Laporan Pendahuluan CA Laring [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PENDAHULUAN CA LARING A. PENGERTIAN Kanker merupakan massa jaringan abnormal tumbuh terus menerus, tidak pernah mati, tumbuh dan tidak terkoordinasi dengan jaringan lain, akibatnya merugikan tubuh dimana ia tumbuh. (Brunner and Suddarth, 2001 ) Carsinoma laring adalah pertumbuhan dan pembelahan sel khususnya sel skuamosa laring yang tidak normal/abnormal yang terbatas pada pita suara yang bertumbuh perlahan karena suplai limpatik yang jarang ketempat sekitar jaringan seperti epiglotis, pita suara palsu dan sinussinus piriformis yang banyak mengandung banyak pembuluh limfe dan meluas dengan cepat dan segera bermetastase ke kelenjar limfe leher bagian dalam. Karsinoma laring adalah karsinoma (keganasan sel) skuamosa pita suara dan jaringan sekitarnya ( C. Long Barbara : 408 ). Ca laring merupakan tumor yang ketiga menurut jumlah tumor ganas dibidang THT dan lebih banyak terjadi pada pria berusia 50-70 tahun. Yang sering adalah jenis karsinoma sel skuamosa (Kapita Selekta Kedokteran, edisi 3. Hal : 136). B. ETIOLOGI Penyebab kanker laring belum diketahui dengan pasti. Dikatakan oleh para ahli bahwa perokok dan peminum alcohol merupakan kelompok orang – orang dengan resiko tinggi terhadap terjadinya kanker laring. Penelitian epidemiologic menggambarkan beberapa hal yang diduga menyebabkan terjadinya kanker laring yang kuat ialah rokok , alkohol, dan oleh sinar radioaktif. Namun ada beberapa faktor yang diduga meningkatkan resiko terjadinya kanker, sebagai berikut : 1. Faktor Lingkungan Merokok sigaret meningkatkan resiko terjadinya kanker paru – paru, mulut, laring (pita suara), dan kandung kemih darah, seperti Leukemia. 2. Faktor Makanan yang mengandung bahan kimia. Makanan juga dapat menjadi faktor risiko penting lain penyebab kanker, terutama kanker pada saluran pencernaan. Contoh jenis makanan yang dapat menyebabkan kanker adalah Makanan yang diasap dan diasamkan (dalam bentuk acar) meningkatkan resiko terjadinya kanker lambung. Minuman yang mengandung alkohol menyebabkan berisiko lebih tinggi terhadap



kanker kerongkongan. Zat pewarna makanan. Logam berat seperti merkuri yang sering terdapat pada makanan laut yang tercemar seperti: kerang dan ikan. Berbagai makanan (manis,tepung) yang diproses secara berlebihan. 3. Virus Virus yang dapat dan dicurigai menyebabkan kanker laring antara lain Virus Epstein-Bar (di Afrika) menyebabkan Limfoma Burkitt, sedangkan di China virus ini menyebabkan kanker hidung dan tenggorokan. Ini terjadi karena faktor lingkungan dan genetik. Menurut Bunner dan Suddart, Barbara C. Long, Robbin dan Kumar serta D. Thone R. Cody. Faktor-faktor predisposisi yang memicu munculnya Ca laring meliputi : 1. Tembakau ( berasap / tidak ) 2. Alkohol serta efek kombinasinya 3. Penajaman terhadap obseton 4. Gas mustard 5. Kayu, kulit dan logam 6. Pekerjaan yang menggunakan suar berlebihan (penyanyi rock, ustad, dosen ) 7. Laringitis kronis 8. Defisiensi nutrisi ( Riboflavin ) 9. Riwayat keluarga ca laring 10. Asap debu pada daerah industri 11. Laringitis kronis 12. Perokok diatas 40 tahun atau lebih 13. Lebih sering pada laki-laki daripada wanita 14. Epiglotis 15. Hemophilus influenza



