Laporan MPP [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PRAKTIK KEPERAWATAN MANAJEMEN PELAYANAN PASIEN (MnPP) PASIEN PNEUMONIA CONFIRM COVID-19 DI RUANG ISOLOASI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT Dr. KARIADI SEMARANG



Disusun Oleh : NAMA



: MUH. NUR SYAMSU



NIM



: P1337420820009



PROGRAM STUDI KEPERAWATAN PROGRAM MAGISTER TERAPAN PROGRAM PASCASARJANA POLTEKKES KEMENKES SEMARANG TAHUN 2020



LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN MANAJEMEN PELAYANAN PASIEN (MnPP) PADA PASIEN PNEUMONIA TERKONFIMASI COVID-19 DI RUANG ISOLASI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT Dr. KARIADI SEMARANG DISUSUN OLEH ; Nama Mahasiswa



: MUH. NUR SYAMSU



NIM



: P1337420820009



Telah disetujui pembimbing lahan praktik dan institusi pada hari……….. tanggal……… bulan…….. tahun…….. Praktikan, MUH. NUR SYAMSU NIM.P1337420820009



Mengetahui, Pembimbing Institusi



Pembimbing Klinik/CI



…………………………..



…………………………….



NIP.



NIP.



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Coronavirus desease merupakan kelompok virus coronaviridae yang disebabkan memiliki tonjolan berbentuk karangan bunga di selubung virus (Zhou W, 2020). Jenis baru coronavirus yaitu Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus-2 (SARS-CoV-2) menyerang sistem pernafasan mengakibatkan pneumonia ini pertama kali ditemukan pada penghujung Desember 2019 dari pasar seafood Huanan di Wuhan, Provinsi Hubei China (Bogoch, et al, 2020). Badan Kesehatan Dunia kemudian menamainya Coronavirus Disease (COVID-19), dan telah menyebar ke lebih dari 200 negara, sehingga disebut pandemi. Hingga tanggal 27 Mei 2020, terdapat 174 juta kasus dan 3.74 jumlah kematian di seluruh dunia. Sementara di Indonesia sudah ditetapkan 1,86 juta kasus dengan positif COVID-19 dan 51.803 kasus kematian hingga tanggal 4 Juni 2020 (WHO, Kemenkes, 2020). Mobilitas masyarakat yang tinggi dan padat penduduk menyebabkan persebaran kasus positif COVID-19 di provinsi Indonesia tergolong cepat (Mashabi, 2020). Provinsi Jawa Tengah merupakan salah satu provinsi dengan kasus positif terbanyak yakni 11.165 kasus dengan jumlah kematian 13.437 kasus berdasarkan data Dinas Kesehatan setempat hingga tanggal 8 Juni 2021. Adanya penularan virus melalui transmisi lokal ini mengakibatkan jumlah kasus positif COVID 19 di Kabupaten Semarang. Hal ini meningkatkan kewaspadaan untuk tiap kecamatan maupun desa untuk melakukan antisipasi. Kabupaten Semarang memiliki aksesibilitas baik, mudah dijangkau dan terhubung dengan daerah-daerah lain di sekitarnya oleh jalur transportasi jalan raya. Kemudahan akses ini meningkatkan resiko warga terpaparnya COVID-19 melalui kontak langsung atau melalui percikan (droplet) batuk maupun bersin pasien yang memiliki gejala maupun pasien tak bergejala (Rothe, et al, 2020). Jumlah lansia yang memiliki penyakit penyerta (hipertensi dan diabetes mellitus) dan laki-laki yang merupakan perokok aktif di Semarang termasuk tinggi sehingga rentan terinfeksi COVID-19. Oleh karena itu, harus dilakukan upaya pencegahan yakni pemutusan rantai



