Laporan Penyuluh Kehutanan [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Laporan Identifikasi Potensi Wilayah dan Sasaran Penyuluhan



BAB I. PENDAHULUAN



A.



Latar belakang Perubahan paradigma pembangunan kehutanan dari timber based management kearah community based management menekankan adanya keterlibatan masyarakat sekitar hutan dalam berbagai pembangunan kehutanan. Masyarakat diikutsertakan dalam kegiatan pembangunan kehutanan karena pemerintah sadar bahwa masyarakat sekitar hutan merupakan elemen terdepan dalam menjaga kelestarian hutan. Masyarakat yang tinggal di sekitar hutan, sesungguhnya dapat menjadi pilar bagi terciptanya pengelolaan hutan secara lestari. Perilaku mereka merupakan komponen yang paling krusial dalam mengelola dan melestarikan hutan. Perilaku masyarakat yang positif dalam berinteraksi dengan hutan akan mengarah pada terciptanya kondisi hutan yang lestari. Sedangkan, bentuk perilaku yang negatif akan mengarah pada terciptanya pengeksploitasian dan pemanfaatan hutan secara tidak bertanggung jawab yang berujung pada kerusakan hutan yang pada akhirnya juga akan berdampak buruk terhadap kehidupan mereka sendiri. Masyarakat sekitar hutan mampu terlibat dalam berbagai kegiatan pembangunan kehutanan diperlukan pengetahuan tentang kondisi sosial masyarakat setempat. Kapasitas yang memadai memungkinkan masyarakat sekitar hutan dapat mengelola hutan secara lestari dan mampu meningkatkan kesejahteraan hidupnya. Untuk mengetahui kondisi sosial tersebut diperlukan proses identifikasi masalah. Penyuluh kehutanan sebagai pendamping kegiatan dibidang



kehutanan



mempunyai peran yang sangat penting dan strategis dalam meningkatkan kapasitas masyarakat sekitar hutan dalam bentuk-bentuk membimbing, mengarahkan, mengajak dan mengembangkan potensi yang dimiliki masyarakat baik di sekitar maupun di dalam kawasan hutan sehingga menjadi energi nyata yang dapat mendorong timbulnya kekuatan swadaya masyarakat. Masyarakat yang berdaya adalah masyarakat yang mampu secara mandiri meningkatkan taraf hidupnya, mengoptimalkan sumberdaya alam dan sumberdaya manusia. Melalui proses kegiatan penyuluhan diharapkan dapat berkembang pola pikir masyarakat tentang akibat yang ditimbulkan jika memperlakukan hutan secara tidak bertanggung jawab.



Laporan Identifikasi Potensi Wilayah dan Sasaran Penyuluhan



B.



Maksud dan Tujuan Kegiatan ini dimaksudkan agar peserta Diklat Metodologi Penyuluhan Kehutanan mampu melaksanakan proses identifikasi potensi wilayah dan sasaran penyuluhan. Tujuan pelaksanaan identifikasi potensi wilayah dan sasaran penyuluhan adalah merumuskan alternatif rekomendasi pada pengembangan usaha di wilayah praktek (RK 7 Lampaniki Desa Tabo-Tabo).



C. 1.



Manfaat Kegiatan praktek identifikasi potensi wilayah dan sasaran penyuluhan ini dapat menjadi proses pembelajaran dan memberikan peluang yang seluas-luasnya bagi



peserta DIKLAT untuk menerapkan pengetahuan teoritis yang telah diperoleh. 2. Menjadi bahan masukan bagi masyarakat dan pemerintah setempat untuk mengembangkan potensi dan mengatasi masalah yang ada diwilayah tersebut.



BAB II. IDENTIFIKASI POTENSI WILAYAH DAN SASARAN PENYULUHAN



A.



