4 0 2 MB
LAPORAN PENGEMBANGAN DIRI PELATIHAN PENINGKATAN BUDAYA LITERASI GURU DAN SISWA
Diajukan untuk memperoleh Angka Kredit Jabatan Fungsional Guru Golongan III/a ke III/b
Oleh: GALUH KARTIKA SARI, S.H. NIP. 198510072019032016
KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA KANTOR KEMENTERIAN AGAMA KABUPATEN KEDIRI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI 4 KEDIRI 2021
IDENTITAS
1. Nama Sekolah
:
Madrasah Tsanawiyah Negeri 4 Kediri
2. Nama Guru
:
Galuh Kartika Sari, S.H.
3. NIP
:
198510072019032016
4. Jabatan / Golongan Guru
:
Penata Muda / III-a
5. Alamat Sekolah
Jalan
:
Batik Madrim No. 53 Kalirong – Tarokan
Kabupaten
:
Kediri
Provinsi
:
Jawa Timur
Telepon / Fax
:
(0354) 775206
:
Pendidikan
6. Guru Mata Pelajaran
Pancasila
Kewarganegaraan 7. Alamat Rumah
Jalan
:
Warungdowo B-15 RT 001 RW 006
Kecamatan
:
Pohjentrek
Kabupaten
:
Pasuruan
Provinsi
:
Jawa Timur
Telepon / HP
:
08113040785
Email
:
[email protected]
1
dan
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PENGEMBANGAN DIRI
PELATIHAN PENINGKATAN BUDAYA LITERASI GURU DAN SISWA
Oleh: GALUH KARTIKA SARI, S.H. NIP. 198510072019032016
Disahkan oleh: Kepala MTs Negeri 4 Kediri / Koordinator PKB
ANGSORI, S.Pd.,M.Pd.I. NIP.19651712 200301 21001
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis haturkan ke hadirat Allah SWT, atas segala Rahmat dan karunia yang dilimpahkan kepada penulis sehingga Laporan Kegiatan Pelatihan Peningkatan Budaya Literasi Guru dan Siswa ini dapat diselesaikan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa Laporan ini dapat diselesaikan berkat adanya bantuan, bimbingan, dorongan dan petunjuk dari berbagai pihak: 1.
E-Guru.id yang telah memberikan kesempatan untuk belajar dalam meningkatkan inovasi pembelajaran pada era modern ini
2.
Bapak Kepala MTs Negeri 4 Kediri Yang telah memberikan ijin para guru dalam mengikuti kegiatan diklat yang diselenggarakan oleh E-Guru.id.
3.
Teman sejawat di MTs Negeri 4 Kediri yang mengikuti diklat hingga selesai pelaksanaan sampai pengerjaan tugas.
4.
Semua pihak baik langsung maupun tidak langsung yang ikut membantu penulis dalam menyelesaikan penulisan laporan pengembangan diri ini. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Laporan ini masih banyak
terdapat kekurangan bahkan mungkin kesalahan, baik dalam penyusunan, penyajian
maupun
sistematika
penulisannya.
Oleh
karenanya,
penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak, demi kesempurnaan penulisan. Meski demikian, penulis tetap berharap agar kiranya Laporan ini dapat bermanfaat bagi pihak lain yang memerlukan.
Kediri 2021
3
,
16
Maret
Penulis Galuh Kartika Sari
DAFTAR ISI
IDENTITAS.................................................................................................................................. LEMBAR PENGESAHAN............................................................................................................ KATA PENGANTAR.................................................................................................................... BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................................. a.
Latar Belakang..................................................................................................................
b.
Dasar Hukum....................................................................................................................
c.
Nama Kegiatan.................................................................................................................
d.
Tujuan...............................................................................................................................
BAB II PELAKSANAAN PENGEMBANGAN DIRI....................................................................... a.
Waktu Pelaksanaan..........................................................................................................
b.
Penyelenggara Kegiatan.................................................................................................
c.