penularan dengan isolasi, deteksi dini, dan melakukan proteksi dasar (Kemenkes, 2020). Proteksi dasar yang dimaksud terdiri dari cuci tangan secara rutin dengan alkohol atau sabun dan air, menjaga jarak dengan seseorang yang memiliki gejala batuk atau bersin, dan berhenti merokok, serta



konsumsi



suplemen



yang



mengandung



vitamin



ataupun



zat



immunomodulator. MPP (Manajemen Pelayanan Pasien) merupakan bidang yang dapat menggabungkan beberapa karakteristik seperti koordinator, manajer finansial, problem solver, fasilitator, konselor, manajer perencanaan, edukator, dan advokasi. MPP kombinasi beberapa aktivitas yang dibentuk untuk mendukung tujuan dan sasaran program asuhan pasien dan penerapan dari prinsip yg mengarah ke segi praktis dari program tersebut. Pada kasus pasien COVID-19 ini, pasien harus dikonsulkan ke bidang manajemen pelayanan pasien. Selanjutkan MPP dapat melakukan skrining, penentuan masalah dan intervensi. Lalu MPP akan melakukan koordinasi lintas profesi untuk menangani masalah pasien kelolaan. Sehingga perjalanan pasien di RS mulai dari admisi, keluar pulang atau pindah, yang melibatkan berbagai unit kerja dapat berjalan dengan baik. B. Tujuan 1. Tujuan Umum Mengetahui peran dan fungsi MPP terhadap kasus kelolaan pasien dengan COVID-19 2. Tujuan Khusus a. Mengetahui proses skrining, penentuan masalah dan penentuan intervensi terhadap pasien kelolaan dengan form A pada kasus COVID-19. b. Mengetahui proses perkembangan kasus kelolaan dengan catatan perkembangan form B COVID-19. c. Mengetahui proses koordinasi lintas unit kerja untuk menyelesaikan masalah pasien kelolaan COVID-19.



BAB II MANAJEMEN PELAYANAN PASIEN A. Identitas Pasien Nama inisial : Tn. B Umur : 21 tahun Alamat : Semarang Agama : Islam Pekerjaan : Mahasiswa Tanggal masuk RS : 25 Mei 2021 Nomor Rekam Medis : C752XXX Diagnosa Medis : Pneumonia Terkonfirmasi Covid Bangsal : Rajawali 6B (Ruang Isolasi) B. Identifikasi, Seleksi/Skrining Pasien Untuk Manajemen Pelayanan Pasien Usia : 21 tahun Diagnosa medis : Pneumonia Terkonfirmasi Covid Status fungsional ADL : Mandiri sedang Riwayat penggunaan alat bantu : pasien tidak pernah menggunakan alat bantu sebelumnya Riwayat status mental : tidak ada riwayat gangguan mental Readmisi rumah sakit : pasien belum pernah masuk rawat inap Pembiayaan komplek : Jaminan Covid-19 Lama rawat : 9 hari Kontinuitas pelayanan : pasien melakukan isolasi mandiri C. Asesmen Untuk Manajemen Pelayanan Pasien a. Fisik, fungsional, kognitif, kekuatan-kemampuan, kemandirian : Pasien mampu beraktifitas dibantu oleh perawat (mandiri sedang). b. Riwayat kesehatan, riwayat kesehatan dahulu, riwayat keseahatan sekarang : KU lemah, keluhan batuk dan sesak, CM c. Perilaku PSDK : Pasien tidak ada masalah psikologi, sosial dan kultural. d. Kesehatan mental : Pasien bersemangat menghadapi sakitnya dan berharap segera sembuh



