Laporan Pendahuluan Keperawatan Dengan Itp: Disusun Untuk Memenuhi Tugas Profesi Departemen Keperawatan Anak [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PENDAHULUAN KEPERAWATAN DENGAN ITP ( IDIOPATIK TROMBOSITOPENIA PURPURA ) Disusun Untuk Memenuhi Tugas Profesi Departemen Keperawatan Anak



OLEH : FAHRIZAL MUHARRAM 201920461011099 PROGRAM STUDI PROFESI NERS FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2020



1



A. PENGERTIAN Idiopatik Trombositopenia Purpura (ITP) merupakan suatu kelainan yang berupa gangguan autoimun yang menetap (angka trombosit darah perifer kurang dari 150.000 / ml) akibat autoantibody yang mengikat antigen trombosit menyebabkan destruksi premature trombosit dalam system retikuloendotel terutama limpa (Sudoyo Aru. dkk, 2009) Idiopatik



Trombotopenik



Purpura



adalah



suatu



kondisi



yang



didalamnya terdapat penurunan hitung trombosit yang bersikulasi dalam keadaan sumsum normal (Cecily, 2009) Trombositopenia bermanifestasi sebagai memar, perdarahan dan petekia dalam beberapa hari sampai dengan beberapa minggu terisolasi pada individu dalam keadaan lainnya sehat (Hoffbrand. dkk, 2005). B. ETIOLOGI Sindrom ITP disebabkan oleh antibody trombosit spesifik yang berkaitan dengan trombosit autolog kemudian dengan cepat dibersihkan dari sirkulasi oleh system fagosit monokuler melalui reseptor FC makrofak. Masa normal trombosit sekitar 7 hari, tetapi memendek pada ITP menjadi 2 – 3 hari sampai beberapa menit. Pasien yang trombositopenia ringan sampai sedang mempunyai masa hidup terukur yang lebih lama dibandingkan dengan pasien dengan trombositopenia berat (Sudoyo Aru. Dkk, 2009) C. MANIFESTASI KLINIK Cecily (2009) mengatakan manifestasi klinis pada idiopatik trombositopenia purpura adalah sebagai berikut : 1. Secara spontan timbul peteki dan ekimosis pada kulit 2. Mudah memar 3. Epistaksis (gejala awal pada anak) 4. Menoragia 5. Hematuria(jarang terjadi) 6. Perdarahan dari rongga mulut



2



7. Melena D. PATOFISIOLOGI Trombositopenia terjadi akibat kerusakan trombosit melalui antibodi. Pada umumnya, gangguan ini didahului oleh penyakit dengan demam ringan 1 sampai 6 minggu sebelum timbul awitan gejala. Manifestasi klinisnya sangat bervariasi. ITP dapat digolongkan menjadi tiga jenis: akut, kronis dan kambuhan. Pada anak – anak mula – mula terdapat gejala seperti demam, perdarahan, petekie, purpura dengan trombositopenia, dan anemia. Prognosis baik, terutama pada anak-anak dengan gangguan akut. (Cecily, 2009) IgG antitrombosit reaktif dengan glikoprotein permukaan sel telah diidentifikasi dalam serum kebanyakan kasus ITP. Dengan teknik–teknik khusus, immunoglobulin juga dapat ditunjukan terikat pada permukaan trombosit. Limpa memainkan peran penting dalam patogenesis kelainan ini. Limpa merupakan tempat utama produksi antibodi antitrombosit dan destruksi trombosit yang dilapisi IgG. Pada lebih dari dua pertiga penderita, splenektomi akan dikuti kembalinya hitung trombosit menjadi normal dan remisi lengkap penyakitnya. Limpa biasanya nampak normal sekali, atau mungkin disertai sedikit pembesaran saja. Splenomegali demikian yang mungkin terjadi sebagai akibat bendungan sinusoid dan pembesaran folikel – folikel limfoid, yang memiliki sentra germina mencolok. Secara histologi sumsum tampak normal, tetapi biasanya dapat menunjukan peningkatan jumlah megakariosit, kebanyakan megakariosit hanya berinti satu dan diduga masih muda. Gambaran sumsum serupa dicatat dalam berbagai bentuk trombositopeni sebagai akibat perusakan trombosit yang



dipercepat.



