Laporan Pendahuluan Personal Hygiene [PDF]

  • Author / Uploaded
  • Diska
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PENDAHULUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN PERSONAL HYGIENE



RATNA WAHYUNINGTYAS NIM : 16.02.11.41



PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN STIKES ANNUR PURWODADI 2017/2018



LAPORAN PENDAHULUAN KONSEP DASAR PEMENUHAN KEBUTUHAN PERSONAL HYGIENE



1. KONSEP



DASAR



PEMENUHAN



KEBUTUHAN



PERSONAL



HYGIENE A. Pengertian Pengertian hygiene berasal dari bahasa Yunani yaitu personal yang artinya perorangan dan hygiene berarti sehat. Kebersihan perorangan adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis. ( Wartonah dan Tarwoto,2006 ). Hygiene adalah ilmu kesehatan cara perawatan dari manusia untuk memelihara kesehatan mereka disebut personal hygiene. ( Perry dan Potter,2006 ). 1. Macam-macam personal hygiene : a. Perawatan kulit kepala dan rambut b. Perawatan mata c. Perawatan hidung d. Perawatan telinga e. Perawatan kuku kaki dan tangan f. Perawatan genetalia g. Perawatan kulit seluruh tubuh h. Perawatan tubuh secara keseluruhan i. Perawatan gigi dan mulut



B. Fungsi Fisiologi Anatomi Fisiologi : 1. Kulit Kulit adalah organ aktif yang berfungsi sebagai pelindung, ekskresi, regulasi, dan sensasi kulit mempunyai 2 lapisan yaitu epidermis, dermis, dan hyperdermis. a. Epidermis Lapisan terluar yang terdiri dari berbagai sel lapis yang tipis dimana ada perbedaan dan berbagai tingkat kematangan lapisan yang paling dalam berfungsi untuk mengganti sel yang mati. b. Dermis Lapisan yang tebal yang terdiri dari lapisan kolagen dan fiber. Fiber yang elastis untuk mendukung epidermis, fiber sarat, pembuluh darah, kelenjar keringat, dan tolikal rambut meliputi lapisan normal. c. Hyperdermis Lapisan subkutan yang terdiri dari pembuluh darah, saraf, limfa dan jaringan pengikat yang berisi sel lemak,jaringan lemak adalah insulator panas bagi tubuh. Subkutan juga menjadi pendukung lapisan kualitas yang menahanstressor dan tekanan tanpa injury. 2. Rongga Mulut Rongga mulut terdiri dari bibir yang disekitarnya yang terbuka, pipi berada disepanjang rongga lidah dan ototnya hard dan soft, plak. Mukosa mulut normalnya berwarna merah jambu terang dan lembab. Ada 3 kelenjar saliva yang mengeksresikan 1liter saliva perhari. Gigi adalah organ pengunyah, mereka di desain untuk memoyong, menyobek, dan mematahkan makanan sehingga dapat di campur dengan saliva dan di telan. 3. Kaki, tangan dan kuku



Kaki, tangan dan kuku selalu diperhatikan untuk membri perhatian yang khusus untuk mencegah infeksi. Kaki adalah jaringan epitel yang tumbuh dari akar nailbed, yang disembunyikan oleh fold kulit disebut caffle, kuku yang memiliki body hal itu terbentuk elrea putih disebut kanusa. 4. Rambut Pertumbuhan rambut, distribusi dan pola dapat menjadi status kesehatan orang secara umur, infeksi dan penyakit tertentu dapat mempengaruhi. Faktor-faktor yang mempengarubi fungsi fisiologis : 1. Body Image Gambaran individu terhadap dirinya mempengaruhi kebersihan diri misalnya, karena adanya perubahan fisik sehingga individu tidak perduli dengan kebersihannya. 2. Praktik Sosial Pada anak-anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka kemungkinan akan terjadi perubahan pola personal hygiene. 3. Status ekonomi-sosial Persobnal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta gigi, sikat gigi, shampo, alat mandi yang semuanya memerlukan uang untuk penyediaan. 4. Pengetahuan Pengetahuan



