Laporan Modul 2 Kapita Selekta - Kelompok 5 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PRAKTIKUM KAPITA SELEKTA AKUNTANSI



Laporan Pengambilan Nilai Modul 2 Kapita Selekta Akuntansi dengan Aplikasi MonsoonSIM PENYUSUN: No.



NAMA



NPM



1.



Roy Suzuya



120110190006



2.



Athaya Sekar



120110190049



3.



Lydia Loviana Hutapea



1200110200074



4.



Alma Natasha



120110203008



UNIVERSITAS PADJADJARAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS JATINANGOR 2023



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam dunia bisnis, tentunya banyak hal yang perlu difokuskan dan dipelajari. Teori yang dipelajari dari buku dan sumber lainnya belum tentu benar-benar akan terjadi, karena permintaan masyarakat akan terus berubah. Simulasi atas dunia bisnis diperlukan terutama oleh mahasiswa dan pekerja lainnya yang siap terjun ke dunia nyata untuk bekerja.



Berdasarkan



kepentingan



tersebut, muncul



sebuah



aplikasi bernama



MonsoonSIM. Monsoon Simulation (MonsoonSIM) adalah merupakan simulasi atas bisnis yang dilakukan secara virtual dalam bentuk permainan dengan adanya persaingan dalam bentuk tim. Pemain akan menentukan strategi dan operasional bisnisnya sendiri serta akan dihadapkan dengan beberapa masalah yang biasanya ditemukan dalam praktik bisnis, sehingga untuk dapat menjalankan dan memenangkan permainan ini pemain harus memiliki pemahaman terkait dengan konsep dan pengaplikasian bisnis. Selain pemahaman bisnis, MonsoonSIM juga menekankan pemahaman mengenai konsep Enterprise Resource Planning (ERP) dalam suatu perusahaan yang dapat dilihat dari pengintegrasian seluruh bagian dan fungsi perusahaan guna melayani kebutuhan tertentu dari setiap module. Integrasi informasi tersebut dapat mempercepat alur penyampaian informasi sehingga efisiensi dan efektivitas perusahaan meningkat. Dengan konsep atas suatu pembelajaran yang ada, MonsoonSim dapat menjadi salah satu media praktik atas suatu bisnis secara umum, serta menjadi dasar pembelajaran penggunanya. Penggunaan MonsoonSIM sebagai media pembelajaran digunakan oleh mahasiswa akuntansi pada Universitas Padjadjaran untuk mempelajari strategi terkait bisnis dan pengaplikasian ERP tersebut. Beberapa modul yang digunakan pada simulasi terkait penulisan laporan ini adalah modul finance, modul retail, modul marketing, modul warehouse, modul forecast, dan modul B2B. Simulasi dengan menggunakan modul tersebut dilakukan secara kompetitif pada masing-masing tim yang terdiri dari lima anggota, dengan pembagian tugas diserahkan kepada tim yang berkompetisi. Dengan simulasi yang telah dilakukan, tim penulis menuangkan hasil dari kegiatan yang dilakukan sebagai bahan evaluasi dan pengukuran atas pengetahuan penulis.



B. Identifikasi Masalah 1. Apa saja modul yang ada di MonsoonSIM? 2. Bagaimana penilaian simulasi bisnis menggunakan Key Performance Indicator(KPI)? 3. Apa strategi yang digunakan dalam permainan? 4. Apa hambatan yang dihadapi saat permainan? 5. Bagaimana solusi dari hambatan tersebut? C. Tujuan dan Manfaat 1. Mengetahui modul apa saja yang ada di MonsoonSIM beserta fungsinya. 2. Mengetahui bagaimana penilaian simulasi bisnis menggunakan KPI. 3. Mengetahui strategi yang diterapkan tim dalam permainan. 4. Mengetahui hambatan yang dialami ketika permainan berlangsung. 5. Mengetahui solusi untuk mengatasi hambatan tersebut



BAB II TINJAUAN TEORI A. Modul Forecast Modul Forecast merupakan modul yang digunakan untuk menunjukkan prediksi/ramalan mengenai penjualan yang akan terjadi di masa yang akan datang. Modul ini akan membantu user memperkirakan kebutuhan di masa yang akan datang, yakni, persediaan unit produk di gudang maupun retail, kapan waktu yang tepat, dan dimana lokasi tersebut) dalam rangka memenuhi permintaan pasar. -



Retail Demand Sub modul retail demand menunjukkan grafik mengenai prediksi demand terhadap penjualan produk dari hari ke hari di setiap lokasi retail. Grafik yang naik menunjukkan permintaan produk di lokasi tertentu akan mengalami peningkatan selama beberapa waktu sesuai dengan pergerakan grafiknya.



