Laporan Pendahuluan Anc [PDF]

  • Author / Uploaded
  • dudi
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PENDAHULUAN ANTENATAL CARE PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DENGAN DIAGNOSA G2P0A0 di RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BANYUMAS



DISUSUN OLEH : ADITYA WAHYU KURNIAWAN S.Kep. 113119034



PROGRAM STUDI PROFESI NERS STIKES AL-IRSYAD AL-ISLAMIYYAH CILACAP TAHUN 2019/2020



A. Pengertian Antenatal Care adalah pengawasan sebelum persalinan terutama ditujukan pada pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim (Haen Forer, 2009). Asuhan antenatal adalah suatu program yang terencana berupa observasi,edukasi dan penanganan medik pada ibu hamil,untuk memperoleh suatu proses kehamilan dan persalinan yang aman dan memuaskan ( Muchtar Rustam, 2008). Antenatal care adalah perawatan selama masa kehamilan sebagai suatu manajemen kehamilan di mana ibu dan anaknya diharapkan sehat dan baik (Wiknjosastro, 2002) B. Manifestasi Klinis 1. Tanda presumtif kehamilan a.Amenore (terlambat datang bulan) Konsepsi dan nidasi menyebabkan tidak terjadinya pembentukan folikel de Graff dan ovulasi di ovarium. Gejala ini sangat penting karena umumnya wanita hamil tidak dapat haid lagi selama kehamilan, dan perlu diketahui hari pertama haid terrakhir untuk menentukan tuanya kehamilan dan tafsiran persalinan. b. Mual muntah Umumnya tejadi pada kehamilan muda dan sering terjadi pada pagi hari. Progesteron dan estrogen mempengaruhi pengeluaran asam lambung yang berlebihan sehingga menimbulkan mual muntah. c.Ngidam Menginginkan makanan/minuman tertentu, sering terjadi pada bulan-bulan pertama kehamilan tetapi menghilang seiring tuanya kehamilan. d.Sinkope atau pingsan Terjadi sirkulasi ke daerah kepala (sentral) menyebabkan iskemia susunan saraf dan menimbulkan sinkope/pingsan dan akan menghilang setelah umur kehamilan lebih dari 16 minggu. e.Payudara tegang Pengaruh estrogen, progesteron, dan somatomamotropin menimbulkan deposit lemak, air, dan garam pada payudara menyebabkan rasa sakit terutama pada kehamilan pertama. f.Anoreksia nervousa Pada bulan-bulan pertama terjadi anoreksia (tidak nafsu makan), tapi setelah itu nafsu makan muncul lagi.



g.Sering kencing Hal ini sering terjadi karena kandung kencing pada bulan-bulan pertama kehamilan tertekan oleh uterus yang mulai membesar. Pada triwulan kedua umumnya keluhan ini hilang karena uterus yang membesar keluar rongga panggul. h.Konstipasi/obstipasi Hal ini terjadi karena tonus otot menurun disebabkan oleh pengaruh hormone estrogen. i.Epulis Hipertrofi gusi disebut epulis dapat terjadi pada kehamilan. j.Pigmentasi Terjadi pada kehamilan 12 minggu keatas 



Pipi    



  : - Cloasma gravidarum - Keluarnya melanophore stimulating hormone hipofisis anterior menyebabkan pigmentasi yang berlebihan pada kulit.







Perut   



 : - Striae livide -    Striae albican -    Linea alba makin menghitam







Payudara  : - hipepigmentasi areola mamae



k. Varises atau penampakan pembuluh vena Karena pengaruh estrogen dan progesteron terjadi penampakan pembuluh darah vena. Terutama bagi mereka yang mempunyai bakat. Penampakan pembuluh darah itu terjadi disekitar genitalia eksterna, kaki dan betis erta payudara. 2. Tanda Kemungkinan (Probability Sign) a. Pembesaran Perut Terjadi akibat pembesaran uterus. Hal ini terjadi pada bulan keempat kehamilan. b. Tanda Hegar Tanda Hegar adalah pelunakan dan dapat ditekannya isthmus uterus. c. Tanda Goodel Pelunakan serviks d. Tanda Chadwiks Perubahan warna menjadi keunguan pada vulva dan mukosa vagina termasuk juga porsio dan serviks. e. Tanda Piskacek



