Laporan Pendahuluan Hernia Inguinalis [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PENDAHULUAN PENATALAKSANAAN OPERASI HERNIORRAPHY ATAS INDIKASI HERNIA INGUINALIS INSTALASI BEDAH SENTRAL RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA



DISUSUN OLEH : INDAH BIT TARI



PELATIHAN KAMAR OPERASI INSTALASI BEDAH SENTRAL RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA TAHUN 2020



LAPORAN PENDAHULUAN PENATALAKSANAAN OPERASI CHOLESISTEKTOMI ATAS INDIKASI HERNIA INGUINALIS



A. Pengertian Hernia inguinalis lateralis adalah hernia yang melalui anulus inguinalis internus yang terletak di sebelah lateral vasa epigastrika inferior, menyusuri kanalis inguinalis dan keluar ke rongga perut melalui anulus inguinalis eksternus (Mansjoer, 2000). Hernia adalah penonjolan sebuah organ, jaringan atau struktur melewati dinding rongga yang secara normal memang berisi bagian-bagian tersebut (Nettina, 2001). Hernia inguinalis



adalah suatu penonjolan yang terjadi pada kanalis



inguinalis akibat masuknya viscara (organ internal abdonan) abdomen melalui kanalis inguinalis lateral (Syamsuhidajat, 2004). Hernia adalah protusi (penonjolan) ruas organ , isi organ ataupun jaringan melalui bagian lemah dari dindingrongga yang bersangkutan atau lubang abnormal Menurut (Nada, 2007).



B. Anatomi dan Fisiologi 1. Anatomi Hernia



Hernia terdiri dari 3 unsur yaitu kantong hernia yang terdiri dari peritonium, isi hernia yang biasanya terdiri dari usus, omentum, kadang berisi organ ekstraperitoneal seperti ovarium, appendiks divertikel dan buli-buli. Unsur terakhir adalah struktur yang menutupi kantong hernia yang dapat berupa kulit (skrotum) umbilikus atau organ-organ lain misalnya paru dan sebagainya (Martini, H, 2001).



2.



Fisiologi a. Krista illika berfungsi sebagai penopang seikum dan sebelah depan menyentuh kolon desendes. b. Mukulus obliges externus abdominus fungsinya adalah mengencangkan dan melindunngi organ intra abdomen. c. Saluran ingunialis atau lingkaran ingunialis berfungsi sbagai tempat berjalan tali mani (funukulus spermatikus) pada pria dan ligamen bundar dari uterus pada wanita dan juga beberapa urat saraf dan pembuluh darah. d. Liena alba atau garis putih berfungsi memisahkan otot relatus abdominus. e. Tembuk lubang dalam atau internal berfungsi sebagai tempat pada fosia otot tranfersal dimana tali mani masuk melintasi salura ingunial, tembuk lubang tepi atau external adalah tempat di dalam abdominal oblik external dimana tali mani muncul atau turun ke lipat paha atau masuk skrotum. f. Vena safena magma yang panjang fungsinya untuk mengalirkan darah kotor dari seluruh tubuh ke jantung.



C. Macam - Macam Hernia 1. Hernia Inguinalis / Congenital Hernia inguinalis dapat terjadi karena anomali kongenital atau karena sebab yang didapat. Lebih banyak pada pria ketimbang pada wanita. Faktor yang dipandang berperan kausal adalah adanya prosesus vaginalis yang terbuka, peninggian tekanan di dalam rongga perut (karena kehamilan, batuk kronis, pekerjaan mengangkat benda berat, mengejan pada saat defekasi dan miksi misalnya akibat hipertropi prostat) dan kelemahan otot dinding perut karena usia. Adanya prosesus vaginalis yang paten bukan merupakan penyebab tunggal terjadinya hernia tetapi diperlukan faktorlain seperti anulus ingu inalis yang cukup besar. Tekanan intra abdominal yang meninggi secara kronik seperti batuk kronik, hipertropi prostat, konstipasi dan ansietas sering disertai hernia inguinalis.Secara patofisiologi hernia inguinalis adalah prolaps sebagian usus ke dalam anulus inguinalis di atas kantong skrotum, disebabkan oleh kelemahan atau kegagalan menutup yang bersifat kongenital. Hernia inkarserata terjadi bila usus yang prolaps itu menyebabkan konstraksi suplai darah ke kantong skrotum, kemudian akan mengalami nyeri dan gelalagejala obstruksi usus (perut kembung, nyeri kolik abdomen, tidak ada flatus, tidak



ada feces, muntah). Kelemahan otot dinding perut antara lain terjadi akibat kerusakan nilioinguinalis dan niliofemoralis setelah apendiktomi. Processus vaginalis peritoneum persisten Testis tidak samapi scrotum, sehingga processus tetap Terbuka Penurunan baru terjadi 1-2 hari sebelum kelahiran, sehingga processus belum sempat menutupdan pada waktu dilahirkan masih tetap terbuka predileksi tempat: sisi kanan karena



testis kanan mengalami



desensus setelah kiri terlebih dahulu. Dapat timbul pada masa bayi atau sesudah dewasa.



