Laporan Pelepasan Dan Perakitan Timing Belt [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PERAKITAN DAN PELEPASAN TIMING BELT 1.1



Tujuan Praktikum Setelah melakukan praktikum perawatan mekanik timing belt, diharapkan mahasiswa mampu :  Menjelaskan cara pelepasan timing belt  Menjelaskan cara perakitan timing belt  Menentukan lenturan rantai maksimum yang diizinkan  Menjelaskan penyebarisan timing belt



1.2



Obyek praktikum Transmisi Rantai Penggerak rantai digunakan untuk memindahkan tenaga atau putaran antara dua poros terpisah. Rantai bergerak tanpa slip sama seperti pada roda gigi dan transmisi sabuk gilir. Transmisi terjadi pada rantai dan gigi rantai. Transmisi rantai dipakai secara umum dalam banyak sistem teknik. Beberapa contoh misalnya pada sepeda, sepeda motor atau konveyor dan lain sebagainya. Keuntungan transmisi rantai yang lain yaitu :  Mampu meneruskan daya yang cukup besar  Keausan pada bantalan relatif kecil  Mudah dipasang Transmisi ini dapat memindahkan tenaga dari poros yang satu dengan poros yang lain sejauh 4 m, dengan perbandingan 1 : 1 sampai dengan 7 : 1 pada kecepatan 5 m/det sampai dengan 10 m/det untuk jenis rol. Untuk jenis gigi kecepatannya sampai 16-30 m/det. Komponen Penggerak Rantai Penggerak rantai terdiri dari dua buah roda gigi dan satu rantai. Roda gigi rantai dipasang pada poros dengan sebuah adaptor luncur, baut atau pasak. Transmisi ini digunakan untuk memindahkan torsi yang besar, sebuah pasak menjamin bahwa roda gigi rantai tidak dapat slip dari poros. 1



Rantai dibuat dari baja dan dikonstruksikan dengan penghubung. Penghubung dibuat dari pelat penghubung, pena, bus dan rol. Ada beberapa macam tipe rantai. Komponen masing-masing tipe pada dasarnya tetap sama. Konstruksi penghubung rantai ditunjukkan seperti gambar berikut.



Gambar 3.1. Konstruksi penghubung rantai Standar rantai rol Standar rantai rol dinyatakan dengan nomor rantai. Nomor ini menyatakan ukuran jarak bagi, diameter rol, lebar rol, tebal plat rantai dan lebar plat serta diameter pena. Nomor rantai yang umum antara lain rantai nomor 40, 50, dan 60 dan diberi tanda jumlah rangkaian 1, 2, 3, 5 dan 6. Jenis Rantai Berdasarkan Pitch ( Standar ANSI )







No 35







No 100







No 40







No 120







No 50







No 140







No 60







No 15







No 80



Berdasarkan jumlah rangkaian : 2







Single (simplex)







Double (duplex)







Triple (triplex)



Pemilihan penggerak rantai Pemilihan tipe rantai ditentukan berdasarkan daya perencanaan rantai dan putaran roda ranatai/sproket terkecil serta jumlah rangkaiannya.Besarnya daya perancangan yaitu daya nominal yang dipindahkan dikalikan dengan faktor koreksi. Pp = P. fc Keterangan : Pp : Tenaga perancangan ( kW ) P : Tenaga yang dipindahkan ( kW ) fc : Faktor koreksi Besarnya faktor koreksi ditentukan oleh jenis tumbukan, penggerak dan pemakaian. Besarnya faktor koreksi dapat dilihat pada tabel faktor koreksi berikut Tumbukan Penggerak



Pemakaian



Halus



Pompa



sentrifugal,



Motor Piston



Motor Listrik



Trans



Tanpa



Hidrolik



Hidrolik



1,0



1,0



1,2



1,3



1,2



1,4



1,5



1,4



1,7



/ Turbin



Blower,



tekstil



Komp. Sentrifugal, Propeler, Sedang



pengering, Mesin penghancur, Mesin perkakas



Berat



Pres,



penghancur,



Mesin 3



tambang, Bor minyak bumi, Pencampur karet, Penggetar



Faktor koreksi untuk rangkaian lebih dari satu ditentukan oleh tabel berikut. Jumlah rangkaian