Pembesaran uterusyang tidak simetris. Terjadi karena ovum berimplantasi pada daerah dekat dengan kornu sehingga daerah tersebut berkembang lebih dulu. f. Kontraksi Braxton Hicks Peregangan sel – sel otot uterus, akibat meningkatnya actomycin didalam otot uterus. Kontraksi ini tidak beritmik, sporadis, tidak nyeri, biasanya timbul pada kehamilan 8 minggu. g. Teraba Ballotement Ketukan yang mendadak pada uterus menyebabkan janin bergerak dalam cairan ketuban yang dapat dirasakan oleh tangan pemeriksa. h. Pemeriksaan tes biolgis kehamilan (planotest) positif Pemeriksaan ini adaah untuk mendeteksi adanya hCG yang diproduksi oleh sinsitotrofoblas sel selama kehamilan. Hormon ini disekresi diperedaran darah ibu (pada plasma darah), dan diekskresi pada urine ibu. 3. Tanda Pasti (Positive Sign) a. Gerakan janin dalam rahim Gerakan janin ini harus dapat diraba dengan jelas oleh pemeriksa. Gerakan ini baru dapat dirasakan pada usia kehamilan sekitar 20 minggu. b. Denyut jantung janin Dapat didengar pada usia 12 minggu dengan menggunakan alat fetal electrocardiograf ( misalnya doppler) c. Bagian bagian janin Bagian besar janin (kepala dan bokong) serta bagian kecil janin (lengan dan kaki) dapat diraba dengan jelas pada usia kehamilan lebih tua (trimester akhir) d. Kerangka janin Kerangka janin dapat dilihat dengan foto rontgen maupun USG C. Patofisiologi Setiap bulan wanita melepaskan 1 atau 2 sel telur (ovum) dari indung telur (ovulasi), yang di tangkap oleh umbai-umbai (fimbriae) dan masuk ke dalam sel telur, waktu persetubuhan, cairan semen tumpah ke dalam vagina dan berjuta-juta sel mani (sperma) bergerak memasuki rongga rahim lalu masuk ke saluran telur. Pembuahan sel telur oleh sperma biasanya terjadi di bagian yang mengembang oleh tuba falofi. Disekitar sel telur banyak berkumpul sperma yang mengeluarkan ragi untuk mencairkan zat-zat yang melindungi ovum. Kemudian pada tempat yang paling mudah



dimasuki, masuklah salah satu sel mani dan kemudian bersatu dengan sel telur. Peristiwa ini disebut pembuahan (konsepsi = fertilitas). Ovum yang telah dibuahi ini segera membelah diri sambil bergerak (oleh rambut getar tuba), menuju ruang rahim, peristiwa ini disebut nidasi (implantasi). Dari pembuahan sampai nidasi diperlukan waktu 6 – 7 hari. Untuk menyuplai darah ke sel-sel makanan bai mudligah dan janin, dipersiapkan uri (plasenta) jadi dapat dikatakan bahwa untuk setiap kehamilan harus ada ovum (sel telur), spermatozoa (sel mani), pembuahan (konsepsi (konsepsi = fertilitas), nidasi dan plasenta, (Handerson 2006)



D. Pathways TRIMESTER III Perubahan fisiologis Pembesaran uterus



Perubahan psikologis



Sistem endokrin



Persiapan melahirkan



Retensi H2O & Na+ Perub.skelet & persendian Berat uterus menigkat Perub.pusat gravitasi tubuh



Menekan paru Ekspansi paru menurun Gangguan pola nafas



Menekan saraf sekitar Pelepasan mediator nyeri (prostaglandin, histamin)



Primi:kurang pengetahuan Urine output menurun, volume plasma meningkat, tekanan hidrostatik menurun



Vasokontriksi pembuluh darah



Edema ekstremitas



Penurunan cardiac output



Kelebihan volume cairan



Resiko cidera janin & maternal



Ansietas



TD meningkat Hipertrofi ventrikel



Nyeri E. Pemeriksaan Penunjang 1. Leopold I 



Kaki klien dibengkokan pada lutut dan lipatan paha







Pemeriksa berdiri sebelah kanan klien dan melihat ke arah muka klien







Rahim dibawah ke tengah







Tinggi fundus uteri ditentukan







Tentukan bagian apa dari anak yang terdapat dalam fundus uteri.