Kepentingan



pemeriksaan



susmsum



ialah



untuk



menyimgkirkan trombositopeni sebagai akibat kegagalan sumsum. Tentu saja temuan penting pada umumnya terbatas pada perdarahan sekunder. Perdarahan dapat tampak menyebar ke seluruh tubuh, khususnya dalan lapisan – lapisan serosa dan mukus. (Cecily & Sowden, 2009).



3



E. PATHWAY Trombositopenia



Terbentuk antibodi yang merusak trombosit



Menyerang platelet dalam darah Jumlah platelet menurun



Dihancurkan oleh makrofak dalam jaringan



Molekul Ig G reaktif dalam sirkulasi trombosit



Platelet mengalami gangguan agresi



Penghancuran dan pembuangan trombosit meningkat Menyumbat kapiler – kapiler darah



Perfusi jaringan perifer tidak efektif



Suplai darah ke perifer menurun



Dinding kapiler rusak



Penumpukan darah intra dermal Menekan saraf nyeri Merangsang SSP Muncul sensasi nyeri



Nyeri



Risiko perdarahan



Kapiler bawah kulit pecah



Kapiler pecah Perdarahan intra dermal



Tumbuh bintik merah



Gangguan integritas kulit



Gangguan citra tubuh



Penurunan metabolism anaerob



Penurunan transport O2 dan zat nutrisi lain kejaringan



Kelemahan Intoleransi aktivitas



(Cecily, 2009 dan Santosa, 2013) 4



F. KOMPLIKASI Komplikasi yang dialami penderita idiopatik trombositopenia purpura menurut Cecily (2009) adalah sebagai berikut : 1. Reaksi transfusi 2. Kekambuhan 3. Perdarahan susunan saraf pusat ( kurang dari 1% individu yang terkena) G. PEMERIKSAAN PENUNJANG Menurut Cecily (2009) untuk menegakkan diagnosa pasti dapat dilakukan pemeriksaan penunjang seperti dibawah ini : 1. Jumlah trombosit – menurun sampai kurang dari 40.000/ mm3. 2. Hitung darah lengkap (CBC) : anemia karena ketidakmampuan sel darah merah (SDM) menggunakan zat besi. 3. Aspirasi susmsum tulang : peningkatan megakariosit. 4. Jumlah leukosit-leukosits ringan sampai sedang : eosinofilia ringan. 5. Uji antibodi trombosit : dilakukan bila diagnosis diragukan. a. Biopsi jaringan pada kulit dan gusi-diagnostik. b. Uji antibodi antinuklir : untuk menyingkirkan kemungkinan Lupus Eritematosus Sistemik (SLE). c. Pemeriksaan dengan slit lamp : untuk melihat adanya uveitis. d. Biopsi ginjal : untuk mendiagnosis keterlibatan ginjal. e. Foto toraks dan uji fungsi paru : diagnostik untuk manifestasi paru (efusi, fibrosis interstitial paru). H. PENATALAKSANAAN MEDIS Tujuan pengobatan pada ITP adalah mengurangi produksi antibody dan destruksi trombosit, serta meningkatkan dan mempertahankan hitung trombosit. Kortikosteroid sering kali digunakan pada awal terapi ITP. Jika anak tidak berespon terhadap kortikosteroid, diberikan imunoglobulin secara IV(IVIG). IVIG ini menstimulsi peningkatan hitung trombosit dengan pesat dalam 24 jam setelah pemberian. (Cecily, 2009)