e. Dukungan keluarga : Keluarga pasien mendukung program pengobatan dari RS dan mendukung pasien, agar lekas sembuh. Keluarga menganjurkan agar pasien isolasi mandiri di rumah singgah f. Finansial : Pasien memiliki status finansial cukup g. Status asuransi : Pasien menggunakan asuransi jaminan Covid-19 dari Kemenkes h. Riwayat penggunaan obat alternatif : Pasien mengatakan tidak menggunakan pengobatan alternatif selama sakit. i. Riwayat trauma kekerasan : Pasien mengatakan tidak mengalami trauma kekerasan. j. Pemahaman tentang kesehatan (health literacy) : Pasien sudah sedikit mengetahui tentang penyakitnya. Pasien mengatakan selama ini kurang mematuhi protokol kesehatan k. Harapan hasil asuhan : Pasien berharap segera sembuh dan hasil swab NEGATIF l. Aspek legal : Pasien tidak memiliki masalah yang berhubungan dengan penyalahan prosedur. Pasien mengatakan menyetujui tindakan yang diberikan tim kesehatan dengan melalukan inform concent. D. Identifikasi Masalah Dan Kesempatan Pasien belum memahami tentang penyakit yang dideritanya. Pasien mendapat dukungan keluarga. Akan tetapi pasien butuh dukungan untuk beristirahat dan isolasi mandiri. Keluarga menganjurkan agar pasien isolasi mandiri di rumah singgah dulu. E. Perencanaan Manajemen Pelayanan Pasien Discharge planning :  Edukasi tentang isolasi mandiri  Edukasi tentang Protokol Covid-19 6M : Memakai masker, Mencuci tangan, Menjaga jarak, Menghindari kerumunan, Menghindari makan bersama, Menghindari bepergian atau mobilisasi F. Catatan Implementasi Keterangan : 1. Pelaksanaan perencanaan MPP 2. Monitoring



3. Fasilitasi : Edukasi tentang program pengobatan, edukasi tentang isolasi mandiri, edukasi protokol kesehatan 4. Kolaborasi : koordinasi dengan Satgas Covid-19 RSDK, koordinasi dengan PPA RSDK, Koordinasi dengan DKK 5. Advokasi, perlu mempertimbangkan sistem nilai pasien, kemampuan finansial termasuk atas jaminan pembiayaan, pilihan, serta kebutuhan pelayanan kesehatannya 6. Terminasi MPP, pelayanan pasien catatan kepuasan pasien atau keluarga dengan MPP



Nama



: Tn B



EVALUASI AWAL MANAJEMEN PELAYANAN PASIEN



No RM : C752XXX Umur : 21 Tahun Jenis Kelamin: Laki-laki No Register : Tgl Masuk : 25 Mei 2021 Nama DPJP : dr. F Nama PPJP : Perawat S FORM-A



Ruang : Rajawali 6B Kelas : 3



A. Identifikasi/Skrinning □ Usia □ Pasien dengan resiko tinggi □ Potensi complain tinggi



□ Sering masuk IGD, readmisi rumah sakit □ Perkiraan asuhan dengan biaya tinggi □ Kemungkinan sistem pembiayaan yang kompleks, adanya



□ Kasus dengan penyakit kronis, katastropik, terminal □ Status fungsional rendah, kebutuhan ADL (Activity



masalah finansial □ Kasus yang melebihi rata-rata lama rawat □ Kasus yang diidentifikasi rencana pemulangannya



Daily Living) yang tinggi □ Pasien dengan riwayat penggunaan peralatan medis



penting/beresiko atau yang membutuhkan kontinuitas pelayanan



di masa lalu □ Riwayat gangguan mental, upaya bunuh diri , krisis keluarga, isu sosial seperti terlantar, tinggal sendiri, narkoba B. Asesmen Manajemen Pelayanan Pasien Fisik, fungsional, kognitif, kekuatan/kemampuan,



 Riwayat trauma, kekerasn



kemandirian Riwayat Kesehatan Perilaku psiko-spiritual-sosio-kultural



 Pemahaman tentang kesehatan (health literacy)  Harapan terhadap hasil asuhan, kemampuan untuk menerima



Kesehatan mental dan kognitif  Lingkungan dan tempat tinggal  Tersedianya dukungan keluara, kemampuan meraat



perubahan  Discharge plan  Perencanaan lanjutan……........................................  Aspek legal…………………………………………………………..



dari pemberi asuhan  Finansial



Kebutuhan manajemen pelayanan pasien lainnya ……………………………………………………………………………..