Sifat kepala ialah keras, bundar dan melenting, sifat bokong adalah lunak, kurang bundar dan kurang melenting, pada letak lintang fundus uteri kosong. Variasi menurut knebel : menentukan letak kepala atau bokong dengan satu tangan di fundus dan tangan lain di atas simfisis 2. Leopold II 



Kedua tangan pindah ke samping







Tentukan batas samping rahim kiri dan kanan







Tentukan letak punggung anak







Pada letak lintang, tentukan dimana letak kepala janin



Leopold II untuk menentukan dimana letaknya punggung anak dan dimana letaknya bagian-bagian kecil). Variasi menurut poudin : menentukan letak punggung dengan satu tangan menekan di fundus 3. Leopold III 



Dipergunakan satu tangan saja







Bagian bawah ditentukan antara ibu jari dan jari lainnya







Adakah bagian bawah masih dapat dipergunakan



Leopold III menentukan apa yang terdapat di bawah dan apakah bagian bawah anak ini



sudah



atau



belum



terpegang



oleh



pintu



atas



panggul)



Variasi menurut Ahlfeld : menentukan letak punggung dengan pinggir tangan kiri diletakkan tegak di tengah perut. 4. Leopold IV 



Pemeriksa merubah sikapnya yaitu melihat ke arah kaki si penderita.







Dengan kedua tangan ditentukan apa yang menjadi bagian bawah.







Ditentukan apakah bagian bawah sudah masuk ke dalam pintu atas panggul dan berapa masuknya bagian bawah ke dalam rongga panggul.







Jika kita rapatkan kedua tangan akan kita dapatkan : -          Kedua tangan pada pinggir kepala divergent (ukuran tebesar kepala sudah melewati pintu atas panggul)



-          Kedua tangan pada pinggir kepala convergent (ukuran terbesar kepala belum melewati pintu atas panggul) Leopold IV untuk menentukan bagian yang terendah dan berapa masuknya bagian yang bawah ke dalam rongga panggul. F. Penatalaksanaan 1. Diet dan Pengawasan Berat Badan Wanita hamil dan menyusui harus betul-betul mendapat perhatian susunan dietnya, terutama mengenai jumlah kalori, protein yang berguna untuk pertumbuhan janin dan kesehatan ibu. Kekurangan nutrisi dapat menyebabkan anemia, abortus, perdarahan pasca persalinan dan sebagainya. Sedangkan makanan berlebihan karena dianggap untuk 2 orang (ibu dan janin), dapat mengakibatkan komplikasi seperti gemuk, pre-eklamsi, janin besar dan sebagainya (Mochtar, 19998). Anjurkan wanita tersebut makan secukupnya saja. Bahan makanan tidak perlu mahal, akan tetapi cukup mengandung protein baik hewani maupun nabati. Seperti diketahui, kebutuhan akan gizi selama kehamilan meningkat. Adapun kebutuhan ini dipergunakan untuk pertumbuhan plasenta, pertambahan volume darah, mammae yang membesar, dan metabolisme basal yang meningkat. Sebagai pengawasan akan kecukupan gizi ini dapat dipakai kenaikan berat badan wanita hamil tersebut. Kenaikan berat badan wanita hamil rata-rata 6,5 kg sampai 16 kg (Wiknjosastro, 2002). 2. Merokok Merokok adalah kebiasaan yang dilarang keras, baik saat hamil maupun tidak hamil dan baik merokok secara pasif maupun aktif. Adalah kenyataan bahwa wanitawanita yang terlalu banyak merokok melahirkan anak yang lebih kecil, atau mudah mengalami abortus dan partus prematurus. Maka dari itu, sebaiknya wanita hamil dilarang merokok (Wiknjosastro, 2002). 3. Obat-obatan Jangan memberikan obat yang tidak perlu benar, terutama pada triwulan I dan II kehamilan. Ada obat yang teratogenik sehingga dapat menimbulkan kelainan teratogenik pada janin, misalnya thalidomide, yang sekarang telah ditarik dari peredaran (Wiknjosastro, 2002). 4. Kebersihan dan Pakaian



