Laporan Mikrobiologi Dasar Kelas B06 - Kultur Bakteri Dan Morfologi Koloni [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI KULTUR BAKTERI DAN MORFOLOGI KOLONI



NAWFAL IBRAR (2007101010022) EPRIST AKBAR SYAH (2007101010025) TEUKU RYAN FITRAH (2007101010048) FARREL DANENDRA KURNIAWAN (2007101010142) MUHAMMAD HANIF GHIFARI (2007101010133) SALSABILA (2007101010154) TRISHA ZHAFIRA (2007101010155) PUTRI RAHMAH (2007101010161) CUT HUSNUL KHATIMAH (2007101010162) ALLYA QURRATA A’YUN FARNA (2007101010168) NISRINAA SYAFIYYA RIFQA HERMAN (2007101010171) MUHAMMAD ADRIL AUFA MUNAWAR (2007101010172)



KELAS: B-06



FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SYIAH KUALA 2021/2022



TINJAUAN KEPUSTAKAAN



Bakteri merupakan suatu organisme yang memiliki jumlah spesies paling banyak mencapai ratusan ribu dan tersebar luas dibadingkan dengan organisme lainnya. Nama bakteri berasal dari bahasa Yunani, yaitu dari kata bacterion yang berarti batang kecil. Menurut Afifah bakteri merupakan makhluk hidup prokariot yang banyak hidup bebas dan ditemukan di lingkungan seperti, tanah, udara, air, debu dan terdapat hidup di dalam tubuh tumbuhan, hewan dan manusia. (Afifah, 2015) Karakteristik bakteri dilihat dari bentuknya, seperti bulat (cocci), batang (spirilli), koma (vibrios). Tambahan struktur bakteri yang terpenting diketahui cambuk (flagella), kapsul (capsule) dan endospora (endospore). Flagella merupakan struktur tambahan di luar sel yang berbentuk cabuk halus yang tidak terlihat di bawah miskroskop kecuali menggunakan teknik perwarnaan khusus. Susunan flagella pada sel yang untuk diidentifikasi dan dikelompokkan menjadi dua golongan, yaitu flagella peitrichous dan flagella polar. Bakteri memiliki struktur dan organisasi dasar yang sama meskipun dengan bentuk yang berbeda, sel yang terdiri atas lapisan dinding sebagai luar yang kaku dan di bawahnya terdapat membran sel semipermiabel. Di dalam membran sel terdapat suatu isi sitoplasma yang termasuk dalam bahan inti dan berbagai komponen serta enzim yang dibutuhkan untuk metabolisme dan pertumbuhan, tergantung pada jenisnya. Bakteri terkadang memiliki struktur tambahan, yaitu diantaranya yang penting adalah cambuk (flagella), kapsul (capsules) dan endospora (endospores), struktur tersebut berpengaruh penting untuk pengenalan dan identifikasi bakteri. (Arisandi dan Taman,2017) Morfologi koloni juga mempunyai berbagai bentuk, margin, permukaan, dan elevansi. Dilihat dari segi bentuk koloni bakteri terdiri dari circular, irreguler, spindle, filamentous, dan rhizoid. Sedangkan dilihat dari permukaan, koloni bakteri ada yang permukaan nya halus mengkilap, kasar, berkerut, dan kering seperti bubuk. Margin koloni juga memiliki beberapa margin, yaitu: enane, lobate, underlare, serrate, dan filamentous. Elevansi koloni bakteri terdiri atas flat, raised, convex, umbonate. Morfologi koloni yang tumbuh dapat dibedakan berdasarkan tepi koloni, elevasi koloni, warna koloni dan struktur dalamnya. (Rahmiati,2018) Isolasi bakteri merupakan proses pengambilan bakteri dari medium atau lingkungan asalnya, dan menumbuhkan pada medium buatan sehingga diperoleh biakkan atau kultur murni hasil isolasi tersebut (Putri dkk., 2018). Medium pertumbuhan yang digunakan sebagai tempat untuk menumbuhkan dan mempelajari sifat mikroorganisme harus memenuhi nutrisi yang dibutuhkan meliputi karbon, nitrogen, unsur non logam (sulfur dan fosfor), unsur mineral (Ca, Zn,



