Laporan Pengolahan Benih [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK PENGOLAHAN BENIH ALAT PENGOLAHAN BENIH



Dosen Pembimbing : Dr. Ir. M. R. Suhartanto, MS Punjung Medaraji Suwarno, SP M.Si Rahmat, A.Ma Asisten : M. Abdul Goni, SP Vahry Qasthari, S.E Aulia Rizki Permana, A.Md Disusun oleh : 1. M. Ivan Maulana



J3G118001



2. Novia R Br Simarmata



J3G118004



3. M. Syahroni



J3G118021



4. M. Rizki Nugraha



J3G118025



5. Sania Aviata



J3G118044



6. Fikri Rahmadan N



J3G118048



7. Eviyanti Choirunnisa



J3G118075



8. Hendrizal Rafli



J3G218133



9. Annisa Mutia A



J3G218135



Kelompok : 1



PROGRAM STUDI TEKNOLOGI INDUSTRI BENIH SEKOLAH VOKASI INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2019



KATA PENGANTAR Dengan menyebut nama Tuhan yang Maha Esa, kami panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktikum yang berjudul “Laporan Praktikum Alat Pengolahan Benih” ini dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Teknik Pengolahan Benih. Dalam penyusunan laporan praktikum ini penulis, mendapatkan bimbingan dan saran dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Rahmat, A.Ma selaku dosen mata kuliah Teknik Pengolahan Benih yang telah memberikan bimbingan dalam penulisan laporan praktikum ini. 2. Seluruh pihak yang turut membantu dalam penyelesaian penulisan laporan kunjungan. Penulis menyadari bahwa laporan ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca demi perbaikan pembuatan laporan praktikum di masa yang akan datang. Penulis berharap laporan praktikum ini bermanfaat bagi penulis dan pembaca.



Bogor, 26 April 2019



Penulis



ii



DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 4 1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 4 1.2 Tujuan ............................................................................................................ 6 BAB II METODOLOGI ......................................................................................... 7 2.1 Alat Pembersih Benih (ASC) Tipe Nippon Sharyo ....................................... 7 2.2 Alat Pembersih Benih (ASC) Tipe Eclips 324 .............................................. 7 2.3 Alat Gravity Table Separator ........................................................................ 8 2.4 Alat Spiral Separator ..................................................................................... 8 BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN................................................................. 9 3.1 Alat Pembersih Benih (ASC) Tipe Nippon Sharyo ....................................... 9 3.2 Alat Pembersih Benih (ASC) Tipe Eclips 324 .............................................. 9 3.3 Alat Gravity Table Separator ...................................................................... 10 3.3 Alat Spiral Separator ................................................................................... 11 BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 13 4.1 Kesimpulan .................................................................................................. 13 4.2 Saran ............................................................................................................ 13 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 14



DAFTAR TABEL Tabel 1 Hasil Pengamatan ASC Nippon Sharyo .................................................... 9 Tabel 2 Hasil Pengamatan ASC Eclips 324 ............................................................ 9 Tabel 3 Hasil Pengamatan Gravity Table Separator ............................................. 10 Tabel 4 Hasil Pengamatan Spiral Separator .......................................................... 11



