Laporan Pendahuluan Defisit Perawatan Diri [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PENDAHULUAN DEFISIT PERAWATAN DIRI



Disusun Oleh :



Surya Rakhmat Hidayat 2011102412004



PROGRAM PROFESI NERS PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYYAH KALIMANTAN TIMUR 2021



LAPORAN PENDAHULUAN A. Masalah Utama Defisit perawatan diri B. Proses Terjadinya 1. Definisi Perawatan Diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam memenuhi



kebutuhannya



guna



mempertahankan



kehidupannya,



kesehatan dan kesejahteraan sesuai dengan kondisi kesehatannya. (Depkes, 2000 dalam Wibowo, 2009). Poter, Perry (2005), dalam Anonim (2009), mengemukakan bahwa Personal Higiene adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis. Wahit Iqbal Mubarak (2007), juga mengemukakan bahwa higiene personal atau kebersihan diri adalah upaya seseorang dalam memelihara kebersihan dan kesehatan dirinya untuk memperolah kesejahteraan fisik dan psikologis. Seseorang yang tidak dapat melakukan perawatan diri dinyatakan mengalami defisit perawatan diri. Nurjannah (2004), dalam Wibowo (2009), mengemukakan bahwa Defisit Perawatan Diri adalah gangguan kemampuan untuk melakukan aktifitas perawatan diri (mandi, berhias, makan, toileting). Menurut Tarwoto dan Wartonah (2000), dalam Anonim(2009), Kurang Perawatan Diri adalah kondisi dimana seseorang tidak mampu melakukan perawatan kebersihan untuk dirinya. Pasien yang mengalami gangguan jiwa kronik seringkali tidak memperdulikan perawatan diri. Hal ini menyebabkan pasien dikucilkan dalam keluarga dan masyarakat (Keliat, 2009). Klien dengan gangguan jiwa hampir semuanya mengalami defisit perawatan diri. Hal ini disebabkan karena ketidaktahuan dan ketidakberdayaan yang berhubungan dengan keadaannya sehingga terjadilah defisit perawatan diri (Muslim, 2010).



2. Tanda dan Gejala Menurut Depkes (2000), dalam Anonim (2009), tanda dan gejala klien dengan defisit perawatan diri yaitu: 1. Fisik a. Badan bau, pakaian kotor b. Rambut dan kulit kotor c. Kuku panjang dan kotor d. Gigi kotor disertai mulut bau e. Penampilan tidak rapi 2. Psikologi a. Malas, tidak ada inisiatif b. Menarik diri, isolasi diri c. Merasa tak berdaya, rendah diri dan merasa hina 3. Sosial a. Interaksi kurang b. Kegiatan kurang c. Tidak mampu berperilaku sesuai norma d. Cara makan tidak teratur e. Buang Air Besar (BAB) dan Buang Air Kecil (BAK) di sembarang tempat f. Gosok gigi dan mandi tidak mampu mandiri Selain itu, tanda dan gejala tampak pada pasien yang mengalami Defisit Perawatan Diri adalah sebagai berikut: a. Gangguan kebersihan diri, ditandai dengan rambut kotor, gigi kotor, kulit berdaki dan bau, serta kuku panjang dan kotor b. Ketidakmampuan berhias/berpakaian, ditandai dengan rambut acakacakan, pakaian kotor dan tidak rapi, pakaian tidak sesuai, pada pasien laki-laki tidak bercukur, pada pasien perempuan tidak berdandan c.



Ketidakmampuan



makan



secara



mandiri,



ditandai



oleh



kemampuan mengambil makan sendiri, makan berceceran dan makan tidak pada tempatnya



d. Ketidak mampuan eliminasi secara mandiri, ditandai dengan BAB/BAK tidak pada tempatnya, dan tidak membersihkan diri dengan baik setelah BAB/BAK (Keliat, 2009). Apabila kondisi ini dibiarkan berlanjut, maka akhirnya dapat juga menimbulkan penyakit fisik seperti kelaparan dan kurang gizi, sakit infeksi saluran pencernaan dan pernafasan serta adanya penyakit kulit, atau timbul penyakit yang lainnya (Harist, 2011).



3. Rentang Respon a) Pola perawatan diri seimbang : saat pasien mendapatkan stressor dan mampu untuk berprilaku adaptif maka pola perawatan yang dilakukan klien seimbang, klien masi melakukan perawatan diri b) Kadang melakukan perawatan diri



kadang tidak : saat pasien



mendapat stressor kadang-kadang pasien tidak memperhatikan perawatan dirinya c) Tidak melakukan perawatan diri : klien mengatakan dia tidak peduli dan tidak bisa melakukan perawatan saat stressor, (Ade, 2011). 4. Penyebab a) Predisposisi •



Perkembangan Keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien sehingga perkembangan inisiatif terganggu







Biologis Penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu melakukan perawatan diri







Kemampuan realitas turun Klien gangguan jiwa dengan kemampuan realitas yang kurang menyebabkan ketidakpedulian dirinya dan lingkungan termasuk perawatan diri







Sosial Kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan diri lingkungannya.



