14 0 113 KB
LAPORAN PENDAHULUAN DOWN SYNDROME
A. PENGERTIAN Menurut Gunarhadi (2005 :13) down syndrom adalah suatu kumpulan gejal akibat dari abnormalitas kromosom,biasanya kromosom 21 ,yang tidak dapat memisahkan diri selama meiosis sehingga terjadi individu dengan 47 kromosom .Kelainan ini pertama kali ditemukan oleh seguin dalam tahun 1844. Down adalah dokter dari inggris yang namanya lengkapnya langdon haydon . B. TANDA DAN GEJALA Gejala yang muncul akibat down syndrome dapat bervariasi mulai dari yang tidak tampak sama sekali, tampak minimal sampai muncul tanda yang khas : 1. Penderita dengan tanda khas sangat mudah dikenali dengan adanya penampilan fisik yang menonjol berupa bentuk kepala yang relatif kecil dari normal 2.
(microchephaly) dengan bagian (anteroposterior) kepala mendatar Sifat pada kepala, muka dan leher : penderita down syndrome mempunyai paras muka yang hampir sama seperti muka orang Mongol. Pada bagian wajah biasanya tampak sela hidung yang datar. Pangkal hidungnya pendek. Jarak diantara 2 mata jauh dan berlebihan kulit di sudut dalam. Ukuran mulut adalah kecil dan ukuran lidah yang besar menyebabkan lidah selalu terjulur. Mulut yang mengecil dan lidah yang menonjol keluar (macroglossia). Pertumbuhan gigi lambat dan tidak
3.
teratur. Paras telinga adalah lebih rendah. Manifestasi mulut : gangguan mengunyah menelan dan bicara.scrotal tongue,
4.
rahang atas kecil (hypoplasia maxilla Pada sistim pencernaan dapat ditemui kelainan berupa sumbatan pada esofagus
5.
(esophageal atresia) atau duodenum (duodenal atresia). Sifat pada tangan dan lengan : Sifat-sifat yang jelas pada tangan adalah mereka mempunyai jari-jari yang pendek dan jari kelingking membengkok ke dalam. Tapak tangan mereka biasanya hanya terdapat satu garisan urat dinamakan “simian crease”. Tampilan kaki : Kaki agak pendek dan jarak di antara ibu jari kaki dan jari kaki kedua agak jauh terpisah dan tapak kaki. Tampilan klinis otot : mempunyai otot yang lemah menyebabkan mereka menjadi lembek dan menghadapi masalah dalam perkembangan motorik kasar. (Gunarhadi .2005)
C. POHON MASALAH Faktor penyebab: Genetick, Umur, Radiasi,Infeksi , toksik
1
Abnormalitas kromosom (kelebihan kromosom X)
Non Disjungtional
Penyakit Jantung kongenital
Translokasi kromosom 21 & 15
Post zigotik non disjunctional
Pembentukan organ Yang kurang sempurna
Peningkatan konsentrasi terhadap infeksi
Risiko infeksi
Keterlambatan Pertumbuhan dan Perkembangan
Pertumbuhan palatum abnormal
Ketidak seimbangan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh
D. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK 1. Pemeriksaan fisik penderita 2. Pemeriksaan kromosom (kariotip manusia biasa hadir sebagai 46 atosom+XX atau 46 autosom+XY, menunjukkan 46 kromosom dengan aturan XX bagi betina dan 46 kromosom dengan aturan XY bagi jantan, tetapi pada sindrom down terjadi kelainan pada kromosom ke 21 dengan bentuk trisonomi atau translokasi kromosom 14 dan 22). Kemungkinan terulang pada kasus (trisomi adalah sekitar 3.
1%, sedangkan translokasi kromosom 5-15%) Ultrasonograpgy (didapatkan brachycephalic, sutura dan fentela terlambat
4.
menutup, tulang ileum dan sayapnya melebar) Echocardiogram digunakan untuk mendeteksi kelainan yang ada pada jantung, khususnya pada katup jantung. Selain itu echocardiogram mampu mendeteksi derajat defek, pembesaran, infeksi, dan emboli pada jantung serta untuk mengetahui ada tidaknya kelainan jantung bawaan mungkin terdapat ASD atau
5.