C. PATHWAY



D. PATOFISIOLOGI Kanker laring yang terbatas pada pita suara tumbuh perlahan karena suplai limfatik yang jarang. Di tempat manapun yang kering ( epiglotis, pita suara palsu, dan sinus-sinus piriformis ). Pada bagian ini banyak mengandung pembuluh limfe, oleh karena itu kanker pada jaringan ini biasanya meluas dengan cepat dan segera bermetastase ke kelenjar limfe leher bagian dalam. Orang-orang yang mengalami serak yang bertambah berat atau suara serak lebih dari 2 minggu



harus segera memeriksakan dirinya. Suara serak merupakan tanda awal kanker pita suara, jika pengobatan dilakukan pada saat serak timbul ( yang disebabkan tumor sebelum mengenai seluruh pita suara ) pengobatan biasanya masih memungkinkan. Tanda-tanda metastase kanker pada bagian laring biasanya berupa pembengkakan pada leher, nyeri pada jakun yang menyebar ke telinga, dispread, disfagia, pembesaran kelenjar limfe dan batuk. Diagnosa kanker laring dibuat berdasarkan anamnesa, pemeriksaan fisik terhadap laring dengan laringoskopi langsung dan dari biopsy dan dari pemeriksaan mikroskopi terhadap laring ( C. Long Barbara. 1996 : 408-409 ). E. MANIFESTASI KLINIS 1. Serak Suara serak adalah hal pertama yang akan tampak pada pasien dengan kanker pada daerah glotis karena tumor mengganggu kerja pita suara selama berbicara. Suara mungkin terdengar parau dan puncak suara rendah. 2. Dispneu dan stridor. Gejala ini merupakan gejala yang disebabkan oleh sumbatan jalan nafas dan dapat timbul pada tiap tumor laring. Gejala ini disebabkan oleh gangguan jalan nafas oleh massa tumor, penumpukkan kotoran atau sekret, maupun oleh fiksasi pita suara. Pada tumor supraglotik atau transglotik terdapat dua gejala tersebut. Sumbatan dapat terjadi secara perlahan-lahan dapat dikompensasi oleh pasien. Pada umumnya dispneu dan stridor adalah tanda dan prognosis kurang baik. 3. Nyeri tenggorok Keluhan ini dapat bervariasi dari rasa goresan sampai rasa nyeri yang tajam. 4. Disfagia ( Kesulitan Menelan) Disfagia adalah ciri khas tumor pangkal lidah, supraglotik, hipofaring dan sinus piriformis. Keluhan ini merupakan keluhan yang paling sering pada tumior ganas post krikoid. Rasa nyeri ketika menelan (odinofagi) menandakan adanya tumor ganas lanjut yang mengenai struktur ekstra laring. 5. Batuk dan hemoptisis. Batuk jarang ditemukan pada tumor ganas glotik, biasanya timbul dengan tertekannya hipofaring disertai sekret yang mengalir ke dalam laring. Hemoptisis sering terjadi pada tumor glotik dan supraglotik.



6. Gejala lain berupa nyeri alih ke telinga ipsilateral, halitosis, batuk hemoptisis dan penurunan berat badan menandakan perluasan tumor ke luar jaringan atau metastase lebih jauh. 7. kelenjar getah bening leher dipertimbangkan sebagai metastasis tumor ganas yang menunjukkan tumor pada stadium lanjut. 8. Nyeri tekan laring adalah gejala lanjut yang disebabkan oleh komplikasi supurasi tumor yang menyerang kaartilago tiroid dan perikondrium F. PENATALAKSANAAN Pengobatan untuk kondisi ini bervariasi sejalan dengan keluasan malignasi. Pengobatan pilihan termasuk terapi radiasi dan pembedahan. Pemeriksaan gigi dilakukan untuk menyingkirkan setiap penyakit mulut. Semua masalah yang berkaitan dengan gigi diatasi jika mungkin dan dilakukan sebelum pembedahan. 1. Terapi Radiasi Hasil yang sangat memuaskan dapat dicapai dengan terapi radiasi pada pasien yang hanya mengalami satu pita suara yang sakit dan normalnya dapat digerakkan ( yaitu bergerak saat fonasi ). Selain itu pasien ini masih memiliki suara yang hampir normal. Beberapa mungkin mengalami kondriti ( inflamasi kartilagi ) atau stenosis, sejumlah kecil dari mereka yang mengalami stenosis nantinya membutuhkan laringotomi. Terapi radiasi juga dapat digerakkan secara pra operatif untuk mengurangi ukuran tumor. 2. Pembedahan Parsial a.



