Laporan Pemeriksaan Urine [PDF]

  • Author / Uploaded
  • vega
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PEMERIKSAAN URINE Vega Octavia Anggraeni Tadris Biologi, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Institut Agama Islam Negeri Jember NIM : T20178009



ABSTRAK Penelitian dilakukan untuk mengetahui pH, adanya amonia dan klorida, mengetahui ada tidaknya glukosa dan protein dalam urine, mengetahui ada tidaknya empedu dalam urine, serta mengidentifikasi kelainan ginjal dari hasil pemeriksaan urine. Pada penelitian ini dilakukan 6 macam pemeriksaan pada urine, yaitu mengukur pH urine, menguji amonia, menguji empedu, menguji glukosa, menguji protein dan menguji ion klorida. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa urin memiliki pH 6 (asam), terdapat amonia dan ion klorida, serta tidak terdapat empedu, glukosa, protein. pH 6 merupakan pH normal pada urin. Terdapat amonia dan ion klorida pada urin karena memang senyawa tersebut merupakan senyawa kandungan urin. Tidak terdapat empedu yang berarti bahwa tidak terdapat kerusakan organ empedu. Tidak terdapat glukosa dan protein yang berarti bahwa tidak terdapat kerusakan pada organ ginjal.



Kata kunci : pemeriksaan, urin, kerusakan



PENDAHULUAN



Hewan melakukan berbagai reaksi metabolisme. Akan tetapi, reaksi metabolisme tidak hanya menghasilkan ATP dan zat bermanfaat lainnya tapi juga menghasilkan zat sisa. Semua zat sisa tersebut harus dikeluarkan dari tubuh. Oleh karena itu, hewan harus memiliki alat/ organ pengeluaran yang berfungsi untuk membuang berbagai zat sisa metabolisme, yang biasa disebut sistem ekskresi. (Isnaeni, 2006) Sistem perkemihan adalah suatu sistem yang didalamnya terjadi proses penyaringan darah sehingga darah bebas dari zat-zat yangtidak dipergunakan oleh tubuh. Zat yang tidak dipergunakan oleh tubuhakan larut dalam air dan dikeluarkan berupa urin (air kemih) Dan zatzat yang diperlukan tubuh akan beredar kembali ke dalam tubuhmelalui pembuluh kapiler darah ginjal, masuk ke dalam pembuluh darah dan selanjutnya beredar ke seluruh tubuh. (Setiadi, 2007) Sistem perkemihan ini merupakan suatu rangkaian organ yang terdiri dari ginjal, ureter, veskia urinaria dan uretra dengan organ fungsi sebagai berikut : (1) Ginjal, yang berfungsi untuk membuat urine, (2) Ureter, yang berfungsi untuk menyalurkan urine dari ginjal kekandung kencing, (3) Kandung kencing (vesika urinaria), yang berfungsi sebagai penampung, (4) Uretra, yang berfungsi untuk menyalurkan urine dari kandung kencing. (Pearce, 2009) Urin mempunyai pH yang bersifat asam , yakni rata-rata 5,5- 6,5. Jika didapatkan pH yang relative basa kemungkinan terdapat infeksi oleh bakteri pemecah urea , sedangkan jika pH yang terlalu asam kemungkinan terdapat asidosis pada tubulus ginjal atau ada batu asam urat. Urin mengandung bermacam-macam zat, antara lain : urea, asam urea, amoniak, dan zat-zat lain yang merupakan hasil pembongkaran protein. Garam-garam terutama garam dapur. (Irianto, 2004)



