Laporan Pendahuluan Remaja [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEBIDANAN PADA REMAJA DI PUSKESMAS GLUGUR DARAT Disusun untuk Memenuhi Tugas Praktik Asuhan Kebidanan pada Remaja dan Pra Nikah



Oleh:



INDAH KURNIA DEWI HASIBUAN



PEMBIMBING INSTITUSI



Arihta Sembiring, SST, M.Kes NIP: 197002131989032001



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN JURUSAN KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES MEDAN 2022



HALAMAN PENGESAHAN LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEBIDANAN PADA REMAJA DI PUSKESMAS GLUGUR DARAT Oleh: INDAH KURNIA DEWI HASIBUAN



Menyetujui, No 1.



Nama Pembimbing (Pembimbing Lahan Praktik) Rona E.M.Simbolon, STr.Keb NIP:197603072011012004



2.



Pembimbing Institusi



Tanda Tangan



Arihta Sembiring, SST, M.Kes NIP: 197002131989032001



Mengetahui, Ketua Program Studi Pendidikan Profesi Bidan



Ardiana Batubara SST,M.Keb NIP. 196605231986012001



KATA PENGANTAR Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan Laporan Pendahuluan yang berjudul “Asuhan Kebidanan Pada Remaja di Puskesmas Glugur Darat”. Dalam kesempatan ini penulis menghanturkan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar – besarnya kepada dosen pengampu Ibu Arihta Sembiring, SST.M.Keb yang telah membimbing selama ini. Penulis juga mengakui bahwa dalam proses penulisan makalah ini, masih jauh dari kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian penulis telah berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki. Dan oleh karenanya, penulis dengan rendah hati dan dengan tangan terbuka menerima masukan kritik dan saran yang membangun guna perbaikan dan penyempurnaan makalah ini dikemudian hari. Akhirnya penulis berharap, makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca. Dan dapat memberikan kontribusi yang positif serta bermakna dalam proses perkuliahan Praktik Klinik Kebidanan. Amin.



Tim Penyusun



Indah Kurnia Dewi Hasibuan



i



DAFTAR ISI Halaman Kata Pengantar........................................................................................................i Daftar Isi................................................................................................................ii BAB I TINJAUAN TEORI A. Defenisi......................................................................................................1 B. Etiologi......................................................................................................2 C. Patofisiologi...............................................................................................4 D. Tanda dan Gejala.......................................................................................4 E. Diagnosa....................................................................................................6 F. Akhibat......................................................................................................7 G. Penatalaksanaan.........................................................................................8 BAB II TINJAUAN TEORI ASUHAN KEBIDANAN A. Anamnesis Lengkap..................................................................................9 B. Pemeriksaan Fisik....................................................................................10 C. Pemeriksaan Penunjang...........................................................................10 D. Diagnosa/Masalah Kebidanan.................................................................10 E. Intervensi.................................................................................................10 DAFTAR PUSTAKA



ii



BAB I TINJAUAN TEORI A. Remaja Pengertian Remaja Masa remaja (usia >10-1,9 tahun) merupakan masa yang paling penting dalam kehidupan seseorang, karena merupakan masa peralihan dari anak menjadi dewasa. Selain itu, remaja mengalami proses berkembang kearah kematangan atau kemandirian. Pada masa remaja sering kali muncul dorongan untuk mengetahui dan mencoba hal-hal baru dalam usahanya untuk mencari jati diri dan mencapai kematangn pribadi sesuai tugas perkembangannya. Perubahan yang paling menonjol dan memberikan dinamika psikologis yang besar pada proses tumbuh kembang remaja adalah kematangan organ reproduksi dan seksual. Kematangan ini ditandai dengan meningkatkannya hormone seks dalam darah yang berdampak pada perubahan fisik berupa munculnya ciri-ciri seks primer, sekunder serta perubahan psikologis berupa dorongan seksual. Dorongan seksual akan mencetuskan ekspresi seksual dari yang sederhana berupa perasaan tertarik pada lawan jenis sampai yang kompleks, yaitu bersenggama dan berbagai bentuk penyimpangan seksual (Kurnia, 2011). Permasalahan remaja seringkali berakar dari kurangnya informasi dan pemahaman serta kesadaran untuk mencapai sehat secara reproduksi. Di sisi lain, remaja sendiri mengalami perubahan fisik yang cepat. Akses untuk mendapatkan informasi bagi remaja banyak yang tertutup. Dengan memperluas akses informasi tentang kesehatan reproduksi remaja yang benar dan jujur bagi remaja akan membuat remaja makin sadar terhadap tanggung jawab perilaku reproduksinya. Dengan makin banyaknya persoalan kesehatan reproduksi remaja, maka pemberian informasi, layanan dan pendidikan kesehatan reproduksi remaja menjadi sangat penting.