Identifikasi di Lapangan 1. Potensi  Sumberdaya Manusia



Laporan Identifikasi Potensi Wilayah dan Sasaran Penyuluhan



-



Jumlah Penduduk Klasifikasi kelas umur penduduk RK 7 Dusun Lampaniki dilihat pada tabel 1. Tabel 1. Klasifikasi Kelas Umur Penduduk RK 7 Dusun Lampaniki No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15



-



Kelas Umur (Tahun) 0–5 5 – 10 10 – 15 15 -20 20 – 25 25 – 30 30 – 35 35 – 40 40 – 45 45 – 50 50 – 55 55 – 60 60 – 65 65 – 70 70 Tahun ke atas JUMLAH



Jumlah (Jiwa) 9 26 30 30 22 24 15 28 16 31 14 12 12 8 86 363



Persentase (%) 2,48 7,16 8,26 8,26 6,06 6,61 4,13 7,71 4,41 8,54 3,86 3,31 3,31 2,20 23,69 100,00



Tingkat Pendidikan RK 7 Dusun Lampaniki Desa Tabo-Tabo berada tepat di dalam kawasan hutan Diklat Tabo-Tabo dengan jumlah penduduk sebanyak 2.704 jiwa dengan tingkat pendidikan pada umumnya hanya sampai pada Sekolah Dasar sebagaimana dapat dilihat pada tabel 2. Tabel 2. Tingkat Pendidikan Penduduk RK 7 Dusun Lampaniki NO 1 2 3 4 5 6



Tingkat Pendidikan Tidak Sekolah Belum Sekolah Taman Kanak-Kanak SD SLTP SLTA



Jumlah (Jiwa) 0 7 0 181 32 23



Persentase (%) 0,00 0,26 0,00 6,69 1,18 0,85



Laporan Identifikasi Potensi Wilayah dan Sasaran Penyuluhan



7 8 9 10 11 -



Diploma S1 S2 S3 Tidak Mengisi JUMLAH



4 0 0 0 125 2.704



0,15 0,00 0,00 0,00 4,62 9,13



Mata Pencaharian Penduduk RK 7 Dusun Lampaniki pada umumnya bermatapencaharian sebagai petani dengan tingkat pendapatan penduduk per KK rata-rata Rp. 500. 000.- per bulan sebagaimana disajikan pada table 3.



Tabel 3. Tingkat Pendapatan Penduduk RK 7 Dusun Lampaniki NO 1 2 3 4 5 6 7



Tingkat Pendapatan (Per Bulan) 0 – 500.000 500.000 – 1.000.000 1.000.000 – 1.500.000 1.500.000 – 2.000.000 2.000.000 – 2.500.000 2.500.000 – 3.000.0000 3.000.000 ke atas JUMLAH



Jumlah (Jiwa)



Persentase (%)



296 39 26 4 4 0 2 371



79,78 10,51 7,01 1,08 1,08 0,00 0,54 100



 Sumberdaya Alam  Mata air Keberadaan hutan yang masih bagus menjadi sumber ketersediaan air bagi masyarakat di RK 7 Dusun Lampaniki. Karena itu potensi ini harus dipertahankan sehingga fasilitas air tetap dinikmati oleh masyarakat 



tersebut. Tanaman Kehutanan - Jati - Mahoni - Cenrana - Bitti



Laporan Identifikasi Potensi Wilayah dan Sasaran Penyuluhan



- Kassunu  Multi Purpose Tree Species (MPTS) / Tanaman Serbaguna - Sukun - Nangka - Kemiri - Mente - Mangga - Jeruk  Hasil Hutan Bukan Kayu - Rotan - Lebah Madu - Aren - Bambu  Tanaman Pertanian, Perkebunan dan Hortikultura - Padi - Jagung - kakao  Tanaman Obat - Kunyit - Jahe - Alakang - Salo  Ternak - Sapi - Ayam  Satwa - Rusa - Monyet - Babi hutan - Ayam hutan - Ular  Sarana dan Prasarana - Listrik - Musholah - Taman Pengajian Al Qur’an  Adat Istiadat Masyarakat di Dusun Lampaniki ini masih menjunjung adat istiadat ditandai dengan adanya tetua adat yang sangat dihormati oleh masyarakat setempat. Kehidupan sehari-hari pun ditandai dengan rasa kepedulian yang tinggi antara satu dengan yang lain dengan sikap kegotongroyongan. Hal yang lebih menarik lagi adalah adanya kearifan lokal yaitu massoro-soro, pammula tau, ada’ paccappureng dan ada’ sagala. 2. Masalah



Laporan Identifikasi Potensi Wilayah dan Sasaran Penyuluhan



B.