iii



BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang a. Air Screen Cleaner Model Nippon Sharyo Pembersihan benih adalah pembuangan sebagian besar benda seperti daun, cabang batu dan benih kosong. Pembersihan benih merupakan bagian dari kegiatan pemrosesan benih. Tujuan dari pemrosesan ini adalah untuk mendapatkan benih bersih, murni dengankualitas fisiologi yang dapat di simpan dan mudah di tangani selama proses berlangsung seperti perlakuan awal, pengangkutan dann penyemaian. Pemrosesan benih meliputi beberapa prosedur penangan benih dengan penerapan yang berbeda tergantung pada tipe buah dan benih, kondisi pada saat pengumpulan dan masa penyimpananya. Ketika di bersihkan, benih di pisahkan dari kontaminan, debu, sekam, dan benih yang inferior (diluar ukuran yang lazim, keriput, retak, pecah, berpenyakit). teknik pemisahanya didasarkan pada ukuran benih (panjang dan lebar benih), bobot benih, kerapatan spesifik benih, tekstur permukaan benih. Adapun tahap pembersihan benih ini meliputi pembersihan pendahuluan, pembersihan dasar, dan pemilahan. Proses pembersihan menjadikan kerusakan fisik yang kurang sempurna pada proses pembersihannya sehingga diperoleh hasil yang tidak bersih 100%. Prinsip kerja dari alat pembersih tipe Nippon Sharyo adalah memisahkan benih berdasarkan perbedaan ukuran/ bentuk dan berat benih. Kelebihan menggunakan mesin ASC Nippon Sharyo adalah dapat mengolah berbagai komoditi tergantung ketersediaan ayakan. Sedangkan kekurangannya adalah tidak dapat memisahkan benih dengan ukuran, bentuk, berat jenis dan bobot. b. Air Screen Cleaner Model Eclips 324 Pembersihan calon benih merupakan kegiatan dasar dalam pengolahan benih setelah material tersebut memenuhi syarat kekeringan (kadar air yang aman untuk diproses berikutnya atau setelah material dikeringka dampai kadar air tertentu. Alat pembersih tipe benih tipe Eclips 324 ini berfungsi untuk memisahkan material berdasarkan ukuran, bentuk dan bobotnya. Alat tersebut dilengkapi dengan tiga ayakan dengan berbeda ukuran (scalper, topscreen dan bottom screen) selain itu di lengkapi blower yang dapat di atur kecepatanya. Maka alat ini berfungsi untuk membersihkan berdasarkan ukuran, bentuk dan berat. Pembersihan benih sangat penting karena benih yang kotor tidak baik disimpan lama, secara tidak langsung akan mempengaruhi viabilitas benih karena tersumbatnya ruang antara benih yang akan menimbulkan 4



panas dan kelembaban tinggi sehingga menjadi tempat bersarangnya cendawan maupun hama. Proses pembersihan benih bertujuan untuk menghilangkan kotorankotoran fisik maupun biji-bijian lain yang mencampuri suatu kelompok benih. Kotoran fisik antara lain yaitu pecahan-pecahan biji, benih-benih yang berukuran kurang sempurna (keriput, inferior, membatu akibat kurang masak atau terserang penyakit), pecahan-pecahan batu maupun rantingranting yang terbawa pada proses pemanenan. c. Gravity Table Separator Pengolahan benih merupakan satu proses dimana bahan-bahan campuran dalam lot benih dikeluarkan untuk menghasilkan satu lot benih yang memenuhi standar yang telah ditetapkan seperti kadar air dan daya berkecambah. Selain dari pembersihan, pengolahan benih juga menjadi satu proses. Pemilahan dimana benih dikelompokkan sesuai ukuran, berat, panjang, dan sebagainya. Apabila benih dipanen di lapang, dirontokkan dan kemudian dibawa ke laboratorium pengolahan, benih tersebut bercampur dengan berbagai macam bahan seperti kerikil, tanah, tangkai, buah, ranting, daun, serangga, benih pecah, benih belum masak, benih gulma, dan lain-lain. Sebelum benih dijual atau ditanam kembali, semua campuran tersebut harus dipisahkan dari benih yang diinginkan sehingga memenuhi persyaratan dagang dan kelengkapan data pada label sertifikasi benih. Alat ini berfungsi memisahkan (sortasi) material benih berdasarkan berat jenis. Benih yang diolah sebaiknya benih yang mempunyai kulit luar benih yang harus licin seperti kedelai, jagung, dan kacang tanah. Alat ini dilengkapi dengan blower supaya dapat mendorong benih naik dari dek ke atas, hopper dan pintu-pintu penampung material ada 4 yang berbeda fungsinya, daya listriknya 3700 watt dan alat tersebut dapat diatur deknya (kemiringan dek kiri-kanan dan kemiringan dek depanbelakang). d. Spiral Separator Menurut Mohammad (1987) secara umum pengolahan benih didefinisikan sebagai suatu proses transformasi bentuk fisik benih semasa dipanen yang bercampur dengan segala macam campuran seperti daun, ranting, benih gulma, benih tidak masak, kerikil, tanah, serangga, dan lainlain) kepada satu bentuk fisik benih yang bersih (bebas dari berbagai campuran yang tidak diinginkan) dan mungkin juga sudah terpilah beserta atau tanpa perlakuan. Setelah dibersihkan dengan menggunakan alat pembersih, biasanya benih sudah cukup bersih, jika pengoperasian alatnya baik. Namun, sering juga kita menginginkan benih yang dikelompokkan sesuai dengan ukuran, berat jenis, bobot, panjang, dan lain-lain. Proses ini dikenal dengan