5



I. ASUHAN KEPERAWATAN Asuhan keperawatan menurut Santosa (2006) adalah sebagai berikut : 1.



Pengkajian a) Asimtomatik sampai jumlah trombosit menurun di bawah 20.000. b) Tanda-tanda perdarahan. - Petekie terjadi spontan. - Ekimosis terjadi pada daerah trauma minor. - Perdarahan dari mukosa gusi, hidung, saluran pernafasan. - Hematuria. (seperti kencing darah) - Perdarahan gastrointestinal. c) Perdarahan berlebih setelah prosedur bedah. d) Aktivitas / istirahat. Gejala : - keletihan, kelemahan, malaise umum. - toleransi terhadap latihan rendah. Tanda : - takikardia / takipnea (pernapasan yang sangat cepat), dispnea pada beraktivitas / istirahat. - kelemahan otot dan penurunan kekuatan. e) Sirkulasi. Gejala : - riwayat kehilangan darah kronis, misalnya perdarahan GI kronis, - palpitasi (takikardia kompensasi). Tanda : – TD: peningkatan sistolik dengan diastolic stabil. f) Integritas ego. Gejala : keyakinan agama / budaya mempengaruhi pilihan pengobatan: penolakan transfuse darah. Tanda : DEPRESI. g) Eliminasi. Gejala : Hematemesis, feses dengan darah segar, melena, diare, konstipasi. Tanda : distensi abdomen.



6



h) Makanan / cairan. Gejala : - penurunan masukan diet. - mual dan muntah. Tanda : turgor kulit buruk, tampak kusut, hilang elastisitas. i) Neurosensori. Gejala : – sakit kepala, pusing. - kelemahan, penurunan penglihatan. Tanda : - epistaksis. - mental: tak mampu berespons (lambat dan dangkal). j) Nyeri / kenyamanan. Gejala : nyeri abdomen, sakit kepala. Tanda : takipnea, dispnea. k) Pernafasan. Gejala : nafas pendek pada istirahat dan aktivitas. Tanda : takipnea, dispnea. l) Keamanan Gejala : penyembuhan luka buruk sering infeksi, transfuse darah sebelumnya. Tanda : petekie, ekimosis 2.



Riwayat Keperawatan a) Riwayat Penyakit Sekarang Riwayat penyakit sekarang pada pasien dengan ITP bervariasi tingkat keparahannya. Gejala biasanya perlahan – lahan dengan riwayat mudah berdarah dengan trauma maupun tanpa trauma. b) Riwayat Penyakit Dahulu Pada pengkajian riwayat penyakit dahulu mencakup penyakit yang pernah diderita oleh pasien sebelumnya. c) Riwayat Penyakit Keluarga Pengkajian ini mencakup penyakit keluarga atau penyakit keturunan yang diderita oleh keluarga pasien.



7



d) Riwayat Tumbuh Kembang Setiap usia mengalami tumbuh kembang yang berbeda – beda. Remaja adalah usia transisi karena meninggalkan usia anak – anak yang lemah dan penuh ketergantungan akan tetapi belum mampu keusia yang kuat dan penuh tanggung jawab. Dalam tahap perkembangan remaja ini mengalami perkembangan fisik seperti pertumbuhan tinggi badan yang pesat, payudara mulai muncul pada remaja perempuan, tumbuhnya rambut di badan. Perkembangan pada remaja perempuan juga akan mengalami menstruasi dan remaja akan mengalami perubahan emosional. J. DIAGNOSA KEPERAWATAN 1. Gangguan integritas kulit/jaringan b/d perubaan sirkulasi (ekimosis) 2. Nyeri b/d agen pencedera fisiologis (epistaksis). 3. Resiko perdarahan d/d gangguan koagulasi. 4. Perfusi perifer tidak efektif b/d penurunan konsentrasi hemoglobin. 5. Resiko infeksi d/d ketidakadekuatan pertahanan tubuh sekunder 6. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan immobilisasi. (Cecily, 2009 dan Santosa, 2006)



8



K. INTERVENSI KEPERAWATAN No



Diagnosa Keperawatan (SDKI)



1. Gangguan



Luaran (SLKI)



Setelah dilakukan intervensi integritas keperawatan 1x24 jam kulit/jaringan b/d maka Integritas Kulit dan Jaringan dengan perubaan sirkulasi kriteria hasil : (ekimosis) L.14125 -Kerusakan jaringan (menurun) -Kerusakan lapisan kulit (menurun) -Perdarahan (membaik) -Kemerahan (membaik)



Intervensi (SIKI)



PERAWATAN INTEGRITAS KULIT (I.11353) 1. Observasi Identifikasi penyebab gangguan integritas kulit (mis. Perubahan sirkulasi, perubahan status nutrisi, penurunan kelembaban, suhu lingkungan ekstrem, penurunan mobilitas)



Hari /Tan ggal



Implementasi



-memonitor pola nafas -memonitor sputum -memposisikan klien semi-Fowler -memberikan terapi oksigenasi -melakukan kolaborasi pemberian obat medis/ terapi medis lain.



