12 0 243 KB
LAPORAN MATA KULIAH PENYIMPANAN DAN PENGEMASAN BENIH “PENGGUNAAN DESIKAN (ABSORBEN) DALAM PENYIMPANAN BENIH” Disusun oleh Kelompok 2
Hesti Dian Pratiwi Fakih Nur Rahman Feriana anggraeni Manar Mukhtador Ahmad Saifullah Ridho Andika Mulyono
PRODUKSI PERTANIAN-TEKNIK PRODUKSI BENIH POLITEKNIK NEGERI JEMBER 2015
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1DASAR TEORI
Baurex ( 1985 ) menjelaskan bahwa untuk mempertahankan viabilitas benih dalam periode simpan yang lama, maka yang harus di perhatikan adalah viabilitas maximum benih yang tercapai pada saat benih matang fisiologis.
Dalam praktikum ini di pelajari bagaimana kadar air tersebut dapat mempengaruhi daya simpan benih. Dilihat dari hukum ibu jari yaitu setiap kenaikan kadar air 1% atau suhu 5% maka daya simpan benih menjadi setengah nya. Untuk menghambat deteriorasi maka benih harus disimpan dengan metode tertentu agar benih tidak mengalami kerusakan ataupun penurunan mutu.Manan (1978) menyatakan bahwa penyimpanan benih adalah usaha pengawetan benih yang berdaya hidup,semenjak pengumpulan hingga di lapangan. Ada dua factor yang penting selama penyimpanan benih yaitu suhu dan kelembapan udara.tujuan penyimpanan :
Menjaga biji agar tetap dalam keadaan baik (daya kecambah tetap tinggi)
Melindungi biji dari serangan hama dan jamur
Mencukupi persediaan biji selama musim berbuah tidak dapat mencukupi kebutuhan
Benih berkualitas tinggi memiliki daya simpan yang lebih lama dari pada benih berkualitas rendah. Kualitas benih tidak dapat diperbaiki dengan perlakuan penyimpanan,karena penyimpanan hanya bertujuan untuk mempertahankan kualitas benih (hasanah 1987).
Tujuan pengemasan adalah untuk mempertahankan kualitas benih selama dalam penyimpanan dan atau pemasaran, sehingga benih tetap terjamin daya tumbuh dan daya kecambahnya secara normal.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kemunduran benih di tempat penyimpanan:
Kadar air benih sebelum disimpan yang masih belum optimal tergantung benihnya.
Suhu tempat penyimpanan
Kelembapan tempat penyimpanan
Tempat pengemasan benih
BAB II METODOLOGI ◦ WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN
Praktikum pengaruh kemasan terhadap penyimpanan benih dilaksanakan pada: Hari/ tanggal : Rabu, 11 November 2015 Jam : 13.00 – 15.00 WIB Tempat : Laboratorium Teknologi Benih – Politeknik Negeri Jember ALAT DAN BAHAN Alat : Plastic amplop coklat, alumunium foil, kulkas, timbangan, wadah plastic Bahan: Benih kedelai, benih jagung, benih kacang tanah, benih padi 2.2Prosedur kerja Pengaruh kemasan Siapkan alumunium foil, plastic, kertas Masukkan 35 gram benih jagung, 35 gram benih kedelai, 35 gram benih kacang tanah, 35 gram benih padi pada masing-masing wadah penyimpanan Tutup wadah dan simpan benih selama 5 minggu di tempat yang aman (praktikum ke 11)
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN Kadar air
ALUMUNIUM Q1
PADI P1
9,39599649466612CD 9,46521400395838CD 9,47707959235553CD DD DDD DDDD 10,3959538544998DD 10,5476116142008CD 13,0921552360402E DDDDD DDDDD
JAGUNG P2
PLASTIK Q2
KERTAS Q3
KACANG TANAH 8,91331784539129BC P3 DD 7,0428414385527AB 6,2320429114484A 7,50696649054225AB 9,52479142716397CD KEDELAI P4 8,666047804864BCD
C
DDDDD
Source of Variation
SS
df
MS
F
P-value
F crit
Sample
99,81943
3
33,27314
8,272219
0,000258
2,866266
**
Columns
17,41487
2
8,707433
2,164803
0,129483
3,259446
*
Interaction
24,2872
6
4,047867
1,006362
0,436446
2,363751
*
Within
144,8019
36
4,022275
Total
286,3234
47
Daya Kecambah ALUMUNIUM Q1
PLASTIK Q2
KERTAS Q3
PADI P1
93FF
93FFF
89E
JAGUNG P2
89EE
92F
93FFFF
KACANG TANAH P3
18AA
22AAA
17A
KEDELAI P4
53B
64C
75D
Source of Variation
SS
Df
MS
F
P-value
F crit
Notasi
Sample
42150,67
3
14050,22
183,7965
7,06E-22
2,866266
**
Columns
258
2
129
1,6875
0,199285
3,259446
*
Interaction
843,3333
6
140,5556
1,838663
0,119022
2,363751
*
Within
2752
36
76,44444
Total
46004
47
KST (Keserempakan Tumbuh) ALUMUNIUM Q1
PLASTIK Q2
KERTAS Q3
PADI P1
96EE
85CCC
97EEE
JAGUNG P2
95E
85CCC
81B
KACANG TANAH P3
85CCCC
92D
83BB
KEDELAI P4
72A
83BBCC
81BB
Source of Variation
SS
df
MS
F
P-value
F crit
Sample
1817,333333
3
605,7777778
22,71667
1,99E-08
2,866266
**
Columns
92,66666667
2
46,33333333
1,7375
0,190391
3,259446
*
Interaction
616,6666667
6
102,7777778
3,854167
0,004525
2,363751
**
960
36
26,66666667
3486,666667
47
Within Total
KCT(kecepatan tumbuh) ALUMUNIUM Q1
PLASTIK Q2
KERTAS Q3
PADI P1
