Laporan Praktikum Perpetaan (Stake Out Jalan) [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN MINGGUAN PRAKTIKUM PERPETAAN



ACARA 8 STAKE OUT JALAN Disusun oleh:



Nama



: Akbar Nazaruddin



NIM



: 1909056020



Kelompok



: 9 (Sembilan)



Program studi



: Teknik Pertambangan



Asisten



: Gulielmus Baga Liwu



LABORATORIUM GEOLOGI DAN SURVEY FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA 2021



BAB I PENDAHULUAN



1.1



Latar Belakang



Pematokan/Stake out adalah memindahkan atau mentransfer titik-titik yang ada dipeta perencanaan kelapangan (permukaan bumi). Pematokan jalur lurus pada jalan raya adalah pematokan tangent atau garis lurus yang menghubungkan antara dua titik PI. Pada pematokan tangent, dilakukan pada jarak setiap 50 cm dan pemasangan pilar (Bench Mark) pada jarak maximal 500 meter. Sebelum melakukan pematokan pada tangent, maka haruslah ditentukan terlebih dahulu station awal/titik awal rencana sumbu jalan tersebut.



Stake out adalah melakukan pengukuran atau pematokan di lapangan berdasarkan peta rencana. Proses stake out yaitu memindahkan atau mentransfer titik-titik yang ada di peta rencana yang telah di desain ke lapangan. Tujuan stake out adalah menentukan lokasi koordinat suatu titik di lapangan berdasarkan peta rencana. Ada beberapa macam metode pengukuran stake out, seperti stake out koordinat (X, Y, Z), stake out DivLine, RefLine dan lain sebagainya.



Pada ilmu ukur tanah berdasarkan plane surveying digolongkan menjadi beberapa survey, salah satunya adalah pengukuran topografi. Pengukuran topografi merupakan istilah yang dipergunakan sebagai terjemahan dari kata “Topographic Surveying”. Topografi sendiri dapat didefinisikan sebagai suatu pekerjaan penentuan tempat kedudukan baik secara horizontal maupun vertikal pada segala sesuatu yang terdapat pada permukaan areal tanah yang diukur.



Oleh karena itu praktikum Perpetaan ini dilakukan agar praktikan dapat menentukan titiktitik batas jalan dilapangan (stake out) berdasarkan perhitungan yang didapat serta membuat peta topografi dengan menggunakan aplikasi Surpac.



1.2



Tujuan



Tujuan dilaksanakannya praktikum perpetaan tentang stake out ini adalah sebagai berikut: 1.



Untuk mengetahui metode pengukuran stake out yang dilakukan.



2.



Untuk mengetahui letak koordinat jalan yang telah diukur.



3.



Untuk mengetahui arti dari crest dan toe.



BAB II TINJAUAN PUSTAKA



Peta rupabumi (topografi) adalah peta yang memperlihatkan unsur-unsur alam dan unsurunsur buatan manusia di permukaan bumi. Unsur-unsur tersebut dapat diidentifikasikan dan pada umumnya diusahakan dapat diperlihatkan pada posisi yang sebenarnya dengan menggunakan rumus matematika pemetaan, seperti koordinat peta, proyeksi peta, skala peta, dan batas bidang liputan peta (Yusuf, 2014).



Peta digital merupakan salah satu informasi permukaan bumi yang disajikan dalam bentuk gambar dengan melibatkan unsur skala sebagai acuan untuk memperoleh ukuran yang sebenarnya di lapangan, yang seluruh tahapan produksinya menggunakan teknik digital (Syaifullah, 2014).



Desain tambang (mine design) merupakan kegiatan untuk merencanakan dan merancang suatu tambang berdasarkan study kelayakan dan hasil akhir eksplorasi endapan bahan galian (HL. Hartman – introductory mining engineering 1987), ada tiga faktor, yaitu faktor alam dan geologi, faktor ekonomi dan faktor teknik (Syaifullah, 2014).



Pematokan atau Stake Out adalah memindahkan atau mentransfer titik-titik dari peta perencanaan (titik-titik rencana) ke lapangan. Titik-titik yang direncanakan tersebut di patok di lapangan dari titik-titik ikat yang diketahui. Pengertian titik rencana disini adalah titik yang direncanakan di peta, tetapi di lapangan belum ada titiknya. Sedangkan titik ikat atau titik kerangka adalah titik yang diketahui koordinatnya dan titik tersebut terlihat di peta dan ada bentuk fisiknya di lapangan. (Saripah, 2014).