Na, K, Cu, Mn, Mg dan Fe), vitamin, air, dan energi. Selain nutrisi, faktor suhu juga sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan bakteri. Berdasarkan kisaran suhu aktivitasnya, bakteri dibagi menjadi 3 golongan yaitu bakteri psikrofil (hidup pada suhu 0-30°C dengan suhu optimum 15°C), bakteri mesofil (hidup pada suhu 15-55°C dengan suhu optimum 25-40°C), dan bakteri termofil (hidup pada suhu tinggi antara 40-75°C dengan suhu optimum 50-65°C). Apabila suhu tidak sesuai dengan kebutuhan bakteri, maka dapat menyebabkan kerusakan sel. Cahaya dan kelembaban sangat berpengaruh pada proses pertumbuhan bakteri. Pada umumnya bakteri memerlukan kelembaban yang cukup tinggi (± 85%). Pengurangan kadar air dari protoplasma menyebabkan kegiatan metabolisme terhenti, misalnya pada proses pembekuan dan pengeringan sel bakteri. (Arisandi dan Taman, 2017) Terdapat 4 fase pertumbuhan bakteri ketika ditumbuhkan pada kultur curah, yaitu fase adaptasi/penyesuaian (lag phase), fase perbanyakan (exponential phase), fase statis (stationer phase) dan fase kematian/penurunan (death phase). a) Fase penyesuaian (lag) nol Fase penyesuaian merupakan suatu massa saat sel-sel yang kekurangan metabolit dan enzim akibat keadaan yang tidak menguntungkan dalam pembiakan terdahulu, menyesuaikan diri dengan lingkungannya yang baru. Enzim-enzim dan zat-zat antara terbentuk dan terkumpul sampai mencapai konsentrasi yang memungkinkan pertumbuhan dimulai lagi. b) Fase eksponensial (tetap) Selama fase eksponensial yang perhitungannya telah dibahas, sel-sel berada dalam keadaan yang stabil. Bahan sel baru terbentuk dengan laju yang konstan, tetapi bahan yang baru itu sendiri bersifat katalis sehingga massa bertambah secara eksponensial. Hal ini berlanjut sampai satu dari dua hal yang terjadi. c) Fase maksimum stationary (nol) Kekurangan nutrien atau akumulasi produk toksik menyebabkan pertumbuhan sama sekali berhenti. Pada sebagian besar kasus pergantian sel menempati fase stasioner, dimana terdapat kehilangan sel perlahan-lahan melalui kematian yang diimbangi oleh pembentukan sel baru melalui pertumbuhan dan pembelahan. Pada saat hal ini terjadi, jumlah sel total secara perlahan meningkatkan walaupun jumlah sel yang dapat hidup tetap konstan. d) Fase penurunan (fase kematian) Setelah periode waktu pada fase stationer, yang bervariasi pada tiap organisme dan kondisi kultur, kecepatan kematian meningkat sampai mencapai tingkat yang tetap. Sering kali setelah mayoritas sel mati, kecepatan kematian menurun secara drastis, sehingga sejumlah kecil



sel yang hidup akan bertahan selama beberapa bulan atau tahun. Persistensi ini mungkin pada beberapa kasus mencerminkan pergantian sel, sebagian kecil sel tumbuh dengan memakai nutrien yang dilepaskan dan sel yang lain mati dan lisis. (Rahmiati,2018) Identifikasi bakteri yang diperoleh dari hasil isolasi dapat dilakukan dengan cara pengamatan sifat morfologi bakteri yang tumbuh. Perhitungan bakteri digunakan untuk menghitung jumlah coloni bakteri yang tumbuh pada suatu media pembiakan. Jumlah bakteri dalam suatu biakan dapat ditentukan dengan menghitung langsung jumlah keseluruhan bakteri atau dengan cara tidak langsung yaitu menghitung jumlah sel yang hidup. (Arfianty dkk., 2017)



METODE PRAKTIKUM



1. Alat dan Bahan Alat: - Cawan Petri - Ose Bulat - Ose jarum - Bunsen - Inkubator



Bahan: - Media Nutrient agar Steril - Media Mac Conkey Steril - Media Bood agar Steril - Biakan campuran Staphylococcus aureus dan Escheria Coli di media Nutrient Broth - Biakan Proteus di media agar



