Laporan Lengkap Praktikum Perpetaan. [PDF]

  • Author / Uploaded
  • heri
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM PERPETAAN



OLEH : KELOMPOK III CALVIN RONALDO



C1A213020



JECKSON



C1A213047



HENDRO KRISTIAN



C1A213033



ARDIANSYAH



C1A213010



MARMIN



C1A213058



RIAN ARIANSYAH



C1A213075



PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS SEMBILANBELAS NOVEMBER KOLAKA 2015/2016



LEMBAR PENGESAHAN PRAKTIKUM PERPETAAN



Yang bertandatangan di bawah ini: KELOMPOK III



Telah melakukan Praktek Perpetaan, mulai tanggal 3 Desember 2015 sampai dengan 21 Januari 2016 maka kelompok III berhak memperoleh surat keterangan/sertifikat sesuai dengan prestasi kerja yang di peroleh selama melaksanakan praktek Perpetaan. Kolaka,



Januari 2016



Menyetujui Asisten



Koordinator



Sulfikar Nim:C1A212041



Nanda Estrada.K Nim:C1A211033



Mengetahui Dosen Praktikum



Sukman,ST.,MM.,MT



Kata Pengantar Segala puji hanya milik Tuhan Yang Maha Esa.Berkat limpahan dan rahmat-NYA sehingga kelompok kami mampu menyelesaikan laporan lengkap praktikum “Perpetaan” sebagai persyaratan mata kuliah perpetaan. Laporan lengkap ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang perpetaan,yang saya sajikan selama praktikum.Laporan ini saya susun dengan berbagai rintangan,baik itu yang dating dari diri saya maupun yang dating dari luar.Namun dengan penuh kesabaran akhirnya laporan lengkap ini dapat terselesaikan. Laporan ini tidak mungkin dapat terselesaikan tanpa adanya partisipasi dari berbagai pihak,untuk itu pada kesempatan ini saya menyampaikan terimakasih kepada yang terhormat :  Kedua orang tua saya dan keluarga yang tak henti-hentinya memberikan dorongan dan motivasi sehingga laporan lengkap ini dapat terselesaikan  Bapak DR.Ashari S.STP,M.SC selaku rector Universitas Sembilanbelas November Kolaka  Bapak Musnajam,ST.M.Eng Selaku Dekan fakultas teknik universitas Sembilanbelas November kolaka  Ibu Vita Astini,ST,M.SC selaku ketua program studi teknik pertambangan Universitas Sembilanbelas November Kolaka  Bapak Sukman,ST.,MM.,MT selaku dosen perpetaan  Kakanda Nanda Estrada selaku koordinator praktikum perpetaan  Serta seluruh asisten praktikum perpetaan. Akhirnya kami berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak,terutama bagi kami dan para pembaca laporan ini. Kolaka,21 Januari 2016 Penyusun kelompok 3



DAFTAR ISI



Halaman pengeshan



………………………………………………………..



Kata pengantar



………………………………………………………..



Daftar isi



.……………………………………………………….



Bab I Pendahuluan 1.1. 1.2. 1.3. 1.4.



.……………………………………………………….



Latar Belakang Maksud dan Tujuan Volume pekerjaan Tempat dan Waktu Pelaksanaan



Bab II Dasar Teori Bab III Pelaksanaan 2.1



Prosedur Pengambilan Data



2.2



Prosedur Pengukuran Jarak Langsung dan Optis



2.3



Pengukuran Sudut



2,4



Tabel Data Pengamatan



Bab IV Lampiran Data Pengolahan 3.1



Hasil Data Lapangan



3.2



Hasil data Pengolahan Lapangan



3.3



Hasil Data Penggambaran Lapangan



Bab V Penutup 4.1



Kesimpulan



4.2



Saran



Daftar Pustaka



………………………….......................................



Lampiran Dokumentasi



…………………………………………….............



BAB I PENDAHULUAN 1.1.