VSD Pemeriksaan darah (percutaneus umbilical blood sampling) salah satunya adalah dengan adanya leukemia akut menyebabkan penderita semakin rentan terkena infeksi, sehingga penderita ini memerlukan monitoring serta pemberian terapi pencegah infeksi yang adekuat.
2
6.
Dapat diteggakkan melalui pemeriksaan cairan amnion atau korion pada kehamilan minimal 3 bulan, terutama kehamilan di usia diatas 35 tahun keatas (Aziz Alimul H, 2008 ).
E. PENATALAKSANAAN MEDIS Anak yang mengalami kelainan sindrom down, umumnya memiliki keceerdasan (IQ) rendah yaitu dibawah 30. Akan tetapi saat ini dengan deteksi dini serta terapi stimulasi yang diberikan secara teratur dan intensif, kecerdasan anak yang menderita sindrom down dapat memperbaiki hingga subnormal antara 70-90 bahkan harapan untuk menjadi opandai (IQ lebih dari 110) masih mustahil. a. Terapi Stimulasi Untuk merangsang perkembangan IQ anak penderita sindrom down, terapi stimulasi diberikan dengan melatih gerakan-gerakan motorik anak sejak usia dini. Latihan tersebut dapat dilakukan sendiri oleh anak dan dapat dibantu oleh ahli fisioterapi. Melalui gerakan-gerakan motorik itu perkembangan saraf dirangsang b.
sehingga bisa mempengaruhi perkembangan saraf dan otaknya. Permainan Permainan dapat membantu pemahaman anak-anak mengenai kehidupan, melalui permainan juga, anak dengan sindrom down akan berupaya memahami hubungan
c.
saling terkait 1) Permainan selidik dan jelajah 2) Permainan membina dan kongnitif 3) Permainan social 4) Permainan khayalan 5) Permainan merangsang pergerakan otot 6) Permainan bahasa Terapi fisik Terapi fisik yang digunakan untuk menangani anak-anak yang mengatasi kelainan down syndrome adalah dengan terapi treadmill, yaitu dengan cara melatih ibu atau pengasuh dan anak yang mengalami down syndrome. Ibu atau pengasuh anak down syndrome dilatih bagaimana cara yang tepat untuk melatih anak down syndrome agar dapat berjalan dan dapat melatih keterampilan motoriknya, misalnya bagaimana cara memegang bayi, melatih anak untuk duduk dan berjalan sendiri. (Ulrich, 2008). Selain terapi fisik tersebut, special education, menerapkan pendidikan khusus bagi anak-anak down syndrome, modifikasi perilaku, dan parenting skill bagi orang tua anak-anak down syndrome (Aziz Alimul H, 2008 ).
F.
PENGKAJIAN KEPERAWATAN 3
Pengkajian
merupakan
langkah
pertama
dari
proses
keperawatan
dengan
mengumpulkan data-data yang akurat dari klien sehingga akan diketahui berbagai permasalahan yang ada.( Aziz Alimul H, 2008 ). 1. Identitas Pasien Identitas pasien meliputi nama, tanggal lahir, nama ayah, nama ibu, pekerjaan 2.
ayah/ibu, alamat/ no telp , kultur, agama, pendidikan klien/ayah/ibu. Riwayat Kesehatan a. Keluhan utama Gejala yang biasanya merupakan keluhan utama dari orang tua adalah retardasi mental atau keterbelakangan mental (disebut juga tunagrahita), dengan IQ antara 50-70, tetapi kadang-kadang IQ bisa sampai 90 terutama pada kasus-kasus yang diberi latihan. Kemunduran dalam pertumbuhan fisik, perkembangan motorik, perkembangan kognitif, perkembangan psikososial b.
