Laporan Lengkap Pupuk Dan Pemupukan [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Laporan lengkap Pupuk dan Pemupukan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penggunaan pupuk dalam meningkatkan produksi pertanian terus meningkat sesuai dengan pertambahan luas areal pertanian, pertambahan jumlah petani, kenaikan tingkat intensifikasi serta makin beragamnya penggunaan pupuk sebagai usaha peningkatan hasil pertanian. Pupuk merupakan salah satu dari factor peningkatan proses produksi selain lahan, tenaga kerja dan modal. Pemumupukan memegang peranan penting dalam upaya meningkatkan hasil pertanian. Anjuran pemupukan terus ditingkatkan melalui program pemupukan berimbang,penurunan efesiensi pemupukan terjadi karena berbagai faktor tanah dan lingkungan yang harus dicermati Selain memperhatikan faktor tanah dan lingkungan , dalam metode pemberian pupuk juga perlu di perhatikan,karena sebagian besar petani menggunakan pupuk yang terbuat dari bahan kimia yang bersifat panas jika terkena batang atau daun dari tanaman. Takaran pupuk yang digunakan untuk memupuk satu jenis tanaman akan berbeda untuk masing-masing jenis tanah, hal ini dapat dipahami karena setiap jenis tanah, memiliki karakteristik dan susunan kimia tanah yang berbeda. Beberapa hal penting yang perlu dicermati untuk mendapatkan efesiensi dalam pemupukan antara lain : jenis pupuk yang digunakan, sifat dari pupuk tersebut, waktu pemupukan dan syarat pemberian pupuk serta cara atau metode pemupukan. Dengan tingginya hasil tanaman yang dipanen, berarti jumlah unsur hara yang diambil oleh tanaman dari dalam tanah akan banyak pula karena pengambilan unsur hara dari dalam tanah berlangsung secara pararel terhadap pembentukan bahan kering atau produksi tanaman. Sehingga untuk tahun-tahun pertanaman berikutnya unsur hara yang berada didalam tanah lambat laun akan terus berkurang.



1.2  . Tujuan dan Kegunaan Tujuan dari praktikum pupuk dan pemupukan antara lain : untuk mengetahui metode atau cara yang baik dalam pemberian pupuk, apakah pemberiannya berada di bawah tajuk tanaman atau tepat pada bagian batang tanaman.



Kegunaan dari praktikum pupuk dan pemupukan adalah agar mahasiswa dapat merekombinasikan hasil dari praktikum yang telah dilakukan kepada masyrakat khususnya para petani.



II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Pengertian Pupuk Pupuk adalah zat yang ditambahkan pada tumbuhan agar berkembang dengan baik. Pupuk dapat dibuat dari bahan organik ataupun non-organik. Dalam pemberian pupuk perlu diperhatikan kebutuhan tumbuhan tersebut, agar tumbuhan tidak mendapat terlalu banyak zat makanan. Terlalu sedikit atau terlalu banyak zat makanan dapat berbahaya bagi tumbuhan. Pupuk dapat diberikan lewat tanah ataupun disemprotkan ke daun. 2.2. Jenis-jenis Pupuk 2.2.1. Pupuk Kimia Seperti namanya pupuk kimia adalah pupuk yang dibuat secara kimia atau juga sering disebut dengan pupuk buatan. Pupuk kimia bisa dibedakan menjadi pupuk kimia tunggal dan pupuk kimia majemuk. Pupuk kimia tunggal hanya memiliki satu macam hara, sedangkan pupuk kimia majemuk memiliki kandungan hara lengkap. Pupuk kimia yang sering digunakan antara lain Urea dan ZA untuk hara N; pupuk TSP, DSP, dan SP-26 untuk hara P, Kcl atau MOP untuk hara K. Sedangkan pupuk majemuk biasanya dibuat dengan mencampurkan pupuk-pupuk tunggal. Komposisi haranya bermacam-macam, tergantung produsen dan komoditasnya.



2.2.3. Pupuk Organik Pupuk organik merupakan hasil penguraian bahan organik oleh jasad renik atau mikroorganisme yang berupa zat-zat makanan yang dibutuhkan oleh tanaman. Pupuk organik seperti namanya pupuk yang dibuat dari bahan-bahan organik atau alami. Bahan-bahan yang termasuk pupuk organik antara lain adalah pupuk kandang, kompos, kascing, gambut, rumput laut dan guano. Berdasarkan bentuknya pupuk organik dapat dikelompokkan menjadi pupuk organik padat dan pupuk organik cair. Beberapa orang juga mengkelompokkan pupuk-pupuk yang ditambang seperti dolomit, fosfat alam, kiserit, dan juga abu (yang kaya K) ke dalam golongan pupuk organik. Beberapa pupuk organik yang diolah dipabrik misalnya adalah tepung darah, tepung tulang, dan tepung ikan. Pupuk organik cair antara lain adalah compost tea, ekstrak



tumbuh-tumbuhan, cairan fermentasi limbah cair peternakan, fermentasi tumbuhan-tumbuhan, dan lain-lain. 2.2.3. Pupuk Hayati Nama lain pupuk hayati adalah biofertilizer. Ada yang juga menyebutnya pupuk bio. Apapun namanya pupuk hayati bisa diartikan sebagai pupuk yang hidup. Sebenarnya nama pupuk kurang cocok, karena pupuk hayati tidak mengandung hara. Pupuk hayati tidak mengandung N, P, dan K. Kandungan pupuk hayati adalah mikrooganisme yang memiliki peranan positif bagi tanaman. Kelompok mikroba yang sering digunakan adalah mikroba-mikroba yang menambat N dari udara, mikroba yang malarutkan hara (terutama P dan K), mikroba-mikroba yang merangsang pertumbuhan tanaman. Kelompok mikroba penambat N sudah dikenal dan digunakan sejak lama. Mikroba penambat N ada yang bersimbiosis dengan tanaman dan ada juga yang bebas (tidak bersimbiosis). Contoh mikroba yang bersimbiosis dengan tanaman antara lain adalah Rhizobium sp Sedangkan contoh mikroba penambat N yang tidak bersimbiosis adalah Azosprillium sp dan Azotobacter sp.