Latar belakang



Perpetaan atau yang dikenal dengan istilah ilmu ukur Tanah merupakan bagian rendah dari cabang ilmu Geodesi.Di dalam perpetaan dipelajari pengukuran-pengukuran yang di perlukaan untuk mengetahui posisi relative dari titik-titik, di bawah atau pada permukaan tanah dan juga mengenai pemasangan titik-titik pada suatu lapangan.Letak titik-titik tersebut berguna pada peta untuk menentukan garis atau jalur-jalur dan juga kemiringan konstruksi pada pekerjaan Teknik Sipil, Pertambangan dan lain sebagainya. Pengukuran-pengukuran yang di lakukan hanya meliputi deaerah yang relative sempit,dimana tidak perrlu di libatkan adanya faktor kelengkungan bumi seperti halnya dalam ilmu geodesi. 1.2.



Maksud dan Tujuan Di dalam mempelajari perpetaan , mahasiswa tidak terlepas dari



kebutuhan untuk melakukan praktek Langsung di lapangan. Oleh karena itu mahasiswa pertambangan di tuntut untuk trampil dan cekatan, serta mengetahui permasalahan, sehingga efisiensi dari suatu pekerjaan dapat tercapai.Oleh karena itu ketepatan baik dalam pengambilan data maupun dalam pembuatan peta sangat diperlukan untuk memberikan hasil yang terbaik. Maksud dari peraktikum ini adalah agar mahaiswa dapat memahami secara baik hal-hal yang terkait erat dengan perpetaan teoritis maupun penerapanyan secara lansung dilapangan. Adapun tujuan dari praktikum ini adalah : 1. Melengkapi materi teoritis dan ujian mata kuliah Perpetaan 2. Meningkatkan keterampilan dalam bekerja bagi para mahasiswa praktikan 3. Menambah pengetahuan dan pengalaman mahasiswa agar dapat terjun ke dunia kerja di masyarakat. 1.3.



Volume Pekerjaan. Bagian-bagian yang di praktekan dalam praktikum matakuliah perpetaan



ini adalah : 1. Pengenalan alat ukur theodolite dan Pengaturanya o Pemasangan patok o Pemasangan alat ukur theodolite 2. Pengukuran jarak yang meliputi : o Pengukuran jarak lansung o Pengukuran jarak Optis ( secara Stadia )



3. Pengukuran sudut yang meliputi : o Sudut horizontal o Sudut Vertikal o Pengukuran Azimuth o Penggambaran sketsa o Pencatatan hasil data pengukuran 4. Pemetaan situasi yang meliputi : o Pengukuran kerangka control horizontal o Pengukuran Detil o Pengolahan data o Penggambaran 1.4. Tempat dan waktu pelaksanaan - Tempat Pelaksanaan Praktikum di kampus Universitas Sembilanbelas November Kolaka, dan waktu Pelaksanaanya tanggal 3 November – 21 Januari 2016



BAB II TEORI DASAR .A.Pengertian Peta Peta merupakan salah satu alat bantu geografi dalam mengkaji dan menganalisis fenomena fisik dan sosial yang tersebar di muka bumi, fenomena tersebut antara lain pola pengaliran sungai, kawasan hutan, pola pemukiman, jalur transportasi, daerah pertanian, dan pola tata guna lahan (land use). Bagi para petualang yang sering menjelajahi berbagai tempat di muka bumi, peta sangat bermanfaat sebagai pedoman perjalanan ke tempat-tempat atau daerah yang belum diketahui sebelumnya, baik berhubungan dengan jarak tempuh ataupun medan



