Laporan Pelatihan Bank Darah Rumah Sakit [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Kepada Yth. Direktur Rumah Sakit Panti Waluyo Surakarta di tempat



Dengan hormat, Dengan ini kami laporkan hasil Kegiatan Diklat Eksternal sebagai berikut : Nama Kegiatan



: Pelatihan Bank Darah Rumah Sakit (BDRS)



Hari, tanggal



: Senin – Sabtu, 19 – 24 Agustus 2019



Tempat



: PMI Kota Surakarta



Penyelenggara



: PMI Kota Surakarta



Nama Peserta



: Mahardhika Dian Kurniasih, Amd. AK



Adapun hal-hal yang dapat kami laporkan sebagai berikut : I.



MATERI PELATIHAN



Pelayanan darah merupakan salah satu bagian dari keseluruhan sistem pelayanan kesehatan khususnya di Rumah Sakit. Ketersediaan darah yang aman, terjangkau, mudah diakses dan rasional sudah menjadi tuntutan yang perlu diwujudkan. Pada SK Menkes No. 423 Tahun 2007 tentang Kebijakan Peningkatan Kualitas dan akses Pelayanan Darah, salah satu poinnya disebutkan bahwa seluruh rumah sakit harus memiliki Bank Darah Rumah Sakit (BDRS) sebagai penunjang pelayanan darah dengan sistem distribusi tertutup. Kebijakan ini didukung dengan dikeluarkannya PP No. 7 Tahun 2011 tentang Pelayanan Darah.



Bank Darah Rumah Sakit (BDRS) adalah suatu unit pelayanan di rumah sakit yang bertanggung jawab atas tersedianya darah untuk transfusi yang aman, berkualitas, dan dalam jumlah yang cukup untuk mendukung pelayanan kesehatan di rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya. Tujuan BDRS adalah untuk memudahkan, menyerdehanakan dan mendekatkan serta mempercepat pelayanan permintaan darah/komponen (akses) sehinga pasien akan dapat menerima transfusi secepat mungkin. Fungsi BDRS adalah sebagai pelaksana dan penanggung jawab pemenuhan kebutuhan darah untuk transfusi di rumah sakit sebagai bagian dari pelayanan rumah sakit secara keseluruhan. Tugas Bank Darah Rumah Sakit : a.



Menerima darah yang sudah di uji saring oleh UTD (Unit Transfusi Darah)



b.



Menyimpan darah dan memantau persediaan darah



c.



Melaksanakan uji silang serasi darah pendonor dan darah pasien



d. Melakukan rujukan bila ada kesulitan hasil uji silang serasi gol. Darah ABO/rhesus ke UTD secara berjenjang e.



Menyerahkan darah yang cocok bagi pasien di RS



f. Melacak penyebab reaksi transfusi atau kejadian ikutan akibat transfusi darah yang dilaporkan dokter RS g.



Mengembalikan darah yang tidak layak pakai ke UTD untuk di musnahkan.



Transfusi darah adalah proses penyaluran darah ke tubuh seseorang. Langkah medis ini dilakukan untuk menyelamatkan nyawa sesorang ketika tubuh kekurangan darah. Di Indonesia, kegiatan transfusi darah dikelola oleh Palang Merah Indonesia (PMI). Organisasi ini menghimpun kantong-kantong darah dari para pendonor, kemudian mendistribusikannya ke rumah sakit atau lokasi-lokasi yang membutuhkan pasokan darah. Sebelum didistribusikan, PMI akan melakukan analisis pemeriksaan serologi guna menguji kelayakan darah agar terbebas dari penyakit. Setelah itu, PMI juga akan melakukan pemisahan komponen darah yakni sel darah merah, sel darah putih, trombosit dan plasma, tergantung jenis darah yang dibutuhkan. Tujuan penggunaan darah dan komponen darah :       



Memelihara dan mempertahankan volume darah yang normal pada peredaran darah (stabilitas peredaran darah). Mengganti kekurangan komponen seluler atau kimia darah. Meningkatkan oksigenasi jaringan. Memperbaiki fungsi Hemostatis. Tindakan terapi kasus tertentu. Memperbaiki kekebalan dalam tubuh. Pemberian transfusi darah dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh kita, hal ini karena dalam darah mempunyain komponen leukosit yang berperan sebagai makrofag (pemakan antigen atau zat asing) Memperbaiki masalah pembekuan. Pemberian transfusi dapat meningkatkan fungsi trombosit yang berperan penting dalam pembekuan darah, sehingga dapat mencegah terjadinya perdarahan.