III. METODOLOGI PERCOBAAN 3.1. Tempat dan Waktu Pengamatan Praktikum Pemgenalan dab Penentuan dosis pupuk dilaksanakan pada hari Jumat, 7 Desember 2012, pukul 10.00 – 12.00 WITA, di Laboratorium Fisika Tanah, Jurusan Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin, Makassar. 3.2 Sumber Hara Pupuk Demikian juga halnya dengan pemberian pupuk urea ke dalam tanah sebagai sumber hara N dapat merubah kadar hara dalam tanah. Hardjowigeno (1987) menyebutkan bahwawalaupun bahan organik dalam tanah jumlahnya tidak besar, hanya sekitar 3 - 5 % tetapi pengaruhnya terhadap perubahan sifat-sifat tanah besar sekali.Kadar C-organik tanah sebelum percobaan rendah yaitu 1,26 %, tapi setelahdiberi pupuk organik kadar C-organik tanah berubah, rata-rata lebih rendah biladibandingkan dengan kadar C-organik tanah awal. Penurunan kadar C-organik tanah initergantung dari jenis pupuk organik yang digunakan. 3.3 Pemanfaatan Pupuk Pemberian pupuk kandang sapi memberikan rata-rata kadar C-organik tanah yanglebih tinggi bila dibandingkan dengan jenis pupuk organik yang lainnya. Hal inidisebabkan karena pupuk kandang sapi merupakan pupuk dinginyang artinya  perombakan oleh mikroorganisme tanah terjadi secara perlahan-lahan, kurang terbentuk  panas sehingga hara yang terlepaskan secara berangsur-angsur. Selain itu, pupuk kandang sapi kadar C-organik awalnya lebih tinggi dari yang lain, banyak mengandungair, lendir dan bila kena udara menjadi padat/kerak sehingga udara dan air selanjutnyasukar masuk ke dalamnya, sehingga dengan demikian karena sulit termineralisasimenyebabkan kadar C-organik tanah lebih tinggi bila dibandingkan dengan jenis pupuk organik yang lainnya.Kadar N-total tanah setelah panen terendah terlihat pada perlakuan tanpa pupuk organic yaitu 0,21 %, dan tertinggi pada perlakuan yaitu 0,41 %, berbeda nyata bila dibandingkan denganjenis pupuk organik yang lain Sedangkan pada perlakuandosis urea kadar N-total tanah terrendah terlihat pada perlakuan tanpa pupuk urea (n0)yaitu 0,24 %, dan tertinggi terlihat pada perlakuan n3 yaitu 0,40 %, berbeda nyata biladibandingkan dengan dosis pupuk



urea lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa pemberian pupuk organik ke dalam tanah dapat meningkatkan kadar N-total di dalam tanah. 



IV. JENIS-JENIS PUPUK 3.2.1. Pupuk Hijau Pupuk hijau adalah pupuk yang terdiri dari daun-daunan yang mudah membusuk dalam tanah. Daun-daunan dapat langsung dimasukkan ke dalam tanah sebagai pupuk hijau. Unsur hara yang terdapat pupuk hijau misalnya: N, P, K, dan unsur lainnya. Contoh pupuk hijau yang mudah didapat adalah sisa hasil pertanian. Sisahasilpertanian banyak mengandung unsur-unsur yang dibutuhkan tanaman. Pengembalian sisa tanaman diperlukan untuk mengembalikan unsurunsur yang diambil tanaman unutk pertumbuhannya kembali lagi ke lahan pertanian. Upaya ini untuk menjaga kesuburan tanah. Pengembalian sisa tanaman perlu memperhatikan agar proses peruraian bahan organik tidak mengganggu tanaman musim tanam berikutnya. Penanaman tanaman sebaiknya menunggu proses peruraian sempurna. Pada saat proses peruraian bahan organik jika terdapat tanaman bisa menyebabkan tanaman sakit. Perlu diperhatikan agar proses peruraian bahan organik tidak mengganggu kesehatan tanaman. Proses peruraian bahan organik tergantung jenis bahan/sisa tanaman. Beberapa contoh pupuk hijau, antara lain: a.   Crotalaria juncea. Dulu jenis legum ini diharuskan ditanam pada perkebunan tembakau Vorstenland pergiliran tanaman. Memasukkan tanaman legum ini jelas akan berpengaruh baik terhadap sifat-sifat tanah baik tanaman tembakau itu sendiri maupun tanaman sesudahnya. Produksi 150-250 kw/ hektar. Kandungan N 2.84% dari bahan kering. Kadar bahan kering 16.0% dari bahan basah. b.   Crotalaria anagyroides. Produksi hijauan daun dan tangkai 284 kw/ hektar. Kadar N= 2.31% dari bahan kering, kadar bahan kering sekitar 13.24%;  umur tanaman 6-10 bulan. c.   Crotalaria usaramensis. Produksi hijauan tergolong tinggi sekitar 350 kw/ hektar; umur tanaman 4-5 bulan. 3.2.2. Pupuk Kompos Kompos adalah peruraian bahan organik oleh jasad renik (mikrobia). Pemberian kompos tidak hanya memperkaya unsur hara bagi tanamn, namun juga berperanan dalam memperbaiki struktur tanah, tata udara dan air dalam tanah, mengikat unsur hara dan memberikan makanan bagi jasad renik yang ada dalam tanah sehingga meningkatkan peran mikrobia dalam menjaga kesuburan tanah. Pembuatan kompos juga relatif mudah. 3.2.3. Pupuk Kandang