yang akan dilalui. Selain menganalisis kondisi spasial suatu wilayah, berguna pula dalam memprediksi perkembangan berbagai gejala yang ada di muka bum Umumnya kita mengenal peta sebagai gambar rupa muka bumi pada suatu bidang datar atau selembar kertas dengan ukuran yang lebih kecil atau diskalakan.Bentuk rupa bumi yang digambarkan dalam sebuah peta meliputi unsur-unsur alamiah dan unsur-unsur buatan manusia.Kemajuan teknologi komputer secara nyata telah mampu memperluas wahana dan wawasan kita mengenai peta. Dewasa ini selembar peta tidak hanya dikenali sebagai gambar pada lembar kertas, tetapi bentuk penyajiannya pun sudah mulai beralih ke dalam bentuk data digital yang di dalamnya telah terpadu antara gambar, citra, dan teks. Peta yang terkelola dalam mode digital, memiliki keuntungan penyajian dan penggunaan secara konvensional peta hasil cetakan (hardcopy) dan keluwesan, kemudahan penyimpanan, pengelolaan, pengolahan, analisis, dan penyajiannya secara interaktif bahkan real time pada media komputer (softcopy). B. Pengertian Ilmu Ukur Tanah Ilmu Ukur Tanahadalah ilmu yang mempelajari seluk beluk kegiatan pengukuran di permukaan bumi.Kegiatan pengukuran dapat dilakukan dengan beberapa cara tergantung kepada kebutuhan dan tingkat ketelitian yang diinginkan. Untuk pengukuran rencana bangunan cukup hanya dilakukan dengan meteran, begitu juga dengan pembuatan tanggul. Sedang untuk pembuatan peta topografi dan situasi digunakan alat optik yang lebih dikenal dengan nama pesawat ukur. a. Theodolit Theodolite merupakan suatu alat yang dibuat untuk mengukuran sudut yaitu sudut mendatar (sudut horizontal) dan sudut tegak (sudut vertical). Dimana sudut – sudut tersebut berperan dalam penentuan jarak mendatar dan jarak tegak diantara dua buah titik lapangan. Dalam bidang survey pemetaan dan pengukuran tanah telah banyak dibuat p eralatan mengukur sudut,baik digunakan untu mengukur sudut atau didesain untuk keperluan lain. Alat untuk mengukur sudut dalam bidang



pengukuran tanah dikenal dengan nama transit atau theodolite. Walaupun semua theodolit mempunyai mekanisme kerja yang sama, namun pada tingkatan tertentu terdapat perbedaan baik penampilan, bagian dalamnya dan konstruksinya. Theodolite adalah alat ukur optis untuk mengukur sudut vertikal dan horizontal,merupakan alat untuk meninjau dan merencanakan kerja.untuk mengukur tempat yang tak dapat dijangkau dengan berjalan. Sekarang theodolit juga sudah digunakan dalam bidang meteorologi dan teknologi peluncuranroket. 1. Konstruksi Theodolit Konstruksi instrument theodolite ini secara mendasar dibagi menjadi 3 bagian: i.Bagian Bawah, terdiri dari pelat dasar dengan tiga sekrup penyetel yang menyanggah suatu tabung sumbu dan pelat mendatar berbentuk lingkaran. Pada tepi lingkaran ini dibuat pengunci limbus. ii. Bagian Tengah, terdiri dari suatu sumbu yang dimasukkan ke dalam tabung dan diletakkan pada bagian bawah. Sumbu ini adalah sumbu tegak lurus kesatu. Diatas sumbu kesatu diletakkan lagi suatu plat yang berbentuk lingkaran yang berbentuk lingkaran yang mempunyai jari – jari plat pada bagian bawah. Pada dua tempat di tepi lingkaran dibuat alat pembaca nonius. Di atas plat nonius ini ditempatkan 2 kaki yang menjadi penyanggah sumbu mendatar atau sumbu kedua dan sutu nivo tabung diletakkan untuk membuat sumbu kesatu tegak lurus. Lingkaran dibuat dari kaca dengan garis – garis pembagian skala dan angka digoreskan di permukaannya. Garis – garis tersebut sangat tipis dan lebih jelas tajam bila dibandingkan hasil goresan pada logam. Lingkaran dibagi dalam derajat sexagesimal yaitu suatu lingkaran penuh dibagi dalam 360° atau dalam grades senticimal yaitu satu lingkaran penuh dibagi dalam 400 g. iii. Bagian Atas, terdiri dari sumbu kedua yang diletakkan diatas kaki penyanggah sumbu kedua. Pada sumbu kedua diletakkan suatu teropong yang mempunyai diafragma dan dengan demikian mempunyai garis bidik. Pada sumbu ini pula diletakkan plat yang berbentuk lingkaran tegak sama seperti plat lingkaran mendatar. Sisitem sumbu pada Theodolite,Syarat – syarat utama yang harus dipenuhi alat theodolite sehingga siap dipergunakan untuk pengukuran yang benar adalah sbb :



1. Sumbu kesatu benar – benar tegak / vertical. 2. Sumbu Kedua haarus benar – benar mendatar. 3. Garis bidik harus tegak lurus sumbu kedua / mendatar. 4. Tidak adanya salah indeks pada lingkaran kesatu.  Dari konstruksi dan cara pengukuran, dikenal 2 macam theodolite : a.



