Laporan Kunjungan Ke Plta Sutami [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PLTA SUTAMI A. Sejarah PT. PJB (Pembangkitan Jawa-Bali) Pada tahun 1945 dibentuk perusahaan listrik dan gas. Setelah itu pada tahun 1965 dipecah antara perusahaan listrik dan gas. Kemudian perusahaan listrik tersebut menjadi nama Perusahaan Listrik Negara (PLN) dengan status perusahaan umum. Pada tahun 1982 restrukturisasi dimulai di Jawa-Bali dengan perusahaan unit sesuai fungsinya, yaitu unit PLN pembangkit dan penyaluran. Pada tahun 1994, status PLN diubah menjadi Persero. Pada tahun 1995 dilakukan restrukturisasi di dalam PT. PLN (Persero) dengan membentuk dua anak perusahaan di bidang pembangkitan yang bertujuan memisahkan misi sosial dan misi komersial yang diemban. Pada tanggal 3 Oktober 1995 Pt. Pembangkitan Tenaga Listrik Jawa-Bali II atau yang lebih dikenal dengan PLN PJB II berdiri. Tujuan utama dibentuk PLN PJB II adalah untuk menyelenggarakan usaha ketenagalistrikan yang bermutu tinggi serta handal berdasarkan prinsip industri dan niaga sehat dan efisien. Pada tahun 2000, PLN PJB II berubah nama menjadi PT. Pembangkitan Jawa- Bali. Saat ini, PJB memiliki 13 unit pembangkit dengan kapasitas terpasang 6.536 MW dan asset setara kurang lebih Rp. 41,5 tryliun. Didukung 2.203 karyawan, mutu, kehandalan, dan layanan yang diberikan mampu memenuhi standart internasional. B. Visi dan Misi PT. PJB Dalam sebuah organisasi atau sebuah perusahaan pasti ada sebuah visi dan misi yang menjadi tujuan yang hendak dicapai oleh perusahaan tersebut. Adapun visi dan misi yang dicapai PT. PJB sebagai berikut :



Visi Menjadi perusahaan pembangkit tenaga listrik Indonesia yang terkemuka dengan standar kelas dunia.



Misi a. Memproduksi tenaga listrik yang handal dan berdaya saing. b. Meningkatkan kinerja secara berkelanjutan melalui implementasi tata kelola pembangkitan dan sinergi bisnis. c. Mengembangkan kapasitas dan kapabilitas SDM yang mempunyai kompetensi teknik dan manajerial yang unggul dan berwawasan bisnis C. PT. PJB (Pembangkitan Jawa-Bali) a. Struktur Organsisai PT PJB



D. Profil PT. PJB UP Brantas Unit Pembangkitan (UP) Brantas adalah salah satu unit PT. PJB yang mengoperasikan 13 PLTA yang tersebar di 5 kabupaten di Jawa Timur. Kapasitas cukup kecil, yaitu hanya 281 MW atau 4,1 persen dari seluruh kapasitas terpasang PT PJB. Kontribusi ke system Jawa, Madura, Bali hanya sekitar 2 persen. Keberadaannya lebih berfungsi sebagai initial charging saat sistem kehilangan daya (black out) dan memperbaiki system tegangan di sistem Jawa Timur bagian selatan. Tiga belas PLTA itu adalah Sengguru, Sutami, Selorejo, Lodoyo, Ngebel, Tulungangung, Wlingi, Medalan, Siman, Giringan, Galung, Wonorejo, dan Ampelgading. Pada tahun 2008 dan 2009, UP Brantas dinobatkan sebagai unit pembangkit hidro terbaik diantara pembangkit di PJB. 



Tabel pembangkitan brantas



No.



Unit Pembangkitan



Daya Terpasang



1.



PLTA Sengguruh Unit 1 dan 2



2 x 14,5 MW



2.



PLTA Sutami



3 x 35 MW



3.



PLTA Wlingi



2 x 27 MW



4.



PLTA Lodoyo



4,5 MW



5.



PLTA Tulungagung



2 x 18 MW



6.



PLTA Selorejo



4,48 MW



7.