Pupuk kandang merupakan pupuk yang penting di Indonesia. Selain jumlah ternak lebih tinggi sehingga volume bahan ini besar, secara kualitatif relatif lebih kaya hara dan mikrobia dibandingkan limbah pertanian. Yang yang dimaksud pupuk kandang ialah campuran kotoran hewan/ ternak dan urine. Hindarkan pemakaian pupuk kandang yang masih baru, sebab pupuk kandang yang masih baru belum masak benar, dan suhunya masih tinggi. Pupuk kandang dibagi menjadi dua macam: a) pupuk padat dan b) pupuk cair. Susunan hara pupuk kandang sangat bervariasi tergantung macamnya  dan jenis hewan ternaknya. Nilai pupuk kandang dipengaruhi oleh: 1) makanan hewan yang bersangkutan, 2) fungsi hewan tersebut sebagai pembantu pekerjaan atau dibutuhkan dagingnya saja,  3) jenis atau macam hewan, dan 4) jumlah dan jenis bahan yang digunakan sebagai alas kandang. 3.2.4. Pupuk Cair Banyaknya kandungan unsur hara yang ada di dalam lahan pertanian yang ada di lahan saudara dapat dilihat secara sederhana dari  penampakan warna tanaman di lahan saudara. Misalnya ada tanaman yang kelihatan hijau sementara yang lainnya terlihat kekuningan. Tanaman hijau menggambarkan bahwa tanah tersebut mempunyai cukup unsur hara. Sedangkan tanaman yang berwarna kuning biasanya menunjukkan bahwa tanah tersebut tidak cukup mempunyai unsur hara. Untuk memudahkan unsur hara dapat diserap tanah dan tanaman bahan organik dapat dibuat menjadi pupuk cair terlebih dahulu. Pupuk cair menyediakan nitrogen dan unsur mineral lainnya yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman, seperti halnya pupuk nitrogen kimia. Kehidupan binatang di dalam tanah juga terpacu dengan penggunaan pupuk cair. Pupuk cair tersebut dapat dibuat dari kotoran hewan yang masih baru. Kotoran hewan yang dapat digunakan misalnya kotoran kambing, domba, kelinci atau ternak lainnya. 3.2.5. Pupuk Daun Pupuk daun akan menjadikan tanaman lebih baik dan sehat. Pemberian pupuk daun diberikan melalui pencampuran pupuk dengan tanah agar diserap melalui akar. Banyak petani menanam tanaman yang lebih sehat dengan pemakaian pupuk. Pupuk memberi makan pada tanaman dalam bentuk hara untuk membuat tanaman lebih kuat. Biasanya pupuk dicampur dengan tanah dan di serap tanaman melalui perakaran. Pupuk daun masuk ke dalam tanaman melalui lubang-lubang kecil pada daun yang disebut mulut daun (stomata). Lubang-



lubang ini membuka dan menutup dan begitu kecil, sehingga kita tidak dapat melihatnya Pupuk daun biasanya dibuat dari bahan yang mengandung hara yang diperlukan tanaman seperti besi, belerang, nitrogen dan kalium. Pemberian hara tambahan ini pada tanaman akan membantunya tumbuh lebih kuat dan lebih sehat. 3.3. Pengertian Pupuk Anorganik Pupuk anorganik adalah pupuk yang terbuat dengan proses fisika, kimia, atau biologis. pada umumnya pupuk anorganik dibuat oleh pabrik. Bahan bahan dalam pembuatan pupuk anorgank berbeda beda, tergantung kandungan yang diinginkan. Misalnya unsur hara fosfor terbuat dari batu fosfor, unsure hara nitrogen terbuat dari urea. Pupuk anorganik sebagian besar bersifat hidroskopis. Hidroskopis adalah kemampuan menyerap air diudara, sehingga semakin tinggi higroskopis semakin cepat  pupuk mencair. 3.4. Jenis-jenis Pupuk Organik 3.4.1. Pupuk Urea [(CO (NH2)2] Urea merupakan pupuk buatan hasil persenyawaan NH4 (ammonia) dengan CO2. Bahan dasarnya biasanya berupa gas alam dan merupakan ikatan hasil tambang minyak bumi. Kandungan N total berkisar antara 45-46 %. Dalam proses pembuatan Urea sering terbentuk senyawa biuret yang merupakan racun bagi tanaman kalau terdapat dalam jumlah yang banyak. Agar tidak mengganggu kadar biuret dalam Urea harus kurang 1,5-2,0 %. Kandungan N yang tinggi pada Urea sangat dibutuhkan pada pertumbuhan awal tanaman (Anonim, 2012). 3.4.2. Pupuk ZA Pupuk ZA adalah pupuk kimia buatan yang dirancang untuk memberi tambahan hara nitrogen dan belerang bagi tanaman. Nama ZA adalah singkatan dari istilah bahasa Belanda, zwavelzure ammoniak, yang berarti amonium sulfat (NH4SO4) (Anonim, 2012). Pupuk ZA mengandung belerang 24 % dan nitrogen 21 %. Kandungan nitrogennya hanya separuh dari urea, sehingga biasanya pemberiannya dimaksudkan sebagai sumber pemasok hara belerang pada tanah-tanah yang miskin unsur ini. Namun demikian, pupuk ini menjadi pengganti wajib urea sebagai pemasok nitrogen bagi pertanaman tebu karena tebu akan mengalami keracunan bila diberi pupuk urea (Anonim, 2012). 3.4.3. Pupuk SP 36 (Superphospat 36)