Hari / Tan ggal



Evaluasi



S: Pasien mengatakan gangguan berkurang O: - Kerusakan jaringan (menurun) -Kerusakan lapisan kulit (menurun) -Perdarahan (membaik) -Kemerahan (membaik) A: Masalah teratasi sebagian P:Lanjutkan Intervensi



2. Terapeutik Ubah posisi setiap 2 jam jika tirah baring Lakukan pemijatan



9



pada area penonjolan tulang, jika perlu Gunakan produk berbahan petrolium atau minyak pada kulit kering Gunakan produk berbahan ringan/alami dan hipoalergik pada kulit sensitif Hindari produk berbahan dasar alkohol pada kulit kering 3. Edukasi Anjurkan menggunakan pelembab (mis. Lotin, serum) Anjurkan minum air yang cukup Anjurkan meningkatkan



10



asupan nutrisi Anjurkan meningkat asupan buah dan saur Anjurkan menghindari terpapar suhu ektrime Anjurkan menggunakan tabir surya SPF minimal 30 saat berada diluar rumah 2. Nyeri akut b.d Setelah dilakukan  MANAJEMEN agen pencedera intervensi NYERI (I. 08238) fisiologis (mis, keperawatan 1x24 jam 1. Observasi inflamasi, maka Tingkat nyeri iskemia, menurun dengan -Identifikasi lokasi, neoplasma) kriteria hasil : karakteristik, durasi, L.08066 frekuensi, kualitas, -keluhan nyeri intensitas nyeri (menurun) -Identifikasi skala nyeri -Meringis (menurun) -Identifikasi respon -Gelisah (menurun) nyeri non verbal -Muntah (menurun) -Identifikasi faktor yang -Mual (menurun) memperberat dan -Frekuensi nadi memperingan nyeri (membaik) -Identifikasi



-meidentifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri -meidentifikasi skala nyeri -meidentifikasi respon nyeri non verbal -meidentifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri



S : Pasien mengatakan Nyeri berkurang O: -keluhan nyeri (menurun) -Meringis (menurun) -Gelisah (menurun) -Muntah (menurun) -Mual (menurun) -Frekuensi nadi (membaik) A : Masalah teratasi sebagian P : Lanjutkan Intervensi



11



pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri



-meidentifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri



-Monitor efek samping penggunaan analgetik



-memonitor efek samping penggunaan analgetik



2. Terapeutik -Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri (mis. TENS, hypnosis, akupresur, terapi musik, biofeedback, terapi pijat, aroma terapi, teknik imajinasi terbimbing, kompres hangat/dingin, terapi bermain) -Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri (mis. Suhu ruangan, pencahayaan, kebisingan) -Fasilitasi istirahat dan tidur



-memberikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri (mis. TENS, hypnosis, akupresur, terapi musik, biofeedback, terapi pijat, aroma terapi, teknik imajinasi terbimbing, kompres hangat/dingin, terapi bermain) -mengcontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri (mis. Suhu ruangan, pencahayaan,



12



-Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan strategi meredakan nyeri 3. Edukasi -Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri -Jelaskan strategi meredakan nyeri -Anjurkan memonitor nyri secara mandiri -Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat -Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri 4. Kolaborasi Kolaborasi pemberian analgetik



kebisingan) -memfasilitasi istirahat dan tidur -menjelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri -menjelaskan strategi meredakan nyeri -menganjurkan memonitor nyeri secara mandiri -menganjurkan menggunakan analgetik secara tepat -mengajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri -mengkolaborasikan pemberian analgetik



13



3. Resiko perdarahan d/d gangguan koagulasi.



Setelah dilakukan intervensi keperawatan 1x24 jam maka Tingkat perdarahan menurun dengan kriteria hasil : L.02017 -kelembaban membrane meningkat (meningkat) -Kelembaban kulit (meningkat) -Hemoptisis



PENCEGAHAN PERDARAHAN (1.02067) 1. Observasi -Monitor tanda gejala perdarahan -Monitor nilai hematokrit/hemoglobin sebelum dan setelah kehilangan darah -Monitor tanda-tanda vital ortostatik -Monitor koagulasi