PLTA Mandalan Unit 1



5,6 MW



8.



PLTA Mandalan Unit 3,4 dan 5



3 x 5,8 MW



9.



PLTA Siman Unit 1,2 dan 3



3 x 3,6 MW



10.



PLTA Giringan Unit 1 dan 2



2 x 0,9 MW



11.



PLTA Giringan Unit 3



1,4 MW



12.



PLTA Golang Unitt 1, 2, 3



3 x 0,9 MW



13.



PLTA Ngebel



2,2 MW



14.



PLTA Wonorejo



6,5 MW



15.



PLTA Ampelgading



2 x 5 MW



Tabel Unit Pembangkit Brantas



E. Visi dan Misi UP Brantas



Visi Menjadi Perusahaan Pengembang dan Pemasok Energi Terbarukan Terkemuka di Indonesia Misi Menyediakan Produk Energi Terbarukan, Ramah Lingkungan dan Berkelanjutan F. Struktur Organisasi UP Brantas



D. Profil PLTA SUTAMI PLTA Sutami merupakan pembangkitan listrik dibawah pengelola PT. Pembangkit Jawa Bali Unit Pembangkit Brantas. PLTA ini merupakan pembangkit listrik yang memanfaatkan energi potensial dari Sungai Brantas, yang kurang lebih terletak pada ketinggian 272 m diatas permukaan laut. Perusahaan ini merupakan pembangkit listrik tenaga air terbesar di Jawa Timur. Dengan daya yang dihasilkan sebesar 3 x 35 MW, yang ditransmisikan ke SUTT 154 KV. Penggunaannya dilaksanakan oleh proyek induk pengembang wilayah sungai brantas dengan nama proyek serbaguna karangkates. Dikatakan serbaguna karena dilihat dari manfaat yang diperoleh. Adapun manfaat yang utama selain sebagai pengendali banjir pada musim hujan, juga untuk irigasi sehingga tanah pertanian tetap dapat dikerjakan sekalipun pada musim kemarau. Selain kedua hal diatas, potensi air yang ditampung di bendungan tersebut dapat juga digunakan untuk pembangkit tenaga listrik. Adanya sarana rekreasi, perikanan, dan lain-lain. Merupakan manfaat sampingan yang bisa dirasakan oleh masyarakat. Pelaksanaan proyek serbaguna karangkates, pada dasarnya dibagi menjadi dua tahap : a. Pembangunan Tahap Pertama Meliputi : Pembangunan bendungan karangkates dan bangunan pelengkap lainnya. Perencanaannya ditangani oleh konsultan Nippon Koei Co.Ltd. Dalam bidang survey, investigasi dan desain pada tahun 1959. Pembangunan dilaksanakan tahun 1964 dibawah pengawasan kontraktor Kajima, Construction Co.Ltd. Diresmikan oleh Presiden Soeharto pada tanggal 2 Mei 1972. Pembangunan pembangkit listrik tenaga air (PLTA) unit 1 dan unit2. Pembangunan dimulai pada bulan februari 1970 dan selesai pada bulan Agustus 1973. Pemasangan metal work dikerjakan oleh sakai Iron Work Co.Ltd. Pemasangan turbin dan generator dikerjakan oleh Tokyo Shibaura Elektronic Co.Ltd. Diresmikan oleh presiden oleh presiden Soeharto pada tanggal 4 September 1973. b. Pembangunan Tahap Kedua Meliputi : Pembangunan



Waduk



Lahor



dan



pembangunan



pelengkap



lainnya.Perencanaannya ditangani oleh badan pelaksana proyek induk pengembangan wilayah sungai brantas dibawah pengawasan konsultan nippon Koei Co.Ltd. Diresmikan oleh Presiden Soeharto pada tnggal 12 November 1977. Pembangunan PLTA karangkates unit 3. Pemasangan metal work ditangani oleh Sakai Iron Work serta pemasangan turbin dan generator oleh Tokyo Shibaura



