adalah Sumitomo Chemical company Ltd., Sumitomo Shoji Kaisha Ltd., Nippon Light Metal Company Ltd., C Itoh & Co., Ltd., Nissho Iwai Co., Ltd., Nichimen Co., Ltd., Showa Denko



K.K.,



Marubeni



Corporation,



Mitsubishi



Chemical Industries Ltd., Mitsubishi Corporation, Mitsui Aluminium Co., Ltd., Mitsui & Co., Ltd. Selanjutnya, untuk penyertaan modal pada perusahaan yang akan didirikan di Jakarta, kedua belas Perusahaan



Penanam



Modal



tersebut



bersama



pemerintah Jepang membentuk sebuah perusahaan dengan nama Nippon Asahan Aluminium Co., Ltd (NAA) yang berkedudukan di Tokyo pada tanggal 25 Nopember 1975. Pada tanggal 6 Januari 1976, PT Indonesia



Asahan



Aluminium



(Inalum),



sebuah



perusahaan kerjasama antara pemerintah Indonesia dan Nippon Asahan Aluminium Co., Ltd, didirikan di Jakarta. Inalum



adalah perusahaan yang membangun



dan mengoperasikan Proyek Asahan, sesuai dengan 14



Perjanjian Induk yang telah ditanda tangani sebelumnya. Perbandingan saham antara pemerintah Indonesia dan Nippon Asahan Aluminium Co., Ltd pada saat perusahaan didirikan adalah 10% dengan 90%. Pada bulan Oktober 1978 perbandingan tersebut menjadi 25% dengan 75% dan sejak Juni 1987 menjadi 41,13% dengan 58,87%. Hingga sejak 10 Februari 1998 menjadi 41,12% dengan 58,88%. PT INALUM (Persero) dapat dicatat sebagai pelopor dan perusahaan pertama di Indonesia yang bergerak dalam bidang industri peleburan Aluminium dengan investasi sebesar 411 milyar Yen. Untuk melaksanakan



ketentuan



dalam



Perjanjian



Induk,



Pemerintah Indonesia kemudian mengeluarkan SK Presiden No. 5/1976 yang melandasi terbentuknya Otorita Pengembangan Proyek Asahan sebagai wakil Pemerintah yang bertanggung jawab atas lancarnya pembangunan dan pengembangan Proyek Asahan. Maka secara de facto, perubahan status Inalum dari Penanaman Modal Asing (PMA) menjadi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) terjadi pada tanggal 01 November 2013 sesuai 15



dengan kesepakatan yang tertuang dalam Perjanjian Induk. Pemutusan kontrak antara Pemerintah Indonesia dengan Perusahaan asal Jepang berlangsung pada 9 Desember 2013 dan secara de jure Inalum resmi menjadi BUMN pada 19 Desember 2013 setelah Pemerintah Indonesia mengambil alih saham yang dimiliki pihak Jepang. PT INALUM (Persero) resmi menjadi BUMN ke-141 pada tanggal 21 April 2014 sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 26 Tahun 2014. Hingga saat ini, PT INALUM (Persero) terletak di empat lokasi yang berbeda, yaitu: 1. Kantor Pusat Pabrik Peleburan, Kuala Tanjung 2. Kantor PLTA, Paritohan 3. Kantor Penghubung, Jakarta 4. Kantor Penghubung, Medan Berikut ini adalah peta lokasi Pabrik Peleburan Aluminium dan PLTA PT INALUM (Persero):



16



Gambar 2.2 Peta Lokasi Pabrik Peleburan Aluminium dan PLTA PT INALUM (Persero)



2.2 Visi, Misi dan Nilai PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) Dalam hal pencapaian tujuan suatu perusahaan diperlukan adanya suatu perencanaan dan tindakan nyata untuk



dapat



mewujudkannya.



Untuk



itu



setiap



perusahaan pasti memiliki visi dan misinya masing – masing. Visi merupakan suatu pandangan jauh tentang 17



perusahaan. Sedangkan misi merupakan pernyataan tentang apa yang harus dikerjakan oleh suatu perusahaan dalam usahanya untuk mewujudkan visi. Berikut merupakan visi, misi serta nilai yang diterapkan oleh PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero):



2.2.1 Visi Perusahaan Visi PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) yaitu “Menjadi perusahaan global terkemuka berbasis Aluminium Terpadu Ramah Lingkungan”.



2.2.2 Misi Perusahaan Misi PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) yaitu : 1.



Menjalankan Operasi Peleburan Aluminium terpadu yang menguntungkan, aman dan ramah lingkungan untuk meningkatkan nilai bagi pemangku kepentingan. 18



2.



Memberikan sumbangsih kepada pertumbuhan ekonomi daerah dan nasional melalui kegiatan operasional



dan



pengembangan



usaha



berkesinambungan. 3.



Berpartisipasi



dalam



memberdayakan



masyarakat dan lingkungan sekitar melalui program



Corporate



Social



Responsibility



(CSR) dan PKBL yang tepat sasaran. 4.



Meningkatkan Manusia



kompetensi secara



berkesinambungan operasional



dan



Sumber



terencana untuk



Daya dan



kelancaran



pengembangan



industri



aluminium.



2.2.3 Nilai “Prospektif” Perusahaan Selain visi dan misi, PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) juga memiliki nilai yang ditanamkan kepada karyawannya. Nilai tersebut adalah nilai “Prospektif” yang berarti : 19



a. Profesional Kami bekerja secara professional dengan menerapkan praktik bisnis terbaik. b. Pengembangan Kami



tumbuh



menjadi



besar



melalui



pengembangan berkesinambungan. c. Kerjasama Kami tangguh melampaui harapan melalui kerjasama yang sinergi d. Tanggung jawab Kami bertanggungjawab untuk memberikan kontribusi terbaik e. Integritas Kami menjalankan bisnis dengan integritas f. Faedah



20



Kami berusaha menjalankan bisnis yang menguntungkan untuk kesejahteraan 2.3 Perbandingan Saham dan Tenaga Kerja Pada awal berdirinya PT INALUM (Persero) merupakan



perusahaan



PMA,



tetapi



pada



bulan



Desember 2013 lalu perusahaan tersebut resmi menjadi milik negara. Maka berdasarkan data historisnya dapat diketahui perbandingan saham dan tenaga kerjanya. Berikut merupakan data-data saham dan tenaga kerja PT INALUM (Persero) sejak tahun 1976 hingga resmi menjadi BUMN: 2.3.1 Perbandingan Saham PT INALUM (Persero) PT (Persero)



Indonesia merupakan



Asahan gabungan



Aluminium antara



12



perusahaan dengan gabungan modal Jepang. Keduabelas perusahaan tersebut adalah: 1. Sumimoto Chemical Company, Ltd 2. Sumimoto Shoji Kaisha, Ltd 21



3. Nippon Light Metal Company, Ltd 4. C. Itoh & Co. Ltd 5. Nissho-Iwai Co. Ltd 6. Nichimen Co. Ltd 7. Showa Denko K.K 8. Marubeni Corporation 9. Mitsubishi Chemical Industries Ltd 10. Mitsubishi Corporation 11. Mitsui Alumunium Company, Ltd 12. Mitsui & Co. Ltd Berikut merupakan tabel perbandingan saham antara Indonesia dengan Jepang : Tabel



2.1



Perbandingan



Saham



Antara



Indonesia dengan Pemerintah Jepang Tahun



Pemerintah



22



Nippon Asahan



Aluminium



RI



Co., Ltd



Januari 1976



10 %



90 %



Oktober 1978



25 %



75 %



Juni 1987



41,13 %



58,87 %



Februari 1998



41,12 %



58,88 %



100 %



0%



Desember 2013



Berdasarkan



tabel



tersebut



dapat



diketahui bahwa pada Desember 2013 saham yang dipegang oleh pemerintah Indonesia adalah 100% dan menjadikan PT INALUM (Persero) merupakan milik negara.



2.3.2 Tenaga Kerja PT INALUM (Persero) Tenaga kerja PT INALUM (Persero) berjumlah 1943 orang. Berikut merupakan tabel jumlah karyawan per 30 Juni 2016: 23



Tabel 2.2 Jumlah karyawan PT INALUM (Persero) per 30 Juni 2016



2.4 Fasilitas PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) Untuk menunjang kesejahteraan karyawan PT INALUM (Persero) membangun beberapa fasilitas. Dimana fasilitas yang dibangun terbagi menjadi gas cleaning dan fasilitas penunjang. Berikut merupakan penjelasan singkat mengenai fasilitas yang diberikan oleh PT INALUM (Persero): 2.4.1 Gas Cleaning Dalam rangka menciptakan pabrik yang ramah lingkungan, maka PT INALUM (Persero) 24



melakukan pembersihan terhadap gas yang berasal dari tungku reduksi termasuk Fluorida dan debu dihisap ke dalam sistem pembersih gas kering melalui pipa gas dengan ventilator penghisap. Selain itu, air limbah yang berasal dari pemukiman karyawan disalurkan ke dalam instalasi air yang akan diproses dan dibersihkan dari kotoran-kotoran kemudian dialirkan kembali ke hilir sungai. Semua itu dilakukan untuk mencegah terjadinya pencemaran air di daerah pemukiman karyawan.



25



Gambar 2.3 Gas Cleaning System PT INALUM (Persero)



2.4.2 Fasilitas Penunjang Selain



gas



cleaning,



PT



INALUM



(Persero) banyak membangun fasilitas penunjang demi mensejahterakan karyawannya. Fasilitas – fasilitas tersebut antara lain : a. Jalan dan Jembatan



PT INALUM (Persero) melakukan perbaikan terhadap jalan dekat kawasan terutama jalan penghubung antara pemukiman karyawan di 26



Tanjung Gading dengan Pabrik di Kuala Tanjung yang berjarak 17 km. Selain itu juga melakukan perbaikan terhadap jembatanjembatan yang sudah tua dan rapuh di dekat proyek agar dapat digunakan oleh masyarakat sekitar. b. Pelabuhan



Gambar 2.4 Pelabuhan PT INALUM (Persero)



PT



INALUM



(Persero)



membangun



pelabuhan yang menjorok ke selat malaka sepanjang 2,5 km dengan tiga dermaga. Dermaga A dan B dapat disandari kapal 27



25.000



DWT dan



16.000



DWT yang



digunakan untuk membongkar bahan baku dan keperluan operasi peleburan aluminium serta keperluan PLTA. Pembangunan tersebut dimaksudkan



juga



sebagai



tempat



pengangkutan hasil produksi PT INALUM (Persero) ke kapal. Sedangkan dermaga C sudah diserahkan kepada pemerintah pada tanggal 24 April 1984 untuk keperluan umum yang dapat disandari oleh kapal dengan bobot 3.000 DWT. c. Perumahan Karyawan



Gambar 2.5 Perumahan PT INALUM (Persero)



28



PT



INALUM



(Persero)



membangun



perumahan yang disediakan untuk karyawan yang dibangun diatas tanah seluas 200 ha di Tanjung Gading. Perumahan tersebut terdiri dari 1340 unit rumah untuk karyawan dan 7 buah asrama. Perusahaan juga membangun fasilitas



akomodasi



bagi



karyawan



di



Paritohan di atas tanah seluas 80 ha. d. Bidang Pendidikan Dalam rangka mendorong semangat belajar para pelajar setempat, PT INALUM (Persero) pada tahun 1997 menyediakan beasiswa tidak mengikat kepada mereka yang belajar di Universitas Sumatera Utara, STM dan SMA sekitar



proyek



pada



masa



konstruksi.