Faktor koreksi



2



1,7



3



2,5



4



3,3



5



3,9



6



4,6



Tabel Faktor koreksi rangkaian ganda



Setelah faktor koreksi didapat, tenaga perancangannya dapat ditentukan. Untuk perancangan secara lengkap ada beberapa data yang harus diketahuinya, antara lain : Diameter poros Jarak antara sumbu poros Kecepatan roda gigi terkecil Perbandingan transmisi Tenaga yang dipindahkan Panjang rantai Panjang rantai dapat ditentukan berdasarkan jarak poros, jumlah gigi sproket penggerak dan jumlah gigi sproket yang digerakkan. Panjang rantai dinyatakan dengan 4



satuan mata rantai dan satuan panjang baik dalam mm maupun inchi. Secara umum jarak poros transmisi rantai dibuat 30 sampai 50 kali jarak bagi rantai. Jika jumlah gigi sproket penggerak Z1, yang digerakkan Z2 dan jarak porosnya l ( mata rantai ), panjang rantai dapat ditentukan dengan rumus berikut.



{(Z 1−Z 2 ) /6,28}2 L p =2 . ℓ+( Z 1 +Z 2 ) /2+ ℓ Keterangan : Lp : Panjang rantai ( p atau mata rantai ) Z1 : Jumlah gigi sproket penggerak Z2 : Jumlah gigi sproket yang digerakkan l



: Jarak poros ( p atau mata rantai )



Keterangan : Ls = Panjang Rantai (inch) p= P = pitch (inch)



Ls Zs



Dp = Diameter pitch (inch) p= πD p Zr Zs = Jumlah keping mata rantai Kekencangan Sabuk Rantai Rantai mempunyai umur operasi yang optimal jika perakitan dilakukan secara benar dan selanjutnya digunakan juga sesuai dengan instruksi. Perakitan rantai secara benar maksudnya bahwa gaya tegang pada rantai tepat dan roda gigi rantai posisinya sebaris. Panjang rantai akan bertambah karena penggunaan. Hal ini disebabkan karena keausan pada penyambung rantai. Hasilnya panjang rantai akan bertambah terus. Rantai dapat dikembalikan pada gaya tegang yang benar dengan menggunakan penegang rantai atau dengan menggeser salah satu poros. Rantai harus diinspeksi kelonggarannya secara rutin. Kelonggaran ini ditentukan berdasarkan gambar atau grafik berikut. Pada gambar sumbu horisontal menunjukkan jarak poros ( mm ) dibagi dengan 100. Asumsikan bahwa hasil pembagiannya 10 mm kemudian tarik garis lurus dan tegak pada angka 10 dan memotong grafik. Dari titik potong ini anda dapat membaca pada sisi kiri kelonggaran lenturan total . Dalam hal ini terdapat 100 mm. Rantai harus diganti jika 5



pertambahan panjang rantai karena perpanjangan dan keausan mendekati 3%. Dengan mengukur atau menghitung panjang rantai mula-mula dapat diketahui apakah 100 mm itu lebih besar dari 3% panjang rantai pada keadaan baru. Jika rantai harus diganti harus juga direkomendasikan penggantian roda gigi rantai. Dalam hal ini roda gigi rantai sering juga rusak karena aus



Tabel Kekecangan Sabuk Rantai Pelumasan pada penggerak rantai Rantai terdiri dari sayap baja yang disambung-sambung. Dengan pelumasan yang tepat umur sayap-sayap rantai dapat diperpanjang. Ada dua tipe pelumas yaitu oli dan gemuk. Pelumasan menggunakan gemuk hanya kadang-kadang yaitu ketika rantai dibersihkan. Selama pembersihan rantai ditempatkan dalam gemuk yang encer dalam beberapa saat. Hasil dari pencelupan ini rantai terlumasi bagian dalamnya dan siap untuk dirakit. Gemuk diencerkan dengan cara pemanasan. Ada beberapa cara pelumasan rantai dengan oli, yaitu :  Pelumasan menggunakan penggosok yang basah karena oli  Pelumasan tetes  Pelumasan bak oli  Pelumasan bertekanan Pelumasan rantai dengan penggosok ditunjukkan seperti pada gambar berikut.



6



Gambar 3.2 Pelumasan dengan menggunakan penggosok Pelumasan dengan menggunakan penggosok yang dibasahi oli dapat digunakan untuk pelumasan yang sederhana dan roda gigi yang berputar dengan kecepatan rendah.



Gambar 3.3 Pelumasan tetes Pelumasan tetes dapat digunakan pada rantai yang berkecepatan rendah. Mangkok penetes dapat diatur alirannya. Penetesan kurang lebih 4 hingga 12 tetes setiap menit pada rantai telah cukup.