Kebersihan harus selalu dijaga pada masa kehamilan. Mandi diperlukan untuk kebersihan/ hygiene terutama perawatan kulit, karena fungsi ekskresi dan keringat bertambah. Dianjurkan menggunakan sabun yang lembut/ ringan. Mandi berendam tidak dianjurkan (Mochtar, 1998). Baju hendaknya yang longgar dan mudah dipakai. Sepatu atau alas kaki lain dengan tumit yang tinggi sebaiknya jangan dipakai, oleh karena tempat titik berat wanita hamil berubah, sehingga mudah tergelincir atau jatuh (Wiknjosastro, 2002). 5. Koitus Bila dalam anamnesis ada abortus sebelum kehamilan yang sekarang, sebaiknya koitus ditunda sampai kehamilan 16 minggu. Pada waktu itu plasenta telah terbentuk, serta kemungkinan abortus menjadi lebih kecil. Pada umumnya koitus diperbolehkan pada masa kehamilan jika dilakukan dengan hati-hati. Pada akhir kehamilan, jika kepala sudah masuk ke dalam rongga panggul, koitus sebaiknya dihentikan karena dapat menimbulkan perasaan sakit dan perdarahan (Wiknjosastro, 2002). 6. Perawatan Gigi Pada triwulan pertama wanita hamil mengalami enek dan muntah (morning sickness). Keadaan ini menyebabkan perawatan gigi tidak diperhatikan dengan baik, sehingga timbul karies, gingivitis, dan sebagainya. Bila kerusakan gigi ini tidak diperhatikan dengan baik, hal itu dapat mengakibatkan komplikasi, seperti nefritis, septicemia sepsis peurperalis, oleh karena infeksi di rongga mulut, misalnya pulpitis yang telah menahun, dapat menjadi sarang infeksi yang dapat menyebar kemanamana. Maka dari itu bila keadaan mengijinkan, tiap wanita hamil harus memeriksakan giginya secara teratur sewaktu hamil (Wiknjosastro, 2002). 7. Imunisasi Tiap wanita hamil yang akan berpergian ke luar negeri dan di dalam negeri dibolehkan mengambil vaksinasi ulangan terhadap cacar, kolera, dan tifus. Dahulu di Indonesia pencacaran merupakan suatu keharusan, maka untuk wanita hamil pencacaran merupakan pencacaran ulang dan tidak membahayakan. Tapi bila ada wabah, maka pencacaran walaupun untuk pertama kali tetap dilakukan untuk melindungi ibu dan janin. Virus vaksin dapat melintasi plasenta dan dapat menimbulkan kerusakan-kerusakan pada macam-macam alat dan plasenta. Biasanya infeksi transplasenta hanya terjadi pada wanita hamil yang baru pertama sekali dicacar. Maka dari itu, dianjurkan agar pencacaran pertama sebaiknya dilakukan