- memonitor tanda gejala perdarahan -memonitor nilai hematokrit/hemoglobin sebelum dan setelah kehilangan darah -memonitor tanda-tanda vital ortostatik -memonitor koagulasi -mempertahankan bed rest selama perdarahan -membatasi tindakan invasive, jika perlu



S: O: -kelembaban membrane meningkat (meningkat) -Kelembaban kulit (meningkat) -Hemoptisis (menurun) -Hematemesis (menurun) -Hematuria (menurun) -Hemaglobin (membaik)



14



(menurun) -Hematemesis (menurun) -Hematuria (menurun) -Hemaglobin (membaik) -hematokrit (membaik)



2. Terapeutik -Pertahankan bed rest selama perdarahan -Batasi tindakan invasive, jika perlu -Gunakan kasur dekubitus -Hindari pengukuran rektal 3. Edukasi -Jelaskan tanda gelaja perdarahan -Anjurkan meningkatkan asupan cairan untuk menghindari konstipasi -Anjurkan meningkatkan asupan makanan dan vitamin K -Anjurkan segera melapor jika terjadi perdarahan 4. Kolaborasi



-menggunakan kasur dekubitus -menghindari pengukuran rektal



-hematokrit (membaik) A : Masalah teratasi sebagian P : Lanjutkan Intervensi



-menjelaskan tanda gelaja perdarahan -menganjurkan meningkatkan asupan cairan untuk menghindari konstipasi -menganjurkan meningkatkan asupan makanan dan vitamin K -menganjurkan segera melapor jika terjadi perdarahan -mengkolaborasikan pemberian obat pengontrol perdarahan, jika perlu -mengkolaborasikan pemberian produk darah, jika perlu -mengkolaborasikan pemberian pelunak



15



4. Perfusi perifer tidak efektif b/d penurunan konsentrasi hemoglobin.



Setelah dilakukan intervensi keperawatan 1x24 jam maka Perfusi Perifer Meningkat dengan kriteria hasil : L.02011 -denyut nadi perifer (meningkat) -edema perifer (menurun) -Nyeri ekstrimitas (menurun) -Pengisian kapiler (membaik) -Akral (membaik) -Turgor Kulit (membaik)



-Kolaborasi pemberian obat pengontrol perdarahan, jika perlu -kolaborasi pemberian produk darah, jika perlu -Kolaborasi pemberian pelunak tinja, jika perlu



tinja, jika perlu



PERAWATAN SIRKULASI (I.02079) 1. Observasi



-- memeriksa sirkulasi perifer(mis. Nadi perifer, edema, pengisian kalpiler, warna, suhu, angkle brachial index)



-Periksa sirkulasi perifer(mis. Nadi perifer, edema, pengisian kalpiler, warna, suhu, angkle brachial index) -Identifikasi faktor resiko gangguan sirkulasi (mis. Diabetes, perokok, orang tua, hipertensi dan kadar kolesterol tinggi)



-mengidentifikasi faktor resiko gangguan sirkulasi (mis. Diabetes, perokok, orang tua, hipertensi dan kadar kolesterol tinggi) -memonitor panas, kemerahan, nyeri, atau bengkak pada



S: O: -denyut nadi perifer (meningkat) -edema perifer (menurun) -Nyeri ekstrimitas (menurun) -Pengisian kapiler (membaik) -Akral (membaik) -Turgor Kulit (membaik) A : Masalah teratasi sebagian P : Lanjutkan Intervensi



16



-Monitor panas, kemerahan, nyeri, atau bengkak pada ekstremitas 2. Terapeutik -Hindari pemasangan infus atau pengambilan darah di area keterbatasan perfusi -Hindari pengukuran tekanan darah pada ekstremitas pada keterbatasan perfusi



ekstremitas 1. Terapeutik -menghindari pemasangan infus atau pengambilan darah di area keterbatasan perfusi -menghindari pengukuran tekanan darah pada ekstremitas pada keterbatasan perfusi