Sedangkan bagi siswa SD dan SMP yang berprestasi



disediakan



Perusahaan. e. Fasilitas Umum



29



TABANAS



oleh



Selain fasilitas penunjang tersebut, disekitar proyek ini dibangun gedung sekolah, masjid, gereja,



dan



rumah



sakit



yang



dapat



dimanfaatkan oleh masyarakat. PT INALUM (Persero) juga menyerahkan Gedung dan fasilitas telekomunikasi berkapasitas 1000 satuan sambungan kepada PERUMTEL pada akhir tahun 1980. f. Fasilitas Lainnya Selain TK, SD dan SMP yang dibuka sejak 1981



dan



dikelola



oleh



Departemen



Pendidikan Nasional, terdapat juga berbagai fasilitas lainnya diantaranya yaitu lapangan sepak bola, lapangan volly ball, lapangan tenis, lapangan golf, kolam renang, gedung pertemuan dan olah raga, supermarket, pertokoan, internet, telekomunkasi, kantor pos dan juga danau buatan.



30



2.5 Kinerja Perusahaan Selama kurang lebih 40 tahun berdiri, PT INALUM (Persero) memiliki kinerja perusahaan yang sangat baik. Kinerja perusahaan tersebut dilihat dari produksi perusahaan, sertifikasi dan penghargaan yang selama ini dicapai oleh perusahaan. 2.5.1 Produksi Tingkat produksi aluminum ingot PT INALUM (Persero) kurang lebih sebesar 250.000 ton aluminium per tahun. Namun dengan adanya improvement yang dilakukan oleh karyawan PT INALUM (Persero), kini produksi PT INALUM (Persero) jauh di atas desain produksinya. Tingkat



efisiensi



penggunaan



arus



juga



meningkat lebih dari 92%. Kapasitas produksi aluminium batangan PT INALUM (Persero) sangat bergantung pada jumlah listrik yang dihasilkan oleh PLTA PT INALUM (Persero). Sedangkan PLTA PT INALUM (Persero) sangat



31



bergantung pada kondisi permukaan air Danau Toba sebagai sumber air utama Sungai Asahan.



2.5.2 Sertifikasi dan Penghargaan Sertifikat Internasional dan penghargaan yang telah diterima PT INALUM (Persero) antara lain: 



Quality Management System (QMS) PT INALUM (Persero) telah mendapatkan sertifikasi Sistem Manajemen Mutu ISO 9001 dari SGS, Internasional dan memperoleh dua sertifikat, masing-masing: a. No. AU98/1054 sejak Pebruari 1988 untuk PLTA. b. No. : ID03/0239, sejak April 1988 untuk Pabrik Peleburan.







Environment Management System (EMS)



32



Dalam rangka turut melestarikan lingkungan, PT INALUM (Persero) telah mendapatkan sertifikat



ISO



14001



tentang



Sistem



Managemen Lingkungan No. : GB02/55087 sejak April 2002 dari SGS Internasional. 



Sistem Manajemen Keselamatan Kerja dan Kesehatan Kerja (SMK3) PT INALUM (Persero) telah menerapkan Sistem Manajemen K3 dan Mendapatkan predikat Bendera Emas (Gold Flag) sebanyak dua kali yaitu pada tahun 2005 & 2008 (Sertifikat No. : 00351/SE/2004 & No. : 00351/SE/2007 untuk PLTA dan Sertifikat No. : 00352/SE/2004 & No.: 00352/SE/2007 untuk Pabrik Peleburan) dari Kementrian Tenaga Kerja dan Transmigrasi.







Proper PT INALUM (Persero) juga telah mendapatkan 3 (tiga) kali peringkat BIRU dalam Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan (PROPER) yaitu pada tahun 33



2004, 2005 dan 2008 dari Kementrian Lingkungan Hidup Indonesia. 



International Ship & Port Facility Security (ISPS) Code Untuk mendeteksi ancaman keamanan



dan



tindakan



pencegahan



di



Pelabuhan, PT INALUM telah mendapatkan sertifikasi ISPS Code No. : 02/1060-DV tanggal 3 Juni 2005 dari Pemerintah Republik Indonesia. 



Syahwali Awards Perusahaan juga menerima Syahwali Awards tentang



Environmentally



Friendly



Businessman pada tanggal 13 Nopember 1992



dari



Management



Indonesian and



(IEMIC).



34



Environmental



Information



Center



2.6 Kontribusi PT INALUM (Persero) PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) saat ini merupakan satu-satunya pabrik peleburan aluminium di Indonesia yang telah dioperasikan selama kurang lebih 4 dekade ini, oleh karena itu jika ditinjau dari aspek sosial PT INALUM (Persero) mempertimbangkan untuk berperan serta dalam meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosial masyarakat sekitar perusahaan. Karena



Perusahaan



menyadari



bahwa



kelancaran



pembangunan dan keberhasilan operasi tidak dapat dipisahkan dari semua stakeholder. Berikut ini adalah contoh bentuk kegiatan corporate social responsibility (CSR) terhadap masyarakat sekitar: a. Bidang Pendidikan



35



Gambar 2.6 Sekolah PT INALUM (Persero)



Dalam dunia pendidikan, khususnya untuk masyarakat sekitar yang mayoritas berprofesi sebagai nelayan dan petani disekitar perusahaan, dan untuk meningkatkan daya saing masyarakat sekitar, maka PT INALUM (Persero) melakukan perbaikan gedung-gedung sekolah, bantuan alat pendukung belajar dan membangun sebuah Sekolah Menengah Atas yang kemudian diberi nama SMA Mitra. Tidak hanya itu, sebagai bentuk kepedulian terhadap dunia pendidikan, PT INALUM (Persero) juga memberikan bantuan komputer dan multimedia projector kepada universitas-universitas yang ada di Sumatera 36



Utara. PT INALUM (Persero) juga memberikan bantuan pendidikan kepada guru dan siswa yang berprestasi. Perusahaan juga menerima siswa dan mahasiswa untuk melaksanakan Kerja Praktik dan Riset di Perusahaan. b. Bidang Pemberdayaan Masyarakat



Gambar 2.7 Pemberdayaan Masyarakat oleh PT INALUM (Persero)



Selain perusahaan menyadari bahwa perusahaan tidak dapat menampung seluruh masyarakat yang ada disekitarnya untuk bekerja di Perusahaan. Oleh karena itu sejak berdirinya, PT INALUM telah melakukan pelatihan-pelatihan ketrampilan kepada



masyarakat 37



sekitar



seperti,



sablon,



menjahit, bordir, rias pengantin, bengkel, las, dan lain sebagainya. Perusahaan juga memberikan modal



bergulir.



Hal



ini



dilakukan



agar



masyarakat dapat menciptakan lapangan kerja sendiri dan menjadi lebih mandiri. c. Bidang Olah Raga dan Kebudayaan Selain pemberdayaan masyarakat, perusahaan sering mengadakan kegiatan-kegiatan olah raga seperti turnamen sepak bola, turnamen bola voli, dan lain sebagainya. PT INALUM juga aktif menjadi sponsor dalam kegiatan Arung Jeram di Sungai Asahan, lomba mendayung di Danau Toba dan masih banyak lainnya. d. Bidang Agama Dalam bidang agama, Perusahaan tidak hanya membantu memperbaiki masjid dan gereja, namun juga membantu mendirikan fasilitas pendukung kedua rumah ibadah tersebut. Selain itu, Perusahaan juga melakukan kegiatan lain 38



seperti Safari Ramadhan, bantuan Idul Fitri, Idul Adha, Natal dan Paskah, dan bentuk kegiatan lainnya. e. Bantuan Sosial Lainnya Selain kontribusi – kontribusi PT INALUM (Persero) tersebut di atas, perusahaan juga melakukan kegiatan lainnya seperti dalam bidang Kepemudaan



dan



Organisasi



Masyarakat,



bantuan bencana alam, bantuan kegiatan, dan lain sebagainya hingga bantuan pasokan listrik ke Sistem Pembangkit Tenaga Listrik Sumatera Utara dengan sistem SWAP, pada saat terjadinya krisis listrik di Sumatera Utara. Semua itu dilaksanakan oleh PT Inalum sebagai bentuk dan wujud



tanggung



jawab



terhadap masyarakat sekitar.



39



sosial



Perusahaan



2.7 Business Core PT INALUM (Persero) Selain berkecimpung dalam bisnis peleburan aluminium, PT INALUM (Persero) juga memiliki bisnis pembangkit listrik tenaga air (PLTA). Berikut merupakan penjelasan PLTA dan smelter plant PT INALUM (Persero): 2.7.1 Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) PT INALUM (Persero) membangun dan mengoperasikan PLTA yang terdiri dari stasiun pembangkit listrik Siguragura dan Tangga yang terkenal dengan nama Asahan yang terletak di Paritohan, Kabupaten Toba Samosir, Propinsi Sumatera



Utara.



Stasiun



pembangkit



ini



dioperasikan dengan memanfaatkan air Sungai Asahan yang dialirkan melalui danau Toba ke Selat Malaka. Tenaga listrik yang dihasilkan sangat bergantung pada kondisi permukaan air danau Toba. Pembangunan PLTA dimulai pada tanggal 9 Juni 1978. Pembangunan stasiun pembangkit listrik bawah tanah Siguragura



40



dimulai



pada



diresmikan



tanggal



oleh



7 April



Presiden



RI,



1980



dan



Soeharto.



Pembangunan seluruh PLTA memakan waktu 5 tahun dan diresmikan oleh Wakil Presiden Umar Wirahadikusuma pada tanggal 7 Juni 1983.



Gambar 2.8 PLTA PT INALUM (Persero)



Total kapasitas PLTA tersebut 426 MW dan output puncak 513 MW. Listrik yang dihasilkan digunakan untuk pabrik peleburan di Kuala Tanjung. PLTA PT INALUM (Persero) terdiri dari : 41



a. Bendungan Pengatur Bendungan ini terletak di desa Siruar, kurang lebih 14.6 km dari mulut Danau Toba. Bendungan ini berfungsi mengatur tinggi permukaan air danau Toba dan mengatur aliran



air



yang



keluar



dari



Danau



Toba. Bendungan ini dibangun dengan tipe beton massa, tinggi 39 m, panjang 71 m. b. Bendungan Penadah Air Siguragura Bendungan



penadah



air



Siguragura



(Siguragura Intake Dam) terletak di Simorea, sekitar 9 km dari Bendungan Pengatur. Bendungan ini berfungsi untuk mengontrol debit air yang masuk ke Stasiun Pembangkit Siguragura (Siguragura Power Station). Tipe bendungan ini adalah beton massa dengan ketinggian 46 meter, panjang 173 meter. c. PLTA Siguragura



42



Stasiun Pembangkit Siguragura berada 200 m di dalam perut bumi dengan 4 unit generator di



dalamnya,



masing-masing



generator



tersebut berkapasitas 71.5 MW. Stasiun Pembangkit



ini



merupakan



pembangkit



bawah



Indonesia.