-



Wholesales Demand Sub modul wholesale demand menunjukkan prediksi permintaan untuk penjualan secara grosir. Grafik permintaan grosir akan berguna bila perusahaan ingin melakukan penjualan melalui modul B2B. Grafik yang naik menunjukkan akan adanya peningkatan permintaan produk selama beberapa waktu sesuai dengan pergerakan grafiknya



B. Modul Warehouse Modul yang berguna untuk mengatur persediaan dalam perusahaan, seperti melakukan pemesanan ulang finished goods dan raw materials ke dalam gudang, dan mendistribusikan persediaan yang terdapat dalam gudang ke toko-toko retail yang kita miliki. -



Location Menunjukkan daftar lokasi yang tersedia, biaya sewa/hari/m2, dan opsi untuk menyewa tempat. Lokasi yang sudah terdapat toko retail tidak dapat dipilih untuk membuka warehouse dan juga sebaliknya. Ukuran tempat yang akan disewa dapat dipilih dengan kelipatan 500 m2, begitu juga dengan kontraknya yang terdiri dari daily contract, 7-day contract (20%



discount), dan 30-day (60% discount). Untuk setiap 1000 m2, maka dapat diisi total 300.000 produk. -



Procure Finished Goods Cara kerja fitur ini di modul warehouse/logistics mirip dengan yang dibahas pada modul retail di pertemuan sebelumnya, yaitu digunakan untuk membeli finished goods yang akan di kirim ke warehouse. Untuk membeli, harus ditentukan terlebih dahulu vendor mana yang dipilih, lokasi tujuan, jumlah yang akan dibeli untuk masing- masing produk, dan jenis pembayarannya (immediate shipment/ blanket purchase). Immediate shipment berarti barang yang dibeli akan langsung dikirimkan seluruhnya, sedangkan blanket purchase berarti barang yang dibeli dikirimkan beberapa kali secara berkala.



-



Move Stock Digunakan untuk memindahkan persediaan finished goods dari satu lokasi ke lokasi lainnya. Persediaan dapat dipindahkan dari warehouse ke retail begitu juga sebaliknya dari retail menuju warehouse.



-



Stock Move List Berisi informasi mengenai jumlah persediaan yang akan dipindahkan dan darimana asalnya serta kemana tujuannya. Terdapat juga informasi mengenai amount value persediaan yang akan dipindahkan, dan juga timetable proses perpindahan persedian.



-



Schedule Auto Replenishment Digunakan untuk membuat proses restock dari warehouse menuju retail menjadi otomatis. Terdapat dua bagian yang dapat diubah yaitu “when quantity less than” dan “replenish quantity”. Cara kerjanya adalah Ketika persediaan di retail berada di bawah nilai “when quantity less than”, maka warehouse secara otomatis akan mengirim persediaan sesuai dengan “replenish quantity” yang telah ditetapkan.



C. Modul Wholesales (B2B) Modul ini mensimulasikan penjualan barang yang dapat dilakukan antara satu perusahaan ke perusahaan lainnya (Business to Business), dengan menawarkan



penjualan dalam kuantitas yang cukup besar dan harga yang relatif dibawah harga penjualan satuan (Retail). Kegiatan penjualan B2B dapat membuat sales revenue dan cash on hand perusahaan bertambah secara signifikan. -



B2B Offers Submodul ini akan menampilkan tawaran-tawaran pembelian yang dibutuhkan oleh perusahaan lain. Namun, dalam mendapatkan transaksi tersebut, perusahaan harus bersaing dengan kompetitor lainnya.



-



Bid & Deal Terdapat dua cara untuk mendapatkan penawaran tersebut, yaitu: ● Deal : Peserta harus melakukan deal secepatnya sebelum deal dilakukan oleh kompetitornya (siapa cepat dia yang mendapatkan tawaran). ● Bid : Peserta harus menawarkan harga yang paling rendah diantara kompetitornya agar bisa memenangkan suatu tawaran.