-Hindari penekanan dan pemasangan torniquet pada area yang cidera



-menghindari penekanan dan pemasangan torniquet pada area yang cidera



-Lakukan pencegahan infeksi



melakukan pencegahan infeksi



-Lakukan perawatan kaki dan kuku



-melakukan perawatan kaki dan kuku



17



-Lakukan hidrasi 3. Edukasi



-melakukan hidrasi 2. Edukasi



-Anjurkan mengecek air mandi untuk menghindari kulit terbakar



-menganjurkan mengecek air mandi untuk menghindari kulit terbakar



-Anjurkan menggunakan obat penurun tekanan darah, antikoagulan, dan penurun kolesterol, jika perlu



-menganjurkan menggunakan obat penurun tekanan darah, antikoagulan, dan penurun kolesterol, jika perlu



-Anjurkan minum obat pengontrol tekakan darah secara teratur



-menganjurkan minum obat pengontrol tekakan darah secara teratur



-Anjurkan menghindari penggunaan obat penyekat beta



-menganjurkan menghindari penggunaan obat penyekat beta



-Ajurkan melahkukan perawatan kulit yang tepat(mis.



-menanjurkan melahkukan perawatan



18



Melembabkan kulit kering pada kaki) -Anjurkan program rehabilitasi vaskuler -Anjurkan program diet untuk memperbaiki sirkulasi( mis. Rendah lemak jenuh, minyak ikan, omega3) -Informasikan tanda dan gejala darurat yang harus dilaporkan( mis. Rasa sakit yang tidak hilang saat istirahat, luka tidak sembuh, hilangnya rasa)



5. Resiko infeksi berhubungan dengan luka.



Setelah dilakukan PENCEGAHAN intervensi INFEKSI (I.14539) keperawatan 1x24 jam maka Tingkat Infeksi



kulit yang tepat(mis. Melembabkan kulit kering pada kaki) -menganjurkan program rehabilitasi vaskuler -menganjurkan program diet untuk memperbaiki sirkulasi( mis. Rendah lemak jenuh, minyak ikan, omega3) -menginformasikan tanda dan gejala darurat yang harus dilaporkan( mis. Rasa sakit yang tidak hilang saat istirahat, luka tidak sembuh, hilangnya rasa) mengdentifikasi riwayat kesehatan dan riwayat alergi



S: O: -demam (menurun) -Kemerahan



19



Menurun dengan kriteria hasil : L.14137 -demam (menurun) -Kemerahan (menurun) -Nyeri (menurun) -Bengkak (menurun) -Kadar sel darah putih (membaik)



1. Observasi



mengidentifikasi kontraindikasi pemberian imunisasi



Identifikasi riwayat kesehatan dan riwayat alergi



mengidentifikasi status imunisasi setiap kunjungan ke pelayanan kesehatan



(menurun) -Nyeri (menurun) -Bengkak (menurun) -Kadar sel darah putih (membaik) A : Masalah teratasi sebagian P : Lanjutkan Intervensi



Identifikasi kontraindikasi pemberian imunisasi Identifikasi status imunisasi setiap kunjungan ke pelayanan kesehatan



2.Terapeutik



memberikan suntikan pada pada bayi dibagian paha anterolateral mendokumentasikan informasi vaksinasi menjadwalkan imunisasi pada interval waktu yang tepat



Berikan suntikan pada pada bayi dibagian paha anterolateral Dokumentasikan informasi vaksinasi



menjelaskan tujuan, manfaat, resiko yang terjadi, jadwal dan efek



20



Jadwalkan imunisasi pada interval waktu yang tepat



samping



3.Edukasi Jelaskan tujuan, manfaat, resiko yang terjadi, jadwal dan efek samping



menginformasikan imunisasi yang melindungiterhadap penyakit namun saat ini tidak diwajibkan pemerintah



Informasikan imunisasi yang diwajibkan pemerintah



menginformasikan vaksinasi untuk kejadian khusus



Informasikan imunisasi yang melindungiterhadap penyakit namun saat ini tidak diwajibkan pemerintah



menginformasikan penundaan pemberian imunisasi tidak berarti mengulang jadwal imunisasi kembli



Informasikan vaksinasi untuk kejadian khusus



menginformasikan imunisasi yang diwajibkan pemerintah



menginformasikan penyedia layanan pekan imunisasi nasional yang menyediakan vaksin



21



Informasikan penundaan pemberian imunisasi tidak berarti mengulang jadwal imunisasi kembli



gratis



Informasikan penyedia layanan pekan imunisasi nasional yang menyediakan vaksin gratis 6. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan immobilisasi.