Kapasitas



tanah tetap



stasiun



pertama dari



di



PLTA



Siguragura adalah 203 MW. d. Bendungan Penadah Air Tangga Bendungan Penadah Air Tangga (Tangga Intake dam) terletak di Tangga, sekitar 4 km di bagian hilir Stasiun Pembangkit Listrik Siguragura. Tipe bendungan ini adalah beton massa berbentuk busur dengan ketinggian 82 meter, panjang 125 m. Bendungan ini berfungsi untuk mengatur pasokan air ke dalam



Staiun



Pembangkit



Listrik



Tangga (Tangga Power Station).Bendungan ini merupakan bendungan busur pertama di Indonesia.



43



e. PLTA Tangga Air dari Bendungan pengatur dialirkan melalui sebuah terowongan bawah tanah dengan



panjang



3150



meter.



Stasiun



pembangkit listrik ini memiliki 4 generator yang masing-masingnya berkapasitas 79.2 MW dan berada diatas permukaan tanah. Total kapasitas tetap dari PLTA tangga adalah 223 MW. f. Jaringan Transmisi



Gambar 2.9 Jaringan Transmisi PT INALUM (Persero)



44



Tenaga



listrik



yang



dihasilkan



stasiun



pembangkit listrik Siguragura dan Tangga disalurkan



melalui



jaringan



transmisi



sepanjang 120 km dengan jumlah menara 271 buah dan tegangan 275 KV ke Kuala Tanjung. Melalui gardu induk Kuala Tanjung, tegangannya didistribusikan ke tiga gedung tungku



reduksi



dan



gedung



penunjang



lainnya 2 unit penyearah silikon dengan DC 37 KA dan 800 V.



2.7.2 Pabrik Peleburan Aluminium



Gambar 2.10 Pabrik Peleburan PT INALUM (Persero)



PT pabrik



INALUM



peleburan



(Persero)



aluminium



membangun dan



fasilitas



pendukungnya di atas area 200 ha di Kuala 45



Tanjung,



Kecamatan



Sei



Suka,



Kabupaten



Batubara (dulu Asahan), kira-kira 110 km dari kota Medan, Ibukota Propinsi Sumatera Utara. Pembangunan pabrik peleburan ini dimulai pada tanggal 6 Juli 1979 dan tahap pertama operasi dimulai



pada



tanggal



20



Januari



1982. Pembangunan ini diresmikan oleh Presiden RI (Soeharto) yang didampingi oleh 12 Menteri Kabinet Pembangunan II. Operasi pot pertama dilakukan pada tanggal 15 Pebruari 1982, dan pada bulan Maret 1982 Aluminum ingot pertama berhasil dicetak. Pada tanggal 14 Oktober 1982, kapal Ocean Prima memuat 4.800 ton Aluminum Ingot meninggalkan Kuala Tanjung menuju Japan untuk



mengekspor



produk



PT



INALUM



(Persero) dan membuat Indonesia sebagai salah satu negara pengekspor aluminium di dunia. Produk PT INALUM (Persero) menjadi komoditi ekspor ke Jepang dan juga dalam negeri.



46



2.8 Proses Produksi PT INALUM (Persero) Pabrik peleburan aluminium berlokasi di Kuala Tanjung dan bergerak dalam bidang pereduksian alumina menjadi



aluminium



batangan



atau



ingot



dengan



menggunakan material utama yaitu alumina, karbon dan listrik. Untuk memproduksi hal tersebut, PT INALUM (Persero) membangun tiga pabrik utama yaitu pabrik karbon, pabrik reduksi dan pabrik penuangan. a. Unit Karbon (Carbon Plant) Blok anoda karbon yang disebut Blade Block (BB) diproduksi di pabrik karbon dengan menggunakan



bahan



baku



berupa



kokas



(Petroleum Coke) yang didatangkan dari Jepang dan Amerika, dan Pitch keras (hard pitch) yang telah dicairkan dan berfungsi sebagai binder atau perekat yang diimpor dari Jepang.



b. Unit Reduksi (Reduction Plant)



47



Proses



produksi



aluminium adalah



dengan



menggunakan metode elektrolisa larutan alumina (Al2O3) di dalam lelehan Kriolit (Na3AlF6) pada suhu 980oC, sehingga menghasilkan aluminium cair. Pot atau tungku reduksi berbentuk kotak baja persegi yang dindingnya berlapiskan batu isolasi atau batu tahan api (Brick) dan pasta yang disebut Castable. Di dasar pot terdapat katoda karbon yang dihubungkan dengan kolektor bar, yang berfungsi sebagai penghantar listrik. Di bawah katoda dilapisi brick. Di PT INALUM (Persero) terdapat 510 unit pot reduksi yang terbagi menjadi 3 gedung, sehingga di masingmasing gedung terdapat 170 pot.



c. Unit Penuangan (Casting Plant) Di pabrik pencetakan (casting shop) temperatur aluminium cair tetap dijaga dan ditaburi flux 48



untuk memurnikannya. Terdapat 10 unit dapur di pabrik pencetakan, yang terdiri dari 1 unit dapur pelebur (Melting Furnace) dan 9 unit dapur penampung (holding furnace) dengan masingmasing kapasitas 30 ton aluminium cair. Sebelum diisikan ke dalam dapur, Metal Transport Car beserta laddle dan isinya ditimbang pada 40 ton scale. Aluminium yang sudah murni diatur temperaturnya, kemudian dituangkan ke casting machine aluminium



melalui ini



suatu



akan



pengalir,



membeku



dimana



membentuk



aluminium batangan. Ingot yang keluar dari casting machine masuk ke konveyor pendingin, lalu dipindahkan ke conveyor penumpuk dengan mengggunakan servo arm.



Uraian diatas merupakan penjelasan singkat mengenai plant yang terdapat di PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero). Berikut merupakan penjabaran proses produksi ingot.



49



Gambar 2.11 Proses Produksi Ingot PT INALUM (Persero)



PLTA Siguragura dan PLTA Tangga berada di sepanjang sungai Asahan. Tenaga listrik yang dihasilkan oleh kedua PLTA tersebut disalurkan ke Pabrik Peleburan Aluminium di Kuala Tanjung melalui 271 unit jaringan transmisi. Kemudian melalui gardu induk PT INALUM (Persero) Kuala Tanjung, listrik tersebut didistribusikan ke gedung reduksi dan gedung penunjang lainnya melalui 2 (dua) unit penyearah silikon dengan 50



DC 37 kA dan 800 V. Bahan baku untuk aluminium dibongkar di pelabuhan Inalum dan dimasukkan ke dalam silo masing-masing melalui Belt Conveyor. Alumina di dalam silo kemudian dialirkan ke Dry ScrubberSystem untuk direaksikan dengan gas HF dari tungku reduksi. Reacted alumina tersebut kemudian dibawa ke Hopper Pot dengan Anode Changing Crane (ACC) dan dimasukkan ke dalam tungku reduksi. Kokas yang ada di dalam silo dicampur dengan butt atau puntung anoda dan dipanaskan dulu. Materialmaterial tersebut dicampur dengan pitch sebagai perekatnya. Kemudian material tersebut dicetak di Shaking Machine menjadi blok karbon mentah. Blok tersebut kemudian dipanggang di Baking Furnace. Anoda yang sudah dipanggang kemudian dibawa ke Pabrik penangkaian untuk diberikan tangkai, namanya Anode Assembly. Anode Assembly ini kemudian dibawa ke Pabrik Reduksi dengan kendaraan khusus, Anode Transport Car (ATC) untuk digunakan sebagai elektroda dalam proses



51



elektrolisa. Setelah anoda tersebut dipakai selama kurang lebih 30 hari di dalam pot, puntung anoda tersebut diganti dengan yang baru. Puntung tersebut kemudian dipecah di Pabrik Penangkaian untuk kemudian dipakai lagi.



Di



dalam



tungku



reduksi,



alumina



akan



dielektrolisa menjadi aluminium cair. Setiap 32 jam, setiap pot akan dihisap 1,8 sampai 2 ton aluminium. Aluminium cair ini kemudian dibawa ke pabrik Penuangan dengan Metal Transport Car (MTC) dan dituangkan



ke



dalam



Holding



Furnace.



Setelah



mendapat proses lanjutan, aluminium cair ini dicetak di Casting Machine menjadi Ingot, beratnya 22.7 kg per batang. Aluminium batangan (ingot) ini kemudian diikat dan siap untuk dipasarkan.



2.9 Struktur Organisasi PT INALUM (Persero) Setiap



organisasi



pasti



memiliki



struktur



organisasi yang memudahkan baginya untuk mencapai visi dan misi yang telah dirumuskan. Begitu juga suatu perusahaan seperti PT INALUM (Persero), dimana



52



struktur organisasi perusahaan yang rapi akan membuat perusahaan tersebut bergerak secara profesional. Berikut merupakan struktur organisasi yang digunakan oleh PT INALUM (Persero):



53 Gambar 1.12 Struktur Organisasi PT INALUM (Persero)



54



Berdasarkan gambar struktur organisasi PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) tersebut dapat diketahui bahwa kekuasaan tertinggi ada pada rapat umum pemegang saham. Untuk lebih jelasnya, berikut merupakan penjelasan dari struktur organisasi tersebut: 1. Rapat Umum Pemegang Sahan (RUPS) RUPS adalah organ perseroan yang memegan kekuasaan tertinggi. RUPS terdiri dari: a. Rapat tahunan yang diadakan selambatlambatnya pada akhir bulan September setiap tahun kalender. b. Rapat umum luar biasa diadakan setiap saat jika dianggap perlu oleh direksi dan/ atau pemegang saham. c. Hak



dan



wewenang



RUPS



adalah



mengangkat dan memeberhentikan komisaris dan direksi 2. Dewan Komisaris 55



Komisaris terdiri dari sekurang-kurangnya dua orang



anggota,



salah



seorang



diantaranya



bertindak sebagai presiden komisaris. Para anggota



komisaris



dan



presiden



komisaris



dianggakat oleh RUPS dari calon-calon yang diusulkan oleh para pemegang saham pihak asing dan pemegang saham pihak Indonesia sebanding dengan jumlah saham yang dimiliki oleh masingmasing



pihak



dengan



ketentuan



sekurang-



kurangnya 1 (satu) orang anggota komisaris harus ada calon yang di usulkan oleh pemegang saham pihak Indonesia. Tugas dan wewenang komisaris yaitu: a. Komisaris bertugas mengawasi kebujakan direksi dalam menjalankan perseroan serta memberikan nasihat kepada direksi . b. Komisaris dapat meminta penjelasan tentang segala hal yang dipertanyakan. c. Komisaris setiap waktu berhak menggentikan untuk sementara waktu seorang atau lebih 56



anggota direksi berdasarkan keputusan yang disetujui oleh lebih dari ½ (satu per dua) jumlah anggota komisaris jikalau mereka bertindak bertentangan dengan anggaran dasar dan/atau undang-undang dan peraturan yang berlaku.