Jenis komponen darah, masa simpan dan suhu simpan darah No Jenis Komponen Darah Suhu Simpan Masa Simpan 1 Whoole Blood 35 hari 2–6°C 2 Packed Red Cells (PRC) 2–6°C 35 hari 3 Liquid Plasma 2–6°C 35 hari 4 Trombocyte Concentrate (TC) 20 – 24 ° C 5 hari dengan plateled agitator 5 Buffycoat 20 – 24 ° C 24 jam (setelah pembuatan) 6 Plateled Rich Plasma (PRP) 20 – 24 ° C 6 jam (setelah pembuatan) 7 Cryoprecipitate (Anti Hemofili -30 ° C 1 tahun Factor / AHF) 8 Fresh Frozen Plasma (FFP) -30 ° C 1 tahun



Pemeriksaan Pre Transfusi Tujuan dilakukan pemeriksaan pre transfusi adalah untuk memilih darah atau komponen darah yang kompatibel, sehingga dapat menyelamatkan jiwa seseorang dengan tidak merusak sel darah merah resipien atau merugikan resipien. Prosedur Permintaan Darah a. Butuh darah resipien sekitar 3 - 5 ml, karena memerlukan serum yang cukup banyak untuk melakukan uji cocok serasi. b. Sampel darah harus diberi pengenal yang jelas : nama lengkap pasien, nomor registrasi rumah sakit , nama bangsal beserta formulir permintaan darah. Di dalam formulir permintaan darah harus disertai keterangan tentang pasien dan ditandatangani oleh dokter penanggungjawab, sebagai berikut : 1. Tanggal permintaan 2. Nama lengkap resipien 3. Tanggal lahir dan usia 4. Jenis kelamin 5. Nomor registrasi rumah sakit 6. Ruang rawat / bangsal 7. Alamat resipien 8. Diagnosis resipien 9. Golongan darah pasien 10. Keberadaan setiap antibody, bila sudah diketahui 11. Riwayat transfusi sebelumnya 12. Riwayat reaksi transfusi sebelumnya, bila ada 13. Jumlah dan jenis darah atau produk darah yang dibutuhkan 14. Tanggal dan waktu darah dibutuhkan 15. Tandatangan dokter yang meminta darah Pemeriksaan Golongan Darah Golongan darah adalah ciri khusus darah dari suatu individu karena adanya perbedaan jenis karbohidrat dan protein pada permukaan membran sel darah merah. Dengan kata lain, golongan darah ditentukan oleh jumlah zat (kemudian disebut antigen) yang terkandung di dalam sel darah merah. Ada dua jenis penggolongan darah yang paling penting, yaitu penggolongan ABO dan Rhesus (faktor Rh). Goldar A B O AB



Anti-A + +



Anti-B + +



Sel A + + -



Sel B + + -



Sel O -



Rhesus Positif Negatif



Anti-D + -



Pada pemeriksaan golongan darah, terdapat beberapa metode yang dapat dilakukan untuk mengetahui golongan darah. Metode yang dapat digunakan antara lain adalah metode slide test, blood grouping test, tube test, dan gel test. Dari beberapa metode tersebut, metode tube test adalah metode yang paling disarankan untuk dilakukan karena memiliki banyak keuntungan antara lain adalah hasil reaksi tidak cepat kering, dapat mendeteksi reaksi aglutinasi yang lemah, dan mendeteksi reaksi hemolisis dengan jelas. Pemeriksaan golongan darah ABO dan Rhesus metode tube test



Tujuan : Untuk menetapkan ada/tidaknya antigen pada sel darah merah (sel grouping) dan ada/tidaknya antibodi dalam serum (serum grouping) dengan menggunakan tabung reaksi. Antigen (SDM) + Antibodi (serum) → Aglutinasi Alat dan bahan: Alat Tabung reaksi Rak Tabung Pipet Pasteur Labu semprot Centrifuge Wadah limbah



Bahan Test Sera-A Test Sera-B Test Sera-D Test Sel-A 5% Test Sel-B 5% Test Sel-O 5% NaCl 0,9 %



Banyak manfaat dari transfusi darah. Meski begitu, risiko yang timbul akibat transfusi darah pun tidak sedikit.