Narasumber....................................................................................................................
d.
Materi Pelatihan..............................................................................................................
e.
Strategi Pelaksanaan......................................................................................................
f.
Tindak Lanjut..................................................................................................................
g.
Dampak Pengembangan Diri..........................................................................................
BAB III.......................................................................................................................................
4
PENUTUP................................................................................................................................. LAMPIRAN...................................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
a.
Latar Belakang Skor kompetensi siswa Indonesia dalam membaca, matematika, dan sains pada 2018 lebih rendah dibanding pengukuran serupa tiga tahun sebelumnya. Alih-alih menanjak, bahkan nilai kemampuan membaca tahun lalu setara dengan capaian tahun 2000. Kabar buruk ini datang setelah pada 3 Desember lalu Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan merilis hasil Program Penilaian Pelajar Internasional (Programme for International Students Assessment, PISA) 2018. Hasil dari pengukuran global untuk siswa berusia 15 tahun itu menunjukkan bahwa rata-rata skor siswa Indonesia adalah 371 dalam membaca, matematika 379, dan sains 396. Capaian skor tersebut di bawah rerata 79 negara-negara peserta PISA, yakni 487 untuk kemampuan membaca, dan 489 untuk kemampuan matematika dan sains. Dalam PISA sebelumnya, tahun 2015, siswa Indonesia mencatatkan rata-rata yang lebih tinggi untuk semua bidang yaitu 397, 386, dan 403 untuk kemampuan membaca, matematika, dan sains. Mengapa hasil penilaian siswa Indonesia pada studi global yang diselenggarakan tiga tahun sekali itu justru melorot signifikan? Hasil buruk kemampuan literasi siswa pada PISA
5
2018 cukup mengagetkan banyak pihak, terutama karena terjadi setelah digalakkan Gerakan Literasi Sekolah (GLS) sejak 2016. Dari laporan PISA diketahui bahwa rendahnya kualitas guru dan disparitas mutu pendidikan di Indonesia diduga sebagai penyebab utama buruknya kemampuan literasi siswa secara umum. Penyebab lainnya, saya kira Gerakan Literasi Sekolah gagal mendongkrak kualitas literasi siswa. Tingkat literasi yang rendah merupakan masalah mendasar yang memiliki dampak sangat luas bagi kemajuan bangsa karena sebagian besar keterampilan dan pengetahuan yang lebih mutakhir diperoleh melalui kegiatan membaca. Masyarakat pembaca yang terampil - mampu membaca, memahami, mengevaluasi, dan menyaring informasi - akan dapat menuai manfaat sebesar-besarnya dari sumber bacaan. Dengan adanya diagnosis kompetensi siswa Indonesia dari survei PISA, perlu ditindak lanjuti dengan meningkatkan kualitas guru, mengurangi disparitas pendidikan, dan menjalankan berbagai program pendidikan secara sistematis dan menyeluruh.Sistem pendidikan dan pelatihan guru, serta sistem penempatan dan perekrutan guru merupakan dua hal yang sudah darurat untuk segera diperbaiki. Selain itu, sistem penilaian dan kurikulum yang selama ini menjadi panduan utama guru dalam mengajar perlu juga ditinjau ulang agar tidak semakin mengarahkan mereka menjadi guru yang menghambat belajar. Partisipasi aktif dari orang tua dan masyarakat dalam menumbuhkan budaya belajar juga diperlukan untuk mensinergikan program-program ini. Perlu komitmen semua pihak dalam menyukseskan program pemerintah seperti Gerakan Literasi Sekolah (GLS), agar tidak sekadar menjadi slogan. Seperti
6
kata Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim, impian untuk dapat memiliki capaian rerata setara negara-negara OECD dalam PISA hanya dapat diwujudkan dengan optimisme untuk bekerja keras dari semua pihak.
b.
Dasar Hukum 1.
Undang Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
2.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar.
3.
Nasional Pendidikan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir Peraturan.
4.
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua tentang Standar Nasional Pendidikan.
c.