Belum ada keterampilan dalam memanfaatkan rotan dan bambu Penanganan pasca panen madu masih rendah Belum mengetahui teknik budidaya lebah madu Belum mengandangkan ternak sapi Belum membudidayakan hijauan makanan ternak Belum bisa mengantisipasi hama monyet dan babi hutan Belum ada keterampilan pembuatan pupuk kandang Membuka lahan dengan cara membakar Belum ada pengadaan bibit tanaman kehutanan Biaya pengolahan lahan pertanian tinggi sementara hasilnya masih rendah Pernah terjadi longsor Belum ada tempat penampungan air bersih Persediaan air pada musim kemarau masih terbatas Jarak tanam tanaman kehutanan belum beraturan Teknik Pembuatan terasering masih kurang Belum aktifnya pembinaan kelompok tani Belum ada organisasi pemuda (Karang Taruna dan Remaja Masjid) Belum ada imam masjid Kurangnya tenaga pendidik Sarana MCK perlu ditambah dan ditata Kotoran sapi belum dimanfaatkan Tingkat pendidikan rendah Belum ada koperasi Jarak pasar dengan pemukiman sangat jauh Aksesibilitas jalan buruk Daya listrik masih rendah Pernikahan dini Biaya transportasi mahal Belum ada administrasi kelompok Belum ada Anggaran Dasar Anggaran Rumah Tangga Belum ada rencana kerja kelompok Belum ada rencana usaha kelompok Belum ada Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok Belum ada kerjasama antar kelompok tani Jarak sekolah dengan pemukiman warga jauh Belum mengetahui teknik pemeliharaan kakao Belum memanfaatkan lahan pekarangan Belum mengetahui jarak tanam kakao Belum mengetahui pemanfaatan/pengolahan buah aren Murahnya harga ijuk sehingga tidak dijual Belum ada penanganan hasil lebah selain madu (propolis dan bee breat) Masyarakat setempat belum memahami penggunaan bahasa Indonesia Penyuluh kehutanan kurang aktif



Pengelompokan Masalah 1. Aspek Ekonomi



Laporan Identifikasi Potensi Wilayah dan Sasaran Penyuluhan



-



Biaya pengolahan lahan pertanian tinggi sementara hasilnya masih rendah Belum ada koperasi Jarak pasar dengan pemukiman sangat jauh Aksesibilitas jalan buruk Biaya transportasi mahal Murahnya harga ijuk sehingga tidak dijual Belum ada penanganan hasil lebah selain madu (propolis dan bee breat)



2. Aspek Pendidikan dan Budaya - Belum ada keterampilan pembuatan pupuk kandang - Belum ada keterampilan dalam memanfaatkan rotan dan bambu - Penanganan pasca panen madu masih rendah - Belum mengetahui pemanfaatan/pengolahan buah aren - Kurangnya tenaga pendidik - Tingkat pendidikan rendah - Kotoran sapi belum dimanfaatkan - Tingkat pendidikan rendah - Jarak sekolah dengan pemukiman warga jauh - Masyarakat setempat belum memahami penggunaan bahasa Indonesia 3. Aspek Konservasi - Belum bisa mengantisipasi hama monyet dan babi hutan - Membuka lahan dengan cara membakar - Pernah terjadi longsor - Belum ada tempat penampungan air bersih - Persediaan air pada musim kemarau masih terbatas - Teknik Pembuatan terasering masih kurang 4. Aspek Sosial - Belum mengandangkan ternak sapi - Belum ada imam masjid - Sarana MCK perlu ditambah dan ditata - Aksesibilitas jalan buruk - Daya listrik masih rendah - Pernikahan dini 5. Aspek Kelembagaan - Belum aktifnya pembinaan kelompok tani - Belum ada organisasi pemuda (Karang Taruna dan Remaja Masjid) - Belum ada administrasi kelompok - Belum ada Anggaran Dasar Anggaran Rumah Tangga - Belum ada rencana kerja kelompok - Belum ada rencana usaha kelompok - Belum ada Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok - Belum ada kerjasama antar kelompok tani 6. Aspek Budidaya - Belum mengetahui teknik budidaya lebah madu