Electric Co.Ltd. Diresmikan oleh menteri PUTL Prof. Dr. Ir.H Sutami pada tanggal 23 April 1976. Pembangunan Waduk Lahor yang terletak sekitar 32 km disebelah selatan kota malang dengan ketinggian HWL 272,2 m diatas permukaan air laut , dirasakan perlu untuk menambahkan kapasitas pengendali banjir,irigasi dan air untuk bendungan karangkates yang dialirkan melalui terowongan penghubung. G. Lokasi PLTA SUTAMI



Gambar. Peta Sutami



H. Struktur Organisasi PLTA SUTAMI Kepala PLTA Sutami Supeno



Operator



I.Kepala Jaga



Enginer Mesin



-Tedik Munthoha Enginer Listrik



- Hariono -Moh.Daris Syaifudin - M.Munthohari



- Budiyono



II.Operator CCR - Imam Subekti



-Yantoro -Dwi Rianto



Enginer Kontrol Instrumen



Analis LK3



-Sri Helper



- Afik Muhtashin - Farikh



-Suprapto -Fepi



Adminitrasi



-Zuhro - Slamet M



Staf Gudang



-Hendra Kurniawan



I. Uraian Tugas 1. Kepala PLTA Bertanggung Jawab atas segala kelangsungan operasi pemeliharaan di PLTA Sutami. 2. Pemeliharaan Mesin Bertanggung Jawab terhadap perawatan pemesinan pada PLTA sutami. 3. Pemeliharaan Listrik Bertanggung Jawab terhadap perawatan kelistrikan pada PLTA sutami. 4. Pemiliharaan Kontrol Bertanggung jawab terhadap perawatan kontrol dan instrumentasi pada PLTA Sutami. 5. Lingkungan , Keselamatan dan Kesehatan kerja



Bertanggung jawab terhadap kondisi lingkungan dan pelaksanaan K3 6. Gudang Bertanggung jawab terhadap keluar masuknya barang dari gudang. 7. Operator Bertanggung jawab terhadap pengoperasian unit pembangkit pada PLTA Sutami 1. ASET DAN PROSES KERJA PLTA SUTAMI A. Konstruksi PLTA



Keterangan Gambar: 1. Sungai/Kolam Tandon, untuk tempat penampungan air 2. Intake, pintu masuk air sungai/tandon 3. Katup pengaman, berfungsi sebagai katup pengatur intake 4. Headrace tunnel, pipa antara tandon dan sebelum masuk penstock 5. Surge tank, berfungsi sebagai pengaman tekanan air yang tiba-tiba naik saat katup pengatur ditutup.



6. Penstock (pipa pesat), untuk mengalirkan dan mengarahkan air ke turbin serta untuk mendapatkan tekanan hidrostatis yang besar. 7. Main stop valve, berfungsi sebagai katup pengatur turbine 8. Turbine, mengubah energi potensial air menjadi energi gerak 9. Generator, menghasilkan energi listrik dari energi gerak 10. Main transformer, untuk transfer energi listrik antar dua sirkuit dengan induksi elektromagnetik. 11. Transmission line, penyalur energi listrik ke konsumen 1. Bendungan Karangkates a. Waduk Waduk PLTA SUTAMI berasal dari dua waduk yaitu waduk Sutami dan waduk Lahor. Waduk ini berfungsi untuk menampung air hujan.



b. Bendungan Bendungan digunakan untuk tempat menampung air dalam jumlah besar yang berguna sebagai penggerak turbin. Selain itu bendungan juga berfungsi untuk pengendalian banjir.



c. Bendungan Pelimpah (Slipway) Spill Way berfungsi untuk melimpahkan air waduk saat terjadi kelebihan elevasi maksimal yang telah ditetapkan pada kondisi normal, untuk mencegah banjir dan mencegah rusaknya bendungan akibat meluapnya air banjir melalui puncak serta untuk menjaga kestabilan air waduk.



d. Terowongan Head Race Terowongan head race berfungsi untuk mengalirkan air dari waduk menuju turbin melalui pipa pesat. e. Terowongan Pengelak Terowongan pengelak berfungsi untuk irigasi bila turbin tidak bisa beroperasi dan untuk membuang lumpur yang terdapat didasar waduk. 2. Intake Gate Intake Gate (tiga set Intake Gate) terdiri dari gate leaf dengan bypass valve, house guide frame. Intake Gate berfungsi untuk menutup dan membuka air yang akan menuju ke turbin.



