Sap Personal Hygiene [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

SATUAN ACARA PENYULUHAN Topik



: Personal Hygiene



Sub pokok bahasan



: Macam-macam Personal Hgiene



Sasaran



: Ibu Nifas



Target



: 35 orang ibu nifas



Hari/tanggal



: Senin, 11 November 2019



Waktu



: 40 menit



Tempat



: Posyandu Desa Bebetin



Penyuluh



: Kadek Dwi Sukreni Ni Luh Pingky Pratami



A. LATAR BELAKANG Masa nifas dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alatalat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hmai. Masa ini berlangsung selama 6 jam sampai 42 hari. Asuhan selama periode nifas sangat dipergunakan karena merupakan masa kritis baik bagi ibu maupun bagi bayi yang dilahirkannya. Dalam masa nifas, alat-alat genetalia internal maupun eksternal akan berangsur-angsur pulih seperti keadaan sebelum hamil. Untuk membantu mempercepat proses penyembuhan pada masa nifas, maka ibu nifas membutuhkan pendidikan kesehatan seperti personal hygiene. Dalam kehidupan sehari-hari kebersihan merupakan hal yang sangat



penting



dan harus



diperhatikan



karena



kebersihan



akan



mempengaruhi kesehatan dan psikis seseorang. Kebersihan itu sendiri sangat berpengaruh di antaranya kebudayaan, sosial, keluarga, dan pendidikan. Persepsi seseorang terhadap kesehatan, serta perkembangan (dalam Tarwoto dan Wartonah, 2006). Setelah dilakukan penyuluhan tentang personal hygiene diharapkan ibu ibu nifas dapat mengetahui dan mengerti perawatan diri yang baik bagi dirinya sendiri pada masa nifas atau masa pulih kembali yang berlangsung selama 42 hari.



1



B. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM (TIU) Setelah mengikuti proses penyuluhan, diharapkan ibu nifas dapat mengerti pentingnya personal hygiene yang harus dilakukan. C. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS (TIK) Setelah mengikuti proses penyuluhan, diharapkan ibu mampu : a. Mengetahui pengertian personal hygiene b. Mengetahui tujuan melakukan personal hygiene c. Mengetahui macam-macam personal hygiene d. Mengetahui dampak tidak melakukan personal hygiene D. MATERI PENYULUHAN Adapun materi dari penyuluhan ini yaitu sebagai berikut. a



Pengertian personal hygiene



b



Tujuan melakukan personal hygiene



c



Macam-macam personal hygiene



d



Dampak tidak melakukan personal hygiene



E. METODE Adapun metode yang digunakan untuk penyuluhan ini yaitu sebagai berikut. a. Ceramah b. Tanya jawab F. MEDIA Adapun media yang digunakan untuk penyuluhan ini yaitu sebagai berikut. a. Leaflet G. EVALUASI Evaluasi



dilaksanakan



pada



akhir



pemberian



materi



dengan



memberikan pertanyaan secara lisan sebagai berikut. a. Apa pengertian personal hygiene? b. Apa saja tujuan melakukan personal hygiene? c. Apa saja macam-macam personal hygiene? d. Apa dampak jika tidak melakukan personal hygiene? H. PENGORGANISASIAN & URAIAN TUGAS 1. Protokol / Pembawa acara : Luhde Sridewi Widiadnyani



2



2. Penyuluh / Pengajar



: Kadek Dwi Sukreni Ni Luh Pingky Pratami



3. Fasilitator



: Kadek Gita Satya Sukmayuni



4. Observer



: Nyoman Suci Hati



I. PROSES PELAKSANAAN NO.



WAKTU



KEGIATAN PENYULUHAN



KEGIATAN PESERTA



1. 5 menit



Pembukaan : a. Memberi salam



a. Menjawab



b. Memperkenalkan diri c. Menyampaikan



salam



pokok b. Menyimak



bahasan



c. Menyimak



d. Menyampaikan tujuan d. Menyimak 2. 20 menit



Pelaksanaan : Menyampaikan meteri tentang : a



Pengertian



personal



hygiene b



Tujuan



melakukan Menyimak



personal hygiene c



dan



mendengarkan



Macam-macam personal hygiene



d



Dampak melakukan



3. 10 menit



tidak personal



hygiene Evaluasi :



Menjawab



Mengajukan pertanyaan lisan



pertanyaan yang diberikan



4.