Nama Kegiatan Nama kegiatan ini adalah “PELATIHAN PENINGKATAN BUDAYA LITERASI GURU DAN SISWA”
d.
Tujuan Berdasarkan paparan di atas pengembangan diri dilakukan oleh penulis dengan tujuan: 1.
Meningkatkan wawasan guru dalam hal literasi untuk meningkatkan budaya literasi
7
2.
Meningkatkan wawasan guru dalam mempersiapkan diri atau siswa agar dapat membangun bidaya literasi menuju sukses AKM
3.
Meningkatkan wawasan guru dalam penulisan artikel popular
4.
Guru dapat menulis artikel popular sesuai dengan kaidah kaidahnya
5.
Guru dapat menulis best practice dan PTS sesuai dengan kaidah kaidahnya
6.
Meningkatkan wawasan guru mengenai PTK dan kenaikan pangkat
8
BAB II PELAKSANAAN PENGEMBANGAN DIRI
a.
Waktu Pelaksanaan Kegiatan Diklat Online “Pelatihan Peningkatan Budaya Literasi Guru dan Siswa” dilaksanakan berdasarkan urutan sebagai berikut : HARI / TANGGAL
WAKTU (WIB)
KEGIATAN Materi Meningkatkan Literasi
Selasa, 9 Maret 2021
13.00
–
15.00
WIB
Peserta Didik Melalui Lembar Kerja Siswa Channel Youtube e-Guru TV Materi Membangun Budaya
Rabu, 10 Maret 2021
13.00
–
15.00
WIB
Literasi
Sekolah
Menuju
Sukses AKM Channel Youtube e-Guru TV
Jum’at, 12 Maret 2021
13.00
–
15.00
WIB
Menjadi
Guru
dengan
Menulis
Produktif Artikel
Populer Channel Youtube e-Guru TV Kiat Menulis Best Practice dan
Sabtu, 13 Maret 2021
Minggu,
14
13.00
–
15.00
WIB
Maret 13.00
PTS Channel Youtube e-Guru TV
–
9
15.00
PTK dan Kenaikan Pangkat
2021 b.
WIB
Channel Youtube e-Guru TV
Penyelenggara Kegiatan Penyelenggaran Pelatihan ini adalah e-guru.id yang merupakan salah satu platform pelatihan guru dan pendidik.
c.
d.
Narasumber 1.
Agus Sani Wijaya, M.Pd.
2.
Marjito, S.Pd.
3.
Muhammad Haris Suhud, S.S.
4.
Supiani, S.Pd.
5.
Harna Yulistiyarini, S.Pd., M.Pd.
Materi Pelatihan 1. Meningkatkan Literasi Peserta Didik Melalui Lembar Kerja Siswa Hasil
survey
PISA
(Programe
For
International
Student
Assesment) tahun 2018, Indonesia ada di posisi ke 72 dari 77 negara yang kemampuan literasinya kurang. UNESCO juga menyebutkan minat baca masyarakat Indonesia hanya 0,0001%, artinya : dari 1000 orang Indonesia hanya 1 orang yang gemar membaca (Portal Bandung Timur, Jumat
22
Juli
2022).
Hal
ini
tentu
sangat
menyedihkan
dan
mengkhawatirkan.Membuat guru wajib meningkatkan kemampuan literasi siswa. Guru sebagai pendidik, pilar utama pendidikan, memiliki kewajiban dan tanggung jawab untuk menumbuhkan minat baca siswanya. Bila siswa tidak diarahkan dan dibimbing untuk suka membaca, maka siswa akan kurang pengetahuan, wawasan sempit, memicu kebodohan, kurang
10
percaya diri dan lain-lain. Bila generasi penerus bangsanya seperti itu, maka tidak ada kemungkinan kita bisa menjadi bangsa yang terbelakang dan mudah dimasuki penjajah lagi.Kemampuan literasi siswa sekolah dasar bukan saja hanya bisa membaca tetapi juga bisa menulis dan menalar. Di bawah ini ada beberapa cara untuk meningkatkan minat baca siswa : a.
