Laporan Praktikum K-5 Penyimpanan Benih [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK PENYIMPANAN BENIH Kelompok: 5 Firda Kusmaryanti



(J3G818109)



Septiani Sitari Saputri



(J3G918149)



Muhammad Akhsan Ilham



(J3G818112)



Nur Farida Rizkia



(J3G818116)



Muhammad Fadhil Arif



(J3G918154)



Ievone Meyhua



(J3G818117)



Zulfaidah



(J3G818110)



Dosen: Candra Budiman, SP , M. Si., Astriyani Rosyad, SP. M. Si.,



PROGRAM KEAHLIAN TEKNOLOGI INDUSTRI BENIH SEKOLAH VOKASI PSDKU INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2019



KATA PENGANTAR



Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan karunia-Nya yang diberikan kami dapat menyelesaikan Laporan Teknik Penyimpanan Benih ini. Dalam proses pengerjaan tugas ini kami melakukan berbagai materi yang tak lupa mendapatkan bimbingan, arahan dan pengetahuan hingga kami mampu menyelesaikan tugas ini dengan baik. Kami berharap laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca, menambah pengetahuan dan mempermudah percobaan yang hendak dilakukuan. Terlepas dari semua itu kami menyadari seutuhnya bahwa masih jauh dari kata sempurna baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun. Harapan kami mudah-mudahan penelitian kami ini dapat bermanfaat bagiteman – teman .



Sukabumi,Mei 2019



Penyusun



DAFTAR ISI



PENDAHULUAN UMUM



A. Latar belakang Penyimpanan benih merupakan upaya untuk mempertahankan viabilitas benih agar tetap tinggi sampai saat tanam. Penyimpanan merupakan fase kritis yang berpengaruh terhadap mutu benih. Penyimpanan benih yang kurang baik akan menyebabkan benih mengalami kemunduran. Tujuan utama penyimpanan benih adalah untuk menjamin persediaan benih yang bermutu bagi suatu program penanaman bila diperlukan. Jika waktu penyemaian dilaksanakan segera setelah pengumpulan benih maka benih dapat langsung digunakan di persemian sehingga penyimpanan tidak diperlukan. Akan tetapi kasus semacam ini sangat jarang terjadi, hal ini disebabkan karena pada daerah dengan iklim musim yang memiliki musim penanaman pendek sangat tidak memungkinkan untuk langsung menyemai benih, sehingga benih perlu disimpan untuk menunggu saat yang tepat untuk disemai. Daya Simpan (DS) benih ialah kemampuan benih untuk beberapa lama dapat disimpan. Banyak faktor yang mempengaruhi daya simpan benih antara lain, faktor internal benih mencakup kondisi fisik dan keadaan fisiologinya, kelembaban nisbi dan temperatur, kadar air benih, genetik, mikroflora, kerusakan mekanik, dan tingkat kemasakan benih. Serta faktor eksternal meliputi faktor biotik dan abiotik. Faktor biotik mencakup RH, suhu dan gas. Benih ortodoks dapat disimpan lama pada kadar air 6-10% atau dibawahnya. Penyimpanan dapat dilakukan dengan menggunakan wadah seperti : karung kain, toples kaca/ plastik, plastik, kaleng, dan sebagainya. Setelah itu benih dapat di simpan pada suhu kamar atau pada temperatur rendah “cold storage” umumnya pada suhu 2-5ºC. Benih rekalsitran mempunyai kadar air tinggi, untuk itu dalam penyimpanan kadar air benih perlu dipertahankan selama penyimpanan. Penyimpanan dapat menggunakan serbuk gergaji atau serbuk arang. Caranya yaitu dengan memasukkan benih kedalam serbuk gergaji atau arang. Benih yang mempunyai daya simpan lama berarti mempunyai periode simpan yang panjang. Teknologi benih selalu berupaya untuk menghasilkan benih yang mampu melampaui periode simpan sepanjang mungkin. Artinya benih sesudah melampaui masa



