Laporan Pendahuluan K3 (Penanggulangan Kebakaran) [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PENDAHULUAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3) DALAM BIDANG PENANGGULANGAN KEBAKARAN



Dosen Pembimbing : 1. Ns. Mareta Akhriansyah, S.Kep, M.Kep 2. Ns. Raden Surahmat, S.Kep, M.Kes, M.Kep 3. Romliyadi, S.Kep., Ners, M.Kes.,M.Kep 4. Ali Harokan, S.Kep,.Ners.,M.Kes



Disusun Oleh : Almareta Fajrin



17.14201.30.29



PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BINA HUSADA PALEMBANG 2021



LAPORAN PENDAHULUAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3) DALAM BIDANG PENANGGULANGAN KEBAKARAN A. Pengertian Penanggulangan Kebakaran Penanggulangan kebakaran adalah usaha menyadari atau mewaspadai akan faktor-faktor yang menjadi sebab munculnya atau terjadinya kebakaran dan mengambil langkah-langkah untuk mencegah kemungkinan tersebut menjadi kenyataan. Penanggulangan kebakaran membutuhkan suatu program pendidikan dan pengawasan beserta pengawasan karyawan, suatu rencana pemeliharaan yang cermat dan teratur atas bangunan dan kelengkapannya, inspeksi/pemeriksaan, penyediaan dan penempatan yang baik dari peralatan pemadam kebakaran termasuk memeliharanya baik segi siap-pakainya maupun dari segi mudah dicapainya. B. Prinsip Penanggulangan Kebakaran Kebakaran adalah suatu nyala api, baik kecil atau besar pada tempat yang tidak kita hendaki, merugikan dan pada umumnya sukar dikendalikan. Api terjadi karena persenyawaan dari: 



Sumber panas, seperti energi elektron (listrik statis atau dinamis), sinar matahari, reaksi kimia dan perubahan kimia.







Benda mudah terbakar, seperti bahan-bahan kimia, bahan bakar, kayu, plastik dan sebagainya.







 Oksigen (tersedia di udara)



C. Pengenalan Kelas-Kelas Kebakaran Kebakaran di Indonesia dibagi menjadi tiga kelas, yaitu: 1. Kelas A Kebakaran yang disebabkan oleh benda-benda padat, misalnya kertas, kayu, plastik, karet, busa dan lain-lainnya. Media pemadaman kebakaran untuk kelas ini berupa: air, pasir, karung goni yang dibasahi, dan Alat Pemadam Kebakaran (APAR) atau racun api tepung kimia kering.



2.



Kelas B Kebakaran yang disebabkan oleh benda-benda mudah terbakar berupa cairan, misalnya bensin, solar, minyak tanah, spirtus, alkohol dan lain-lainnya. Media



pemadaman kebakaran untuk kelas ini berupa: pasir dan Alat Pemadam Kebakaran (APAR) atau racun api tepung kimia kering. Dilarang memakai air untuk jenis ini karena berat jenis air lebih berat dari pada berat jenis bahan di atas sehingga bila kita menggunakan air maka kebakaran akan melebar kemana-mana. 3. Kelas C Kebakaran yang disebabkan oleh listrik. Media pemadaman kebakaran untuk kelas ini berupa: Alat Pemadam Kebakaran (APAR) atau racun api tepung kimia kering. Matikan dulu sumber listrik agar kita aman dalam memadamkan kebakaran. D. Peralatan Pencegahan Kebakaran 1. APAR / Fire Extinguishers / Racun Api APAR Adalah Suatu alat berupa tabung yang diisi dengan media yang dapat mengatasi serta memadam kebakaran pada awal terjadinya api 



SPARE PARTS APAR a. Tabung (tube)



Tabung (Tube) yang kami pakai terbuat dari bahan berkualitas tinggi baja paduan. mereka banyak diterapkan dalam kimia, metalurgi, mekanik. Sehingga tahan terhadap bahan kimia serta tahan terhadap tekanan yang terukur. Tabung berbentuk seamless yaitu tabung yang dibuat tanpa adanya las. b. Valve



Spare part yang berfungsi untuk menutup dan membuka aliran media (Isi) yang berada di dalam tabung. c. Handle



Spare part yang berfungsi sebagai pegangan untuk menekan serta membantu valve dalam melakukan fungsinya. d. Pressure



Spare part yang berfungsi untuk menunjukkan tekanan N2 dalam tabung. e. Hose



Spare part yang berfungsi sebagai selang penghantar media.



f. Nozzle



Spare part yang berfungsi sebagai pegangan untuk mengarahkan media pada sumber api. g. Sabuk Tabung Spare part yang berfungsi sebagai dudukan selang pada tabung.



h. Pin pengaman



Spare part yang berfungsi sebagai pengaman tabung. i. Bracket/ Hanger Spare part yang berfungsi sebagai gantungan APAR. 