Rutin membaca Agar kemampuan literasi siswa bisa benar-benar meningkat, buatlah program khusus membaca yang dilakukan setiap hari. Seperti membaca 15 menit sebelum pembelajaran dimulai.
b.
Membacakan dongeng Membacakan dongeng kepada siswa sebelum pembelajarn dimulai juga bisa menjadikan siswa suka membaca. Mendengarkan cerita membuat siswa jadi tertarik untuk membaca sendiri.
c.
Disukusi soal buku cerita yang dibaca Kegiatan
mendiskusikan
buku
yang
telah
dibaca
dapat
menumbuhkan minat baca siswa. Siswa jadi tertarik mengetahui isi cerita tersebut. Keseruan mendiskusikan sebuah buku yang sudah dibaca bersama akan membuat siswa jadi suka membaca. Ini bisa dilakukan setiap akhir pekan. d.
Perpustakaan Kelas Buku-buku cerita anak yang mudah diakses siswa juga bisa membuat minat baca meningkat. Membuat perpustaan mini dikelas menjadikan siswa terbiasa ada dilingkungan buku-buku. Hal ini meningkatkan rasa keingintahuan siswa.
11
e.
Penghargaan Baca Buku Pemberian penghargaan bagi siswa yang rajin membaca buku, merupakan bentuk lain cara meningkatkan minat baca siswa. Misalnya saja bagi siswa yang telah membaca buku sebanyak 2 buku dalam seminggu mendapat kupon peralatan tulis gratis dari koperasi sekolah. Hal ini akan memotivasi siswa untuk membaca.
f.
Rajin Menulis Kemampuan
menulis
merupakan
kemampuan
literasi
yang
sebelumnya sudah disinggung diatas. Siswa sekolah dasar harus bisa bernalar lewat kemampuan menulis. Kemampuan menulis bisa dikembangkan lewat latihan-latihan yang diberikan guru setiap hari. Bila siswa terbiasa membaca, maka siswa akan bisa menulis. Menulis hal-hal sederhana yang dilakukan siswa sehari-hari atau belajar menuliskan kembali buku yang telah dibacanya dengan bahasa sederhana mereka. g.
Pemanfaatan Teknologi Pada saat ini teknologi dan internet sudah menjadi hal lumrah bagi generasi di era 4.0. Perpustakaan digital bisa dijadikan alternatif lain untuk meningkatkan kemampuan literasi siswa. Siswa lebih meudah mencari buku-buku baca lewat perpustakaan digital. Bila tidak ada perpustakaan digital, guru bisa mengembangkan lewat materi-materi pembelajaran yang dicari lewat gawai.
2. Membangun Budaya Literasi Sekolah Menuju Sukses AKM Permasalahan terbesar dalam dunia Pendidikan di negeri ini adalah
masih
rendahnya
budaya membaca
12
siswa.