Gambar 3.4 Pelumasan bak oli



Pelumasan bak oli digunakan untuk rantai dengan kecepatan sampai 7 m/sec. Sistem pelumasan ini hanya dapat digunakan pada kotak yang tertutup.



Gambar 3.5 Pelumasan bertekanan Pelumasan bertekanan merupakan cara pelumasan yang terbaik. Sistem ini dapat digunakan pada rantai yang kecepatannya sampai mendekati 12 m/sec. Minyak pelumas disemprotkan pada rantai dengan menggunakan pompa. 7



Karakter transmisi rantai Rantai akan mempunyai umur pemakaian yang panjang jika dipasang secara tepat dan dirawat dengan baik. Jika rantai ditegangkan dengan tidak cukup kuat, maka gerakan tidak akan baik. Jika rantai bertegangan lebih, bantalan poros akan menerima beban yang sangat besar atau rantai akan rusak. Jika roda gigi rantai tidak sebaris, penghubung bagian dalam rantai dan gigi roda gigi rantai aus. Jika menerima beban yang berlebihan umur pemakaian akan lebih pendek. Pelepasan rantai Dalam pelepasan ini akan dilakukan pembongkaran atau pelepasan transmisi rantai berikut dengan poros dan bantalannya. Selain itu juga akan melakukan inspeksi dan perawatan komponen-komponennya. Hal ini dilanjutkan dengan perakitan penyebarisan poros dan penyetelan roda gigi rantai. Peralatan dan alat bantu berikut ini diperlukan dalam pelepasan dan perakitan rantai  Kunci ring dan kunci pas



 Palu plastik



 Jangka sorong



 Dua penggaris baja



 Kunci kait



 Tang



 Palu besi Melakukan pembongkaran merupakan urutan kebalikan dari perakitan. Yang pertama, tegangan rantai dikendorkan dengan menggeser poros maju atau dengan menggeser tegangan roda gigi atau sproket. Klip pegas penyambung ( spring clip join ) dilepas dengan menggunakan tang. Selanjutnya plat luarnya diambil dan keluarkan satu rangkaian sisanya dan akhirnya rantai dapat diambil dari roda gigi serta lakukan secara hati-hati. Pelepasan klip pegas penyambung ditunjukkan seperti pada gambar 3.6 Pelepasan plat luar ditunjukkan pada gambar 3.7. Sedangkan gambar 3.8 menunjukkan pengambilan rangkaian penghubung rantai. Gambar 3.6 Pelepasan klip pegas



8



Gambar 3.7 Pelepasan plat luar



Gambar 3.8, Pelepasan rangkaian penyambung Sebelum dipasang lagi rantai perlu dicuci dan dibersihkan dengan cara dikuas, dicelup dengan menggunakan larutan pencuci, solar atau bensin. Pencucian rantai dapat ditunjukkan seperti pada gambar berikut.



Gambar 3.9 Pencucian rantai Sebelum rantai dipasang kembali, kondisinya harus bersih dan terhindar dari keausan dan kerusakan. Untuk mengetahui adanya keausan dan kerusakan disamping diperiksa secara visual dapat juga ditentukan dengan membandingkan hasil peregangan dan pemendekan ketika ditekan. Perbedaannya menunjukkan tingkat keausan. Pemeriksaan dengan cara meregangkan dan memendekkan rantai ditunjukkan pada gambar 3.10



Gambar 3.10 Meregangkan dan menekan rantai Selain itu tingkat keausan dapat juga ditentukan dengan cara melenturkan sisi rantai. Besar kecilnya lenturan menunjukkan besar kecilnya tingkat keausan. Memeriksa keausan dengan cara melenturkan rantai ditunjukkan pada gambar 3.11.



