Laporan Magang TH 2021 Real Dan Full [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PERILAKU DAN SIKAP MASYARAKAT BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIABETES MELITUS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PAHANDUT KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2021



LAPORAN MAGANG



Puskesmas Pahandut Kota Palangka Raya



Peminatan Promosi Kesehatan



Oleh Florensia Cia NIM ( 2017.D.01.007 )



PROGRAM STUDI SARJANA KESEHATAN MASYARAKAT SEKOLAH TINGGI ILMU KESHATAN EKA HARAP TAHUN 2021



LEMBAR PENGESAHAN PERILAKU DAN SIKAP MASYARAKAT BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIABETES MELITUS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PAHANDUT KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2021



Oleh Florensia Cia NIM (2017.D.01.007) Laporan Magang ini telah diperiksa oleh Pembimbing Magang dan telah disetujui untuk diseminarkan Palangka Raya, 16 Februari 2021 Menyetujui, Pembimbing Lapangan



Pembimbing Institusi



NORJAINAH SULASTRI,SKM



EVA PRILLELI BARINGBING,



( 19880114 201001 2 014 )



SKM,.MKM. (1117049601) Mengetahui,



KUP PS Sarjana Kesehatan Masyarakat Lensi Natalia Tambunan, SST., M.Kes. KATA PENGANTAR



Puji dan syukur penulis panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan magang yang di tempatkan pada wiliyah kerja Puskesmas Pahandut Kota palangka Raya ini hingga selesai. Laporan magang ini disusun untuk melengkapi tugas akhir magang. Laporan magang disusun berdasarkan informsi yang telah dikumpulkan dari berbagai pihak selama pelaksanaan magang berlangsung pada tanggal 25 Januari 2021 s/d 15 Februari 2021 di Puskesmas Pahandut Kota Palangka. Laporan magang ini disusun dengan baik karena banyak masukan dan dukungan dari berbagai pihak yang berupa informasi, arahan dan bimbingan. Untuk itu penulis menyampaikan terima kasih kepada : 1. H. Riduan, SKM.,M.M.Kes selaku Kepala Puskesmas Pahandut Kota Palangka Raya 2. Norjainah Sulastri, SKM selaku pembimbing lahan magang dari Puskesmas Pahandut Kota Palangka Raya 3. Eva Prilleli Baringbing,SKM,.M.Kes selaku pembimbing institusi dari STIKes EKA HARAP Palangka Raya 4. Syarifudin, Amd.,Kep selaku KA SUBAG TU 5. Pihak Puskesmas Pahandut Kota Palangka Raya 6. Seluruh staf Puskesmas Pahandut Kota Palangka Raya. 7. Semua pihak yang telah membantu dalam kegiatan magang maupun penulisan laporan magang. Penulis menyadari sepenuhnya dalam penyusunan laporan magang ini, masih banyak terdapat kekurangan dan kelemahan yang dimiliki penulis baik itu sistematika



penulisan



maupun



peggunaan



bahasa.



Untuk



itu



penuli



mengaharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak yang bersifat membangun demi penyempurnaan laporan magang ini.



Kiranya dengan adanya laporan ini, dapat berguna bagi pembaca dan kita semua. Akhir kata penulis mengucapkan banyak terima kasih.



Palangka Raya,



Januari 2021



Penulis



DAFTAR ISI



HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Tujuan 1.3 Ruang Lingkup BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Promosi Kesehatan 2.1.2 Definisi Promosi Kesehatan 2.1.2 Tujuan Promosi Kesehatan 2.1.3 Ruang Lingkup Promosi Kesehatan 2.1.4 Indikator Keberhasilan Peomosi Kesehatan 2.2 Konsep Penyakit Tidak Menular 2.2.1 Definisi PTM 2.2.2 Jenis – Jenis PTM