Dilansir
dari
okezone.com, laporan PISA 2018 menunjukkan Indonesia meraih skor rata-rata yakni 371. Berada di peringkat ke-74 dari studi yang menilai 600.000 anak berusia 15 tahun dari 79 negara. Tentang kemampuan membaca ini, pada suatu kesempatan saya pernah mengajak siswa satu jam membaca di kelas. Ternyata masih dalam hitungan menit ke-30 anak yang aktif hanya bisa dihitung jari. Rata-rata mereka sudah ‘tumbang’, ada yang tertidur, bermain dan ngobrol dengan teman sebangkunya. Musibah
pandemi
covid
-19
menyebabkan
pemerintah
meniadakan pelaksanaan Ujian Nasional (UN) yang secara resmi akan dilaksanakan pada tahun 2021. UN yang dulu dijadikan tolak ukur keberhasilan siswa dijenjang pendidikan dasar menengah dan atas, di tangan Menteri Pendidikan Nadiem Makarim format penilaian ini diganti dengan Asesmen Kompetensi Minimal (AKM). Fokus AKM ini akan menguji tiga kemampuan siswa yaitu kompetensi literasi, numerasi dan survei karakter siswa. Tujuan pelaksanaan AKM yaitu, satu, menumbuhkembangkan budi pekerti peserta didik melalui pembudayaan ekosistem literasi sekolah agar mereka menjadi pembelajar sepanjang hayat. Siswa yang literat itu adalah anak yang berkarakter mulia, menghargai temanya, suka menolong, menghormati yang lebih tua dan tumbuh sikap senang belajar dimana saja. Kedua, mendiagnosis kompetensi siswa untuk menjadi umpan balik kemampuan
pembelajaran. siswa
sebagai
Melalui bahan
AKM
guru bisa
untuk
memetakan
menentukan
desain
pembelajaran. Sehingga pembelajaran akan bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari. Ketiga, untuk mengetahui setiap siswa sudah menguasai apa
13
dan belum menguasai apa, sehingga guru bisa mengajar ditingkat yang sangat tepat. Ada tiga tahapan dalam berliterasi yaitu kemampuan mengakses informasi yang bernilai bagi siswa. Kemampuan memahami informasi dengan kompetensinya dan mampu menggunakan informasi tersebut secara cerdas untuk meningkatkan kualitas dirinya dan berkontribusi dalam masyarakatnya. Untuk itu peran guru Bahasa Indonesia sangat penting dalam menumbuhkembangkan budaya literasi membaca ini pada saat menysusun soal-soal pembelajaran. Karena tantangan literasi membaca ini adalah bagaimana anak bisa menginterpretasikan wacana yang dibaca serta kemampuan menganalisis ide dari setiap penulis. Kemampuan literasi dalam AKM ini meliputi tiga tingkatan kompetensi yang harus dikuasai siswa. Pertama, Retrive dan akses yaitu kemampuan mencari, mengambil dan memahami informasi tersurat. Pada level kognitif ini siswa telah mampu menemukan mengidentifikasi dan mendiskripsikan suatu ide atau informasi eksplisit dalam teks. Kedua, interpretasi dan integrasi yaitu memahami dengan cara menginterpretasi serta mengintegrasi informasi tersirat. Pada level kognitif ini siswa sudah mampu membandingkan, mengontraskan ide atau informasi dalam atau antar
teks,
membuat
kesimpulan,
mengelompokkan,
dan
mengombinasikan ide dan informasi dalam teks atau antar teks. Ketiga, evaluasi dan refleksi yaitu kemampuan mengevaluasi dan merefleksi isi teks.
Pada
level
kognitif
ini
siswa
telah
mampu
menganalisis,
memprediksi dan menilai konten, bahasa dan unsur-unsur dalam teks. 3. Menjadi Guru Produktif dengan Menulis Artikel Populer
14
Dengan
menulis,
sebetulnya
seorang
guru
telah
mengembangkan profesinya sebagai guru, sehingga peningkatakan kualitas pembelajaran benar benar dihasilkan dari budaya riset, yang hasilnya bisa disebar luaskan kepada guru yang lain, sebagai sumber rujukan. Dengan menulis sebenarnya guru dapat menuangkan ide gagasan brilian, tentang apa saja sehingga mampu menginspirasi pembaca siapapun. Dengan menulis sebenarnya guru telah mengukir suatu karya, karya intelektual. Dengan menulis guru telah meninggalkan jejak (jejak akademis, jejak
sejarah,
mengenangnya,
jejak
budaya,
orang
dan
akan
lain
tetap
lain),
orang
mengenalnya,
akan
tetap
karena
guru