Laringektomi parsial ( laringotomi –tirotomi ) Laringektomi parsial direkomendasikan pada kanker area glotis tahap dini ketika hanya satu pita suara yang kena. Tindakan ini mempunyai angka penyembuhan yang sangat tinggi . Dalam operasi ini, satu pita suara diangkat dan semua struktur lainnya teteap utuh. Suara pasien kemungkinan menjadi parau, jalan nafas akan tetap utuh dan pasien seharusnya tidak memiliki kesulitan menelan.



b. Laringektomi supraglotis ( Horizontal ) Laringektomi supraglotis digunakan dalam penatalaksanaan tumor supraglotis. Tulang hyoid, glottis dan pita suara palsu diangkat. Pita suara kartilogi krikoid dan trakea tetap utuh. Selama operasi dilakukan di seksi leher radikal pada tempat yang sakit. Selang traketomi dipasang dalam trakea sampai jalan nafas glottis pulih. Selang traketomi ini biasanya diangkat setelah beberapa hari dan stoma dibiarkan menutup. Nutrisi diberikan melalui selang nasograstik sampai terdapat



penyembuhan dan tidak ada lagi resiko aspirasi. Pasca operatif, klien kemungkinan akan mengalami kesulitan untuk menelan selama 2 minggu pertama. Keuntungan utama dari operasi ini adalah bahwa suara akan kembali pulih seperti biasa. c.



Laringektomi Hemivertikal Dilakukan jika tumor meluas di luar pita suara, tetapi perluasan tersebut kurang dari 1 cm dan terbatas pada area subglotis. Dalam prosedur ini, kartilago tiroid laring dipisahkan dalam garis tengah leher dan bagian pita suara ( satu pita suara sejati dan satu pita suara palsu ) dengan pertumbuhan tumor diangkat. Kartilago aritenoid dan setengah kartilago tiroid diangkat. Pasien akan mempunyai selang trakeostomi dan selang nasogastrik selama operasi. Pasien beresiko mengalami operasi pasca operatif. Beberapa perubahan dapat terjadi pada kualitas suara ( sakit tenggorokan ) dan proyeksi. Namun demikian fungsi nafas dan jalan menelan tetap utuh.



d. Langektomi Total Dilakukan ketika kanker meluas di luar pita suara. Lebih jauh ketulang hyoid, epiglottis, kartilago krikoid dan dua atau tiga cincin trakea diangkat. Lidah, dinding faringeal, dan trakea ditinggalkan. Laringektomi total membutuhkan stoma trakeal permanen. Stoma ini mencegah aspirasi makanan dan cairan ke dalam saluran pernapasan bawah, karena laring yang memberikan perlindungan spingter tidak ada lagi. Pasien tidak akan mempunyai suara lagi tetapi fungsi menelan akan normal. Laringektomi total merubah cara dimana aliran udara digunakan untuk bernafas dan berbicara. ( Brunner & Suddarth, 2002 : 557-558 ) 3. Kemoterapi Penggunaan obat untuk menangani kanker disebut kemoterapi atau agen antineoplastik. Obat ini digunakan untuk membunuh sel kanker dan menghambat perkembangannya. Semua sel baik normal maupun sel kanker berjalan mengikuti siklus sel. Agen kemoterapi bekerja pada fase siklus sel berbeda disebut siklus non spesifik, kebanyakan agen kemoterapeutik paling efektif ketika sel-sel secara aktif sedang membelah. Kemoterapi terutama digunakan untuk mengobati penyakit sistematik daripada lesi setempat dan dapat diatasi dengan pembedahan atau radiasi. Kemoterapi mungkin di kombinasi dengan pembedahan atau terapi radiasi, atau kedua-duanya untuk menurunkan ukuran tumor sebelum operasi, untuk merusak sel-sel tumor yang masih tertinggal pasca operasi. Tujuan dari kemoterapi ( penyembuhan , pengontrolan, paliatif ) harus realistic, karena tujuan tersebut akan menetapkan medikasi yang digunakan dan keagresifan dari rencana pengobatan.



