Laporan Pendahuluan Pemeriksaan Fisik [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PEMERIKSAAN FISIK 1.1 Pengertian Pengertian fisik adalah pemeriksaan tubuh klien secara keseluruhan atau hanya bagian tertentu yang dianggap perlu,untuk memperoleh data,memastikan/membuktikan hasil amnanesa, menemukan masalah dan merencanakan tindakan keperawatan yang tepat bagi klien (dewi sartika,2010). 1.2 Tujuan 1. Untuk mengumpulkan data dasar tentang kesehatan klien 2. Memperoleh data untuk merumuskan diagnose keperawatan dan masalah rencana keperawatan 3. Mengevaluasi hasil kesehatan fisik dan kemajuan dari masalah klien 1.3 Indikasi 1. Klien yang baru masuk ketempat pelayanan kesehatan untuk dirawat 2. Secara rutin pada klien yang sedang dirawat 3. Atau sewaktu-waktu sesuai kebutuhan klien 1.4 Kontra Indikasi 1. Pada klien yang mengalami fraktur 2. Riwayat medis klien yang abnormal sejak lahir 3. Adanya lesi pada daerah yang akan dipalpasi dan pertusi 4. Tingkat kesadaran klien yang rendah 1.5 Cara melakukan pemeriksaan fisik/tekhnik pemeriksaan fisik 1. Inpeksi Merupakan pemeriksaan dengan cara melihat bagian tubuh yang periksa melalui pengamatan ( Dewi Sartika, 2010)



2. Palpasi Pemeriksaan dengan menggunakan indera peraba dengan meletakkan tangan pada bagian tubuh yang diperiksa dan dijangkau tangan ( Laura A. Talbol dan Marry Mayers,1997) 3. Perkusi Pemeriksaan dengan cara mengetuk 4. Auskulasi Pemeriksaan dengan cara mendengarkan suara yang dihasilkan oleh tubuh menggunakan stetoskop seperti bunyi jantung,suara nafas. 1.6 12 Saraf 1. Olfaktorius Dengan mengkaji saraf penciuman (sensorik) 2. Optikus Mengkaji saraf optikus, pemeriksaan ketajaman penglihatan, lapang padang dan struktur reting (sensorik) 3. Okulomotorius Dengan mengangkat kelopak mata ke atas, kontriksi pupil (motorik) 4. Trok Learis Dengan gerakan mata ke bawah dan ke dalam (motorik) 5. Trigeminus Gerakan mengunyah, sensai wajah,lidah,gigi,reflek kornea dan kedip (motorik) 6. Abdusen Deviasi mata ke lateral (motorik) 7. Fasialis Untuk ekspresi wajah (motorik) 8. Akustikus Untuk pendengaran dan keseimbangan (sensorik) 9. Glosofaringues Untuk sensasi rasa (motorik dan sensorik)



10. Vagus Reflek muntah dan menelan (sensorik dan motorik) 11. Asesoris Spinalis Menggerakan bahu (motorik) 12. Hipoglusus Gerakan lidah (motorik)



1.7 Metode Pemeriksaan Fisik 1. Pemeriksaan kesadaran umum Meliputi: a. Jalan => apakah pincang, memegangi bagian tubuh tertentu,dsb b. Pasien dengan brankard apakah paseien menggunakan alat bantu pernafasan, NGT, respirator, cairan infuse, cateter, tranfusi darah,pasien sangat sesak. c. Pasien dengan kursi roda 2. Mengukur berat badab dan tinggi badan kemudian pasien di baringkan dan di selimuti 3. Memeriksa tanda-tanda vital meliputi : Nadi, RR, suhu, tekanan darah 4. Pemeriksaan tingkat kesadaran Dibagi 2 : a.



Kualitatif







Composmentis, Apatis, Somnolen, Spoor, Soporocomatus







APFU/ASNT (Awas ,Suara, Nyeri, Tak respon)



b.