Urin yang normal tidak mengandung protein dan glukosa. Jika urin mengandung protein, berarti telah terjadi kerusakan ginjal pada bagian glomerulus. Jika urin mengandung gula, berarti tubulus ginjal tidak menyerap kembali gula dengan sempurna. Hal ini dapat diakibatkan oleh kerusakan tubulus ginjal. Dapat pula karena kadar gula dalam darah terlalu tinggi atau melebihi batas normal sehingga tubulus ginjal tidak dapat menyerap kembali semua gula yang ada pada filtrat glomerulus. Kadar gula yang tinggi diakibatkan oleh proses pengubahan gula menjadi glikogen terlambat, kerena produksi hormon insulin terhambat. Orang yang demikian menderita penyakit kencing manis (diabetes melitus). Zat warna makanan juga dikeluarkan melalui ginjal dan sering memberi warna pada urin. Bahan pengawet atau pewarna membuat ginjal bekerja keras sehingga dapat merusak ginjal. Adanya insektisida pada makanan karena pencemaran atau terlalu banyak mengkonsumsi obat – obatan juga dapat merusak ginjal (Scanlon, 2000). Selain berfungsi untuk mengeluarkan sisa-sisa metabolisme, dalam perannya sistem ekskresi juga berfungsi untuk mengatur tekanan osmosis tubuh dengan tekanan osmosis lingkungan serta mengatur sebagian besar penyusun cairan tubuh. Allah telah mendesain organorgan pada tubuh makhluk hidup dengan begitu rapi dan tertata serta memiliki struktur tersendiri yang berkaitan dengan fungsinya sehingga proporsi kerjanya sungguh luar biasa. Sebagaimana firman Allah dalam surat At-tiin ayat 4 yakni:



‫س ِن ت َق ِويم‬ َ ‫سانَ فِي أَح‬ َ ‫اْلن‬ ِ ‫لَقَد َخلَقنَا‬ Artinya: “sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya”. Adapun tujuan penelitian ini adalah mengetahui pH, adanya amonia dan klorida, mengetahui ada tidaknya glukosa dan protein dalam urine, mengetahui ada tidaknya empedu dalam urine, serta mengidentifikasi kelainan ginjal dari hasil pemeriksaan urine.



METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri Jember pada hari jum’at tanggal 6 Desember 2019. Alat yang digunakan diantaranya adalah tabung reaksi, rak tabung reaksi, pembakar spiritus, gelas kimia 100 ml, dan pipet. Sedangkan bahan yang digunakan diantaranya adalah urine, indikator pH universal, reagen benedict, reagen biuret, larutan AgNO3 1%, larutan iodium tincture dan korek api. Pada penelitian ini dilakukan 6 macam pemeriksaan pada urine, yaitu mengukur pH urine, menguji amonia, menguji empedu, menguji glukosa, menguji protein dan menguji ion klorida. Mengukur pH urine bertujuan untuk mengetahui pH pada urine sehingga dapat mengetahui apakah urine pada kondisi normal atau tidak, yaitu dengan memasukkan urine pada gelas kimia dan diukur pH menggunakan indikator pH universal. Menguji amonia bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya kandungan amonia didalam urine, yaitu dengan memasukkan 1 ml urine pada tabung reaksi kemudian dipanaskan sampai mendidih dan dilihat bagaimana bau hasil pemanasan urine tersebut. Menguji empedu bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya kandungan empedu didalam urine, yaitu dengan memasukkan 2 ml urine kedalam tabung reaksi kemudian ditetesi dengan larutan iodium tincture hingga permukaan urine tertutup kemudian diperhatiakn apakah terbentuk cincin warna hijau pada urine. Menguji glukosa bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya kandungan glukosa dalam urine, yaitu dengan memasukkan 2 ml urine kedalam tabung reaksi dan ditambahkan 5 tetes reagen benedict kemudian dipanaskan dan diamati perubahan warnanya. Menguji protein bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya kandungan protein didalam urine, yaitu dengan memasukkan 2 ml urine kedalam tabung reaksi, ditambahkan 5 tetes biuret kemudian didiamkan 5 menit dan diamati perubahan warnanya. Menguji ion klorida bertujuan untuk mengetahui adatidaknya kandungan ion klorida didalam



urine, yaitu dengan memasukkan 2 ml urine kedalam tabung reaksi, ditambahkan 5 tetes larutan AgNO3 1 % kemudian dibiarkan selama 5 menit dan diamati apakah terbentuk endapan putih. Pertanyaan yang harus terjawab yaitu, apabila terdapat glukosa didalam urine, maka mengapa hal demikian bisa terjadi.