-



B2B Sales Order Dalam sub-modul ini, peserta dapat melihat transaksi mana saja yang berhasil didapatkan tawarannya. Di submodul ini, peserta dapat melihat juga kapan barang tersebut harus dikirimkan (bisa dilihat di need day), jika lebih



dari



itu maka



peserta akan mendapatkan penalti karena



keterlambatan pengiriman barang. Ketika tawaran berhasil didapatkan, maka barang yang dipesan harus segera dikirim dan jangan sampai barang tidak dikirim dan mendapatkan penalti. -



Allocate Goods Alokasi produk adalah proses pendistribusian jumlah produk yang tepat untuk dijual di beberapa lokasi perusahaan, seperti toko ritel dan pusat pemenuhan, untuk memenuhi permintaan pelanggan . Pelacakan dan pemantauan inventaris juga merupakan bagian integral dari proses.



D. Module Relation -



General Finance Fitur untuk melihat kondisi keuangan perusahaan secara keseluruhan.



-



Retail Finance



Aktivitas penjualan dan sewa retail akan mempengaruhi laporan keuangan dan kondisi keuangan perusahaan. -



Marketing Finance Dalam mencapai tujuan atau perusahaan mendapatkan profit yang cukup besar, maka diperlukan kegiatan pemasaran atau promosi agar produk tersebut dapat laku terjual. Kegiatan promosi tersebut dapat dilakukan melalui media yang tersedia di dalam games yaitu media A,B, dan C. Namun, perusahaan tetap perlu memperhatikan kondisi keuangannya agar tidak terjadi expense yang besar dan tidak sesuai dengan kebutuhannya



-



Marketing Retail Kegiatan marketing tidak hanya berpengaruh pada finance saja, melainkan pada retail atau penjualan pun berpengaruh. Dengan adanya kegiatan pemasaran tersebut dapat membantu produk semakin dikenal oleh orang lain dan dapat meningkatkan penjualan perusahaan



-



Warehouse Finance Kegiatan warehouse akan mempengaruhi finance dikarenakan adanya pembelian unit produk dan juga pembelian lokasi warehousenya. Dalam pembelian ini diperlukan pertimbangan dalam bagian keuangan agar tidak terjadi kekurangan uang.



-



B2B Wholesales Finance B2B mempengaruhi finance karena dengan jika penawaran atau transaksi bid atau deal berhasil maka perusahaan akan mendapatkan pendapatan dan akan mempengaruhi laporan dan kondisi keuangan perusahaan.



-



Forecast Retail Dengan adanya forecast peserta dapat melihat grafik permintaan yang akan terjadi di pasar sehingga peserta dapat mempersiapkan produk yang ada di retail agar tetap bisa memenuhi permintaan konsumen.



-



Forecast Wholesales (B2B) Dengan adanya forecast peserta dapat melihat grafik permintaan terhadap tawaran - tawaran yang ada dari berbagai perusahaan dimana yang akan



datang sehingga peserta dapat mempersiapkan produk dan juga menentukan harga yang ditentukan. -



Warehouse Wholesales (B2B) Kegiatan B2B tidak lepas dengan bagian warehouse hal ini dikarenakan dari setiap penawaran atau transaksi yang telah berhasil membutuhkan produk dari warehouse agar penjualan dapat dilaksanakan dan tidak dikenakan komplain



BAB III PEMBAHASAN A. Key Performance Index (KPI) 1. Cash on Hand (High) a) Rate : 4,21%. b) Description : Cash on hand merupakan jumlah kas yang dimiliki oleh perusahaan. Berdasarkan data yang didapatkan dari hasil penjualan, cash on hand kelompok kami tergolong rendah jika dibandingkan dengan pengeluaran yang digunakan untuk operating expense kami. c) Decision : Priority. 2. Net Profit (High) a) Rate : 3%. b) Description : Net Profit merupakan laba yang dikurangi dengan beban. Net Profit menunjukkan bagaimana perusahaan dapat memaksimalkan pendapatannya, sehingga net profit yang tinggi mencerminkan kinerja perusahaan yang baik. Berdasarkan data yang didapatkan dari hasil penjualan, net profit kelompok kami tergolong rendah jika dibandingkan dengan pengeluaran yang digunakan untuk operating expense kami. c) Decision : Priority. 3. Operating Expense (Low) a) Rate : 7,17%. b) Description : Operating expense merupakan beban yang terkait dengan proses operasional bisnis perusahaan. Berdasarkan data yang didapatkan dari hasil penjualan, operating expense kelompok kami tergolong rendah. c) Decision : Priority.