2.3 Definisi DM (Definisi Diabetes Melitus) 2.3.1 Pengertian DM 2.3.2 Gejala DM 2.3.3 Klasifikasi DM 2.3.4 Faktor Risiko DM 2.3.5 Penatalaksanaan Terapi Nutrisi Medis 2.3.6 Pencegahan DM 2.3.7 Pencegahan Primodial 2.3.8 Pencegahan Primer 2.3.9 Pencegahan Sekunder 2.3.10 Pencegahan Tersier BAB III HASIL KEGIATAN 3.1 Gambaran Umum Puskesmas 3.1.1 Puskesmas 3.1.2 Analisis Situasi Umum 3.1.3 Rencana Strategi 3.1.4 Sumber Daya Puskesmas 3.1.5 Tenaga Kesehatan 3.1.6 Tugas dan Fungsi 3.1.7 Program Kerja dan Kegiatan Puskesmas 3.2 Struktur Organisasi Institusi



3.3 Struktur Organisasi Bidang/Bagian/Unit Magang 3.4 Kegiatan Magang 3.5 Kegiatan/Permasalahan/Program Fokus Magang BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Teori/Konsep Strategi Promosi Kesehatan pada Diabetes Melitus 4.2 Penanganan Penyakit Tidak Menular di UPT Puskesmas Pahandut 4.3 Perbandingan Teori/Konsep Dengan Praktik Strategi Penanganan Diabetes Melitus BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan 5.2 Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN



DAFTAR TABEL



Tabel



Halaman



Tabel 3.1 Jumlah Pegawai di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Pahandut Kota Palangka Raya.................................................................



..



Tabel 3.2 Program dan Kegiatan di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Pahandut Kota Palangka Raya.................................................... Tabel 3.3 Penyakit Menular di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Pahandut Kota Palangka Raya.................................................................. Tabel 3.4 Penyakit Tidak Menular di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Pahandut Kota Palangka Raya.................................................... Tabel 3.5 Penyakit Tidak Menular Diabetes Melitus di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Pahandut Kota Palangka Raya............................



DAFTAR GAMBAR



Gambar



Halaman



Gambar 3.1 Denah Wilayah Puskesmas Pahandut Kota Palangka Raya...... Gambar 3.2 Denah UPT Puskesmas Pahandut Kota Palangka Raya........... Gambar 3.3 Struktur Organisasi UPT Puskesmas Pahandut Kota Palangka Raya....................................................................



BAB I PENDAHULUAN



1.1 Latar Belakang Magang adalah kegiatan yang dilaksanakan di luar lingkungan kampus untuk mendapatkan pengalaman kerja praktis yang berhubungan dengan bidang ilmu Kesehtan Masyarakat, terutama sesuai dengan bidang peminatannya, melalui metode observasi dan partisipasi. Kegiatan magang dilaksanakan sesuai dengan formasi struktural dan fungsional pada instansi/unit kerja tempat magang, baik milik pemerintah maupun swasta atau lembaga lain yang relevan. Melalui pelaksanaan magang diharapkan para Sarjana Kesehatan Masyarakat (SKM) lulusan Kesehatan Masyarakat Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan EKA HARAP memiliki bekal pengalaman dan keterampilan yang bersifat akademik dan profesional sehingga lebih kompetensi atau mampu bersaing dalam dunia kerja yang ada. Berdasarkan hal tersebut penulis di tempatkan magang di Puskesmas Pahandut Kota Palangka Raya. Pada periode magang tahun 2021 ini dilaksanakan pada instansi yang terkait dengan kesehatan, yakni Puskesmas yang merupakan Unit Pelaksana Teknis



(UPT)



dari



Dinas



Kesehatan



yang



bertanggung



jawab



menyelenggarakan pembangunan kesehatan di satu atau sebagian wilayah. Puskesmas yang dimaksud sebagai institusi tempat magang penulis, yaitu wilayah kerja UPT Puskesmas Pahandut Kota Palangka Raya. Berdasarkan pengertian magang di atas, kegiatan magang ini sangat penting



sebagai



bagian



dari



proses



belajar



yang



bertujuan



untuk



mengembangkan sikap dan kemampuan mengidentifikasi, merumuskan, merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi alternatif pemecahan masalah khusunya masalah kesehatan masyarakat yang muncul di wilayah kerja UPT Puskesmas Pahandut Kota Palangka Raya dalam hal ini untu meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.