Hernia



indirect



pada



bayi



berhubungan



dengan



criptocismus dan hidrocele. 2. Hernia Femoralis Umumnya dijumpai pada wanita tua, kejadian pada perempuan kira-kira 4 kali laki-laki. Pintu masuk hernia femoralis adalah anulus femoralis. Secara patofisiologis peninggian tekanan intra abdominal akan mendorong lemak pre peritoneal ke dalam kanalis femoralis yang akan menjadi pembuka terjadinya hernia. Faktor penyebab lainnya adalah kehamilan multipara, obesitas dan degenerasi



jaringan



ikat



karena



usia



lanjut.



Ada



factor



predisposisi



Kelemahan struktur aponeurosis dan fascia tranversa Pada orang tua karena degenerasi/atropi Tekanan intra abdomen meningkat Pekerjaan mengangkat benda-benda berat Batuk kronik Gangguan BAB, missal struktur ani, feses keras Gangguan BAK, mis: BPH, veskolitiasis Sering melahirkan: hernia femoralis (karisyogya, 2011).



D. Etiologi Menurut (Sachdeva,



2000)



Hernia



Inguinalis



/



Congenital



Hernia



inguinalis dapat terjadi karena anomali kongenital atau karena sebab yang didapat. Lebih banyak pada pria ketimbang pada wanita. Faktor yang dipandang berperan kausal adalah adanya prosesus vaginalis yang terbuka, peninggian tekanan di dalam rongga perut (karena kehamilan, batuk kronis, pekerjaan mengangkat benda berat, mengejan pada saat defekasi dan miksi misalnya akibat hipertropi prostat) dan kelemahan otot dinding perut karena usia.



Adanya



prosesus vaginalis yang paten bukan merupakan penyebab tunggal terjadinya hernia tetapi diperlukan faktor lain seperti anulus inguinalis yang cukup besar. Tekanan intraabdominal yang meninggi secara kronik seperti batuk kronik, hipertropi prostat, konstipasi dan ansietas sering disertai hernia inguinalis. Secara



patofisiologi hernia inguinalis adalah



prolaps sebagian usus ke dalam anulus



inguinalis di atas kantong skrotum, disebabkan oleh kelemahan atau kegagalan menutup yang bersifat kongenital. Hernia inkarserata terjadi bila usus yang prolaps itu menyebabkan konstriksi suplai darah ke kantong skrotum, kemudian akan mengalami nyeri dan gelala-gejala obstruksi usus, yaitu perut kembung, nyeri kolik abdomen, tidak ada flatus, tidak ada feces, muntah. Penyebab lain yang memungkinkan terjadinya hernia adalah: a. Hernia inguinalis indirect, terjadi pada suatu kantong kongenital sisa dan prosesus vaginalis. b. Kerja otot yang terlalu kuat. c. Mengangkat beban yang berat d. Batuk kronik. e. Mengejan sewaktu miksi dan defekasi. f. Peregangan otot abdomen karena meningkatkan tekanan intra abdomen (TIA) seperti: obesitas dan kehamilan. Indikasi pelaksanaan operasi adalah pada semua jenis hernia, hal ini dikarenakan penggunaan tindakan konservatif hanya terbatas pada herniaumbilikalis pada anak sebelum usia dua tahun dan pada hernia ventralis. Tindakan operasi dilakukan pada hernia



yang telah



mengalami stadium lanjut yaitu;



1) Mengisi kantong scrotum 2) Dapat menimbulkan nyeri epigastrik karena turunnya mesentrium. 3) Kanalis inguinalis luas pada hernia tipe ireponibilis. Pada hernia reponibilis dan ireponibilis dilakukan tindakan bedah karena ditakutkan terjadinya komplikasi, sedangkan bila telah terjadi strangulasi tindakan bedah harus dilakukan secepat mungkin sebelum terjadinya nekrosis usus(Sachdeva,1998 dan Mansjoer,2000). Menurut Natadidjaja (2002), penyebab hernia inguinalis adalah 1) Tempat lemah pada dinding abdomen (kongenital, pada tempat-tempat penetrasi anatomik atau tempat-tempat insisi). 2) Tekanan intraabdominal meningkat (batuk, mengedan, obstruksi) 3) Kelemahan otot-otot akibat obesitas dan lain-lain 4) Menurut Black and janis dkk (2002), penyebab hernia inguinalis adalah: a. Kelemahan otot dinding abdomen