5



pemilahan. Pemilahan dijalankan setelah benih dibersihkan tetapi masih ada benih yang berbeda dari segi ukuran, berat jenis, bobot atau panjang. Pada pemilahan campuran atau kotoran tidak lagi terdapat dalam lot tersebut. Jika masih ada kotoran, bersihkan lagi dengan pembersih atau dengan cara yang lain. Alat ini berfungsi untuk memilah benih berdasarkan bentuk benih yaitu bentuk bulat, setengah bulat dan bentuk pipih. Alat ini sebaiknya diperuntukkan untuk benih yang memiliki kulit luar yang licin dan bentuk benih yang bulat. Sesuai dengan prinsip kerjanya alat tersebut mampu memilah benih tergantung dari bentuk dan densitasnya. Alat ini bekerja secara gravitasi dan kecepatan benih menggelinding sesuai dengan bentuknya. Spiral separator terdiri dari palung yang disusun secara spiral mengelilingi poros vertikal. Jika benih dibiarkan menuruni palung, benih bulat akan bergerak lebih cepat ke luar daripada benih yang pipih dan dapat diarahkan ke dalam corong yang berbeda dengan pembagian di dasar palung. 1.2 Tujuan a. Mahasiswa mampu mengenal bagian-bagian mesin pemrosesan benih, memahami prinsip kerja mesin dan dapat menggunakan mesin pemrosesan dengan tepat sehingga memperoleh benih bersih dengan grade yang dikehendaki b. Melatih Mahasiswa dalam mengoprasikan alat pembersih benih (ASC) tipe Nippon Sharyo dan Eclips 324 c. Melatih Mahasiswa dalam mengoprasikan alat pemilah benih berdasarkan berat jenis benih (Gravity Table Separator) d. Melatih Mahasiswa dalam mengoprasikan alat pemilah benih berdasarkan bentuk benih (Spiral Separator)



6



BAB II METODOLOGI 2.1 Alat Pembersih Benih (ASC) Tipe Nippon Sharyo a) Waktu Pelaksanaan Praktikum ini dilaksanakan di Seed Center Leuwikopo, Dramaga pada hari Jumat, 15 Februari 2019 pukul 07.00 - 11.00 WIB. b) Alat dan Bahan Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah ASC nippon sharyo, timbangan, karung, sapu, dan serokan. Sedangkan bahan yang digunakan yaitu benih padi. c) Metode Menyiapkan alat dan bahan. Membersihkan ASC nippon sharyo. Memasang ayakan sesuai dengan tempatnya dan gunakan angin otomatis. Menimbang bobot awal benih menggunakan timbangan yaitu sebesar 45 kg. Menyiapkan alat penampung untuk masing-masing pintu pengeluaran. Lalu memasukkan benih padi ke elevator. Membuka pintu elevator dengan ukuran ± 3 cm. Mengatur pintu hopper sesuai perlakuan yaitu 0,5 cm, 1 cm, dan 1,5 cm. Mengatur juga kecepatan angin yang akan digunakan. Menyalakan mesin ASC nippon sharyo dan mencatat waktu awal. Menunggu prosesnya sampai benih padi yang berada di elevator habis. Jika sudah selesai, catat waktu berhentinya proses. Menyapu lantai jika terdapat benih yang tercecer dan meletakkannya ke karung sesuai dengan pintunya. Menimbang bobot benih yang ada dikarung menggunakan timbangan. Melakukan sesuai perlakuan sebanyak 9 kali perlakuan atau sampai waktu praktikum telah selesai. 2.2 Alat Pembersih Benih (ASC) Tipe Eclips 324 a) Waktu Pelaksanaan Praktikum ini dilaksanakan di Seed Center Leuwikopo, Dramaga pada hari Jumat, 22 Februari 2019 pukul 07.00 - 11.00 WIB. b) Alat dan Bahan Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah ASC eclips 324, timbangan, karung, ember, sapu, dan serokan. Sedangkan bahan yang digunakan yaitu benih kedelai. c) Metode Menyiapkan alat dan bahan. Membersihkan ASC eclips 324. Memasang ayakan sesuai dengan tempatnya. Menimbang bobot awal benih menggunakan timbangan yaitu sebesar 40 kg. Menyiapkan alat penampung untuk masing-masing pintu pengeluaran. Lalu memasukkan benih kedelai ke elevator. Mengatur pintu hopper sesuai perlakuan yaitu 0,5 cm dan 1 cm. Mengatur juga kecepatan angin yang akan digunakan yaitu minimum, sedang dan maksimum. Menyalakan mesin ASC Eclips 324 dan mencatat waktu awal. Menunggu prosesnya sampai benih kedelai yang berada di hopper habis. Jika sudah selesai, catat waktu berhentinya proses. Menyapu 7