3. Dewan Direksi Direksi terdiri dari sekurang kurangnya enam orang



anggota,



diantara



seorang



sebagai



President Direktur. Para anggota Direksi diangkat dari rapat umum Pemegang Saham. Para anggota Direksi di angkat dari calon-calon yang diusulkan para



Pemegang



Saham



pihak



Indonesia



sebanding dengan jumlah saham yang dimiliki oleh masing-masing pihak dengan ketentuan sekurang-kurangnya satu orang anggota Direksi harus dari calon yang diuslkan oleh Pemegang Saham pihak Indonesia. Tugas dan wewenang dewan direksi adalah: 57



a. Direksi bertanggung jawab penuh dalam melaksanakan tugasnya untuk kepentingan perseroan dalam mencapai maksud dan tujuannya. b. Pembagian tugas dan wewenang setiap anggota Direksi ditetapkan oleh Rapat Umum Pemegang Saham dan Wewenang tersebut oleh



Rapat



Pemegang



Saham



dapat



dilimpahkan kepada Komisaris. c. Direksi



untuk,



perbuatan



tertentu



atas



tanggung jawabnya sendiri, berhak pula mengangkat seorang atau lebih sebagai wakil atau kuasa yang diatur dalam surat kuasa. d. Direksi berhak mewakili perseroan didalam atau diluar pengadilan serta melakukan suatu tindakan



dan



perbuatan



baik



mengenai



pengurusan maupun mengenai pemilikan serta mengikat perseroan dengan pihak lain dan/atau pihak lain dengan perseroan, dengan



58



pembatasan-penbatasan yang ditetapkan oleh rapat Umum Pemegang Saham. 4. Direktur Utama Direktur Utama adalah salah seorang Direksi yang



oleh



karena



jabatannya



berhak



dan



berwenang bertindak untuk dan atas nama Direksi serta mewakili Perseroan. 5. Direktur Direktur



adalah



jabatannya



anggota



Direksi



karena



melaksanakan



tugas



untuk



kepentingan perseroan sesuai dengan ruang lingkup/fungsi masing-masing seperti tersebut dibawah ini: a. Umum dan Sumber Daya Manusia b. Keuangan c. Pengembangan dan Bisnis d. Operasi 59



6. Divisi Badan atau orang yang dibentuk/ditugaskan untuk



mengawasi



pelaksanaan



ketentua-



ketentuan yang akan dilaksanakan berdasarkan ruang lingkup/fungsi Direkstur masing-masing. Divisi dikepalai General Manager (GM). 7. Departemen Badan atau orang yang dibentuk/ditugaskan untuk mengawasi pelaksaan dari ketentuanketentuan yang talah digariskan/ditentukan oleh Divisi masing-masing. Department dikepalai oleh Senior Manager (SM). 8. Seksi Badan atau orang yang dibentuk/ditugaskan untuk melksanakan setiap kebijaksanaan yang telah ditentukan/digariskan oleh Department masing-masing. Seksi dikepalai oleh Manager. 9. Sub-seksi 60



Badan atau orang yang dibentuk/ditugaskan untuk melaksanakan setiap kebijaksanaan yang telah ditentukan/digariskan oleh seksi masingmasing. Sub-Seksi dikepalai oleh Junior Manager (JM). 10. Auditor Internal Auditor Internal merupakan unit organisasi yang berdiri sendiri yang bertanggung jawab atas pemeriksaan dan pelayanan kegiatan perusahaan dan melaporkan hasil pemeriksaan dan penilaian tersebut kepada Presiden Direktur. Auditor Internal dibawah pengawasan presiden Direktur membantu organisasi yang bertanggung jawab atas tugas yang mereka emban dengan cara memberikan analisis, rekomendasi, pemberian nasihat dan informasi. 11. Wakil Manajemen Management Refresentaif (wakil manajemen) untuk sistem manajemen mutu standart ISO 61



9001, sistem menajemen lingkungan ISO 140001 dan



sistem



manajemen



kesalamatan



dan



kesehatan kerja (SMK 3) di angkat dan bertanggung jawab kepada President Direktur melaksanakan tugas dan tanggung jawab seperti yang telah ditetapkan dalam Manual Mutu, lingkungan dan K3 serta Prosedur Mutu Standar ISO-14001. Tugas dan tanggung jawab Wakil Manajemen antara lain: a. Memberikan Arahan dan Petunjuk kepada seluruh



tingkatan



Inplementasi



Manajemen



Sistem



Mengenai



Manajemen



Mutu,



Sistem Manajemen Lingkungan dan Sistem Manajemen Kesehatn daKeselamatan Kerja Perusahaan. b. Sebagai



penghugung



antara



Perusahaan



dengan Badan Sertifikasi Mengenai Sistem Manajemen Kutu Standar ISO 9001, Sistem Manajemen Lingkungan ISO 14001 dan SISTEM



Manajemen



62



Keselamatn



dan



Kesehatan Kerja (SMK 3)3 Memberikan saran



kepada



President



Direktur



untuk



melakukun tinjauan Manajemen mengenai Inpkementasi asaistem Manajemen Mutu, Sistem Manajemen Lingkungan dan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja Dan tindakan pencegahan dan koreksi sesuai dengan Prosedur Mutu, Prosedur Lingkingan dan Prosedur K3. c. Bertanggungjawab atas fungsi jaminan Mutu, Lingkungan dan K3 dengan memberikan masukan-masukan kepada President Direktur atau



Direktur



terkait



sesuai



dengan



permasalahan yang ditemukan atau yang timbul



sebagai



upaya



untuk



tindakan



pencegahan dan koreksi demi peningkatan Sistem Manajemen Mutu, Lingkungan dan K3 Perusahaan.



63



2.10 Struktur Organisasi Spare Parts Warehouse Section (SWH) Seksi Sparepart Warehouse (SWH) merupakan seksi yang berada di bawah Direktorat Keuangan. Spare Parts Warehouse (SWH) merupakan bagian yang mengurusi



tentang



persediaan



spare



part



yang



merupakan bahan pendukung untuk peralatan maupun mesin yang digunakan untuk proses produksi. Pada seksi Sparepart Warehouse (SWH) dibagi menjadi 3 bagian yakni warehouse operation pada Smelter, warehouse operation di Paritohang, dan Inventory Planning and Control. Pada subgrup Inventory Planning and Control dibagi menjadi 3 bagian yakni Mechanical & Electrical Parts,



General



Goods,



Multisource,



&



Local



Manufacturing (GPG), dan Cataloguing. 1. Mechanical and Electrical Parts Tugas dari bagian ini antara lain menyiapkan rencana penggunaan part mekanik dan elektrik; mengumpulkan rencana penggunaaan dari user; menyiapkan Purchase Plan (PP); menjalankan MRP 64



pada SAP; mengeluarkan dan memonitor Purchase Requisition (PR); melakukan update nilai parameter sistem min-max 2. General



Goods,



Multisource,



&



Local



Manufacturing Tugas dari bagian ini antara lain menyiapkan rencana penggunaan barang lokal, GPG, tools, dan lubricants; mengumpulkan rencana penggunaaan dari user; menyiapkan RKAP, menyiapkan Purchase Plan



(PP),



menjalankan



MRP



pada



SAP,



mengeluarkan dan memonitor Purchase Requisition (PR), melakukan update nilai parameter sistem minmax. 3. Cataloguing Melakukan proses pembuatan katalog pada item baru, melakukan revisi katalog pada barang yang discontinued, dokumentasi semua katalog dan drawing semua barang, melakukan review dan melengkapi semua katalog, dan lain-lain. 65



Untuk menjalankan tugas yang ada di seksi SWH, dibutuhkan sumber daya manusia yang saling mendukung dan kompeten. Berikut merupakan struktur organisasi yang ada di seksi SWH.



66



Ps



57



BAB III LAPORAN AKTIVITAS HARIAN Pada bab ini akan dijelaskan mengenai laporan aktivitas harian yang dilakukan selama menjalani kerja praktik di PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero). 3.1 Laporan Kerja Praktik Hari Ke-1 Kerja Praktik (KP) hari pertama dilaksanakan pada: Hari



: Senin



Tanggal



: 1 Agustus 2016



Waktu



: 08.00-16.30 WIB



Lokasi



: Main Office PT INALUM



Aktivitas



:



Aktivitas pada hari pertama diawali dengan pembukaan dari Ibu Neng Ratnawati selaku koordinator On The Job Training (OJT) serta nasihat-nasihat selama mengikuti



OJT.



Kemudian



dilanjutkan



dengan



perkenalan peserta OJT yang berjumlah 74 orang. Semua peserta merupakan mahasiswa dari seluruh universitas yang tersebar di Indonesia. Kemudian pada jam 10.00 dilanjutkan penyerahan safety protector kepada semua 1



peserta OJT. Safety protector tersebut meliputi helm, safety shoes, kacamata, handuk dan sarung tangan. 3.2 Laporan Kerja Praktik Hari Ke-2 Kerja Praktik (KP) hari kedua dilaksanakan pada: Hari



: Selasa



Tanggal



: 2 Agustus 2016



Waktu



: 08.00-16.30 WIB



Lokasi



: Kantor Smelter Human Resource (SHR)



Aktivitas



:



Pada hari ke-2 ini, peserta kerja praktik yang berjumlah 74 orang diberi pengantar umum berupa materi yang dimulai pukul 08.00 hingga pukul 16.30 sesuai dengan jam kerja PT Inalum. Penjelasan materi tersebut dimulai dari penjelasan proyek Asahan dan dilanjutkan



dengan



materi



penjelasan



organisasi



perusahaan oleh karyawan PT Inalum. Pada materi tersebut peserta diberi penjelasan bahwa PT Inalum merupakan satu-satunya perusahaan badan usaha milik negara (BUMN) smelter aluminium yang memasarkan produknya ke dalam negeri dan luar negeri. Peserta juga diberikan penjelasan mengenai struktur organisasi PT Inalum yang dipimpin oleh seorang Direktur Utama. 2



Kemudian



peserta



diberikan



penjelasan



mengenai



manajemen sumber daya manusia yang diterapkan oleh PT Inalum dan dilanjutkan dengan materi terakhir yaitu bagaimana proses peleburan alumina hingga menjadi ingot aluminium yang siap dipasarkan. 3.3 Laporan Kerja Praktik Hari Ke-3 Kerja Praktik (KP) hari ketiga dilaksanakan pada: Hari



: Selasa



Tanggal



: 3 Agustus 2016



Waktu



: 08.00-16.30 WIB



Lokasi



: Kantor Smelter Human Resource (SHR) dan SWH Office



Aktivitas



:



Kegiatan pada hari ketiga masih dilaksanakan di gedung SHR. Training pada hari ketiga berisi pemaparan materi mengenai Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dari Panitia Pelaksana Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3). Kemudian dilakukan penyerahan peserta On The Job Training (OJT) kepada masing-masing seksi. Penerimaan di seksi Spare part Warehouse (SWH). Adanya pemaparan secara umum mengenai seksi SWH 3



yang dilakukan oleh pembimbing eksternal, yakni Bapak Sholihin. Dan berkenalan dengan seluruh karyawan yang ada di SWH, mulai manager hingga operator. 3.4 Laporan Kerja Praktik Hari Ke-4 Kerja Praktik (KP) hari keempat dilaksanakan pada: Hari



: Kamis



Tanggal



: 4 Agustus 2016



Waktu



: 08.00-16.30 WIB



Lokasi



: SWH Office



Aktivitas



:



Kegiatan hari ke empat dilaksanakan di seksi SWH. Pada seksi SWH setiap hari Selasa dan Kamis dilaksanakan kegiatan bersih-bersih taman maupun gudang. Pada hari tersebut melaksanakan kegiatan bersih-bersih warehouse satu bersama dengan seluruh staf dan operator. Dilakukan penjelasan yang lebih detail mengenai seksi SWH yang meliputi job desk maupun struktur organisasi serta timeline OJT yang diberikan oleh Bapak Sholihin. Kemudian diberikan materi mengenai safety dalam bekerja yang dilakukan oleh safety promotor, yakni Bapak F.M. Buha Situmorang.



