Laporan Observasi Kota Baru Parahyangan [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN OBSERVASI KOTA BARU PARAHYANGAN Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Utilitas Lingkungan Dosen : Dra. Rr. Tjahyani B, MT.



Disusun Oleh : Dyka Rahmadhina (1701663) Ilma Nurfadlilawati (1702142) Mutiara Adila (1701123) Verrentia Indhira S (1706262)



PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN TEKNIK ARSITEKTUR FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG 2019



KATA PENGANTAR Pertama dan yang utama, penulis memanjatkan puji dan sykur kepada Yang Maha Kuasa. Karena berkat rahmat dan karunia-Nyalah penulis dapat menyelesaikan laporan Observasi ini sesuai waktu yang telah di tentukan. Laporan ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu tugas Mata Pelajaran Utilitas Lingkungan. Observasi ini dilaksanakan pada tanggal 4 April 2019. Observasi ini dilakukan di Kota Baru Parahyangan yang beralamat di



Padalarang,



wilayah Bandung Barat, tepatnya berlokasi di jalan Padalarang 427, Bandung Jawa Barat. Tiada gading yang tak retak. Dari peribahasa itu, penulis menyadari laporan ini bukanlah karya yang sempurna karena memiliki banyak kekurangan, baik dalam hal isi maupun sistematika dan teknik penulisan. Oleh sebab itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang menbangun demi kesempurnaan laporan ini. Akhir kata, semoga laporan ini bisa memberikan manfaat bagi penulis dan pembaca.



Bandung, 11 April 2019



Tim Penulis



i



DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR .......................................................................................... i DAFTAR ISI ......................................................................................................... ii BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1 A. Latar Belakang .......................................................................................... 1 B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 1 C. Tujuan ....................................................................................................... 2 D. Manfaat ..................................................................................................... 2 BAB II PELAKSANAAN OBSERVASI ............................................................. 3 A. Lokasi dan Waktu Observasi .................................................................... 3 B. Subyek Observasi ...................................................................................... 3 C. Variabel Observasi .................................................................................... 3 D. Teknik Pengumpulan ................................................................................ 3 BAB III HASIL OBSERVASI.............................................................................. 4 A. Sejarah Singkat Kota Baru Parahyangan .................................................. 4 B. Sistem Pengolahan Sampah ...................................................................... 4 C. Sistem Pengelolaan Air Bersih.................................................................. 8 D. Sistem Pengelolaan Air Kotor ................................................................... 10 E. Sistem Jaringan Listrik.............................................................................. 11 BAB IV PENUTUP .............................................................................................. 12 A. Kesimpulan ............................................................................................... 12 B. Saran .......................................................................................................... 12



ii



BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Permasalahan lingkungan yang semakin kompleks, mendorong masyarakat untuk memikirkan solusi agar kondisi lingkungan di masa depan tidak semakin memburuk. Salah satu solusi dari permasalahan lingkungan tersebut adalah membuat konsep pembangunan berkelanjutan. Konsep pembangunan



berkelanjutan



ini



dilakukan



dengan



memperhatikan



keseimbangan aspek ekonomi, social dan lingkungan. Untuk menjaga keseimbangan lingkungan, suatu kawasan hunian perlu memperhatikan sarana dan prasarana lingkungan yang biasa disebut sebagai utilitas lingkungan. Utilitas lingkungan merupakan segala kelengkapan fisik yang berada pada area perumahan yang berfungsi untuk menunjang pelaksanaan kegiatan perumahan yang memadai. Salah satu kawasan hunian yang memperhatikan utilitas lingkungan adalah Kota Baru Parahyangan. Oleh karena itu, kunjungan lapangan ke Kota Baru Parahayangan dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui serta menambah wawasan terkait sistem utilitas lingkungan di kawasan tersebut. Kota Baru Parahyangan merupakan kota mandiri yang berada di kawasan Bandung Barat. Kota Baru Parahyangan memiliki suatu program berkelanjutan yang biasa disebut Hayu Hejo. Melalui gerakan Hayu Hejo, Kota Baru Parahyangan membangun bidang sosial, ekonomi, dan lingkungan secara seimbang, terpadu dan berkesinambungan. Program Hayu Hejo yang berkaitan dengan utilitas lingkungan diantara nya adalah pengelolaan sampah, pengelolaan air bersih, pengelolaan air kotor serta system jaringan listrik.