HASIL Setelah dilakukan pengujian tentang pemeriksaan urine, yang dilakukan dengan mengukur pH urine, menguji amonia, menguji empedu, menguji glukosa, menguji protein dan menguji ion klorida maka diperoleh hasil sebagai berikut:



Tabel 1. Hasil Pengamatan Uji Pemeriksaan Urine



Uji



Keadaan



pH Amonia



Sebelum warna kuning, bau menyengat warna kuning, bau menyengat



Empedu



warna kuning, bau menyengat



Glukosa Protein Ion Klorida



warna kuning, bau menyengat warna kuning, bau menyengat



Sesudah pH 6 (asam) warna tetap, bau semakin menyengat tidak terbentuk cincin hijau, iod dan urine tercampur, warna kuning agak kemerahan warna hijau kekuningan setelah dipanaskan warna kuning kehijauan



warna kuning, bau menyengat



terdapat endapan putih



Sebelum dilakukan pemeriksaan urin, urin berwarna kuning dan menyebgat. Setelah dilakukan pengujian pH, urine memiliki pH 6. Setelah dilakukan uji amonia, warna urin tetap tapi bau semakin menyengat. Setelah dilakukan uji empedu, tidak terbentuk cincin hijau. Setelah dilakukan uji glukosa, warna urin menjadi hijau kekuningan. Setelah dilakukan uji protein, warna urin menjadi hijau kekuningan. Setelah dilakukan uji ion klorida, terdapat endapan putih. Berdasarkan hasil tersebut, berarti urin normal karena memiliki pH normal, bau menyengat seperti amonia, tidak terbentuk cincin hijau, tidak ada kandungan glukosa dan protein serta terdapat ion klorida.



PEMBAHASAN Pada penelitian ini dilakukan pemeriksaan urin yaitu mengukur pH urine, menguji amonia, menguji empedu, menguji glukosa, menguji protein dan menguji ion klorida. Mengukur pH urine bertujuan untuk mengetahui berapa pH urin dan mengidentifikasi apakah dalam kondisi normal tau tidak. Dilakukan dengan memasukkan urin kedalam gelas kimia kemudian diukur dengan pH universal. pH yang didapat yaitu pH 6. Menurut Irianto (2014), urin mempunyai pH yang bersifat asam , yakni rata-rata 5,5- 6,5. Apabila pH yang diukur pada urin adalah 6, maka urin tersebut memiliki pH normal. Menguji amonia bertujuan untukmengetahui ada tidaknya kandungan amonia didalam urin. Dilakukan dengan memasukkan 1 ml urin kedalam tabung reaksi dan dipanaskan, kemudian dibandingkan bau urin pada saat sebelum dilakukan uji amonia dan setelahnya. Sebelum dilakukan uji amonia, urin berbau menyengat. Setelah dilakukan uji amonia, bau urin