Kuantitatif Menggunakan GCS 1) respon motorik (nilai 6) 6 = mampu mengikuti perintah sederhana 5 = mampu menunjuk tempat rangsang nyeri yang diberikan 4 = flexi menjauh dari rangsangan nyeri yang diberikan tetapi tidak mampu menunjuk tempat ragsang dengan tangannya. 3 = flexi abnormal



2 = Extensi abnormal 1 = sama sekali tidak ada respon 2) Respon Verbal (nilai 5) 5=pasien berorientasi penuh (Biodata diri, waktu, tempat dll) 4= pasien confuse / orientasi tidak penuh 3= pasien berbicara tidak menyambung dengan apa yang di tanya 2= “ngenyem” suara tidak dikenali makna katanya 1= tidak bersuara walaupun diberi rangsangan nyeri 3) Respon Mata (nilai 4 ) 4= mata membuka spontan 3= mata baru membuka jika diajak bicara/diperintah 2= membuka mata saat dirangsang nyeri 1= tidak membuka mata walau dirangsang nyeri 5. Pemeriksaan sistematik 1) Rambut Inpeksi dan palpasi a) Warna = putih, hitam, coklat, merah, pirang, sign or bendera ( warna rambut labih dari satu ) b) Distribusi = merata / tidak c) Jenis rambut = lurus, keriting, ikal d) Panjang rambut e) Kulit kepala = luka/bersih f) Kutu / ketombe g) Kelainan kulit kepala 2) Wajah a)



Inspeksi = 1. Bentuk (oval, lonjong,sistematis,asimetris) 2. kelainan kulit



b)



Palpasi 1.



Hidrasi dan keadaan kulit daerah dahi dengan cara menekan ibu jari pada kulit dahi



2.



Pada klien dehidrasi dapat ditemukan finger print pada dahi



3) Palpibras (kepala atas) a. Inspeksi 1. Adakah ptosis/lagophtalamus 2. Adakah brillhematom b. Palpasi 1. Adakah odem 2. Lakukan TIO (tekanan Intro Opalet) bandingkan tinggi rendahnyalihat ada depas/tidak 4) Skelera Dan Conjungtiva Inspeksi : 1. Warna sklera I. Normal = (putih, terdapat gambaran tipis pembuluh darah II. Coklat (perokok) III. Kuning/leterles (kelainan hati) IV. Merah (infeksi) 5) Luas lapang pandang = normal 18(kanan 9 kiri 9) 6) Pupil dan reflek cahaya Inspeksi : 



Bentuk = normal bulat, diamter 3mm dengan cahaya ruang konstant bila disinari



diameter akan mengecil kiri dan kanan yang disebut



refleks cahaya langsung dan tidak langsung 



1. Isokor = melebar dan mengecilnya pupil kiri dan kanan bersamaan 2. Anisotor = jika kanan dan kiri tidak sama saat direfleks cahaya 3. Midrialisis = jika tetap melebar saat direfleks cahaya (pasien meninggal)



7) Visus / ketajaman penglihatan Pada jarak 6m VOD (Virus Okuli Dextro) VOS ( Visus Okuli Sinestra)



-



hasil pembacaan klien ditulis VODS = ../.. -



Pembilang = jarak kartu dengan pasien



-



Penyebut = jarak yang bisa dibaca orang normal 



Visus mata ametrop diberi angka6/6







Visus 6/60 hanya bisa menghitung jari-jari dari jarak 6m







Visus 6/100 hanya bisa melihat gerakan jari-jari dari jarak 6m







Visus 6/∞ hanya bisa melihat gelap dan terang saja



Tes buta warna Tes motorik wajah dengan mengembangkan pipi dan alis diangkat Tes kedip mata dengan diberi kaca / cotton bud 8) Hidung Inspeksi: 1. Ada pernafasan cuping hidung / tidak 2. Sianosis = warna kebiruan disekitar rongga hidung dan mulut 3. Ada rambut/tidak, ada benda asing/tidak 4. Mukosa lembab/tidak (normal merah muda) 5. Konka ada/tidak ada benjolan Jika ada lihat warna, diameter, permukaan (halus, tidak bahayaseperti kembang kol= bahaya/kanker), ditekan lunak/keras 6. Jika keluar ingus periksa (warna, jumlah, konsistensi, bau) 7. Benjolan/tumor, benda asing 8. Apa ada mimisan, cek sinusitas dengan palpasi pipi dan dahi 9. Septum = pembatas hidung kanan dan kiri lurus atau tidak 9) Mulut 1. Bibir -



Pecah-pecah saja aplea



-



Stomatitis (ada radang)



-



Labio skisis (bibir sumbing), jika sampai palatum (labia palatu skiris)