2. Cara Kerja a. Penanaman bakteri dari media cair ke media padat 1. Panaskan jarum ose hingga memijar di atas bunsen, kemudian dinginkan. Gunakan ose yang telah dingin untuk menggores pada permukaan media agar dalam cawan petri. 2. Ambil 1 ose kultur murni bakteri dan goreskan pada permukaan media agar dimulai pada satu ujung. Ose disentuhkan pada permukaan media agar dalam cawan petri, sewaktu menggores ose dibiarkan meluncur di atas permukaan agar. 3. Setiap kali menggoreskan ose untuk kuadran berikutnya, pijarkan ose terlebih dahulu dan biarkan dingin.



4. Inkubasikan secara terbalik pada suhu kamar selama 24 jam dan amati pertumbuhannya. b. Penanaman bakteri dari media cair ke media semi solid 1. Seluruh proses dilakukan didekat api



2. Pegang jarum inokulasi di tangan kanan dan tabung berisi biakan bakteri di tangan kiri 3. Buka kapas penutup tabung dengan jari kelingking yang dilengkungkan. 4. Panaskan jarum inokulasi dalam api sampai berpijar, tunggu sampai tidak terlalu panas. 5. Masukkan ajarum inokulasi ke dalam tabung biakkan , sampai ujung jarum basah. 6. Angkat jarum, panaskan mulut tabung dengan api dan tutup kembali. 7. Ambillah tabung reaksi yang akan diinokulasi yang sudah steril. 8. Kemudian tusukkan pada Sulfide Indole Motility (SIM) kira-kira 2/3 panjnag media. 9. Inkubasikan selama 24 jam pada suhu kamar. 10. Amatilah pertumbuhannya. c. Penanaman bakteri dari media padat ke media cair 1. Panaskan jarum ose hingga memijar di atas bunsen, kemudian dinginkan. 2. Gunakan ose yang telah dingin untuk mengambil bakteri di tempat biakannya.



3. Ambil media NB dengan tangan kiri, Panaskan mulut labu media, lalu masukkan ujung jarum inokulsai yang telah ada bakterinya. 4. Setelah jarum diangkat, panaskan kembali mulut labu baru kemudian ditutup. 5. Kultur diinkubasi pada temperatur tertentu sambil digoyang dalam orbital shaker.



HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN



1. Hasil Pengamatan



Bentuk Diameter Pinggir koloni Permukaan koloni Pembentukan pigmen Perubahan medium



Circular (bulat) Kecil Convex (Cembung) Mengkilat Bewarna Kuning Medium berubah menjadi sedikit keruh



2. Pembahasan Pada penanaman mikroba perlu diperhatikan kebutuhan nutrisi untuk mikroba tersebut sehingga dapat tumbuh dengan baik.Isolasi bakteri adalah memisahkan bakteri dari alam dan menanamnya dalam media baru sebagai biakan murni. Teknik untuk menanam bakteri adalah sebagai berikut: a. Spread plate method (cara tebar/sebar) Teknik spread plate merupakan teknik isolasi mikroba dengan cara menginokulasi kultur mikroba dengan cara dipulas atau disebar padapermukaan media agar padat. Metode ini dilakukan dengan mengencerkan biakan kultur mikroba.



b. Streakplate method (cara gores) Teknik isolasi koloni bakteri dengan cara ini dilakukan dengan cara menggoreskan suspensi bahan yang mengandung mikroba pada permukaan media agar padat dengan menggunakan jarum inokulasi.



c. Pour plate method (cara tabur) Teknik ini dilakukan menginokulasi medium agar yang sedang mencair pada temperatur 45-50oC dengan suspensi bahan yang mengandung mikroba, dan menuangkannya ke dalam cawan petri steril.



d. Pembiakan lapangan Teknik ini dilakukan dengan cara membasahi seluruh permukaan agar dengan suspensi kuman. Hal ini akan menyebabkan pertumbuhan kuman merata. Biasanya digunakan untuk uji kepekaan antibiotika dan uji jenis kuman dengan bakteriofaga e. Pembiakan agar miring Teknik inokulasi bakteri dengan cara menggoreskan pada permukaan agar miring



f. Pembiakan dengan tusukan Teknik inokulasi bakteri dengan caramenusukkan ose pada permukaan agar tegak.



