LAPORAN PENELITIAN SURVEY PSI SOSIAL [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PENELITIAN SURVEY GAMBARAN ATRIBUSI KEMISKINAN MASYARAKAT INDONESIA DITINJAU DARI PSIKOLOGIS MATA KULIAH PSIKOLOGI SOSIAL



Oleh: Fadma Arum Ginayuh Dosen Pengampu : Eprika Adhityani, S.Psi., M.A



FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2022



1. PENDAHULUAN



Kemiskinan merupakan permasalahan yang terjadi di indonesia bahkan hampir di seluruh dunia. Ada faktor penyebab kemiskinan yaitu bisa dikarenakan faktor malas yang ada pada diri seseorang, kurangnya lapangan kerja yang di sediakan oleh pemerintah, faktor kemiskinan sendiri bisa dikatakan sangat kompleks. Kondisi kemiskinan ini sendiri dapat menyebabkan terganggunya kondisi mental. Secara sosial-psikologis kemiskinan merupakan jaringan dan struktur sosial yang sangat mendukung dalam pendapatan kesempatan untuk meningkatkan suatu produtivitas. Kesehatan mental masyarakat miskin masih belum banyak diperhatikan (markum, 2009). Ortigas (2000) mengatakan bahwa rantai kemiskinan tidak akan mungkin bisa diputus apabila tidak ada sebuah interverensi.



Salah satu faktor yang diduga sebagai penyebab ketidakefektifan interverensi yang dilakukan oleh pemerintah dan LSM upaya yang dilakukan untuk mengurangi kemiskinan yaitu dengan kurangnya pemahaman secara menyeluruh dengan kondisi masyarakat itu sendiri. Sebagaimana yang diungkapkan oleh banyak ahli (Lever, 2005; Lever , Pinol dan Uralde, 2004; harper, 2001;Markum, 2008), kemiskinan adalah suatu permasalahan yang sangat kompleks. Untuk menangani kemiskinan ini sendiri petama-tama di perlukan adanya pemahaman kondisi psikologis masyarakat miskin itu sendiri (Ortigos, 2000). Kemiskinan sendiri tidak hanya bisa dilihat dari kacamata ekonomi melainkan sebuah pengalaman psikologis. Pola kemiskinan dapat dijelaskan melalui beberapa variabel psikologis, diantaranya faktor atribusi kemiskinan penyebab (Feagin, 1972; Wollie, 2009), value of life (Lever, 2000), self-esteem (Rosenberg dan pearlin, 1978), self-efficacy (Lever,2000), motivasi berprestasi (Cassidy, 2000), strategi coping (Aldwin dan reverenson, 1987), kepribadian (Rafael, William and Philip, 2005), subjective well-being (Lever,2000) dan tingkat depresi (Eaton, muntaner, Bessavo and smith , 2001). Selanjutnya supriatna (1997:90) mengatakan bahwa kemiskinan merupakan sebuah situasi yang terbatasi yang terjadi bukan akan kehendak orang yang bersangkutan. Lebih lanjut emil salim (dalam supriatna 1997:82) menyatakan lima karakteristik penduduk miskin, kelima karakteristik tersebut yaitu: 1). Tidak memiliki sebuah faktor produki sendiri 2). Tidak memiliki kemungkinan memiliki aset produki dengan kekuatannya sendiri 3). Tingkat pendidikan yang pada umumnya rendah 4). Banyak dari mereka tidak memiliki fasilitas 5). Di antara mereka masih berusia muda dan tidak mempunyai ketrampilan atau ketrampilan yang memadai. Pandangan yang dikemukakan dalam definisi kemiskinan dari chambers menerangkan bahwa kemiskinan suatau kesatuan konsep (integrated concept) yang memiliki lima dimensi, yaitu:



1. Kemiskinan (proper) Permasalahan kemiskinan seperti halnya pada pandangan semula adalah kondisi dimana ketidakmampuan memenuhi kebutuhan pokok, konsep pandangan ini tidak hanya berlaku untuk kelompok yang tidak memiliki pandangan melainkan berlaku pula pada kelompok yang telah memiliki sebuah pandangan. 2. Ketidakberdayaan (powerless) Rendahnya pendapatan yang berdampak pada kekuatan sosial dari seseorang atau kelompok terutama dalam memperoleh sebuah keadilan. 3. Kerentangan menghadapi situasi darurat (state of emergency) Seseorang atau kelompok yang disebut miskin tidak memiliki kemampuan untuk menghadapi situasi yang tidak terduga dimana dalam situasi ini membutuhkan sebuah alokasi yang pendapatakan untuk menyelesaikannya. 4. Ketergantungan (dependency) Keterbatasan atau kemampuan pendapatan kekuatan sosial dari seseorang atau kelompok orang disebut miskin ini menyebabkan tingkat ketergantungan terhadap pihak lain yang sangat tinggi. Mereka tidak mampu menyelesaikan atau mendapat solusi yang berkaitan dengan pendapatan baru, bantuan dari pihak lain sangat diperlukan untuk mengatasi permasalahan. 5. Keterasingan (isolation) Keterasingan yang di maksud oleh chambers adalah faktor alokai yang menyebabkan seseorang atau kelompok orang menjadi miskin, pada umumnya masyarakat yang disebut miskin berada pada daerah yang jauh dari pusat pertumbuhan ekonomi, fasilitas kesejahteraan lebih banyak terkonsentrasi pada pusat pertumbuhan ekonomi. Masyarakat yang tinggal didaerah terpencil sulit di jangkau oleh fasilitas-fasilitas kesejahteraan relatif memiliki taraf hidup yang rendah sehingga sehingga menjadi penyebab kemiskinan.



Kemiskinan meliputi ketidak terpenuhinya kebutuhan dasar yang mencakup aspek primer dan sekunder, aspek primer berupa miskinnya pengetahuan dan keterampilan sedangkan aspek skunder merupakan miskinnya jaringan sosial, keuangan, informal, kekurangan gizi, air, rumah, perawatan kesehatan dan pendidikan yang relatif rendah. Skema yang didasarkan pada konsep yang telah dikemukakan oleh chambers menerangkan bagaimana kondisi yang sebagian besar ditemukan selalu diukur berdasar rendahnya sebuah pendapatan dalam memenuhi kebutuhan pokok. Rendahnya kemampuan pendapatan diartikan pula



sebagai rendahnya daya beli atau kemampuan mengkonsumsi. Tujuan dari penelitian ini sendiri 1.)untuk mengetahui gambaran kondisi psikologis pada masyarakat indonesia 2.) mengetahui pendapat mahasiswa tentang distribusi kemiskinan.



2. TEORI



Teori yang digunakan adalah membahas tentang upaya yang dilakukan untuk memahami penyebab perilaku kita terhadap orang lain, para peneliti (feagin,1972 dan nasser dkk,2005) berhasil memetakan atribusi penyebab kemiskinan internal dan eksternal tersebut dalam tiga dimensi. Tiga dimensi tersebut adalah dimensi individualistik, yaitu memandang kemiskinan sebagai faktor akibat diposisi, individu dan dimensi fatalistik adalah menganggap kemiskinan yang dialami akibat dari nasibatau ketidak keberuntungan dan dimensi struktural yaitu menganggap kemiskinn sebagai akibat dari masyarakat, hal yang sama juga diungkapkan oleh bullock (2006) yang mengatakan bahwa tiga dimensi kemiskinan tersebut merupakan atribusi kaual dari kemiskinan. Sedangkan menurut teori nurkse (dalam kuncoro 1997:107) kemiskinan bertumpu pada teori lingkaran setan kemiskinan, adanya ketidak sempurnaan pasar,kurangnya modal, dan keterbelakangan sumber daya manusia menyebabkan produktivitas rendah. Produktivitas rendah ini mengakibatkan pendapatan yang diterima rendah, investasi dan tabungan juga ikut menurun. Jika pendapatan terus menurun mengakibatkan kemiskinan karena modal untuk mencukupi kebutuhan hidup tidak maksimal



3. METODE Penelitian survey ini menggunakan metode kuantitatif yang menyertakan pernyataan-pernyataan terkait distribusi kemiskinan, sampel dari penelitian ini berjumlah 30 orang subjek yang di prioritaskan dari mahasiswa UMM angkatan, jurusan, fakultas dapat berasal dari mana saja. Subjek sendiri berumur kisaran 17-24 tahun yang tertarik pada pembahasan distribusi kemiskinan. Teknik yang digunakan berupa penyebaran kuisoner yang dibagikan melalui media sosial. Data yang di terkumpul dari hasil penyebaran kuisoner ini akan menjadi patokan hasil penelitian.