Setelah dilakukan intervensi keperawatan 1x24 jam maka Toleransi Aktifitas dengan kriteria hasil : L.05047 -frekuensi nadi (meningkat) -Keluhan lemah(menurun) -Dipsne saat aktivitas (menurun) -Dispne setelah



TERAPI AKTIVITAS (I.05186) 1. Observasi -Identifikasi deficit tingkat aktivitas -Identifikasi kemampuan berpartisipasi dalam aktivotas tertentu -Identifikasi sumber daya untuk aktivitas



-Mngidentifikasi deficit tingkat aktivitas -Mengidentifikasi kemampuan berpartisipasi dalam aktivotas tertentu -Mengidentifikasi sumber daya untuk aktivitas yang diinginkan -Mengidentifikasi



S: O: -frekuensi nadi (meningkat) -Keluhan lemah(menurun) -Dipsne saat aktivitas (menurun) -Dispne setelah aktifitas (menurun) -Warna kulit (membaik) -Tekanan darah (membaik)



22



aktifitas (menurun) -Warna kulit (membaik) -Tekanan darah (membaik)



yang diinginkan -Identifikasi strategi meningkatkan partisipasi dalam aktivitas -Identifikasi makna aktivitas rutin (mis. bekerja) dan waktu luang -Monitor respon emosional, fisik, social, dan spiritual terhadap aktivitas 2. Terapeutik -Fasilitasi focus pada kemampuan, bukan deficit yang dialami -Sepakati komitmen untuk meningkatkan frekuensi danrentang aktivitas



strategi meningkatkan partisipasi dalam aktivitas



A : Masalah teratasi sebagian P : Lanjutkan Intervensi



-Mngidentifikasi makna aktivitas rutin (mis. bekerja) dan waktu luang -Memonitor respon emosional, fisik, social, dan spiritual terhadap aktivitas -Memfasilitasi focus pada kemampuan, bukan deficit yang dialami -Mensepakati komitmen untuk meningkatkan frekuensi danrentang aktivitas -Menfasilitasi memilih aktivitas dan tetapkan tujuan aktivitas yang



23



-Fasilitasi memilih aktivitas dan tetapkan tujuan aktivitas yang konsisten sesuai kemampuan fisik, psikologis, dan social Koordinasikan pemilihan aktivitas sesuai usia Fasilitasi makna aktivitas yang dipilih -Fasilitasi transportasi untuk menghadiri aktivitas, jika sesuai -Fasilitasi pasien dan keluarga dalam menyesuaikan lingkungan untuk mengakomodasikan aktivitas yang dipilih -Fasilitasi aktivitas fisik rutin (mis. ambulansi,



konsisten sesuai kemampuan fisik, psikologis, dan social -Mengkoordinasikan pemilihan aktivitas sesuai usia -Memfasilitasi makna aktivitas yang dipilih -Memfasilitasi transportasi untuk menghadiri aktivitas, jika sesuai -Memfasilitasi pasien dan keluarga dalam menyesuaikan lingkungan untuk mengakomodasikan aktivitas yang dipilih -Memfasilitasi aktivitas fisik rutin (mis. ambulansi, mobilisasi, dan perawatan diri),



24



mobilisasi, dan perawatan diri), sesuai kebutuhan -Fasilitasi aktivitas pengganti saat mengalami keterbatasan waktu, energy, atau gerak -Fasilitasi akvitas motorik kasar untuk pasien hiperaktif -Tingkatkan aktivitas fisik untuk memelihara berat badan, jika sesuai -Fasilitasi aktivitas motorik untuk merelaksasi otot -Fasilitasi aktivitas dengan komponen memori implicit dan emosional (mis. kegitan keagamaan khusu)



sesuai kebutuhan -Memfasilitasi aktivitas pengganti saat mengalami keterbatasan waktu, energy, atau gerak -Memfasilitasi akvitas motorik kasar untuk pasien hiperaktif -Meningkatkan aktivitas fisik untuk memelihara berat badan, jika sesuai -Memfasilitasi aktivitas motorik untuk merelaksasi otot -Memfasilitasi aktivitas dengan komponen memori implicit dan emosional (mis. kegitan keagamaan khusu) untuk pasien dimensia,