Reaksi transfusi : 







Demam Reaksi demam bisa terjadi dengan cepat selama atau setelah transfusi dilakukan. Umumnya, ini bukan pertanda serius. Namun, ada pula beberapa reaksi serius yang ditandai oleh demam. Untuk berjaga-jaga, dokter akan menghentikan transfusi untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut. Alergi Ini terjadi karena sistem kekebalan tubuh bereaksi terhadap protein atau zat lain dalam darah yang Anda terima. Reaksi ini biasanya terjadi cepat selama atau setelah transfusi. Anda akan merasakan gejala-gejala alergi yang umum, seperti kulit kemerahan dan























Infeksi Sebelum mendonorkan darah, setiap orang pasti diperiksa jika dia menderita infeksi yang mungkin ditularkan melalui darah. Walau demikian, kadang bisa terjadi kesalahan dan darah yang terkontaminasi itu lolos pemeriksaan. Contohnya, 1 dari 2 juta transfusi darah terkontaminasi virus HIV dan sekitar 1 dari 205 ribu terkontaminasi virus hepatitis B. Kerusakan paru Kondisi ketika paru-paru Anda akan meradang dalam waktu enam jam usai transfusi. Jika peradangan yang terjadi parah, kerusakan paru-paru bisa membuat Anda sulit bernapas. Dan akan berpotensi menyebabkan kekurangan oksigen. Kelebihan cairan Kondisi ini bisa menyebabkan jantung tidak mampu memompa cukup darah ke seluruh tubuh. Sesak napas juga bisa terjadi akibat paru-paru dipenuhi oleh cairan. Risiko kelebihan cairan lebih tinggi pada orang lanjut usia yang memiliki penyakit serius, seperti penyakit jantung. Kelebihan zat besi Transfusi darah bisa memicu kelebihan zat besi dalam darah Anda. Hal ini bisa berdampak buruk pada organ tertentu, seperti hati dan Penyakit graft-versus-host.



Kondisi ini terjadi akibat sel darah putih yang diterima menyerang jaringan sumsum tulang dan jaringan tubuh penerima darah. Kondisi ini sering kali berakibat fatal dan menimbulkan gejala seperti diare, ruam dan demam. Penderita kondisi ini juga mengalami gangguan pada hati yang bisa diketahui melalui tes fungsi hati. PENANGANAN REAKSI TRANSFUSI  Laporkan segera ke petugas / perawat  Transfusi harus dihentikan.  Memberi tahu dokter penanggungjawab  Catat jenis reaksi, lama waktu antara transfusi dan reaksi, jumlah darah ditransfusikan.



II.



No



EVALUASI PENYELENGGARAAN



Keterangan



Sangat Baik



Baik



Penilaian Cukup



Kurang Baik



Sangat Kurang Baik



1 Penyampaian Tutor X 2 Materi X 3 Ruang & Sarana alat X 4 Panitia X Ket. Berilah tanda SILANG (X) pada kolom yang dipilih III.



PENERAPAN DI RS. PANTI WALUYO SURAKARTA Faktor Pendukung Faktor Penghambat Semakin banyaknya permintaan darah Keterbatasan alat, bahan dan stock darah untuk transfusi Mempercepat pelayanan penyaluran Minimnya petugas khusus BDRS darah



IV.



KESIMPULAN



V.



SARAN – SARAN



Demikian laporan ini kami sampaikan atas perhatian dan perkenannya kami ucapkan terimakasih.



Surakarta, 31 Agustus 2019 Peserta Diklat,



( Mahardhika Dian K. Amd. AK )



Wa



ktu antara transfusi dan reaksi



REKOMENDASI TINDAK LANJUT Ya Tidak Pelatihan ini perlu ditindaklanjuti dengan Presentasi Ket. Diisi oleh ATASAN LANGSUNG (Ka.Bag./Ka.Inst./Ka.Bid atau Wakil Direktur terkait)



Ka.Ru./Ka.Sub.Bag./Ka.Sie.



Mengetahui, Ka.Bag./Ka.Inst./Ka.Bid.



Wakil Direktur



-----------------------------------



-----------------------------------



------------------------------------



Menyetujui, Direktur RS. Panti Waluyo Surakarta



dr. T. Soebroto, M.Kes