3. Surge Tank Surge Tank berfungsi meredam tekanan air yang tiba-tiba terjadi pada pipa pesat, apabila debit air yang masuk ke turbin berkurang atau berhenti, dari itu juga surge tank berfungsi untuk mencegah terjadinya pengempesan pada penstock akibat dari sinar mathari yang sangat panas. Surge Tank merupakan bagian pengaman PLTA jika terjadi perubahan tekanan baik karena perubahan elevasi waduk , tekanan gelombang dan terjadinya fenomena waterhammer akibat penutupan katup secara tiba-tiba.



4. Pipa Pesat (Penstock) Merupakan Pipa yang digunakan untuk mengalirkan air dari bendungan menuju inlet valve. Selain itu penstock juga mempunyai pengaman dari bahaya sinar mathari dan timbulnya elevasi yaitu surge tank. Pada PLTA SUTAMI mempunyai 3 saluran penstock.



5. Turbin Turbin adalah alat untuk merubah energi kinetik air menjadi energi putar, yang kemudian tenaga putar ini ditransmisikan melalui poros ke generator. Untuk turbin sendiri dikontrol dengan Governor Hydrolik. PLTA Sutami menggunakan jenis turbin francis untuk ketiga unit operasinya. Turbin francis merupakan turbin dengan kontruksi air mengalir ke runner dengan arah radial dan keluar dengan arah aksial, perubahan arah terjadi ketika air melewati runner. Turbin yang digunakan adalah Turbin dengan MERK TOSHIBA TYPE FRANCIS VERTIKAL HEADMAX 93,50 M HEADMIN 60,50M DISCHARGE 53,50 𝑀3 /det t



6. Inlet Valve Inlet Valve berfungsi untuk mengalirkan atau menghentikan aliran air yang menuju ke turbin. Pada waktu turbin beroperasi Inlet Valve terbuka penuh dan pada waktu tidak beroperasi Inlet Valve tertutup. Inlet valve digerakkan oleh Servo Motor yang bekerja secara hidrolis. Inlet Valve juga dilengkapi dengan Bypass Valve yang dipasang secara paralel.



7. Generator Generator adalah sebuah alat yang menghasilkan energi listrik dari sumber energi mekanik, secara umum sesuai dengan prinsip induksi elektromagnetik. Cara kerja generator sebagai berikut Kumparan medan yang terdapat pada rotor dihubungkan dengan sumber eksitasi tertentu yang akan mensuplai arus searah terhadap kumparan medan maka akan menimbulkan fluks yang besarnya terhadap waktu adalah tetap.Penggerak mula atau prime mover yang sudah terkopel dengan rotor segera dioperasikan sehingga rotor akan berputar pada kecepatan nominalnya.Perputaran rotor tersebut sekaligus akan memutar medan magnet yang dihasilkan oleh kumparan medan. Medan putar yang dihasilkan pada rotor akan diinduksi pada kumparan jangkar sehingga pada kumparan jangkar yang terletak di stator akan menghasilkan fluks magnetic yang berubah-rubah besarnya terhadap waktu. Adanya perubahan fluks magnetikyang melingkupi suatu kumparan akan menimbulkan ggl induksi pada ujung-ujung kumparan tersebut.



PLTA Sutami memiliki 3 unit pembangkit utama yang terletak dilantai B2 dimana turbin berada dibawah lantai B2 tersebut yang mempunyai daya 39 MVA dengan kecepatan 250 Rpm. Generator dapat dilihat langsung dari ruang operator (kontrol). Pada masing-masing generator terdapat sebuah Upper Bearing yang terletak diatas rotor dan Lower Bearing yang letaknya dibawah. Generator di PLTA SUTAMI menggunakan sistem excitasi brush dalam pengoperasiannya, dalam pengoperasiannya di PLTA sutami Generator beroperasi pada siang dan malam hari dengan pembagian pada siang hari menggunakan 1 generator dan pada malam hari menggunakan 3 generator karena pada malam hari inilah kebutuhan semakin bertambah. Generator yang digunakan adalah Generator MERK TOSHIBA TYPE SEMI UMBRELLA RPM 250 39MVA



8. Baterai Baterai pada PLTA Sutami digunakan untuk fungsi penerangan lampu indikator, sebagai sumber daya relai yang ada di pembangkit, untuk penerangan darurat pada ruang kontrol, dan fungsi utamanya sebagai sumber penguat medan ketika generator mulai beroperasi.