jika dibandingkan dengan anak seusianya. Riwayat penyakit sekarang Orang tua mengatakan anaknya mengalami keterbelakangan perkembangan mental dan fisik. Anak biasanya mempunyai tubuh pendek, lengan atau kaki kadang-kadang bengkok, kepala lebar, wajah membulat, mulut selalu terbuka, ujung lidah besar, hidung lebar dan datar, kedua lubang hidung terpisah lebar, jarak lebar antar kedua mata, kelopak mata mempunyai lipatan epikantus, sehingga mirip dengan orang oriental, iris mata kadang-kadang berbintik, yang
disebut bintik “Brushfiel. Riwayat kehamilan dan kelahiran Prenatal Natal Post natal d. Riwayat penggunaan obat-obatan e. Riwayat alergi f. Riwayat imunisasi g. Riwayat kesehatan keluarga h. Riwayat social Yang mengasuh Hubungan dengan anggota keluarga Hubungan dengan teman sebaya Lingkungan rumah Kebutuhan dasar a. Cairan & nutrisi b. Eliminasi c. Pola tidur d. Personal hygiene e. Aktivitas/ Bermain Pemeriksaan fisik c.
3.
4.
4
Sistematika daripada pemeriksaan fisik sentiasa dimulai dengan melihat keadaan umum pasien, pemeriksaan fisik yang harus dilakukan pada anak tersebut meliputi: a. Keadaan umum Pertumbuhan tinggi badan dan BB menurun, umumnya obesitas b. Tanda- tanda vital TD, Nadi, Suhu, RR c. Pemeriksaan kepala dan leher Tengkorak bulat kecil dengan oksiput datar, lipatan epikantus bagian dalam dan fisura palpebra serong (mata miring ke atas dan keluar), hidung kecil dengan batang hidung tertekan kebawah (hidung sadel), lidah menjulur kadang berfisura, mandibula hipoplastik (membuat lidah tampak besar), palatum d. e. f. g.
berlengkung tinggi, leher pendek tebal Pemeriksaan integument Thorax Abdomen Muskulatur Hipotonik (perut buncit, hernia umbilikus) Genetalia Perkembangan seksual terhambat, tidak lengkap atau keduanya, infertile pada pria, wanita dapat fertile, penuaan premature uum terjadi, harapan hidup
rendah. h. Punggung i. Ekstremitas Sendi hiperfleksibel dan lemas, tangan dan kaki lebar, pandek tumpul, garis simian (puncak transversal pada sisi telapak tangan) j. Status neurologi Masalah Sensori (seringkali berhubungan) kehilangan pendengaran konduktif (sangat umum), strabismus, myopia, nistagmus, katarak, konjungtivitis G. DIAGNOSA KEPERAWATAN 1. Keterlambatan pertumbuhan dan perkembangan b.d abnormalitas pertumbuhan 2. 3.
kromosom Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan b.d kesulitan makan karena lidah yang menjulur dan kepalatum yang tinggi Risiko infeksi dibuktikan dengan pertahanan primer yang tidak adekuat (NANDA International. 2015)
H. INTERVENSI KEPERAWATAN NO
DIAGNOSA
NOC DAN KRITERIA HASIL
NIC DAN INTERVENSI
5
KEPERAWATAN 1.
Keterlambatan
Setelah dilakukannya asuhan
Peningkatan perkembangan
pertumbuhan dan
keperawatan selama … X24 jam
perkembangan b.d
di harapkan ,perkembangan anak
anak dan remaja 1. Kaji faktor
abnormalitas
mampu memenuhi kriteria hasil
pertumbuhan
sebagai berikut:
kromosom
gangguan
penyebab
perkembangan
anak 2. Identifikasi
dan
gunakan
sumber pendididkan untuk
Kriteria Hasil 1. Anak berfungsi optimal
memfasilitasi
sesuai tingkatannya 2. Kematangan fisik:
perkembangan anak yang
wanita : perubahan fisik normal pada wanita yang terjadi dengan transisi dari masa
kanak-kanak
ke
dewasa 3. Kematangan fisik : Pria : Perubahan fisik normal
optimal 3. Berikan
perawatan
konsisten 4. Dorong anak
yang
melakukan
sosialisasi 5. Ciptakan lingkungan yang aman Nutrition Management:
pada pria yang terjadi
1. Kaji keadekuatan asupan
dengan transisi dari masa
nutrisi (misalnya kalori, zat
kana-kanak ke dewasa 4. Status nutrisi seimbang 5. Berat badan
gizi) 2. Tentukan
makanan
yang
disukai anak 3. Pantau kecenderungan kenaikan
dan
penurunan
berat badan 2.