Agen kemoterapi yang digunakan pada Ca laring atau anti metabolik membunuh sel-sel kanker dengan memblok sintesis DNA dan RNA. Mereka melakukan ini dengan meniru struktur metabolik esensial secara kimiawi, yaitu : Nutrien esensial untuk metabolisme sel normal, Agen umum meliputi : Cytarabine ( ARA-C ), Floxuridine ( FUDR ), 5-Fluorourasial ( 5-FU ), Hydroxyurea ( Hydrea ), 6-Merkaptopurine ( 6-MP ), Methotrexate ( mexate ) dan 6-Thieguanin. Efek samping yang paling umum adalah meliputi stomatitis supresi sumsum tulang dan diare. Rute pemberian Obat-obat kemoterapeutik mungkin diberikan melalui rute topical, oral, interval, intramuskuler, subkutan, arteri, intrakavitasi dan intratekal. Rute pemberian biasanya bergantung pada tipe obat, dosis yang dibutuhkan dan jenis, lokasi dan luasnya tumor yang diobati. Dosis Dosis preparat anti neoplastik terutama didasarkan pada area permukaan tubuh total pasien, respon terhadap kemoterapeutik atau terapi radiasi dahulu, fungsi organ utama dan status kinerja fisik. 4. Terapi Sistomatik Terapi sistomatik yang diberikan meliputi : a.



Pemberian sadatif



b. Pemberian antiemetik c.



Pemberian antipiretik



G. ASUHAN KEPERAWATAN 1. Pengkajian Keperawatan a.



Identitas Pasien Biografi 1) Usia 2) Jenis kelamin



:Laki laki lebih banyak dari pada perempuan 2 : 1



3) Pekerjaan



:Pekerjaan yang menggunakan suara yang berlebihan, seperti penyanyi,



penceramah, dosen. 4) Alamat



: Tinggal di daerah dengan tingkat pencemaran polusi yang tinggi, seperti



tinggal di wilayah industri



b. Riwayat Kesehatan 1) Riwayat Kesehatan Sekarang Data awal yang ditemukan pada klien dengan kanker laring adalah suara serak yang tidak sembuh-sembuh yang disertai dengan adanya pembesaran dan perubahan pada daerah leher. Menurut Cody D. Thaher, C. Long Barbara, Harrison, Sjmsuhidayat dan Suddart Bunner pada pengkajian akan didapatkan data sebagai berikut : Keluhan utama pada klien Ca. Laring meliputi nyeri tenggorok. sulit menelan, sulit bernapas, suara serak, hemoptisis dan batuk, penurunan berat badan, nyeri tenggorok, lemah. Biasanya suara serak adalah hal yang akan nampak pada pasien dengan kanker pada daerah glottis, pasien mungkin mengeluhkan nyeri dan rasa terbakar pada tenggorokan, suatu gumpalan mungkin teraba di belakang leher. Gejala lanjut meiputi disfagia, dispnoe, penurunan berat badan. 2) Riwayat Kesehatan Dahulu Riwayat kesehatan dahulu : adanya riwayat laryngitis kronis, riwayat sakit tenggorokan, riwayat epiglottis. 3) Riwayat Kesehatan Keluarga Riwayat kesehatan keluarga : Riwayat anggota keluarga yang terdiagnosa positif kanker laring.



c.



Kebutuhan Bio- Psiko- Sosial- Spiritual



1) Integritas Ego Gejala : Perasaan takut akan kehilangan suara,mati, terjadi atau berulangnya kanker. Kuatir bila pembedahan mempengaruhi hubungan keluarga, kemampuan kerja dan keuangan. Tanda : Ansietas, depresi, marah dan menolak operasi. 2) Makanan atau Cairan Gejala :Kesulitan menelan. Tanda : Kesulitan menelan, mudah tersedak, sakit menelan, sakit tenggorok yang menetap.Bengkak, luka. Inflamasi atau drainase oral, kebersihan gigi buruk. Pembengkakan lidah dan gangguan gangguan reflek. 3) Higiene Tanda : kemunduran kebersihan gigi. Kebutuhan bantuan perawatan dasar. 4) Neurosensori