Masalah DM ( Diabetes Melitus) merupakan kategori penyakit tidak menular (PTM) yang menjadi masalah kesehatan masyarakat, baik secara global, regional, nasional maupun lokal. Salah satu jenis penyakit metabolik yang selalu mengalami peningkatan penderita setiap tahun di negara seluruh dunia. Diabetes melitus merupakan serangkaian gangguan metabolik menahun akibat pankreas tidak memproduksi cukup insulin, sehingga menyebabkan kekurangan insulin baik absolut maupun relatif, akibatnya terjadi peningkatan konsentrasi glukosa dalam darah (Infodation, 2014; Sarwono, dkk, 2017) Diabetes melitus (DM) merupakan salah satu penyakkit kronis yang semakin banyak jumlah penderitanya. Penyakit iniadalah penyakit metabolik yang ditandai dengan peningkatan kadar gula darah karena produksi insulin yang terganggu sehingga terjadi ketidakseimbangan antara kebutuhan dan produksi insulin dalam tubuh (Tarwoto,2012). Sering kali penderita diabetes tidak menyadari kalau dirinya mengidap diabetes melitus dan ketika mereka sadar, sudah terjadi komplikasi. Hal inilah yang menyebabkan penyakit diabetes melitus (DM) sering disebut dengan silent killer. Berdasarkan data di wilayah kerja UPT Puskesmas Pahandut Kota Palangka Raya penderita diabetes melitus (DM) menunjukan angka tertinggi yaitu 2.600 kasus pada tahun 2020. Mulai dari usia 15 tahun hingga usia >70 tahun baik itu laki – laki atau perempuan. Meningkatnya angka kasus penyakit diabetes melitus (DM) di karenakan kurangnya pemahaman masyarakat di wilayah Pahandut akan penyakit diabetes melitus. Sehingga perilaku dan sikap masyarakat atau penderita diabetes melitus (DM) berhubungan dengan kejadian penyakit diabetes melitus (DM). 1.2 Tujuan 1.2.1 Tujuan Umum Mahasiswa mengenal dan memiliki pengalaman praktik dimasyarakat,



melihat



kondisi



kesehatan



masyarakat



dan



mengidentifikasi masalah – masalah kesehatan masyarkat dari aspek lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan dan kependudukan maupun



hal hal yang berkaitan dengan manajemen organisasi pada unit pelayanan kesehatan masyarakat yaitu pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas). Mahasiswa menemukan



mampu



masalah



merumuskan



kesehatan



serta



penyebab



utama



menentukan



dan



alternatif



pemecahan masalah. Sehingga mahasiswa mampu menetapkan dan melaksanakan



alternatif



pemecahan



masalah



kesehatan



yang



ditentukan langsung. 1.2.2 Tujuan Khusus Adapun tujuan khusus program magang ini adalah : 1. Mampu mengidentifikasi dan menjelaskan tentang organisasi, sistem manajemen, prosedur kerja dan ruang lingkup pelayanan di tempat magang. 2. Berkesempatan untuk menambah pengalaman dan kemampuan khususnya di bidang kesehatan masyaakat 3. Berkesempatan



untuk



mengumpulkan



data,



mengidentifikasi



masalah, penyebab masalah dan usulan penyelesaian masalah guna penulisan laporan praktikum mahasiswa sebagai salah satu bagian dari tugas akhir. 4. Mendapatkan pengalaman dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi program kesehatan masyarakat 5. Membangun jejaring dan kontak profesional antara mahasiswa dengan instansi 1.3 Ruang Lingkup Ruang lingkup materi pada penelitian ini dibatasi pada pembahasan mengenai perilaku dan sikap masyarakat berhubungan dengan kejadian diabetes melitus di wilayah kerja UPT Puskesmas Pahandut Kota Palangka Raya.



BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1



Promosi Kesehatan 2.1.1 Definisi Promosi Kesehatan Promosi kesehatan pada hakikatnya adalah suatu kegiatan atau usaha menyampaikan pesan kesehatan kepada masyarakat, kelompok atau individu. Dengan harapan bahwa dengan adanya pesan tersebut, maka masyarakat, kelompok atau individu dapat memperoleh pengetahuan tentang kesehatan yang lebih baik. Pengetahuan tersebut pada akhirnya diharapkan dapat berpengaruh terhadap perilaku. Dengan kata lain dengan adanya promosi kesehatan tersebut diharapkan dapat membawa akibat terhadap perubahan perilaku kesehatan dari sasaran. Menurut Notoatmodjo (2005) yang mengutip pendapat Lawrence Green (1984) merumuskan definisi sebagai berikut: “Promosi Kesehatan adalah segala bentuk kombinasi pendidikan kesehatan dan intervensi yang terkait dengan ekonomi, politik dan organisasi, yang dirancang untuk memudahkan perubahan perilaku dan lingkungan yang kondusif bagi kesehatan”. Promosi kesehatan mempunyai pengertian sebagai upaya pemberdayaan masyarakat untuk memelihara, meningkatkan dan melindungi kesehatan diri dan lingkungannya melalui pembelajaran dari, oleh, untuk, dan bersama masyarakat, agar dapat menolong dirinya sendiri, serta mengembangkan kegiatan yang bersumber daya masyarakat, sesuai sosial budaya setempat dan didukung oleh kebijakan publik yang berwawasan kesehatan (Depkes, 2005). Promosi kesehatan juga merupakan proses pendidikan yang tidak lepas dari proses belajar. Seseorang dapat dikatakan belajar bila dalam dirinya terjadi perubahan, dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak dapat mengerjakan sesuatu menjadi dapat mengerjakan sesuatu. Di dalam kegiatan belajar terdapat tiga unsur pokok yang saling



berkaitan, yakni masukan (input), proses, dan keluaran (output). Dalam proses belajar, terjadi pengaruh timbal balik antara berbagai faktor, antara lain subjek belajar, pengajar atau fasilitator belajar, metode yang digunakan dan materi atau bahan yang dipelajari. Sedangkan keluaran merupakan hasil belajar itu sendiri, yang terdiri dari kemampuan baru atau perubahan baru pada diri subjek belajar (Notoatmodjo, 2007). 2.1.2 Tujuan Promosi Kesehatan Green (1991) dalam Maulana (2009), tujuan Promosi Kesehatan terdiri dari tiga tingkatan yaitu: 1. Tujuan Program Refleksi Dari fase sosial dan epidemiologi berupa pernyataan tentang apa yang akan dicapai dalam periode tertentu yang berhubungan dengan status kesehatan. Tujuan program ini juga disebut tujuan jangka panjang. 2. Tujuan Pendidikan Pembelajaran Yang harus dicapai agar tercapai perilaku yang diinginkan. Tujuan ini merupakan tujuan jangka menengah, contohnya : cakupan angka kunjungan ke klinik perusahaan meningkat 75% setelah Promosi Kesehatan berjalan tiga tahun. 3. Tujuan Perilaku Gambaran p Perilaku yang akan dicapai dalam mengatasi masalah kesehatan. Tujuan



ini



bersifat



jangka



pendek,



berhubungan



dengan



pengetahuan, sikap, tindakan, contohnya: pengetahuan pekerja tentang tanda-tanda bahaya di tempat kerja meningkat 60% setelah Promosi Kesehatan berjalan 6 bulan.



2.1.3 Ruang Lingkup Promosi Kesehatan Adapun ruang lingkup promosi kesehatan adalah sebagai berikut: 1. Pendidikan Kesehatan (perubahan perilaku) 2. Kampanye Sosialisasi (sosial marketing) 3. Penyuluhan (komunikasi, informasi dan edukasi) 4. Upaya peningkatan (upaya promotif) 5. Advokasi (upaya mempengaruhi lingkungan) 6. Pengorganisasian dan penggerakkan dan pemberdayaan masyarakat 7. Upaya lain sesuai dengan keadaan dan kebutuhan