1



B. Dismenorhea Pengertian Dismenorhea Dismenorea disebut juga kram menstruasi atau nyeri menstruasi. Dalam bahasa Inggris, Dismenorea sering disebut sebagai “painful period” atau menstruasi yang menyakitkan (American College of Obstetritians and Gynecologists, 2015). Nyeri menstruasi biasanya dengan rasa kram dan terpusat di abdomen bawah. Keluhan nyeri haid dapat terjadi bervariasi mulai dari yang ringan sampai yang berat. Kram tersebut berasal dari kontraksi otot rahim yang sangat intens saat mengeluarkan darah menstruasi dari dalam rahim. Kontraksi otot yang sangat intens ini kemudian menyebabkan otot-otot menegang dan menimbulkan kram atau rasa sakit atau nyeri. Ketegangan otot ini tidak hanya terjadi pada bagian perut, tetapi juga pada otot-otot penunjang yang terdapat di bagian punggung bawah, pinggang, panggul, paha hingga betis (Sinaga, 2017). Etiologi Dismenorhea Secara umum nyeri haid muncul akibat kontraksi distritmik miometrium yang menampilkan satu gejala atau lebih, mulai dari nyeri yang ringan sampai berat di perut bagian bawah ,bokong, dan nyeri spasmodic di sisi medial paha. Riset biologi molekuler terbaru berhasil menemukan kerentanan gen (susceptibility genes), yaitu genotype CYP1A1 Mspl dan Hincll memodifikasi hubungan antara merokok pasif (passive smiking) dan nyeri haid. Berikut adalah penyebab nyeri haid. 1) Dismenorea Primer a. Faktor endokrin Pada umumnya ada anggapan bahwa kejang yang terjadi pada Dismenorea primer disebabkan oleh kontraksi uterus yang berlebihan. Factor endokrin mempunyai hubungan dengan soal tonus dan kontraktilitas otot usus. b. Faktor kejiwaan 2



Pada gadis-gadis yang secara emosional tidak stabil, apalagi jika mereka tidak mendapat penerangan yang baik tentang proses haid, mudah timbul dismenorea. c. Faktor konstitusi Factor ini yang erat hubungannya dengan faktor tersebut diatas , dapat juga menurunkan ketahanan terhadap rasa nyeri. Factor-faktor seperti anemia, penyakit 12 menahun, dan sebgainya dapat mempengaruhi timbulnya Dismenorea. d. Faktor obstruksi kanalis servikalis (leher rahim) Salah satu teori paling tua untuk menerangkan dismenorea primer adalah stenosis kanalis servikalis. Sekarang hal tersebut tidak lagi dianggap sebagai faktor penting sebagai penyebab Dismenorea primer, karena banyak wanita yang mengalami Dysmenorrhea primer tanpa uterus dalam hiperantefleksi, begitu juga sebaliknya. 2) Dismenorea Sekunder a) Uterine myoma (tumor jinak rahim yang terdiri dari jaringan otot), terutama mioma submukosa (bentuk mioma uteri) b) Uterine polyps (tumor jinak rahim) c) Adanya AKDR (Alat kontrasepsi dalam rahim) d) Endometriosis pelvis (jaringan endometrium yang berada di panggul) e)



Penyakit radang panggul kronis



f) Tumor ovarium g) Factor psikis, seperti gangguan libido dan konfik dengan pasangan h) Allen-Masters Syndrome (kerusakan lapisan otot di panggul sehingga pergerakan serviks (leher rahim) meningkat abnormal). Sindrom masters ditandai dengan 13 nyeri perut bagian bawah yang akut, nyeri saat bersenggama ,kelelahan yang sangat ,nyerii panggul secara umum, dan nyeri punggung (backache).