5 menit



Terminasi a. Mengucapkan



a. Mendengarkan



terimakasih atas peran b. serta masyarakat b. Mengucapkan



Menjawab



salam salam



3



penutup



J. EVALUASI 1. Evaluasi Struktur



a. Peserta hadir di tempat penyuluhan b. Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan di Posyandu Desa Bebetin 2. Evaluasi Proses



a. Sasaran atau peserta memperhatikan dan mendengarkan selama penyuluhan berlangsung. b. Sasaran aktif bertanya bila ada hal yang belum dimengerti c. Sasaran menjawab pertanyaan yang diberikan oleh pemberi materi d. Sasaran tidak meninggalkan tempat saat penyuluhan berlangsung. e. Tanya jawab berlangsung dengan baik 3. Evaluasi Hasil



Penyuluhan berhasil karena sasaran mampu menjawab pertanyaan 85% dengan benar. K. PENGORGANISASIAN Pembawa acara



: Luhde Sridewi Widiadnyani



Pembicara



: Kadek Dwi Sukreni Ni Luh Pingky Pratami



Observer



: Nyoman Suci Hati



Fasilitator



: Kadek Gita Satya Sukmayuni



Pembimbing



: Luh Ari Arini, S.ST., M.Biomed



L. SUMBER



4



Anggraini, Yetti. 2010. “Asuhan Kebidanan Masa Nifas”. Yogyakarta: Pustaka Rihama. Murti, Sari. 2012. “Kebersihan Diri dan Lingkungan”. Tersedia pada : http://www.scribd.com/doc/4033613/Kebersihan-Diri-Dan-Lingkungan. Diakses pada tanggal 8 November 2019. M. MATERI a. Pengertian personal hygiene Dalam kehidupan sehari-hari kebersihan merupakan hal yang sangat penting dan harus diperhatikan karena kebersihan akan mempengaruhi kesehatan dan psikis seseorang. Kebersihan itu sendiri sangat dipengaruhi oleh nilai individu dan kebiasaan. Jika seseorang sakit, masalah kebersihan biasanya kurang diperhatikan. Hal ini terjadi karena kita menganggap masalah kebersihan adalah masalah sepele, padahal jika hal tersebut dibiarkan terus dapat mempengaruhi kesehatan secara umum. Menurut Tarwoto (2004) personal hygiene adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis. Pemenuhan personal hygiene diperlukan untuk kenyamanan individu, keamanan, dan kesehatan. Kebutuhan personal hygiene ini diperlukan baik pada orang sehat maupun pada orang sakit. Praktik personal hygiene bertujuan untuk peningkatan kesehatan dimana kulit merupakan garis tubuh pertama dari pertahanan melawan infeksi dengan implementasi tindakan hygiene pasien, atau



membantu anggota keluarga untuk



melakukan tindakan itu maka akan menambah tingkat kesembuhan pasien (Potter & Perry, 2006). b. Tujuan melakukan personal hygiene Tujuan melakukan personal hygiene yaitu: 1. Meningkatkan derajat kesehatan ibu 2. Memelihara kebersihan diri ibu 3. Memperbaiki personal hygiene yang kurang



5



4. Mencegah penyakit 5. Menciptakan keindahan 6. Meningkatkan rasa percaya diri. c. Macam-macam personal hygiene a) Kebersihan alat genetalia Setelah melahirkan biasanya perineum menjadi agak bengkak atau memar dan mungkin ada luka jahitan bekas robekan atau episiotomi. Anjuran : 1) Menjaga kebersihan alat genetalia



dengan mencucinya



menggunakan air bersih, kemudian daerah vulva sampai anus harus kering sebelum memakai pembalut wanita, setiap kali selesai buang air besar atau kecil, pembalut diganti minimal 3 kali sehari. 2) Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir sebelum dan sesudah membersihkan alat genetalia. 3) Membersihkan daerah kelamin dengan cara membersihkan daerah di sekitar vulva terlebih dahulu, dari depan ke belakang, baru kemudian membersihkan daerah sekitar anus. Bersihkan vulva setiap kali buang air kecil ataupun buang air besar. 4) Sarankan ibu untuk mengganti pembalut atau kain pembalut setidaknya dua kali sehari. Kain dapat digunakan ulang jika telah dicuci dengan baik dan dikeringkan di bawah matahari atau disetrika. 5) Sarankan ibu untuk mencuci tangan dengan sabun dan air sebelum dan sesudah membersihkan daerah kelaminnya. 6) Jika ibu mempunyai luka episiotomi atau laserasi, sarankan kepada ibu untuk menghindari menyentuh luka, cebok dengan air dingin atau cuci menggunakan sabun. b) Pakaian