Theodolite Reiterasi Pada theodolite reiterasi, plat lingkaran skala (horizontal) menjadi satu dengan plat lingkaran nonius dan tabung sumbu pada kiap. Sehingga lingkaran mendatar bersifat tetap. Pada jenis ini terdapat sekrup pengunci plat nonius.



b. Theodolite Repetisi Pada theodolite repetisi, plat lingkarn skala mendatar ditempatkan sedemikian rupa, sehingga plat ini dapat berputar sendiri dengan tabung poros sebagai sumbu putar. Pada jenis ini terdapat sekrup pengunci lingkaran mendatar dan sekrup nonius.



2. Bagian - Bagian Alat Ukur Sifat Datar a. Teropong Alat ini berfungsi untuk membidik dan memperjelas sasaran/objek yang akan diukur. Alat ini terdiri dari lensa objektif, lensa okuler dan lensa diafragma serta dilengkapi dengan visir untuk membidik sasaran secara kasar. b. Nivo Merupakan alat bantu untuk membuat sumbu satu tegak lurus sumbu dua dan sebaliknya. Ada dua jenis nivo yakni nivo kotak dan nivo tabung. c.



Sekrup Pengatur Terdiri dari sekrup penajam objek/tromol pengatur fokus terletak di bagian samping terobong, berfungsi untuk memperjelas sasaran yang akan diukur.



d. Sekrup Penajam Benang Diafragma



Terletak di bagian ujung belakang teropong ( Lensa Okuler ), berfungsi untuk mengatur supaya benang silang terlihat jelas (benang atas, benang tengah dan benang bawah). e.



Sekrup Pendatar Terdiri dari tiga sekrup terletak di bagian paling bawah pesawat ukur, berfungsi untuk mendatarkan plat bagian bawah alat ukur yang akan ditandai oleh posisi gelembung tepat berada di tengah nivo kotak. f. Sekrup Geser Horisontal Terletak di bagian bawah alat, berfungsi untuk menggeser secara halus teropong ke arah horisontal agar sasaran yang akan dibidik tepat berada pada garis bidik. g. Sekrup Pengunci Terletak pada bagian bawah alat berfungsi untuk menguatkan / kedudukan alat ukur di atas statif.



Alat bantu penting lainnya : a.Statif Sering disebut kaki tiga, berfungsi sebagai tempat meletakkan pesawat dilengkapidengan tiga sekrup pengunci untuk menaik turunkan alat sesuai dengan posisi yang dikehendaki pengukur atau praktikan. b. Bak Ukur / Rambu Terbuat dari kayu alumunium, berfungsi sebagai alat bantu untuk mengukur beda tinggidan jarak. c. Meteran Berfungsi untuk mengukur jarak di lapangan dari alat ukur ke patok yang dituju. d. Payung Berfungsi untuk melindungi alat dari sinar matahari dan hujan.



BAB III PELAKSANAAN 2.1 Prosedur pengambilan data Untuk patok awal harus di utarakan terlebih dahulu dan patok kedua samapi akhir hanya Arahkan teropong pada patok belakang, lalu lakukanlah pengukuran dalam keadaan biasa ( nonius berada di sebelah kanan lensa okuler ), untuk memudahkan penghitungan usahakanlah pembacaan benang silang sama dengan tinggi alat, lalu baca benang atas dan benag bawah.  Pertama pasang patok dan dirikan statif diatas tanah kira-kira setinggi mata pengamat dan kepala statif diupayakan agak horizontal  Theodolit dipasang diatas kepala statif, lalu gantungkan unting-unting pada penggantung unting-unting yang terdapat pada theodolit.