sebelum tua kehamilan melewati 20 minggu. Untuk melindungi janin yang akan dilahirkan terhadap tetanus neonatonum dewasa ini dianjurkan untuk diberikan toxoid tetanus pada ibu hamil (Wiknjosastro, 2002). 8. Perawatan Payudara Payudara merupakan sumber air susu ibu yang akan menjadi makanan utama bagi bayi, karena itu, jauh sebelumnya harus sudah dirawat. Kutang yang dipakai harus sesuai besar payudara, yang sifatnya adalah menyokong payudara dari bawah, bukan menekan dari depan. Dua bulan sekali dilakukan massage, kolostrum dikeluarkan untuk  mencegah penyumbatan. Untuk mencegah putting susu kering dan mudah pecah, maka putting susu dan areola payudara dirawat baik-baik dengan dibersihkan menggunakan air sabun dan biocream atau alcohol. Bila puting susu masuk ke dalam, hal ini diperbaiki dengan jalan menarik-narik keluar (Mochtar, 2008). G. Pengkajian Keperawatan 1. Anamnesa  Ciptakan hubungan terapeutik perawat dank lien  Ada Planing terlebih dahulu  Tujuan komunikasi pada topik tertentu : untuk mengumpulkan data, interpretasi pasien terhadap status kesehatan ( data Subyektif), hasil observasi perawat.  Subyektif data meliputi :identitas, Keluhan utama ,HPHT,riwayat kesehatan saat ini, Riwayat kehamilan saat ini, riwayat persalinan yang lalu,riwayat kontrasepsi,riwayat kesehatan keluarga,riwayat psikososial,persiapan persalinan.  Pemerikasaan fisik Ibu Hamil -



penampilan umum (postur tubuh,penampilan,kesadaran)



-



TTV (TD,Nadi,RR,BB,TB)



-



Wajah dan kepala 



Wajah : ada tidaknya edema, cloasma gravidarum







Mata : ada tidaknya anemis pada konjungtiva, ikhterik pada sclera.







Mulut



:



bibir



pucat/tidak,



kelembaban



bibir,



stomatitis,ginggivitis, adakah gigi yang tanggal, caries gigi, bau mulut. -



Leher



-



Dada



: ada pembesaran kelenjar thyroid/tidak, pembesaran slauran limfe.







Paru : kaji keadaan paru-paru pasien







Jantung :kaji keadaan jantung pasen







Payudara : adakah benjolan/tidak,ksimetrisan, putting susu menonjol/datar/masuk, ASI sudah keluar/belum, kebersihan areola mamae.



-



Abdomen Sebelum memulai pemeriksaan abdomen, ibu dianjurkan untuk mengosongkan kandung kemihnya bila perlu.  Periksa bentuk perut (melintang,memanjang,asimetris), linea alba,striae gravidarum,luka bekas operasi,gerakan janin,DJJ)  Pemeriksaan palpasi leopod I - IV



-



Ekstremitas



-



Atas : oedem,refleks bisep/trisep,skin fold,tonus otot Bawah : oedem,reflek patella,reflek homman sign,kekuatan tonus otot,kram kaki. Vulva- vagina



Luka/benjolan,Edema pd vulva/vagina,leukore,keluaran cairan/darah dr jalan lahir,hemoroid,tanda Chadwick,godell sign,hegar sign.  Persiapan persalinan  Obat-obatan yang di pakai saat ini  Hasil pemeriksaan penunjang H. Diagnosa Keperawatan 1. Ansietas b/d adanya factor-faktor resiko khusus, krisis situasi, ancaman pada konsep diri, konflik disadari dan tidak disadari tentang nilai-nilai esensial dan tujuan hidup, kurang informasi. Tujuan : Kecemasan berkurang/hilang Intervensi : a. Kaji, sifat, sumber dan manifestasi kecemasan R/ mengidentifikasi perhatian pada bagian khusus dan menentukan arah dan kemungkinan pilihan / intervensi. b. Berikan informasi tentang penyimpangan genetic khusus, resiko yang dalam reproduksi dan ketersediaan tindakan/pilihan diagnosa.



