Laporan Kunjungan Industri Fix Scan PDF [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PENGELOLAAN REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN DI RUMAH SAKIT TELOGOREJO SEMARANG



Tinjauan Terhadap Sistem Rekam Medis dan Informasi Kesehatan, Alur Penerimaan Pasien, dan Alur Pengelolaan Dokumen Rekam Medis dan Informasi Kesehatan.



LAPORAN KUNJUNGAN LAPANGAN SEMESTER I TAHUN AKADEMIK 2018 / 2019



Disusun Oleh : Fadilla Rizky Nurhidayat



F18021



Ulya Ainun Niswati



F18023



Sularsih Eka Pratiwi



F18024



PRODI D4 MANAJEMEN INFORMASI KESEHATAN POLITEKNIK INDONUSA SURAKARTA SURAKARTA 2018



i



LEMBAR PENGESAHAN



Nama



: Fadilla Rizky Nurhidayat



F18021



Ulya Ainun Niswati



F18023



Sularsih Eka Pratiwi



F18024



Mata Kuliah : Kunjungan Lapangan Semester



: I/Tahun Akademik 2018/2019



Judul



: Pengelolaan Rekam Medis dan Informasi Kesehatan di Rumah Sakit Telogorejo Semarang. Tinjauan Terhadap Sistem Rekam Medis dan Informasi Kesehatan, Alur Penerimaan Pasien, dan Alur Pengelolaan Dokumen Rekam Medis dan Informasi Kesehatan.



Mengetahui, Kepala Program Studi Manajemen Informasi Kesehatan



Mengesahkan, Pembibing Laporan



(Cecilia Farrona Al Hadri, M.PH)



(Cecilia Farrona Al Hadri, M.PH)



ii



KATA PENGATAR



Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan Karunia –Nya sehingga penyusunan karya tulis yang berjudul “Pengelolaan Rekam Medis dan Informasi Kesehatan di Rumah Sakit Telogorejo Semarang” dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini di ajukan sebagai syarat penilaian tugas laporan kunjungan industri di “RS SMC Telogorejo” yang dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 5 Januari 2019. Karya tulis ilmiah ini mendapat banyak dukungan dari berbagai pihak maka dari itu sipenulis mengucapkan terimakasih kepada, yang terhormat : 1.



Idayani, S.Pd. Selaku Manajer SDM, Hukum, & Kesekretariatan RS SMC Telogorejo Semarang.



2.



Suyoko, selaku Kepala Instalasi Catatan Medis RS SMC Telogorejo Semarang.



3.



Cecilia Farrona Al Hadri, M.PH selaku Ketua Prodi Manajemen Informasi Kesehatan Politeknik Indonusa Surakarta.



4.



Cecilia Farrona Al Hadri, M.PH selaku dosen pembibing laporan kunjungan industri.



5.



Seluruh Staf dan Karyawan RS SMC Telogorejo Semarang yang telah memberikan izin dan membantu selama kunjungan. Penyusun menyadari bahwa laporan ini masih terdapat kekurangan dan



kesalahan. Maka dari itu penyusun mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan penyusunan laporan di lain waktu. Semoga laporan ini dapat bermanfaat dan menambah pengetahuan pembaca dalam bidang rekam medis pada khususnya. Surakarta, 30 Januari 2019



Penulis



iii



DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL ……………………………………………………………i LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................. ii KATA PENGATAR ........................................................................................... iii DAFTAR ISI ...................................................................................................... iv DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... vi DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... vii BAB I .................................................................................................................. 1 PENDAHULUAN ............................................................................................... 1 A.



Latar Belakang ......................................................................................... 1



B.



Rumusan Masalah .................................................................................... 2



C.



Tujuan Penelitian ...................................................................................... 2



D.



Manfaat Penelitian .................................................................................... 2



E.



Ruang Lingkup ......................................................................................... 3



BAB II ................................................................................................................. 4 LANDASAN TEORI ........................................................................................... 4 A.



Pengertian Rekam Medis .......................................................................... 4



B.



Kegunaan Rekam Medis ........................................................................... 4



C.



Sistem dan Sub Sistem Rekam Medis ....................................................... 5



D.



Sistem Penerimaan Pasien di Rumah Sakit ............................................ 14



E.



Sistem Pengelolaan Data Rekam Medis di Rumah Sakit ......................... 15



BAB III.............................................................................................................. 17 HASIL PENGAMATAN ................................................................................... 17 A.



Gambaran Umum Rumah Sakit SMC Telogorejo ................................... 17



B.



Sistem dan Subsistem Rekam Medis di Rumah Sakit Telogorejo ............ 19



C.



Sistem Penerimaan Pasien di Rumah Sakit Telogorejo............................ 20



D.



Sistem Pengelolaan Data Rekam Medis di Rumah Sakit Telogorejo ....... 21



BAB IV ............................................................................................................. 24 PEMBAHASAN ................................................................................................ 24



iv



A.



Sistem dan Sub Sistem Rekam Medis di Rumah Sakit SMC Telogorejo Semarang ............................................................................................... 24



B.



Sistem Penerimaan Pasien di Rumah Sakit Telogorejo Semarang ........... 25



C.



Sistem Pengelolaan Data Rekam Medis .................................................. 26



BAB V............................................................................................................... 27 PENUTUP ......................................................................................................... 27 A.



Kesimpulan ............................................................................................ 27



B.



Saran ...................................................................................................... 27



DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 28 LAMPIRAN ...................................................................................................... 29