4



Setelah itu melakukan kunjungan ke seluruh warehouse yang dimiliki seksi SWH, yakni sebanyak 8 warehouse. 3.5 Laporan Kerja Praktik Hari Ke-5 Kerja Praktik (KP) hari kelima dilaksanakan pada: Hari



: Jumat



Tanggal



: 5 Agustus 2016



Waktu



: 08.00-16.30 WIB



Lokasi



: SWH Office



Aktivitas



:



Sesuai dengan timeline yang telah disusun oleh pihak SWH, pada hari ke lima training dilakukan di sub group Cataloguing. Pada sub group Cataloguing tersebut dipimpin oleh seorang super intendant (SI)/OF yakni Bapak Abdul Karim. Dilakukan penjelasan mengenai job desk sub group Cataloguing serta bagaimana proses sistem



cataloguing



barang.



Belajar



bagaimana



melakukan input data pada sistem informasi yang terintegrasi yakni pada SAP. Juga diberikan sekilas pengenalan mengenai sistem informasi yang digunakan sebelumnya yakni Avantis. 3.6 Laporan Kerja Praktik Hari Ke-6 Kerja Praktik (KP) hari keenam dilaksanakan pada: 5



Hari



: Senin



Tanggal



: 8 Agustus 2016



Waktu



: 08.00-16.30 WIB



Lokasi



: SWH Office



Aktivitas



:



Training masih dilakukan dibagian sub group Cataloguing. Pada hari ini penulis belajar mengenai pembuatan adjustment slip, unifikasi serta proses arsip data. Proses arsip data diproses mulai dari SAP hingga disusun hard copy nya dalam rak-rak yang telah disediakan. Disamping itu penulis juga belajar mencari spare part yang sesuai dengan kode yang ada pada sistem informasi terintegrasi SAP. Kode atau nomor material tersebut tidak hanya dapat dicari di Sap, tapi juga dapat dilihat di sistem sebelumnya yakni Avantis dan juga dapat dilihat lewat Standard Katalog Indonesia (SKI). Selain



kegiatan



diatas,



penulis



juga



melakukan



dokumentasi beberapa spare part yang ada di warehouse 2, yang dikemudian diunggah dalam sistem SAP. 3.7 Laporan Kerja Praktik Hari Ke-7 Kerja Praktik (KP) hari ketujuh dilaksanakan pada: 6



Hari



: Selasa



Tanggal



: 9 Agustus 2016



Waktu



: 08.00-16.30 WIB



Lokasi



: SWH Office



Aktivitas



:



Pagi hari setelah bel alarm tanda mulai kerja dimulai, semua karyawan dan penulis bersama-sama membersihkan



taman.



Bersih-bersih



taman



ini



merupakan kegiatan rutin yang dilaksanakan di seksi SWH. Setelah itu, penulis belajar melakukan revisi data cataloguing yang ada di SAP. Dan editing foto yang akan diunggah dalam sistem SAP dengan software photosop. 3.8 Laporan Kerja Praktik Hari Ke-8 Kerja Praktik (KP) hari kedelapan dilaksanakan pada: Hari



: Rabu



Tanggal



: 10 Agustus 2016



Waktu



: 08.00-16.30 WIB



Lokasi



: Kantor Warehouse 1



Aktivitas



:



Pada kerja praktik hari ke delapan ini, penulis berpindah ke sub group lainnya. Pada hari ini training 7



dilakukan di sub group Receiving & Inspection. Penulis diberikan



memaparan



mengenai



aliran



proses



penerimaan barang yang dijelaskan oleh Assistant Super Intendant (AS)/ Assistant Officer (AO) yakni Bapak Rikky B. Silalahi. Kemudian belajar membuat receiving slip dan inspeksi barang yang datang dari supplier. 3.9 Laporan Kerja Praktik Hari Ke-9 Kerja Praktik (KP) hari ke sembilan dilaksanakan pada: Hari



: Kamis



Tanggal



: 11 Agustus 2016



Waktu



: 08.00-16.30 WIB



Lokasi



: Kantor Warehouse 1



Aktivitas



:



Aktivitas



pada



hari



ke



sembilan



masih



dilaksanakan di warehouse 1. Penulis melakukan inspeksi barang yang datang dari supplier. Inspeksi barang dilakukan dengan cara mencocokan spesifikasi yang tertera pada slip dengan real item. Kemudian melakukan take over (T/O) barang dari warehouse 1 ke warehouse



2.



Penulis



juga



receiving slip di SAP.



8



melakukan



membuat



3.10 Laporan Kerja Praktik Hari Ke-10 Kerja Praktik (KP) hari kesepuluh dilaksanakan pada: Hari



: Jumat



Tanggal



: 12 Agustus 2016



Waktu



: 08.00-16.30 WIB



Lokasi



: SWH Office



Aktivitas



:



Kerja praktik pada hari ini berpindah pada sub group Data Processing. Pada sub group ini penulis diberikan penjelasan mengenai struktur organisasi dan job desc yang ada pada sub group data processing. Pemaparan dilakukan oleh pembimbing eksternal yakni Bapak Sholihin. Penulis belajar mengenai arsip data, bagaimana alur surat masuk dan keluar, surat disposisi. Kemudian mengantarkan surat-surat ke seksi lain dan membuat weekly report seksi SWH. 3.11 Laporan Kerja Praktik Hari Ke-11 Kerja Praktik (KP) hari ke sebelas dilaksanakan pada: Hari



: Senin



Tanggal



: 15 Agustus 2016



Waktu



: 08.00-16.30 WIB



Lokasi



: SWH Office 9



Aktivitas



:



Kerja praktik ke lima belas dilaksanakan di sub group Physical Inspection. Pada sub group ini dipimpin oleh Super Intendant (SI)/Officer (OF) yakni Pak



Dwi



Waluyo.



Penulis



diberikan



pemaparan



mengenai ranah kerja pada sub group physical inspection (PI). Kemudian melakukan perhitungan beberapa item yang ada pada warehouse 2 dan dicocokkan jumlahnya dengan yang ada pada sistem SAP. Penulis juga melakukan preventive maintenance pada beberapa spare part yang ada pada warehouse 2. 3.12 Laporan Kerja Praktik Hari Ke-12 Kerja Praktik (KP) hari kedua belas dilaksanakan pada: Hari



: Selasa



Tanggal



: 16 Agustus 2016



Waktu



: 08.00-16.30 WIB



Lokasi



: SWH Office



Aktivitas



:



Seperti biasa, setiap hari Selasa selalu dimulai dengan melakukan bersih-bersih taman bersama seluruh staf dan operator seksi SWH. Kemudian penulis belajar membuat laporan mengenai physical inspection. Dan 10



melakukan penghitungan kesesuaian item yang ada pada warehouse 3 dengan yang ada pada sistem SAP. Selain itu juga melakukan labelling, yang dimulai dari mencetak label yang telah ada template kemudian memasukkan label tersebut kedalam plastik. Setelah selesai, kemudian label baru tersebut diletakkan pada rak yang letaknya telah tercantum pada label baru terebut dan label yang lama diambil. 3.13 Laporan Kerja Praktik Hari Ke-13 Kerja Praktik (KP) hari ketiga belas dilaksanakan pada: Hari



: Kamis



Tanggal



: 18 Agustus 2016



Waktu



: 08.00-16.30 WIB



Lokasi



: SWH Office



Aktivitas



:



Kerja praktik pada hari ke tiga belas ini dilakukan di sub group storing & issuing. Penulis diberikan



penjelasan



mengenai



aliran



proses



penyimpanan (storing) dan distribusi (issuing) barang. Kemudian mencoba untuk input data request item ke dalam sistem SAP. Selain itu penulis juga melakukan pengambilan item dari warehouse 1 dan 2 untuk user. 11



3.14 Laporan Kerja Praktik Hari Ke-14 Kerja Praktik (KP) hari keempat belas dilaksanakan pada: Hari



: Jumat



Tanggal



: 19 Agustus 2016



Waktu



: 08.00-16.30 WIB



Lokasi



: SWH Office



Aktivitas



:



Aktivitas kerja praktik pada hari ini masih dilakukan pada sub group yang sama dengan hari sebelumnya. Penulis menyerahkan slip checker ke bagian issuing dan melakukan penempatan item yang berasal dari receiving pada rak yang ada pada warehouse. 3.15 Laporan Kerja Praktik Hari Ke-15 Kerja Praktik (KP) hari kelima belas dilaksanakan pada: Hari



: Senin



Tanggal



: 22 Agustus 2016



Waktu



: 08.00-16.30 WIB



Lokasi



: SWH Office



Aktivitas



:



12



Penulis diberikan penjelasan mengenai ranah kerja, job desc dan struktur organisasi dari sub group inventory. Dan belajar membuat Purchase Requisition untuk barang mechanical. 3.16 Laporan Kerja Praktik Hari Ke-16 Kerja Praktik (KP) hari keenam belas dilaksanakan pada: Hari



: Selasa



Tanggal



: 23 Agustus 2016



Waktu



: 08.00-22.00 WIB



Lokasi



: Paritohan Office



Aktivitas



:



Aktivitas hari ini diawali dengan perjalanan menuju kantor PT INALUM yang berada di Paritohan. Kantor Paritohan lebih fokus pada PLTA yang bersumber dari air Danau Toba. PLTA Paritohan terdiri dari stasiun pembangkit listrik Sigura-gura dan Tangga. Penulis mengunjungi bendungan Sigura-gura dan bendungan Tangga yang merupakan bendungan berbentuk busur pertama di Indonesia. 3.17 Laporan Kerja Praktik Hari Ke-17 Kerja Praktik (KP) hari ketujuh belas dilaksanakan pada: Hari



: Rabu 13



Tanggal



: 24 Agustus 2016



Waktu



: 08.00-16.30 WIB



Lokasi



: SWH Office



Aktivitas



:



Pada kerja praktik hari ini masih bertempat di sub group inventory. Hari ini penulis membuat Purchase Requisition (PR) untuk barang mechanical. 3.18 Laporan Kerja Praktik Hari Ke-18 Kerja Praktik (KP) hari kedelapan belas dilaksanakan pada: Hari



: Kamis



Tanggal



: 25 Agustus 2016



Waktu



: 08.00-16.30 WIB



Lokasi



: SWH Office



Aktivitas



:



Aktivitas masih dilakukan pada sub group inventory. Penulis membuat Purchase Requisition untuk General Purchase Good. Kemudian belajar memasukkan attachment PR yang meliputi kurs mata uang dan HPS. Melakukan scanning file yang akan dilampirkan dan memindahkan file dengan software fileZilla. Penulis juga diajak oleh pihak SWH untuk mengikuti briefing tender 14



kontrak payung yang diadakan di main office PT INALUM dengan para supplier yang nantinya akan memasok kebutuhan spare part. 3.19 Laporan Kerja Praktik Hari Ke-19 Kerja Praktik (KP) hari kesembilan belas dilaksanakan pada: Hari



: Jumat



Tanggal



: 26 Agustus 2016



Waktu



: 08.00-16.30 WIB



Lokasi



: SWH Office



Aktivitas



:



Penulis melakukan kunjungan ke reduction plant dan casting plant bersama dengan Bapak Buha. Kemudian penulis diajari memindahkan nomor material dalam sistem SAP dan membuat Purchase Requisition untuk general purchase good (GPG). Selain itu juga dilakukan review mengenai keseluruhan dari inventory. 3.20 Laporan Kerja Praktik Hari Ke-20 Kerja Praktik (KP) hari kedua puluh dilaksanakan pada: Hari



: Senin



Tanggal



: 29 Agustus 2016



Waktu



: 08.00-16.30 WIB 15



Lokasi



: SWH Office



Aktivitas



:



Setelah



menjalani



timeline



training



yang



diberikan oleh pihak SWH selama 4 minggu, kemudian dilanjutkan



dengan



membuatan



laporan



mengenai



permasalahan yang telah didapatkan selama training berlangsung. 3.21 Laporan Kerja Praktik Hari Ke-21 Kerja Praktik (KP) hari kedua puluh satu dilaksanakan pada: Hari



: Selasa



Tanggal



: 30 Agustus 2016



Waktu



: 08.00-16.30 WIB



Lokasi



: SWH Office



Aktivitas



:



Penulis mengerjakan laporan 3.22 Laporan Kerja Praktik Hari Ke-22 Kerja Praktik (KP) hari kedua puluh dua dilaksanakan pada: Hari



: Rabu



Tanggal



: 31 Agustus 2016



Waktu



: 08.00-16.30 WIB 16



Lokasi



: SWH Office



Aktivitas



:



Penulis mengerjakan laporan 3.23 Laporan Kerja Praktik Hari Ke-23 Kerja Praktik (KP) hari kedua puluh tiga dilaksanakan pada: Hari



: Kamis



Tanggal



: 1 September 2016



Waktu



: 08.00-16.30 WIB



Lokasi



: SWH Office



Aktivitas



:



Penulis mengerjakan laporan 3.24 Laporan Kerja Praktik Hari Ke-24 Kerja Praktik (KP) hari kedua puluh empat dilaksanakan pada: Hari



: Jumat



Tanggal



: 2 September 2016



Waktu



: 08.00-16.30 WIB



Lokasi



: SWH Office



Aktivitas



:



Penulis mengerjakan laporan



17



3.25 Laporan Kerja Praktik Hari Ke-25 Kerja Praktik (KP) hari kedua puluh lima dilaksanakan pada: Hari



: Senin



Tanggal



: 5 September 2016



Waktu



: 08.00-16.30 WIB



Lokasi



: SWH Office



Aktivitas



:



Penulis mengerjakan laporan 3.26 Laporan Kerja Praktik Hari Ke-26 Kerja Praktik (KP) hari kedua puluh enam dilaksanakan pada: Hari



: Selasa



Tanggal



: 6 September 2016



Waktu



: 08.00-16.30 WIB



Lokasi



: SWH Office



Aktivitas



:



Penulis mengerjakan laporan 3.27 Laporan Kerja Praktik Hari Ke-27 Kerja Praktik (KP) hari kedua puluh tujuh dilaksanakan pada: Hari



: Rabu 18



Tanggal



: 7 September 2016



Waktu



: 08.00-16.30 WIB



Lokasi



: SWH Office



Aktivitas



:



Penulis melakukan presentasi laporan yang telah disusun kepada pihak SWH dan penutupan on the job training di seksi Spare part Warehouse. 3.28 Laporan Kerja Praktik Hari Ke-28 Kerja



Praktik



(KP)



hari



kedua



puluh



delapan



dilaksanakan pada: Hari



: Kamis



Tanggal



: 8 September 2016



Waktu



: 08.00-16.30 WIB



Lokasi



: SHR Office



Aktivitas



:



Penulis melakukan presentasi mengenai apa saja ilmu yang telah didapatkan selama menjalani on the job training di seksi SWH kepada seksi Smelter Corporat Development (SCD). 3.29 Laporan Kerja Praktik Hari Ke-29 Kerja



Praktik



(KP)



hari



dilaksanakan pada: 19



kedua



puluh



delapan



Hari



: Jumat



Tanggal



: 9 September 2016



Waktu



: 08.00-16.30 WIB



Lokasi



: Main Office PT INALUM



Aktivitas



:



Hari ini merupakan hari terakhir jadwal on the job training yang dilaksanakan di PT INALUM. Kegiatan hari ini yaitu penyerahan kembali safety protector yang dipinjamkan oleh perusahaan dan closing on the job training angkatan IV 2016.



20



BAB IV TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini akan dijelaskan mengenai tinjauan pustaka yang digunakan dalam penyelesaian masalah yang diangkat oleh Penulis. 4.1 Definisi Inventori Sebuah ketidakpastian.



perusahaan Untuk



pasti



mengatasi



menghadapi permasalahan



ketidakpastian tersebut, perusahaan banyak menerapkan mengenai teori inventori. Inventori ini hanya diperlukan saat menghadapi ketidakpastian karena fungsi dari inventori adalah untuk meredam ketidakpastian. Inventori merupakan persediaan yang disimpan oleh



sebuah



perusahaan



untuk



menghadapi



ketidakpastian. Inventori ini terdiri dari berbagai bentuk, yaitu bahan baku (raw material), bahan penolong (supplies), suku cadang (spare parts), barang setengah jadi (work in process) dan barang jadi (finished goods). Masing-masing bentuk inventori ini dibutuhkan untuk keadaan khusus. Bentuk bahan baku digunakan untuk 21



memastikan masukan bagi proses produksi berjalan lancar, bentuk



bahan



penolong



digunakan



untuk



membantu jalannya produksi, bentuk suku cadang digunakan untuk menggantikan komponen pada alat produksi yang mengalami kerusakan, dan bentuk barang jadi untuk memastikan permintaan konsumen selalu terpenuhi. Inventori ini tidak dapat dihindari dikarenakan adanya ketidakpastian yang mengakibatkan jumlah permintaan tidak dapat diketahui dengan pasti. Apabila inventori



jumlahnya



terlalu



sedikit,



maka



akan



mengakibatkan permintaan tidak dapat terpenuhi ketika meningkat. Hal ini tentu akan menimbulkan kerugian bagi perusahaan. Kerugian dapat berupa jumlah uang yang harusnya dapat diterima perusahaan apabila permintaan tersebut dapat terpenuhi. Selain jumlah uang, kerugian konsumen



juga



dapat



yang



berupa



dapat



ketidakpuasan



menyebabkan



dari



konsumen



berpindah ke perusahaan pesaing. Inventori yang disimpan terlalu banyak pun harus dihindari. Inventori yang terlalu banyak dapat menyebabkan semakin banyaknya



biaya



yang



harus 22



dikeluarkan



untuk



penyimpanan. Inventori yang terlalu banyak pun dapat menyebabkan beberapa barang tidak pernah digunakan. Hal ini termasuk ke dalam pemborosan dan harus diminimalisir. 4.2 Fungsi Inventori Menurut Buchan dan Koenigsberg (1977), motif yang mendasari diperlukannya inventori ada tiga, yaitu a. Motif Transaksi Motif ini merupakan salah satu motif yang paling



sering



melatarbelakangi



mengapa



inventori penting. Motif transaksi merupakan motif



untuk



menjamin



pemenuhan



permintaan barang. Indikator utama dari terpenuhinya motif ini adalah adanya barang saat permintaan datang. Besar inventori minimum yang dibutuhkan disebut dengan stok operasi. Adapun besar dari stok operasi ini adalah minimal sebesar kebutuhan barang di dalam lead time. b. Motif Berjaga-Jaga Motif berjaga-jaga merupakan motif yang ada sebagai



akibat



adanya



ketidakpastian.



Inventori yang diadakan sebagai akibat dari 23



motif



berjaga-jaga



ini



disebut



dengan



inventori pengaman. Inventori pengaman ini terbagi



lagi



berdasarkan



sumber



ketidakpastiannya, yaitu cadangan pengaman (safety stocks) dan cadangan penyangga (buffer



stock).



merupakan



Cadangan



inventori



pengaman



pengaman



yang



digunakan untuk meredam ketidakpastian dari



pemakai,



sedangkan



cadangan



penyangga merupakan inventori pengaman yang



ditujukan



untuk



meredam



ketidakpastian dari pemasok. Sama seperti penjelasan sebelumnya, jumlah dari inventori pengaman



tergantung



dari



variansi



permintaan dan besarnya lead time. Semakin besar variansi permintaan dan lead time, maka jumlah inventori pengaman akan semakin besar pula. c. Motif Berspekulasi Motif berspekulasi merupakan motif untuk mendapatkan



keuntungan



yang



berlipat



ganda. Keuntungan yang berlipat ganda 24



didapatkan dari kenaikan harga dari barang yang disimpan. Sehingga diharapkan barang yang disimpan akan berharga jauh lebih mahal di kemudian hari. Spekulasi ini biasanya dilakukan pada barang yang langka. 4.3 Permasalahan Inventori Dalam melakukan pengelolaan sistem inventori, pasti memiliki masalah. Adapun permasalahan yang terjadi di dalam pengelolaan sistem inventori, yaitu: a. Permasalahan Kebijakan Inventori Permasalahan ini terkait dengan keputusan menentukan jumlah cadangan pengaman (safety stock). Tidak hanya itu, permasalahan ini juga terkait dengan menentukan waktu pesan yang tepat dan jumlah pesan yang tepat. Ketiga hal tersebut sebenarnya terkait ke dalam satu hal, yaitu bagaimana menentukan metode inventori yang tepat sesuai dengan keadaan perusahaan tersebut. b. Permasalahan Operasional Permasalahan ini lebih terkait kepada kelancaran, efisiensi mekanisme, dan prosedur pengoperasian 25



sistem inventori. Permasalahan ini lebih terkait kepada



pelaksanaan



sehari-hari.



Adapun



permasalahan ini dibagi lagi menjadi:  Permasalahan Organisasi Administrasi Permasalahan



ini



dan



terkait



dengan



pengorganisasian inventori, mekanisme dan prosedur pengadaan barang, serta administrasi 



dan



sistem



informasi



inventori. Permasalahan Koordinasi Permasalahan ini terkait pengelolaan sistem inventori dengan pihak lain. Hal ini terkait dengan kinerja yang ada dari setiap unit berbeda-beda. Apabila setiap unit tidak dapat berkoordinasi dengan baik,



maka



sistem



inventori



yang



dijalankan tidak dapat bekerja dengan 



maksimal. Permasalahan Eksternal Permasalahan ini dapat



muncul



dikarenakan adanya hubungan antara perusahaan



dengan 26



lingkungannya.