R/ dapat menghilangkan ansietas berkenaan dengan ketidaktahuan dan membantu keluarga mengenai stress, membuat keputusan, dan beradaptasi secara positif terhadap pilihan. c. Kembangkan sikap berbagi rasa secara terus menerus. R/ kesempatan bagi klien/pasangan untuk memuji pemecahan situasi. Tingkat kecemasan biasanya lebih tinggi pada pasangan yang telah melahirkan anak dengan penyimpangan kromosom. d. Berikan bimbingan antisipasi dalam hal perubahan fisik/psikologis. R/ dapat menghilangkan kecemasan/ depresi pada pasangan. 2. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d perubahan napsu makan, mual/muntah, tidak mengenal peningkatan kebutuhan metabolic. Tujuan : Kebutuhan nutrisi terpenuhi. Intervensi : a. Tentukan keadekuatan kebiasaan asupan nutrisi dulu/sekarang dengan menggunakan batasan 24 jam, perhatikan kondisi rambut, kuku dan kulit R/ kesejahteraan janin/ibu tergantung pada nutrisi ibu selama kehamilan sebagaimana selama 2 tahun sebelum kehamilan b. Berikan informasi tertulis/verbal yang tepat tentang diet prenatal dan suplemen vitaminzat besi setiap hari. R/ Meningkatkan kemungkinan klien memilih diet seimbang c. Perhatikan adanya mengidam. Kaji pilihan bahan bukan makanan dan tingkat motivasi untuk makanannya. R/ memakan bahan bukan makanan pada kehamilan mungkin dibiasakan pada kebutuhan psikologis, fenomena budaya, respon terhadap lapar, dan atau respon tubuh terhadap kebutuhan nutrisi. d. Timbang BB klien. berikan informasi tentang penambahan prenatal yang optimum. R/ ketidakadekuatan penambahan berat badan prenatal dan atau dibawah berat badan normal masa kehamilan, meningkatkan resiko retardasi pertumbuhan intrauterine (IUGR) pada janin dengan BBLR. e. Tinjau ulang frekuensi dan beratnya mual/muntah. R/ mual/muntah trimester pertama dapat berdampak negative pada status nutrisi prenatal, khususnya pada periode kritis perkembangan janin.



3. Kekurangan volume cairan b/d output berlebihan (muntah), peningkatan kebutuhan cairan. Tujuan : Kebutuhan volume cairan terpenuhi. Intervensi : a. Tentukan frekuensi/beratnya mual/muntah. R/ peningkatan kadar hormone gonadotropin khorionik (HCG) perubahan metabolisme KH dan penurunan motilistas gastric memperberat mual dan muntah pada trimester pertama. b. Tinjau ulang riwayat kemungkinan masalah medis lain (ex ; ulkus peptikum, gastritis, kolesistitis) R/ membantu dalam mengenyampingkan penyebab lain. Untuk mengatasi masalah khusus dalam mengidentifikasi intervensi c. Kaji suhu dan turgor kulit, membrane mukosa, TD, suhu, masukan/haluran. R/ indikasi dalam membantu untuk mengevaluasi tingkat/kebutuhan hidrasi. d. Anjurkan klien mempertahankan masukan/haluaran, tes urin dan penurunan BB setiap hari. R/ membantu dalam menentukan adanya muntah yang tidak dapat dikontrol. e. Anjurkan peningkatan masukan minuman berkarbonat, makan enam kali sehari dengan jumlah yang sedikit dan makanan tinggi karbohidrat (popcorn, roti kering sebelum bangun tidur. R/ membantu dalam meminimalkan mual/muntah dengan menurunkan keasaman lambung. 4. Resiko tinggi pola napas tidak efektif b/d penekanan/pergeseran diafragma. Tujuan : Pola pernapasan tak efektif tak terjadi. Intervensi : a. Kaji status pernapasan (mis : sesak napas pada pergerakan tenaga kesehatan) R/ menentukan luas/beratnya masalah yang terjadi pada kira-kira 60% klien normal meskipun kapasitas vital meningkat, fungsi pernapasan diubah saat kemampuan difragma untuk turun pada inspirasi berkurang oleh pembesaran uterus. b. Dapatkan riwayat dan pantau masalah medis yang terjadi/ ada sebelumnya (mis : alergi, rhinitis, asthma, masalah sinus, dan tuberculosis). R/ masalah lain dapat terus mengubah pola pernapasan dan menurunkan oksigenasi jaringan ibu/janin.



