Laporan Pemetaan Badan Sungai Cidurian [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

KATA PENGANTAR Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan inayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Pemeteaan Air Daerah Ciburian Titik 8. Laporan ini disusun sebagai salah satu syarat untuk melakukan praktikum Pengukuran dan Analisis Kualitas Lingkungan I di Jurusan Teknik Lingkungan ITENAS. Selama pelaksanaan survey dan penyusunan laporan kami telah banyak memperoleh bantuan dari berbagai pihak untuk itu pada kesempatan ini kami ucapkan terima kasih kepada: 1. Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunianya. 2. Bapak H. Gaos, Bapak Endang, & Bapak Cece selaku narasumber di sekitar sungai Cidurian. 3. Asisten laboratorium Pengukuran dan Analisis Kualitas Lingkungan Tahun 2019 Kami menyadari, bahwa laporan Pemetaan Air Daerah Ciburian Titik 8 yang kami buat ini masih jauh dari kata sempurna baik segi penyusunan, bahasa, maupun penulisannya. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pembaca guna menjadi acuan agar penulis bisa menjadi lebih baik lagi di masa mendatang.



Bandung, 21 September 2019



Penyusun



i



DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ............................................................................................................... i DAFTAR ISI............................................................................... Error! Bookmark not defined. DAFTAR GAMBAR ................................................................................................................ii BAB 1 PENDAHULUAN ........................................................................................................ 1 1.1 Latar Belakang .............................................................................................................................. 1 1.2



Maksud dan Tujuan................................................................................................................. 1



1.3



Ruang Lingkup........................................................................................................................ 2



BAB II DESKRIPSI KEGIATAN SURVEY ........................................................................ 2 2.1 Waktu dan Lokasi Survey ............................................................................................................. 2 2.2 Kegiatan Survey ............................................................................................................................ 2



BAB III PEMETAAN BADAN AIR ...................................................................................... 5 3.1 Deskripsi Sampling dan Titik Sampling ....................................................................................... 5 3.2 Deskripsi Titik Pencemar di Sekitar Lokasi Sampling ............................................................... 12 3.2.1 Perumahan............................................................................................................................ 12 3.2.1 Pepohonan ............................................................................................................................ 13 3.2.3 Warung & pedagang kaki lima ............................................................................................ 14



BAB IV PENGGUNAAN AIR .............................................................................................. 15 4.1 Penggunaan Air Berdasarkan Baku Mutu yang Diacu ............................................................... 15 4.2 Penggunaan Air Berdasarkan Kondisi Eksiting .......................................................................... 15



BAB 5 PENUTUP .................................................................................................................. 16 5.1 Kesimpulan ................................................................................................................................. 16



DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 17



ii



i



BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sungai mempunyai peranan yang sangat penting bagi masyarakat. Berbagai aktivitas manusia seperti pembuangan limbah industri dan rumah tangga menyebabkan menurunnya kualitas air sungai. Penambahan bahan buangan dalam jumlah besar dari bagian hulu dan hilir sungai yang terjadi terus menerus akan mengakibatkan sungai tidak mampu lagi melakukan pemulihan. Pada akhirnya terjadilah gangguan keseimbangan terhadap konsentrasi faktor kimia, fisika, dan biologi dalam sungai. (Sri, 2010) Sungai merupakan perairan terbuka yang mengalir (lotik) yang mendapat masukan dari buangan berbagai kegiatan manusia di daerah pemukiman, pertanian, dan industri di daerah sekitarnya. Masukkan buangan ke dalam sungai akan mengakibatkan terjadinya faktor fisika, kimia, dan biologi di dalam perairan. Perubahan ini menghabiskan bahan-bahan yang esensial dalam perairan sehingga dapat mengganggu lingkungan perairan. (Sanita, 2000) Salah satu sifat air tercemar adalah adanya perubahan suhu, adanya perubahan warna, adanya bau, adanya rasa air, adanya endapan atau bahan terlarut, dan adanya mikroorganisme (Effendi, 2003). Tingkat pemcemaran suatu perairan dapat diketahui melalui erbagai cara, yaitu melalui parameter biotik dan abiotik. Parameter abiotik (fisika dan kimia) meliputi warna, bau, pH, suhu, dan keceatan arus. Sedangkan parameter biotik berdasarkan indeks keanekaragaman fitoplankton (Soegiyanto, 2004).