Gejala : Diplopia (penglihatan ganda), ketulian. Tanda : Hemiparesis wajah (keterlibatan parotid dan submandibular). Parau menetap atau kehilangan suara (gejala dominan dan dini kanker laring intrinsik). Kesulitan menelan. Kerusakan membran mukosa. 5) Nyeri atau Kenyamanan Gejala : Sakit tenggorok kronis, benjolan pada tenggorok. Penyebaran nyeri ke telinga, nyeri wajah (tahap akhir, kemungkinan metastase). Nyeri atau rasa terbakar dengan pembengkakan (kususnya dengan cairan panas), nyeri lokal pada orofaring. Pasca operasi: Sakit tenggorok atau mulut (nyeri biasanya tidak dilaporkan kecuali nyeri yang berat menyertai pembedahan kepala dan leher, dibandingkan dengan nyeri sebelum pembedahan). Tanda : Perilaku berhati-hati, gelisah, nyeri wajah dan gangguan tonus otot. 6) Pernafasan Gejala : Riwayat merokok atau mengunyah tembakau. Bekerja dengan debu serbuk kayu, kimia toksik atau serbuk, dan logam berat. Riwayat penyakit paru kronik. Batuk dengan atau tanpa sputum. Drainase darah pada nasal. Tanda : Sputum dengan darah, hemoptisis, dispnoe ( lanjut ), dan stridor. 7) Keamanan Gejala : Terpajan sinar matahari berlebihan selama periode bertahun-tahun atau radiasi. Perubahan penglihatan atau pendengaran. Tanda : Massa atau pembesaran nodul. 8) Interaksi Sosial Gejala : masalah tentang kemampuan berkomunikasi, dan bergabung dalam interaksi sosial. Tanda : Parau menetap, perubahan tinggi suara, bicara kacau, enggan untuk bicara, dan menolak orang lain untuk memberikan perawatan atau terlibat dalam rehabilitasi. d. Data Pemeriksaan Fisik 1) Keadaan umum 2) Tanda-tanda vital a) Suhu b) TD c) Respirasi d) Nadi



e) Pengukuran BB f)



Kepala



g) Pembengkakan kelenjar limfe post dan pre aurikel h) Leher e.



Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan Penunjang



1) Laringoskopi : Cara memeriksa laring dengan melakukan inspeksi terhadap sisi luar laring pada leher dan gerakan-gerakan pada saat menelan. Pada kanker laring gerakan menelan akan bergerak ke bawah saat inspirasi atau tidak bergerak. Pada palpasi ditemukan adanya pembesaran dan nyeri. 2) Pemeriksaan sinar x jaringan lunak : terdapat penonjolan pada tenggorokan. 3) Pemeriksaan poto kontras : dengan penelanan borium menunjukkan adanya lesi-lesi local. 4) Pemeriksaan MRI : identifikasi adanya metastasis dan evaluasi respon pengobatan. 5) Foto thoraks : untuk menilai keadaan paru, ada atau tidaknya proses spesifik dan metastasis di paru. 6) Biopsi laring: untuk pemeriksaan patologi anatomik dan dari hasil patologi anatomik yang terbanyak adalah karsinoma sel skuamosa 2. Diagnosa Keperawatan 1) Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan pengangkatan sebagian atau seluruh glotis, gangguan kemampuan untuk bernapas, batuk dan menelan, serta sekresi banyak dan kental. 2) Kerusakan komunikasi verbal berhubungan dengan defisit anatomi (pengangkatan batang suara). 3) Gangguan rasa nyaman : nyeri berhubungan dengan penekanan serabut syaraf oleh sel-sel tumor. 4) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan gangguan saluran pencernaan (disfagia). 3. Perencanaan Keperawatan Diagnosa No Tujuan Intervensi Rasional Kep. 1 Bersihan jalan Setelah diberikan asuhan 1. Kaji frekuensi 1. pada kanker laring napas tidak



keperawatan selama…x



pernapasan



catat biasanya



efektif



24 jam diharapkanpasien



rasio inspirasi atau menyebabkan



berhubungan



dapat mempertahankan



ekspirasi



dengan



jalan nafas dengan kriteria2. Catat



adanya 2. disfungsi pernapasan



pengangkatan



hasil:



derajat



dipsnue merupakan proses



sebagian atau



Tidak sesak dan klien



misalnya



keluhan kronis atau stadium



seluruh glotis,



menunjukkan perilaku



lapar udara, gelisah, akhir



gangguan



untuk memperbaiki jalan



ansietas,



kemampuan



napas ,batuk efektif dan



pernapasan



dan



untuk



bunyi napas



penggunaan



otot



bernapas,



bantu.