MEDIA ALAT PEMADAM API RINGAN (APAR) 1. Dry Chemical Powder Dry Chemical powder merupakan kombinasi dari fosfat Mono-amonium dan ammonium sulphate. Yang fungsinya adalah bahwa hal itu mengganggu reaksi kimia yang terjadi pada zona pembakaran, sehingga api berhenti. Dry Chemical powder juga memiliki titik lebur yang rendah dan pada partikel yang sangat kering serta membengkak untuk membentuk penghalang yang hingga oksigen tidak dapat masuk sehingga dapat menutup area api, akhirnya api tidak akan menyala dikarenakan pijakan api ditutupi oleh Dry Chemical powder. 



Merupakan media pemadam api serbaguna, aman dan luas pemakaiannya karena dapat mematikan api kelas A, B, dan C.







Dapat menahan radiasi panas dengan kabut partikelnya.







Tidak menghantarkan listrik (Non Konduktif).







Serbuk kimia kering tidak beracun (Non Toxic).



2. Carbon Dioxide (Co2) Senyawa kimia yang terbentuk dari 1 atom karbon dan 2 atom oksigen, yang dapat dihasilkan baik dari kegiatan alamiah maupun kegiatan manusia. 



Dapat digunakan memadamkan kebakaran kelas B dan C karena merupakan bahan gas, Co2 tidak merusak, dengan daya guna yang efektif dan bersih.







Sangat efektif digunakan dalam ruangan tertutup/ In Door.







Dapat menyerap panas sekaligus mendinginkan







Konstruksi tabung sangat kuat dan berat karena dirancang khusus untuk menahan tekanan tinggi dan dilengkapi dengan selang yang panjang dengan nozzle yang berbentuk corong.



3. Foam AFFF (Aqueous Film Forming Foam) Foam AFFF adalah berbasis air dan sering mengandung surfaktan berbasis hidrokarbon



seperti



sulfat



sodium



alkyl,



sepertifluorotelomers,



asam



perfluorooctanoic



dan



fluoro



(PFOA),



surfactant atau



asam



perfluorooctanesulfonic(PFOS). Mereka memiliki kemampuan untuk menyebar di permukaan cairan berbasis hidrokarbon. Alcohol-resistant aqueous film forming foams (AR-AFFF) adalah busa yang tahan terhadap reaksi dari alkohol, dapat membentuk lapisan pelindung ketika disemprotkan. 



Dapat digunakan untuk memadamkan api kelas A namun sangat cocok bila digunakan untuk kelas B.







Bersifat Kondukstif (Penghantar Listrik). Tidak dapat dipakai untuk memadamkan api kelas C.







Foam bersifat ringan, efektif untuk memadamkan zat cair yang mudah terbakar dengan cara mengisolasi oksigen dan menutupi permukaan zat cair untuk menghindari api yang dapat menjalar kembali.



4. Client Agent/ Gas (Pengganti Hallon) / HCFC 141B HCFC-141b is a hydrochlorofluorocarbon (HCFC). Merupakan senyawa dari 1,1-dichloro-1-fluoroethane dan Chemical Abstracts. 



Merupakan pemadam api yang bersih dan tidak meninggalkan residu.







Sangat efektif untuk semua resiko kebakaran kelas A, B dan C.







Tidak menghantarkan listrik (Non Konduktif), sehingga tidak akan menyebabkan kerusakan pada peralatan elektronik dan alat perkantoran modern lainnya.







CARA MENGGUNAKAN TABUNG PEMADAM API Walaupun berbeda bentuk dan ukuran, namun berbagai merk Alat Pemadam Api Ringan umumnya memiliki cara kerja yang hampir sama :



Di dalam bahasa inggris terdapat singkatan untuk memudahkan kita mengingat cara menggunakan alat pemadam api ringan, yaitu : P.A.S.S 1. Pull atau Tarik Pin hingga segel putus atau terlepas. 2. Pin berada diatas Tabung A.P.A.R (Alat Pemadam Api), Pin juga berfungsi sebagai pengaman, handle atau pegangan dari penekanan Alat Pemadam Api yang tidak disengaja. 3. Arahkan nozzle/Aim atau ujung hose Alat Pemadam Api yang kita pegang ke arah pusat api. 4. Squeeze atau Tekan handle atau Pegangan Untuk mengeluarkan/menyemprotkan isi tabung. Pada beberapa merk handle penyemprot terletak Dibagian ujung hose. 5. Sapukan nozzle/Sweep yang kita pegang ke arah Kiri dan Kanan api, agar media yang disemprotkan merata mengenai api yang sedang terbakar Perlu diingat setiap jenis alat pemadam api ringan memiliki kemampuan jangkauan yang berbeda, disamping itu perhatikan arah angin sebelum kita mulai menyemprotkan isi tabung pemadam api ringan. Jangan sampai posisi kita berdiri berlawanan dengan arah angin, karena akan mebahayakan diri kita sendiri. Sebaiknya kita berdiri diposisi membelakangi arah angin selain untuk menghindari tiupan hawa panas juga menghindarkan kita dari media yg kita semprotkan kembali kearah kita. 