v



DAFTAR GAMBAR



Gambar 1. Struktur Rekam Medis di Rumah Sakit Telogorejo ................. 6



vi



DAFTAR LAMPIRAN



A. Strukur Organisasi di Rumah Sakit Telogorejo B. Foto Kegiatan



vii



BAB I PENDAHULUAN



A. Latar Belakang Rekam medis merupakan salah satu bagian penting dalam membantu pelaksanaan pemberian layanan kepada pasien di rumah sakit. Menurut Permenkes No. 269/Menkes/Per/III/2008 tentang rekam medis, rekam medis adalah berkas yang berisi catatan dan dokumen tentang identifikasi pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan layanan lain yang telah diberikan kepada pasien. Tujuan utama rekam medis adalah sebagai bukti perkembangan penyakit dan pengobatan pasien yang telah diberikan, sarana komunikasi antara petugas kesehatan yang memberikan parawatan kepada pasien, sumber informasi untuk penelitian dan edukasi, serta sumbernya. pengumpulan data statistik kesehatan (WHO, 2002). Mahasiswa Manajemen Informasi Kesehatan tidak cukup hanya mendapatkan teori saja di kampus, maka semua akan sia-sia karena mereka tidak bisa mendapatkan gambaran secara langsung mengenai kegiatan di unit rekam medis pada sebuah rumah sakit, oleh karena itu mahasiswa wajib mengikuti program kunjungan lapangan ke RS SMC Telogorejo Semarang sebelum mahasiswa mengikuti praktik lapangan di semester dua. Kunjungan lapangan kali ini dilaksanakan di Rumah Sakit SMC Telogorejo Semarang karena di rumah sakit tersebut merupakan rumah sakit pendidikan dan telah mendapatkan predikat rumah sakit tipe B dimana peralatan dan pengolahan instalasi catatan medisnya lebih maju dibandingkan dengan rumah sakit tipe B lainnya dan sudah menerapkan Rekam Medis Elektronik (RME), karena kunjungan ini untuk mengetahui sistem rekam medis yang ada di Rumah Sakit SMC Telogorejo Semarang, maka dari itu penulis memberikan judul pada laporan ini dengan “Tinjauan Terhadap Sistem Rekam Medis dan Informasi Kesehatan, Alur Penerimaan Pasien, dan Alur Pengelolaan Dokumen Rekam Medis dan Informasi Kesehatan.”



1



2



B. Rumusan Masalah Bagaimana pelaksanaan sistem rekam medis dan informasi kesehatan, alur penerimaan pasien, dan alur pengelolaan dokumen rekam medis dan informasi kesehatan ? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Bertujuan untuk mengetahui sistem rekam medis dan informasi kesehatan, Alur penerimaan pasien, dan alur pengelolaan dokumen Rumah Sakit SMC Telogorejo, Semarang. 2. Tujuan Khusus a. Mengetahui gambaran umum Rumah Sakit SMC Telogorejo Semarang meliputi sejarah rekam medis, struktur organisasi rumah sakit dan stuktur organisasi rekam medis di Rumah Sakit SMC Telogorejo Semarang. b. Mengetahui sistem rekam medis yang meliputi sistem penamaan, sistem penomoran, sistem penjajaran, sistem penyimpanan, sistem penyusutan dan pemusnahan. c. Mengetahui sistem penerimaan pasien Rumah Sakit SMC Telogorejo Semarang. d. Mengetahui sistem pengolahan data rekam medis Rumah Sakit SMC Telogorejo Semarang. D. Manfaat Penelitian 1.



Bagi Rumah Sakit a.



Sebagai bahan masukan yang dapat digunakan untuk meningkatkan mutupelayanan di rumah sakit.



b.



Dapat meningkatkan kinerja rumah sakit melalui perencanaan strategi dengantetap memperhatikan kondisi pasien.



2.



Bagi Akademik Sebagai bahan referensi di perpustakaan dan informasi tentang pengembanganSistem Rekam Medis dan Informasi Kesehatan rumah sakit.



3



3.



Bagi Penulis Dapat menambah pengetahuan dan pengalaman dalam penelitian ilmu tentangrekam medik khususnya untuk sistem Rekam Medis dan Informasi Kesehatan



E. Ruang Lingkup 1.



Lingkup Keilmuan Pengamatan ini termasuk dalam lingkup ilmu rekam medis dan informasi kesehatan.



2.



Lingkup Materi Materi yang diambil dalam pengamatan ini adalah sistem Rekam Medis dan Informasi Kesehatan.



3.



Lingkup Lokasi Pengamatan ini dilakukan di RS SMC Telogorejo Semarang.



4.



Lingkup Metode Metode yang dipakai adalah metode observasi.



5.



Lingkup Objek Objek pengamatan ini adalah alur penerimaan dan alur pengelolaan dookumen Rekam Medis dan Informasi Kesehatan.



6.



Lingkup Waktu Kunjungan ini dilaksanakan tanggal 5 Januari 2019.



BAB II LANDASAN TEORI



A. Pengertian Rekam Medis Pengertian rekam medis menurut peraturan mentri kesehatan Republik Indonesia No.269/MENKES/Per/III/2008 adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien. Dapat disimpulkan bahwa rekam medis adalah suatu catatan atau dokumen mengenai yang melayani dan dilayani yang dilakukan oleh petugas pelayanan kesehatan medis maupun non medis kepada pasien, sehingga proses kegiatan penyelenggaraan rekam medis dimulai pada saat diterimanya pasien dirumah sakit, dilanjutkan dengan kegiatan pencatatan data medis pasien oleh dokter atau tenaga kesehataan lain yang memberikan pelayanan kesehatan langsung kepada pasien. (Depkes RI 2006 ) B. Kegunaan Rekam Medis Kegunaan rekam medis dilihat dari beberapa aspek ( Depkes RI 2006 ) : 1.



Aspek Administrasi



2.



Aspek Medis



3.



Aspek Hukum



4.



Aspek Keuangan



5.



Apek Penelitian



6.



Aspek Pendidikan



7.



Aspek Dokumentasi Dalam Permenkes 269 Tahun 2008 Bab V, pasal 13 disebutkan bahwa



rekam medis dapat dipakai sebagai : a. Dasar pemeliharaan kesehatan dan pengobatan pasien. b. Bahan pembuktian dalam perkara hukum. c. Bahan untuk keperluan pendidikan dan penelitian. d. Dasar pembayaran biaya pelayanan dan kesehatan.



4



5



C. Sistem dan Sub Sistem Rekam Medis Sistem dan Sub Sistem Rekam Medis merupakan kumpulan unsur-unsur yang menjadi satu dan saling berhubungan untuk mencapai tujuan sistem yang bersangkutan. Menjalankan suatu prosedur sistem diperlukan suatu kebijakan dan ketentuan peraturan serta pedoman agar tujuan dapat tercapai secara efektif dan efisien. Berikut sistem dan sub sistem didalam rekam medis : 1. Sistem Penamaan Nama merupakan suatu identitas yang paling pokok dalam diri seseorang. Nama juga dapat membedakan antara orang yang satu dengan orang yang lain. Suatu bangsa, suku, atau Negara mempunyai cara dan ciri tersendiri didalam penulisan nama seseorang (Shofari:2004). a. Nama Orang Indonesia 1) Nama Tunggal Nama orang dapat terdiri dari satu kata, dua kata atau lebih. Nama orang yang hanya terdiri dari satu kata, diindeks sebagaimana nama itu tersebut. Contohnya: Sumarto Sumarto 2) Nama Majemuk Nama orang Indonesia yang majemuk dan oleh si pemilik nama itu ditulis menjadi satu, diindeks sebagai mana itu ditulis. Contoh : Amir Hamzah Hamzah Amir 3) Nama Keluarga Nama orang Indonesia yang mempergunakan nama keluarga, yang diutamakan nama keluarganya. Contoh: Anton Wiryosubroto Wiryosubroto Anton 4) Bukan Nama Keluarga Nama orang Indonesia yang terdiri dari satu atau dua kata, akan tetapi nama itu adalah nama sebenarnya bukan nama keluarga, maka diindeks kata terakhir dijadikan kata tangkap utama, atau dianggap sebagai nama keluarga.