SP 36 merupakan pupuk fosfat yang berasal dari batuan fosfat yang ditambang. Kandungan unsur haranya dalam bentuk P2O5 SP 36 adalah 46 % yang lebih rendah dari TSP yaitu 36 %. Dalam air jika ditambahkan dengan ammonium sulfat akan menaikkan serapan fosfat oleh tanaman. Namun kekurangannya dapat mengakibatkan pertumbuhan tanaman menjadi kerdil, lamban pemasakan dan produksi tanaman rendah. (Hakim, dkk, 1986). 3.4.4. Pupuk KCl (Kalium Klorida) Pembuatan pupuk KCl melalui proses ekstraksi bahan baku (deposit K) yang kemudian diteruskan dengan pemisahan bahan melalui penyulingan untuk menghasilkan pupuk KCl. Kalium klorida (KCl) merupakan salah satu jenis pupuk kalium yang juga termasuk pupuk tunggal. Kalium satu-satunya kation monovalen yang esensial bagi tanaman. Peran utama kalium ialah sebagai aktivator berbagai enzim (Anonim2, 2012). Kandungan utama dari endapan tambang kalsium adalah KCl dan sedikit K2SO4. Hal ini disebabkan karena umumnya tercampur dengan bahan lain seperti kotoran, pupuk ini harus dimurnikan terlebih dahulu. Hasil pemurniannya mengandung K2O sampai 60 %. Pupuk Kalium (KCl) berfungsi mengurangi efek negative dari pupuk N, memperkuat batang tanaman, serta meningkatkan pembentukan hijau dan dan dan karbohidrat pada buah dan ketahanan tanaman terhadap penyakit (Anonim2, 2012). Kekurangan hara kalium menyebabkan tanaman kerdil, lemah (tidak tegak, proses pengangkutan hara pernafasan dan fotosintesis terganggu yang pada akhirnya mengurangi produksi. Kelebihan kalium dapat menyebabkan daun cepat menua sebagai akibat kadar Magnesium daun dapat menurun. Kadang-kadang menjadi tingkat terendah sehingga aktivitas fotosintesa terganggu



(Anonim, 2012).



3.5. Kelebihan dan Kekurangan Pupuk Organik dan Anorganik 3.5.1  Kelebihan pupuk organik Memperbaiki struktur tanah  



Menaikkan daya serap tanh terhadap air Sebagai sumber makanan bagi tanaman



3.5.2 Kekurangan pupuk organik Kadar mineral kecil atau rendah Sulit dalam pengangkutan Lama dalam proses penyerapan tumbuhan 3.5.3. Kelebihan pupuk anorganik Tersedia dalam jumlah cukup Mudah diangkut Kebutuhan akan hara dapat terpenuhi dengan perbandingan tepat Hasil cepat terlihat pada tanaman Mudah pengaplikasian Tidak bau Pengangkutan mudah 3.5.4. Kekurangan pupuk anorganik Sedikit mengandung unsur hara mikro Jika terus digunakan maka terus menerus akan merusak tanah Jika pemakaiannya banyak, tanaman bisa keracunan Mengakibatkan residu pada tanah Penggunaan tidak bijaksana dapat merusak tanah Harga mahal Bersifat higroskopis 1. Keunggulan dan Kekurangan Pupuk Organik



Pupuk organik mempunyai sangat banyak kelebihan namun juga memiliki kekurangan bila dibandingkan dengan pupuk buatan atau kimi (anorganik). 3.4.1 Keunggulan Pupuk Organik a.  Bahan organik dalam proses mineralisasi akan melepaskan hara tanaman dengan  lengkap (N, P, K, Ca, Mg, S, serta hara mikro) dalam jumlah tidak tentu dan relatif kecil. b.  Dapat memperbaiki struktur tanah, menyebabkan tanah menjadi ringan untuk diolah dan mudah ditembus akar. c.  Tanah lebih mudah diolah untuk tanah-tanah berat. d.  Meningkatkan daya menahan air (water holding capacity). Sehingga kamampuan tanah untuk menyediakan air menjadi lebih banyak. Kelengasan air tanah lebih terjaga. e.  Permeabilitas tanah menjadi lebih baik. Menurunkan permeabilitas pada tanah bertekstur kasar (pasiran), sebaliknya meningkatkan permeabilitas pada tanah bertekstur sangat lembut (lempungan). f.   Meningkatkan KPK (Kapasitas Pertukaran Kation ) sehingga kemampuan mengikat kation menjadi lebih tinggi, akibatnya apabila dipupuk dengan dosis tinggi hara tanaman tidak mudah tercuci.  g.  Memperbaiki kehidupan biologi tanah (baik hewan tingkat tinggi maupun tingkat rendah ) menjadi lebih baik karena ketersediaan makan lebih terjamin. h.  Dapat meningkatkan daya sangga (buffering capasity) terhadap goncangan perubahan drastis sifat tanah. i.    Mengandung mikrobia dalam jumlah cukup yang berperanan dalam proses dekomposisi bahan organik. 3.4.2 Kekurangan Pupuk Organik a. Bahan organik yang mempunyai C/N masih tinggi berarti masih mentah. Kompos yang belum matang (C/N tinggi) dianggap merugikan, karena bila diberikan langsung ke dalam tanah maka bahan organik diserang oleh mikrobia (bakteri maupun fungi) untuk memperoleh enersi. Sehingga populasi mikrobia yang tinggi memerlukan juga hara tanaman untuk tumbuhan dan kembang biak. Hara yang seharusnya digunakan oleh tanaman berubah digunakan oleh mikrobia. Dengan kata lain mikrobia bersaing dengan tanaman untuk memperebutkan hara yang ada.  Hara menjadi  tidak tersedia (unavailable) karena berubah dari senyawa anorganik menjadi senyawa



organik jaringan mikrobia, hal ini disebut immobilisasi hara. Terjadinya immobilisasi hara tanaman bahkan sering menimbulkan adanya gejala defisiensi.  Makin banyak bahan organik mentah diberikan ke dalam tanah makin tinggi populasi yang menyerangnya, makin banyak hara yang mengalami immobilisasi. Walaupun demikian nantinya bila mikrobia mati akan mengalami dekomposisi hara yang immobil tersebut berubah menjadi tersedia lagi. Jadi immobilasasi merupakan pengikatan hara tersedia menjadi tidak tersedia dalam jangka waktu relatif tidak terlalu lama   b. Bahan organik yang berasal dari sampah kota atau limbah industri sering mengandung mikrobia patogen  dan logam berat yang berpengaruh buruk bagi tanaman, hewan dan manusia. 2. Persyaratan Teknis Pupuk Ciri-ciri Pupuk Organik Yang Baik: Warna coklat kehitaman Suhu awal relatif sama dengan akhir dari pengomposan Volume minimal menyusut 20 Berbau harum dan tidak menyengat Analisis C/N rationya kurang 30. Persyaratan teknis pupuk seperti tercantum dalam Peraturan Menteri Pertanian Nomor 02/Pert/HK.060/2/2006 tentang Pupuk Organik dan Pembenah Tanah menyangkut tiga komponen persyaratan. Tiga komponen tersebut seperti yang akan diuraikan lebih lanjut.