9



Gambar 3.11, Melenturkan rantai Jika setelah dievaluasi rantai masih layak dipakai kembali, perlu dilumasi terlebih dahulu begitu juga jika rantai yang digunakan baru. Pelumasannya dapat dilakukan dengan cara rantai dicelupkan pada bak oli hingga beberapa menit. Oli yang dapat digunakan untuk temperatur operasi sampai 50  antara lain SAE 30, SAE 40 atau SAE 50. Pelepasan roda gigi rantai/sproket Roda gigi rantai yang dipasang pada poros dengan adaptor luncur dapat dilepas dengan cara menarik piringannya. Pada adaptor luncur terdapat tiga lubang baut seperti yang telah disebutkan semula pada pelepasan puli sabuk V Untuk lubang ini ulir baut berada didalam adaptor peluncur. Ketika ulir digerakkan kedalam, piringan akan terlepas tanpa memerlukan palu. Perakitan Untuk mengoperasikan dengan benar, poros transmisi rantai harus benar-benar sejajar terhadap poros yang lain. Sebagai tambahan poros posisinya 90 terhadap ujung permukaan kerja dan berputar horizontal, hal ini harus juga dikerjakan secara hati-hati. Perakitan pada roda rantai dapat dilakukan sebagai berikut : 



Pasang roda gigi rantai dan adaptor peluncur pada poros.







Letakkan adaptor peluncur pada lokasi yang tepat.







Geser roda gigi rantai terhadap adaptor peluncur dan pasang ulirnya. Kencangkan baut. Roda gigi rantai ditarik pada adaptor luncur.







Periksa bahwa adaptor luncur pada posisi yang tepat.







Pasang roda gigi rantai kedua dengan cara yang sama.



Penyetelan roda gigi rantai Roda gigi rantai akan mempunyai umur pemakaian yang panjang jika kekencangan tepat dan roda gigi rantai sebaris. Penyebarisan roda gigi rantai dilakukan sebagai berikut : 10







Roda gigi rantai harus sebaris dengan arah bidang horizontal dan vertikal.







Dua penggaris baja diperlukan untuk memeriksa bidang vertikal, ditunjukkan pada gambar 3.12







Dua penggaris baja diperlukan untuk memeriksa bidang horisontal , ditunjukkan pada gambar 3.13



Gambar 3.12, Penyebarisan vertikal



Gambar 3.13, Penyebarisan horizontal Pada penyebarisan vertikal, letakkan penggaris baja secara vertikal sepanjang roda gigi rantai. Jika penggaris tidak sebaris poros harus diatur. Penyebarisan tersebut dilakukan dengan menempatkan sim di bawah blok bantalan atau alas mesin. Untuk pameriksaan bidang horizontal, satu penggaris baja ditempatkan sepanjang dua roda gigi rantai. Jika hal ini tidak tepat, penggaris akan menyentuh roda gigi rantai pada empat titik. Jika hal ini tidak tepat salah satu roda gigi rantai harus digeser terhadap poros dan atau poros harus diputar.



Merakit rantai Setelah penyebarisan roda gigi rantai, rantai harus ditempatkan di atas roda gigi rantai. Perakitan rantai adalah sebagai berikut : 



Letakkan roda pengencang dalam posisi yang terendah



11







Pasang rantai pada roda gigi dan pasang penyambung kunci, ketika pemasangan pegas klip perhatikan arah gerakan rantai. Bagian klip yang terbuka harus terletak mengikuti arah putaran.







Kemudian kencangkan rantai dengan menggunakan rol pengencang.



Gambar 3.14 menunjukkan pemasangan penyambung rantai dan pemasangan klip ditunjukkan pada gambar 3.15



Gambar 3.13, Pemasangan penyambung rantai



Gambar 3.15, Pemasangan klip pengunci Penyetelan tegangan rantai Setelah rantai dipasang pada roda gigi rantai/sproket pengencangannya dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu : 



Pengencangan dilakukan



dengan menggunakan penegang rantai. Atau rol



pengencang. 



Pengencangan dilakukan dengan menggeser salah satu poros.



Pemeriksaan tegangan rantai dengan cara mengukur lenturan rantai. Besarnya lenturan maksimum yang diizinkan dipengaruhi oleh jarak sumbu poros dan cara penentuannya. Lenturan yang dimaksud jarak lenturan pada dua belah sisi, ditunjukkan seperti pada gambar 3.16



12



Gambar 3.16 Lenturan rantai



1.3



Metode Praktikum A. Pelepasan Pada Bearing dengan Adaptor Sleeve Saat pertama kali melakukan praktikum bearing sudah terpasang pada rumah bearing



sehingga pelepasan bearing dapat dilakukan dengan langkah : Siapkan alat yang diperlukan seperti : Kunci ring (17-19), Ragum pencekam, Hook spanner, adaptor sleeve, palu, roll meter dan kunci L 5mm d, 6mm dan obeng (-) 1. Lepaskan baut pengencang tensioner rantai menggunakan kunci L 6mm dan sambungan rantai menggunakan obeng minus 2. Lepaskan pengunci sprocket menggunakan kunci L 6 dan lepaskan dari porosnya 3. Lepaskan baut pada kedua rumah bearing