Metoda cut and fill adalah pekerjaan memotong tanah atau menurunkan elevasi tanah sesuai dengan yang direncanakan. Metoda ini menghitung volume dari DTM yang dibentuk dari jaring-jaring segitiga (TIN). Jaring –jaring segitiga ini yang akan membentuk suatu geometri prisma dari dua surface. Surface dibedakan menjadi dua yaitu original atau base surface dan surface design (Yusuf, 2014).



Maksud dan tujuan dilaksanakannya uitzet/stacking out adalah untuk mengetahui besar perbedaan/perubahan antara rencana dengan keadaan di lapangan yaitu dengan mengukur dan memasang tanda-tanda patok yang merupakan pemindahan gambar rencana ke lapangan yang menggambarkan lokasi, arah, jarak dan elevasi/ketinggian bangunan. Uitzet/stacking out akan menghasilkan laporan MC-0 yang dilampiri dengan rencana npelaksanaan kerja, kurva s, foto pekerjaan 0%, dan lampiran lain yang diperlukan (Yusuf, 2014).



Galian dan timbunan (cut and fill) merupakan salah satu bagian terpenting dalam berbagai jenis proyek sipil dan pengukuran. Banyak proyek pengukuran yang pekerjaan intinya adalah perhitungan dan pembuatan galian dan timbunan di lapangan dan dilakukan dalam skala besar. Pada umumnya pekerjaan galian (cutting) dan timbunan (filling) memiliki konsep yang sama dalam proses pengukuran dan perhitungannya. Pada kebanyakan proyek pekerjaan galian dilakukan terlebih dahulu sebelum timbunan. Karena itulah dalam tugas akhir kali ini hanya akan dibahas mengenai proses perhitungan volume galian, sedangkan untuk perhitungan volume timbunan dapat disesuaikan dan dikembangkan apabila dibutuhkan (Rosida, 2013).



Dalam survei rekayasa, penentuan volume tanah adalah suatu hal yang sangat lazim. Seperti halnya pada perencanaan pondasi, galian dan timbunan pada rencana irigasi, jalan raya, jalan kereta api, penanggulangan sepanjang aliran sungai, perhitungan volume tubuh bendung, dan lain-lain, tanah harus digali dan dibuang ke tempat lain atau sebaliknya (Rosida, 2013).



Pemetaan kontur dilakukan untuk memperlihatkan perbedaan ketinggian di seluruh area pengukuran. Garis kontur ditarik dengan metode interpolasi berdasarkan titik- titik tinggi (spot height) yang sama dari hasil pengukuran beda tinggi menggunakan total station. Pengukuran beda tinggi dilakukan bersamaan dengan pemetaan detil situasi. Detil yang dipetakan meliputi tiang listrik, saluran, kolam, jalan, dan bangunan. Selanjutnya, plotting hasil pengukuran beda tinggi dan detil situasi dilakukan menjadi peta topografi (Syaripudin, 2013).



Salah satu program komputer yang dapat dijadikan sebagai media pembelajaran adalah AutoCAD. Program AutoCAD adalah akronim yang berasal dari kata Automatic Computer Aided Design. Didalam pengertian yang lugas, dapat diartikan bakwa AutoCAD merupakan program paket yang mampu mengotomasisasi komputer, sehingga komputer tersebut dapat berfungsi sebagai alat bantu di dalam rancang bangun (Syaripudin, 2013).



Sistem Informasi Geografis (SIG) merupakan sistem yang di rancang untuk bekerja dengan data yang tereferensi secara spasial atau koordinat-koordinat geografi. Sistem Informasi Geografis adalah bentuk sistem informasi yang menyajikan informasi dalam bentuk grafis dengan menggunakan peta sebagai antar muka. SIG tersusun atas konsep beberapa lapisan (layer) dan relasi. Kemampuan dasar SIG yaitu mengintegrasikan berbagai operasi basis data seperti query, menganalisisnya serta menampilkannya dalam bentuk pemetaan berdasarkan letak geografisnya. (Rohim, 2015).