Patofisiologi Dismenorhea 3



Peningkatan produksi prostaglandin dan pelepasannya (terutama PGF2α) dari endometrium selama menstruasi menyebabkan kontraksi uterus yang tidak terkoordinasi dan tidak teratur sehingga menimbulkan nyeri. Selama periode menstruasi, wanita yang mempunyai riwayat dismenorea mempunyai tekanan intrauteri yang lebih tinggi dan memiliki kadar prostaglandin dua kali lebih banyak dalam darah (menstruasi) dibandingkan dengan wanita yang tidak mengalami nyeri. Uterus lebih sering berkontraksi dan tidak terkoordinasi atau tidak teratur. Akibat peningkatan aktivitas uterus yang abnormal tersebut, aliran darah menjadi berkurang sehingga terjadi iskemia atau hipoksia uterus yang menyebabkan timbulnya nyeri. Mekanisme nyeri lainnya disebabkan oleh protaglandin (PGE2) dan hormon lain yang membuat saraf sensori nyeri diuterus menjadi hipersensitif terhadap kerja bradikinin serta stimulus nyeri fisik dan kimiawi lainnya (Reeder, 2013). Kadar vasopresin mengalami peningkatan selama menstruasi pada wanita yang mengalami dismenorea primer. Apabila disertai dengan peningkatan kadar oksitosin, kadar vasopresin yang lebih tinggi menyebabkan ketidakteraturan kontraksi uterus yang mengakibatkan adanya hipoksia dan iskemia uterus. Pada wanita yang mengalami dismenorea primer tanpa disertai peningkatan prostaglandin akan terjadi peningkatan aktivitas alur 5-lipoksigenase. Hal seperti ini menyebabkan peningkatan sintesis leukotrien, vasokonstriktor sangat kuat yang menginduksi kontraksi otot uterus (Reeder, 2013). Tanda dan Gejala Dismenorhea Gejala pada dismenore sesuai dengan jenis dismenorenya yaitu: a. Dismenore primer Gejala-gejala umum seperti rasa tidak enak badan, lelah, mual, muntah, diare, nyeri punggung bawah, sakit kepala, kadang-kadang dapat juga disertai vertigo atau sensasi jatuh, perasaan cemas dan gelisah, hingga jatuh pingsan (Anurogo, 2011). Nyeri dimulai beberapa jam sebelum atau bersamaan dengan awitan menstruasi 4



dan berlangsung selama 48 sampai 72 jam. Nyeri yang berlokasi di area suprapubis dapat berupa nyeri tajam, dalam, kram, tumpul dan sakit. Sering kali terdapat sensasi penuh di daerah pelvis atau sensasi mulas yang menjalar ke paha bagian dalam dan area lumbosakralis. Beberapa wanita mengalami mual dan muntah, sakit kepala, letih, pusing, pingsan, dan diare, serta kelabilan emosi selama menstruasi (Reeder, 2013). Sedangkan menurut Sari (2012) ciri-ciri atau gejala dismenore primer, yaitu 1) Nyeri berupa keram dan tegang pada perut bagian bawah 2) Pegal pada mulut vagina 3) Nyeri



pinggang;



4)Pegal-pegal pada paha 5) Pada beberapa orang dapat disertai mual, muntah, nyeri kepala, dan diare b. Dismenore Sekunder Nyeri dengan pola yang berbeda didapatkan pada dismenore sekunder yang terbatas pada onset haid. Dismenore terjadi selama siklus pertama atau kedua setelah haid pertama, dismenore dimulai setelah usia 25 tahun. Sedangkan menurut Sari (2012) ciri-ciri atau gejala dismenore sekunder, yaitu 1) Darah keluar dalam jumlah banyak dan kadang tidak beraturan; 2) Nyeri saat berhubungan seksual; 3) Nyeri perut bagian bawah yang muncul di luar waktu haid; 4) Nyeri tekan pada panggul; 5) Ditemukan adanya cairan yang keluar dari vagina; 6) Teraba adanya benjolan pada rahim atau rongga panggul.



5



[Type text]