6



Contoh: Bagus Basudewo Basudewo Bagus 5) Nama Marga, Suku, Clan Nama orang Indonesia yang mengunakan nama marga, suku, dan clan, maka yang diutamakan nama marga, suku, dan nama clan (kaum). Contoh: Armyn Pane Pane Armyn 6) Nama Wanita yang mempergunakan nama laki-laki Nama Wanita Indonesia yang menggunakan nama laki-laki. Nama laki-laki itu mungkin nama ayahnya, nama suaminya, atau mungkin namanya sendiri, maka diindeks dan ditulis nama lakilaki dijadikan kata tangkap utama. Contoh: Mayang Jegan Jegan Mayang 7) Nama Pemandian Nama orang Indonesia yang menggunakan nama pemandian atau nama baptis, maka diindeks dan ditulis menurut nama terakhir. Contoh: Floresius Suhardi Suhardi Floresius 8) Nama Gelar Nama-nama orang Indonesia yang diikuti dengan gelar, maka diindeks dan ditulis ditempatkan dibelakang tanda kurung. Contoh: Prof. Dr. Emil Kurdiatmoko Kurdiatmoko Emil(Prof. Dr) 9) Nama Singkatan a. Nama singkatan yang tidak diketahui kepanjangannya Nama yang diiringi atau didahului dengan singkatan, tetapi tidak diketahui kepanjangannya, yang diutamakan adalah nama lengkapnya. Contoh: A. Mintorogo Mintorogo, A. b. Nama singkatan yang Diketahui kepanjanganya Nama yang diiringi atau didahului dengan singkatan, tetapi diketahui kepanjangannya, singkatan itu ditulis. kepanjangannya dan diindeks menurut yang telah dibicarakan. Contoh: I.R. Rais Rais Idwan Ridwan



7



b. Nama Orang Cina, Korea, Vietnam, dan sejenisnya. 1) Nama Asli Nama asli orang Cina, Korea, Vietnam, dan sejenisnya, maka diindeks dan ditulis sebagaimana aslinya. Contoh: Pak Tjung Hui Pak Tjung Hui 2) Nama Orang Cina yang digabung dengan Nama Orang Eropa Nama orang Cina yang digabung dengan nama orang Eropa, maka diindeks dan ditulis nama orang Cina baru kemudian nama Eropa. Contoh: Robert Liem Liem Robert c. Nama Orang India, jepang, Muang Thai, dan sejenisnya. Nama-nama orang India, Jepang, Muang Thai dan sejenisnya, kata akhir dijadikan kata tangkap utama dalam indeks tanpa memperhatikan apakah kata akhir itu nama keluarga atau nama clan. Contoh: Bumibol Adulyadey Adulyadey, Bumibol d. Nama Arab, Persia, Turki, dan sejenisnya Nama Arab, Persia, Turki, dan sejenisnya yang diikuti nama keluarga, nama keluarga dijadikan kata pengenal utama. Contoh: Abdullah Majid Majid, Abdullah Nama orang Arab,



Persia,



Turki dan sejenisnya,



yang



menggunakan kata-kata bin, binti, ibn, ibnu, maka bagian nama yang didahului oleh kata-kata tersebut dijadikan sebagai kata pengenal utama. Contoh: Arifin bin Said Said, Arifin bin Nama orang Arab, Persia, Turki, dan sejenisnya yang sesudahnya kata bin, binti, dan sebagainya terdapat dua nama atau lebih, maka yang demikian diindeks dan ditulis dengan menggunakan kata akhir sebagai kata pengenal utama. Contoh: Awab bin Abdullah Majid Majid, Awab bin Abdullah



8



Nama orang Arab, Persia, Turki, dan sejenisnya, yang sesudah kata bin diiringi dengan dua kata yang menggunakan kata bin juga, maka diindeks dan ditulis seperti contoh dibawah ini. Contoh:Gozali bin Umar bin Majid Majid, Umar bin Gozalie.Nama Orang Eropa, Amerika, dan sejenisnya. e. Nama orang Eropa, Amerika, dan sejenisnya diindeks dan ditulis berdasarkan nama keluarga. Contoh: Henry Mill Mill, Henry f. Nama orang Eropa, Amerika, dan sejenisnya yang mempunyai kata sandang (Van, Van den, Van der, Von, Da, De, La). Contoh: H.J. Van Mook Van Mook, H 2. Sistem Penomoran Menurut Shofari (2004) ada tiga sistem pemberian nomor (Admission Numbering System), yaitu: a.



Penomoran Cara Seri Pemberian nomor cara seri atau dikenal dengan Serial Numbering System (SNS) adalah suatu sistem penomoran dimana setiap pasien yang berkunjung ke rumah sakit atau puskesmas selalu mendapatkan nomor baru dan nomor yang telah diberikan kepada pasien dicatat pada kartu indeks utama pasien yang bersangkutan. 1) Keuntungan dengan menggunakan sistem ini : a) Petugas rekam medis lebih mudah dalam memberikan nomor kepada pasien. b) Petugas rekam medis lebih cepat dalam memberi pelayanan kepada pasien. 2) Kerugian dengan menggunakan sistem ini : a) Membutuhkan waktu lama dalam pencarian Dokumen Rekam Medis lama, karena satu pasien dapat memperoleh lebih dari satu nomor. b) Informasi pelayanan klinik menjadi tidak berkesinambungan.



9



b. Penomoran Cara Unit Pemberian nomor cara unit atau dikenal dengan UNS (Unit Numbering System) adalah sistem penomoran yang memberikan satu nomor rekam medis pada pasien rawat jalan maupun pasien rawat inap, gawat darurat dan bayi baru lahir. Setiap pasien mendapat satu nomor pada saat pertama kali pasien datang ke rumah sakit atau puskesmas dan digunakan untuk selamanya. 1) Keuntungan dengan menggunakan sistem ini : a) Informasi klinis dapat berkesinambungan karena semua data dan informasi mengenai pasien dan pelayanan berada dalam satu folder. b) Setiap pasien hanya mempunyai satu kartu berobat yang digunakan oleh seluruh keluarga pada sarana pelayanan Puskesmas. 2) Kerugian dengan menggunakan sistem ini : a) Pelayanan pasien kunjungan ulang memerlukan waktu yang cukup lama. c.