 Status asuransi  Riwayat penggunaan obat alternatif C. Identifikasi Masalah dan Kesempatan □ Tngkat asuhan yang tidak sesuai panduan, norma



□ Penurunan determinasi pasien (ketika tingkat



yang digunakan



keparahan/komplikasi meningkat)………………………….



…………………………………………………… □ Over/under utilitation pelayanan dengan dasar



□ Kendala keuangan ketika keparahan atau komplikasi



panduan norma yang



meningkat………………………………………………



digunakan………………………………. □ Ketidakpatuhan



□ Pemulangan / rujukan yang belum memenuhi kriteria atau yang



pasien…………………………………………… □ Edukasi kurang memadai, pemahaman belum



ditunda……………………………………….  Kebutuhan lainnya : Kontiniutas Pelayanan



memadai tentang proses penyakit………………………… □ Daftar obat………………………………………………………… … □ Kurangnya dukungan keluarga ………………………………. D. Perencanaan Manajemen Pelayanan Pasien



1. Koordinasi dengan Satgas Covid-19 2. Koordinasi dengan PPA 3. Koordinasi dengan DKK



5. Edukasi Isolasi Mandiri 6. Edukasi Protokol Kesehatan



Tanggal,…………………., Jam …………. Tanda tangan dan nama MPP



(Muh. Nur Syamsu)



CATATAN IMPLEMENTASI MANAJEMEN KEPERAWATAN



Nama



: Tn. B



No RM



: C752XXX



Umur



: 21 Tahun



Jenis Kelamin: Laki-laki No Register : Tgl Masuk



Ruang : Rajawali 6B Kelas : 3



: 25 Mei 2021



Nama DPJP : dr. F Nama PPJP : Perawat S



Tangga/ja m 03/06/2021 09.00 WIB



FORM-B Catatan Implementasi Manajer Pelayanan Pasien



Nama dan Tanda Tangan



 Koordinasi dengan PPJA terkait edukasi protocol Covid-19 3M : Memakai Masker, Mencuci Tangan, Menjaga Jarak  Koordinasi dengan PPJA terkait edukasi isolasi mandiri, keluarga meyiapkan ruang terpisah untuk pasien  Koordinasi dengan TIM Satgas Covid-19 RSDK terkait pemulangan pasien



 Koordinasi dengan Yankes RSDK  Koordinasi dengan DKK mandiri di rumah singgah



BAB III PEMBAHASAN A. Pembahasan sesuai tujuan MPP (Manajemen Pelayanan Pasien) merupakan bidang yang dapat menggabungkan beberapa karakteristik seperti koordinator, manajer finansial, problem solver, fasilitator, konselor, manajer perencanaan, edukator, dan advokasi. MPP kombinasi beberapa aktivitas yang dibentuk untuk mendukung tujuan dan sasaran program asuhan pasien dan penerapan dari prinsip yg mengarah ke segi praktis dari program tersebut. MPP telah melakukan skrining yang hasilnya adalah pasien berusia 21 tahun memiliki diagnose medis Pneumonia terkonfirmasi Covid-19 setelah dilakukan SWAB PCR 2 kali dan dinyatakan positif, pasien memiliki status ADL mandiri sedang, pasien dianjurkan untuk pulang dan melakukan isolali mandiri. Selanjutnya MPP melakukan identifikasi masalah dan menentukan intervensi tindaklanjut. Maka MPP melakukan koordinasi kepada beberapa pihak terkait yaitu, melakukan koordinasi dengan Satgas Covid-19 RSDK, melakukan koordinasi dengan PPA RSDK, melakukan koordinasi dengan Dinas Kesehatan Terkait, selanjutnya MPP akan melakukan terminasi.