CARA PEMILIHAN ALAT PEMADAM API RINGAN (APAR) 1. Sebaiknya memilih APAR yang memiliki penunjuk pressure tekanan dalam tabung, sehingga dapat dilihat masih fungsi atau tidaknya tabung pemadam api tersebut. 2. Memilih tabung seamless (Tanpa Las), sehingga mengurangi bahaya kebocoran pada tabung pemadam api. 3. Telah diuji kelayakannya oleh Dinas PMK Laboratories. 4. Sebaiknya memilih atau membeli tabung pemadam api yang bergaransi.







CARA PENEMPATAN ALAT PEMADAM API RINGAN (APAR) 1. Mudah terlihat, tidak terhalang oleh benda apapun.



2. Mudah dijangkau. Penempatan apar jangan terlalu tinggi, tidak melebihi standar PMK yaitu 120cm. 



CARA PERAWATAN ALAT PEMADAM API RINGAN (APAR) 1. Dilakukan pengecekan berkala per-6 bulan. 2. Untuk menghindari pembekuan media pada tabung pemadam api, harap dilakukan 1 kali pembolak-balikan tabung per-bulan. 3. Dilakukan



pengecekan



tekanan



dalam



tabung



dengan



mengecek



pressure/indikator yang berada pada tabung pemadam api. 4. Dilakukan pengecekan selang pada tabung pemadam api. 5. Dilakukan pembersihan tabung untuk menghindari karat dan korosi. 2. Hydrant Sebuah hidran adalah tindakan proteksi kebakaran aktif , dan sumber air yang disediakan di sebagian besar wilayah perkotaan , pinggiran kota dan pedesaan dengan layanan air kota untuk memungkinkan petugas pemadam kebakaran untuk memasuki pasokan air kota untuk membantu memadamkan api . Ada 3 jenis hydran, yaitu : a. hydran gedung, b. hydran halaman dan c. hydran kota. Sesuai namanya hydran gedung ditempatkan dalam gedung, untuk hydran halaman ditempatkan di halaman, sedangkan hydran kota biasanya ditempatkan pada beberapa titik yang memungkinkan Unit Pemadam Kebakaran suatu kota mengambil cadangan air. 3. Detektor Asap / Smoke Detector Peralatan yang memungkinkan secara otomatis akan memberitahukan kepada setiap orang apabila ada asap pada suatu daerah maka alat ini akan berbunyi, khusus untuk pemakaian dalam gedung. 4. Fire Alarm Peralatan yang dipergunakan untuk memberitahukan kepada setiap orang akan adanya bahaya kebakaran pada suatu tempat.



5.



Sprinkler Peralatan yang dipergunakan khusus dalam gedung, yang akan memancarkan air secara otomatis apabila terjadi pemanasan pada suatu suhu tertentu pada daerah di mana ada sprinkler tersebut.



E. Pencegahan  Kebakaran Pencegahan kebakaran merupakan langkah awal yang harus dilakukan untuk menanggulangi kebakaran sejak sedini mungkin. Berikut ini beberapa langkah-langkahnya : 1. Pencegahan          o Sudahkah kompor dimatikan? Kompor minyak tanah dan gas harus di rawat dengan baik, sehinnga api bisa menyala dengan baik. Untuk kompor minyak tanah, pastikan sumbu kompor masih panjang. Untuk kompor gas pastikan tidak ada kebocoran di selang atau sistem yang lain. Kalau perlu dipasang gas detector. o Lampu penerangan dengan bahan bakar minyak sebaiknya dimatikan sebelum tidur. o Apabila menggunakan nyamuk bakar, pastikan ditaruh di tempat yang aman. Jauh dari benda-benda yang mudah terbakar. o Pastikan bahwa instalasi listrik di rumah anda aman. Ketahuilah berapa besar daya yang bisa dipakai di rumah, dengan melihat circuit breaker di meteran rumah. Apabila tertulis 10A, secara sederhana berarti daya yang bisa dipakai adalah sebesar 10 x 220 = 2200 Watt. Dan perhatikan pula pembagian beban dan jebes kabel yang dipakai. o Pembebanan yang berlebihan pada satu stop kontak akan menyebabkan kabel panas dan akan bisa memicu kebakaran. Ini biasanya dilakukan dengan penumpukan beberapa stop kontak atau T pada satu titik sumber listrik. o Pastikan stop kontak dan steker (kontak tusuk) dalam keadaan baik. Sehingga waktu steker dimasukkan dalam stop kontak, terjadi sambungan yang stabil (tidak bergerakgerak, orang Jawa bilang oglak-aglik). Karena ini akan menimbulkan percikan api yang dapat memicu kebakaran. o Pergunakan pemutus arus listrik (sekering) yang sesuai, jangan dibesarkan. o Apabila ada kabel listrik yang terkelupas atau terbuka, harus segera diperbaiki. Karena bisa menyebabkan hubungan pendek.