4. Angkat kepala rumah bearing, kemudian simpan di tempat yang disediakan/aman.



13



5. Lakukan pengukuran posisi bearing pada saat posisi dalam keadaan terpasang untuk mempermudah posisi bearing saat melakukan pemasangan, diukur dari ujung adaptor sleeve dengan ujung poros. 6. Angkat poros dan bearing keluar rumah bearing (Sebaiknya dilakukan oleh 2 orang). 7. Cekam poros pada bagian tengah dengan menggunakan ragum (cekam secukupnya). 8. Buka lock nut menggunakan dua hook spanner, salah satu menahan dan yang lainnya melonggarkan, jika sulit lakukan pemukulan secukupnya.



9. Setelah terbuka, lepaskan locking washer.



10. Keluarkan bearing dari poros dan adaptor sleeve, jika sulit lakukan pemukulan mengunakan sleeve (extension) secara merata (pemukulan dilakukan di inner) 11. Lepaskan adaptor sleever. 12. Identifikasi jenis bearing, rumah bearing, baut yang digunakan, adaptor sleeve, lock nut, locking washer yang digunakan. 13. Lakukan langkah identifikasi seperti pada penjelasan sebelumnya.\ B. Pemasangan pada Bearing dengan adaptor sleeve



14



1. Setelah dilakukan pelepasan dan proses identifikasi, maka dilakukan proses pemasangan kembali dengan cara : 2. Siapkan alat dan bahan : Kunci ring (17-19), Ragum pencekam, Hook spanner, adaptor sleeve, palu, roll meter kunci L 5 mm ,6mm dan obeng minus 3. Lakukan pengukuran untuk posisi adaptor sleeve, kemudian berikan tanda pada poros. 4. Masukan adaptor sleeve pada poros hingga ujung adaptor sleeve pas dengan tanda.



5. Cekam benda hingga adaptor sleeve menyentuh permukaan sisi ragum. 6. Masukan bearing ke adaptor sleeve hingga bearing masuk full kedalam adaptor sleeve



7. Lakukan pemukulan menggunakan sleeve.



8. Pasangkan locking washer dengan memperhatikan posisi locking washer. 15



9. Pasangkan lock nut hingga kencang menggunakan dua hook spanner, lakukan pemukulan secukupnya untuk pengencangan.



10. Setelah kedua bearing terpasang, lepaskan dari pencekaman. 11. Pasangkan bearing pada rumah bearing, berikan pelumasan pada setiap permukaan.



12. kemudian pasangkan kepala rumah bearing dan selanjutnya kencangkan menggunakan baut dan ring spaner



16



13. Pasang sprocket dan penguncinya dan sesuaikan dengan ukuran asal dari ujung porosnya, dan luruskan posisi sumbu antara sprocket 1 dan 2 agar satu sumbu, setelah itu kunci pengunci sprocket dengan kunci L 6 mm dan 5mm, 14. Pasang rantai dan pasang sambungan rantai dengan obeng min dan tang 15. Pasang dan kencangkan tensioner rantai dan kunci tensioner rantai bila sudah sesuai kekencangan rantainya.



1.4



Hasil dan Analisis Praktikum LAPORAN PERAKITAN DAN PELEPASAN TRANSMISI RANTAI



1. Alat yang di gunakan No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11



Nama Alat



Spesifikasi/ Ukuran



Obeng Tang Kunci L Jangka sorong Palu plastic Kunci ring Penggaris Pitch gauge Hooke spanner Feller gauge Mal pitch



5 mm 150 x 0,05 17-19



17



2. Komponen pada Poros 1 No 1



2



Nama Komponen



Kode/Ukuran



Shaft Shaft Diameter (mm) Shaft Legth (mm) Bearing Housing 1.1 Bearing housing code Bearing housing high (bottom to center) (mm) Hole diameter (mm) Bearing housing thickness (mm) Diameter baut pada Bearing housing (mm) Pitch ulir baut pada Bearing housing (mm) Kode bahan baut pada Bearing housing Kekuatan Tarik maksimumbaut pada Bearing housing (N/mm2) Standard kekencangan baut pada Bearing housing