B. RUMUSAN MASALAH Dari penjelasan latar belakangan, dapat diambil beberapa rumusan masalah yang terkait dengan utiitas lingkungan di Kota Baru Parahyangan.



1



1. Bagaimana sistem pengolahan sampah di Kota Baru Parahyangan? 2. Bagaimana sistem pengelolaan air bersih di Kota Baru Parahyangan? 3. Bagaimana sistem pengelolaan air kotor di Kota Baru Parahyangan? 4. Bagaimana sistem jaringan listrik di Kota Baru Parahyangan?



C. TUJUAN Tujuan observasi ke Kota Baru Parahyangan adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Utilitas Lingkungan yang diampu oleh ibu Dra. Rr. Tjahyani B, MT. Selain itu, tujuannya lainnya adalah untuk mengetahui bagaimana system utilitas lingkungan di kawasan Kota Baru Parahyangan yang berkaitan dengan : 1. Sistem pengolahan sampah 2. Sistem pengelolaan air bersih 3. Sistem pengelolaan air kotor 4. Sistem jaringan listrik



D. MANFAAT OBSERVASI a. Bagi Mahasiswa 1. Mahasiswa dapat mengetahui serta menambah wawasan terkait sistem utilitas lingkungan yang berada di Kota Baru Parahyangan. 2. Mahasiswa mendapatkan inspirasi berbagai desain rumah yang ada di Kota Baru Parahyangan. b. Bagi Penulis Lain Laporan ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi untuk penulis lainnya, untuk menciptakan tulisan bermanfaat khususnya di bidang Arsitektur.



2



BAB II PELAKSANAAN OBSERVASI A. LOKASI DAN WAKTU OBSERVASI 1. Lokasi Observasi Dalam Observasi ini, kami mengambil tempat Kota Baru Parahyangan yang beralamat di Padalarang, wilayah Bandung Barat, tepatnya berlokasi di jalan Padalarang 427, Bandung Jawa Barat. 2. Waktu Observasi Penulis telah melakukan observasi pada hari Kamis tanggal 4 April 2019.



B. SUBYEK OBSERVASI Subyek observasi yang penulis pilih untuk narasumber obsevasi yaitu pengelola dari pihak Kota Baru Parahyangan pada bagian sampah, air bersih, air kotor, dan listrik.



C. VARIABEL OBSERVASI Variable observasi yang menjadi titik tolak penulis adalah pengelolaan sampah, pengelolaan air bersih, pengeolaan air kotor, dan jaringan listrik.



D. TEKNIK PENGUMPULAN Instrument pengumpulan data mengenai Utilitas Lingkungan ini dengan cara mengunjungi secara langsung ke objek penelitian kemudian dijelaskan oleh pihak pengelola.



3



BAB III HASIL OBSERVASI A. SEJARAH SINGKAT KOTA BARU PARAHYANGAN Kota



Baru



Parahyangan adalah



suatu kota yang



dikembangkan



oleh



PT. Lyman Property (Lyman Group). Kota ini terbentuk pada tahun 2002. Terletak di Padalarang, Kabupaten Bandung Barat. Kota Baru Parahyangan, sebagai kota satelit, mempunyai keunikan desain yang berbeda dengan Kota baru lainnya,



yaitu



dengan



menghadirkan



visi



dan



spirit



sebagai



KOTA



PENDIDIKAN, yang akan memberikan kontribusi kepada seluruh penghuni dan masyarakat Bandung. Spirit pendidikan ini akan disebar pada keseluruhan proyek, baik secara masterplan maupun segmental, yang juga menempatkan institusi