B. Pembahasan reflective practive : masalah yang perlu solusi No Waktu Rencana Kegiatan 1. Koordinasi



Kegiatan



Respon



Pasien 1. Berkoordinasi Klien siap



Reflective Practive Koordinasi



dengan



dengan



menjalani



dengan



Satgas



Satgas Cov-



isolasi



beberapa



Cov-19



19 RSDK



mandiri,



pihak



RSDK 2. Koordinasi dengan PPA RSDK 3. Koordinasi dengan DKK 4. Koordinasi dengan PPJA terkait



2. Berkoordinasi keluarg merupakan dengan PPA mendukung salah satu RSDK isolasi fungsi MPP 3. Berkoordinasi dengan DKK 4. Berkoordinasi dengan PPJA terkait edukasi isolali mandiri dan protokol Cov-19



mandiri



untuk pemecahan masalah yang ada pada pasien, pasien dengan Cov19 harus dikonsulkan



edukasi



dengan MPP



isolali



untuk



mandiri



memecahkan



dan



masalah



protocol



yang ada



covid-19



C. Rekomendasi MPP Pada saat pelaksanaan MPP kemarin mahasiswa menemukan hal-hal yang perlu direkomendasikan untuk inovasi, salah satunya adalah ketika MPP melakukan pengkajian pada pasien isolasi Covid-19, MPP tidak dapat masuk keruang isolasi untuk mengkaji langsung keadaan pasien terbaru. Oleh



karena itu direkomendasikan untuk program inovasi yaitu video call dengan pasien, sehingga MPP tetap dapat mengkaji pasien dan melihat keadaan pasien melalui video call tersebut. Komunikasi yang baik dan informasi terkini untuk memungkinkan pekerja merasa telah diberikan informasi dan memberi mereka rasa dapat mengendalikan diri. Tempat bagi pekerja untuk mengungkapkan persoalan dan mengajukan pertanyaan tentang risiko kesehatan bagi diri mereka sendiri dan rekan kerja. Sesi multi-disiplin untuk mengidentifikasi masalah, termasuk seputar kesejahteraan pekerja dan bagaimana bekerja bersama terkait strategi untuk menyelesaikan masalah. Meninjau budaya organisasi dan kepekaan terhadap orang lain, mengingat keluarga dari pekerja lokal dapat terdampak oleh wabah. Higienitas sebagai contoh, Menyediakan desinfektan untuk tangan termasuk penyanitasi tangan dan tempat-tempat yang mudah diakses untuk mencuci tangan dengan sabun dan air; mempromosikan budaya mencuci tangan; mempromosikan higienitas pernapasan yang baik di tempat kerja (misalnya menutup mulut dan hidung dengan siku yang menekuk atau dengan tisu saat batuk atau bersin). Kebersihan. Misalnya: Mempromosikan budaya untuk membersihkan permukaan meja dan tempat kerja secara teratur, gagang pintu, telepon, papan tombol dan benda kerja dengan disinfektan dan harus secara rutin memberikan disinfektan untuk area umum seperti kamar kecil. Pelatihan dan Komunikasi. Misalnya: Melatih manajemen, pekerja dan perwakilan mereka tentang langkah-langkah yang dapat diadopsi untuk mencegah risiko pajanan terhadap virus dan tentang bagaimana bertindak dalam kasus infeksi COVID-19; pelatihan tentang penggunaan, pemeliharaan, dan pembuangan alat pelindung diri yang benar; memelihara komunikasi yang teratur dengan pekerja untuk memberikan informasi terkini terkait situasi di tempat kerja, wilayah atau negara; menginformasikan pekerja tentang hak mereka untuk menyingkir dari situasi kerja yang menimbulkan bahaya serius bagi kehidupan atau kesehatan, sesuai dengan prosedur yang ditetapkan dan segera memberi tahu atasan langsung terkait situasi tersebut. D. Discharge Planning Terintegrasi 1. Koordinasi dengan PPJA terkait edukasi protocol Covid-19 3M : Memakai Masker, Mencuci Tangan, Menjaga Jarak