Penomoran Cara Seri Unit Pemberian nomor dengan seri unit atau dikenal dengan SUNS (Serial Unit Numbering System) adalah sistem pemberian nomor dengan menggabungkan sistem seri dan unit, dimana setiap pasien datang ke rumah sakit diberikan nomor baru, tetapi dokumen rekam medis terdahulu digabungkan dan disimpan jadi satu dibawah nomor yang paling baru. 1) Kekurangan dengan menggunakan sistem ini : a)



Petugas menjadi lebih repot setelah selesai pelayanan.



b) Informasi



yang



berkesinambungan.



diberikan



kepada



pasien



tidak



10



2) Kelebihan menggunakan sistem ini : a) Pelayanan menjadi lebih cepat karena tidak memilih antara pasien baru atau pasien lama, semua pasien yang datang dianggap pasien baru. b) Tidak perlu mencari Dokumen Rekam Medis. 3. Sistem Penjajaran Menurut Shofari (2004) sistem penjajaran yaitu suatu cara penyimpanan DRM kedalam rak penyimpanan yang disusun berdiri sejajar atau satu dengan yang lainnya. Penjajaran nomor DRM ada tiga cara yaitu : a. Straight Numerical Filing (SNF) SNF yaitu sistem penyimpanan dengan cara menjajarkan folder DRM berdasarkan urutan langsung nomor rekam medis atau secara berturut-turut sesuai dengan urutan nomornya. Misalnya : 00-00-01 00-00-02 1) Kelebihan menggunakan cara ini yaitu: a) Bila akan mengambil dokumen rekam medis banyak secara berurutan akan lebih mudah. b) Mudah melatih petugas-petugas yang harus melaksanakan pekerjaan penyimpanan tersebut. 2) Kekurangan menggunakan cara ini yaitu: a) Petugas harus memperhatikan seluruh angka sehingga mudah terjadi kekeliruan penyimpanan. b) Terjadi konsentrasi dokumen rekam medis pada rak penyimpanan untuk nomor besar. c) Pengawasan kerapian penyimpanan sangat sukar dilakukan. b.



Terminal Digit Filing (TDF) Sistem penjajaran dengan angka akhir atau yang disebut Terminal Digit filing (TDF) yaitu suatu penyimpanan dokumen rekam medis dengan mensejajarkan folder dokumen rekam medis berdasarkan



11



urutan nomor rekam medis pada 2 angka kelompok akhir. Untuk menjalankan sistem ini, terlebih dahulu disiapkan rak penyimpanan dengan membaginya menjadi 100 section sesuai 2 angka kelompok terakhir dimulai dari section 00, 01, 02 dan seterusnya sampai 99. Misalnya : seksi 23 seksi 02 08-04-23 25-11-02 09-04-23 26-11-02 1) Kelebihan menggunakan sistem ini yaitu: a) Penambahan jumlah dokumen rekam medis selalu tersebar secara merata ke-100 kelompok (section) di dalam rak penyimpanan. b) Petugas-petugas penyimpanan tidak akan terpaksa berdesakdesak di suatu tempat dimana rekam medis harus disimpan di rak. c) Petugas-petugas dapat diserahi tanggung jawab untuk sejumlah section tertentu. d) Pekerjaan akan terbagi rata mengingat setiap petugas rata-rata mengerjakan jumlah rekam medis yang hampir sama setiap e) harinya untuk setiap section sehingga mudah mengingat letak dokumen rekam medis. 2) Kekurangan sistem ini, yaitu: a) Latihan dan bimbingan bagi petugas penyimpanan dalam hal sistem angka akhir, mungkin lebih lama dibandingkan latihan menggunakan sistem nomor langsung, tetapi umunya petugas dapat dilatih dalam waktu yang tidak terlalu lama. b) Membutuhkan biaya



awal



lebih besar



karena



harus



menyiapkan rak penyimpanan terlebih dahulu. c. Middle Digit Filing (MDF) Sistem penjajaran dengan angka tengah atau yang disebut Middle Digit Filing (MDF) yaitu suatu sistem penyimpanan dengan mensejajarkan dokumen rekam medis berdasarkan urutan nomor



12



rekam medis pada 2 angka kelompok tengah. Cara menjalankannya sama dengan sistem angka akhir, yang membedakan pengurutannya sistem ini menggunakan 2 angka kelompok tengah. Kelebihan dan kekurangannya sama dengan angka akhir. Penyimpanan dokumen rekam medis sering terjadi kesalahan letak. Hal ini terjadi karena banyaknya dokumen rekam medis yang harus diambil dan disimpan setiap hari. Untuk mengatasi hal tersebut, maka pada sistem penjajaran angka akhir atau angka tengah, dapat diberi kode warna sesuai 2 angka kelompok yang digunakan sebagai penjajaran. Ketentuan warnanya yaitu: Angka 1 = Ungu



Angka 6 = Coklat



Angka 2 = Kuning



Angka 7 = Kemerahan



Angka 3 = Hijau tua



Angka 8 = Hijau muda



Angka 4 = Oranye



Angka 9 = Merah



Angka 5 = Biru muda



Angka 0 = Biru tua



Warna tersebut ditempelkan dibawah nomor rekam medis yang bersangkutan. Misalnya pada nomor rekam medis 2 angka kelompok akhir adalah 21 maka, di bawah nomor akan ditempel warna kuning dan ungu. 4. Sistem Penyimpanan Sistem penyimpanan yaitu suatu cara penyimpanan berkas rekam medis yang berisi data dan informasi hasil pelayanan dari pasien secara individu yang dimasukkan kedalam folder atau map.ditinjau dari pemusatan atau penyatuan DRM penyimpanan dibagi menjadi dua : a.



Sistem Sentralisasi Sentralisasi yaitu suatu cara penyimpanan berkas rekam medis seorang pasien dalam satu kesatuan. Dokumen rekam medis rawat jalan dan rawat inap disimpan menjadi satu dalam satu folder atau map.