Lingkungan tentu tidak dapat diatur oleh perusahaan, sehingga hal inilah yang menjadi



hambatan



(constraint)



bagi



yang



bagi



perusahaan. 4.4 Kriteria Kinerja Standar



sistem



inventori



baik



perorangan maupun bagi perusahaan tentu akan berbedabeda. Oleh karena itu, perlu ditetapkan sebuah kriteria atau standar untuk menentukan bagaimana sistem inventori yang baik. Terdapat dua kriteria kinerja yang biasa digunakan untuk menentukan sistem inventori yang baik antara lain: a. Tingkat Pelayanan (Service Level) Tingkat pelayanan merupakan kriteria kinerja sistem inventori yang dilihat dari sudut pandang pemakai (user). Tingkat pelayanan ini dapat bersifat kualitatif maupun kuantitatif. Adapun yang



dibahas



pada



bagian



ini



hanyalah



kuantitatif. Tingkat pelayanan (service level) dapat diukur dengan dua parameter, yaitu tingkat



27



ketersediaan (availability) dan cara memberikan pelayanan (serviceability). b. Kemampuan Pelayanan (Serviceability) Ukuran ini menunjukkan bagaimana kemampuan sistem di dalam melayani pemakai. Ukuran yang biasanya dipakai adalah  Waktu Pengiriman (Delivery Time)  Waktu Proses (Processing Time)  Waktu Tunggu (Waiting Time) 4.5 Biaya dalam Inventori Biaya dalam inventori yang dimaksud di sini adalah



biaya



operasional



yang



diperlukan



untuk



melakukan pengadaan maupun pengoperasian inventori sesuai dengan kebijakan inventori tersebut. Adapun komponen-komponen dari biaya dalam inventori yaitu: a. Ongkos Pembelian (Purchasing Cost) Biaya pembelian adalah biaya untuk membeli barang atau material inventori. Biaya ini dapat diketahui apabila jumlah barang yang dibeli dan harga satuan barang telah diketahui. b. Biaya Pengadaan (Procurement Stock) Biaya pengadaan adalah biaya yang harus dikeluarkan setiap proses pengadaan barang. 28



Biaya ini dapat terbagi menjadi dua, yaitu biaya pemesanan (order cost) dan biaya persiapan (set up cost). Biaya pemesanan adalah biaya yang harus dikeluarkan untuk mendatangkan barang dari luar. Sedangkan biaya persiapan adalah biaya yang ditimbulkan sebagai akibat dari persiapan produksi barang. c. Biaya Simpan (Holding Cost) Biaya ini adalah biaya yang harus dikeluarkan akibat diadakannya penyimpanan barang atau inventori. biaya simpan ini terdiri atas beberapa komponen, yaitu biaya memiliki inventori, biaya gudang (storage cost), biaya kerusakan dan penyusutan, biaya kadaluarsa, biaya asuransi, biaya administrasi dan lain-lain. d. Biaya Kekurangan Biaya ini merupakan biaya yang muncul saat terjadi kekurangan stock. Kejadian ini akan merugikan



karena



akan



dapat



mengurangi



kesempatan mendapatkan keuntungan. Biaya ini dapat



berupa



terpenuhi,



kuantitas



waktu



yang



pemenuhan,



pengadaan darurat. 29



tidak dan



dapat ongkos



4.6 Metode Penentuan Parameter Inventori Sesuai Distribusi Demand Penentuan metode inventori yang tepat seringkali sulit dilakukan apabila demand tidak dapat diketahui secara pasti. Oleh karena itu, banyak peneliti yang melakukan perhitungan mengenai sistem inventori sehingga dapat semakin mendekati kenyataan. Salah satu dari metode tersebut adalah metode sistem inventori dengan memperhatikan distribusi dari setiap material atau part. Metode ini pun menggunakan beberapa perhitungan pada metode yang lain, yaitu metode Economic Order Quantity (EOQ) dan metode min-max. Adapun hasil yang diharapkan dari metode ini berupa (s, S). S merupakan jumlah maksimal yang boleh ada dari sebuah part di dalam gudang atau tempat penyimpanan. Sedangkan s adalah jumlah minimal dari sebuah part yang terdapat di warehouse atau dapat juga dikatakan s adalah titik di mana pemesanan harus dilakukan kembali agar tidak kekurangan stok. Adanya s digunakan untuk mengantisipasi kekurangan stok di saat menunggu



pesanan



datang.



S



digunakan



untuk



membatasi jumlah part yang ada di gudang sehingga 30



dapat mengurangi kemungkinan banyaknya part yang terdapat di gudang tanpa pernah terpakai. Pada metode ini, penentuan parameter dilakukan untuk setiap part. Hal ini dikarenakan penentuan parameter



didasarkan



pada



pola



distribusi



part.



Penentuan parameter dalam metode ini didasarkan pada besar fill rate yang ingin dicapai. Adapun dalam perhitungan fill rate dibedakan antara item dengan unit size demand dan item dengan lot size demand. Item dengan unit size demand adalah item yang memiliki permintaan terbatas hanya sebesar satu buah part dalam satu waktu. Sedangkan item dengan lot size demand adalah item yang dapat memiliki permintaan sejumlah satu atau lebih part dalam satu waktu. Untuk item dengan unit size demand, perhitungan s dilakukan dengan distribusi, yaitu distribusi poisson, gamma, dan gamma with probability mass at zero. Sedangkan untuk item lot size demand, distribusi yang digunakan hanyalah dua, yaitu distribusi normal, dan distribusi gamma. Dalam penelitian ini, part-part yang dimiliki termasuk ke dalam item dengan lot size demand.



31



Pada perhitungan awal, perlu diketahui besar biaya setiap order (A), rata-rata permintaan setiap satuan waktu (µ), harga dari material atau part (v), persentase ongkos simpan part per-periode terhadap harga barang (r), dan target pemenuhan part / fill rate (β). Keseluruhan parameter tersebut diperlukan untuk mencari ukuran lot pemesanan ekonomis seperti pada metode EOQ. Inti dari metode ini sebenarnya hanya terdiri dari dua langkah. Langkah pertama adalah menentukan selisih dari S dan s sebagai ukuran lot pemesanan ekonomis (Q). Di mana Q berasal dari perhitungan seperti pada metode EOQ, yaitu Q=







2 Aμ vr Langkah selanjutnya adalah menentukan reorder



point (s) sehingga fill rate (β) dapat terpenuhi. Dalam menentukan reorder point, dimulai dengan perhitungan ketika s = 0. Fill rate yang dihasilkan sesuai dengan reorder point yang diberikan, dinamakan sebagai



β´ s .



Jika service level β tidak dapat dipenuhi, yaitu jika



32



β´ s < β , maka lanjutkan s = s +1 sampai seterusnya hingga service level terpenuhi.



Setelah s didapatkan,



maka S pun dapat diketahui dengan menjumlahkan s dan Q. Setelah dilakukan perhitungan s untuk beberapa jenis pola distribusi sesuai dengan jenis item, langkah selanjutnya adalah melakukan pengujian goodness of fit untuk mengetahui distribusi manakah yang paling sesuai dengan part tersebut. 4.6.1 Unit Size Demand Dalam unit size demand, ada tiga distribusi yang mungkin menjadi pola distribusi dari part. Adapun distribusi tersebut adalah distribusi



poisson,



distrbusi



gamma,



dan



distribusi gamma with probability mass zero. a. Distribusi Poisson Untuk memahami distribusi poisson, perlu diketahui beberapa istilah terlebih dahulu. Istilah yang pertama adalah X, yaitu jumlah permintaan setiap satuan waktu. Istilah selanjutnya kemungkinan



adalah



probabilitas



permintaan



33



sejumlah



atau X,



disimbolkan dengan P(X). Apabila kita ingin menulis



probabilitas



atau



kemungkinan



permintaan yang muncul sejumlah k, dapat disimbolkan



menjadi



P(X=k).



Untuk



menghitung probabilitas atau kemungkinan yang berdistribusi poisson, digunakan rumus P ( X=k )=



λk e−λ k!



Di mana : P (X = k) = kemungkinan bahwa jumlah permintaan yang muncul sejumlah k di dalam satu selang waktu tertentu X



= jumlah permintaan di satu selang waktu tertentu



k



=



jumlah



permintaan



yang



diharapkan di satu selang waktu tertentu λ



= rata-rata jumlah permintaan di satu selang waktu tertentu



34



Dengan



menggunakan



rumus



tersebut, dapat dihitung besar fill rate dari setiap jumlah minimum (s) yang ditetapkan. Fill rate dapat dihitung dengan terlebih dahulu



dengan



menghitung



persentase



permintaan yang tidak dapat terpenuhi. Fill ( β´ s )



rate



dapat



dihitung



dengan



mengurangi angka satu dengan persentase permintaan yang tidak dapat terpenuhi. β´ s=1−Persentase Tidak Terpenuhi



Jumlah Permintaan Tidak Terpenuhi β´ s=1− Jumlah Keseluruhan Permintaan ∞







β´ s=1− k= s+1



( k −s ) P (X l=k ) Q s



β´ s=1−



λ L −s [ 1−P ( X l ≤ s ) ]−∑ k P(X l =k ) k=0



Q Di mana k = jumlah permintaan yang diharapkan 35



s = jumlah minimum persediaan L = lead time XL= permintaan selama lead time λL = rata-rata permintaan selama lead time b. Distribusi Gamma Distribusi gamma merupakan salah satu distribusi perhitungan keandalan.



yang



digunakan



teori



antrian



Sebelum



masuk



di dan ke



dalam masalah bagian



distribusi gamma, dijelaskan terlebih dahulu mengenai gamma function. Gamma function didefinisikan sebagai ∞



Γ ( k )=∫ v k−1 e−v dv 0



Dimana, k adalah parameter bentuk dan e adalah natural base for logarithm. Rumus tersebut digunakan apabila k adalah bilangan real positif. Sedangkan apabila k adalah bilangan positif integer, maka rumus akan menjadi Γ ( k )= ( k−1 ) !



36



Lalu, density function untuk variabel random gamma dengan parameter skala α > 0 dan parameter bentuk k > 0 didefinisikan sebagai g (x )=



α k x k−1 e−ax Γ (k )



,di mana 0 ≤ x ≤ ∞.



Setelah itu, fill rate dapat dihitung dengan rumus ∞



∫ ( x−s ) g ( x ) dx β s=1−



s



Q k [ 1−G1,k +1 (αs)]−s [ 1−Gα ,k (s)] α β s=1− Q Dimana,



Gα ,k ( x )



adalah fungsi kumulatif



distribusi gamma dengan parameter skala α dan parameter bentuk k. Besar dari α dan k dapat dicari dengan menggunakan mean (µ)



37



2 dan variance ( σ ), yaitu



k=



α=



μ 2 σ



dan



L μ2 σ2 .



c. Distribusi Gamma With Probability Mass Zero Untuk permintaan yng memiliki selang waktu sedikit, akan lebih baik apabila menggunakan distribusi gamma with probability mass zero. Adapun



perhitungan



lead



time



untuk



distribusi ini adalah



( x−s ) g +¿dx ∞



∫¿ s



¿ p ¿ ´β =1−¿ s Dimana,



p



adalah



merepresentasikan



bobot



yang



kemungkinan



untuk



mendapatkan permintaan yang positif dalam satu satuan waktu tertentu dan g+ adalah 38



density function



dari variabel random



gamma, yang diestimasi dari parameter skala



σ +¿ μ+¿ ¿ +¿=¿ α¿ 2



σ +¿ μ L +¿ . ¿ k=¿ 2



dan parameter bentuk



Nilai p diestimasi dari hasil pembagian jumlah



bulan



yang



memiliki



jumlah



permintaan positif dengan jumlah bulan. Sedangkan untuk menghitung



+¿ μ¿



dan



2



+¿ σ¿



, data yang digunakan adalah data



dari bulan yang memiliki permintaan positif. 4.6.2 Lot-Size Demand Dalam kasus lot size demand, tidak ada perhitungan yang pasti seperti pada kasus unit size demand. Oleh karena itu, untuk perhitungan, digunakan pendekatan Tjims dan Groenevelt 39



untuk dua pola distribusi permintaan : normal dan gamma. Pada pendekatan tersebut, selisih S – s



harus ditentukan terlebih dahulu. Adapun



selisih



ini



Economic



dapat



dihitung



Order



Quantity



dengan (EOQ).



metode Hasil



perhitungan dari EOQ, yaitu lot order ekonomis yang akan menjadi selisih, harus mempunyai nilai lebih besar atau sama dengan satu setengah kali rata-rata permintaan dalam satu satuan waktu tertentu ( S – s ≥ 1.5µ ). Titik pemesanan kembali (reorder point), disimbolkan dengan s, yang dapat memenuhi tingkat pemenuhan (fill rate) atau service level yang telah ditetapkan, dapat dihitung dengan menggunakan persamaan σ 2 + μ2 2μ 2 ( x−s ) ξ ( x ) dx=2 μ ( 1−β ) (¿ ¿) S−s+







( x−s ) μ ( x ) dx−∫ ¿ 2



s ∞



∫¿ s



40



μ ( x ) adalah kepadatan probabilitas



Dimana,



dari total permintaan dalam selang lead time ditambah satu unit satuan waktu dan adalah



kepadatan



probabilitas



dari



ξ(x) total



permintaan dalam selang lead time. Sedangkan μ



dan



σ



adalah rata-rata dan standar



deviasi dari permintaan di dalam satu unit waktu. Rumus tersebut kemudian dimodifikasi sesuai dengan distribusi yang ingin dihitung. Untuk mempermudah penjelasan, bagian kiri dari rumus akan



disimbolkan



dengan



M(s).