1) Kelemahan jaringan. 2) Adanya daerah yang luas diligamen inguinal. 3) Trauma b. Peningkatan tekanan intra abdominal 1) Obesitas 2) Mengangkat benda berat 3) Konstipasi, dari faktor mengejan pada saat proses buang air besar. 4) Kehamilan 5) Batuk kronik 6) Hipertropi prostate c. Faktor resiko: kelainan congenital



E. Tanda dan Gejala Tanda dan gejala hernia adalah : 1. Penonjolan di daerah inguinal 2. Nyeri pada benjolan/bila terjadi strangulasi. 3. Obstruksi usus yang ditandai dengan muntah, nyeri abdomen seperti kram dan distensi abdomen. 4. Terdengar bising usus pada benjolan 5. Kembung 6. Perubahan pola eliminasi BAB 7. Gelisah 8. Dehidrasi 9. Hernia biasanya terjadi/tampak di atas area yang terkena pada saat pasien berdiri atau mendorong.



F. Klasifikasi Hernia Menurut Syamsuhidjayat dan Jong (2004) klasifikasi hernia sebagai berikut : 1. Macam-macam hernia menurut terlihat atau tidaknya a. Hernia internal Tonjolan usus tanpa kantong hernia melalui lubang dalam rongga perut (tidak terlihat dari luar). b. Hernia eksternal Tonjolan menonjol keluar dari rongga abdomen melalui dinding abdomen (terlihat dari luar).



2. Macam-macam hernia menurut penyebabnya a. Hernia kongenital Hernia yang disebabkan karena kelemahan dinding otot abdomen yang bersumber dari lahir atau bawaan. b. Hernia traumatik atau didapat Hernia yang disebabkan karena adanya trauma seperti peningkatan tekanan intra abdominal (batuk kronis, sering mengejan dan mengangkat benda berat). c. Hernia insisionalis Hernia yang disebabkan karena dinding abdomen lemah akibat sayatan atau pembedahan sebelumnya, seperti post laparatomi dan prostatektomic. 3. Macam-macam hernia menurut sifatnya a. Hernia responibilis Bila isi hernia dapat keluar masuk usus keluar jika berdiri atau mengejan dan masuk lagi jika berbaring atau duduk masuk tidak ada keluhan nyeri atau gejala obstruksi usus. b. Hernia Irreponibilis Bila isi hernia berada didalam kantong hernia dan terjepit cincin hernia sehingga tidak dapat masuk kembali ke dalam rongga abdomen. c. Hernia incarserata atau strangula Bila isi hernia berada didalam kantong hernia dan terjepit cincin hernia sehingga tidak dapat masuk kembali ke dalam rongga abdomen, dapat disertai gangren pasase akibat peredaran darah terganggu. 4. Macam-macam hernia menurut lokasinya a. Hernia opigastrika Hernia yang keluar defek di linea alba umbilikus dan procesus xipoideus. b. Hernia umbilikalis Hernia



keluar



melalui



umbilikus



akibat



peningkatan



tekanan



intraabdomen. c. Hernia inguinalis Penonjolan organ intraabdomen melalui lubang amulus inguinalis, karena bagian lemah dari dinding rongga abdomen yang terjadi karena didapat atau juga kongenital. d. Hernia skrotalis



Hernia inguinalis lateralis yang mencapai skrotum. e. Hernia femoralis Batang usus masuk melalui cincin femoral ke dalam kanalis femoralis.