9. Auto Voltage Regulator AVR berfungsi untuk menjaga agar tegangan output generator tetap konstan, karena perubahan beban sangat mempengaruhi nilai tegangan output. Prinsip kerjanya adalah AVR mengatur arus penguatan medan (eksitasi) pada exciter, apabila tegangan output generator berkurang maka arus yang dialirkan menuju exciter akan diperbesar, berlaku pula sebaliknya. Tegangan kerja dari AVR bernilai 220 V DC, bersumber dari genearator DC Shunt yang terpasang satu poros dengan genrator utama. 10. Kompresor In Door Kompresor In Door berguna untuk menghasilkan udara bertekanan tinggi, yang selanjutnya akan digunakan untuk sistem pneumatik, hidrolis, dan sistem pengereman generator. Alat bantu ini sendiri dapat dioperasikan secara manual (langsung pada lapangan), ataupun secara otomatis.



11. Lubrication Oil Tank Lubrication Oil Tank merupakan alat bantu unit pembangkit yang terdiri dari 2 unit, yakni unit A dan B. Dimana masing- masing dapat dioperasikan secara manual maupun otomatis. Gunanya untuk menampung minyak pelumasan yang akan di supplai menuju Upper Bearing dan Turbine Bearing untuk melumasi, mengurangi gesekan, melindungi dari korosi, dan mengalirkan panas.



12. Governor Press Tank Governor Pressure Tank merupakan alat bantu unit pembangkit yang terdiri dari 1 unit. Dimana dapat dioperasikan secara manual maupun otomatis. Gunanya untuk menggerakkan alat-alat hidrolik. Alat ini berisi fluida kerja berupa udara dan minyak, untuk mengondisikan tekanan dari fluida kerja governor press tank disuplai udara bertekanan dari kompresor in door.



13. Governor Sump Tank Governor Sump Tank merupakan alat bantu unit pembangkit yang terdiri dari 2 unit, yakni unit A dan B. Dimana masing- masing dapat dioperasikan secara manual maupun otomatis. Gunanya untuk menampung minyak hidrolik yang akan di supplai menuju Pressure Tank.



14. Grease Pump Grease Pump merupakan alat bantu unit pembangkit yang terdiri dari 1 unit. Dimana dapat dioperasikan secara manual maupun otomatis. Gunanya untuk mengalirkan grease (Pelumas) pada peralatan yang bergesekan antara lain Inlet Valve, Bypass Valve, Guide Collector Ring, dan Guide Vane. Peralatan ini dilengkapi dengan Check Valve untuk mencegah tekanan air menuju ke Grease Pump.



15. Reducing Valve Reducing valve adalah peralatan/katup yang mengurangi tekanan air dari pipa pesat dari 9 kg/cm2 diturunkan menjadi 6 kg/cm2 menuju tandon (cooling tank) untuk dipakai sebagai air pendingin unit generator. Apabila salah satu reducing valve beroperasi (misalnya unit A) air tidak cukup untuk pemakain (level air cooling tank mengalami penurunan dan terjadi alarm) maka dapat diatasi dengan menambah pengoperasian reducing valve yang satunya, yaitu unit B). Apabila air cooling tank tidak cukup saat reducing valve telah beroperasi dua unit (unit A&B dapat diatasi dengan membuka valve by pass cooling tank.