penyimpanan masih memiliki VKT (Vigor Kekuatan Tumbuh) yang tinggi. Benih yang demikian dikatakan memiliki Vigor Daya Simpan (VDS) yang tinggi. VDS ialah suatu parameter vigor benih yang ditujukan dengan kemampuan benih untuk disimpan dalam keadaan suboptimum. Benih dikatakan disimpan dalam keadaan suboptimum, apabila disimpan dalam keadaan terbuka, langsung berhubungan dengan udara luar. Benih dikatakan disimpan dalam keadaan optimum, apabila benih itu disimpan dalam keadaan ruang simpan yang suhu dan kelembaban nisbi udara dan biosfernya serba terkontrol. Benih yang memiliki VDS tinggi mampu disimpan untuk periode simpan yang normal dalam keadaan suboptimum dan lebih panjang daya simpannya apabila ruang simpan dalam keadaan optimum. Periode simpan dalam kondisi optimum, bisa tiga kali lipat panjangnya dibandingkan dalam kondisi suboptimum (Sadjad 1999).



B. Tujuan Praktikum ini bertujuan agar mahasiswa mengetahui dan memberi pemahaaman prinsip penyimpanan benih dan terampil dalam penyimpanan benih yang baik dan benar serta untuk mengetahui metode, cara, dan faktor apa saja yang mempengaruhi penyimpanan benih itu sendiri.



LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM PENYIMPANAN BENIH ORTODOK (Zea mays & Vigna unguiculata)



Disusun Oleh : KELOMPOK 5



PROGRAM STUDI TEKNOLOGI INDUSTRI BENIH SEKOLAH VOKASI PSDKU INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2019



BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyimpanan benih bertujuan untuk mempertahankan viabilitas benih hingga saatnya benih tersebut ditanam kembali. Sebagian besar benih yang diperdagangkan di kios pertanian adalah adalah benih ortodok. Penanganannya relative mudah karena benih dapat disimpan dalam keadaan kering. Meskipun demikian, pengetahuan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kemunduran benih penting diketahui agar viabilitas benih dapat dipertahankan lebih baik. Menurut “Kadidah Harrington” setiap suhu turun 5.6°C maka daya simpan benih meningkat dua kali lipat (pada suhu konstan dengan kisaran suhu (0°C- 50°C) dan setiap peningkatan kadar air sebesar 1%, daya simpan benih turun setengahnya (pada kisaran kadar air 5-14%) (Justice dan Bass, 2002). Kadar air benih dan suhu merupakan faktor penting yang mempengaruhi daya simpan benih. Kadar air benih sangat dipengaruhi oleh RH lingkungan di sekitarnya, sehingga pengaturan RH atau penggunaan kemasan yang kedap uap air menjadi penting pula untuk mempertahankan kadar air benih tetap rendah selama penyimpanan. 1.2. Tujuan Memberikan pemahaman mengenai pengaruh kadar air dan kemasan terhadap daya simpan benih, sehingga mahasiswa mengerti pentingnya mengeringkan benih dan memilih kemasan yang aman. Serta memberikan pemahaman mengenai pengaruh kondisi ruang simpan terhadap daya simpan benih.



BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penyimpanan Benih Perlakuan yang terbaik pada benih ialah menanam benih atau disemaikan segera setelah benih-benih itu dikumpulkan atau dipanen, jadi mengikuti cara-cara alamiah, namun hal ini tidak selalu mungkin karena musim berbuah tidak selalu sama, untuk itu penyimpanan benih perlu dilakukan untuk menjamin ketersediaan benih saat musim tanam tiba. Adapun Tujuan penyimpanan antara lain: a. menjaga biji agar tetap dalam keadaan baik (daya kecambah tetap tinggi) b. melindungi biji dari serangan hama dan jamur. c. mencukupi persediaan biji selama musim berbuah tidak dapat mencukupi kebutuhan. B. Faktor Penting dalam Penyimpanan Benih Ada dua faktor yang penting selama penyimpanan benih yaitu, suhu dan kelembaban udara. Umumnya benih dapat dipertahankan tetap baik dalam jangka waktu yang cukup lama, bila suhu dan kelembaban udara dapat dijaga maka mutu benih dapat terjaga. Untuk itu perlu ruang khusus untuk penyimpanan benih. 1.