IV. KESIMPULAN DAN SARAN 4.1. Kesimpulan Cara sederhana menguji pupuk kimia, pupuk organik, dan pupuk hayati. (A) kontrol, tanpa pemupukan sama sekali. Tanaman terlihat sangat merana. (B) Diberi pupuk kimia, tanaman tetap merana meskipun tumbuh lebih baik. (C) Diberi kompos/pupuk organik. Hasilnya jauh lebih baik. (D) Diberi pupuk organik/kompos dan biofertilizer. Tumbuhnya paling baik. Pupuk adalah zat yang ditambahkan pada tumbuhan agar berkembang dengan baik. Pupuk dapat dibuat dari bahan organik ataupun non-organik. Dalam pemberian pupuk perlu diperhatikan kebutuhan tumbuhan tersebut, agar tumbuhan tidak mendapat terlalu banyak zat makanan. Terlalu sedikit atau terlalu banyak zat makanan dapat berbahaya bagi tumbuhan. Pupuk dapat diberikan lewat tanah ataupun disemprotkan ke daun. Meski memiliki kelemahan pupuk organik mempunyai banyak kelebihan dan keuntungan. Penggunaan pupuk organik membuat tanah menjadi gembur sehingga mudah terjadi sirkulasi udara dan mudah ditembus perakaran tanaman. Untuk tanah yang bertekstur pasiran bahan organik akan meningkatkan pengikatan antar partikel tanah dan meningkatkan kemampuan mengikat air.



4.2. Saran Gunakanlah pupuk organik dan hindari penggunaan pupuk kimia. Walaupun pupuk kimia lebih banyak mengandung unsur hara dibandingkan dengan pupuk organik, tetapi pupuk organik lebih baik dari pupuk kimia.



DAFTAR PUSTAKA Setyaningtyas,N.2008.Makalah Kimia Umum Pupuk Organik. dari : http ://dc153. 4shared.com/doc/x_ZNo2nI/preview.html diakses tanggal 10des 2012 pukul 09.00 jenis pupuk dan fungsi pupuk organik dan anorganik http://ekaboymaster.blogspot.com/2012/02/jenis-pupuk-dan-fungsi-pupuk-organik.html anonim .2011. kandungan unsur hara pada pupuk dan manfaatnya bagi tanaman. http://distan.riau.go.id/index.php/component/content/article/53-pupuk/141-unsur-hara-pupuk anonim.2011.pupuk anorganik http://ulinq.blogspot.com/2011/11/v-behaviorurldefaultvmlo.html



LAPORAN PUPUK DAN PUMUPUKAN



Posted on May 27, 2012 by elvinduapadang Standard



LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM PUPUK DAN PEMUPUKAN (222 G0103)     ELVIN DEWI DUAPADANG G 111 10 304                



      LABORATORIUM FISIKA DAN KIMIA TANAH JURUSAN ILMU TANAH FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2012 HALAMAN PENGESAHAN     JUDUL                       :   LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM PUPUK DAN                PEMUPUKAN NAMA                       :   ELVIN DEWI DUAPADANG STAMBUK               :   G11110304 JURUSAN                 :   ILMU TANAH KELOMPOK            :   31  



Laporan ini disusun sebagai salah satu syarat untuk melulusi Mata Kuliah Pupuk dan Pemupukan (222 G0103)   Pada Jurusan Ilmu Tanah Fakultas Pertanian                                                Universitas Hasanuddin                 Makassar 2012     Mengetahui,  



 



 



 



 



 



 



 



 



 



HAMRAN



NINING NURMALASARI



Koordinator Asisten  



Asisten Pembimbing  



Tanggal Pengesahan    :  15  Mei  2012 1. I.                        PENDAHULUAN



1.1.                 Latar Belakang Defenisi tentang tanah sangatlah bervariasi terkadang sangatlah sulit bagi kita untuk memberikan defenisi yang tepat pada tanah, karena pandangan dan kepentingan yang beraneka ragam tentang tanah. Ada yang mengatakan bahwa tanah adalah tubuh alam ( natural body) yang terbentuk dan  berkembang sebagai akibat gaya-gaya alam ( natural  material ) pada permukaan bumi, tanah dapat pula diartikan sebagai tempat tumbuhnya tanaman, defenisi lainnya tentang tanah adalah tanah merupakan hasil pelapukan batuan dan pelapukan sisa-sisa bahan organik dari organisme  ( vegetasi dan hewan ) yang hidup didalamnya. Bahan organik merupakan bahan penting dalam menciptakan kesuburan tanah, baik secara fisika, kimia maupun dari segi biologi tanah. Bahan organik adalah bahan pemantap agregat tanah, selain itu bahan organik adalah sumber energi dari sebagian besar organisme tanah. Kesuburan tanah selain berasal dari residu makhluk hidup atau yang bersifat alami, kesuburan tanah juga dapat ditingkatkan dengan penambahan pupuk anorganik. Pupuk anorganik  yang banyak dibutuhakan oleh tanah dalam pertumbuh tanaman antara lain adalah urea. Pupuk ini  disebut juga sebagai pupuk N, karena mengandung lebih banyak nitrogen. Urea ini berfungsi dalam perkembangan vegetatif dari tanaman. Selain itu, kelebihan pupuk ini juga dapat membuat tanaman menjadi hangus, terutama yang memiliki daun yang agak peka. Salah satu tanaman yang umumnya menggunakan pupuk urea adalah tanaman jagung (Zea mays L.) merupakan tanaman yang berfotosintesis C4, maksudnya mempunyai kapasitas fotosintesis tinggi. Selain jagung ( Zea mays L.), yang termasuk dalam golongan C4 adalah sorgum dan tebu.