lantai jika terdapat benih yang tercecer dan meletakkannya ke karung sesuai dengan pintunya. Menimbang bobot benih yang ada dikarung menggunakan timbangan. Melakukan sesuai perlakuan sebanyak 5 kali perlakuan atau sampai waktu praktikum telah selesai. 2.3 Alat Gravity Table Separator a) Waktu Pelaksanaan Praktikum ini dilaksanakan di Seed Center Leuwikopo, Dramaga pada hari Jumat, 05 April 2019 pukul 07.00 - 11.00 WIB. b) Alat dan Bahan Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah mesin pemilah benih (gravity), timbangan, karung, ember, sapu, dan serokan. Sedangkan bahan yang digunakan yaitu benih jagung. c) Metode Menyiapkan alat dan bahan. Membersihkan alat gravity table separator. Menyiapkan alat penampung untuk masing-masing pintu pengeluaran. Menghidupkan alat dan mengamati bagian-bagian yang bergerak kemudian matikan. Menyiapkan material benih yang akan digunakan dengan menimbang bobot awal benih kemudian memasukkannya ke dalam hopper. Mengatur kecepatan angin depan, tengah, dan belakang. Mengatur kecepatan goncangan dan kemiringan dek kanan-kiri, depan-belakang. Menghidupkan alat dan membuka hopper hingga material menutupi permukaan dek (alat ini akan bekerja dengan baik apabila dek ditutupi material benih tetapi tidak terlalu tebal 1-1,5 cm). Material yang masuk pintu sebelum dek tertutup material harus dimasukkan lagi ke hopper. Menyapu lantai jika terdapat benih yang tercecer dan meletakkannya ke karung sesuai dengan pintunya. Menimbang bobot benih yang ada dikarung menggunakan timbangan dengan satuan kh/hl. Melakukan sesuai perlakuan sebanyak 3 kali perlakuan atau sampai waktu praktikum telah selesai. 2.4 Alat Spiral Separator a) Waktu Pelaksanaan Praktikum ini dilaksanakan di Seed Center Leuwikopo, Dramaga pada hari Jumat, 12 April 2019 pukul 07.00 - 11.00 WIB. b) Alat dan Bahan Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah alat pemilah benih spiral separator, timbangan, kantong plastik dan nampan plastik. Sedangkan bahan yang digunakan yaitu benih kedelai berwarna dan tidak berwarna. c) Metode Menyiapkan alat dan bahan. Membersihkan alat spiral separator. Menyiapkan kantong plastik untuk ditempatkan pada masing-masing pintu pengeluaran. Menyiapkan material benih yang akan digunakan dengan menimbang bobot awal benih kemudian memasukkannya ke dalam hopper. Mengamati material benih dengan memisahkan benih bulat, setengah bulat, dan pipih. Menghitung jumlah bentuk benih dari masing-masing pintu. Melakukan hal tersebut hingga 3 kali ulangan. 8



BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Alat Pembersih Benih (ASC) Tipe Nippon Sharyo Tabel 1 Hasil Pengamatan ASC Nippon Sharyo Hasil (kg) Screen Screen Screen Hopper Perlakuan scalper atas Bawah (cm)



Kecepatan angin



Waktu (menit)



Pintu 1



2



3



4



1















0,5



Maksimum 42,3 1,6 0,00156



0,4



23



2















1



Maksimum 42,8 1,9 0,00188



0



38



3















1,5



Maksimum 42,2 1,9



0



42



0,0018



Berdasarkan data hasil di atas, benih yang keluar dari pintu 1 rata-rata tetap yang membuktikan bahwa benih yang baik dan bernas memiliki bobot 42 kg. Sedangkan pada pintu yang lain yang berisi benih rusak, kotoran benih, dan debu ringan memiliki bobot yang cenderung beragam. Terutama pada pintu 4 di mana pintu tersebut berisi kotoran benih yang sifatnya ringan dengan prinsipnya terdapat blower hisap. Sehingga apabila dari awal perlakuan saja kecepatan angin maksimum, sudah pasti kotoran benih langsung banyak terhisap dan pada perlakuan berikutnya tidak terdapat kotoran yang terhisap. Karena waktu yang terbatas dan terjadi masalah pada alat ini saat pertama kali dipakai mengakibatkan kelompok kami hanya dapat melakukan percobaan dalam 3 kali perlakuan di mana bagian hopper nya saja yang berbeda.