13



Sistem penyimpanan dokumen rekam medis secara sentral yaitu suatu sistem penyimpanan dengan cara menyatukan formulir-formulir rekam medis milik seorang pasien kedalam satu folder. 1) Kelebihan cara ini yaitu: a)



Data



dan



informasi



hasil-hasil



pelayanan



dapat



berkesinambungan karena menyatu dalam satu folder sehingga riwayatnya dapat dibaca seluruhnya. b) Mengurangi terjadinya duplikasi dalam pemeliharaan dan penyimpanan rekam medis. c)



Mengurangi jumlah biaya yang dapat dipergunakan untuk peralatan dan ruangan.



d) Tata kerja dan peraturan mengenai kegiatan pencatatan medis mudah distandarisasi. e)



Memungkinkan



peningkatan



efisiensi



kerja



petugas



penyimpanan karena dokumen rekam medis milik seorang pasien berada dalam satu folder. 2) Kekurangan sistem sentralisasi ini yaitu: a) Petugas menjadi lebih sibuk karena harus menangani unit rawat jalan dan unit rawat inap. b) Filing (tempat penyimpanan) dokumen rekam medis harus jaga 24 jam karena sewaktu-waktu diperlukan untuk pelayanan di UGD yang buka 24 jam. c) Tempat penerimaan pasien harus bertugas selama 24 jam, karena KIUP akan digunakan sewaktu-waktu bila pasien datang tidak membawa KIB, padahal KIUP tersimpan di TPPRJ.



14



b. Sistem Desentralisasi Desentralisasi



suatu



sistem



penyimpanan



dengan



cara



memisahkan antara DRM rawat inap, DRM rawat jalan, dan DRM gawat daruarat pada folder tersendiri dan ruangan tersendri pula. 1) Kelebihan sistem penyimpanan ini yaitu: a)



Efisiensi waktu, sehingga pasien mendapat pelayanan lebih cepat.



b) Beban kerja yang dilaksanakan petugas lebih ringan. 2) Kekurangan sistem penyimpanan ini yaitu: a)



Terjadi duplikasi dalam pembuatan rekam medis.



b) Biaya yang diperlukan untuk peralatan dan ruangan lebih banyak. 5. Sistem Penyusutan dan Retensi Penyusutan adalah kegiatan untuk mengurangi jumlah dokumen dengan cara memilah dokumen yang layak dimusiumkan dan dokumen yang layak dimusnahkan. Sistem penyusutan ini menggunakan aturan sesuai permenkes dengan minimal penyimpanan 5 tahun lalu diretensi. D. Sistem Penerimaan Pasien di Rumah Sakit 1.



Tempat Penerimaan Pasien Rawat Jalan (TPPRJ) TPPRJ merupakan tempat pendaftaran dan pemberian informasi data pasien kepada petugas pendaftaran di TPPRJ. Bagian ini yang bertanggung jawab terhadap kebenaran data dan informasi identitas pasien rawat jalan. Pasien ditanya dan dimintai keterangan mengenai identitas pribadi yang benar untuk keperluan kelengkapan data di rumah sakit. pasien lama harus menunjukan KIB kepada petugas TPPRJ jika pasien lama lupa membawa KIB maka akan dilihat datanya dan KIUP yang disimpan oleh rumah sakit, jika pasien baru maka akan mendapatkan KIB, KIUP, dan buku register.



2.



Tempat Penerimaan Pasien Rawat Inap (TPPRI) TPPRI Merupakan tempat penerimaan sekaligus pengaturan pasien Rawat Inap. TPPRI erat kaitanya dengan Unit Rawat Inap dimana bagaian



15



ini memberikan informasi tentang bangsal atau ruangan, tempat tidur kosong dan kelas perawatan yang diinginkan pasien yang sesuai dengan admission note. TPPRI tempat pendaftaranya khusus yang PNS, Jamkesmas, dan Jamkesos Beda dengan yang umum. Jika TPPRJ dapat menerima pasien langsung dari dokter, maka ruang Filing harus dibuka selama 24 jam dan fungsi TPPRI harus dapat dijalankan disini. 3.



Unit Gawat Darurat (UGD) Tempat pendaftaran pasien gawat darurat (TPPGD) merupakan tempat penerimaan pasien gawat darurat dimana unit pelayanan ini terbuka 24 jam. Dalam unit ini sistem penerimaan pasien sama dengan sistem penerimaan pasien rawat jalan tetapi yang membedakannya adalah pada saat pasien datang dengan keadaan yang gawat dan unit ini menerima pasien pada saat tengah malam.



E. Sistem Pengelolaan Data Rekam Medis di Rumah Sakit 1.



Assembling (Perakitan) Bagian assembling yaitu salah satu bagian di unit rekam medis. Peran dan fungsi assembling dalam pelayaan rekam medis yaitu sebagai perakit formulir rekam medis, peneliti isi data rekam medis, pengendali DRM tidak lengkap, pengendali penggunaan nomor rekam medis dan formulir rekam medis (Shofari, 2004).



2. Coding dan Indexing Coding dan indexing adalah salah satu bagian dalam unit rekam medis yang berperan sebagai pencatat dan peneliti kode penyakit dan diagnose yang ditulis dokter, kode operasi atau tindakan medis yang ditulis dokter atau petugas kesehatan lainnya, kode sebab kematian dari sebab kematian yang ditetapkan dokter. Serta mencatat dan menyimpan indeks penyakit, operasi atau tindakan medis, sebab kematian dan indeks dokter dan penyedia informasi nomor-nomor rekam medis yang memiliki jenis penyakit, operasi atau tindakan medis sebab kematian yang sama berdasarkan indeks yang bersangkutan untuk berbagai keperluan, serta



16



pembuat laporan penyakit dan laporan kematian berdasarkan indeks penyakit, operasi dan sebab kematian (Shofari, 2004). 3. Analising dan Reporting Analising dan reporting adalah salah satu bagian dalam rekam medis yang tugasnya mengumpulkan data kegiatan dari unit pelayanan kesehatan. Berfungsi untuk menganalisa semua data rekam medis yang masuk ke unit rekam medis untuk diolah menjadi sebuah informasi yang disajikan dalam bentuk laporan guna mengambil keputusan manajemen (Shofari, 2004). 4. Filing Filing merupakan salah satu bagian dalam unit rekam medis. Peran dan fungsi dalam pelayanan rekam medis yaitu sebagai penyimpan DRM, penyedia DRM untuk berbagai keperluan, pelindung arsip-arsip DRM terhadap kerahasiaan isi data rekam medis dan pelindung arsip-arsip DRM terhadapan bahayan kerusakan fisik, kimiawi dan biologi (Shofari, 2004).