2.1.4 Indikator Keberhasilan Promosi Kesehatan Indikator keberhasilan perlu dirumuskan untuk keperluan pemantauan dan evaluasi Promosi Kesehatan (Notoadmodjo, 2007). Indikator keberhasilan mencakup indikator masukan (input), indikator proses, dan indikator (output). 1. Indikator Masukan Masukan yang perlu diperhatikan adalah yang berupa komitmen, sumber daya manusia, sarana/peralatan, dan dana dengan sasaran individu, kelompok, dan masyarakat. Oleh karena itu, indikator masukan ini perlu diperhatikan secara detail sebelum melakukan Promosi Kesehatan. 2. Indikator Proses Proses yang dipantau adalah proses pelaksanaan Promosi Kesehatan yang akan mempengaruhi orang lain. Hal ini bisa merupakan media dan metode yang digunakan dalam Promosi Kesehatan. 3. Indikator Keluaran Keluaran yang diharapkan dari Promosi Kesehatan



yaitu



perilaku



kesehatan



yang



kondusif



meningkatkan dan memelihara kesehatan yang terbagi atas:



untuk



1) Perubahan perilaku, yaitu perilaku yang tidak sesuai dengan nilai-nilai kesehatan dirubah. 2) Pembinaan perilaku, yaitu perilaku masyarakat yang sudah sehat tetap dilanjutkan. 3) Pengembangan perilaku, yaitu membiasakan perilaku hidup sehat dimulai bagi anak-anak. 2.2



Konsep Penyakit Tidak Menular 2.2.1 Definisi Penyakit tidak menular (PTM) merupakan penyakit yang tidak memiliki tanda klinis secara khusus sehingga menyebabkan seseorang tidak mengetahui dan menyadari kondisi tersebut sejak permulaan perjalanan



penyakit



(Kemenkes



RI,



2014). Kondisi



tersebut



menyebabkan keterlambatan dalam penanganan dan menimbulkan komplikasi PTM bahkan berakibat kematian. Beberapa karakteristik PTM antara lain, ditemukan di negara industri maupun negara berkembang, tidak ada rantai penularan, dapat berlangsung kronis, etiologi atau penyebab tidak jelas, multikausal atau penyebabnya lebih dari satu, diagnosis penyakit sulit, biaya mahal dan tidak muncul dipermukaan seperti fenomena gunung es serta mortalitas dan morbiditasnya tinggi. PTM dapat dicegah melalui pengendalian faktor risikonya dengan upaya promotif dan preventif. (Bustan, 2007). 2.2.2



Jenis – Jenis Penyakit Tidak Menular Menurut Kemenkes RI (2014), jenis-jenis PTM adalah sebagai berikut: 1. Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah (PJPD) 1) Penyakit jantung Koroner 2) Stroke 3) Hipertensi 2. Kanker



1) Kanker Payudara 2) Kanker Rahim 3. Diabetes Melitus 4. Asma 5. Penyakit Ginjal 2.3



Diabetes Melitus (DM) Adapun penyakit tidak menular yang akan menjadi topik dalam pembahasan laporan magang yang disusun oleh penulis kali ini, ialah penyakit Dabetes Melitus (DM). 2.3.1 Pengertian DM Diabetes melitus (DM) merupakan kelainan metabolisme yang kronis terjadi defisiensi insulin aau retensi insulin, di tandai dengan tingginyan keadaan glukosa darah (hiperglikemia) dan glukosa dalam urine atau mrupakan sindroma klinis yang ditandai dengan hiperglikemia kronik dan gangguan metabolisme karbohidrat, lemak dan protein sehubungan dengan kurangnya. Diabetes melitus merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau kedua-duanya. Diabetes melitus adalah suatu kondisi kondisi di mana kadar gula darah lebih tinggi dari normal atau hiperglikemia karena tubuh tidak bisa mengeluarkan atau menggunakan hormon insulin secara cukup. Diabetes mellitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia. Glukosa dibentuk di hati dari makanan yang dikonsumsi. Insulin, yaitu suatu hormon yang diproduksi pankreas, mengendalikan kadar glukosa dalam darah dengan mengatur produksi dan penyimpanannya. (Smeltzer & Bare, 2002).



2.3.2 Gejala DM Gejala yang muncul pada penderita diabetes mellitus diantaranya: 1. Poliuri (banyak kencing) Poliuri merupakan gejala awal diabetes yang terjadi apabila kadar gula darah sampai di atas 160-180 mg/dl. Kadar glukosa darah yang tinggi akan dikeluarkan melalui air kemih, jika semakin tinggi kadar glukosa darah maka ginjal menghasilkan air kemih dalam jumlah yang banyak. Akibatnya penderita diabetes sering berkemih dalam jumlah banyak. 2. Polidipsi (banyak minum) Polidipsi terjadi karena urin yang dikeluarkan banyak, maka penderita akan merasa haus yang berlebihan sehingga banyak minum. 3. Polifagi (banyak makan) Polifagi



terjadi



karena



berkurangnya



kemampuan



insulin



mengelola kadar gula dalam darah sehingga penderita merasakan lapar yang berlebihan. 4. Penurunan Berat Badan Penurunan berat badan terjadi karena tubuh memecah cadangan energi



lain



dalam



tubuh



seperti



lemak.