Perangkat lunak ArcGIS merupakan perangkat lunak SIG yang baru dari ESRI (Environmental Systems Research Institute), yang memungkinkan pengguna untuk memanfaatkan data dari berbagai format data. Dengan ArcGIS pengguna dapat memanfaatkan fungsi desktop maupun jaringan, selain itu juga pengguna bisa memakai fungsi pada level ArcView, ArcEditor, ArcInfo dengan fasilitas ArcMap, ArcCatalog dan Toolbox (Komputer, Wahana 2014). Materi yang disajikan adalah konsep SIG, pengetahuan peta, pengenalan dan pengoperasian ArcGIS, input data dan manajemen data spasial, pengoperasian Arc Catalog, komposisi atau tata letak peta dengan ArcMap, memanfaatkan perangkat lunak SIG ArcGIS 10 sp1 untuk pengelolaan data spasial dan tabular serta untuk penyajian informasi peta. (Rohim, 2015).



ArcGIS terus berkembang dengan menerapkan standar yang tinggi untuk pemakaian GIS desktop, mobile, server dan platform web. Dari ratusan produk platform GIS, beberapa elemen kuncinya adalah sebagai berikut: 1.



ArcGIS Online



ArcGIS Online adalah platform teknologi yang kolaboratif dan berbasis cloud yang membantu pengguna dan komunitas dalam menciptakan, berbagi, dan mengakses peta, aplikasi, dan data. ArcGIS Online memfasilitasi penerjemahan data statis menjadi peta yang berguna, bernilai dan pintar. Setelah pengguna membuat peta, pengguna dapat langsung membagikan kepada klien maupun kolega melalui situs atau media sosial. Peta pengguna dilindungi jaringan cloud ArcGIS Online, yang artinya pemilik peta tetap memegang kendali atas data dan tidak perlu membeli perangkat atau infrastruktur baru. 2.



ArcGIS untuk Desktop



ArcGIS untuk Desktop adalah aplikasi komputer yang membantu analisis geospasial. ArcGIS untuk Desktop memiliki ratusan perangkat analisis ruang. Perangkat ini memudahkan pengguna dalam mengubah data menjadi data informasi penting dan menjalankan tugas-tugas GIS secara otomatis. 3.



ArcGIS untuk Server



ArcGIS untuk Server meningkatkan bisnis pengguna dengan memberikan fasilitas GIS ke setiap orang di dalam suatu organisasi, sehingga memudahkan kemampuan dalam mengambil keputusan. ArcGIS untuk Server mencantumkan beberapa aplikasi serba bisa dari dashboard yang menyimpulkan informasi bisnis penting dalam membawa peta ke bisnis lunak intelijen. (Rohim, 2015).



Sortware atau perangkat lunak Surpac 6.3 adalah perangkat lunak lanjutan dari surpac vision (digenerasi awal) atau generasi lanjutan, yang dikeluarkan oleh Gemcom.inc. software Surpac 6.3 ini diperuntukkan untuk kebutuhan tambang dalam melakukan analisa dan perhitungan cadangan sumberdaya, desain tambang dan lainnya yang berhubungan dengan perencanaan penambangan.Software ini dapat meng kombinasikan data hasil analisa pemboran (kadar), posisi (hasil survey) dan data topografi sehingga menjadi data sumberdaya yang terukur dengan metoda matematika tertentu (Iswandi, 2016).



BAB III METODOLOGI PERCOBAAN



3.1 Alat dan Bahan 3.1.1 Alat 1.



Theodolit



2.



Statif



3.



Rambu ukur



4.



Payung



5.



Alat tulis



6.



Kamera



7.



Patok



3.1.2 Bahan 1.



Microsoft Excel



2.



Surpac



3.



Arcgis



4.



Formulir pengambilan data lapangan



3.2 Prosedur Percobaan



1. Dilakukan pengambilan data topografi di lapangan (polygon terbuka). 2. Ditentukan 2 titik BM (Bench Mark) sebagai titik ikat. Tentukan pula titik yang akan dijadikan sebagai patok. 3. Ditentukan titik-titik yang akan dijadikan titik detail pada titik yang berpotensi mempunyai perbedaan ketinggian. 4. Ditentukan koordinat titik BM (BM1 dan BM2) dengan menggunakan GPS. 5. Dilakukan penembakan sudut biasa dari BM1 ke BM2 dan seterusnya, baik fore sight maupun back sight. Catat nilai VA, HA, BA, BT, BB, dan TI. 6. Diakukan pula penembakan titik detail. Catat nilai VA, HA, BA, BT, dan BB.