25



untuk pasien dimensia, jika sesaui -Libatkan dalam permaianan kelompok yang tidak kompetitif, terstruktur, dan aktif -Tingkatkan keterlibatan dalam aktivotasrekreasi dan diversifikasi untuk menurunkan kecemasan ( mis. vocal group, bola voli, tenis meja, jogging, berenang, tugas sederhana, permaianan sederhana, tugas rutin, tugas rumah tangga, perawatan diri, dan teka-teki dan kart) -Libatkan kelarga dalam aktivitas, jika perlu -Fasilitasi



jika sesaui -Melibatkan dalam permaianan kelompok yang tidak kompetitif, terstruktur, dan aktif -Meningkatkan keterlibatan dalam aktivotasrekreasi dan diversifikasi untuk menurunkan kecemasan ( mis. vocal group, bola voli, tenis meja, jogging, berenang, tugas sederhana, permaianan sederhana, tugas rutin, tugas rumah tangga, perawatan diri, dan teka-teki dan kart) -Melibatkan kelarga dalam aktivitas, jika perlu -Memfasilitasi mengembankan



26



mengembankan motivasi dan penguatan diri -Fasilitasi pasien dan keluarga memantau kemajuannya sendiri untuk mencapai tujuan -Jadwalkan aktivitas dalam rutinitas seharihari -Berikan penguatan positfi atas partisipasi dalam aktivitas 3. Edukasi -Jelaskan metode aktivitas fisik seharihari, jika perlu -Ajarkan cara melakukan aktivitas yang dipilih



motivasi dan penguatan diri -Memfasilitasi pasien dan keluarga memantau kemajuannya sendiri untuk mencapai tujuan -Menjadwalkan aktivitas dalam rutinitas sehari-hari -Memberikan penguatan positfi atas partisipasi dalam aktivitas -Menjelaskan metode aktivitas fisik seharihari, jika perlu -Mengajarkan cara melakukan aktivitas yang dipilih -Menganjurkan melakukan aktivitas



27



-Anjurkan melakukan aktivitas fisik, social, spiritual, dan kognitif, dalam menjaga fungsi dan kesehatan



fisik, social, spiritual, dan kognitif, dalam menjaga fungsi dan kesehatan



-Anjurka terlibat dalam aktivitas kelompok atau terapi, jika sesuai



-Menganjurka terlibat dalam aktivitas kelompok atau terapi, jika sesuai



-Anjurkan keluarga untuk member penguatan positif atas partisipasi dalam aktivitas



-Menganjurkan keluarga untuk member penguatan positif atas partisipasi dalam aktivitas



4. Kolaborasi



-Mengkolaborasikan dengan terapi okupasi dalam merencanakan dan memonitor program aktivitas, jika sesuai



-Kolaborasi dengan terapi okupasi dalam merencanakan dan memonitor program aktivitas, jika sesuai -Rujuk pada pusat atau program aktivitas komunitas, jika perlu



-Rujuk pada pusat atau program aktivitas komunitas, jika perlu



28



DAFTAR PUSTAKA Hidayat, Aziz Alimul. 2005. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak 1. Jakarta: Salemba Medika. Cecily Lynn Betz dan Lindia A, Sowden. 2009. Buku Saku Keperawatan Pediatrik alih bahasa Eni Meiliya Edisi 5. Jakarta: EGC Elizabeth, J, Corwin. 2009. Biku saku Fatofisiologi. Jakarta: EGC Pierce, A. Grace dan Neil R, Borley. 2006. At a Glance Ilmu Bedah. Jakarta: Erlangga Behrman. 2006. Ilmu Kesehatan Anak Nelson Edisi 15. EGC: Jakarta Santosa, Budi. 2006. Panduan Diagnosa Keperawatan Nanda. Prima Medika Hoffbrand, A.V, Petit, J.E, Moss, P.A.H. 2005. Kapita Selekta Hematologi, Jakarta : EGC



29