-



Lembab/kering



-



Warna bibir



-



Stomatitis optera ( sariwan)



2. Gigi -



Caries



-



Gigi palsu



-



Karang gigi



-



Gigi tanggal/tidak



3. Lidah -



Kelembaban



-



Thypus : a. Tengah lidah putih/tidak b. Tepi lidah hiperemi (kemerahan)/tidak c. Lidah tremos/tidak pada saat dijulurkan



4. Area bucal Warna normal ( merah muda ) a. Pipi bagian dalam berbatasan dengan molar ke-2 b. Bercak koplik (titik dikelilingi warna berbeda / koplik spot tanda awal penyakit campak/morbili) 5. Tonsil -



T0 = sudah diangkat



-



T1 = normal



-



T2= tidak sampai garistengah



-



T3= mencapai garis tengah



-



T4= pembesaran melewati garis tengah



Bagaimana besar, warna (normal=pink) dan permukaan tonsil ovula pasien diberi reflek muntah diperlihatkan warna, besar, dan permukaan . 10) Telinga 1. Aurikula terbentuk/tidak, kelainan kulit ada/tidak, 2. Bulu



3. Mukosa (kulit bagian dalam , warna normal merah muda 4. Membar timpanu normal, putih, mengilat 5. Jika ada benjolan ukur permukaan, diameter, lunak/keras 6. Serumen 7. Cairan 8. Benda asing Mengukur pendengaran : a. Rinner = garpu tala sesudahdipukulkan diletakkan dimastoid jika sudahtidak terdengar di letakkan di aurikula b. Webr = diletakkanpada dahi atas c. Sawaba = dengan cara membandingkan pasien dan orla 11) Leher 1. Adanya pembesaran kelenjar getah bening 2. Pemeriksaan kelenjar tiroid 3. Tekanan vena jugularis 4. Adanya kakukuduk ( kaku saat menunduk )/kekakuan otot-otot leher 12) Pemeriksaan thorax 1. Linea strenalis dextra dan sinistra : media klavikula ke bawah 2. Linea mid strenalis : garis strenum sampai prosesus xipoideus 3. Linea axilaris anterior dextra dan sinistra 4. Linea axila medial dextra dan sinistra 5. Linea axilaris posterior dextra dan sinistra 6. Linia mid scapularisdextradansinistra  Inpeksi 1. Kelainankulit 2. Bentuk thorax a. Biasa / normal : bulatdasar b. Pigeon chest : dada sepertiburung c. Funnel chest : dada cekung d. Barrel chest : dada cembung e. Fly chest : costal patahsehingga dada melayang



3. Pernafasan : gerakan dada simetris/ tidak, jikaiamakaadakolaps a. Stildor



:



mengembungkempisnyapernafasan



yang



mengeluarkansuara (didengartanpastetoscope) b. Frekuensi : normal 12-20x/menit c. Irama : teratur, chainestoke, biot,kusmaul d. Suara : dyspnea (sesak), takipnea (sesakberlebih) elipnoe (normal) e. Retraksiotot bantu pernafasan, (Supra sternal intercosta sub sternal, sternodeidomastoldeus) biasadigunakansaatsesak f. Hitung RR g. Ada Ictus Cordis (mid claviculasinesta) ICS bawahmamae h. Batuk: Produktif /nonproduktif i. Kedalamanpadanafas: 



Eupnea



: Normal R12 (12-20x/menit)







Takipnea



: RR >20x/menit







Bradipnea



: RR harus teraba



 Auskultasi Mendengarkan suara jantung a. Bunyi Jantung 



BJ I



: Menutupnya katup mitral tricuspidalis







BJ II



: Menutupnya katup aorta dan pulmonalis



Tempat mendengarkan BJ 



Katup aorta



/A di ICS 2 Linea sternalis kanan







Katup pulmonalis



/P di ICS 2-3 Linea sternalis sinistra







Katup tricuspidalis



/T di ICS 4 Linea sternalis sinistra







Katup mitral



/M di ICS 5 Linea medioclavicula kiri







BJ III : Disebabkan getaran derasnya pengisihan diastolik dari atrium kiri yang sudah membesar, darah jatuh keruang lebar didengar didaerah mitral/bicuspidalis ICS 5