3.2 Alat Pembersih Benih (ASC) Tipe Eclips 324 Tabel 2 Hasil Pengamatan ASC Eclips 324 Scr Scr Per een een lak scal ata uan per s 1 √ √ 2 √ √ 3 √ √ 4 √ √ 5 √ √



Scre en Baw ah √ √ √ √ √



Hop per (cm)



Kecepatan angin



0,5 0,5 0,5 1 1



Minimum Sedang Maksimum Maksimum Sedang



Hasil (gram) Pintu



Waktu (menit)



1



2



3



4



5



6



34700 31200 30600 32800 31200



33,27 28,12 28,64 16 8



75,85 105 101 152 74



4600 8000 8400 6000 8000



10 12 48,11 34 10



19,89 84 38,92 56 27



10 menit 46 detik 11 menit 12 menit 06detik 05 menit 59 detik 05 menit 48 detik



Berdasarkan data pengamatan di atas, benih yang keluar di pintu 1 adalah benih yang diharapkan atau benih bernas. Benih yang keluar dari pintu 1 dengan bobot tertinggi adalah pada perlakuan kecepatan angin yang minimum yaitu sebesar 34700 gram, karena angin tidak menghembuskan seluruh kotoran yang ada di benih



9



dengan kata lain kotoran benih masih ada yang tersisa. Sedangkan bobot benih terendah yang keluar dari pintu 1 yaitu 30600 gram dengan perlakuan kecepatan angin yang maksimum. Dengan kecepatan angin yang maksimum, semua kotoran benih ikut tertiup oleh angin tidak terkecuali benih itu sendiri karena kekuatan anginnya yang sangat kencang. Sama halnya dengan kotoran benih yang keluar dari pintu 6 di mana jika saat perlakuan angin minimum, kotoran benih yang keluar hanya sedikit, sedangkan jika kecepatan angin maksimum, kotoran benih banyak yang keluar dari pintu 6. Waktu pada percobaan kali ini tidak ikut berpengaruh dalam berbagai perlakuan yang dilakukan karena waktu yang dibutuhkan setiap perlakuan berbeda-beda. 3.3 Alat Gravity Table Separator Tabel 3 Hasil Pengamatan Gravity Table Separator Angin



100, 85, 35



85, 75, 25



85, 65, 25



80, 60, 60



75, 55, 20



Perla kuan



1



2



3



4



5



Waktu



13 menit 36 detik



16 menit 39 detik



14 menit 08 detik



14 menit 38 detik



14 menit 58 detik



Pintu



Bobot (kg/hl)



1



Ul 1 78,25



Ul 2 78,38



Ul 3 77,12



2



78,93



74,41



76,98



3



71,26



72,17



71,15



4



72,93



72,15



69,84



1



75,73



75,77



77,37



2



76,9



75,8



80,08



3



67,72



65,93



68,45



4



61,97



60,35



62,58



1



78,85



78,25



78,55



2



80,45



80,05



77,25



3



81,65



84,55



77,85



4



77,4



77,65



76,85



1



81



84,8



89



2



85,5



81,5



84



3



75,5



84



84,5



4



74,9



75,3



83,5



1



77,4



73,4



78,4



2



72,3



70



71,9



3



61



61,4



60



4



50,9



58



58,3



Berdasarkan hasil pengamatan di atas, bobot benih jagung tertinggi yang keluar di pintu 1 yaitu 89 kg/hl pada perlakuan kecepatan angin 80, 60, 60. Sedangkan bobot terendah di pintu 1 yaitu 73,4 kg/hl pada perlakuan kecepatan angin 75, 55, 20. Pada pintu 2 bobot tertinggi yaitu 85,5 kg/hl pada perlakuan