batuk dan



3. Auskuitasi



dipsnue



disteres,



bunyi 3. Pada beberapa



menelan, serta



napas, catat adanya derajat kanker laring



sekresi



bunyi napas.



terjadi obstruksi



banyak dan



jalan napas dan dapat



kental.



atau tidak dimanifestasikan 4. Atur posisi yang adanya bunyi napas. nyaman



4. Mempermudah



5. Dorong atau bantu fungsi pernapasan. klien latihan napas 5. Memberikan pasien abdomen atau bibir



beberapa cara untuk mengatasi dan mengontrol dipsnea dan menurunkan jebakan udara.



6. memperbaiki keefektifan upaya batuk 6. Observasi karakteristik batuk



misalnya



menetap



batuk pendek, batuk basah 2



Kerusakan



Setelah diberikan asuhan 1. Kaji tipe atau



1. menentukan terapi



komunikasi



keperawatan selama…x



derajat disfungsi,



verbal



24 jam diharapkan pasien



kesulitan



berhubungan



dapat berkomunikasi aktif2. Bantu menentukan2. pasien mungkin



dengan defisit dengan kriteria hasil:



stadium penyakit



kehilangan



anatomi



perhatikan



kemampuan untuk



(pengangkatan pemahaman tentang



kesalahan dalam



memantau ucapan



batang suara).



masalah komunikasi,



komunikasi dalam



yang keluar dan



membuat metode



dan berikan umpan



tidak menyadari



komunikasi dimana



balik.



bahwa komunikaai



Menidentifikasi



kebutuhan dapat



yang diucapkan tidak



diekspresikan



nyata



menggunakan sumber- 3. Mintalah sumber yang tepat.



untuk



pasien 3. melakukan penilaian mengikutu terhadap adanya



perintah sederhana ( kerusakan sensor. seperti buka , mata tunjuk



kepintu



)



ulangi dengan kata atau kalimat yang sederhana. 4. Berikan



metode 4. Memberikan



komunikasi alternative,



komunikasi



tentang



seperti kebutuhan



menulis di papan berdasarkan keadaan tulis,



atau



gambar.Berikan



mandiri.



petunjuk visual (



defisit



yang



gerakan



tangan,



gambar-gambar, daftar



kebutuhan,



demonstrasi ) 5. Katakan



5. Menurunkan secara kebingungan atau



langsung



dengan ansietas selama



pasien,



bicara proses komunikasi.



perlahan



dan



dengan tenang.Gunakan pertanyaan terbuka dengan jawaban ya atau



tidak,



selanjutnya kembangkan



pada



pertanyaan



yang



lebih sesuai



kompleks respon



pasien. 6. pasien tidak perlu merusak 6. Bicaralah



dengan pendengaran



dan



nada normal dan meninggikan



suara



hindari percakapan dapat menimbulkan yang cepat. Berikan marah pasien atau pasien jarak waktu menyebabkan untuk



berespon. kepedihan.



Bicaralah tekanan



tanpa Memfokuskan terhadap respon



sebuah respon.



mengakibatkan



dapat



frustasi dan mungkin menyebabkan pasien terpaksa untuk bicara otomatis. 7. mengurangi social



pasien



isolasi dan



meningkatkan penciptaan 7. Anjurkan



komunikasi



pengunjung orang



yang



atau efektif. terdekat



mempertahankan usahanya



untuk



berkomunikasi dengan



pasien,



seperti



membaca



surat,



diskusi



tentang



hal-hal



yang terjadi pada keluarga. 3



Gangguan



Setelah diberikan asuhan 1. Tentukan riwayat 1. Informasi



rasa nyaman :



keperawatan selama…x



nyeri misal : lokasi



memberikan



nyeri



24 jam diharapkan nyeri



nyeri, frekuensi,



dasar



berhubungan



pada pasien sedikit



durasi dan



mengevaluasi



dengan



berkurang dengan



intensitas dan



kebutuhan



penekanan



mengikuti aturanpemakai tindakan penghilang keefektifan



serabut syaraf



farmakologis yang telah



oleh sel-sel



ditentukan dapat



tumor.



