Laporan Pendahuluan Malnutrisi Rizki [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Laporan pendahuluan Malnutrisi



Oleh : Haris rizki maulana



S1 keperawatan Fakultas ilmu kesehatan Univesitas muhammadiyah surabaya



LAPORAN PENDAHULUAN MALNUTRISI



1. Definisi penyakit Malnutrisi merupakan kekurangan konsumsi pangan secara relatif atau absolute untuk periode tertentu. (Bachyar Bakri, 2002). Malnutrisi (Gizi salah) adalah kesalahan pangan terutama terletak dalamketidakseimbangan komposisi hidangan penyediaan makanan. (ahmad jaeni,2004). Malnutrisi adalah defisiensi gizi ter"adi pada anak mendapatkan masukan makanan yang cukup bergizi dalam $aktu yang lama. (ngastiah, 1997). 2. Etiologi a. penyebab langsungkurangnya asupan makanan : kurangnya asupan makanan sendiri dapat disebabkan oleh kurangnya jumlah makanan yang diberikan, kurangnya kualitas makanan yang diberikan dan cara pemberian makanan yang salah. adanya penyakit- /erutama penyakit infeksi, mempengaruhi jumlah asupan makanan dan penggunaan nutrien oleh tubuh. infeksi apapun



dapat memperburuk keadaan gizi, malnutrisi $alaupun masih ringan mempunyai pengaruh negatif pada daya tahan tubuh terhadap infeksi. b. penyebab tidak langsungkurangnya ketahanan pangan keluarga : keterbatasan keluarga untuk menghasilkan atau mendapatkan makanan. penyakit kemiskinan malnutrisi merupakan problem bagi golongan bawah masyarakat tersebut. 



kualitas pera$atan ibu dan anak.







Buruknya pelayanan kesehatan.







Sanitasi lingkungan yang kurang.







Faktor keadaan penduduk



dalam World Food Conference di Roma dikemukakan bahwa kepadatan jumlah penduduk yang cepat tanpa diimbangi dengan tambahnya persediaan bahan makanan setempat yang memadai merupakan sebab utama krisis pangan. Ms. lorent memperkirakan bahwa marasmus terdapat dalam jumlah yang banyak jika suatu daerah terlalu padat daerahnya dengan hygiene yang



buruk.(ikandar,



2002)



3. Tanda dan Gejala adapun tanda dan gejala dari malnutrisi adalah sebagai berikuta. a. kelelahan dan kekurangan energi b. pusing c. sistem kekebalan tubuh yang rendah (yang mengakibatkan tubuh kesulitan untuk melawan infeksi) d. sulit yang kering dan bersisik e. Gusi bengkak dan berdarah f. Gigi yang membusuk g. Berat badan kurang h. pertumbuhan yang lambat i. kelemahan pada otot



j. perut kembung k. tulang yang mudah patah l. terdapat masalah pada fungsi organ tubuh 4. Patofisiologi sebenarnya malnutrisi merupakan suatu sindrom yang terjadi akibat banyak faktor. faktor - faktor ini dapat digolongkan atas tiga faktor penting yaitu - tubuh sendiri (host), agent (kuman  penyebab), environment (lingkungan). Memang faktor diet (makanan) memegang peranan  penting tetapi faktor lain ikut menentukan. dalam keadaan kekurangan makanan, tubuh selalu berusaha untuk mempertahankan hidup dengan memenuhi kebutuhan pokok atau energi. kemampuan tubuh untuk mem-pergunakan karbohidrat, protein dan lemak merupakan hal yang sangat penting untuk mempertahankan kehidupan3 karbohidrat (glukosa) dapat dipakai oleh seluruh jaringan tubuh sebagai bahan bakar, sayangnya kemampuan tubuh untuk menyimpan karbohidrat sangat sedikit, sehingga setelah 24  jam sudah dapat terjadi kekurangan. akibatnya katabolisme protein terjadi setelah beberapa jam dengan menghasilkan asam amino yang segera diubah jadi karbohidrat di hepar dan di ginjal. delama puasa jaringan lemak dipecah jadi asam lemak, gliserol dan keton bodies. otot dapat mempergunakan asam lemak dan keton bodies sebagai sumber energi kalau kekurangan makanan ini berjalan menahun. tubuh akan mempertahankan diri jangan sampai memecah  protein lagi setelah kira-kira kehilangan separuh dari tubuh. ada Malnutrisi, di dalam tubuh sudah tidak ada lagi cadangan makanan untuk digunakan sebagai sumber energi. sehingga tubuh akan mengalami defisiensi nutrisi yang sangat berlebihan dan akan mengakibatkan kematian. PATHWAY