2.3.3 Klasifikasi DM Klasifikasi etiologis diabetes menurut American Diabetes (Association, 2018) dibagi dalam 4 jenis yaitu : 1. Diabetes Melitus Tipe 1 DM tipe 1 terjadi karena adanya destruksi sel beta pankreas karena sebab autoimun. Pada DM tipe ini terdapat sedikit atau tidak sama sekali sekresi insulin dapat ditentukan dengan level protein c peptida yang jumlahnya sedikit atau tidak terdeteksi sama sekali. Manifestasi klinik pertama dari penyakit ini adalah ketoasidosis. Faktor penyebab terjadinya DM Tipe I adalah infeksi virus atau



rusaknya sistem kekebalan tubuh yang disebabkan karena reaksi autoimun yang merusak sel-sel penghasil insulin yaitu sel β pada pankreas, secara menyeluruh. Oleh sebab itu, pada tipe I, pankreas tidak dapat memproduksi insulin. Penderita DM untuk bertahan hidup harus diberikan insulin dengan cara disuntikan pada area tubuh penderita. Apabila insulin tidak diberikan maka penderita akan tidak sadarkan diri, disebut juga dengan koma ketoasidosis atau koma diabetic. 2. Diabetes Melitus Tipe 2 Pada penderita DM tipe ini terjadi hiperinsulinemia tetapi insulin tidak bisa membawa glukosa masuk ke dalam jaringan karena terjadi resistensi insulin yang merupakan turunnya kemampuan insulin untuk merangsang pengambilan glukosa oleh jaringan perifer dan untuk menghambat produksi glukosa oleh hati. Oleh karena terjadinya resistensi insulin (reseptor insulin sudah tidak aktif karena dianggap kadarnya masih tinggi dalam darah) akan mengakibatkan defisiensi relatif insulin. Hal tersebut dapat mengakibatkan berkurangnya sekresi insulin pada adanya glukosa bersama bahan sekresi insulin lain sehingga sel beta pankreas akan mengalami desensitisasi terhadap adanya glukosa. Diabetes mellitus tipe 2 disebabkan oleh kegagalan relatif sel β pankreas dan resisten insulin. Resisten insulin adalah turunnya kemampuan insulin untuk merangsang pengambilan glukosa oleh jaringan perifer dan untuk menghambat produksi glukosa oleh hati. Sel β pankreas tidak mampu mengimbangi resistensi insulin ini sepenuhnya,



artinya



terjadi



defensiesi



relatif



insulin.



Ketidakmampuan ini terlihat dari berkurangnya sekresi insulin pada rangsangan glukosa, maupun pada rangsangan glukosa bersama bahan perangsang sekresi insulin lain. Gejala pada DM tipe ini secara perlahan-lahan bahkan asimptomatik. Dengan pola hidup sehat, yaitu mengonsumsi makanan bergizi seimbang dan



olah raga secara teratur biasanya penderita brangsur pulih. Penderita juga harus mampu mepertahannkan berat badan yang normal. Namun pada penerita stadium akhir kemungkinan akan diberikan suntik insulin. 3. Diabetes Melitus Tipe Lain DM tipe ini terjadi akibat penyakit gangguan metabolik yang ditandai oleh kenaikan kadar glukosa darah akibat faktor genetik fungsi sel beta, defek genetik kerja insulin, penyakit eksokrin pankreas, penyakit metabolik endokrin lain, iatrogenik, infeksi virus, penyakit autoimun dan sindrom genetik lain yang berkaitan dengan penyakit DM. Diabetes tipe ini dapat dipicu oleh obat atau bahan kimia (seperti dalam pengobatan HIV/AIDS atau setelah transplantasi organ). 4. Diabetes Melitus Gestasional DM tipe ini terjadi selama masa kehamilan, dimana intoleransi glukosa didapati pertama kali pada masa kehamilan, biasanya pada trimester kedua dan ketiga. DM gestasional berhubungan dengan meningkatnya komplikasi perinatal. Penderita DM gestasional memiliki risiko lebih besar untuk menderita DM yang menetap dalam jangka waktu 5-10 tahun setelah melahirkan. 2.3.4 Faktor Resiko Diabetes Melitus 1. Usia Terjadinya DM tipe 2 bertambah dengan pertambahan usia (jumlah sel β yang produktif berkurang seiring pertambahan usia).