4. Market Share-Unit Sold-Retail (High) a) Rate : 3%. b) Description : Market share merupakan bagian dari pasar yang berhasil dikuasai oleh perusahaan dilihat dari jumlah unit barang yang terjual. Berdasarkan data yang didapatkan dari hasil penjualan, market share-unit sold-retail kelompok kami tergolong cukup rendah, dikarenakan kami berusaha untuk menjual produk dengan harga yang tidak jauh berbeda dengan kompetitor, akan tetapi strategi yang kami gunakan kurang berjalan dengan baik, sehingga penjualan produk kurang berjalan dengan baik. c) Decision : Priority. 5. Sales Retail (High) a) Rate : 3%. b) Description : Sales retail merupakan pendapatan yang berhasil diperoleh oleh perusahaan dari hasil penjualan produk. Berdasarkan data yang didapatkan dari hasil penjualan, sales retail kelompok kami tergolong rendah. c) Decision : Priority. 6. Sales Revenue (High) a) Rate : 3%. b) Description : Sales revenue merupakan pendapatan perusahaan yang diperoleh dari hasil penjualan produk atau jasa. Berdasarkan data yang didapatkan dari hasil penjualan, sales revenue kelompok kami tergolong rendah. c) Decision : Priority 7. Space Utilization (High) a) Rate : 3%. b) Description : Space utilization merupakan penilaian akan seberapa maksimal perusahaan dapat melakukan pengelolaan kapasitas barang yang disimpan. Berdasarkan data yang didapatkan dari hasil penjualan, space utilization kelompok kami termasuk rendah, dikarenakan kelompok kami kurang memaksimalkan pemanfaatan ruang toko dengan produk yang akan dijual. c) Decision : Priority. 8. Wholesales (High) a. Rate : 3%.



b. Description : Wholesales merupakan banyaknya penjualan atau transaksi business to business yang dilakukan oleh suatu perusahaan. Berdasarkan data yang didapatkan dari hasil penjualan, wholesales kelompok kami termasuk rendah, dikarenakan kelompok kami kurang memaksimalkan transaksi business to business. c. Decision : Priority. 9. Late shipment-B2B (Low) 1. Rate : 5,92% 2. Description : Late shipment-B2B merupakan total jumlah hari keterlambatan pengiriman produk dari perusahaan kepada klien B2B. Berdasarkan data yang didapatkan dari hasil penjualan, late shipment-B2B kelompok kami termasuk rendah, dikarenakan kelompok kami sempat mengalami keterlambatan pengiriman akibat cash yang kurang. 3. Decision : Priority.



B. Strategi 1. General Strategy Strategi umum yang diterapkan oleh kelompok kami berfokus pada banyaknya produk yang berhasil terjual dan banyaknya deal serta bid yang berhasil dilakukan. Langkah - langkah yang kami gunakan pada games yaitu dengan mengubah harga produk yang akan dijual menjadi lebih rendah, namun dengan tetap mendapat profit dan berusaha untuk memanfaatkan strategi marketing dengan sebaik - baiknya. Strategi yang kami gunakan adalah cost leadership. 2. Specific Strategy a) Retail Strategi yang digunakan dalam retail yaitu dengan menentukan lokasi yang produknya dapat cepat terjual beserta dengan luas toko. Setelah memilih lokasi yang sesuai, kami menentukan harga yang tepat untuk setiap produknya agar dapat terjual dengan baik. b) Procurement (Retail & Wholesales) Strategi yang digunakan dalam procurement yaitu dengan menentukan vendor mana yang pengirimannya cepat dan memperhatikan metode pengiriman produk, yaitu antara immediate delivery dan blanket purchase. Pada games ini, kelompok kami menggunakan immediate delivery agar jumlah stok barang dapat lebih terkontrol dengan baik dan menghindari kehabisan barang.



