Laporan Kunjungan Bidan Praktek Mandiri [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seorang bidan yang membuka praktik mandiri dapat disebut juga sebagai wirausahawan. Dimana wirausahawan adalah seorang yang memiliki keahlian menjual, mulai menawarkan ide hinggá komoditas yakni layanan jasa. Sebagai pelaku usaha mandiri dalam bentuk layanan jasa kesehatan dituntut untuk mengetahui dengan baik manajemen usaha.Bidan sebagai pelaku usaha mandiri dapat berhasil baik dituntut untuk mampu sebagai manajerial dan pelaksana usaha, di dukung pula kemampuan menyusun perencanaan berdasarkan visi yang diimplementasikan secara strategis dan mempunyai ke mampuan personal selling yang baik guna meraih sukses. Diharapkan bidan nantinya mampu memberikan pelayanan kesehatan sesuai profesi dan mampu mengelola manajemen pelayanan secara profesional, serta mempunyai jiwa entrepreneur. Dalam hal ini memang latar belakang pendidikan Bidan Suriani yang berdasarkan ijazahnya sebagai bidan bertugas melayani ibu hamil dan anak. Bidan Suriani merupakan bidan desa sebelum beliau membuka Bidan Praktek Mandiri (BPM). Karena belau merangkap sebagai bidan desa sehingga bukan BPM murni. Adapun pekerjaannya lebih condong ke bidan desa dengan memberikan laporan ke puskesmas sedangkan BPm melaporkannya ke IBI. Untuk mendirikan BPM juga harus mendapatkan surat izin dari IBi setelah sebelumnya mendapat rekomendasi dari puskesmas. Selain itu diperlukan juga SIPB dan registrasi yang didapat dengan syarat rekomendasi dari puskesmas, lurah, camat dan surat izin dari tetangga bahwa tindak keberatan jika didirikan BPM, dalam hal ini minimal 10 tanda tangan baru kemudian mendapat SIUP dan diberi izin IBI bahwa sudah sesuai standar untuk mendirikan BPM. 1.2 Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah yang diangkat dalam menyusun laporan ini adalah: 1. Bagaimana profil usaha BPM yang dikunjungi? 2. Bagaimana mitra kerja BPM yang dikunjungi? 3. Bagaimana konsumen, anggaran, dan pelayanan BPM yang dikunjungi? 4. Bagaimana kendala yang ditemui pada BPM yang dikunjungi? 5. Bagaimana upaya mengatasi kendala yang ada pada BPM yang dikunjungi?



1.3 Tujuan Adapun tujuan penyusunan laporan ini adalah: 1. Untuk mengetahui profil usaha BPM yang dikunjungi. 2. Untuk mengetahui mitra kerja BPM yang dikunjungi. 3. Untuk mengetahui konsumen, anggaran, dan pelayanan BPM yang dikunjungi. 4. Untuk mengetahui kendala yang ditemui pada BPM yang dikunjungi. 5. Untuk mengetahui upaya mengatasi kendala yang ada pada BPM yang dikunjungi.



BAB II PEMBAHASAN Bidan Praktek Mandiri ( BPM ) merupakan bentuk pelayanan kesehatan di bidang kesehatan dasar. Praktek bidan adalah serangkaian kegiatan pelayanan kesehatan yang diberikan oleh bidan kepada pasien (individu, keluarga, dan masyarakat) sesuai dengan kewenangan dan kemampuannya. Bidan yang menjalankan praktek harus memiliki Surat Izin Praktek Bidan (SIPB) sehingga dapat menjalankan praktek pada saran kesehatan atau program. 2.1 Profil Usaha a. Nama Usaha



: Bidan Praktek Mandiri (BPM) Suriani, Amd.Keb



b. Tahun Berdiri



: Sejak ± tahun 1995 sampai sekarang



c. Alamat



: Jalan Pramuka Gg. Masjid Darussalam RT 8/RW 3 Air Bang



2.2 Mitra Kerja Berdasarkan hasil wawancara kelompok kami Bidan Praktek Mandiri (BPM) Suriani menjalin mitra kerja dengan puskesmas, dalam hal ini Puskesmas Perumnas karena seperti yang telah disebutkan bahwa Bidan Praktek Mandiri (BPM) Suriani bukan merupakan BPM murni melainkan merangkap sebagai bidan desa. Selain itu profesi dari Bidan Suriani juga sebagai PNS di Puskesmas Perumnas. 2.3 Konsumen, Anggaran dan Pelayanannya Adapun yang menjadi konsumen dari Bidan Praktek Mandiri (BPM) Suriani adalah: 1.



Ibu Hamil



2.



Ibu Nifas



3.



Umum (termasuk lansia, anak-anak maupun remaja)



Mengenai konsumen, tentunya Bidan Suriani menemukan berbagai konsumen dengan watak yang berbeda-beda dan seorang bidan memang dituntut untuk memahami dan memberikan pemahaman pada pasien yang berbeda-beda watak tersebut. Adapun jenis pelayanan yang diberikan Bidan Praktek Mandiri (BPM) Suriani adalah: 1.



Konsultasi kehamilans



2.



ANC



3.



Persalinan Normal



4.



KB



5.



Memandikan bayi



6.



Melayani pasien umum tetapi hanya dasar-dasarnya saja seperti batuk pilek, darah tinggi. Dalam memberikan pelayanan, Bidan Suriani tidak mempunyai tim yang terstruktur.