2. Koordinasi dengan PPJA terkait edukasi isolasi mandiri, keluarga meyiapkan ruang terpisah untuk pasien 3. Koordinasi dengan TIM Satgas Covid-19 RSDK terkait pemulangan pasien 4. Koordinasi dengan PPA 5. Koordinasi dengan DKK



BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Manajemen Pelayanan Pasien menurut KARS merupakan suatu proses kolaboratif untuk skrining, asesmen, perencanaan, fasilitas, koordinasi pelayanan, evaluasi dan advokasi untuk opsi dan pelayananan bagi pemenuhan kebutuhan komprehensif pasien dan keluarganya melalui komunikasi dan sumber daya yang tersedia sehingga memberi hasil asuhan pasien yang bermutu dengan biaya efektif. Berdasarkan studi pelayanan di RSUP Dr. Kariadi ditemukan salah satu pasien kelolaan MPP yang memenuhi kriteria skrining meliputi kasus yang diidentifikasi rencana pemulangannya penting/beresiko atau yang membutuhkan kontinuitas pelayanan. Dari hasil skrining tersebut, MPP melakukan



assessment



meliputi



fisik,



fungsional,



kognitif,



kekuatan-



kemampuan, kemandirian, riwayat kesehatan, perilaku psio sosio cultural, kesehatan mental, dukungan keluarga, financial, status ekonomi, status asuransi, riwayat penggunaan obat alternative, riwayat trauma kekerasan, pemahaman tentang kesehatan, harapan terhadap hasil asuhan, kemampuan menerima perubahan, serta aspek legal. Selanjutnya dalam identifikasi masalah ditemukan masalah pasien dengan kasus Covid-19 dan memerlukan rumah singgah untuk isolasi mandiri sehingga MPP merencanakan dan



melakukan



implementasi



pelayanan



yang



terdiri



dari



perencanaan,



monitoring, fasilitasi, koordinasi, komunikasi, kolaborasi, advokasi, hasil pelayanan, hingga terminasi MPP. Terminasi MPP dilakukaan saat pasien telah mendapatkan fasilitas rumah singgah untuk isolasi mandiri. B. Saran Banyak pasien Covid-19 yang mengalami masalah psikologis, masih adanya stigma-stigma negatif yang didapatkan sehingga pasien mengalami masalah psikologis dan harus ditindaklanjuti. Oleh karena itu diharapkan MPP juga berkoordinasi dengan ahli psikologis untuk menangani masalah pasien.



DAFTAR PUSTAKA Goldschmidt, K., & Msn, P. D. (2020). The COVID-19 pandemic : Technology use to support the wellbeing of children. Journal of Pediatric Nursing, xxxx, 3–5. https://doi.org/10.1016/j.pedn.2020.04.013 Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Indonesia. (2020). Data COVID19 Global dan Indonesia. https://covid19.go.id/ Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19. (2020). Anjuran Menghindari Wabah dan Tidak Menyebarkannya. Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19



[Brosur].



https://COVID19.go.id/edukasi/masyarakat-



umum/anjuran-menghindari-wabah-dan-tidak-



menyebarkannya-telah-



menjadi-salah-satu- sabda-rasulullah-saw. Mashabi, S. (2020, Maret 20). Istana: Banyak Anak Muda Anggap Remeh Virus Corona.



Kompas.com.



https://nasional.kompas.com/read/2020/03/23/1



1104741/istana-banyak-anak-muda-anggapremeh-virus-corona. Sutoto. (2017). Buku Panduan Praktik Manajer Pelayanan Pasien-MPP (Case Manager). Jakarta : Komite Akredetasi Rumah Sakit Zhu, X., & Liu, J. (2020). Education in and After Covid-19 : Immediate Responses and LongTerm Visions.