16. Strainer Strainer merupakan alat bantu unit pembangkit yang terdiri dari 2 unit yakni unit A dan B. Dimana masing-masing dapat dioperasikan secara manual maupun otomatis. Gunanya untuk menyaring air pendingin dari Cooling Tank yang akan dialirkan menuju ke Heat Exchanger (Radiator, Cooler Governoor Sump Tank, Cooler Lubrication Sump Tank, Cooler Trush dan Lower Bearing) dan Shaft Shield.



17. Cooling Tank Cooling Tank memiliki beberapa fungsi, diantaranya : menampung air untuk pendingin pembangkit, mensuplai air pendingin ke Radiator, mensuplai air pendingin ke Oil Cooler Governor Sump Tank, mensuplai air pendingin ke Oil Cooler Lubricant Sump Tank, mensuplai air untuk Fire Hydrant & toilet.



18. Kompresor Out Door Kompresor Out Door berfungsi untuk mengisi udara bertekanan di tangki udara dengan tekanan 30 kg/cm2 , melalui komponen reducing udara



dirubah tekanannya menjadi 15 kg/cm2 untuk keperluan membuka/menutup peralatan transmisi, contoh : PMS 189 B, PMS 189 L, PMT 152.



19. Disconnecting Switch Peralatan ini dipergunakan sebagai penghubung / pemisah sistem rangkaian listrik dalam keadaan tak berbeban pada tegangan 11 kv dan 154 kv



20. Trafo Utama (Main Transformator) Trafo utama terdiri dari 3 transformator satu fasa dimana lilitannya terendam dalam minyak. Fungsi dari Main Transformator adalah untuk menaikkan tegangan yang dihasilkan generator utama ke tegangan transmisi 154 kV. Adapun trafo yang digunakan yaitu trafo LTR (Local Transformers) dari tegangan 11kV ke 6kV, setelah itu dari 6 kV ini di turunkan lagi menjadi 380 kv ini merupakan trafo yang digunakan sendiri untuk menyuplai kebutuhan di PLTA. Setelah itu ada trafo MTR (Main Transformers) dari tegangan 11kV ke 150kV ini adalah trafo yang digunakan untuk PLN.



21. Emergency Diesel Generator Peralatan bantu unit pembangkit yang digunakan untuk membangkitkan daya untuk mengoperasikan peralatan seperti Intake Gate, Inlet Valve, dan Kompresor apabila PLTA mengalami berhenti operasi total.



B. Proses atau Cara Kerja Pembangkit Listrik Tenaga Air Pada intinya cara kerja Pembangkit Listrik Tenaga Air adalah mengubah energy air menjadi energy listrik yang dapat di konsumsi oleh konsumen. Pada bendungan terdapat intake gate sebagai pintu keluarnya air dari bendungan, setelah air keluar dari bendungan akan turun kedalam lubang yang telah di desain atau bisa disebut penstock. Setelah itu akan menuju ke turbin.Semakin dalam lubang maka akan semakin besar debit air yang akan turun menuju turbin. Kemudian aka menghasilkan energy listrik karena poros



dari turbin di sambung dengan poros generator sehingga menyebabkan timbuknya energy listrik. 2. PEMELIHARAAN SECARA UMUM Pemeliharaan



merupakan



syarat



yang



sangat



penting



untuk



memperpanjang umur ekonomis peralatan dan menjaga keandalannya dari semua unit pembangkit listrik. Pekerjaan pemeliharaan di PLTA Sutami, terdiri dari pekerjaan : - Inspeksi - Perbaikan - Penyempurnaan - Penyetelan - Pengujian - Pencatatan Klarifikasi jenis pekerjaan pemeliharaan semua peralatan PLTA Sutami dibagi menjadi lima tingkat seperti berikut : A. Pemeliharaan tingkat satu harian, meliputi pekerjaan : a.



Pengamatan suara



b.



Getaran



c.



Level



d.



Tekanan



e.



Bocoran – bocoran



f.



Meter – meter



g.



Suhu



h.



Kekuatan Sambungan



i.