5. KOMPLIKASI a. diabetes mellitus b. hipertensi c. penyakit jantung d. Gastritis e. ulkus peptikum 6. Penatalaksanaan



Pada kondisi yang malnutrisi akut berat, perawatan di rumah sakit bisa jadi diperlukan oleh pasien anak yang memerlukan intervensi medis. Penatalaksanaan malnutrisi akut berat atau gizi buruk dilakukan melalui dua tahap yaitu fase stabilisasi dan fase rehabilitasi. Terdapat 10 langkah penatalaksanaan anak dengan gizi buruk yang diterapkan di Indonesia, yaitu: 1. Atasi/cegah hipoglikemia 2. Atasi/cegah hipotermia 3. Atasi/cegah dehidrasi



4. Koreksi ketidakseimbangan elektroli 5. Atasi/cegah infeks 6. Koreksi defisiensi mikronutrien 7. Memulai pemberian makan 8. Mengupayakan tumbuh-kejar 9. Memberikan stimulasi sensoris dan dukungan emosional 10. Mempersiapkan untuk tindak lanjut pascaperbaikan[3] Prinsip penatalaksanaan penyakit malnutrisi adalah dilakukan secara bertahap agar tidak terjadi refeeding syndrome. Hipoglikemia Semua anak dengan gizi buruk berisiko menderita hipoglikemia (kadar gula darah sewaktu 1.030, disertai dengan gejala klinis khas seperti kehausan dan kulit kering. Rehidrasi pada gizi buruk menggunakan larutan khusus yaitu ReSoMal (Rehydration Solution for Malnutrition) yang mengandung natrium dan kalium dalam jumlah sesuai. Seluruh anak dengan malnutrisi berat mengalami kelebihan natrium walaupun kadar Na darah rendah. Defisiensi kalium dan magnesium juga terjadi dan membutuhkan waktu minimal 2 minggu untuk melakukan koreksi. Edema yang muncul pada pasien malnutrisi berat dapat disebabkan ketidak-seimbangan elektrolit sehingga pemberian diuretik untuk mengatasi edema tidak dianjurkan. [3] Pemberian Makanan dan Koreksi Defisiensi Mikronutrien Pemberian makanan pada fase stabilisasi memerlukan pendekatan yang hati-hati karena kondisi fisiologis anak dengan malnutrisi akut berat sangat rapuh. Pemberian makan sebaiknya dimulai sesegera mungkin dengan porsi kecil namun sering menggunakan makanan dengan osmolaritas rendah dan rendah laktosa seperti F75. Pemberian makan sebaiknya melalui oral atau bantuan pipa nasogastrik, dan bila anak masih minum ASI, lanjutkan pemberian ASI namun setelah formula makanan dihabiskan. Berikut ini jadwal yang direkomendasikan pada fase stabilisasi: 1-2 hari : frekuensi tiap 2 jam, 11 cc/kgBB/pemberian, volume 130 ml/kg/hari 3-5 hari: frekuensi tiap 3 jam, 16 cc/kgBB/pemberian, volume 130 ml/kg/hari 6-7+ hari: frekuensi tiap 4 jam, 22 cc/kgBB/pemberian, volume 130 ml/kg/hari selanjutnya, pada fase transisi dan rehabilitasi, bila anak dirasa mampu, jenis formula makanan dapat dinaikkan menjadi F100 (formula nutrisi dengan kalori 100 kkal/100mL) yang memiliki kalori lebih tinggi untuk mempersiapkan anak mencapai berat badan yang ditargetkan. Koreksi defisiensi mikronutrien juga perlu diberikan, namun pemberian preparat besi tidak boleh diberikan hingga minggu kedua atau pada fase rehabilitasi. Pada hari pertama perawatan dapat diberikan Vitamin A peroral (dosis >12 bulan 200.000 SI, untuk 6-12 bulan



100.000 SI, untuk 0-5 bulan 50.000 SI), ditunda bila kondisi klinis buruk. Dapat pula diberikan asam folat 5 mg peroral. Di Indonesia, terdapat larutan yang mengandung elektrolit dan mineral yang dibutuhkan yaitu zinc, tembaga (Cu), kalium dan magnesium. Larutan ini dikenal sebagai Mineral Mix.



DAFTAR PUSTAKA http-::sunuykayai.blogspot.com:20&2:0:asuhankepera$atanmalnutrisi.html http-::aslikoe.blogspot.com:20&=:&&:askepmalnutrisi.html



http-::rianlegio.blogspot.com:20&#:04:asuhankepera$atanpadaklienmalnutrisi.html 6atson, *oger. 200=. era$atan ada ansia. Aakarta - CGD %ugroho, 6ahyudi. 2000. epera$atan Gerontik. Aakarta - CGD 1akultas edokteran ?+. 2000. edoman engelolan esehatan asien Geriatri ?ntuk ! okter dan era$at. Aakarta Beck, Mary C. 2000. +lmu Gizi dan !iet 7ubungannya dengan enyakitpenyakit untuk era$at dan !okter. Aakarta - >ayasan Cssentia Medico