 Setelah



itu



dilakukan



mencocokkannya



pengamatan



dengan



gambar



bagian-bagian serta



alat



mencoba



dan untuk



mengoperasikannya.  Kemudian kunci dan baca sudut horisontal dan sudut vertikal melalui nonius.  Putarlah teropong searah jarum jam, kemudian balik hingga kembali teropong menghadap pada patok yang telah dibidik sebelumnya, lakukanlah pembacaan sudut horizontal dalam keadaan biasa  Tempatkan bak ukur/rambu pada titik yang dianggap mewakili untuk pengukuran detail, bacalah benang atas, tengah dan bawah.  Bidiklah/arahkanlah teropong ke patok muka, dalam keadaan biasa dan luar biasa, demikian berikutnya



secara



selanjutnya dilakukan pengukuran pada titik patok berurutan



seperti



yang



telah



disebutkan



di



atas,kemudian catat hasil dari pengukuran yang telah dilakukan.



2.2 Prosedur pengukuran langsung dan optis



1. Pengukuran jarak yang meliputi : a. Pengukuran jarak lansung Pengukuran jarak langsung adalah pengukuran yang dilakukan yang menggunakan metode langsung tampa ada perhitungan yang dilakukan. Pengukuran jarak langsung dilakukan saat pengukuran berjalan dilpangan pada bidang datar maupun bidang miring. Ada beberapa yang perlu dipersiapkan dan dilakukan dalam melakukan pengukuran jarak langsung, yaitu : Alat dan bahan yang digunakan : 1. 2. 3. 4. Cara kerja :



Meter Kertas ( HVS ) Pulpen / pensil Papan clipboard



Adapun prosedur kerja tata cara pengambilan data dilapangan yaitu : 1. Tahap pertama, yaitu tentukan yang akan diukur antara titik polygon ( A ) dengan jarak titik lainnya, dimana pengukuran ini berlaku untuk pengukuran jarak antara titik polygon ke titik polygon selanjutnya, pohon serta bangunan yang akan diukur. 2. Tahap kedua, yaitu tarik meter dari titik polygon A ketitik yang akan diukur. 3. Tahap ketiga yaitu catat hasil pengukuran tersebut ketika telah diuukur. 4. Ulangi tahap tersebut sampai semua selesai.



b. Pengukuran jarak optis Pengukuran jarak optis dapat dilakukan dengan alat ukur theodolite. Pada praktikum ini akan di laksanakan pengukuran dengan system stadia Alat dan bahan : -



Theodolite Statif Rambu Ukur Target Patok yang di pasangi paku paying.



Cara kerja : 1. Theodolit di pasang di atas statif, kemudian diatur sehingga sumbu I 2. Rambu ukur didirikan pada titik yang di pasangi target patok dengan jarak tertentu dari theodolit dan di ukur dengan pita ukur pada posisi rambu ukur harus tegak lurus ( Vertikal ) 3. Arahkan teropong pada rambu, kemudian baca benang atas (ba), benang tengah (bt) dan benang bawah (bb). 4. Catat bacaan vertical untuk sudut vertical tidak sama dengan nol. 5. Koreksi apakah rambu telah benar-benar vertical dengan rumus bt = (ba+bb) / 2 6. Cari jarak dengan rumus : D = B + AY ( untuk teropong mendatar )