meninggalkan jejak, legacy (warisan) dalam bentuk karya tulisan. Karya tulisan tetap hidup walau jasad telah mati, dan karya tulis termasuk dalam ilmu yang bermanfaat yang terus mengalirkan kebaikan bagi penulisnya. Menyampaikan gagasan atau ide pemikiran melalui tulisan lebih abadi, dari pada menyampaikannya lewat lisan. Meningkatkan kemampuan menulis adalah bagian yang tidak terpisahkan dari tugas besar seorang guru. Jika ada peribahasa : Harimau mati meninggalkan belang, gajah mati meninggalkan gading, guru wafat meninggalkan karya. Maka berkaryalah, dan salah satu karya yang mudah dan kemudian cepat memberikan manfaatnya adalah menulis. Aktifitas menulis tidak serta merta terwujutkan manakala guru tidak meluangkan waktu untuk membaca. Dengan kata lain, membaca adalah kunci utama menulis. Ungkapan yang sering terdengar adalah : membaca adalah jendela dunia. Dengan membaca Anda dapat
15
bertualang ke mana-mana. Semakin banyak seseorang membaca, maka semakin banyak informasi dan pengetahuan yang tersimpan di dalam memori pikirannya. Sehingga membaca adalah proses pembendaharaan kata yang kemudian
menjadi
bahan
untuk
diaktualisasikan
dan
disosialisasikan. Dengan membaca wawasan guru semakin luas dan tak terbatas. 4. Kiat Menulis Best Practice dan PTS Best Practice (BP) merupakan salah satu karya tulis ilmiah yang sangat bermanfaat khususnya dalam dunia pendidikan. Jika guru yang membuat best practice tentunya hal ini akan menjadi gambaran kinerja guru dalam kegiatan belajar-mengajar di kelas atau sekolah. Selain itu dapat pula menjadi sumber atau referensi yang membutuhkannya. Terutama bagi pihak-pihak lain untuk mengambil keputusan, misalnya pimpinan di sekolah atau lembaga terkait. Susunan Best Practice itu sendiri adalah sebagai berikut: Bab I Pendahuluan, Bab II Kajian Teori dan Daftar Pustaka, Bab III Metode Pemecahan Masalah dan Pembahasan Hasil, terakhir adalah Bab IV Simpulan dan Saran. Tetapi ada hal yang harus diperhatikan bahwa dalam menulis judul di tiap Bab harus menggunakan huruf kapital, misalnya: “BAB I PENDAHULUAN” demikian seterusnya hingga Bab terakhir. Selanjutnya bagian dari tiap bab adalah sebagai berikut: dalam Bab I terdiri dari 4 bagian yaitu, A. Latar Belakang, B. Rumusan Masalah , C. Tujuan, dan D. Manfaat. Sementara itu dalam Bab II terdiri atas dua bagian saja yaitu, bagian A. Kajian Teori yang berisikan teori-teori yang mendukung masalah yang sedang dilakukan dalam penyusunan BP ini.
16
Misalnya tentang pengertian kata atau istilah dari para ahli atau ilmuwan di bidangnya. Sedangkan pada bagian B. Kajian Pustaka. Bagian ini berisikan tentang beberapa sumber lain yang memperkuat kajian yang sedang kita angkat dalam BP. Misalnya sumber lain yang memiliki kesamaan tentang metode dengan yang sedang kita angkat dalam BP ini. Kemudian di dalam Bab III tentang Metode dan Pemecahan Masalah, di sinilah kita menuliskan lebih jauh dan mendalam tentang metode yang kita
terapkan
serta
tentu
saja
menguraikan
seluruh
pemcahan
masalahnya. Sehingga BP ini menjadi sebuah karya tulis yang memikat, menarik dan dapat dipertanggungjawabkan. Sementara itu dalam Bab terakhir yaitu Bab IV tentang Simpulan dan Saran. Dalam bagian itu tentunya kita menyampaikan kesimpulan dari keseluruhan tindakan dari pemikiran mulai dari bab kesatu hingga bab ketiga. 5. PTK dan Kenaikan Pangkat PTK merupakan salah satu dari pada karya tulis ilmiah yang bisa digunakan oleh guru, untuk pengajuan naik pangkat dalam PKB atau pengembangan keprofesian berkelanjutan. Penyusunan karya tulis ilmiah berupa laporan PTK untuk naik pangkat, sebenarnya tidaklah susah, jika sudah mengetahui cara penulisan laporan penilaian tindakan kelas yang benar. Seringkali ketika guru sudah membuat sebuah PTK dan mendapatkan nilai 0 atau tidak diakui, oleh tim penilai, dia akan mengalami down. Namun daripada itu, sebaiknya sebelum mulai menulis PTK, seharusnya mempelajari tentang penulisan penilaian tindakan kelas yang benar.