10



kecepatan angin 80, 60, 60. Sedangkan bobot terendah nya yaitu 70 kg/hl pada perlakuan kecepatan angin 75, 55, 20. Bobot benih jagung tertinggi yg keluar di pintu 3 yaitu 84,55 kg/hl pada perlakuan kecepatan angin 85, 65, 25. Sedangkan bobot terendahnya yaitu 60 kg/hl pada perlakuan kecepatan angin 75, 55, 20. Pada pintu 4 bobot tertinggi yaitu 83,5 kg/hl pada perlakuan kecepatan angin 80, 60, 60. Sedangkan bobot terendahnya yaitu 50,9 kg/hl pada perlakuan kecepatan angin 75, 55, 20. Waktu yang dibutuhkan dari masing-masing perlakuan sebenarnya semakin rendah kecepatan angin yang dikeluarkan, waktu nya semakin lama. Tetapi berdasarkan data di atas dari perlakuan kecepatan angin 100, 85, 35 hingga kecepatan angin 85, 75, 25 membutuhkan waktu yang cukup lama atau peningkatan waktu yang dibutuhkan langsung meningkat. Sedangkan setelah perlakuan tersebut, waktu yang dibutuhkan semakin lama seiring berkurangnya kecepatan angin yang diberikan. 3.3 Alat Spiral Separator Tabel 4 Hasil Pengamatan Spiral Separator



Perlakuan



Ul



1 Kedelai berwarna



2



3



1 Kedelai tidak berwarna



2



3



Bentuk benih Bulat ½ bulat pipih Bulat ½ bulat pipih Bulat ½ bulat pipih Bulat ½ bulat pipih Bulat ½ bulat pipih Bulat ½ bulat pipih



Pintu 1 2 3 Jumlah Jumlah Jumlah (butir) (butir) (butir) 113 290 0 63 990 0 51 280 1 115 182 0 79 811 2 49 300 3 112 180 0 60 536 0 56 294 0 162 58 1 647 1610 44 178 359 194 175 25 3 264 1734 48 92 268 196 178 20 0 250 1192 49 103 315 198



Ratarata (%) 134,33 351,00 110,67 99,00 297,33 117,33 97,33 198,67 116,67 73,67 767,00 243,67 67,67 682,00 185,33 66,00 497,00 205,33



Berdasarkan hasil pengamatan di atas, Pada pintu 1 benih yang jumlahnya lebih banyak keluar yaitu benih yang berbentuk bulat, pada pintu 2 yaitu benih yang berbentuk setengah bulat, sedangkan pada pintu 3 kebanyakan benih yang keluar



11



yaitu benih bentuk pipih. Benih kedelai berwarna yang berbentuk bulat, rata-rata jumlah tertingginya yaitu 134 butir terdapat pada ulangan 1. Benih bentuk setengah bulat yaitu 351 butir pada ulangan 1. Benih bentuk pipih yaitu 117 butir pada ulangan 2. Sedangkan untuk benih kedelai tidak berwarna bentuk benih yang bulat rata-rata jumlah tertingginya yaitu 73 butir pada ulangan 1. Bentuk benih setengah bulat yaitu 767 butir terdapat pada ulangan 1. Bentuk benih pipih yaitu 243 butir pada ulangan 1. Hal ini membuktikan bahwa benih kedelai yang berwarna lebih banyak terdapat benih yang berbentuk bulat dibandingkan dengan benih kedelai yang tidak berwana. Benih kedelai yang tidak berwarna terdiri dari benih yang dominan bentuknya setengah bulat daripada benih yang berwarna.



12



BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan Pengolahan benih merupakan satu proses dimana bahan-bahan campuran dalam lot benih dikeluarkan untuk menghasilkan satu lot benih yang memenuhi standar yang telah ditetapkan seperti kadar air dan daya berkecambah. Selain dari pembersihan, pengolahan benih juga menjadi satu proses. Pemilahan dimana benih dikelompokkan sesuai ukuran, berat, panjang, dan sebagainya. Pada pengolahan benih bisa dilakukan dengan cara manual maupun menggunakan mesin. Kelebihan pengolahan benih dengan menggunakan mesin yaitu lebih efisien, cepat, dan tidak memerlukan banyak tenaga. Tetapi penggunaan mesin memiliki kelebihan dan kekurangan tersendiri yang menjadi konsekuensi penggunaan mesin tersebut. 4.2 Saran Pada praktikum pengolahan benih ini diperlukan kecepatan dan ketepatan saat mengolah benih agar setiap perlakuan pada masing-masing alat dapat dilaksanakan. Sebelum menggunakan alat seharusnya dibersihkan terlebih dahulu alatnya agar benih yang sedang diolah tidak terkontaminasi oleh benih yang sebelumnya diolah pada alat tersebut.



13



DAFTAR PUSTAKA



Buku Penuntun Praktikum Teknik Pengolahan Benih. http://eryleonardosaragih.blogspot.com/2014/01/pengolahan-benih.html https://www.academia.edu/27117727/PENGENALAN_MESINMESIN_PEMROSESAN_BENIH



14