6



Sebaiknya pakaian terbuat dari bahan yang mudah menyerap keringat karena produksi keringat menjadi banyak. Produksi keringat yang tinggi berguna untuk menghilangkan ekstra volume saat hamil. Sebaiknya, pakaian agak longgar di daerah dada sehingga payudara tidak tertekan dan kering. Demikian juga dengan pakaian dalam, agar tidak terjadi iritasi atau lecet pada daerah sekitarnya akibat lochea. Pakaian yang digunakan harus longgar, dalam keadaan kering dan juga terbuat dari bahan yang mudah menyerap keringat karena produksi keringat menjadi banyak (di samping urine). Produksi keringat yang tinggi berguna untuk menghilangkan ekstra volume saat hamil. c) Kebersihan Rambut Setelah bayi lahir, ibu biasanya akan mengalami kerontokan rambut akibat gangguan perubahan hormone sehingga rambut menjadi lebih tipis dibandingkan keadaan normal. Meskipun demikian, kebanyakan akan pulih kembali setelah beberapa bulan. Perawatan rambut perlu diperhatikan oleh ibu yaitu mencuci rambut dengan conditioner yang cukup, lalu menggunakan sisir yang lembut dan hindari penggunaan pengering rambut. d) Kebersihan Kulit Setelah persalinan, ekstra cairan tubuh yang dibutuhkan saat hamil akan dikeluarkan kembali melalui air seni dan keringat untuk menghilangkan pembengkakan pada wajah, kaki, betis, dan tangan ibu. Oleh karena itu, dalam minggu-minggu pertama setelah melahirkan, ibu akan merasa jumlah keringat yang lebih banyak dari biasanya. Usahakan mandi lebih sering dan menjaga agar kulit tetap dalam keadaan kering. Vulva harus selalu dibersihkan dari depan ke belakang. Tidak perlu khawatir jahitan akan terlepas. Justru vulva yang tidak dibersihkan akan



meningkatkan



resiko



terjadinya



infeksi.



Apabila



ada



pembengkakan dapat dikompres dengan es dan untuk mengurangi rasa tidak nyaman dapat dengan duduk berendam di air hangat setelah 24 jam pasca persalinan.



7



Bila tidak ada infeksi tidak diperlukan penggunaan antiseptic, cukup dengan air bersih saja. Walau caranya sederhana dan mudah, banyak ibu yang ragu-ragu membersihkan daerah vaginanya di masa nifas. Beberapa alasan yang sering dikeluhkan adalah takut sakit atau khawatir jahitan diantara anus dan vagina akan robek, padahal ini jelas tidak benar. Menurut dr. Rudiyanti, Sp.OG, jahitan yang dilakukan pasca persalinan oleh dokter, tidak mudah lepas. “Memang jahitan tersebut baru akan diserap tubuh dalam waktu lima sampai tujuh hari. Jadi beberapa setelah melahirkan masih terasa bila tersentuh. Namun, tidak mudah lepas.” Tidak beda jauh dari proses setelah persalinan normal, ibu yang melahirkan dengan bedah sesar pun akan mengalami masa nifas selama 40 hari. Meskipun vaginanya tidak terluka, tapi tetap akan keluar darah dan kotoran (lokia) yang merupakan sisa jaringan di dalam Rahim. Sehingga ibu yang melahirkan dengan operasi pun harus juga membersihkan vaginanya dengan benar. e) Mandi Setelah persalinan ibu minimal mandi secara normal bisa dilakukan pagi dan sore namun dalam hal ini ibu perlu ekstra dalam menjaga kebersihan diri. f) Perawatan Luka Perineum Pemenuhan kebutuhan untuk menyehatkan daerah antara paha yang dibatasi vulva dan anus pada ibu nifas, dengan cara: 1) Cuci tangan 2) Isi botol plastic air hangat 3) Buang pembalut yang telah penuh dengan gerakan ke bawah mengarah ke rectum 4) Berkemih dan BAB ke toilet 5) Semprotkan ke seluruh perineum dengan air 6) Keringkan perineum dengan menggunakan tissue dari depan ke belakang 7) Pasang pembalut dari depan ke belakang 8) Cuci kembali tangan 9) Evaluasi. g) Dampak tidak melakukan personal hygiene 1. Dampak fisik



8



Banyak gangguan kesehatan



yang diderita seseorang



karena tidak terpeliharanya kebersihan dengan baik. Gangguan fisik yang sering terjadi adalah iritasi kulit, mudah sakit, gangguan pada mukosa mulut, serta infeksi. 2. Dampak psikis Masalah sosial yang berhubungan dengan personal hygiene adalah rasa tidak nyaman, berkurangnya rasa dicintai dan mencintai, kurang percaya diri, dan terganggunya interaksi dengan orang lain.



9