3



4



5



(Nm) Bearing 1.1 Bearing code Bearing Type Bearing outer diameter (mm) Bearing hole diameter (mm) Bearing thickness (mm) Standar radial clearance (µm) Actual radial clearance (µm) Adaptor sleeve 1.1 Adaptor sleeve code Adaptor sleeve outer diameter (mm) Adaptor sleeve length (mm) Lock nut 1.1 Lock nut code Lock nut outer diameter (mm)



Ø 50 800 SN511 49,925 Ø 50 95 9,8 1,5 8.8 880 87,3 Nm 1211K Self Aligning Ball Bearings Ø 100 Ø 50 21 27 - 47 50 H311 Ø 55 45 KM11 Ø 75



18



6



7



Lock nut hole diameter (mm) Lock nut thickness (mm) Thread type (metric or withworth) Thread pitch (mm or gpi) Locking washer 1.1 Locking washer code Locking washer outer diameter (mm) Locking washer hole diameter (mm) Locking washer thickness (mm) Bearing Housing 1.2 Bearing housing code Bearing housing high (bottom to center) (mm) Hole diameter (mm) Bearing housing thickness (mm) Diameter baut pada Bearing housing (mm) Pitch ulir baut pada Bearing housing (mm) Kode bahan baut pada Bearing housing Kekuatan Tarik maksimumbaut pada Bearing housing (N/mm2) Standard kekencangan baut pada Bearing housing



8



9



10



11



(Nm) Bearing 1.2 Bearing code Bearing Type Bearing outer diameter (mm) Bearing hole diameter (mm) Bearing thickness (mm) Standar radial clearance (µm) Actual radial clearance (µm) Adaptor sleeve 1.2 Adaptor sleeve code Adaptor sleeve outer diameter (mm) Adaptor sleeve length (mm) Lock nut 1.2 Lock nut code Lock nut outer diameter (mm) Lock nut hole diameter (mm) Lock nut thickness (mm) Thread type (metric or withworth) Thread pitch (mm or gpi) Locking washer 1.2 Locking washer code Locking washer outer diameter (mm) Locking washer hole diameter (mm) Locking washer thickness (mm)



19



Ø 55 11 Metric 2 mm MB11 Ø 81 Ø 55 1,5 SN511 49,925 Ø 50 95 9,8 1,5 8,8 880 87,3 1211K Self Aligning Ball Bearings Ø 100 Ø 55 21 27 - 47 50 H211 Ø 75 37 KM11 Ø 75 Ø 55 11 Metric 2 mm MB11 Ø 81 Ø 55,4 1,5



3. Komponen pada Poros 2 No 1



Nama Komponen



Kode/Ukuran



Shaft Shaft Diameter (mm) Shaft Legth (mm)



Ø 32 54,7



4. Transmisi Timing Belt No



Nama Komponen Kode sabuk gigi Panjang sabuk (inch; mm) Lebar sabuk (inch; mm) Pitch sabuk gigi (inch; mm) Jarak sumbu puli antara shaft 1 dan shaft 2 (mm) Kode puli gigi pada shaft 1 Jumlah gigi puli pada shaft 1 Kode taper lock puli gigi pada shaft 1 Diameter pitch puli gigi pada shaft 1 (mm) Kode puli gigi pada shaft 2 Jumlah gigi puli pada shaft 2 Kode taper lock puli gigi pada shaft 2 Diameter pitch puli gigi pada shaft 2 (mm)



Kode/Ukuran 600H150 600 mm 150 mm 1 =12,7 mm 2 635 48H150 48 1615-17 12,7.48 =194,04 m π 23H150 23 2012-70 12,7 .23 =92,98 m π



5. Instalasi No 1 2 1.5



Nama komponen Leveling poros 1 Kekencangan sabuk



Standar 0,06 mm/m (center) 50 N / 9,92 mm



Aktual Center 50 N / 9,81 mm



Kesimpulan Pada praktikum kali ini kami dapat mengetahui bagaimana cara melepas transmisi rantai dan bagaimana cara merakitnya kembali dengan cara dan urutan langkah yang benar. Serta kami dapat mengetahui kode, tipe, ukuran shaft, bearing housing, bearing, adaptor sleeve, lock nut dan locking washer dilihat dari bendanya lalu menyandingkan datanya dengan yang ada di buku referensi yang kami gunakan dan dari data tersebut kami dapat menentukan nilai lenturan rantai, nilai kekuatan tarik maksimum baut, standar kelenturan, dll



20