Untuk



mengetahui pola distribusi lot size demand digunakan metode: a. Distribusi Normal Pada distribusi normal, rata-rata (µ) dan variansi (σ2) dari data atau permintaan sangat diperlukan



untuk



menghitung



fungsi



kepadatan dari data atau permintaan. Adapun fungsi kepadatan untuk data berdistribusi normal adalah 41



2



f ( x )=



1 e σ √2 π



−(x−μ) 2 2σ



,−∞< x< ∞



Apabila fungsi kepadatan ini dimasukkan ke dalam rumus perhitungan titik pemesanan kembali, rumus di bagian kiri, atau disebut M(s), akan berubah menjadi M ( s ) =σ 2η J



s−μη s−μξ −σ 2ξ J ση σξ



( ) ( )



μη dan σ η



Dimana



adalah rata-rata dan



standar deviasi dari permintaan yang ada di selang lead time ditambah satu unit satuan μξ



waktu;



dan



σξ



adalah rata-rata dan



standar deviasi dari permintaan yang ada di selang



lead



time;



dan







J ( x ) =∫ (u−x )2 ϕ ( u ) du=( 1+ x 2) [ 1−Φ ( x ) ] −x ϕ ( x ) x



. Adapun fungsi kepadatan distribusi normal



42



2



standar adalah



ϕ ( x) =



−x 2



e √2 π



dan fungsi







kumulatif adalah



Φ ( x )=∫ ∅ ( u ) du . Maka, −∞



rumus perhitungan titik pemesanan kembali akan menjadi: s−μ η s−μ ξ σ 2 + μ2 2 σ J −σ ξ J =2 μ ( 1−β ) (S−s + ) ση σξ 2μ 2 η



( ) ( )



σ 2η J



s−μη s−μξ −σ 2ξ J ση σξ



( ) ( ) σ 2 + μ2 2 μ( S−s + ) 2μ σ 2η J



β s=1−



s−μ η s−μξ −σ 2ξ J ση σξ



( ) ( ) 2 μ(S−s +



β s=1−



=1−β



σ 2+μ 2 ) 2μ



M ( s) σ 2+ μ 2 2 μ(S−s + ) 2μ



43



b. Distribusi Gamma Untuk distribusi gamma parameter yang sering dipakai adalah α dan k. Adapun α



adalah



k=



α=



μ σ2 ,



sedangkan



k



adalah



μ2 σ 2 . Dengan menggunakan distribusi



gamma, M(s) akan menjadi



M ( S ) =σ 2η ( aη +1 ) [ 1−F a +2 ( b η s ) ]−2 s μ η [ 1−Fa +1 ( bη s ) ] + s2 [ 1− η



Dimana



aη =μ 2η /σ 2η



dan



ini juga berlaku untuk aξ



η



bη =μ η /σ 2η



(hal



dan bξ ), serta



Fk(x) adalah fungsi distribusi gamma dengan parameter skala 1 dan parameter bentuk k, yang



mempunyai



44



rumus



x



1 F k ( x )= e−u uk−1 du , x >0 . ∫ Γ (k ) 0



Rumus



tersebut kemudian dimasukkan ke dalam rumus β s=1−



M ( s) σ 2+ μ 2 2 μ(S−s + ) 2μ



4.6.3 Uji Goodness of Fit Uji ini merupakan uji yang dilakukan untuk



mengetahui



apakah



sebuah populasi



mengikuti sebuah jenis distribusi tersebut. Uji ini menguji



seberapa



cocok



antara



frekuensi



kejadian pengamatan dalam sampel dengan frekuensi



yang



didapatkan



dari



distribusi



hipotesis. Pengujian ini relatif mudah digunakan, yaitu



hanya



menghitung



selisih



dan



memasukkannya ke dalam rumus. Rumus yang digunakan untuk menghitung adalah (Oi −e i)2 χ =∑ ei i=1 2



k



45



Dimana yang diamati,



Oi ei



adalah frekuensi atau nilai adalah frekuensi atau nilai



yang diamati, k adalah jumlah sampel yang dilakukan perhitungan, dan



χ



2



adalah nilai



dari variabel random di mana distribusi sampel tersebut didekati dengan distribusi chi-squared dengan derajat kebebasan (v) adalah v = k - 1. Jika frekuensi yang diamati dekat dengan frekuensi yang diharapkan, maka



χ



2



akan



bernilai kecil yang menandakan keduanya cocok. Jika frekuensi yang diamati sangat berbeda dengan frekuensi yang diharapkan, maka



χ2



akan bernilai besar dan kecocokannya sangat buruk. Kecocokan yang baik menandakan sampel dapat dinyatakan memiliki distribusi hipotesis, sedangkan apabila kecocokan buruk, maka dapat dinyatakan



bahwa



sampel



tidak



memiliki



distribusi hipotesis. Critical region merupakan wilayah yang apabila dimasuki, maka berarti 46



hipotesis yang menjadi dasar pengujian ditolak. Adapun dalam uji ini, hipotesis ditolak apabila χ 2 > χ 2α . Besar



χ 2α



dapat diketahui dengan



melihat tabel distribusi chi-square.



47



BAB V ANALISA DAN INTERPRETASI DATA Pada Bab Analisa dan Interpretasi



ini akan



dibahas mengenai evaluasi perhitungan min-max stock berdasarkan distribusi permintaan dari part-part fast moving, serta perbandingannya dengan biaya yang dikeluarkan untuk ordering cost dan holding cost. 6.1 Pengumpulan Data Pengumpulan



data



yang



dilakukan



pada



penelitian ini terdiri dari tiga tahap, yaitu: a. Pencarian part yang akan diteliti beserta min max. Part yang akan diteliti merupakan part yang tergolong fast moving. Untuk part yang termasuk dalam kategori fast moving adalah part yang mempunyai demand dalam tiga tahun berturut-turut. Data tentang part fast moving tersebut dapat didapatkan melalui sistem SAP yang ada di PT INALUM (Persero). Berikut merupakan contoh part fast moving yang didapatkan dari sistem SAP. 48



49



Tabel 6.1 Contoh Data Fast Moving Item Pada SWH Section



Setelah data tersebut didapatkan, kemudian dipilih empat jenis part yang akan diteliti yakni bearing, filter, battery, castable mix dan tire. Pemilihan part tersebut



didasarkan



pada



pertimbangan



harga,



permintaan dalam jumlah yang besar dan part-part tersebut mempunyai beberapa jenis part. Setelah itu dipilih masing-masing empat part yang ada pada setiap jenis yang dipilih. Part yang telah dipilih tersebut dapat dilihat pada tabel berikut.



50



Tabel 6.2 Part yang dipilih Kind Of Goods



Item No



Material



Mechanical Parts



800768



1401010 00966



Mechanical Parts



118388



1401010 00972



Mechanical Parts



118938



1401010 00981



Mechanical Parts



951220



1401010 00986



Mechanical Parts



901569



1401040 00194



Mechanical Parts



121625



1401040 00196



Mechanical Parts



902357



1401040 00199



Mechanical Parts



950687



1401040 00200



Mechanical Parts



108740



1401080 00076



BATTERY, STORAGE



1401080 00078



BATTERY, STORAGE



Mechanical Parts



108759



51



Basic material BEARING , ROLLER, TAPERED BEARING , ROLLER, TAPERED BEARING , ROLLER, TAPERED BEARING , ROLLER, TAPERED FILTER, GASPARTICUL ATE FILTER, GASPARTICUL ATE FILTER, GASPARTICUL ATE FILTER, GASPARTICUL ATE



Material Description BRG, RLLR,TPR30208 J2/QSKF BRG, RLLR,TPR30306 JRKOYO BRG, RLLR,TPR30315 J2-SKF BRG, RLLR,TPR31305 J2-SKF FILTER,GASD116/140X32 03X1.5MMPOLYESTER FILTER,GASD116X2515X 1.3MMPOLYESTER FILTER,GASD133X2845X 1.1MMTETRON WF FILTER,GASD133X2845X 1.3MMPOLYESTER BATTERY, STRG-12N244-GS BATTERY, STRG75D31R/N70Z -12V-75AH-



Kind Of Goods



Item No



Material



Basic material



Mechanical Parts



108744



1401080 00079



BATTERY, STORAGE



Mechanical Parts



108756



1401080 00082



BATTERY, STORAGE



115323



1401110 00130



Mechanical Parts



111952



1401110 00137



Mechanical Parts



111794



1401110 00139



Mechanical Parts



Mechanical Parts



114130



1401110 00152



CASTABL E MIX, REFRACT ORY CASTABL E MIX, REFRACT ORY CASTABL E MIX, REFRACT ORY CATABLE MIX, REFRACT ORY



Material Description YUASA BATTERY, STRG-N10012V-GS BATTERY, STRG-N50Z12V-GS CASTABLEHCAL/MATR IFLO 84ACX CASTABLEMATRIPHOS 85AC25KG/BG CASTABLEMINROSIL25KG/BG MORTAR, REFRCTRHIGHT SILICA50KG/BAG



Pencarian data permintaan dan harga masing-masing part Pengambilan data permintaan dan harga untuk masingmasing part dilakukan dengan menggunakan System Application and Product (SAP). Data yang digunakan merupakan keseluruhan data permintaan part yang ada di PT INALUM (Persero) dimulai dari Januari 2016 52



hingga Desember 2016. Pada data yang diambil sudah terdapat berapa jumlah part yang diminta



setiap



bulannya dan harga part tersebut. Contoh data yang diambil dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel XX Contoh data yang diambil



Tabel XX Hasil perhitungan min-max



53



DAFTAR PUSTAKA



54



LAMPIRAN - FORM D (log book) - Data-data pendukung



55