c) Marketing Strategi yang digunakan dalam marketing yaitu dengan menentukan media sosial yang cocok untuk kegiatan pemasaran. Dalam menentukan hal tersebut, kami mencoba satu persatu setiap media sosial dan melakukan evaluasi secara berkala. Meskipun hasil penjualan tidak selalu sama setiap harinya, namun dapat dilihat dalam data media sosial mana yang dapat meningkatkan penjualan produk. Selain itu, kami juga membeli marketing report yang dapat digunakan sebagai bahan evaluasi keseluruhan penjualan. d) Wholesales-B2B Strategi yang digunakan dalam wholesales-B2B yaitu dengan melakukan penawaran business to business berupa deal atau bid. Dalam pelaksanaan permainan, kelompok kami lebih banyak mengambil deal agar transaksi penjualan dapat segera dilakukan. Sementara, kami hanya mengambil beberapa bid, dengan penawaran harga yang rendah dan tetap memperhatikan COGS. Dalam wholesales-B2B ini juga, kelompok kami melakukan komunikasi dengan bagian retail dan warehouse untuk meminimalisir kehabisan stock saat ingin melakukan proses pengiriman barang. C. Hambatan 1. Hambatan secara Umum Secara umum, kelompok kami mengalami beberapa kendala. Pada awalnya, kelompok kami masih mencoba untuk meraba - raba strategi yang tepat untuk kami gunakan. Lalu, kami memutuskan untuk menerapkan strategi cost leadership. Akan tetapi, terdapat beberapa kendala, seperti kompetitor yang juga membuka retail di tempat yang sama dan dengan luas area yang sama, sehingga persaingan penjualan menjadi lebih ketat. Terkadang, terdapat juga beberapa fitur yang tidak tersentuh dan terkontrol. Kelompok kami juga kurang memperhatikan biaya yang dikeluarkan agar COGS tidak terlalu besar. 2. Hambatan pada In-game a) Retail Pada saat games dimulai, kami membuka retail dengan ukuran 100 m2 di kota Ho Chi Minh City, Jakarta, dan Bangkok. Hal tersebut kami putuskan berdasarkan hasil simulasi yang dilakukan sebelumnya, dimana Ho Chi Minh City, Jakarta, dan Bangkok merupakan kota dengan penjualan yang cukup tinggi. Namun, pada praktiknya, penjualan retail yang terdapat di kota Bangkok kurang begitu pesat.



b) Finance Pada saat melakukan journal posting, terkadang kami mendapat beberapa hambatan, yaitu terlewatnya beberapa jurnal yang harus di-posting. Selain itu, kelompok kami juga belum bisa memaksimalkan penggunaan pada modul Finance. c) Procurement (Retail dan Wholesales) Kelompok kami mendapat kendala beberapa kali dalam pembelian barang. Terkadang, kami salah dalam memperhitungkan kapasitas inventory dari setiap retail, sehingga terjadi kesalahan jumlah pembelian yang menyebabkan kelebihan persediaan. Selain itu, karena kurangnya ketelitian, terkadang terdapat stock di suatu retail dan warehouse yang telah habis. d) Marketing Selama games dilaksanakan, kami sempat mengalami kebingungan mengenai media sosial mana yang dapat mendongkrak jumlah penjualan, dikarenakan terdapat beberapa media sosial yang terkadang dapat menyebabkan penjualan naik, namun di hari berikutnya turun. Selain itu, kami juga kurang memanfaatkan marketing report dengan baik, sehingga kami kurang membandingkan antara penjualan kelompok kami dengan kompetitor lain. e) Wholesales-B2B Dalam proses B2B, kami hanya berfokus pada deal saja, sehingga kami termasuk jarang dalam melakukan bid. f) Team Communication Tidak banyak hambatan yang kami temukan dalam team communication. Dikarenakan kami berada di dalam ruangan yang sama, sehingga komunikasi dapat berjalan dengan cukup baik. Hambatan hanya ada ketika terjadi perbedaan pendapat antar masing - masing anggota kelompok. g) Competitor Kendala yang berkaitan dengan kompetitor adalah dalam hal penetapan harga dan strategi marketing. Kedua strategi ini sangat berpengaruh besar terhadap penjualan, dikarenakan konsumen cenderung untuk memilih barang dengan biaya yang rendah. 1. Signal