  Berdasarkan uraian diatas, maka perlu dilakukan praktikum pupuk dan pemupukan untuk mengetahui pengaruh pupuk yang berbeda terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman jagung (Zea mays L.)   1.2.                 Tujuan dan Kegunaan Praktikum ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh pemupukan N, P, dan K terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman jagung. Adapun kegunaan praktikum ini adalah untuk lebih mengetahui pengaplikasian jenis pupuk dan dosis pupuk                      



                         



 



1. II.                     TINJAUAN PUSTAKA



2.1.      Komoditi Jagung Jagung (Zea mays L.) yang masih satu keluarga dengan gandum dan padi merupakan tanaman asli benua Amerika. Selama ribuan tahun, tanaman ini menjadi makanan pokok penduduk suku Indian di Amerika. Christopher Columbus merupakan orang yang berjasa menyebarkan jagung ke seluruh dunia. Setelah menemukan benua Amerika secara tidak sengaja pada tahun 1492, saat kembali ke negara asalnya, spanyol, Columbus membawa tanaman jagung dan beberapa tanaman asli lainnya dari benua tersebut, seperti cabai dan tomat. Bercocok tanam jagung selain dari biji yang bermanfaat untuk bahan pangan kita juga dapat mengambil manfaat dari bagian lain dari tanaman jagung. Jadi seluruh bagian tumbuhan ada manfaatnya. (Siti, 2007)             Jagung merupakan tanaman semusim (annual). Satu siklus hidupnya diselesaikan dalam 80-150 hari. Paruh pertama dari siklus merupakan tahap pertumbuhan vegetatif dan paruh kedua untuk tahap pertumbuhan generatif. Tinggi tanaman jagung sangat bervariasi. Meskipun tanaman jagung umumnya berketinggian antara 1 meter sampai 3 meter, ada varietas yang dapat mencapai tinggi 6 meter. Tinggi tanaman biasa diukut dari permukaan tanah hingga ruas teratas sebelum bunga jantan. Meskipun beberapa varietas menghasilakan anakan (seperti padi), pada umumnya jagung tidak memiliki kemampuan ini. Jagung termsuk tanaman biji  berkeping tunggal monokotil, jagung tergolong berakar serabut yang dapat mencapai kedalaman 8 meter meskipun sebagian besar berada pada kisaran 2 meter. Pada tanaman yang sudah cukup dewasa muncul akar adventif dari buku-buku batang bagian yang membantu menyangga tegaknya tanaman. ( Anonim a, 2012)         2.2.            Tanah



Tanah berasal dari pelapukan batuan dengan bantuan organisme, membentuk tubuh unik yang menutupi batuan. Proses pembentukan tanah dikenal sebagai ”pedogenesis”. Proses yang unik ini membentuk tanah sebagai tubuh alam yang terdiri atas lapisan-lapisan atau disebut sebagai horizon tanah. Setiap horizon menceritakan mengenai asal dan prosesproses fisika, kimia, danbiologi yang telah dilalui tubuh tanah tersebut. Hans Jenny (1899-1992), seorang pakar tanah asal Swiss yang bekerja di Amerika Serikat, menyebutkan bahwa tanah terbentuk dari bahan induk yang telah mengalami modifikasi/pelapukan akibat dinamika faktor iklim, organisme (termasuk manusia), dan relief permukaan bumi (topografi) seiring dengan berjalannya waktu. Berdasarkan dinamika kelima faktor tersebut terbentuklah berbagai jenis tanah dan dapat dilakukan klasifikasi tanah. (Anonim b, 2012)   2.2.1.      Tanah Alfisol Tanah alfisol merupakan morfologi yang khas dari Alfosol dicirikan oleh horizon eluviasi dan iluviasi yang jelas, yang mana horizon permukaan umumnya berwarna terang karena dipengaruhi oleh beberapa jenis mineral seperti kuarsa yang dapat mempengaruhi warna tanah Alfisol lebih terang. (Hardjowigeno, 1995).  Perkembangan struktur yang berbeda diantara horizon juga merupakan morfologi yang khas dari Alfosol. Alfisol diartikan oleh horizon Argilik yaitu horizon B yang paling sedikit mengandung 1,2 kali lielt lebih besar daripada liat diatasnya. Horizon B utamanya Bt memperlihatkan struktur tersudut atau kubus, sedang sampai kuat. (Hardjowigeno, 1995).         