o Jangan sekali-kali mencantol listrik, karena anda tidak memiliki sistem pengaman yang sesuai. Dan PLN biasanya sudah memperhitungkan distribusi beban listrik, apabila ada beban berlebihan akan mengganggu jaringan listrik yang ada.  2. Penanggulangan              o Pasang detektor asap di langit-langit rumah, di luar kamar tidur dan disetiap lantai untuk rumah betingkat. Alat ini perlu di test setiap bulan untuk memastikan selalu dalam kondisi baik. o Sediakan alat pemadam kebakaran di rumah anda. Apabila anda bisa membelinya, siapkanlah selimut pemadam (fire blanket) untuk di dapur dan kamar tidur. Juga pemadam kebakaran, untuk rumah pakailah pemadam kebakaran jenis bubuk (powder). o Apabila anda tidak mau membeli peralatan di atas, persiapkanlah pemadam kebakaran dari ledeng rumah. Siapkan selang yang cukup panjang, dan quick connection. Pasang beberapa qucik connection di keran rumah anda, terutama apabila rumah anda cukup luas. Sehingga ada beberapa titik untuk bisa memasang selang anda dengan cepat. o Juga sebagai pengganti fire blanket, sediakan karung goni (karung beras yang terbuat dari serat manila hennep). Basahi karung goni sebelum dipakai untuk memadamkan api. o Panggil pemadam kebakaran apabila masih sempat. Pasang nomor penting dekat telephone, atau program telephone untuk nomor-nomor penting. Ingat bahwa mereka tidak akan datang dalam waktu singkat, kemungkinan api telah berkobar lebih besar. 3. Penyelamatan diri   o Buat rencana penyelamatan diri bersama dengan keluarga, dengan menentukan sedikitnya dua jalur keluar dari setiap kamar. Ini bisa melalui pintu ataupun jendela, jadi perhatikan apakah teralis rumah akan mengganggu rencana ini. Buatlah denah penyelamatan diri di rumah bersama dengan keluarga. o Persiapkan lampu senter di dekat tempat tidur. o Saat kebakaran, sebenarnya asap yang membuat orang menjadi panik dan tidak dapat bernafas dengan leluasa. Merangkaklah atau merunduk di bawah, tutup mulut dan hidung dengan kain yang dibasahi.



o Keluarlah dari pintu atau jendela yang terdekat menuju ke tempat yang aman. Pastikan bahwa pintu dapat dengan cepat dibuka pada kondisi darurat, demikian pula jika harus melalui jendela. o Apabila terjebak api, pastikan balut tubuh anda dengan selimut tebal yang dibasahi. Ini hanya dilakukan sebagai pilihan terakhir apabila tidak ada jalan lain kecuali menerobos kobaran api.   4. Lingkungan yang aman      Banyak kebakaran sudah terlambat untuk dipadamkan karena linkungan sekitar terlalu padat. Jalan terlalu sempit untuk dilalui mobil pemadam kebakaran dan sumber air sulit didapatkan. Untuk menciptakan lingkungan yang aman, berarti juga lingkungan harus mempersiapkan diri jika terjadi kebakaran. Lingkungan sekitar perlu dirapikan sehingga apabila ada kondisi darurat dengan mudah dicapai oleh mobil pemadam kebakaran, ketahui lokasi pemadam kebakaran terdekat dan apabila ada hydrant disekitar perlu dicheck apakah masih berfungsi. Lingkungan yang aman bisa terwujud apabila warga sekitar memiliki kesadaran akan keselamatan.    



DAFTAR PUSTAKA http://id.wikipedia.org/wiki/kebakarani http://rita-susanti.blogspot.com/2012/01/penanggulangan-kebakaran.html