Memang saat ini dalam menolong persalinan harus mempunyai asisten, jadi bukan hanya 1 orang saja. Selain itu pelayanan seperti persalinan normal di luar resiko-resiko umumnya dikenai tarif Rp. 1.500.000,- (tanpa infus dan suntik) sampai dengan Rp. 2.000.000,-. Banyaknya pasien yang punya KIS atau BPJS sehingga biayanya sudah ditentukan oleh BPJS. Adapun pasien KIS tidak boleh ditarik biaya karena ditentukan oleh puskesmas. Untuk pelayanan tambahan seperti memandikan bayi dikenai biaya tambahan dengan membuat persetujuan pada pasien karena di BPJS hanya menyangkut biaya partus. Bagi seorang bidan wajib melakukan kunjungan untuk ibu dan bayi pada hari 3, 7 sampai 40 guna mengecek keadaan ibu dan bayi. Untuk segi promosi, Bidan Praktek Mandiri (BPM) Suriani melakukannya melalui posyandu dan penyuluhan-penyuluhan kesehatan. Adapun masalah anggaran pendirian BPM ini menggunakan dana pribadi. Sedangkan keuntungan maupun kerugian yang didapat dari adanya BPM ini tentunya berasal dari pasien. Mengenai kerugian yang biasanya terjadi seperti ada pasien yang berobat kadang tidak bayar, melahirkan tanpa mengucapkan terima kasih dan sebagibidan tentunya harus menolong dengan hati yang ikhlas. Tetapi itu semua dapat ditutupi dengan adanya rasa optimis bidan bahwa profesi ini banyak untungnya, rezeki sudah ada masing-masing, dan berpandangan bahwa pasien A tidak bayar mungkin akan diganti dengan pasien yang lain. Karena sekarang bidan Suriani sudah cukup tua sehingga beliau mengatakan semangatnya tidak seperti dulu, kalau ada yang periksa Alhamdulillah kalau tidak ya tidak apa-apa. 2.4 Kendala yang Ditemui Adapun kendala yang ditemui dalam menjalankan Bidan Praktek Mandiri (BPM) baik dari segi resiko maupun maslah-masalah yang mungkin timbul dari sisi pasien. Dari segi resiko tentunya profesi bidan memiliki resiko yang sangat besar dalam membantu proses persalinan guna mencegah terjadinya Angka Kematian Ibu (AKI). Selain itu adanya masalah yang timbul dari sisi pasien seperti kurangnya pengetahuan dan pemahaman masyarakat mengenai pemeriksaan kehamilan. Contohnya, ada pasien sudah mempunyai anak umur 2 tahun datang kemudian diminta untuk KB tetapi pasien tersebut tidak mau dengan alasan tidak ada uang padahal jika ingin gratis dapat melakukannya di puskesmas. Pasien tersebut tiba-tiba datang dengan keluhan pusing, perutnya membesar, dan ternyata sudah hamil. Bidan menanyakan mengapa selama ini tidak KB, walaupun tidak ada



uang tetapi bisa melalui BPJS/KIS ke puskesmas. Karena mungkin pendidikannya yang rendah sehinggga tidak mengerti, padahal jika dilihat dari segi biaya bukankah nantinya akan membutuhkan biaya yang tidak sedikit? Sedangkan untuk KB sendiri bisa dibilang lumayan murah seperti jenis pil, kondom,dan suntik. Di zaman sekarang ini karena banyaknya orang yang awam sehinggga saat dilakukannya USG pada pemeriksaan kehamilan, mereka menganggap USG sebagai hal yang tabu dan tentunya mereka takut untuk melakukannya. 2.5 Upaya Mengatasi Kendala yang Ada Adapun upaya yang dilakukan bidan untuk mengatasi kendala yang ada misalnya pada resiko yang harus diterima jika menjadi seorang bidan tentunya harus teliti, berhati-hati dan bekerja sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP). Mengenai pasien yang tidak mau periksa atau melakukan USG pada kehamilannya (USG dilakukan pada trimester awal sampai trimester akhir) tentunya bidan harus membuat kesepakatan dengan pasien melalui perjanjian dengan materai jika terjadi apa-apa karena tidak mau USG atas anjuran bidan. Kalaupun terjadi apa-apa, tentu nantinya bidan akan disidang dan diselidiki apa permasalahan dan tindakan yang dilakukan bidan pada ibu, apkah itu sepenuhnya salah bidan atau salah ibu yang tidak mau periksa.



BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Bidan Praktek Mandiri ( BPM ) merupakan bentuk pelayanan kesehatan di bidang kesehatan dasar. Praktek bidan adalah serangkaian kegiatan pelayanan kesehatan yang diberikan oleh bidan kepada pasien (individu, keluarga, dan masyarakat) sesuai dengan kewenangan dan kemampuannya. Bidan yang menjalankan praktek harus memiliki Surat Izin Praktek Bidan (SIPB) dan standar-standar yang harus dipenuhi sehingga dapat menjalankan praktek pada saran kesehatan atau program. 3.2 Saran Inilah laporan yang dapat kami buat semoga laporan ini dapat bermanfaat serta menambah wawasan dan ilmu pengetahuan bagi pembaca dan penyusun. Apabila ada kritik dan saran, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk menyempurnakan laporan ini.



LAMPIRAN