c. Berikan informasi tentang rasional untuk kesulitan pernapasan dan program aktivitas latihan yang realistis. Anjurkan sering istirahat, tambah waktu untuk melakukan aktivitas tertentu, dan latihan ringan seperti berjalan. R/ menurunkan kemungkinan gejala-gejala pernapasan yang disebabkan oleh kelebihan. d. Tinjau ulang tindakan yang dapat dilakukan pasien untuk mengurangi masalah : mis ; postur yang baik, menghindari merokok, makan sedikit tapi lebih sering, dengan menggunakan posisi semi – fowler, untuk duduk atau tidur bila gejala berat. R/ postur yang baik dan makan sedikit membantu memaksimalkan penurunan diafragmatik meningkatkan ketersediaan ruang untuk ekspansi paru. Merokok menurunkan persediaan oksigen untuk pertukaran ibu-janin, pengubahan posisi tegak dapat meningkatkan ekspansi paru sesuai penurunan uterus gravid. 5. Perubahan eliminasi urin b/d penekanan pada vesika urinaria. Tujuan : Perubahan eliminasi teratasi Intervensi : a. Berikan informasi tentang perubahan perkemihan sehubungan dengan trimester ketiga. R/ membantu klien memahami alas an fisiologi dan frekuensi berkemih dan/nokturia pembesaran uterus trimester ketiga menurunkan kapasitas kandung kemih mengakibatkan sering berkemih. b. Berikan informasi mengenaia perlunya masukan cairan 6 – 8 gelas sehari. R/ mempertahankan tingkat cairan dan perfusi ginjal adekuat yang mengurangi natrium diet untuk mempertahankan status isotonic c. Berikan informasi mengenai bahaya menggunakan diuretic dan penghilangan natrium dan diet. R/ kehilangan/pembatasan natrium dapat menekan regulator rennin-angiotensinaldosteron dan kadar cairan, mengakibatkan dehidrasi/hipovolemia berat. d. Anjurkan klien untuk melakukan posisi miring kiri saat tidur, perhatikan keluhan-keluhan nokturia. R/ meningkatkan perfusi ginjal memobilisasi bagian yang mengalami edema dependent, edema berkurang pada pagi hari pada kasus edema fisiologi. e. Anjurkan klien untuk menghindari posisi tegak atau supine dalam waktu yang lama.



R/ posisi ini memungkinkan terjadinya sindrom vena cava dan menurunkan aliran vena. 6. Gangguan pola tidur b/d stress psikologik, perubahan pola tingkat aktivitas, sesak. Tujuan : Pola tidur teratur. Intervensi : a. Tinjau ulang kebutuhan perubahan tidur normal berkenaan dengan kehamilan, teruskan pola tidur saat ini. R/ membantu mengidentifikasi kebutuhan menetapkan pola tidur yang berbeda waktu tidur malam dan tidur siang lebih dini. b. Kaji tingkat insomnia dan respons klien terhadap penurunan tidur, anjurkan alat Bantu untuk tidur seperti teknik relaksasi, membaca, mandi air hangat, dan penurunan aktivitas tepat sebelum beristirahat. R/ ansietas yang berlebihan, kegembiraan, ketidaknyamanan fisik, nokturia, dan aktivitas janin dapat mempersulit tidur. c. Perhatikan keluhan kesulitan bernapas karena posisi. Anjurkan tidur pada posisi semifowler. R/ pada posisi rekumben, pembesaran uterus serta organ abdomen menekan diafragma hingga membatasi ekspansi paru, penggunaan posisi semi fowler memungkinkan diafragma menueun, membantu mengembangkan ekspansi paru dengan optimal. d. Evaluasi tingkat kelelahan, anjurkan klien untuk istirahat R/ peningkatan retensi cairan, penambahan berat badan dan pertumbuhan janin semua memperberat perasaan lelah, khususnya pada multipara dengan anak lain dan atau kebutuhan lain. 7. Nyeri b/d perubahan fisik, pengaruh hormonal Tujuan : Nyeri berkurang/hilang Intervensi : a. Kaji secara terus menerus ketidaknyamanan klien. R/ data dasar terbaru untuk merencanakan perawatan b. Kaji status pernapasan klien. R/ penurunan



kapasitas



pernapasan



saat



uterus



menekan



diafragma,



mengakibatkan dispnea khususnya pada multigravida, yang tidak mengalami kelegaan dengan ikatan antara bayi dalam kandungannya.