menggunakan



yang digunakan. 2. Berikan



data untuk



atau



intetrvensi.



tindakan



kenyamanan dasar 2.( Meningkatkan



keterampilan relaksasi dan misal



reposisi, relaksasi



dan



aktifitas hiburan sesuai



gosokan



membantu



indikasi dengan kriteria



punggung,)



hasil:



aktivitas hiburan ( kembali perhatian.



Melaporkan penghilangan



misal musik dan TV



nyeri maksimal / control



).



dan memfokuskan



dengan pengaruh minimal pada AKS. Mengikuti



3. Dorong



3. Memungkinkan



farmokologis yang



penggunaan



pasien



diperlukan,



keterampilan



berpartisipasi secara



mendemonstrasikan



manajemen



penggunaan keterampilan



(misal



relaksasi dan aktivitas



relaksasi,



hiburan sesuai indikasi



visualisasi,



untuk situasi individu.



bimbingan



nyeri aktif



untuk



dan



teknik meningkatkan masa control.



imajinasi) tertawa, musik dan sentuhan terapeutik. 4. Evaluasi penghilangan nyeri 4. control atau control



maksimum pengaruh



nyeri dengan minimum



pada AKS. 4



Perubahan



Setelah diberikan asuhan 1. Kaji



kemampuan 1. Faktor



ini



nutrisi kurang



keperawatan selama…x



pasien



dari



24 jam diharapkannutrisi



mengunyah,



terhadap



jenis



kebutuhan



klien adekuatdengan



menelan, batuk dan makanan



sehingga



tubuh



kriteria hasil:



menangani sekresi.



berhubungan



Mendemonstrasikan



dengan



pemeliharaan kemajuan 2. Auskultasi



gangguan



peningkatan BB sesuai



untuk menentukan pilihan



pasien terlindung



harus dari



bising aspirasi.



usus, catat adanya 2. Fungsi



saluran



saluran



tujuan, tidak mengalami



penurunan



atau pencernaan biasanya



pencernaan



tanda-tanda dalam rentan



nilainya suara yang tetap baik, jadi bising



(disfagia).



normal.



hiperaktif.



usus



membantu



dalam



menentukan



respon untuk makan atau berkembangnya 3. Timbang BB sesuai



komplikasi



seperti



paralitik ilius.



indikasi



3. Mengevaluasi keefektifan



/



kebutuhan mengubah pemberian nutrusi. makan 4. Meningkatkan dalm jumlah kecil prosese pencernaan dan dalam waktu dan toleransi pasien sering dengan terhadap nutrisi yang teratur. diberikan dan dapat



4. Berikan



meningkatkan kerja sama



pasien



saat



makan. 5. Meskipun penilaian



5. Tingkatkan



sama



yang



termasuk



sosialisasi



saat



makan.Anjurkann orang terdekat untk membawa disukai pasien.



pasien



memerlukan bantuan



kenyamanan lingkungan



proses



yang



makan



dan



menggunakan



alat



Bantu,



sosialisasi



waktu makan dengan orang terdekat atau teman meningkatkan



dapat



pemasukan. 6. Pendarahan subakuat 6. Kaji feses, cairan / akut dapat terjadi. lambung, darah



muntah dan



sebagainya.



DAFTAR PUSTAKA Bites Barbara dkk, 1998 . Buku Saku Pemeriksaan dan Riwayat Kesehatan. Edisi 2. Jakarta : EGC Carpenito Lynda Juall. 1999. Rencana suhanA Keperawatan dan Dokumentasi Keperawatan. Edisi 2. Jakarta : EGC C. Long Barbara. 1996. Perawatan Medikal Bedah. Bandung:IAPK Pajajaran Doenges. E. Marilyn. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi 3. Jakarta : EGC Sjamsuhidayat. 2005. Buku Ajar Ilmu Bedah. Jakarta : EGC Brunner. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah.Vol 2. Edisi 8. Jakarta : EGC