semakin menyengat. Bau yang semakin menyengat tersebut adalah amonia pada urin. Kandungan amonia pada urin adalah normal. Menguji empedu bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya kandungan empedu pada urin. Apabila terdapat kandungan empedu berarti terdapat kerusakan pada empedu dan apabila tidak terdapat kandungan empedu berarti tidak terdapat kerusakan pada empedu. Dilakukan dengan memasukkan 2 ml urin kedalam tabung reaksi dan ditambahkan larutan iodium sampai permukaan tertutup. Apabila urin positif mengandung empedu maka akan terbentuk cincin hijau. Pada hasil pengujian empedu kali ini, setelah ditetesi larutan iodium tidak terbentuk cincin hijau yang berarti bahwa urin tidak mengandung empedu dan tidak terdapat kerusakan empedu pada orang yang sampel urin nya digunakan. Menguji glukosa bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya kandungan glukosa pada urin. Apabila terdapat glukosa pada urin berarti terdapat gangguan ginjal pada bagian tubulus. Kandungan glukosa pada urin dapat terjadi karena terlalu banyak glukosa dalam darah sehingga ginjal bagian tubulus tidak dapat menyerap kembali gula tersebut ke dalam aliran darah yang kemudian sebagian akan dikeluarkan melalui urin. Menguji glukosa dilakukan dengan memasukkan 2 ml urin kedalam tabung reaksi dan ditambahkan 5 tetes regen benedict kemudian dipanaskan lalu diamati perubahan warnanya. Sebelum dilakukan uji glukosa, urin berwarna kuning. Setelah dilakukan uji glukosa, urin berwarna hijau kekuningan yang berarti bahwa urin negatif mengandung glukosa. Karena apabila urin positif mengandung glukosa, maka urin akan berwarna merah. Menguji protein bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya kandungan protein pada urin. Apabila terdapat protein pada urin berarti terdapat gangguan ginjal pada bagian glomerulus. Kandungan protein pada urin dapat terjadi karena organ ginjal bagian glomerulus tidak dapat dapat melakukan penyerapan senyawa yang diperlukan oleh tubuh termasuk protein secara sempurna yang kemudian akan dikeluarkan melalui urin. Menguji protein dilakukan dengan memasukkan 2 ml urin kedalam tabung reaksi dan ditambahkan 5 tetes biuret kemudian didiamkan selama 5 menit dan diamati perubahan warnanya. Sebelum dilakukan uji protein, urin berwarna kuning. Setelah dilakukan uji protein, urin berwana kuning kehijauan yang berarti bahwa urin negatif mengandung glukosa. Karena apabila urin positif mengandung protein, maka urin akan berwarna ungu. Menguji ion klorida bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya kandungan ion korida pada urin. Dilakukan dengan memasukkan 2 ml urin kedalam tabung reaksi, ditambahkan 5 tetes AgNO3 dan didiamkan selama 5 menit kemudian diamati apakah terdapat endapan putih. Sebelum dilakukan uji amonia urin berwarna kuning dan jernih. Setelah dilakukan uji ion klorida, urin berwarna kuning dan terdapat endapan putih yang berarti bahwa urin mengandung ion klorida. Kandungan ion klorida pada urin adalah normal, karena ion klorida adalah garam. Menurut Irianto (2014), urin mengandung bermacam-macam zat, antara lain : urea, asam urea, amoniak, dan zat-zat lain yang merupakan hasil pembongkaran protein. Garam-garam terutama garam dapur.



SIMPULAN Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa urin memiliki pH 6 (asam), terdapat amonia dan ion klorida, serta tidak terdapat empedu, glukosa, protein. pH 6 merupakan pH normal pada urin. Terdapat amonia dan ion klorida pada urin karena memang senyawa tersebut merupakan senyawa kandungan urin. Tidak terdapat empedu yang berarti bahwa tidak terdapat kerusakan organ empedu. Tidak terdapat glukosa dan protein yang berarti bahwa tidak terdapat kerusakan pada organ ginjal.



DAFTAR PUSTAKA Irianto, K. 2004. Struktur dan Fungsi Tubuh Manusia untuk Paramedis. Bandung : CV. YRAMA WIDYA Isnaeni, wiwin. 2006. Fisiologi Hewan. Yogyakarta: Kanisius. Pearce, Evelyn C. 2009. Anatomi dan Fisologi untuk Paramedis. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama Scanlon, Valerie C. dan Tina Sanders. 2000. Buku Ajar Anatomi dan Fisiologi. Penerbit Buku Kedokteran. Jakarta : EGC Setiadi. 2007. Anatomi dan Fisiologi Manusia. Yogyakarta: PT. Graha Ilmu



LAMPIRAN