Diagnosa Dismenorhea Dismenorea primer sering terjadi pada usia muda/remaja dengan keluhan nyeri seperti kram dan lokasinya ditengah bawah rahim. Dismenorea primer sering diikuti dengan keluhan mual, muntah,diare, nyeri kepala, dan pada pemeriksaan ginekologi tidak ditemukan kelainan. Biasanya nyeri muncul sebelum keluarnya haid dan meningkat pada hari pertama dan kedua. Dismenorea sekunder lebih sering ditemukan pada usia tua dan nyeri haid muncul setelah 2 tahun mengalami siklus haid teratur. Nyeri diimulai saat haid dan meningkatkan bersamaan dengan keluarnya darah haid. Sering ditemukan kelainan ginekologik. Pengobatannya sering sekali memerlukan tindakan operatif Klasifikasi Dismenorhea Dismenore dapat digolongkan berdasarkan jenis nyeri dan ada tidaknya kelainan atau sebab yang dapat diamati (Judha, 2012). Dismenore berdasarkan jenis nyeri adalah : a. Dismenore spasmodic Dismenore spasmodik adalah nyeri yang dirasakan dibagian bawah perut dan terjadi sebelum atau segera setelah haid dimulai. Dismenore spasmodik dapat dialami oleh wanita muda maupun wanita berusia 40 tahun keatas. Sebagian wanita yang mengalami dismenore spasmodik, tidak dapat melakukan aktivitas Tanda dismenore spasmodik, antara lain: 1) Pingsan 2) Mual 3) Muntah 4) Dismenore spasmodik dapat diobati atau berkurang dengan melahirkan, walaupun tidak semua wanita mengalami hal tersebut b. Dismenore kongestif Dismenore kongestif dapat diketahui beberapa hari sebelum haid datang. Gejala yang ditimbulkan berlangsung 2 sampai 3 hari sampai kurang dari



6



[Type text]



2 minggu. Pada saat haid datang, tidak terlalu menimbulkan nyeri. Bahkan setelah hari pertama haid, penderita dismenore kongestif akan merasa lebih baik. Gejala yang ditimbulkan pada dismenore kongestif, antara lain: 1) Pegal pada bagian paha 2) Sakit pada daerah payudara 3) Lelah 4) Merasa tersinggung 5) Kehilangan keseimbangan 6) Ceroboh 7) Gangguan tidur Penatalaksanaan Dismenorea Tatalaksana umum Penatalaksanaan yang dapat dilaksanakan untuk pasien Dismenorea adalah: 1. Penjelasan dan nasihat Perlu dijelaskan kepada penderita bahwa Dismenorea adalah gangguan yang tidak berbahaya untuk kesehatan. Penjelasan dapat dilakukan dengan diskusi mengenai pola hidup, pekerjaan, kegiatan, dan lingkungan penderita. Kemungkinan salah informasi mengenai haid atau adanya hal-hal tabu atau tahayul mengenai haid dapat dibicarakan. Nasihat mengenai makanan sehat, istirahat yang cukup, dan olahraga dapat membantu. 2. Pemberian obat analgetik Dewasa ini banyak beredar obat-obat analgesic yang dapat diberikan se bagai terapi simptomatik. Jika rasa nyeri berat, diperlukan istirahat di tempat tidur dan kompres panas pada perut bawah untuk mengurangi keluhan. Obat analgesic yang sering diberikan adalah kombinasi aspirin, fenasetin, dan kafein. Obat-obat paten yang beredar di pasaran antara lain novalgin, ponstan, acet-aminophen.



7



[Type text]



3. Terapi hormonal Tujuan terapi hormonal adalah menekan ovulasi. Tindakan ini bersifat sementara dengan maksud membuktikan bahwa gangguan yang terjadi benar-benar dismenorea primer, atau jika diperlukan untuk membantu penderita untuk melaksanakan pekerjaan penting pada waktu haid tanpa gangguan. 4. Terapi alternative Terapi alternative dapat dilakukan dengan kompres handuk panas atau botol air panas pada perut atau punggung bawah. Mandi air hangat juga bias membantu. Beberapa wanita mencapai keringanan melalui olahraga, yang tidak hanya mengurangi strees dan orgasme juga dapat membantu dengan mengurangi tegangan pada otot-otot pelvis sehingga membawa kekenduran dan rasa nyaman. Beberapa posisi yoga dipercaya dapat menghilangkan kram menstruasi. Salah satunya adalah peregangan kucing, yang meliputi berada pada posisi merangkak kemudian secara perlahan menaikkan punggung anda keatas setinggi- tingginya 5. Terapi non farmakologi - Mengkonsumsi makanan berserat Mengurangi makanan yang mengandung garam dan kafein Mengkonsumsi minuman herbal (kayu manis,kedelai,cengkeh,jahe madu, kunyit asam ,oso dresie, herbal cina. 7.2 Tatalaksana khusus : -



8



[Type text]