17
Sebenarnya terdapat dua teknik dasar yang bisa menjadi acuan bagi para guru yang sedang mengerjakan penelitian tindakan kelas atau PTK. Yaitu terkait dengan bahasa harus ilmiah, dan sistematika pembuatan, penyusunan, dan penulisan PTK yang benar. Karena PTK adalah salah satu karya ilmiah untuk diajukan kepada pejabat tim penilai, demi pengembangan keprofesian berkelanjutan bagi seorang guru. Sebagaimana karya ilmiah, PTK memang harus menggunakan bahasa ilmiah dan sistematikanya pun memiliki pakem, yang memang sudah disepakati. Yaitu mengenai harus ada dalam PTK mengenai kompetensi dasar, tindakan, siswa, hingga tempat di mana guru yang bersangkutan– yang mengerjakan PTK itu mengajar.
e.
Strategi Pelaksanaan Petunjuk teknis “PELATIHAN PENINGKATAN BUDAYA LITERASI GURU DAN SISWA” ini akan dilangsungkan secara Live pada channel youtube Pelaksanaan Live Youtube Hari : Selasa, Rabu, Juma’at, Sabtu dan Minggu Tangga : 9,10,12, 13,14 Maret 2021 Waktu : 13.00- 15.00 WIB NO.
HARI / TANGGAL
WAKTU (WIB)
1.
Selasa, 9 Maret 2021
13.00 – 15.00 WIB
2.
Rabu, 10 Maret 2021
13.00 – 15.00 WIB
3.
Jum’at, 12 Maret 2021
13.00 – 15.00 WIB
4.
Sabtu, 13 Maret 2021
13.00 – 15.00 WIB
18
NO.
HARI / TANGGAL
5.
WAKTU (WIB)
Minggu, 14 Maret 2021
13.00 – 15.00 WIB
Live Zoom/Youtube 1.
Peserta Mengisi Daftar Hadir (presensi) mulai pukul 07.00 WIB. (Form link akan diberikan pada grup Telegram Diklat ini sesuai waktu tersebut). Pastikan Bp/Ibu mengisi form presensi tsb dengan benar dan sudah berhasil, karena Daftar Hadir Peserta yang akan kami sesuaikan berdasarkan data isian Bp/Ibu pada form presensi ini.
2.
Live Streaming Pelatihan akan dilaksanakan mulai pkl 13:00 WIB pada Zoom
Meeting
dan
Channel
Youtube
eGuru
TV,
link:
http://bit.ly/eguru_tv pastikan Bp/Ibu sudah SUBSCRIBE Channel Youtube eGuru TV. 3.
Bp/Ibu bisa berdiskusi
atau mengajukan pertanyaan kepada nara
sumber dengan cara memanfaatkan fasilitas Raise Hand pada Zoom. Jika
belum
berkesempatan
bertanya
silakan
bias
menuliskan
pertanyaan pada Form yang sudah dibagikan oleh panitia pada grup Diklat (pertanyaan Bp/ibu akan dijawab / dibahas setelah nara sumber menyampaikan materi pada kegiatan pendampingan di Telegram).
f.
Tindak Lanjut Tindak lanjut yang dilakukan setelah kegiatan pengembangan diri ini adalah
peserta mengaplikasikan hasil pelatihan ini kepada siswa untuk
pembelajaran dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan dan kinerja madrasah.
19
g.