g. Biakan cair Teknik ini dilakukan dengan carakedalam wadah yang berisi media cair dicelupkan kawat Dalam praktikum ini teknik penanaman bakteri ini menggunakan teknik Streakplate method, yaitu metode isolasi kualitatif dengan menggoreskan mikroorganisme yang diambil atau kultur bakteri di atas permukaan medium padat dengan menggunakan jarum inokulasi. Tujuan digunakannya teknik ini adalah untuk medapatkan koloni kuman yang terpisah dari suatu biakan kuman campuran. Hasil dari penanaman biakan dengan teknik ini akan mempermudah dalam mengidentifikasi bagaimana morfologi koloni bakteri ini dan karakteristiknya.



Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan ada praktikum ini kita dapat melihat bagaimana ciri-ciri dan morfologi dari bakteri yang dibiakkan ini. Bakteri ini memiliki bentuk circular (bulat) dengan diameter 1-4 mm dengan area pinggiran koloni berbentuk convex/cembung. Selain itu juga dapat dilihat adanya pembentukan pigmen yang berwarna kuning dan pada permukaan koloni bakteri ini tampak mengkilat. Adanya pertumbuhan koloni bakteri pada medium ini menyebabkan terjadinya perubahan medium dimana sebelumnya medium biakan bakteri ini berwarna bening menjadi tampak keruh.



KESIMPULAN Bakteri merupakan suatu organisme yang memiliki jumlah spesies paling banyak mencapai ratusan ribu dan tersebar luas dibadingkan dengan organisme lainnya. Nama bakteri berasal dari bahasa Yunani, yaitu dari kata bacterion yang berarti batang kecil. Karakteristik bakteri dilihat dari bentuknya, seperti bulat (cocci), batang (spirilli), koma (vibrios). Morfologi koloni juga mempunyai berbagai bentuk, margin, permukaan, dan elevansi. Bakteri ini sendiri dapat diperbanyak melalui media kultur dengan pembiakan di laboratorium yang terkendali yang mana disebut dengan kultur bakteri. Isolasi bakteri merupakan proses pengambilan bakteri dari medium atau lingkungan asalnya, dan menumbuhkan pada medium buatan sehingga diperoleh biakkan atau kultur murni hasil isolasi tersebut. Pada hasil pengamatan didapatkan morfologi koloni bakteri yang berbentuk circular (bulat) dengan diameter yang kecil. Kemudian didapatkan pinggiran koloni yang tampak mengkilat serta adanya pembentukan pigmen kuning pada koloni bakteri tersebut. Medium tempat pembiakan bakteri mengalami perubahan. Dari gambar dilihat muncul kekuruhan pada media agar bakteri dimana sebelum pertumuhan koloni terbentuk warna dari medium agar masih bening.



REFERENSI



Arfianty, N. B., Farisi, S., Ekowati, N.C. 2017. Dinamika Populasi Bakteri Dan Total Asam Pada Fermentasi Bekasam Ikan Patin. Jurnal Biologi Eksperimen dan Keanekaragaman Hayati. 4(2):43-49. Putri, O. L. A., Kusdiyantini, E. 2018. Isolasi dan identifikasi bakteri asam laktat dari pangan fermentasi berbasis ikan (Inasua) yang diperjualbelikan di Maluku-Indonesia. Jurnal Biologi Tropika. 1(2):6-12. Rahmiati. 2018. KARAKTERISTIK MORFOLOGI KOLONI BAKTERI DAN JAMUR PADA PENGOLAHAN ASAM DRIEN DARI BUAH DURIAN SEBAGAI PENUNJANG PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI. Banda Aceh: UIN Ar-raniry Arisandi, A dan Taman, B. 2017. Jumlah Koloni Pada Media Kultur Bakteri Yang Berasal Dari Thallus Dan Perairan Sentra Budidaya Kappaphycus Alvarezii Di Sumenep. Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan. Vol.9. No.1 Afifah, Y.M. 2015. Potensi Antioksidan dan Antifungi Ekstrak Etanol Kombinasi Acorus calamus (L), Curcuma manga VAL, dan Allium sativum (LINN) secara in vintro. Malang: UIN Maulana Malik Ibrahim.