Untuk benih ortodoks



Benih ortodoks dapat disimpan lama pada kadar air 6-10% atau dibawahnya. Penyimpanan dapat dilakukan dengan menggunakan wadah seperti : karung kain, toples kaca/ plastik, plastik, laleng, dll. Setelah itu benih dapat di simpan pada suhu kamar atau pada temperature rendah “cold storage” umumnya pada suhu 2-5ºC. C. Wadah Simpan Kegiatan penyimpanan benih tidak terlepas dari penggunaan wadah simpan. Menurut Siregar (2000), beberapa sifat khusus yang harus diperhatikan dari wadah simpan adalah :



1. Permeabilitas, yaitu kemampuan wadah untuk dapat menahan kelembaban dan gas pada level tertentu 2.



Insulasi, yaitu kemampuan wadah untuk mempertahankan suhu



3. Ukuran lubang, yaitu kemampuan wadah untuk bertahan dari serangan serangga dan mikroorganisme yang dapat masuk melalui celah-celah kemasan 4. Kemudahan dalam hal penanganan seperti tidak licin, mudah ditumpuk, mudah dibuka, ditutup, disegel dan mudah dibersihkan. 5. Biaya, harus diperhitungkan dengan nilai nominal dari benih sendiri Wadah simpan pada dasarnya dapat digolongkan menjadi 2 (dua) macam yakni wadah yang kedap udara dan wadah yang permeable (Widodo, 1991). Wadah kedap adalah wadah yang tidak memungkinkan lagi terjadi pertukaran udara antara benih yang disimpan dengan lingkungannya, sedangkan wadah permeabel adalah wadah yang masih memungkinkan terjadinya pertukaran udara antara benih dengan lingkungannya. Menurut Siregar (2000), contoh dari wadah yang permeabel adalah karung goni, kantong kain, karung nilon, keranjang, kotak kayu, kertas, karton dan papan serat yang tidak dilapisi lilin. Sedangkan wadah yang tidak permeabel adalah kaleng logam, botol dan gelas. Justice dan Bass (1979), mengemukakan bahwa penggunaan wadah dan cara simpan benih sangat tergantung pada jenis, jumlah benih, teknik pengepakan, lama penyimpanan, suhu ruang simpan dan kelembaban ruang simpan.



D. Lama Penyimpanan Berapa lama benih dapat disimpan sangat tergantung pada kondisi benih dan lingkungannya sendiri. Beberapa tipe benih tidak mempunyai ketahanan untuk disimpan dalam jangka waktu yang lama atau sering disebut benih rekalsitran. Sebaliknya benih ortodoks mempunyai daya simpan yang lama dan dalam kondisi penyimpanan yang sesuai dapat membentuk cadangan benih yang besar di tanah (Schmidt, 2000). Meskipun tipe ortodoks dan rekalsitran relatif jelas perbedaannya, daya tahan benih untuk bertahan pada saat penyimpanan meliputi variasi yang luas, dari yang sangat rekalsitran, intermediate sampai ortodoks (Schmdit, 2000). Pada umumnya semakin lama benih disimpan maka viabilitasnya akan semakin menurun. Mundurnya viabilitas benih merupakan proses yang berjalan bertingkat dan kumulatif akibat perubahan yang diberikan kepada benih (Widodo, 1991).