G. Patofisiologi Hernia berkembang ketika intra abdominal mengalami pertumbuhan tekanan seperti tekanan pada saat mengangkat sesuatu yang berat, pada saat buang air besar atau batuk yang kuat atau bersin dan perpindahan bagian usus kedaerah otot abdominal, tekanan yang berlebihan pada daerah abdominal itu tentu saja akan menyebabkan suatu kelemahan mungkin disebabkan dinding abdominal yang tipis atau tidak cukup kuatnya pada daerah tersebut dimana kondisi itu ada sejak atau terjadi dari proses perkembangan yang cukup lama, pembedahan abdominal dan kegemukan. Pertama-tama terjadi kerusakan yang sangat kecil pada dinding abdominal, kemudian terjadi hernia. Karena organ-organ selalu selalu saja melakukan pekerjaan yang berat dan berlangsung dalam waktu yang cukup lama, sehingga terjadilah penonjolan dan mengakibatkan kerusakan yang sangat parah.sehingga akhirnya menyebabkan kantung yang terdapat dalam perut menjadi atau mengalami kelemahan jika suplai darah terganggu maka berbahaya dan dapat menyebabkan ganggren (Oswari, E. 2000). Hernia inguinalis dapat terjadi karena kongenital atau karena sebab yangdidapat. Insiden hernia meningkat dengan bertambahnya umur karena meningkatnya penyakit yang meninggikan tekanan intra abdomen dan jaringan penunjang berkurang kekuatannya. Dalam keadaan relaksasi otot dinding perut, bagian yang membatasi anulus internus turut kendur. Pada keadaan ini tekanan intra abdomen tidak tinggi dan kanalis inguinalis berjalan lebih vertikal. Bila otot dinding perut berkontraksi kanalis inguinalis berjalan lebih transversal dan anulus inguinalis tertutup sehingga dapat mencegah masuknya usus ke dalam kanalis inguinalis. Pada orang dewasa kanalis tersebut sudah tertutup, tetapi karena kelemahan daerah tersebut maka akan sering menimbulkan hernia yang disebabkan keadaan peningkatan tekanan intra abdomen (Nettina, 2001). Menurut Mansjoer, A (2000) kanalis inguinalis adalah kanal yang normal pada fetus. Pada bulan ke-8 kehamilan, terjadi desensus testis melalui kanal tersebut. Penurunan testis tersebut akan menarik peritoneum ke daerah skrotum sehingga terjadi penonjolan peritoneum yang disebut dengan prosesus vaginalis peritonei. Pada bayi



yang sudah lahir, umumnya prosesus ini telah mengalami obliterasi sehingga isi rongga perut tidak dapat melalui kanalis tersebut. Namun beberapa hal, seringkali kanalis tidak menutup. Karena testis kiri turun terlebih



dahulu,



maka kanalis



inguinalis kanan lebih sering terbuka. Bila kanalis kiri terbuka maka biasanya yang kanan juga terbuka. Dalam keadaan normal, kanalis yang terbuka ini akan menutup pada usia 2 bulan. Bila prosesus terbuka terus (karena tidak mengalami obliterasi), akan timbul hernia inguinalis lateralis kongenital. Pada orang tua kanalis tersebut telah menutup. Namun karena merupakan lokus minoris resistensie, maka pada keadaan yang menyebabkan tekanan intraabdominal meningkat, kanal tersebut dapat terbuka kembali dan timbul hernia inguinalis lateralis akuisita. Keadaan yang dapat menyebabkan peningkatan tekanan intraabdominal adalah kehamilan, batuk kronis, pekerjaan mengangkat benda berat, mengejan pada saat defekasi dan mengejan pada saat miksi misalnya hipertrofi prostat.



H. Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan penunjang pada hernia adalah : 1. Sinar



X



abdomen



menunjukkan



abnormalnya



kadar



gas



dalam



usus/obstruksi usus. 2. Hitung



darah



lengkap



dan



serum



elektrolit



dapat



menunjukkan



hemokonsentrasi (peningkatan hemotokrit), peningkatan sel darah putih (Leukosit : >10.000– 18.000/mm3) dan ketidak seimbangan elektrolit.



I. Komplikasi Komplikasi pada hernia adalah : 1. Terjadi perlengketan antara isi hernia dengan dinding kantong hernia sehingga isi hernia tidak dapat dimasukkan kembali. Keadaan ini disebut hernia inguinalis irreponibilis. Pada keadaan ini belum ada gangguan penyaluran isi usus. Isi hernia yang tersering menyebabkan keadaan irreponibilis adalh omentum, karena mudah melekat pada dinding hernia dan isinya dapat menjadi lebih besar karena infiltrasi lemak. Usus besar lebih sering menyebabkan irreponibilis daripada usus halus. 2. Terjadi penekanan terhadap cincin hernia akibat makin banyaknya ususyang masuk. Keadaan ini menyebabkan gangguan aliran isi usus diikuti dengan gangguan vaskuler (proses strangulasi). Keadaan ini disebut hernia inguinalis



strangulata.Pada keadaan strangulata akan timbul gejala illeus, yaitu perut kembung, muntah dan obstipasi. Pada strangulasi nyeri yang timbul lebih hebat dan kontinyu, daerah benjolan menjadi merah dan pasien menjadi gelisah.



J. Penatalaksanaan Umum Penatalaksanaan medis pada hernia yaitu : 1. Herniaplasty : memperkecil anulus inguinalis internus dan memperkuat dinding belakang. 2. Herniatomy : pembebasan kantong hernia sampai ke lehernya, kantong dibuka dan isi hernia dibebas kalau ada perlekatan, kemudian direposisi, kantong hernia dijahit ikat setinggi lalu dipotong 3. Herniorraphy : mengembalikan isi kantong hernia ke dalam abdomen dan menutup celah yang terbuka dengan menjahit pertemuan transversus internus dan muskulus ablikus internus abdominus ke ligamen inguinal.