7. Diolah data yang didapat dari lapangan untuk mendapatkan nilai koordinat X, Y, dan Z. 8. Data koordinat diproyeksikan kedalam AutoCad untuk melihat hasilnya, selanjutnya di print sebagai peta dasar (A3). 9. Diplot stasiun-stasiun di peta dengan jarak yang sama antara 1 stasiun dengan stasiun berikutnya. 10. Dibuat garis sayatan, sayatan melintang (stasiun 1 sampai stasiun n), serta sayatan per stasiun (untuk menentukan dimensi jalan). 11. Dibuat penampang pada mm block berdasarkan sayatan yang sudah dibuat (sayatan melintang dan sayatan per stasiun). Tentukan gradient jalan yang akan dirancang. 12. Dihitung volume cut and fill jalan yang dibuat. 13. Diproyeksikan sayatan (melintang dan sayatan per stasiun) ke kertas kalkir. Setelah itu, dimensi jalan dimasukan juga ke kalkir berdasarkan penampang yang sudah dibuat. 14. Ditentukan koordinat batas jalan berdasarkan interpretasi dari proyeksi peta dikalkir. Koordinat yang didapat, bisa dijadikan acuan dalam stack out data dilapangan 15. Ditentukan azimuth dan jarak optis batas-batas jalan. Stake out di lapangan dilakukan berdasarkan data tersebut.



BAB V PENUTUP



5.1



Kesimpulan



Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa: 1. Pada pengukuran stake out kali ini yaitu menggunakan metode koordinat, dimana dilakukan pengukuran dengan menggunakan alat ukur teodolit. 2. Letak koordinat jalan yang telah diukur yaitu pada titik (516611,1-516684,7; 9948333-9948396). 3. Crest adalah titik yang terletak di atas sloope, sedangkan toe adalah titik yang terletak di bawah sloope.



5.2



Saran



Adapun saran pada praktikum kali ini yaitu: 1. Sebaiknya dalam praktikum selanjutnya dilakukan alat ukur lain selain teodolit. 2. Sebaiknya pada praktikum selanjutnya menggunakan metode stake out yang berbeda. 3. Sebaiknya dalam praktikum selanjutnya menggunakan aplikasi software yang berbeda.



DAFTAR PUSTAKA



Iswandi, Iwan dkk. 2016. Analisa Perhitungan Voume Material Rencana Penambangan Mineral Nikel Menggunakan Dua Perangkat Lunak. Universitas Pakuan, Bogor Rohim, Wahyu Nur dkk. 2015. Semarang Charity Map, Penyajian Peta Donasi Sosial Kota Semarang Berbasis Blogger Javascript. Universitas Diponegoro, Semarang Rosida, Anna. 2013. Perbandingan Ketelitian Perhitungan Volume Galian Menggunakan Metode Cross Section dan Aplikasi Lain (Studi Kasus: Bendungan Pandanduri Lotim). Universitas Diponegoro, Semarang Saripah, Ipah. 2017. Modul 2 Dasar-Dasar Pengukuran Topografi Untuk Pekerjaan Jalan. Kementrian PUPR, Bandung Syaripuddin, Akhmad. 2013. Pengantar Survey dan Pengukuran. Institut Teknologi Bandung, Bandung Syifullah, Arief. 2014. Pengantar Survey dan Pengukuran. Institut Teknologi Bandung, Bandung Yusuf, Hamzah dan Hasmar Halim. 2014. Buku Ajar Survey dan Pemetaan. CV Budi Utama, Yogyakarta



Samarinda, 04 Mei 2021 Asisten



Gulielmus Baga Liwu 1709055034



Praktikan



Akbar Nazaruddin 1909056020



LAMPIRAN



Gambar 1 Sentering alat



Gambar 2 Memasang rambu ukur



Gambar 3 Sentering alat



Gambar 4 Pencatatan data lapangan



Gambar 5 Penembakan rambu ukur



Gambar 6 Foto bersama praktikan & asisten