Pembersihan



B. Pemeliharaan tingkat dua mingguan, meliputi pekerjaan : pemeriksaan seluruh bagian penting yaitu Megger, Oli, Grease, Valve, Strainer, dan peralatan pembersihan. C. Pemeliharaan tingkat tiga bulanan, meliputi pekerjaan : Pemeriksaan seluruh bagian peralatan yaitu: Baut Pengikat, Grease, Filter, Megger, motor –



motor Control System, Wie Rope dan pembersihan menyeluruh dari bagian – bagian peralatan Filter, Strainer, Flow Relay, dan Fan Coil. D. Pembersihan tingkat empat – kwartal, meliputi pekerjaan : a.



Pembersihan oli pada Lubrication Oil System dan Pressure Oil



System. b.



Pembersihan Oil Cooler.



c.



Pemeriksaan dengan teliti dari peralatan penting.



E. Pembersihan tingkat lima tahunan, meliputi pekerjaan : pemeriksaan secara teliti (menyeluruh) dari seluruh peralatan unit pembangkit dan peralatan umum (gap – gap turbin, kondisi Runner, Relay , Air Cooler , Transformator) 3. PROSEDUR PENGOPERASIAN A. Sistem Instalasi pada PLTA SUTAMI Sistem instalasi kelistrikan PLTA Sutami sudah tergabung dalam sistem interkoneksi, output generator yang bertegangan 11.000 volt, melalui trafo dinaikkan tegangannya, untuk disalurkan ke saluran ganda SUTT 154.000 volt yang menuju ke gardu induk/pusat beban. SUTT (Saluran Udara Tegangan Tinggi) ini merupakan saluran interkoneksi yang terhubung dengan unit pembangkit listrik yang lain. Untuk pemakaian lokal, di sekitar Karangkates dipasang trafo lokal untuk menurunkan tegangan menjadi 6000 volt (yang terpasang pada unit pembangkit 1 dan 2, serta dalam pemakaiannya digunakan secara bergantian).Sumber daya untuk peralatan-peralatan bantu di PLTA Sutami, disupplay dari trafo pemakaian sendiri 6000/380 V. Apabila terjadi black out (pemadaman), sumber daya diambil dari diesel engine generator (2000 KVA/380 V) sebagai sumber daya cadangan/darurat. Adapaun PROTEKSI yang digunakan adalah seperti OCR, TEMPERATURE ENGINE dll.



B. Langkah Pengoperasian Unit Pembangkit Pada proses pengoperasian PLTA Sutami meliputi operasi unit pembangkit, pengaturan daya keluaran dan daya reaktif, pengaturan frekuensi, pengawasan kondisi mesin, kondisi elevasi air, pencatatan, pembuatan yang berhubungan denga unit pengatur beban dalam mengatur daya yang akan dibangkitkan, pengamatan meteorologis dan sebagainya. Adapun unit – unit pembangkit yang dioperasikan tersebut meliputi turbin, generator, transformator utama dan peralatan hubung, mulai dari menjalankan lalu membebani lalu sampai dengan memberhentikan. Sebelum menjalankan unit pembangkit, maka perlu diperhatikan terlebih dahulu mengenai kondisi peralatan bantu dan sistem hubungannya. Selain itu kondisi normal dari air pendingin, sistem minyak tekan, sistem minyak pelumasan, persiapan seluruh peralatan hubung, persiapan kontrol dan persiapan untuk memudahkan sudah ditetapkan. Pemeriksaan tambahan juga perlu dilakukan apabila penghentian unit pembangkit melampaui batas satu minggu. Dalam pelaksanaannya, mengontrol unit pembangkit digunakan jenis sistem Master Controller yang dilakukan secara remote ( pengontrolan jarak jauh) dari Controll Room (ruang kontrol). Master Controll memiliki 6 posisi pengaturan yaitu : Stop, Inlent Valve, Start, Exciter, Paralel, dan Load. Pengontrolan unit pembangkit pada setiap tahap operasi maupun dari satu tahap ke tahap yang berikutnya, dapat dilakukan dengan cara menempatkan posisi Master Control pada posisi yang sudah dikehendaki. C. Menjalankan Unit Pembangkit a. Prepare/Tahap Pertama Prepare merupakan tahap pendahuluan yang harus dikerjakan. Sebelum unit pembangkit mulai dioperasikan. Pada saat lampu indikator “prepare” menyala, maka kondisi normal dari peralatan – peralatan berikut ini sudah terpenuhi sehingga unit pembangkit telah siap dioperasikan.