formal



seperti sekolah dan universitas maupun



informal,



dengan



menghadirkan taman-taman bertema, pusat ilmu pengetahuan & teknologi. Pembangunan Kota Mandiri akan mengakomodasikan beberapa fungsi yang berkaitan satu dengan yang lainnya, seperti hunian yang terdiri dari perumahan berkepadatan rendah, menengah dan tinggi, condominium, apartemen, town house yang dilengkapi dengan fasilitas kota bisnis sepertiOffice Parks, Open Mall, hotel, ritel, dsb. Dan rekreasi seperti arena rekreasi air, jogging track, 18 holes golf course, hotel resort, pasar seni, dan sarana pendidikan yang akan tersedia dari grup bermain anak-anak (play group) hingga universitas. B. SISTEM PENGOLAHAN SAMPAH Upaya pihak Kota Baru Parahyangan dalam mengelola sanitasi menjamin proses yang memenuhi persyaratan kesehatan antara lain ; 1. Pengangkutan sampah Sampah rumah tangga dan sampah lansekap secara berskala diangkut untuk nantinya dikumpulkan untuk diolah kembali. Pengangkutan ini yang dilakukan setiap dua hari sekali 2. Pembuatan kompos



4



Pembuatan kompos ini dilakukan dengan mengumpulkan sampah hijau yang ada di Kota Baru Parahyangan. Hal tersebut dilakukan oleh pihak Kota Baru Parahyangan sendiri. Dengan begitu dapat mengurangi jumlah sampah yang harus dibawa ke keluar Kota Baru Parahyangan ke TPA Sarimukti. Pengelolaan kompos dilakukan dengan metode aerobic, yaitu pengomposan tanpa ditutupi plastic.



PROSES KOMPOSING SANITASI - TOWN MANAGEMENT KOTA BARU PARAHYANGAN



Proses



Pengangkutan sampah



Gambar / Foto



Keterangan



Sampah diangkut dari setiap cluster hunia dan taman.



Sampah dipilih menjadi 3 bagian, yaitu : Pemilahan sampah



1. Bahan bakar kompos 2. Kayu bakar 3. Residu (dibuang ke TPA)



5



Pencacahan bahan baku Pencacahan (Bahan baku kompos)



kompos dilakukan untuk menyeragamkan ukuran sampah agar mudah diuraikan oleh bakteri



Sampah yang sudah dicacah, dicampur Pembuatan pile



dengan larutan microba pengurai samah organic. Pematangan kompos ditandai adanya



Fermentasi/ pematangan kompos



perubahan warna sampah menjadi coklat kehitaman. Fermentasi ini membutuhkan waktu selama satu sampai tiga bulan. Kompos yang sudah melalui proses pematangan kemudian



Penggilingan ulang



digiling ulang oleh mesin pencacah agar ukuran kompos lebih kecil lagi.



6



Pengayakan dilakukan untuk memperoleh ukuran partikel kompos yang sesuai dengan Pengayakan



kebutuhan. Pengayakan juga bertujuan untuk memisahkan bahanbahan yang lolos dari proses pengomposan.



Vermicomposting merupakan proses lanjutan kompos. Pada proses ini kompos difermentasi kembali Vermicomposting



menggunakan cacing dan kotoran sapi. Lamanya proses fermentasi dilakukan selama kurang lebih dua minggu.



7



Pupuk kompos yang sudah dibuat dapat Aplikasi lapangan



diaplikasikan ke lapangan sesuai kebutuhan.



C. SISTEM PENGELOLAAN AIR BERSIH



Sepanjang jalan yang ada di kota baru ini dibawahnya terdapat saluran-saluran berupa pipa-pipa distribusi, pipa-pipa