Ketidakseimbangan Setelah dilakukannya asuhan
Nutrition Management
nutrisi kurang dari
keperawatan selama … X24 jam
kebutuhan b.d
di harapkan ,perkembangan anak
1. Kaji adanya alergi makanan 2. Kolaborasi dengan ahli gizi
kesulitan makan
mampu memenuhi kriteria hasil
karena lidah yang
sebagai berikut:
menjulur dan kepalatum yang tinggi
kalori
1. Adanya peningkatan berat badan
untuk menentukan jumlah
sesuai
dengan
tujuan 2. Berat badan ideal sesuai
dan
nutrisi
dibutuhkan pasien 3. Anjurkan pasien
yang untuk
meningkatkan protein dan vitamin C 4. Berikan makanan
yang 6
dengan tinggi badan 3. Mampu mengidentifikasi kebutuhan nutrisi 4. Tidak ada tanda-tanda malnutrisi 5. Menunjukkan peningkatan
terpilih
(sudah
dikonsultasikan dengan ahli gizi) 5. Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori
fungsi
pengecapan dari menelan 6. Tidak terjadi penurunan berat badan yang berarti
Nutrition Monitoring 1. BB
pasien
dalam
batas
normal 2. Monitor adanya penurunan berat badan 3. Monitor interaksi anak atau orang tua selama makan 4. Monitor lingkungan selama makan 5. Jadwalkan pengobatan dan tindakan tidak selama jam makan 6. Monitor kulit kering dan perubahan pigmentasi 7. Monitor mual dan muntah 8. Monitor pertumbuhan dan perkembanganMonitor pucat,
kemerahan,
kekeringan
dan
jaringan
konjungtiva 9. Catat adanya hiperemik,
edema, hipertonik
papilla lidah dan cavitas 3.
Risiko infeksi
Setelah dilakukan asuhan
oral 1. Monitor TTV pasien
dibuktikan dengan
keperawatan selama ...X 24 jam
2. Anjurkan pasien dan/ atau
pertahanan primer
diharapkan risiko infeksi
keluarga
yang kurang
berkurang dengan kriteria hasil
mencuci tangan dan ajarkan
adekuat
1. Faktor- faktor penyebab dan faktor yang berkontribusi
untuk
selalu
cara mencuci tangan yang benar dan baik 3. Jelaskan
patofisiologis 7
2. Perjalanan penyakit biasanya
penyakit
dan
bagaimana
hubungannya anatomi
dengan
fisiologis sesuai
kebutuhan kepada keluarga pasien 4. Kenali
pengetahuan
keluarga pasien mengenai kondisinya 5. Jelaskan tanda dan gejala yang umum dari penyakit sesuai dengan kebutuhan keluarga pasien 6. Jelaskan
alasan
dibalik
manajemen/terapi/penangan an yang direkomendasikan 7. Edukasi
pasien
megenai
tanda dan gejala yang harus dilaporkan kepada petugas kesehatan (NANDA International. 2015)
I. REFERENSI Bulechek, G. M. ., Howard, K. B. ., Joanne, M. D. ., Cheryl, M.W. 2016. Nursing Interventions Classification (NIC) 6th Edition. Singapore: Elsevier. Moorhead, S. ., Marion, J. ., Meridean, L. M. ., Elizabeth, S. 2016. Nursing Outcomes Classification (NOC) 5th Edition. Singapore: Elsevier. NANDA International. 2015. DIAGNOSIS KEPERAWATAN Definisi & Klasifikasi 2015-2017 Edisi 10. Jakarta: EGC. Gunarhadi .2005 .Penanganan Anak Sindroma down Dalam Lingkungan Keluarga dan Sekolah .Anak .Jakarta: Deptikbut A. Aziz Alimul Hidayat.2008. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak. Buku 2.Jakarta :Salemba Medika
8
9