c. Perhatikan adanya keluhan ketegangan pada punggung dan perubahan cara jalan. R/ lordosis dan regangan otot disebabkan pengaruh hormone (relaxingprogesteron) pada sambungan pelvis dan perpindahan pusat gravitasi sesuai dengan pembesaran uterus. d. Perhatikan adanya kram pada kaki. Anjurkan klien untuk meluruskan kaki dan mengangkat telapak kaki bagian dalam ke posisi dorsofleksi, menurunkan masukan susu, sering mengganti posisi dan menghindari berdiri/duduk lama. R/ menurunkan ketidaknyamanan berkenaan dengan perubahan kadar kalsium/ ketidakseimbangan kalsium-fosfor atau karena tekanan dari pembesaran uterus, pada saraf yang menyuplai ekstremitas bawah. e. Kaji adanya/frekuensi konsistensi Braxton hicks. Berikan informasi mengenai fisiologi aktivitas uterus. R/ kontraksi ini dapat menciptakan ketidaknyamanan pada multigravida pada trimester



II



maupun



ke-III.



Primigravida



biasanya



tidak



mengalami



ketidaknyamanan ini sampai trimester akhir. Saat efek perubahan progesterone pada aktivitas uterus menurun dan kadar oksitosin meningkat. 8. Kelebihan volume cairan b/d perubahan, mekanisme regulator, retensi natrium/air. Tujuan : Kelebihan volume cairan teratasi. Intervensi : a. Pantau berat badan secara teratur. R/ mendeteksi perubahan berat badan kelebihan dan retensi cairan yang tidak kelihatan yang potensial patologis. b. Kaji adanya tanda-tanda HAK, perhatikan tekanan darah, pantau lokasi/luasnya edema, masukan atau haluaran cairan. R/ indicator edema patologis, meskipun HKK karena retensi cairan berlebihan biasanya tidak terlihat sampai akhir minggu ke-10 kehamilan, dapat terjadi diawal khususnya pada klien dengan frekuensi predisposisi seperti DM, penyakit ginjal. c. Berikan informasi tentang diet (mis ; peningkatan protein, tidak menambahkan garam meja, menghindari makanan dan minuman tinggi natrium). R/ nutrisi adekuat, khususnya peningkatan protein menurunkan kemungkinan HAK natrium berlebihan dapat memperberat retensi air (terlalu sedikit natrium dapat mengakibatkan dehidrasi).



d. Anjurkan meninggikan ekstremitas secara periodic selama sehari. R/ edema fisiologis dari ektremitas bawah terjadi di penghujung hari adalah normal, tetapi harus dapat diatasi dengan tindakan sederhana. 9. Intoleransi aktivitas b/d kelemahan. Tujuan : Klien dapat toleransi terhadap aktivitas. Intervensi : a. Tentukan siklus tidur bangun yang normal dan komitmen terhadap pekerjaan, keluarga, komunitas dan diri sendiri. R/ membantu menyusun prioritas yang realistic dan waktu untuk menguji komitmen. b. Anjurkan tidur siang 1 sampai 2 jam setiap hari. R/ istirahat untuk memenuhi kebutuhan metabolic berkenaan dengan pertumbuhan jaringan ibu/janin. c. Pantau kadar Hb. Jelaskan peran zar besi dalam tubuh ; anjurkan mengkonsumsi suplemen zat besi setiap hari, sesuai indikasi. R/ kadar Hb rendah mengakibatkan kelelahan lebih besar karena penurunan jumlah pembawa oksigen.



DAFTAR PUSTAKA http://vhychocolatenurse.blogspot.com/2012/04/laporan-pendahuluan-ancantenatal-care.html http://liskanurjanah.blogspot.com/2012/04/laporan-pendahuluan-ante-natalcare.html https://bangsalsehat.blogspot.com/2018/02/askep-antenatal-care-anc-doc-danpdf.html https://www.academia.edu/25302119/ASUHAN_KEPERAWATAN_ANTENA TAL_CARE_ANC_PADA_Ny._R https://www.academia.edu/10359264/LAPORAN_PENDAHULUAN_ASUHA N_KEPERAWATAN_ANTENATAL_DI_PUSKESMAS_GONDANG_REJO_ KARANGANYAR