BAB III HASIL PENGAMATAN



A. Gambaran Umum Rumah Sakit SMC Telogorejo 1. Sejarah Rumah Sakit SMC Telogorejo Semarang Pada tahun 1925, berawal dari keperihatinan kepada pelayanan kesehatan masyarakat di Semarang yang saat itu sangat kurang, mendiang wijkmeester (Kepala Masyarakat Tionghoa) Tan Sing Hwei mendirikan Poliklinik bernama Lang Tjhwan Tiong Hoa Ie Wan pada tahun 1928. Kapasitas Poliklinik yang terbatas, membuat pengurus berusaha mencari tempat lebih luas. Hingga akhirnya pada tahun 1951, Dr. Liem Tjay Sien, Tan Siauw Bo, dan Ir. Tjoa Teng Kie berhasil mendirikan Rumah Sakit Tiong Hoa Ie Wan. Dimulailah perjalanan Rumah Sakit Tiong Hoa Ie Wan (Sekarang SMC RS Telogorejo) dalam mengabdi masyarakat. Pada tahun 1987 Rumah Sakit Telogorejo Semarang telah berhasil mencangkok sumsum tulang. Cangkok menggunakan metode allolog dan autlog. Pada saat itu, masing – masing metode merupakan yang pertama kali dan kedua kalinya di Indonesia. Peningkatan status perhimpunan rumah sakit Telogorejo menjadi yayasan memberikan pengaruh yang sangat baik pada perkembangan Rumah Sakit Telogorejo. Terlebih setelah nama yayasan Rumah Sakit Telogorejo diubah menjadi Yayasan Kesehatan Telogorejo dan Ir. Budi Darmawan menjabat sebagai ketua umumnya. Sebagai seorang usahawan terkenal di kalangan masyarakat Semarang Ir. Budi Darmawan telah berhasil menarik banyak kalangan untuk memberikan partisipasi dan sumbangsihnya pada perkembangan Rumah Sakit Telogorejo. Sejak berdirinya pendidikan perawat pada tahun 1957, sistem pendidikan telah mengalami beberapa kali perkembangan dan peningkatan. Pada tahun 1981 terbentuklah Sekolah Perawat Kesehatan (SPK) Telogorejo. Dengan pesatnya kemajuan teknologi ilmu kedokteran serta



17



18



pelayanan kesehatan dewasa ini, jelas intitusi penghasil tenaga perawat dituntut untuk meningkatkan pendidikan perawat ke jenjang yang lebih tinggi. Untuk memenuhi tuntutan diatas maka dimulai tahun 1990, Sekolah Perawat Kesehatan Telogorejo yang termasuk Jenjang Pendidikan Menengah dikonversikan ke jenjang Pendidikan Tinggi yaitu menjadi Akademi Perawatan Telogorejo (AKPER TELOGOREJO) 2.



Visi & Misi a. Visi Menjadi Rumah Sakit pilihan utama dan terdepan dalam layanan unggulan b. Misi 1) Memberikan pelayanan kesehatan paripurna dan fasilitas kesehatan berkualitas tinggi 2) Senantiasa mengembangkan kompetensi sumber daya manusia yang professional dalam memberikan pelayanan medis terbaik 3) Menerapkan ilmu dan teknologi mutakhir dalam pelayanan kesehatan unggulan 4) Memberikan kontribusi social bagi masyarakat yang membutuhkan dalam bidang kesehatan 5) Mengaplikasikan tata kelola yang baik dan benar untuk pertumbuhan berkesinambungan



3. Susunan Pengurus Yayasan Kesehatan Teleogorejo pertama kali Ketua



: Ong Ping Tjwan



Wakil Ketua



: Liauw Siang Joeng



Sekertaris



: Lie Boen Lim



Wakil Sekertaris



: Tan Kee Hian



Bendahara



: Tan Sien Kie



Wakil Bendahara



: Tan Boem Liem



Komisaris



: Nyonya Chung Kiem Jan Nyonya Dr. Thio Kee Tiong Tan Kiem San dan Ong Kang Hwat



19



4. Struktur Unit Rekam Medis di SMC Telogorejo Semarang Derektur Utama Manajer Devisi Pelayanan Medis Kepala Unit RM



Pelayanan Klaim Assembl ing



Scan



Koordinator Coding & Pemberkasaan



Koordinator RJ & RI



Filing



Ekspedisi



Data



Coding



Gambar 1. Struktur Rekam Medis di Rumah Sakit Telogorejo



B. Sistem dan Subsistem Rekam Medis di Rumah Sakit Telogorejo 1.



Sistem Penamaan Rumah Sakit Teleogorejo menerapakan sistem penamaan sesuai identitas pasien dengan menggunakan KTP.



2.



Sistem Penomoran Rumah



Sakit



Telogorejo



menerapkan



sistem



penomoran



menggunakan UNS (Unit Numbering System) dengan jumlah 8 digit, yang penjajarannya menggunakan 2 angka akhir. 3.



Sistem Penjajaran Rumah Sakit Telogorejo menggunakan metode Terminal Digit Filing (TDF), karena lebih mudah dalam pencarian data pasien dengan petunjuk warna.



20



4.



Sistem Penyimpanan Rumah Sakit Telogorejo menggunakan metode penyimpanan Sentralisasi. Penyimpanan Sentralisasi dibagi menjadi 2 map yaitu rawat inap dan rawat jalan. Rumah Sakit Telogorejo menggunakan metode Terminal Digit Filing (TDF), karena lebih mudah dalam pencarian data pasien dengan petunjuk warna.



5.



Sistem Penyusutan dan Retensi Rumah sakit SMC Telogorejo Semarang melakukan penyusutan dan pemusnahan berkas, setelah berkas tidak ada kunjungan lebih dari 5 tahun. Tetapi ada pemilihan lagi berkas yang ada nilai guna dan berkas tidak ada nilai guna. Berkas yang masih memiliki nilai guna untuk dilestarikan guna sebagai penelitian. Berkas yang tidak ada nilai guna dilakukan pemusnahan. Pemusnahannya dengan cara peleburan sampai menjadi bubur.



C. Sistem Penerimaan Pasien di Rumah Sakit Telogorejo 1.



Tempat Penerimaan Pasien Rawat Jalan (TPPRJ) Alur yang digunakan di rumah sakit Telogorejo sebagai berikut : a.



Pasien datang kekasir untuk mengisi kartu pasien yang akan didaftarkan.



b.



Kartu pasien yang berisikan identitas pasien, kemudian dimasukan kedalam komputer.



2.



c.



Keluar identitas pasien



d.



Ditulis dibuku ditribusi



e.



Pasien mendapatkan kartu baru



Tempat Penerimaan Pasien Rawat Inap (TPPRI) Alur yang digunakan di rumah sakit Telogorejo sebagai berikut : a.