1.2 Maksud dan Tujuan Maksud survey Maksud dari survey ini adalah mengindentifikasi kondisi air sungai Cidurian yang berada di tengah pemukiman warga setempat



Tujuan survey Tujuan dari survey ini antara lain sebagai berikut : 1. 2. 3. 4. 5.



Mengidentifikasi penggunaan air sungai Ciburian Mengidentifikasi kondisi sekitar lokasi sampling Mengetahui kualiatas air Sungai Cidurian titik 8 Membandingkan kualitas air sungai dengan baku mutu air bersih Mengetahui tata guna lahan sekitar Sungai Cidurian titik 8



1



1.3 Ruang Lingkup Survei yang dilakukan berada di Jl. Parakan Saat No. 20, Cisaranten Endah, Kec. Arcamanik, Kota Bandung, Jawa Barat 40286, Tepatnya di Sungai Cidurian Titik 8. Lingkup kegiatan survei yang kami lakukan adalah pengamatan,wawancara,dokumentasi Sungai Cidurian dan sekitar sungainya,pengukuran, serta memikirkan cara sampling di Sungai Cidurian tersebut dengan cermat.



BAB II DESKRIPSI KEGIATAN SURVEY 2.1 Waktu dan Lokasi Survey Waktu Lokasi survei



: Jumat & Sabtu, 20-21 September 2019 : Jl. Parakan Saat No.20, Cisaranten Endah, Kec. Arcamanik, Kota Bandung, Jawa Barat 40286, Sungai Cidurian Titik 8



2.2 Kegiatan Survey Ketika melakukan survei hari Jumat tepatnya jam 15.30 sore kita berangkat dari Kampus ITENAS menggunakan motor selama 40 menit menuju lokasi survei Jl. Parakan Saat No.20, Cisaranten Endah, Kec. Arcamanik, Kota, Bandung, Jawa Barat 40286, Sungai Cidurian titik 8. Kondisi perjalanan dari ITENAS menuju lokasi survei cukup baik karena masih ada akses jalan untuk ke lokasi survei tersebut dan jalannya juga sudah bagus. Ketika kami sampai disana jam 16.30 kami mengidentifikasi kondisi sungai dan ternyata sungai tersebut tercemar oleh sampah – sampah, air limbah domestik dikarenakan sungai Cidurian tersebut berada ditengah-tengah pemukiman warga dan melakukan dokumentasi di sekitaran sungai Cidurian. Setelah itu kami mencari orang untuk di wawancarai seputar sungai cidurian tersebut dan pembuangan limbah. Narasumber yang kami wawancarai bernama bapak Hj. Gaos, bapak Endang, bapak cece menurut narasumber sungai sudah tercemar, air sungai sudah mulai tercemar keperumahan warga saat hingga air terkadang suka berwarna kekuningkuningan dikarenankan sudah banyaknya zat besi yang terkandung disungai hingga merembes ke tanah dan ke air pakai warga, tidak ada pabrik, sampah-sampah biasanya dari pedagang kaki lima & oknum tidak bertanggung jawab, sungai tidak bisa dipakai untuk cuci dan mandi karena sudah tercemar, dan sungai tidak pernah meluap. Sesudah kita saling bertukar pikiran dan mendapat informasi melalui pembicaraan yang cukup lama sekitar 1 jam hingga akhirnya senja datang jam 17.30 kami mencukupkan pembicaraan. Keesokan harinya kita melakukan survei kembali jam 10.00 pagi kegiatan survei kami kali ini melakukan pengukuran untuk mencari kecepatan air sungai, debit air sungai, dimensi