7,49BCCDD
7,16444444444444ABCC D
8,24833333333333CCDDEE EE
JAGUNG P2
7,74826388888889CCDDE EE
9,44444444444444EEEE EE
9DDEEEEE
KACANG TANAH P3
7,23166666666667ABCCD D
6,3075ABBCD
7,64138888888889BCCDDE E
KEDELAI P4
5,23833333333333A
5,69916666666667AB
6,29416666666667ABC
Source of Variation
SS
Df
MS
F
P-value
F crit
Sample
55,65562012
3
18,55187
9,765353
7,48E-05
2,866266
**
Columns
6,499827807
2
3,249914
1,710693
0,195106
3,259446
*
Interaction
8,139726733
6
1,356621
0,7141
0,640587
2,363751
*
Within
68,39153247
36
1,899765
Total
138,6867071
47
PEMBAHASAN
Untuk mempertahankan kualitas benih salah satunya adalah dipengaruhi oleh tempat pengemasan. Kegiatan pengemasan bertujuan untuk mempertahankan kualitas benih selama dalam penyimpanan atau pemasaran, sehingga benih tetap terjamin daya kecambahnya secara normal. Berdasarkan hasil praktikum, terlihat perbedaan hasil pada masing-masing kemasan. Pada uji kadar air benih memberikan pengaruh sanngat nyata terhadap benih dari perbedaan pengemasan benih dan juga dari jenis benih itu sendiri serta menunjukkan kacang tanah dengan kemasan kertas memiliki kadar air paling sedikit yaitu sebesar 6,2 dan pada jagung dengan perlakuan menggunakan alumunium foil memiliki kadar air paling tinggi sebesar 13 dalam data di atas menunjukkan perbedaan kadar air benih setiap masing-masing benih dalam perlakuan yg berbeda, ada beberapa faktor yang mempengaruhi perbedaan tersebut yaitu dari bahan kemasan,kekuatan kemasan terhadap tekanan,elastisitas bahan yang digunakan,kedap udara serta mampu menahan masuknya air kedalam kemasan serta juga dari sifat benih itu sendiri.
Dari data pengamatan kecambah perlakuannya memberikan pengaruh sangat nyata terhadap benih yang diberi perlakuan, untuk komoditi kedelai pelakuan daya kecambah terendah yaitu sebesar 53 dengan menggunakan kemasan alumunium foil sedangkan untuk perlakuan padi dengan daya kecambah terendah sebesar 89 dengan kemasan kertas,dan seterusnya jagung dengan menggunakan kemasan alumunium foil memiliki daya kecambah terendah sebesar 89 serta pada kacang tanah benih yang di kemas menggunakan kertas memiliki daya kecambah terendah yaitu sebesar 11, dari data pengamatan di atas terlihat pengaruh pengemasan terhadap daya kecambah sangat berbeda beda tergantung dari jenis benihnya dan juga kemasannya.
Dalam uji keserempakan tumbuh sampel benih memberikan pengaruh sangat nyata pada komoditi padi keserempakan tumbuh paling tinggi pada penggunaan kertas sebesar 97, dan pada komoditi jagung keserempakan tumbuh paling tinggi pada penggunaan alumunium foil sebesar 95, sedangkan pada kacang tanah paling tinggi pada perlakuan menggunakan plastic sebesar 92, dan pada perlakuan kedelai paling tinggi menggunakan plastic sebesar 83, pada uji kecepatan tumbuh sampel benih memberikan pengaruh sangat nyata terlihat dari data di atas pada komoditi padi yang paling tinggi kecepatan tumbuhnya menggunakan perlakuan kertas, pada benih jagung penggunaan perlakuan memakai plastic memiliki kecepatan tumbuh paling tinggi sebesar 9,4 pada kacang tanah kecepatan tumbuh paling tinggi menggunakan kertas yaitu sebesar 7,6 dan pada kedelai yang tertinggi sebesar 6,2 dalam perlakuan menggunakan kertas. Dalam kecepatan tumbuh ini dikarenakan berbedanya pengemasan yang di lakukan serta kondisi pada masing masing benih dan setiap kemasan memiliki kecendrungan yang berbeda pada setiap benih.
BAB IV KESIMPULAN
Pada perlakuan kadar air dengan komoditi jagung menggunakan kemasan alumunium foil memiliki kadar air paling tinggi Pada perlakuan daya kecambah dengan komoditi kacang tanah menggunakan kemasan kertas memiliki daya kecambah paling rendah Pada perlakuan keserempakan tumbuh dengan benih padi menggunakan kemasan kertas memiliki keserempakan tumbuh yang tinggi Hasil dari perlakuan kecepatan tumbuh benih jagung plastic memiliki kecepatan tumbuh paling tinggi Dari perlakuan yang di lakukan di simpulkan masing masing kemasan memiliki pengaruh yang berbeda beda pada benih. Tempat pengemasan merupakan salah satu faktor yang dapat menyebabkan kemunduran benih. Sebelum memilih kemasan lebih baik kita mengetahui dahulu sifat dari pada benih yang akan disimpan karena setiap benih memiliki sifat yang berbeda.
DAFTAR PUSTAKA Baurex,1985 “ BKPM Penyimanan dan Pengemasan Benih Politeknik Negeri Jember: Jember Manan,1978 “ BKPM Penyimanan dan Pengemasan Benih Politeknik Negeri Jember: Jember
Thanks
you