tersebut dihubungkan langsung dengan



pipa-pipa yang ada dirumah penduduk. Persebaran pipa-pipa tersebut tersusun dengan mengikuti pola jaringan jalan. Kebutuhan air bersih/minum dihitung berdasarkan kebutuhan air penduduk yang terdiri dari kebutuhan rumah tangga, perdagangan dan jasa komersial, serta kebutuhan untuk fasilitas. Penyediaan air bersih yang bersumber dari mata air, air tanah, sungai, dan danau yang menggunakan sumur. Sistem jaringan penyediaan air bersih juga masih terkoneksi dengan PDAM Kota Padalarang walaupun tidak sepenuhnya bergantung pada PDAM Kota Padalarang. Setiap cluster di Kota Baru Parahyangan ini memiliki jaringan air bersih tersendiri dari rumah pompa tersendiri. Air berasal dari sumur dalam dengan kedalaman mencapai 150 m di bawah permukaan tanah dan menggunakan summersible pump. Selanjutnya terjadi proses pemulihan air dari besi dan mangan



8



menggunakan oksidator dalam reaction tank. Kemudian dialirkan ke media filtrasi untuk menyerap besi dan mangan yang tersisa, lalu bau dan warna yang diserap di tangki karbon aktif, lalu air ditampung di bak resevoir yang kemudian akan disalurkan ke jaringan rumah tangga menggunakan distribution pump. Jenis pemeliharaan pada pengolahan air bersih antara lain: -



Pencucian media filtrasi yang dilakukan 2 hari sekali



-



Flushing pada jaringan distribusi yang dilakukan sebulan sekali



-



Pemeliharaan mesin secara rutin oleh teknisi yang ada di setiap rumah pompa



Pompa Distribusi



Resevoir



9



D. SISTEM PENGELOLAAN AIR KOTOR Pengolahan air limbah di kawasan Kota Baru Parahyangan menggunakan sistem komunal. Sistem Pengolahan air limbah komunal merupakan sistem pengolahan air limbah yang dilakukan secara terpusat. Setiap rumah memiliki jaringan pipa air limbah yang terhubung ke area khusus pengolahan air limbah. Terdapat gorong-gorong yang berfungsi sebagai tempat jalur pipa air limbah. Air limbah yang telah diolah tidak bisa dikonsumsi sebagai air minum, namun bisa dimanfaatkan kembali untuk menyiram tanaman. Berikut ini merupakan proses pengolahan air limbah : 1. Air limbah yang berasal dari rumah penghuni dialirkan melalui pipa air limbah ke area khusus pengolahan air limbah. Air limbah tersebut ditampung di Bak Sadak. 2. Air limbah yang masuk ke bak sadak akan mengalami proses pemisahan padatan. Air yang sudah terpisah dari padatan, langsung dialirkan ke bak penguraian A. 3. Di dalam bak penguraian A, air di uraikan oleh bakteri aerob. Pengolahan ini disebut sebagai pengolahan biofilter aerob. Pengolahan biofilter aerob, dilakukan dengan cara mengembangbiakkan bakteri aerob. Ketika proses perkembangbiakan, bakteri aerob membutuhkan udara, oleh karena itu setiap 2 jam sekali pompa bubble akan mengalirkan udara ke bak penguraian A. Pada proses biofilter, bakteri aerob berperan sebagai penurun kadar minyak dan lemak pada air limbah. Setelah melaalui proses biofilter aerob, selanjutnya air limbah dialirkan ke bak penguraian B. 4. Di dalam bak penguraian B, air limbah di urakan kembali oleh bakteri anaerob. Pada proses ini tidak boleh ada udara yang masuk ke dalam bak, karena dapat menyebabkan bakteri anaerob mati. Proses pengolahan dengan bakteri anaerob lebih cepat dan efektif, serta menghasilakn lumpur yang lebih sedikit, namun membutuhkan biaya yang tinggi.



10



5. Selanjutnya air limbah melalui proses filtrasi menggunakan karbon aktif. Karbon aktif dapat membersihkan air yang terkontaminasi zat mineral, zat organik dan garam. 6. Air limbah yang telah beraih dapat langsung dimanfaatkan untuk meenyiram tanaman, sedangkan air limbah yang masih terkontaminasi akan dikembalikan lagi ke proses awal untuk diolah kembali sampai air benar-benar bersih.