BAB II TINJAUAN TEORI ASUHAN KEBIDANAN A. Anamnesis Lengkap Pada langkah ini, kegiatan yang dilakukan adalah pengkajian dengan mengumpulkan semua data yang diperlukan untuk mengevaluasi klien secara lengkap. Data yang dikumpulkan antara lain: 1) Biodata/Identitas Lengkap Klien Identitas adalah data yang didapat dari pasien sebagai suatu pendapat terhadap suatu situasi dan kejadian 2) Keluhan klien Pasien mengatakan saat ini sedang menstruasi hari kedua dan merasakan nyeri hebat pada perut bagian bawah sehingga mengganggu aktifitasnya. Setiap menstruasi pasien merasakan nyeri pada perut bagian bawah tetapi tidak mengganggu aktifitasnya dan akan mereda apabila diberikan kompres air hangat dan istirahat. 3. Riwayat kesehatan klien



Pasien mengatakan tidak sedang dan tidak pernah menderita penyakit menular, menurun dan menahun seperti dada berdebar-debar (Jantung), sering makan, minum dan kencing (DM), sesak nafas (Asma), tekanan darah >140/90 mmHg (Hipertensi), Sakit kuning (Hepatitis), Kejang sampai keluar busa (Epilepsi) dan keputihan gatal-gatal (PMS). Pasien mengatakan tidak pernah mengalami operasi apapun Pemeriksaan keadaan umum secara lengkap sesuai dengan kebutuhan 4. Keadaan umum :Untuk mengetahui keadaan umum pasien a) Baik, maka akan ditemukan bahwa pasien kooperatif, gerakannya terarah. b) Sedang, maka pasien merasa tegang dan sedikit cemas.



9



[Type text]



c) Buruk, mungkin ditemukan kondisi yang tidak kooperatif, bingung, gerakan tidak terarah, gemetar dan merasa sangat cemas. 3) Meninjau catatan terbaru atau tahun sebelumnya Meninjau data laboratorium. Pada langkah ini, dikumpulkan semua informasi yang akurat dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien. Pada langkah ini bidan mengumpulkan data dasar awal secara lengkap. B. Pemeriksaan Fisik Pada langkah ini, kegiatan yang dilakukan menginterpretasikan semua data dasar yang telah dikumpulkan sehingga ditemukan diagnosis atau masalah. Diagnosis yang dirumuskan adalah diagnosis dalam lingkup praktik kebidanan yang tergolong pada nomenklatur standar diagnosis, sedangkan prihal yang berkaitan dengan pengalaman klien dihasilkan dalam pengkajian C. Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan Laboratorium untuk mendukung diagnose kasus D. Diagnosis Banding Pada langkah ini, kita mengidentifikasi masalah atau diagnosis potensial lain berdasarkan rangkaian diagnosis dan asalah yang sudah teridentifikasi. Berdasarkan



temuan



tersebut,



bidan



dapat



melakukan



antisipasi



agar



diagnosis/masalah tersebut tidak terjadi. Selain itu, bidan harus bersiap-siap apalagi diagnosis/masalah tersebut benar-benar terjadi. Contoh diagnosis/masalah potensial: 1. Diagnosis banding lain nyeri tekan pada perut bagian bawah adala kista ovarium dan myoma uteri E. Intervensi Kegiatan yang dilakukan adalah melaksanakan rencana asuhan yang sudah dibuat secara aman dan efesian. Kegiatan ini bisa dilakukan oleh bidan atau anggota tim kesehatan yang lain. Jika bidan tidak melakukan sendiri, bidan tetap memikul tanggung jawab untuk mengarahkan pelaksanaannya. Dalam situasi ini bidan harus berkolaborasi dan merujuk dengan tim kesehatan lain atau dokter.



10



[Type text]



DAFTAR PUSTAKA Ellya, Sibagariang, Eva. 2016. Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta : SKM Morgan, Geri, Caroline, Hamilton. 2009. Obstetri Ginekologi Panduan Klinik. Jakarta : EGC Handayani. 2012. Dismenore Dan Kecemasan Pada Remaja. Tersedia dalam: http://etd.ugm.ac.id/index.php?mod=download&sub=DownloadFile&act =view&typ=html&file=0150-H-2012.pdf&ftyp=4&id=54753 Kumalasari, I, 2012, Kesehatan Reproduksi Untuk Mahasiswa Kebidanan dan Keperawatan Si naga, Ernawati dkk. 2017. Manajemen kesehatan informasi. Universitas nasional : IWWASH Kurnia Maghfiroh. 2011. Penelitian Tentang Hubungan Pengetahuan Dengan Penanganan Keputihan Pada Siswi Pondok Pesantren Darul Hasanah. Desa Kali Kondang



8