2. Berat Badan Berat badan lebih BMI >25 atau kelebihan berat badan 20% meningkatkan dua kali risiko terkena DM. Prevalensi Obesitas dan diabetes berkolerasi positif, terutama obesitas sentral Obesitas menjadi salah satu faktor resiko utama untuk terjadinya penyakit DM. Obesitas dapat membuat sel tidak sensitif terhadap insulin (retensi insulin). Semakin banyak jaringan lemak dalam tubuh semakin resisten terhadap kerja insulin, terutama bila lemak tubuh terkumpul di daerah sentral atau perut. 3. Riwayat Keluarga Orang tua atau saudara kandung mengidap DM. Sekitar 40% diaebetes terlahir dari keluarga yang juga mengidap DM, dan + 60% - 90% kembar identic merupakan penyandang DM. 4. Gaya Hidup Gaya hidup adalah perilaku seseorang yang ditujukkan dalam aktivitas sehari-hari. Makanan cepat saji (junk food), kurangnya berolahraga dan minum-minuman yang bersoda merupakan faktor pemicu terjadinya diabetes melitus tipe. Penderita DM diakibatkan oleh pola makan yang tidak sehat dikarenakan pasien kurang pengetahuan tentang bagaimanan pola makan yang baik dimana mereka mengkonsumsi makanan yang mempunyai karbohidrat dan sumber glukosa secara berlebihan, kemudian kadar glukosa darah menjadi naik sehingga perlu pengaturan diet yang baik bagi pasien dalam mengkonsumsi makanan yang bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-harinya. 5. Riwayat Diabetes pada kehamilan (Gestational) Seorang ibu yang hamil akan menambah konsumsi makanannya, sehingga berat badannya mengalami peningkatan 7-10 kg, saat



makanan ibu ditambah konsumsinya tetapi produksi insulin kurang mencukupi maka akan terjadi DM.23 Memiliki riwayat diabetes gestational pada ibu yang sedang hamil dapat meningkatkan resiko DM, diabetes selama kehamilan atau melahirkan bayi lebih dari 4,5 kg dapat meningkatkan resiko DM tipe II. 2.3.5 Penatalaksanaan Terapi Nutrisi Medis TNM (Terapi Nutrisi Medis) merupakan bagian penting dari penatalaksanaan DMT secara komprehensif. Kunci keberhasilannya adalah keterlibatan secara menyeluruh dari anggota tim (dokter, ahli gizi, petugas kesehatan yang lain serta pasien dan keluarganya). Guna mencapai sasaran terapi TNM (Terapi Nutrisi Medis) sebaiknya diberikan sesuai dengan kebutuhan setiap penyandang DM (Diet Hipertensi). 1. Diet DM (Diabetes Melitus) Prinsip pengaturan makan pada penyandang DM hampir sama dengan anjuran makan untuk masyarakat umum, yaitu makanan yang seimbang dan sesuai dengan kebutuhan kalori dan zat gizi masing-masing individu. Penyandang DM (Diabetes Melitus)



perlu diberikan penekanan mengenai pentingnya



keteraturan jadwal makan, jenis dan jumlah kandungan kalori, terutama pada mereka yang menggunakan obat yang meningkatkan sekresi insulin atau terapi insulin itu sendiri. Komposisi Makanan yang dianjurkan terdiri dari : 1) Karbohidrat a) Karbohidrat yang dianjurkan sebesar 45-65% total asupan energi. Terutama karbohidrat yang berserat tinggi. b) Pembatasan karbohidrat total