E. SISTEM JARINGAN LISTRIK



Jaringan listrik yang ada di kota baru ini didistribusikan di bawah tanah, hal tersebut agar menambah nilai ke estetikaan, kenyamanan, dan keamanan kabel. Terdapat 3 saluran listrik yaitu saluran telpon, PJU, dan Listrik untuk rumahrumah. Tiang PJU yang ada di Kota Baru berjarak



sejauh 45 meter, lampu



tersebut telah menggunakan lampu LED. Selain itu terdapat jaringan listrik untuk setiap rumah, jaringan tersebut bersebelahan dengan gorong-gorong / saluran air. Jaringan listrik ini berasal dari gardu yang terbuat dari beton, gardu ini berada ditengah tatar. Di dalam gardu ini terdapat komponen-komponen instalasi listrik. Di dalam nya terdapat tiga panel utama, dimana panel yang paling kiri berfungsi untuk menerima langsung dari PLN, kemudian panel yang di tengah berfungi untuk menyalurkan listrik ke tatar, sedangkan panel yang kanan berfungsi untuk distribusi trafo yang berada di tatar. Kapasistas trafo ini sebesar 400-600 KVA. Selain itu terdapat perawatan oleh pihak PLN sendiri, perawatan tersebut dilakukan setiap 6 bulan sekali, hal ini dilakukan agar tidak ada kerusakan yang



11



disebabkan oleh kelembapan, selain itu kadang ditemukan binatang yang ada di dalam gardu seperti ular, kodok, atau hewan melata lainnya sehingga menganggu isolasi yang ada. Di dalam gardu juga terdapat Rak TR yang berfungsi untuk menyalurkan ke setiap rumah melalui kabel-kabel bawah tanah yang menuju panel-panel yang ada di tatar. Terdapat sembilan jalur di dalam tatar tersebut, satu jalur terdapat 9 rumah.



Penerangan jalan umum



Panel



12



BAB IV PENUTUP A. KESIMPULAN Kota Baru Parahyangan merupakan sebuah permukiman yang menerapkan konsep pengembangan berkelajutan. Pembangunan kota dilakukan dengan memperhatikan keseimbangan aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan. Pola pembangunan menyeluruh ini dilakukan secara berkenjutan. Hal tersebut menjadikan Kota ini menjadi kota mandiri yang memiliki sistem pengolahan sampah, sistem pengelolaan air bersih, sistem pengelolaan air kotor dan sistem jaringan listrik yang sesuai dengan standar utilitas lingkungan. Hasil observasi dapat disimpulkan sebagai berikut. 1. Dalam sistem pengolahan sampah, sampah hijau akan diolah kembali menjadi kompos dengan metode aerobic yang akan mengurangi jumlah sampah yang akan dibuang ke TPA. Hal ini juga dilakukan untuk mengolah kembali sampah yang sudah tidak berguna sehingga dapat bermanfaat kembali. 2. Sistem pengolelolaan air bersih di Kota Baru Parahyangan berasal dari mata air, air tanah, sungai, dan danau yang menggunakan sumur. Setiap cluster mempunyai sistem air bersih masing-masing yang ditampung di bak resevoir terlebih dahulu kemudian akan disalurkan ke jaringan rumah tangga menggunakan distribution pump. 3. Pengolahan air kotor di kawasan Kota Baru Parahyangan menggunakan sistem komunal. Setiap rumah memiliki jaringan pipa air limbah yang terhubung ke area khusus pengolahan air limbah. 4. Sistem Jaringan listrik yang ada di kota baru ini didistribusikan di bawah tanah. Setiap cluster mempunyai gardu masing-masing. Setiap sistem utilitas lingkungan yang ada di Kota Baru Parahyangan mendapatkan pengawasan dan pemeliharaan secara rutin agar semua fasilitas dapat berjalan dengan baik. B. SARAN Saran dari penulis adalah agar pengolahan dan pemeriksaan utilitas lingkungan di Kota Baru Parahyangan tetap dilakukan secara berkala. Permukiman lain sebaiknya dapat mencontoh pengelolaan utilitas lingkungan yang ada di Kota Baru Parahyangan.



13