Situasi



lingkungan



kemampuan dalam perawatan diri



mempengaruhi



latihan



b) Presipitasi Yang merupakan faktor presiptasi defisit perawatan diri adalah kurang penurunan motivasi, kerusakan kognisi atau perceptual, cemas, lelah/lemah yang dialami individu sehingga menyebabkan individu kurang mampu melakukan perawatan diri. (Depkes, 2000, dalam Anonim, 2009) Sedangkan Tarwoto dan Wartonah



(2000),



dalam



Anonim(2009),



meyatakan



bahwa



kurangnya perawatan diri disebabkan oleh : •



Kelelahan fisik







Penurunan kesadaran



5. Sumber Koping a) Melatih pasien cara perawatan kebersihan diri b) Melatih pasien berhias/berdandan c) Melatih pasien makan dengan benar d) Melatih pasien melakukan BAB/BAK secara mandiri 6. Mekanisme Koping Mekanisme koping mempengaruhi respon individu dalam menanggapi stressor meliputi status sosialekonomi, keluarga, jaringan interpersonal, organisasi yang dinaungi oleh lingkungan sosial yang lebih luas, juga menggunakan kreativitas untuk mengekspresikan stress interpersonal seperti kesenian, musik, atau tulisan (Stuart and Sundeen, 1998 dalam Lili Kadir, 2018).



C. Pohon Masalah Gangguan Persepsi sensori : Halusinasi



Defisit perawatan diri



Effect



Isolasi Sosial Core Problem



Menurunnya motivasi dalam perawatan diri



Harga Diri Rendah Causa



D. Masalah keperawatan yang mungkin muncul 1) Gangguan persepsi Sensori : Halusinasi 2) Isolasi sosial 3) Harga Diri Rendah 4) Defisit perawatan diri E. Data yang perlu dikaji 1) Data yang biasa ditemukan dalam defisit perawatan diri adalah •



Data subjektif ➢ Pasien merasa lemah ➢ Malas untuk aktivitas ➢ Merasa tidak berdaya







Data Olbjektif ➢ Rambut kotor, acak-acakan ➢ Badan dan pakaian kotor dan bau ➢ Mulut dan gigi bau ➢ Kulit kusam dan kotor ➢ Kuku Panjang dan tidak terawat



2) Data yang biasa ditemukan dalam defisit perawatan diri adalah •



Regresi







Penyangkalan







Isolasi sosial, menarik diri







intelektualisasi



F. Diagnosa Keperawatan 1) Gangguan persepsi sensori : Halusinasi berhubungan dengan gangguan interaksi sosial 2) Isolasi sosial berhubungan dengan perubahan penampilan fisik dibuktikan dengan menarik diri 3) Harga diri rendah situasional berhubungan dengan perubahan pada citra tubuh dibuktikan dengan menilai diri negatif 4) Defisit



perawatan



diri



berhubungan



dengan



penurunan



motivasi/minat dibuktikan dengan minat melakukan perawatan diri kurang G. Rencana Tindakan Keperawatan No. Dx 1.



SDKI Gangguan persepsi sensori : Halusinasi b/d gangguan interaksi sosial (D.0085)



SLKI



SIKI



Setelah dilakukan tindakan Manajemen Halusinasi keperawatan selama 3 x 24 (I. 09288) jam di harapkan masalah keperawatan halusinasi b/d Observasi gangguan interaksi sosial 1.1 Monitor perilaku yang mengindikasikan teratasi dengan kriteria hasil halusinasi : Persepsi Sensori(L.09083) 1.2 Monitor dan sesuaikan tingkat 1. Verbalisasi aktivitas dan stimulasi mendengar bisikan lingkungan 2. Verbalisasi melihat 1.3 Monitor isi halusinasi bayangan 2 (mis. Kekerasan atau 3. Verbalisasi membahayakan diri) merasakan sesuatu melalui indra Teraupetik perabaan 2 1.4 Pertahankan 4. Verbalisasi lingkungan yang merasakan sesuatu aman melalui indra 1.5 Lakukan tindakan penciuman 2 keselamatan ketika 5. Verbalisasi tidak dapat merasakan sesuatu mengontrol perilaku indra pengecapan 2 6. Menarik diri 2



7. Melamun 2 8. Curiga 2 9. Mondar mandir 2



1.6 Diskusikan perasaan atau respons terhadap halusinasi Edukasi 1.7 Anjurkan memonitor sendiri situasi terjadinya halusinasi 1.8 Anjurkan bicara pada orang yang dipercaya untuk memberi dukungan dan umpan balik korektif terhadap halusinasi 1.9 Anjurkan melakukan distraksi 1.10 Anjurkan pasien dan keluarga mengontrol halusinasi



2.