personal



hygiene



sangat



penting



karena



pengetahuan yang baik dapat meningkatkan kesehatan. 5. Budaya Budaya mempengaruhi kebersihan diri seseorang sebagai contoh pada orang Eropa umumnya mandi sekali seminggu. Karena cuaca di Eropa yang memang dingin dan perempuan didesa yang biasanya mandi di sungai sehingga tergolong yang memiliki personal hygiene buruk.



6. Kebiasaan seseorang Tiap individu memiliki kebiasaan tersendiri kapan mereka ingin memotong rambut, menggunting kuku, atau bahkan keinginan untuk mandi 2 kali atau tidak mandi. 7. Kondisi fisik Orang sakit lebih banyak membutuhkan kebersihan diri dan personal hygiene dan perlu hati-hati pada seseorang dengan luka terbuka. C. Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Dasar Personal Hygiene Personal hygiene dapat terganggu apabila individu sedang sakit. Selain itu fasilitas yang kurang, yaitu kurangnya pengetahuan tentang personal hygiene yang tepat, ekonomi yang kurang dan faktor lingkungan sekitar. Akibatnya individu akan mengalami difisit personal hygiene. Apabila difisit personal hygiene terganggu maka akan menimbulkan dampak baik dari segi fisik maupun psikologis. 1. Dampak Fisik Banyak gangguan kesehatan yang di derita seseorang karena tidak terpeliharanya kebersihan seseorang dengan baik. Gangguan fisik yang sering terjadi adalah gangguan integritas kulit, gangguan membran mukosa mulut. Infeksi pada mata dan telinga dan gangguan fisik pada kuku. 2. Dampak Psikologis Masalah sosial yang berhubungan dengan personal hygiene adalah gangguan kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan di cintai dan mencintai kebutuhan harga diri, aktualisasi diri dan gangguan interaksi sosial. ( Warkonah, 2006 ).



Klasifikasi Personal Hygiene : 1. Perawatan diri berpakaian 2. Perawatan diri eliminasi 3. Perawatan diri makan 4. Perawatan diri mandi Gejala klinis gangguan Personal Hygiene: Tanda-tanda : 1. Fisik a. Badan bau, pakaian kotor b. Rambut dan kulit kotor c. Kuku panjang dan kotor d. Gigi kotor dan mulut bau e. Penampilan tidak rapi 2. Psikologis a. Malas, tidak ada inisiatif b. Menarik diri c. Merasa rendah diri 3. Sosial a. Interaksi berkurang b. Tidak mampu berperilaku sesuai dengan normal D. Penatalaksanaan 1. Perawatan Rambut a. Menyisir rambut b. Memasang kap kutu c. Keramas 2. Perawatan kuku, kaki dan tangan a. Memelihara dan memotong kuku 3. Perawatan gigi dan mulut a. Menyikat gigi dan mulut



b. Membersihkan mulut ( Oral hygiene) c. Memelihara gigi palsu 4. Memandikan klien dewasa diatas tempat tidur a. Membasuh muka b. Membasuh lengan c. Membasuh dada dan perut d. Membasuh punggung e. Membasuh daerah lipatan paha dan genetalia 5. Perawatan daerah gentalia dan pariental a. Vulva hygiene Perawatan daerah genetalia dan pariental wanita b. Penis hygiene Perawatan daerah gentalia dan pariental pria ( Kusyati,2003). 2. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN A. Pengkajian Tanyakan tentang pola kebersihan individu sehari-hari, sarana dan prasarana yang dimiliki, serta faktor-faktor yang mempengaruhi hygiene personal individu, baik faktor pendukung maupun faktor penghambat. a. Pemeriksaan fisik 1) Rambut : a) Amati kondisi rambut b) Keadaan kesuburan rambut c) Keadaan rambut yang mudah rontok d) Keadaan rambut yang kusam e) Keadaan tekstur 2) Mata:



a) Amati



adanya



tanda-tanda



ikterus,



konjungtiva pucat, sekret pada kelopak mata, kemerahan atau gatal-gatal pada mata. 3) Mulut : a) Amati kondisi mukosa mulut dan kaji kelembapannya. Perhatikan adanya lesi, tanda-tanda



radang



gusi/sariawan,



kekeringan atau pecah-pecah. 4) Gigi : a) Amati adanya tanda-tanda karang gigi, karies, gigi pecah-pecah, tidak lengkap atau gigi palsu. 5) Kulit: a) Amati



kondisi



kulit



(tekstur,



turgor,



kelembapan) dan kebersihannya. Perhatikan adanya warna kulit, stria, kulit keriput, lesi atau pruritus. 6) Kuku tangan dan kaki: a) Amati



bentuk



dan



kebersihan



kuku.



Perhatikan adanya kelainan atau luka. 7) Genetalia : a) Amati kondisi dan kebersihan genetalia berikut area perinium. Perhatikan pola pertumbuhan rambut pubis. Pada laki-laki perhatikan kondisi skrotum dan testisnya. B. DIAGNOSA Menurut nanda 2003, diagnosis keperawatan umum untuk klien dengan masalah perawatan hygiene adalah



Defisit Perawatan Diri. Lebih lanjut diagnosa tersebut terbagi menjadi empat (kozier, 2004), yaitu : 1. Defisit perawatan diri : mandi/hygiene 2. Penurunan kemampuan dan motivasi merawat diri C. INTERVENSI Rencana asuhan keperawatan untuk klien dengan gangguan hygiene personal harus meliputi beberapa pertimbangan, yaitu hal-hal yang disukai klien, kesehatan klien serta keterbatasan yang dimilikinya. Selain itu perawat perlu mempertimbangkan waktu yang tepat untuk memberikan asuhan keperawatan serta fasilitas dan tenaga yang tersedia. Berikut merupakan contoh rencana tindakan dan rasionalisasi dengan diagnosis Defisit Perawatan Diri mandi/hygiene dan Penurunan kemampuan dan motivasi merawat diri Dx 1 : Defisit Perawatan Diri mandi/hygiene Yang berhubungan dengan : 1. Kurangnya



koordinasi,



sekunder



akibat



(sebutkan) 2. Kelemahan otot sekunder akibat (sebutkan) 3. Paralisis sebagian atau total, sekunder akibat (sebutkan) 4. Keadaan koma 5. Gangguan fisual, sekunder akibat (sebutkan) 6. Tidak



berfungsinya



atau



ekstrimitas 7. Peralatan eksternal 8. Kelelahan dan nyeri pasca oprasi



hilangnya



9. Defisit kognitif 10. Nyeri



Kriteria hasil : Individu akan melakukan aktivitas mandi pada tingkatan yang optimal sesuai dengan harapan atau mengungkapkan kepuasan atas keberhasilan yang dicapai meski dengan keterbatasan yang dimiliki. Indikator : 1. Mengungkapkan kenyamanan dan kepuasan dengan kebersihan tubuh 2. Mendemonstrasikan kemampuan menggunakan peralatan adaptif 3. Menjelaskan faktor penyebab untuk defisit kemampuan mandi Intervensi umum 1. Kaji faktor penyebab defisit personal hygiene 2. Beri



kesempatan



klien



untuk



beradaptasi



kembali dengan aktivitas perawatan diri 3. Lakukan intervesi umum untuk klien dengan ketidakmampuan untuk mandi a. Jaga agar kondisi lingkungan sederhana dan tidak berantakan. b. Jaga suhu kamar mandi tetap hangat, cari tahu suhu air yang disukai individu.