D = AY cos α ( untuk teropong Miring ) Hasil perhitungan di bandingkan dengan hasil pengukuran dengan pita ukur 2.3 Prosedur pengukuran sudut 1.Pengukuran Sudut yang terdiri dari : a. Sudut Horizontal Dalam melakukan pengukuran sudut horizontal, ada dua ( 2 ) yang akan dicari, yaitu : 1. Biasa.  Tahap pertama, ketika pembacaan benang telah dilakukan maka akan terbaca atau tertera berapa sudut horizontal pada monitor.  Tahap kedua, yaitu catat berapa besar sudut yang dibentuk oleh sudut horizontal  Tahap ketiga, yaitu dimana tahap pengukuran ini dapat dilakukan ada titik polygon, pohon serta bangunan yang diukur 2.Luar biasa  Tahap pertama Tahap pertama, yaitu alat ukur theodolite diputar secara horizontal dengan sudut 180° Tahap kedua, yaitu bidik kembali bak ukur yang berada tepat diatas titik polygon dan hanya dilakukan untuk titik polygon saja baik titik polygon awal atau sebelumnya dan titik polygon selanjutnya.Dimana pada tahap ini tidak diberlakukan untuk bangunan dan pohon.  Tahap ketiga, setelah itu catat berapa sudut horizontal yang dibentuk tampa membaca berapa pengukuran benangnya. b.Sudut Vertikal 1,.Biasa  Tahap pertama, ketika pembacaan benang telah dilakukan maka akan terbaca atau tertera berapa sudut vertical yang pada monitor.  Tahap kedua, yaitu catat berapa besar sudut yang dibentuk oleh sudut vertical  Tahap ketiga, yaitu dimana tahap pengukuran ini dapat dilakukan pada titik polygon, pohon serta bangunan yang diukur 2.Luar biasa



 Tahap pertama Tahap pertama, yaitu alat ukur theodolite diputar secara vertical dengan sudut 90°  Tahap kedua, yaitu bidik kembali bak ukur yang berada tepat diatas titik polygon dan hanya dilakukan untuk titik polygon saja baik titik polygon awal atau sebelumnya dan titik polygon selanjutnya. Dimana pada tahap ini tidak diberlakukan untuk bangunan dan pohon. 2. Sudut Azimuth Pengukuransudut azimuth terdiridari : a. alat 1.Kompas Prosedurkerja :  Kompasdipastikanberadadalamkondisi normal.  Tentukangarisskala yang berimpitdenganujungutarajarum Angkahpadasklagarisinimenentukanbesarnyasudut dimulaidarinoldandiakhiripadaangkaitu.  Tentukanbusur yang besarnyadinyatakandenganangkabacaan  Carisudut yang dimulaidarisalahsatuujungjarum dandiakhiripadaujungobjektifgarisbidikatauvisir samabesarnyadenganangkapembacaan  Makacarapemutaransudutitumenyatakanmacam azimuth



magnet. yang



magnet yang



BAB V PENUTUP 4.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil praktikum, dapat disimpulkan bahwa : 1.Theodolit merupakan pesawat ukur yang digunakan di samping untuk menetukan beda tinggi juga digunakan untuk menentukan beda tinggi juga digunakan untuk menetukan arah guna pembuatan peta 2.Pengukuran dengan alat theodolit dlakukan untuk mendapatkan bayangan keadaan lapangan dengan cara menentukan tempat titik – titik di atas permukaan bumi. 4.2. Saran 1.Agar fasilitas praktikum lebih dilengkapi. 2.Diharapkan kepada para praktikan untuk memperhatikan pada saat asisten menjelaskan dantidak bermain – main pada saat praktikum berlangsung. 3.Agar kerja sama yang baik antara Asisten Praktikan tetap dijaga dan lebih ditingkatkan.



DAFTAR PUSTAKA abdul. 2011. Peta dan KOntur .Diakses pada hari selasa 08 Januari 2016 pukul 09:00 WITA.www.abdoelstar.blogspot.com Arif. 2013.Perpetaan. Diakses pada hari senin 07 januari 2016 pukul 11:05 WITA.www.basoarif10ribu.blogspot.com Anonim. 2011. Pemetaan(perpetaan dan ilmu ukur). Diakses pada hari senin 07 Januari 2016 pukul 17:30 WITA.www.amanblogspot.com Anonim.Peta. Diakse spada hari selasa 23 Desember 2015 pukul 12:30 WITA.www.id.wikipedia.org Anonim. 2011. Perpetaan. Diakses pada hari rabu 09 Januari 2016 pukul 18:30 WITA.www.scrib.com



DOKUMENTASI a. Dokumentasi pengukuran di lapangan



b. Dokumentasi pengolahan data