Tanah Alfisol memiliki struktur tanah yang liat. Liat yang tertimbun di horizon bawah ini berasal dari horizon diatasnya dan tercuci ke bawah bersama dengan gerakan air. Dalam banyak pola Alfisol digambar adanya perubahan tekstur yang sangat jelas dalam jarak vertikal yang sangat pendek yang dikenal Taksonomi Tanah (USDA, 1985) sebagai Abrupat Tekstural Chage (perubahan tekstur yang sangat ekstrim). (Anonim b, 2012)  Tanah Alfisol dilambangkan oleh tanah yang disebut Gray-Brown Podzolic dalam sistem lama. Alfisol mempunyai permukaan abu-abu sampai coklat, kandungan basa sampai sedang sampai besar dan mengandung horizon iluvial dimana menimbun lempung silikat. Horizon ini disebut Argilik. Jika hanya terdapat lempung silikat dan disbut natrik jika disamping lempung, lebih dari 15 % jenuh dengan natrium dengan berstruktur tiang dan pilar.   Horizon lempung umumnya lebih dari 35 % jenuh basa.  (Anonim b, 2012) Pada tanah Alfisol terdapat penimbunan liat di horizon bawah (horizon Argilik) dan mempunyai kejenuhan basa tinggi yaitu lebih dari 35 % pada kedalaman 180 cm dari permukaan tanah. pH dalam tanah Alfisol seringkali berubah dengan meningkatnya kedalaman dan kecenderungan lebih tinggi pada bagian bawah profil dan sejumlah bahan-bahan glacial sampai ke suatu karbonat bebas dengan pH 8,0 lebih tinggi. Ini menyebabkan berubahnya mobilitas elektroporetik koloid-koloid hasil pelapukan-pelapukan kimia yang sementara ini umumnya dianggap bergerak ke bawah namun juga berdimensi horizon, dimana terakhir berhubungan erat dengan perkembangan akar. Alfisol nampaknya mengalami pelapukan lebih hebat dari pada inseptisol akan tetapi kurang daripada spodosol. Mereka sebagian besar terbentuk di daerah lembah di bawah sisa-sisa tanaman hutan asli, walaupun kadang-kadang aslinya rumput vegetasi. Sebagai tambahan pada tanah Gray-Brown Podzolic. Alfisol mencakup sebagian besar area yang dulu disebut tanah Non Clasic Brown dan Gray Wooded dan beberapa diantaranya disebut Palnosol, Half Bag dan Solodized Solonetz. Pada umumnya, Alfisol adalah tanah yang sangat produktif kandungan basa yang sedang sampai besar itu umumnya menguntungkan untuk menghasilkan tanaman yang cukup besar. Tanah dengan drainase yang baik akan berwarna kelabu dengan bercak-bercak kuning pada lapisan air dan menguntungkan untuk satu peristiwa kimia . Besi dalam tanah teroksidasi dan terhidrasi sehingga menjadi senyawa yang berwarna merah kuning. Hal ini diketemukan pada tanah Alfisol karena tanah Alfisol ini merupakan tanah dengan drainase yang baik. (Anonim b, 2012).



  2.3.            Pupuk 2.3.1.   Nitrogen Nitrogen merupakan salah satu unsure hara yang sangat diperlukan oleh tanaman danlam jumlah yang banyak untuk proses fisiologis seperti fotosintesis, pembentukan asam amino dan protein. Pemberian pupuk nitrogen dibrikan secara bertahap karena nitrogen bersifat mudah tercuci dan terdenitrifikasi. Dengan pemberian secara bertahap kebutuhan nitrogen setiap saat dapat dipenuhi. Nitrogen merupakan unsure hara essensial (keberadaannya mutlak ada untuk kelangsungan pertumbuhan dan perkembangan tanaman) dan dibutuhkan dalam jumlah yang banyak sehingga disebut unsure hara makro. Sebagian besar tanah untuk mencuci tanaman tersebut perlu diberikan tambahan dalam bentuk pupuk (Winarso, 2005). Tanaman yang cukup N maka tanaman tersebut akan tumbuh dengan baik dan daun tanaman tersebut akan berwarna hijau. Hilangnya N dalam tanah disebabkan oleh ; 1) digunakan tanaman dan mikroorganisme, 2) N dalam bentuk NH4+ dapat diikat oleh mineral liat jenis illit sehingga tidak dapat digunakan oleh tanaman, 3) N dalam bentuk NO3- mudah tercuci oleh air hujan, dan 4) proses denitrifikasi, yaitu proses reduksi nitrat menjadi N2 gas (Hardjowigeno, 1995). Bagi tanamam unsure nitrogen mempunyai fungsi untuk memperbaiki pertumbuhan vegetative tanaman. Tanaman yang cukup N akan berwarna lebih hijau, selain itu berperan dalam pembentukan protein. Tanaman yang kekurangan unsure N memiliki pertumbuhan yang kerdil, akan tumbuh dengan terbatas, daun kuning akan gugur.     2.3.2.   Fosfor (P)



Unsur P sangat diperlukan dalam tanaman pada saat pembentukan biji sehingga menjadi bentuk yang sempurna. Para ahli mengemukakan bahwa fosfor juga berguna untuk mempercepat pemasakan buah dan menstimulir pembentukan akar pada pertumbuhan awal. Pemberian P dalam tanah dalam jumlah yang cukup akan memberikan keuntungan antara lain menetralkan pengaruh buruk akibat dari kelebihan unsur hara nitrogen (Soepardi, 1983). Fosfor penting dalam pembentukan gula pati, dan fotosintesis, pembentukan inti pada bagian sel, pembentukan lemak, dan albumun. Dan membawa sifat menurun tanaman. Fosfor banyak terdapat pada sel-sel muda yang sedang berkembang dan bergerak dari jaringan tua ke jaringan muda. Sebagian fosfor juga ditranslokasikan pada biji, buah dan daun (Ahmad,2007). Fosfor diserap tanaman dalam bentuk ortofosfat primer, H2PO4-, dan HPO42-. Penyerapan kedua bentuk ini oleh tanaman dipengaruhi oleh pH disekitar tanaman, (perakaran). Unsur P ini di dalam tanah berasal dari bahan organik (pupuk organik dan sisa tanaman), pupuk buatan (TSP), unsur P di dalam tanah terdapat dalam dua bentuk yaitu P-organik dan P-anorganik (Hardjowigeno, 1995). Fungsi penting dari fosfor di dalam tanaman yaitu dalam proses fotosintesis, respirasi, transper dan penyimpanan energi, pembelahan dan pembesaran sel, serta proses-proses pada tanaman lainnya. Oleh karena P dibutuhkan dalan jumlah yang besar maka disebut unsur hara makro. Selain N dan K. Pada umumnya kadar P dalam tanaman dibawah kadar N dan K, yaitu sekitar 0,1 hingga 0,2 %. Beasarnya P2O5 yang diserap beberapa tanamanberbeda-beda. Di dalam tamnah P dalam berbagai bentuk persenyawaan yang sebagian besar tidak tersedia bagi tanaman. Sebagian besar pupuk P yang diberikan tidak dapat digunakan tanamn karena bereaksi dengan bahan tanah yang lain, sehingga pemupukan P dinilai kurang efisien (winarso, 2005).     2.3.3.   Kalium