Dampak Pengembangan Diri Adapun dampak yang penulis rasakan dari pengembangan diri yang dilakukan adalah: a.
Penulis semakin menyadari bahwa untuk menjadi guru yang profesional, harus
disertai
dengan
upaya
meningkatkan
kompetensi
pengetahuan . b.
Guru mampu meningkatkan budaya literasinya dan literasi siswa.
20
dalam
BAB III PENUTUP
Penyelenggaraan “Pelatihan Peningkatan Budaya Literasi Guru dan Siswa” ini sangat diperlukan dalam upaya meningkatkan kompetensi dalam pengetahuan serta pemehaman mengenai Asesmen kompetensi minimum, survey karakter,
dam
survey
lingkungan
belajar.yang
berkualitas
serta
meningkatkan mutu pendidikan. Penulis
berharap
kegiatan
ini
ditindak
lanjuti
dengan
tetap
mengedepankan upaya meningkatkan mutu dan pelayanan pada dunia pendidikan.
21
LAMPIRAN 1.
Matrik Pelatihan Peningkatan Budaya Literasi Guru dan Siswa NAMA
PENYELE
KEGIATAN
NGGARA
Pendidikan dan
E-Guru.id
WAKTU DAN TEMPAT
Selasa, 9 Maret 2021/ 4 jam
KOMPETE
NAMA
NSI
TRAINER
Pedagogik
Agus Sani
Meningkatkan Literasi
Penulis mampu meningkatkan
MATERI
DAMPAK
Pelatihan Online
teori dan 4 jam praktik
Wijaya,
Peserta Didik Melalui
literasi peserta didik melalui
“PELATIHAN
https://youtu.be/v5s-acmGQK8
M.Pd
Lembar Kerja Siswa
lembar kerja siswa
BUDAYA
Rabu, 10 Maret 2021/ 4 jam
Marjito,
Membangun Budaya
Penulis mampu membangun
LITERASI
teori dan 4 jam praktik
S.Pd.
Literasi Sekolah Menuju
budaya literasi sekolah menuju
Sukses AKM
sukses AKM
PENINGKATAN
GURU
DAN
https://youtu.be/uq3SQv3VSZ4
SISWA” Jumat, 12 Maret 2021/ 4 jam
Muhamm
Menjadi Guru Produktif
Penulis mampu menjadi guru
teori dan 4 jam praktik
ad Haris
dengan Menulis Artikel
produktih
https://youtu.be/bLiCfPkMtBg
Suhud,
Populer
artikel populer
dengan
menulis
S.S. Sabtu, 13 Maret 2021/ 4 jam
Supiani,
Kiat Menulis Best Practice
Penulis mampu menulis Best
teori dan 4 jam praktik
S.Pd.
dan PTS
Practice dan PTS
NAMA
PENYELE
KEGIATAN
NGGARA
WAKTU DAN TEMPAT
KOMPETE
NAMA
NSI
TRAINER
MATERI
DAMPAK
https://youtu.be/INJWccsMl7E
Minggu, 14 Maret 2021/ 4 jam
Harna
teori dan 4 jam praktik
Yulistiyari
https://youtu.be/N0wmjKUCiG
ni, S.Pd.,
w
M.Pd.
PTK dan Kenaikan Pangkat
Penulis
mampu
menyusun
PTK untuk kenaikan pangkat
2. Undangan
3. Surat Izin Mengikuti Diklat
4. Sertifikat Diklat
4. Dokumentasi
Gambar 1. Pelatihan Peningkatan Budaya Literasi Guru danSiswa hari ke 1
Gambar 2. Pelatihan Peningkatan Budaya Literasi Guru danSiswa hari ke 2
Gambar 3. Pelatihan Peningkatan Budaya Literasi Guru danSiswa hari ke 3
Gambar 4. Pelatihan Peningkatan Budaya Literasi Guru danSiswa hari ke 4
Gambar 5. Pelatihan Peningkatan Budaya Literasi Guru danSiswa hari ke 5