Fase Diastolik dan Sistolik 



Fase Sistolik : Antara BJ I dan BJ II







Fase Diastolik



: Antara BJ II dan BJ I berikutnya



Bising Jantung/murmur : fibrasi getaran yang terjadi didalam jantung. Jika terjadi murmur harus didiskripsi tempatnya, menjalaratau tidak, terjadi pada fase sistolik/diastolik, derajatnya, tiggi rendahnya nada, kualitasnya. Murmur normal jika: 



Gride 1-3 tidak menyalar







BJ normal







Tidak ada keluhar dari px



14) Pemerikasaan Abdomen  IAPP => Perkusi dan palpasi terakhir karena dapat menimbulkan bising usus  Abdomen dibagi 9 region 



Hipocondria kanan







Epigastria







Hipocondria kiri







Lumbalis kanan







Umbilicalis







Lumbalis kiri







Iliaca kanan







Hipogostrica







Iliaca kiri



 Abdomen dibagi 4 kuadran 



Kanan atas







Kiri atas







Kanan bawah







Kiri bawah



1. Inspeksi a. Kelainan kulit b. Abdomen membusung/membuncit/dasar saja, tapi perut (flank) menonjol/tidak, umbilurus menonjol/tidak. c. Aman bayangan/gambaran bendungan pada daerah vena dikulit abdomen Pelebaran vena berasal : 



Bagian atas abdomen mengalir ke atas lagi  adanya obstruksi vena porta hepatica/tekanan vena porta meningkat.







Apakah didaerah abdomen tampak benjolan/tidak (masa verba urinaria)  pada pasien relensia urine







Apakah ada gerakan usus yang lain  janin



2. Auskultasi Dilakukan di epigastrium dan 4 kuadran a. Bising usus / peristaltik usus (berapa kali pet menit) , bunyi peristaltik keras dan panjang disebut borborygm , terdapat pada gastroenteritis. Normal berkisar 5-35 kali /menit . peristaltik menurun disebut ileus paralitik, jika 5 menit tidak terdengar bunyi peristaltik sama sekali baru dikatakan peristaltik negatif / tidak ada b. Darah epigastrium untuk mencari bruit aorta . bruit arteri renalis di cari diregio lumbalis kiri-kanan , bruit arteri femoralis dicari dilipat paha kiri-kanan. 3. Perkusi  Perkusi Abdomen Dilakukan di 4 kuadran . suara normal timpony  Perkusi Hepar Mancari garis mit klafikula dextra kemudian diketuk mulai dari darah sebelah umbilicus sampai menemukan titik perubahan suara timpony ke pekak (batas bawah lobus kanan) kemudian diketuk dari ICS ke 4 ke bawah sampai menemukan titik perubahan suara dari sonor ke pekak (batas atas lobus kanan) kemudian di ukur batas atas dan batas bawah lobus kanan menggunakan penggaris (normal 6-12 cm). Kemudian mencari lobus kiri dengan menentukan garis mit sterni kemudian beri tanda lurus dengan batas atas lobus kanan. Dilanjutkan perkusi dari bawah ke atas sampai titik perbatasan suara timpony ke pekak kemudian di ukur (normal 4-9 cm) . Jika ukuran hepar melebihi batas normal disebut hepatomegal.  Perkusi Limfa Diperkusi di costae 6-10 dengan arah interior



 Perkusi Ginjal Dilakukan pada punggung yang sejajar dengan lumbal 4. Caranya : 



Telapak tangan kiri diletakkan pada daerah yang sejajar dengan lumbal 4







Punggung tangan kiri dipukul dengan kepalan jari kelingking tangan jika saat dipukul pasien terasa sakit bisa saja ada gangguan pada ginjal.



4. Palpasi Sebelum melakukan palpasi tanyakan pada pasien apakah ada rasa sakit dibagian perut . jika ada bagian tersebut dipalpasi terakhir. a. Palpasi abdomen Dilakukan di 4 kuadran , normal tidak terasa sakit 



Palpasi ringan 1-2 cm







Dalam kurang lebih 6 cm



Mengukur lingkar



abdomen



dengan



menggunakan



metline



kemudian mencari turgor kulit/cubitan dinding abdomen dilakukan untuk mengetahui apakah pasien dehidrosi (normal) cubitan kembali kurang lebih 2 detik. b. Palpasi ginjal Tangan kiri diletakkan pada punggung yang sejajar dengan lumbal 4 tangan kanan diatasnya menekan normal tidak teraba dan tidak terasa sakit . (dilakukan pada ginjal kiri dan kanan) c. Palpasi hepar