-



GCB (Gas Circuit Breaker) generator (152 – 1 ) terbuka



-



Guide vane / sudu – sudu jalan tertutup penuh (716)



-



inlet valve (21 S ) tertutup penuh



-



Brake / rem (33BR) lepas/ terbuka



-



Lock out (86 – 1 ), (86 – 2 ), (86 – 3) reset pada posisi normalnya



-



Control switch katup air pendingin (20WCS) beroperasi (43 –20WCS)



-



Air pendingin (69WT) mengalir.



-



Minyak pelumas bantalan (69QBT) sirkulasi.



-



Tekanan minyak governor (63Q – 1) normal (tekanan tidak kurang dari 23 kg/cm3)



-



Brake tekanan udara (63AIX) normal ( tekanan tidak lebih kurang dari 8 Kg/cm2)



b. Inlet Valve/Pembukaan Katup Air Dengan memutar master controller dari posisi “stop” keposisi “ Inlet Valve” maka proses yang terjadi yaitu mula – mula by pass valve (katup samping) akan membuka sampai casing (rumah turbin) terisi penuh dengan air sehingga besar tekanan dibagian dalam degan bagian rumah turbin tersebut sama. Setelah kondisi ini tercapai, maka inlet valve /katup pintu masuk akan membuka secara perlahan – lahan hingga penuh terbuka. Pembukaan ini membutuhkan waktu kurang lebih 110 – 120 detik setelah master controller diputar ke posisi inlet valve, yang mana hal ini akan diikuti dengan menyalanya lampu indikator “inlet valve”. Ketika master controller dipindah keposisi inlet valve, maka secara otomatis mekanis batas beban (load limit) akan membuka 20 %, karena bekerjanya master controller 4 -1, sehingga motor bekerja. c. Start Menjalankan Turbine Pada saat master controller diputar ke posisi “start”, maka proses yang terjadi yaitu kunci dari guide vane dan governor akan lepas akibat bekerjanya selenoide. Guide vane ini akan membuka sampai batas beban



(load limit) yang telah ditentukan. Dengan membukanya guide vane, maka sedikit demi sedikit turbin dan generator akan berputar sampai pada putaran nominalnya yaitu 250rpm. Apabila kecepatan turbin telah mencapai 80 % kecepatan nominalnya (200rpm), maka lampu indikator “start” akan menyala setalah kurang lebih 10 detik sejak master controller diputar ke posisi start. d. Exitce/Tahap Penguatan Medan pada Generator Ketika master controller berada pada posisi “ Excite”, maka Field Breaker akan menutup sehingga medan generator akan terpolarisasi oleh sumber DC dari battery. Dengan menutupnya Field Breaker lampu indikator “Exciter” menyala. Ketika tegangan generator mencapai harga 80 % dari tegangan nominalnya (± 9 KV), maka pengaturan tegangan dilakukan oleh AVR dimana hal ini ditandai dengan menyalanya lampu indikator “AVR”. e. Pararel/Tahap Penutupan Secara Otomatis Sebelum tahap paralel dimulai, maka pengontrolan tegangan bush harus dilakukan terlebih dahulu dimana hal ini dapat dilakukan dengan melihat pada penunjukan voltmeter. Pada saat master controller berada pada posisi “paralel” kemudian switch 43 – 25 pada posisi automatic, maka automatic syncrhronizer, speed matcher dan voltage matcher akan terhubung dengan sumber dayanya, pengaturan kecepatan atau frekuensi dilakukan oleh governor yang dikontrol oleh automatic speed Matcher, sedangkan untuk mengatur tegangannya dilakukan oleh AVR yang dikontrol dengan automatic Voltage Matcher. Setelah tegangan dan frekuensi generator sesuai dengan bush,



maka GCB (152) akan



menutup secara otomatis dan sumber untuk synchronizer akan lepas yang diikuti dengan menyalanya lampu indikator “Paralel”.