2



sungai, kedalaman penampang basah di 3 titik sungai dengan pencarian data-data yang harus dicari tersebut dengan senang hati kami harus turun langsung kedasar sungai Cidurian. Metode survei yang digunakan adalah dengan cara melihat secara langsung kondisi sungai, melakukan wawancara dengan masyarakat sekitar bantaran sungai, dan melakukan analisa lebih lanjut dengan bantuan data primer yang disediakan oleh google maps/ google earth. Data kedalaman sungai didapat dari pengukuran secara langsung menggunakan alat ukur kayu panjang yang diberik skala numerik. Data lebar sungai didapat dari pengukuran menggunakan tali yang dibentangkan, kemudian benang tersebut di ukur menggunakan meteran. Luas penampang basah didapat dari perkalian lebar sungai dan kedalaman sungai. Kecepatan arus sungai diukur dengan cara melemparkan benda yang bisa terapung ke badan sungai kemudian dihitung waktu yang dibutuhkan benda tersebut bergerak dari titik 1 ke titik 2. Debit sungai didapat dari perhitungan perkalian antara luas penampang basah dan kecepatan arus sungai. Topografi dasar sungai diketahui dengan cara mengukur beberapa titik kedalaman sungai.



3



Gambar 1 Peta perjalanan menuju lokasi titik 8 Sungai Cidurian dari Kampus ITENAS



4



BAB III PEMETAAN BADAN AIR 3.1 Deskripsi Sampling dan Titik Sampling Pada lokasi titik sampling kami terdapat 4 sumber pencemar yaitu : Sampah permukiman, merupakan sampah yang dihasilkan dari kegiatan di dalam rumah tangga, sampah yang dihasilkan oleh kebanyakan rumah tangga adalah, kertas dan plastik. Karakteristik dari sampah rumah tangga ini, sebagian besar adalah sampah organik yang mempunyai sifat lekas membusuk Akumulasi dari limbah oleh rumah tangga adalah pengeluaran dalam tong sampah didepan setiap rumah atau di dalam kantong plastik, dalam keadaan bercampur dan menurut narasumber kami ada beberapa warga pemukim yang tinggal di sekitaran sungai membuang sampahnya ke sungai.



Sampah dari perdagangan. Sampah yang berasal dari daerah perdagangan seperti: toko,warung, dan pedagang kaki lima ini terdiri dari kardus, pembungkus, kertas, dan bahan organik termasuk sampah makanan. Menurut narasumber kami banyak juga pedagang yang suka membuang sampahnya kesungai dengan sengaja. Sampah alam adalah sampah yang diproduksi di kehidupan liar diintegrasikan melalui proses daur ulang alami, seperti daun-daun kering di hutan yang terurai menjadi tanah. Di luar kehidupan liar, sampah-sampah ini dapat menjadi masalah, misalnya daun-daun kering di lingkungan pemukiman. Menurut narasumber kami pohon pohon yang ada di sekitar bantaran sungai terkadang daunnya gugur dan batangnya juga terpotong dan jatuh ke sungai Air limbah domestik adalah seluruh buangan cair yang berasal dari hasil proses seluruh kegiatan yang meliputi limbah domestik cair yakni buangan kamar mandi, dapur, air bekas pencucian pakaian yang biasanya dialiri melewati pipa-pipa yang ditanam didalam tanah dibawah pemukiman warga atau dialiri terlebih dahulu melalui selokan yang nantinya langsung dibuang kesungai tanpa ada ada proses pengolahan terlebih dahulu yang dilakukan oleh warga sekitar. Menurut narasumber kami juga banyak warga sekitar yang membuang air limbah domestiknya ke sungai. Nama badan air yang menjadi titik sampling Sungai Cidurian Titik 8 berlokasi di Jl. Parakan Saat No.20, Cisaranten Endah, Kec. Arcamanik, Kota Bandung, Jawa Barat 40286 dengan koordinat 6°56'16.8"S dan 107°40'11.0"E Panjang sungai menggunakan panjang untuk mengukur kecepatan mengalir air sungai digunakan panjang 1m tetapi jika di kaitkan antara titik 7 dan titik 9 berjarak 50m dari titik 8 sungai cidurian dan lebar 12m. Sungai ini memiliki kedalaman sungai yang berbeda-beda disetiap titiknya ini dikarenakan bentuk dasar sungai yang tidak rata, hasil pengukuran kedalaman di titik 1,2,3 yaitu: 0,08m; 0,13m; 0,18m. Pengukuran kedalaman sungai dilakukan 3 kali supaya memiliki hasil yang akurat, dari hasil pengukuran kedalaman sungai tersebut yang dilakukan 3 kali diratakan mendapat hasil 0,13m. Kedalaman penampang basah dari sungai ini adalah 0,13m jarak pengambilan untuk penampang basah dari sungai ini