c. Berikan privasi selama mandi. d. Observasi kondisi kulit selama mandi. e. Letakan seluruh peralatan mandi di tempat yang mudah dijangkau. f. Untuk klien dengan gangguan pengelihatan, letakan seluruh peralatan di dalam lapang pandang klien atau pada tempat yang paling sesuai untuk klien. g. Berikan pengaman di kamar mandi (keset, pegangan) h. Jika klien mampu secara fisik , anjurkan ia untuk menggunkan bak mandi atau shower , tergantung apa yang digunakan di rumah ( klien harus berlatih di rumah sakit untuk persiapan pulang ke rumah). i. Berikan peralatan adaktif sesuai kebutuhan (misal spons dengan tangkai yang panjang, balok pegangan di dinding kamar mandi, semprotan shower yang dapat di pegang ). j. Untuk klien yang kehilangan anggota gerak, inspeksi sisa kaki atau puntung



guna



melihat integritas kulit. Mandikan bagian puntung 2 kali sehari dan yakinkan bagian tersebut kering sebelum dibungkus atau dipasangkan prostesis. k. Berikan obat pereda nyeri yang bisa mempengaruhi kemampuan untuk mandi sendiri. Berikan penyuluhan kesehatan dan rujukan, sesuai indikasi.



Rasional : Ketidakmampuan perawatan



diri



untuk



melakukan



menimbulkan



perasaan



ketergantungan dan konsep diri yang rendah. Dengan meningkatnya kemampuan merawat diri, harga diri akan meningkat ( Maherebal, 1998). Dx 2 : penurunan kemampuan dan motivasi merawat diri. Tujuan Umum: Klien dapat meningkatkan minat dan motivasinya untuk memperhatikan kebersihan diri. Tujuan Khusus : Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat dan klien dapat mengenal tentang pentingnya kebersihan diri. Kriteria evaluasi : Klien dapat menyebutkan kebersihan diri pada waktu 2 kali pertemuan, mampu menyebutkan kembali kebersihan untuk kesehatan seperti mencegah penyakit dan klien dapat meningkatkan cara merawat diri. Dalam berinteraksi klien menunjukan tanda-tanda percaya pada perawat: 1. Wajah cerah, tersenyum 2. Mau berkenalan 3. Ada kontak mata 4. Menerima kehadiran perawat 5. Bersedia menceritakan perasaannya Intervensi :



1. Bina



hubungan



saling



percaya



dengan



menggunakan prinsip komunikasi terapeutik. 2. Diskusikan bersama klien pentingnya kebersihan diri dengan cara menjelaskan pengertian tentang arti bersih dan tanda- tanda bersih. 3. Dorong klien untuk menyebutkan 3 dari 5 tanda kebersihan diri. 4. Diskusikan fungsi kebersihan diri dengan menggali pengetahuan klien terhadap hal yang berhubungan dengan kebersihan diri. 5. Bantu klien mengungkapkan arti kebersihan diri dan tujuan memelihara kebersihan diri. 6. Beri reinforcement positif setelah klien mampu mengungkapkan arti kebersihan diri. 7. Ingatkan klien untuk memelihara kebersihan diri seperti: mandi 2 kali pagi dan sore, sikat gigi minimal 2 kali sehari (sesudah makan dan sebelum tidur), keramas dan menyisir rambut, gunting kuku jika panjang. D. EVALUASI 1. Diagnosa 1



: klien tampak bersih dan



segar 2. Diagnosa 2 merawat diri.



: klien mempunyai motivasi untuk



DAFTAR PUSTAKA Tarwoto dan Wartonah,2006. Kebutuhan Dasar Dan Proses Keperawatan, Edisi 3, Jakarta :Salemba Medika. Kusyati,2003. Keterampilan dan Prosedur Keperawatan Dasar, Semarang: Kilas Press Potter. Perry,2005.Buku ajaran Fundamental Keperawatan, Konsep, Proses dan Praktek. Jakarta: EGC.