Secara umum, kami tidak mendapatkan hambatan yang cukup signifikan terkait dengan sinyal. D. Solusi 1. Solusi dari Hambatan secara Umum Secara umum, kelompok kami masih perlu melakukan peningkatan dalam strategi kelompok serta menganalisis lebih teliti penjualan secara umum agar permainan dapat berjalan dengan baik. 2. Solusi dari Hambatan pada In-game a) Retail Dalam hal retail, perlu pertimbangan yang sangat baik ketika akan membeli lokasi penjualan. Pemain dapat memanfaatkan lokasi retail dengan sebaik - baiknya dan tidak langsung membuka retail terlalu luas pada awal permainan. Lebih baik membuka retail di banyak kawasan dan jika sudah mengetahui kawasan mana yang lebih laku terjual, dapat memperluas kawasan tersebut dengan mempertimbangkan kondisi keuangan. b) Finance Dalam hal finance, pemain dapat selalu memperhatikan kondisi keuangan perusahaan ketika akan mengeluarkan biaya agar keuangan dapat tetap terkontrol. c) Procurement Dalam hal procurement, pemain dapat lebih memperhatikan kembali vendor mana yang lebih cepat sampai dan dengan diskon yang lebih besar, begitupun dengan cara pengirimannya yang dikirim secara bertahap agar setiap retail memiliki persediaan produk dan menghindari retail stockout. Selain itu, pemain dapat menentukan harga dan mengusahakan agar harga tidak berada di bawah COGS untuk tetap mendapat profit. d) Marketing Dalam hal marketing, pemain dapat lebih memperhatikan kembali media sosial mana yang dapat membantu kegiatan promosi perusahaan dan memperhatikan kembali biaya yang dikeluarkan agar operating expense tidak begitu besar. e) Wholesales-B2B Dalam aktivitas B2B, kami berusaha untuk mendapatkan deal sebanyak mungkin dengan tetap mempertimbangkan ketersediaan produk baik di retail maupun warehouse. Sedangkan, dalam melaksanakan bid, kami



menentukan harga yang tidak jauh dari COGS sekitar 1 sampai 2 saja dikarenakan tingginya persaingan antar pesaing. Namun, untuk kedepannya, kami harus lebih sering melakukan bid. f) Team Communication Dalam hal team communication, pemain dapat saling memberitahu apa yang akan dilakukan agar tidak terjadi kesalahan dalam komunikasi dan selalu berdiskusi untuk pengambilan keputusan. g) Competitor Dalam hal competitor, pemain dapat membeli marketing report secara berkala agar dapat disesuaikan kembali dengan para pesaing lainnya dan lebih mengetahui langkah apa saja yang akan diambil. h) Signal Dalam hal sinyal, pemain dapat menyiapkan beberapa jaringan internet dan tidak bergantung pada satu provider saja, untuk menghindari jaringan yang tidak stabil.



BAB IV KESIMPULAN MonsoonSIM merupakan games simulasi yang membantu para pengajar dalam memberikan materi terkait pengelolaan usaha dengan lebih menyenangkan. Dalam kegiatan yang kami lakukan, terdapat 10 KPI yang menjadi dasar penilaian, diantaranya: retail stockout, sales retail, sales revenue, wholesales (B2B), cash on hand, net profit, late shipment (B2B), market share-unit sold-retail, market share-unit sold-wholesales(B2B), dan space utilization. Kesepuluh



KPI



tersebut



merupakan prioritas kelompok kami. Namun, pada



pelaksanaannya, kami belum bisa mencapai KPI tersebut secara maksimal. Dalam pelaksanaan game, terdapat hambatan, baik hambatan secara umum maupun hambatan in-game. Masing-masing hambatan dirasakan oleh seluruh anggota kelompok. Hambatan tersebut telah kami jadikan pembelajaran untuk game selanjutnya, dan kami juga mencari dan mencoba mempraktekkan solusi dari hambatan-hambatan yang kami jumpai unuk memperbaiki kinerja kami kedepannya



LAMPIRAN A. Jobdesc 1. Roy Suzuya Melakukan warehouse serta pemberian approve warehouse dari tiap transaksi, memperhatikan bagian finance, terkadang juga melakukan perubahan harga produk dari tiap lokasi retail. 2. Alma Natasha Melakukan kegiatan business to business, deal dan bid. 3. Lydia Hutapea Melakukan pembelian semua procurement dan memperhatikan harga serta penjualan agar harga bisa disesuaikan. 4. Athaya Sekar Noviana Melakukan kegiatan pembelian retail dan pengaturan marketing dari setiap retail yang dimiliki oleh tim.



B. Screenshot KPI