5



adalah 4m dari tepi sungai jarak pengambilan sampel yang akan kami lakukan pada hari kamis nanti adalah di titik tengah sungai dari lebar sungai, yaitu berjarak 6m. Kecepatan aliran sungai yang terukur dengan menggunakan rumus:



𝑣=



𝑆 𝑡



𝑣: Kecepatan (m/s) 𝑆: Jarak (m) 𝑡: waktu (s)



Dengan rumus ini kami mendapatakan hasil pengukuran 0,13m/s. Kami megukur kecepatan aliran sungai dengan melihat daun yang mengalir di sungai dengan titik awal dilakukan sebuah pengukuran panjang sungai dengan jarak 1m, maka dari itu ketika daun itu sudah sampai di titik awal kami mulai menghitung kecepatannnya hingga titik akhir dan mendapat waktu 7,3 detik . Sungai ini memiliki debit 2,69 x 10-5 m3/s dengan menghitung menggunakan rumus:



𝑄=



𝑉 𝑡



𝑄 : Debit (m/s) 𝑉 : Volume (m3) 𝑡: waktu (s)



Dalam pengukuran debit sungai ini kami menggunakan botol bekas air pocari sweat dengan volume 350ml yang kemudian dimasukkan kedalam badan air sungai yang mempunyai arus lalu menghitung waktunya hingga botol tersebut terisi penuh.



6



Gambar 2 Sumber pencemar dari sampah



7



Gambar 3 pipa pembuangan air limbah domestik



Gambar 4 Pengukuran lebar sungai



8



Gambar 5 Pengukuran Panjang Sungai



Daun



Titik akhir



Stopwatch untuk menghitun gwaktu Titik awal



Gambar 6 Menghitung Kecepatan Aliran Air Sungai 9



Titik 1



Titik 3 Titik 2



Gambar 7 pengukuran kedalaman sungai di 3 titik badan sungai yang berbeda



Titik pengukuran penampang basah



13cm



Gambar 8 Pengukuran Penampang Basah 10



Titik pengkuran debit air sungai



Botol



Gambar 9 Pengukuran Debit Air Sungai



Gambar 10 Bentuk Dasar Sungai Cidurian Titik 8 11



Titik sampling air sungai



Gambar 11 Titik sampling air sungai



3.2 Deskripsi Titik Pencemar di Sekitar Lokasi Sampling Di sekitar loaksi sampling terdapat 3 sumber pencemar, yaitu perumahan, pepohonan, dan warung. 3.2.1 Perumahan Di sekitar lokasi sampling banyak terdapat pemukiman warga yang membelakangi sungai yang menjadi titik sampling kami. Terdapat saluran pembuangan yang menggunakan pipa berasal dari pemukiman warga sekitar pada dinding pembatas sungai hasil buangan tersebut berupa air buangan hasil cuci,mandi dan pembuangan air seni dari manusia. Menurut narasumber kami yang berada di sekitar sungai, warga di perumahan tersebut membuang limbah rumah tangga ke sungai.



12



Sumber pencemar



Sumber pencemar



Sumber pencemar



Sumber pencemar



Gambar 12 Titik pencemar disekitar area sampling yang bersumber dari pemukiman warga



3.2.1 Pepohonan Sekitaran sungai terdapat pepohonan rindang, ketika angin bertiup batang dan dedaunan pohon terkadang sering jatuh ke dalam Sungai Cidurian walaupun pencemar dari pohon itu organik dan dapat terurai secara alami. Karena tidak ada warga sekitar yang membersihkan batang dan daun pohon itu pun bertumpuk serta berserakan di tepi sungai maupun di badan sungai aliran sungai dan dapat mengganggu aliran air di Sungai Cidurian.