Kedua tangan diletakkan dibagian costae paling bawah , kemudian pasien diminta menarik napas lalu tangan menekan ke dalam normal tidak teraba dan tidak terasa sakit.



d. Palpasi apendik (di mc burney) 1. Palpasi nyeri tekandibagian mc burney Palpasi nyeri tekan lepas dibagian mc burney (nyeri terasa pada saat tekanan sudah dilepas) 2. Rofcing test Pada saat menekan abdomen kiri yang terasa nyeri abdomen kanan 3. Psaas test Saat menekan pada abdomen nyeri 4. Opturator test Pasien diminta fleksi dan dimiringkan e. Palpasi limfa Caranya sama dengan palpasi ginjal hanya saja letaknya sejajar dengan limfa.  Untuk mengetahui ada tidaknya ascites menggunakan dua perasat : 1. Prasat bolotement Cara : Mengetuk tangan pada salah satu sisi perut dan tangan satunya merasakan pantulan tersebut. Jika pantulan dari ketuk itu ada berarti didalam abdomen ada cairan (ascites) 2. Prasat shifting dullness Pasien positif terkentang di ketuk maka suara bagian bawah pekat dan bagian atas bung- bung karena cairan bergerak ke samping bawah. 15) Gentalia Untuk mengetahui adanya lesi, untuk mengetahui adanya infeksi, untuk mengetahui kebersihan gentalia



Tindakan : A. Gentalia Laki-laki a) Inpeksi => Amati penis mengenai ukuran, warna, kelainan lain. Amati gland penis (lesi dan cairan) amati scroctum apakah bentuk dan ukurannya sama. b) Palpasi => tekan dengan lembut batang penis untuk mengetahui adanya nyeri. B. Gentalia Wanita a) Inpeksi => pubis merata/tidak, amati secret vagina normal,jernih dan tidak gatal. Amati adanya lesi,eritema,keputihan atau candidiasis b) Palpasi => tarik lembut labia mayora dengan jari-jari oleh satu tangan untuk mengetahui keadaan ditoris,selaput darah,orifisium,dan perineum serta mukosa ( normal merah muda). Lakukan UT pada wanita yang sudah menikah jika belum lakukan RT, untuk mengetahui permukaan servik apa ada kelainan. C. Anus a. Wanita => diperiksa bersamaan dengan pemeriksaan yang pertama RT. b. Laki-laki => posisi pasien berbaring miring dengan lutut terlipat menempel perut / dada Tujuan: 1. Untuk mengetahui kondisi rektum dan anus 2. Untuk mengetahui adanya massa pada rectal/hemorad . pada lakilaki meraba bagian kelenjar prostat Tindakan: 1. Inpeksi : Jaringan parineal dan jaringan sekitarnya, kaji adanya lesi dan ulkus,lihat hemoroid externa, fissura atau sabekan kecil di anus,fistula ( lubang abnormal)



2. Palpasi : Oleskan zat pelumas dan masukan jari-jari ke rektal dan rasakan adanya nodul dan pelebaran vena.pada rektum amati tanda keganasan dan prolaps (dinding rectum keluar dari anus). 16) Pemeriksaan ekstermitas 1. Pemeriksaan fisik kulit a) Inpeksi => ada lesi/tidak,warna kulit b) Palpasi => kelembaban,temperatur,tekstur,edema, turgor (kecepatan lipatan kulit kembali ke keadaan semula 2. Pemeriksaan fisik kuku a) Inpeksi => Warna : sianosis,pucat. Normal merah muda Bentuk: jari tabuh ( cembung ),cekung, Ada lesi apa tidak Kebersihan b) Palpasi => CRT ( capilary refil time ), pengujian dengan mengangkat jempol tangan pasien hingga setengah jantung , menekan kuat pada pulpa selama 5 detik dan kemudian melepaskannya ukurlah waktu yang diperlukan untuk kembalinya warna < 2 detik Kelainan-kelainan: - Splinter hemorrage



- garis beau



- pitting nile



- kuilonika



- onikalisis



- onikomikosit



- Leotontia



- jari tabuh



- paronkia 3. Pemeriksaan sistem motorik dan sensorik a. Motorik  Macam: - fleksi sikli