Kalium merupakan unsur hara essensial bagi tanaman bahkan semua mahluk hidup. Tidak ada unsur lain yang dapat menggantikan fungsi unsur ini spesifiknya dalam tanamn dan merupakan satu dari tiga unsur makro yamg utama, selain N dan P. Sebagian tanaman mengandung unsur K hampir sama dengan N dan lebih tinggi dari unsur P. Kalium di dalam jaringan tanaman ada dalam berat kering daun yang tumbuh secara normal. Ion K dalam tanaman berfungsi sebagai aktivator dari banyak enzim yang berpatisipasi dalam beberapa metabolisme utama tanaman (Winarso, 2005). Unsur K diserap tanaman dalam bentuk ion K+ dan dijumpai di dalam tanah dalam jumlah yang berpariasi, namun jumlahnya dalam keadaan yang tersedia bagi tanaman biasanya kecil. Kalium yang ditambahkan dalam tanah biasanya dalam bentuk garam-garam yamg mudah larut seperti KCL, KNO3, dan KMgSO4 (Hardjowigeno, 1995). Unsur kalium di dalam tanah gerasal dari mineral primer tanah (fielspar, mika dan lain-lain) dan pupuk buatan (ZK). Unsur K ditemukan dalam tanah paling banyak, ttetapi sebagian kecilyang digunakan oleh tanaman yaitu yang larut dama air atau yang dapat diprtukarkan (dalam koloid tanah). Gejala kekurangan K banyak ditunjukkan dengan beberapa cara / penampilan. Gejala yang paling menonjol adalah tanda-tanda terbakarnya daun yang dimulai dari ujung atau pinggir daun. Gejala ini nampak dimulai dari daun-daun yang lebih tua. Selain itu gejala kekurangan K dapat dilihat kenampakan visualnya pada tanaman adalah bercak-bercak nekrotik berwarna coklat pada daun-daun dan batang batang yang tua. Berdasarkan studi anatomi dengan menggunakan mikroskop cahayaterlihat bahwa titik-titik nekrotik dimulai rusaknya sel pada lapisan sel luar. Sedangkan dengan elektromikroskop diketahuui adanya kerusakan kloroplas dan pecahnya mitokondria (Winarso, 2005).      



2.4.            Parameter Pengamatan Parameter yang di amati untuk tanaman jagung khusus dalam praktikum ini adalah tinggi tanaman dan jumlah daun.   2.5.            Perlakuan Jagung dengan jarak tanam 25 cm x 75 cm dan luas lahan 4m2.  Perlakuan kontrol 1 dengan kandungan pupuk sbb:   Urea                 =    300  kg/Ha    =   5,6 gr/ jarak tanam SP-36               =    150  kg/Ha    =   2,8 gr/ jarak tanam Kcl                   =    100  kg/Ha    =   2,3 gr/ jarak tanam                  



                      1. III.                  MEDOLOGI



3.1 Waktu dan Tempat Waktu pelaksanaan praktikum pupuk dan pemupukan dilakukan pada tanggal 10 Maret 2012, pada Pukul 17.00 WITA. Adapun tempat dilaksanakan Praktikum pupuk dan pemupukan di exfarm. 3.2 Alat dan Bahan Alat yang digunakan dalam praktikum ini yaitu tali rafia, patok, meteran, cangkul, sabit, dan parang. Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu benih jagung, dan pupuk. 3.3 Prosedur Kerja



Adapun prosedur yang dilakukan pada praktikum pupuk dan pemupukan ini yaitu sebagai berikut : 3.3.1        Persiapan Lahan 1. Lahan dibersihkan dari rumput-rumput dan kayu yang ada di sekitarnya, Mengukur luas setiap lahan masing-masing kelompok dengan luas 25×25 cm, Tanah di cangkul, dan Kemudian setiap kelompok mengukur luas lahanya setelah digemburkan.



3.3.2 Penanaman Memberikan Furadan untuk memberantas ulat tanah. 3.3.3 Pemupukan Pupuk Dasar Memberikan pupuk dasar umumnya digunakan pupuk kandang dan jenis pupuk buatan seperti urea, SP-36, dan KCL yang diberikan pada saat penanaman.   3.3.4        Pemupukan Urea Menimbang pupuk urea untuk tanaman jagung seseuai dengan dosis pupuk 3.3.5        Pengamatan Melakukan pengamatan pada tanaman jagung, Memeriksa tanaman terserang penyakit, dan kekurangan unsur hara, Membersihkan gulma yang ada disekitar tanaman, Menggemburkan tanaman, dan Menyiram      



                                    1. IV.                  HASIL DAN PEMBAHASAN



4.1.      Hasil 4.1.1.   Tinggi Tanaman                                                                                    



                    4.1.2    Jumlah Daun                                                                                    



                          4.2.            Pembahasan Pada percobaan ini sebelum dilakukan penanaman, terlebih dahulu dilakukan penentuan dosis dan jarak tanam,  setelah itu persiapan lahan kemudian penanaman. Pada pemberian pupuk dilakukan sesuai dengan perlakuan yaitu D (pupuk kurang dari 50%) sebagai pembanding dan  perlakuan pupuk standar sebagai kontrol, masing-masing perlakuan digunakan jarak tanam standar                (25 x 75 cm).  



              Berdasarkan hasil yang diperoleh dapat kita analisa bahwa antar perlakuan kontrol dan pembanding terdapat hasil yang bervariasi dari tinggi tanaman, jumlah  serta kenampakan visual yang dapat dilihat sendiri pada saat pengamatan tanaman. Hal ini menunjukkan bahwa perlakuan yang berbeda akan di dapatkan hasil yang berbeda-beda pula. 4.1.1.   Tinggi Tanaman Berdasarkan grafik tinggi tanaman yang ada maka dapat dilihat bahwa adanya perbedaan pertumbuhan pada tanaman. Jika dilihat pada grafik, pertumbuhan tinggi tanaman pada perlakukan kontrol lebih kecil jika dibandingkan dengan perlakuan pembanding yaitu pupuk Urea