Stubsgaard (1992) dalam Siregar (2000), mengemukakan bahwa periode penyimpanan terdiri dari penyimpanan jangka panjang, penyimpanan jangka menengah dan penyimpanan jangka pendek. Penyimpanan jangka panjang memiliki kisaran waktu puluhan tahun, sedangkan penyimpanan jangka menengah memiliki kisaran waktu beberapa tahun dan penyimpanan jangka pendek memiliki kisaran waktu kurang dari satu tahun. Tidak ada kisaran pasti dalam periode penyimpanan, hal ini disebabkan karena periode penyimpanan sangat tergantung dari jenis tanaman dan tipe benih itu sendiri.



BAB III METODE Percobaan dilakukan terhadap dua komoditas, yaitu benih jagung dan kacang panjang yang masih memiliki vigor tinggi. Faktor yang dipelajari adalah kadar air, kemasan, dan kondisi ruang simpan. -



-



Kadar air benih terdiri dari dua taraf yaitu: kadar air tinggi (1213%), dan kadar air rendah (9-10%). Kemasan terdiri atas dua jenis, yaitu kemasan kedap yang terdiri dari: kantong plastik PP dan kemasan porous yaitu karung plastik. Ruang simpan benih sendiri hanya tersedia 1 kondisi, yaitu ruang simpan terbuka(kondisi alami sukabumi) dikarenakan tempat yang terbatas kami tidak menyimpan benih di kondisi ruang simpan terkendali.



Setiap kantong yang disimpan berisi 20g benih. Lalu benih diuji viabilitasnya dan kadar air, pengujian dilakukan ketika sebelum penyimpanan dan 3 kali setelah penyimpanan secara periodik yakni di minggu ke 4, 8 dan 12. Pengujian viabilitas dilakukan dengan metode UKDdp di dalam alat APB IPB 72A. Setiap ulangan terdiri dari 50 butir benih (dua gulung benih dalam UKDdp). Pengamatan daya berkecambah benih dilakukan dua kali yakni pada hari 5 dan 7 setelah tanam. Baik untuk benih jagung dan kacang panjang. Untuk pengujian kadar air kami menggunakan metode tidak langsung yakni dengan menggunakan Grain Moisture tester, dengan mengambil 3 sample benih untuk masing-masing benih.



BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Periode Simpan 0



Ruang Simpan



Komoditas



KA Awal



Tinggi



Jagung Rendah Terbuka



Tinggi Kacang Panjang Rendah



Ruang Simpan



Komoditas KA Awal Kemasan Kedap Porous Kedap Rendah Porous Tinggi



Jagung



4 DB(%)



DB (%) 88 88 38 74 56 60



KA (%) 16.6 17.3 15.2 16.4 17.8 14.8



72 32 76 64 100 98 74 96 98 100 100 76 96 100



14.7 14.4 13.3 14.9 16.8 17.4 16.2 16.9 17.3 12.5 12.8 12.7 12.5 12.9



Rata-Rata DB (%) Rata-Rata KA (%)



57.3



16.7



50.7



14.4



77.7



16.9



78.7



12.7



Periode Simpan 8 12 Rata-Rata (%) KA(%) DB(%) KA(%) DB(%) KA(%) DB(%) KA(%) 51 15.1 26.8 14.45 17.65 16.35 20.0 15.4 44.1 15 40.9 14.9 27.6 14.85 27.7 14.9 56.8 14.9 38 14.35 35.2 14.55 29.3 14.5 48.4 14.3 34.4 14.55 30.8 13.85 32.6 14.2



Terbuka Kacang Panjang



Tinggi



Kedap Porous Kedap Rendah Porous



67.4 64.45 70.6 72.7



14.65 15.65 10.15 14.05



66.4 64.6 68.2 65.8



40.1 43.2 11.5 15.9



69 46 72.6 57.8



14.15 17.3 9.75 16.45



67.6 58.4 70.5 65.4



23.0 25.4 10.5 15.5



4.2. Pembahasan



BAB V KESIMPULAN DAN SARAN



5.1. Kesimpulan



5.2. Saran



DAFTAR PUSTAKA