- Ekstensi lutut



- Ektensi siku



- Flexi lutut



- Ektensi pergelangan tangan



- Dorsofleksi pergelangan kaki



- Mengenggam



- Fleksi plantas pergelangan



kaki - (posisi duduk/terlentang) flexi



- Ekstensi pinggul



- Abduksi pinggul  Posisi tubuh => diamati selama pasien bergerak dan istirahat



 Kekuatan otot Penilaiannya: 0 : Tidak terdapat kontraksi muskular yang terlihat 1 : Hanya ada kontraksi otot `



2 : Tidak mampu melawan gravitasi 3 : Mampu melawan gravitasi tapi tidak terhadap tahanan 4 : Mampu melawan tahanan tapi lemah 5 : kekuatan otot penuh  Koordinasi 1.



Periksa gerakan yang berubah dengan cepat pada lengan dan tungkai



2.



Gerakan dari titik ke titik pada lengan dan tungkai



3.



Minta pasien untuk:  Berjalan menjauh, berputar, dan kembali  Berjalan jinjit  Berjalan jinjit kemudian berjungkit pada tumit  Melompat di tempat pada masing-masing kaki  Berjalan dengan melipat satu tungkai



4.



Lakukan uji romberg ( berdiri 20-30° mata terpejam)



5.



Perhatikan adanya penyimpangan pronator (tangan pronasi 2030° mata terpejam)



6.



Minta pasien untuk tetap merentangkan kedua tangannya ke atas dan tepuk tangan tersebut ke bawah



b. Sensorik



 (Posisi duduk/terlentang) dengan menggunakan bola kapas,lakukan uji ketajaman dan ketumpulan sensasi . bandingkan srea simetris pada kedua sisi tubuh  Koji respon berikut dengan keadaan mata pasien terpejam: 



Nyeri : gunakan ujung runcing dari sebuah peniti/ alat lain yang sesuai bagian ujung yang tumpul berfungsi sebagai kontrol







Temperatur ( jika ada indikasi ). Gunakan uji tabung dengan menggunakan air panas dan dingin (atau benda lain dengan temperatur yang sesuai)







Sentuhan ringan . gunakan lintinga kapas yang halus







Periksa indra virbasi dan posisi. Bila responnya abnormal, uji lebih proksimal -



Vibrasi dan posisi,vibrasi.gunakan garputala 128 HZ atau 256 HZ, letakkan pada tonjolan tulang. Indra vibrasi dan posisi, keduanya ada pada kolumna posterior, sering berhubungan.



-



Posisi tahan jari pasien atau ibu jari kaki pada masingmasing sisinya, gerakan ke atas / ke bawah







Kaji satu / lebih sensasi diskriminatif : -



Stereognosis. Minta pasien mengidentifikasi benda yang dikenal, yang diletakkan di atas tangan pasien.



-



Identifikasi angka. Minta pasien mengidentifikasi gambar angka pada telapak tangan pasien dengan ujung buntu dari sebuah pena.



-



Diskriminasi dua titik. Temukan jarak minimal pada bantal jari pasien, disini diberi penekanan dua titik yang dapat dibedakan satu dengan yang lainnya.



-



Lokasi titik. Sentuh kulit dengan cepat dan minta pasien membuka kedua matanya dan mengidentifikasi letak sentuhan.



Eksistensi.



-



Secara



bergantian



sentuh



pada



arah



berlawanan, bagian tubuh yang saling berhubungan dan minta psien untuk menyentuh letak sentuhan yang dirasakan.



4. Refleks Peringkal Refleks 4+ : hiperaktif (dengan klonus) 3+ : lebih cepat dari rata-rata, tidak perlu dianggap abnormal. 2+ : rata-rata normal 1+ : berkurang, normal rendah 0 : tidak ada respon Dibagi dua : 1) Fisiologis -



Refleks Biseps (menimbulkan fleksi)



-



Refleks Triseps (menimbulkan ekstensi)



-



Refleks Patela (menimbulkan ekstensi)



-



Refleks Brakioradialis (2/3 pergelangan tangan)



-



Refleks Achilles (menimbulkan fleksi)



2) Patalogis Refleks plantar / babinski Cara : lakukan goresan dengan benda berujung tumpul pada telapak kaki (dari bawah ke atas lurus)