13



Sumber pencemar organik dan mudah terurai



Gambar 13 Titik pencemar disekitar sampling yang bersumber dari pepohonan 3.2.3 Warung & pedagang kaki lima Menurut narasumber kami pedagang kaki lima biasanya membuang bahan pencemar seperti sampah-sampah hasil jualannya kedalam badan air sungai dan kadang kerap kali ada warung yang sengaja membuang bahan pencemar seperti bekas cuci dan sampah lainnya kedalam sungai



Gambar 14 Titik pencemar disekitar area sampling yang bersumber dari warung & pedagang kaki lima



14



BAB IV PENGGUNAAN AIR 4.1 Penggunaan Air Berdasarkan Baku Mutu yang Diacu Baku mutu yang diacu menurut PP No 82 Tahun 2001 pasal 8 ayat 1 dan 2 yang dijabarkan sebagai berikut : Pasal 8



(1) Klasifikasi mutu air ditetapkan menjadi 4 (empat) kelas : a. Kelas satu, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk air baku air minum, dan atau peruntukan lain yang memper-syaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut; b. Kelas dua, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk prasarana/sarana rekreasi air, pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, air untuk mengairi pertanaman, dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut; c. Kelas tiga, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, air untuk mengairi pertanaman, dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut; d. Kelas empat, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk mengairi pertanaman dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut. (2) Kriteria mutu air dari setiap kelas air sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) tercantum dalam Lampiran Peraturan Pemerintah ini. 4.2 Penggunaan Air Berdasarkan Kondisi Eksiting Sungai Cidurian merupakan sungai terpanjang ke-dua setelah Sungai Cikapundung, dari 46 sungai yang mengalir melintasi Kota Bandung. Sungai Cidurian memiliki panjang 24,86 km, melintasi 16 kelurahan yang berada di Kota Bandung dan bermuara di Sungai Citarum di Kecamatan Balendah, Kabupaten Bandung (BPLH Kota Bandung). Sungai Cidurian merupakan anak sungai Citarum. Berdasarkan Peraturan Daerah Jawa Barat Nomor 39 tahun 2000 tentang Peruntukan Air dan Baku Mutu Air pada Sungai Citarum dan Anak-Anak Sungainya di Jawa Barat, air sungai Citarum peruntukannya untuk Golongan B;C;D. Golongan B adalah golongan air yang dapat digunakan sebagai air baku air minum, golongan C adalah golongan air yang dapat digunakan untuk keperluan perikanan dan peternakan, dan golongan D adalah golongan air yang dapat digunakan untuk pertanian dan dapat dimanfaatkan untuk usaha perkotaan, industri dan pembangkit listrik tenaga air (Peraturan Daerah Jawa Barat No. 39 Tahun 2000). 15



Menurut pak H. Gaos, pak Endang, dan pak Cece Sungai Cidurian di titik 8 tidak dipakai warga untuk keperluan sehari-hari karena di titik tersebut telah menjadi tempat pembuangan air limbah domestik dan sampah-sampah plastik kecil. Sehingga tidak ada warga yang menggunakan air sungai di titik tersebut.



BAB 5 PENUTUP 5.1 Kesimpulan 1. Air Sungai Cidurian pada titik 8 tidak digunakan warga karena air sungai yang tidak bersih beberapa warga malah menggunakan Sungai Cidurian sebagai tempat membuang limbah rumah tangga. 2. Kondisi sekitaran Sungai Cidurian adalah pemukiman warga yang beberapa warganya sangat suka membuang sampah di sekitaran sungai 3. Kualitas air Sungai Cidurian pada titik 8 sangat tidak layak digunakan untuk keperluan sehari hari. 4. Kualitas air Sungai Cidurian dengan baku mutu air bersih jauh dari kata sama karena air Sungai Cidurian sendiri warnanya sangat tidak sesuai dengan warna air bersih dan sungai tersebut banyak terkontaminasi limbah-limbah rumah tangga. 5. Lahan di sekitaran Sungai Cidurian dipakai untuk tinggal olah warga sekitar dan beberapa warga berjualan di sekitaran sungai Cidurian.



16



DAFTAR PUSTAKA



17