Pasien datang ke ruang rawat inap



b.



Pasien yang akan masuk ke rawat inap harus mengisi form data pasien



c.



Petugas menginput data pasien ke komputer



21



d.



Pasien mendapat nomor rekam medis



e.



Data pasien di proses



f.



Pasien mengisi formulir general



g.



Pasien melengkapi administrasi



h.



Pasien melakukan proses pemasangan gelang identitas



i.



Pengantaran pasien ke ruang rawat inap



Sistem rekam medis di TPPRI telah menggunakan E-Rekam Medis. 3.



Unit Gawat Darurat (UGD) Unit Gawat Darurat (UGD) sama seperti rawat inap dan rawat jalan. Tetapi yang mengambil DRM rekam medis dari ICM adalah petugas yang berjaga di UGD RS SMC Telogorejo Semarang.Apabila pasien tidak membawa kartu identitas maka akan ditangani terlebih dahulu. Kemudian baru ditanya tentang identitas pasien tersebut. Adapun klasifikasi tingkat kegawatan berdasarkan keterangan warna ruangan di UGD yaitu : Warna merah



: darurat



Warna kuning



: agak darurat



Warna hijau



: tidak darurat



D. Sistem Pengelolaan Data Rekam Medis di Rumah Sakit Telogorejo 1.



Alur dan Prosedur Assembling Dokumen-dokumen rekam medis yang telah diisi oleh unit pencatatan data rekam medis yaitu Unit Rawat Jalan (URJ), Unit Gawat Darurat (UGD), Unit Rawat Inap (URI) dan Instalasi Pemeriksaan Penunjang (IPP) akan dikirim ke fungsi Assembling bersama-sama Sensus Harian setiap hari. Lembar formulir dalam dokumen rekam medis diatur kembali sesuai urutan riwayat penyakit pasien dan diteliti kelengkapan isi dokumen rekam medis. Apabila berkas belum lengkap akan diberi coretan bolpen warna merah dan dikembalikan ke unit yang bertanggung jawab. Untuk berkas yang sudah lengkap akan diberi coretan bolpen warna hitam. Kemudian berkas yang sudah di assembling diserahkan kebagian coding dan indexing untuk dilakukan pengkodean dan pengindekan.



22



2.



Alur dan Prosedur Coding dan Indexing Proses coding dan indexing di rumah sakit Telogorejo menggunakan sitem yang sudan menggunakan komputerisasi. Petugas hanya memasukan kata kunci suatu penyakit yang benar setelah itu tinggal di enter sudah muncul nama penyakitnya beserta kodenya. Setelah itu entri data ke sistem komputer. ICD yang digunakan adalah ICD-10 Volume 1 dan 3, dan untuk tindakan menggunakan ICD-9-CM revisi tahun 2010.



3.



Alur dan Prosedur Analising dan Reporting Analising dan reporting di Rumah Sakit Telogorejo merupakan tahap akhir dari proses pengumpulan dan pengolahan data-data rekam medis yang masuk ke dalam unit rekam medis untuk diolah menjadi informasi yang disajikan dalam laporan guna mengambil keputusan.



4.



Alur dan Prosedur Filing Di rumah sakit Telogorejo tempat penyimpanan sangat ketat dan terjaga. Ruang filing mempunyai password dan berfasilitas AC dan tidak sembarang orang bisa masuk ke ruangan, jika ingin masuk ke ruangan harus mendapat ijin dari pihak rumah sakit tempat penyimpanan. RS SMC Telogorejo Semarang dalam penjajarannya menggunakan sistem Terminal Digit Filing (TDF) yaitu menggunakan dua digit angka terakhir sebagai pedoman. Selain menggunakan dua digit angka terkhir dirumah sakit tersebut juga menggunakan sistem kode warna (Coding Color) dalam proses penyimpanan. Ada sepuluh macam warna berbeda yang digunakan yaitu: Angka 1 : Ungu



Angka 6 : Coklat



Angka 2 : Kuning



Angka 7 : Kemerahan



Angka 3 : Hijau tua



Angka 8 : Hijau muda



Angka 4 : Orange



Angka 9 : Merah



Angka 5 : Biru muda



Angka 0 : Biru tua



Warna-warna ini digunakan sesuai nomor rekam medis dua digit terakhir yang ditempelkan pada map atau folder bagian depan. Warnawarna ini berfungsi suntuk mengetahui apakah penyimpanan sudah sesuai



23



tempatnya atau belum. Guna mempermudah pengembalian dokumen rekam medis, maka setiap dokumen harus disisipkan Tracer (Kartu penunjuk kemana dokumen keluar) terlebih dahulu warna tracer yang digunakan : a.



Hijau dan biru



: Rawat jalan.



b.



Merah dan orange



: Penelitian.



c.



Hitam



: Penggabungan.



Adapun isi tracer adalah sebagai berikut: a.



Nomor Rekam Medis.



b.



Nama Lengkap.



c.



Penyakit.



d.



Tanggal Kunjungan.



24



BAB IV PEMBAHASAN



A. Sistem dan Sub Sistem Rekam Medis di Rumah Sakit SMC Telogorejo Semarang 1.



Sistem Penamaan Sistem penamaan di rumah sakit SMC Telogorejo Semarang, menggunakan sistem penamaan sesuai dengan nama yang tertera di kartu identitas (KTP), SIM, Paspor. Sistem penamaan yang diterapkan pada rumah sakit SMC Telogorejo Semarang sudah sesuai teori yang dikemukakan oleh Shofari (2004).



2.



Sistem Penomoran Sistem penomoran dalam teori Shofari (2004) menggunakan 6 digit angka. Tetapi di rumah sakit SMC Telogorejo Semarang sudah menggunakan 8 digit angka, penambahan 2 digit angka karena jumlah pasien yang datang kerumah sakit tersebut bertambah banyak.



3.



Sistem Penjajaran Sistem penjajaran di rumah sakit SMC Telogorejo Semarang menggunakan TDF karena lebih mudah dalam pencarian dokumennya dengan dibantu petunjuk kode warna dan sistem penjajaran TDF sudah berjalan dan terstuktur dengan baik dalam pelaksanaannya. Sistem penjajaran ini sudah sesuai dengan teori yang dikemukaan oleh Shofari (2004).



4.



Sistem Penyimpanan Sistem penyimpanan sentralisasi di rumah sakit SMC Telogorejo telah berjalan dengan dengan baik dalam penerapannya. Sistem penyimpanan ini sudah sesuai dengan teori yang dikemukaan oleh Shofari (2004).



5.