Isolasi sosial b/d perubahan penampilan fisik dibuktikan dengan menarik diri (D.0121)



Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam di harapkan masalah keperawatan isolasi sosial b/d perubahan penampilan fisik dibuktikan dengan menarik diri teratasi dengan kriteria hasil : Keterlibatan Sosial(L.13116) 1. Minat Interaksi 2. Verbalisasi Isolasi Sosial 3. Verbalisasi ketidak amanan di tempat umum 4. Perilaku Menarik Diri



Promosi Sosialisasi (I. 13498) Obsevasi 1.1 identifikasi kemampuan melakukan interaksi dengan orang lain 1.2 identifikasi hambatan melakukan interaksi dengan orang lain Terapeutik 1.3 motivasi meningkatkan keterlibatan dalam satu hubungan 1.4 motivasi berpartisipasi dalam aktivitas baru dan kegiatan kelompok Edukasi 1.5 anjurkan berinteraksi dengan orang lain secara bertahap 1.6 anjurkan ikut serta kegiatan sosial kemasyarakatan



3.



Harga diri rendah situasional b/d perubahan pada citra tubuh dibuktikan dengan menilai diri negatif (D.0087)



Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam di harapkan masalah keperawatan harga diri rendah situsional b/d perubahan pada citra tubuh dibuktikan dengan menilai diri negatif teratasi dengan kriteria hasil: Harga Diri (L09069) 1. Perilaku Konsisten 2. Perasaan Fluktuatif terhadap diri 3. Budaya 4. Presepsi Terhadap Diri



Manajemen Perilaku (I. 12463) Observasi 1.1 identifikasi harapan untuk mengendalikan perilaku terapeutik 1.2 tingkatkan status aktivitas sesuai kemampuan 1.3 bicara dengan nada rendah dan tenang 1.4 lakukan kegiatan pengalihan terhadap sumber agitasi Edukasi 1.5 Informasikan keluarga bahwa keluarga sebagai dasar pembentukan kognitif



4.



Defisit perawatan diri b/d penurunan motivasi/minat dibuktikan dengan minat melakukan perawatan diri kurang (D.0109)



Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam di harapkan masalah keperawatan defisit perawatan diri b/d penurunan motivasi/minat dibuktikan dengan minat melakukan perawatan diri kurang, teratasi dengan kriteria hasil: Perawatan Diri (L.11103) 1. Kemampuan Mandi 2. Kemampuan Mengenakan Pakaian 3. Kemampuan makan 4. Kemampuan ke toilet (BAB/BAK) 5. Verbalisasi keinginan keinginan perawatan diri 6. Minat melakukan perawatan diri



Dukungan Perawatan Diri (I. 11348) Observasi 1.1 identifikasi kebiasaan aktivitas perawatan diri sesuai usia 1.2 monitor tingkat kemandirian 1.3 identifikasi kebutuhan alat bantu kebersihan diri Terapeutik 1.4 sediakan lingkungan yang terapeutik 1.5 fasilitasi kemandirian, bantu jika tidak mampu melakukan perawatan diri Edukasi 1.6 anjurkan melakukan perawatan diri secara konsisten sesuai kemampuan



DAFTAR PUSTAKA Stuart, W. Gail. (2016). Keperawatan Kesehatan Jiwa. Singapore: Elsevier



Yusuf, Ah, Rizky Fitryasari PK dan Hanik Endang Nihayati. (2015). Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta: Salemba Medika



Keliat, Budi Anna. 2011. Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas: CMHN(Basic Course). Jakarta: EGC



Fitria Nita.2009.Prinsip Dasar dan Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan Dan Srategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan(LP dan SP).Jakarta:Salemba Medika.



Damaiyanti Mukhripah,dkk.2012.Asuhan Keperawatan Jiwa.Bandung: PT Refika Aditama



Hoesny, Rezkiyah,.2011. Faktor-faktor yang berhubungan dengan Defisit Perawatan Diri diakses dari http://repositori.uinalauddin.ac.id/3358/1/Rezkiyah%20Hoesny.pdf pada 14 febuari 2021



Neri, Silvia,.2018. Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan diakses dari https://www.academia.edu/6822348/STRATEGI_PELAKSANAAN_TINDA KAN_KEPERAWATAN_SP1_Pasien_Defisit_Perawatan_Diri_Pertemuan_Ke-1 pada 14 febuari 2021



Shinzu, Bekti,.2018. Defisit Perawatan Diri LP SP diakses dari https://www.academia.edu/35135428/Defisit_Perawatan_Diri_LP_SP pada 14 febuari 2021



Amang Bagas dkk. 2017. Asuhan Keperawatan Jiwa Pasien Dengan Masalah Defisit Perawatan Diri. https://samoke2012.files.wordpress.com/2017/03/lpsp-defisitperawatan-diri.pdf. Diakses pada tanggal 14 febuari 2021



Purnomo Ade dkk. 2012. Asuhan Keperawatan Defisit Perawatan Diri (DPD). http://www.academia.edu/9222718/ASUHAN_KEPERAWATAN_DEF ISIT_PERAWATAN_DIRI_DPD_Disusun_Guna_Memenuhi_Tugas_ Blok_Jiwa_Disusun_oleh. Diakses pada tanggal 14 febuari 2021