Sistem Penyusutan dan Pemusnahan RS SMC melakukan pemusnahan dengan metode pembuburan dokumen. Menurut penulis mungkin sistem pemusnahan ini agar bubur kertas dapat didaur ulang kembali menjadi kertas yang baru. Sistem



25



pemusnahan ini tidak sesuai dengan teori yang dikemukaan oleh Shofari (2004). B. Sistem Penerimaan Pasien di Rumah Sakit Telogorejo Semarang 1.



Alur dan prosedur Tempat Pendaftaran Pasien Rawat Jalan (TPPRJ) Pasien lama harus menunjukan KIB kepada petugas TPPRJ jika pasien lama lupa membawa KIB maka akan dilihat datanya di KIUP yang berbentuk format elektronik disertai Barcode. Jika pasien baru akan mendapatkan KIB yang berbentuk kertas tulis tangan, KIUP dan buku register. Petugas loket pendaftaran akan mengkomunikasikan kebenaran data dengan pasien, setelah itu di ICM akan muncul tracer. Petugas ICM mengambil dokumen dan diantar. Hampir seratus persen TPPRJ menggunakan Rekam Medis Elektronik kecuali inform consent masih dilakukan dengan manual menggunakan kertas, maka dari itu dilakukan scaning karena belum ada peraturan tentang penggunaan inform consent elektronik.



2.



Alur dan Prosedur Tempat Pendaftaran Pasien Rawat Inap (TPPRI) Subsistem dari TPPRJ di RS SMC Telogorejo Semarang yaitu penamaan sesuai dengan kartu identitas diri, penomoran, regristrasi lalu di instalasi catatan medis akan muncul nomor rekam medis petugas loket pendaftaran akan mengkomunikasikan kebenaran data dengan pasien, setelah itu di ICM akan muncul tracer. Petugas ICM mengambil dokumen diantar ke bangsal.



3.



Alur dan prosedur Unit Gawat Darurat Pasien datang dipastikan terlebih dahulu pasien lama atau baru,apabila pasien baru mengisi formulir sesuai dengfan identitas kemudian dibuatkan KIB dan KIUP setelah itu dokumen rekam medis diantarkan ke UGD. Apabila pasien lama dimintai KUB kemudian petugas mengambil dokumen rekam medis setelah itu diantarkan ke UGD.



26



C. Sistem Pengelolaan Data Rekam Medis 1.



Assembling (Perakitan) Pelaksanaan Assembling menurut teori Sofari dan pelaksanaan di RS SMC Telogorejo sudah sesuai.



2. Coding dan indexing Coding yang dilakukan di rumah sakit SMC Telogorejo Semarang sudah menerapkan ICD Elektronik. Coding di rumah sakit SMC Telogorejo Semarang menggunakan ICD 10 dan ICD 9-CM. Petugas coding dibagi menjadi 2 bagian, yaitu ada petugas yang mengkoding penyakit pasien rawat jalan dan ada petugas yang mengkoding penyakit pasien rawat inap. 3. Analising dan Reporting Dalam unit rekam medis di rumah sakit SMC Telogorejo Semarang, analising and reporting berfungsi sebagai penganalisis dan laporan dalam sistem pelayanan rekam medis untuk diolah menjadi informasi yang di sajikan dalam laporan guna mengambil keputusan menejemen di rumah sakit. 4. Filing Rumah Sakit SMC Telogorejo Semarang filing merupakan suatu tempat yang bertanggung jawab terhadap penyimpanan,merapikan dan menyiapakan data rekam medis. Menurut Sofari Filing merupakan salah satu bagian dalam unit rekam medis. Peran dan fungsi dalam pelayanan rekam medis yaitu sebagai penyimpan DRM, penyedia DRM untuk berbagai keperluan, dll. Sistem filing yang dilakukan di RS SMC Telogorejo sudah sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Shofari (2004).



BAB V PENUTUP



A. Kesimpulan Dalam kunjungan industri ini banyak wawasan dan pengetahuan yang penulis dapatkan adapun kesimpulan dari pelaksanaaan kunjungan ini yaitu: 1. Kegiatan rekam medis di rumah sakit SMC Telogorejo Semarang sudah menggunakan E–Rekam Medis. 2. Petugas rekam medis mengklasifikasi penyakit menggunakan sistem elektronik ICD-10-Volume 1, ICD-10-Volume 2, ICD-10-Volume 3, dan ICD-9 CM. 3. Sistem rekam medis yang di terapkan di rumah sakit SMC Telogorejo Semarang memakai sistem komputerisasi yang baik. 4. Sistem penamaan di rumah sakit SMC Telogorejo Semarang menggunakan nama tunggal dan nama majemuk. 5. Sistem penomoran di rumah sakit SMC Telogorejo Semarang menggunakan sistem penomoran Unit Numbering System (UNS). 6. Sistem penjajaran di rumah sakit SMC Telogorejo Semarang menggunakan sistem penjajaran Terminal Digit Filing (TDF). 7. Sistem penyimpanan di rumah sakit SMC Telogorejo Semarang menggunakan sistem Sentralisasi. B. Saran 1.



Sebaiknya ditambahkan pembagian tugas Rekam Medis di rumah sakit Telogorejo agar lebih fokus dengan bagian yang akan dikerjakan, seperti bagian Assembling dengan Filing dipisahkan.



2.



Sebaiknya memperluas ruangan rekam medis di rumah sakit Telogorejo agar akses untuk berjalan lebih mudah.



27



28



DAFTAR PUSTAKA



Bambang, Shofari. PSRK 01, 2004. Buku 1 Modul Pembelajaran Pengelolaan Rekam Medis dan Dokumentasi Rekam Medis. Semarang Depkes RI. 2006. Pedoman Penyelenggaraan dan Prosedur Rekam Medis Rumah Sakit di Indonesia Revisi III. Direktorat Jenderal Pelayanan Medik. Jakarta.



29



LAMPIRAN



A. Struktur Organisasi Rumah Sakit Telogorejo Semarang



Direktur Utama



Manajer Divisi Pelayanan Medis Kepala Unit RM



,



Assembling



Pelayanan Klaim



Koordinator RJ &RI



Scan



Filling



Koordinator coding& pemeberkasan Ekspedisi



Data



Coding



30



B. Foto Kegiatan 1.



Penyerahan Cindramata Kepada Kepala Instalasi Catatan Medis



2.



Hasil Foto Pengamatan Klinik Penyakit Paru



31



3.



Hasil Foto Track Record Keizen



4.



Hasil Foto Budaya yang diterapkan Rumah Sakit Telogorejo



32



LEMBAR KONSULTASI



33



34