Laporan Identifikasi Potensi Wilayah dan Sasaran Penyuluhan



-



Belum mengandangkan ternak sapi Belum membudidayakan hijauan makanan ternak Belum ada keterampilan pembuatan pupuk kandang Belum ada pengadaan bibit tanaman kehutanan Biaya pengolahan lahan pertanian tinggi sementara hasilnya masih rendah Jarak tanam tanaman kehutanan belum beraturan Belum mengetahui teknik pemeliharaan kakao Belum memanfaatkan lahan pekarangan Belum mengetahui jarak tanam kakao Belum mengetahui pemanfaatan/pengolahan buah aren Belum ada penanganan hasil lebah selain madu (propolis dan bee breat)



Laporan Identifikasi Potensi Wilayah dan Sasaran Penyuluhan



C.



Analisis Masalah Setelah melalui identifikasi potensi wilayah di Dusun Lampaniki, Desa Tabo-tabo yang meliputi keadaan wilayah fisik, keadaan sosial, keadaan ekonomi dan potensi pendukung lainnya, telah diperoleh data yang diambil secara langsung (data primer) maupun melalui data sekunder. Dari data-data tersebut ditemukan masalah-masalah prioritas yang direkomendasikan untuk dijadikan materi penyuluhan ke masyarakat. Adapun masalah-masalah tersebut yaitu : 1 Minimnya pengetahuan masyarakat tentang pengolahan lanjutan dari aren (nira) Sebagian besar masyarakat Dusun Lampaniki bermata pencaharian sebagai pembuat gula aren / gula merah. Hal ini disebabkan oleh banyaknya pohon aren yang tumbuh secara alami di Dusun Lampaniki.



Tata cara



pembuatan gula merah dari sari aren telah diturunkan dan dijalankan secara turun temurun oleh masyarakat Dusun Lampaniki. Namun, potensi hasil yang dapat diperoleh oleh masyarakat Dusun Lampaniki belumlah dioptimalkan, mengingat banyaknya produk yang bisa dihasilkan dari pohon aren. Pengetahuan masyarakat yang minim tentang pengolahan hasil pohon aren selain membuat gula merah adalah faktor penyebab utamanya. Maka dari itu, perlu dilakukan penyuluhan dalam bentuk kursus tani kepada Kelompok Tani yang telah terbentuk di Dusun Lampaniki. Kursus tani tersebut berisikan materi pemanfaatan hasil dari pohon aren menjadi produk-produk lain. Hasil dari pohon aren yang dapat dimanfaatkan adalah pembuatan kolang-kolang dari buah aren, pembuatan nata pinata dari nira aren, dan pembuatan sapu dari ijuk pohon aren. 2 Ketidaktahuan masyarakat mengenai pembudidayaan lebah trigona secara intensif Selain usaha membuat gula merah dari nira aren, masyarakat Dusun Lampaniki juga ada yang mencari penghasilan tambahan dengan mengambil madu dari sarang-sarang lebah yang ada dalam hutan. Namun hasil madu yang diperoleh dari lebah hutan belumlah cukup membantu perekonomian masyarakat Dusun Lampaniki. Hal tersebut karena hasil madu yang tidak stabil



Laporan Identifikasi Potensi Wilayah dan Sasaran Penyuluhan



dan sering mengalami paceklik. Walaupun begitu, kekurangan tersebut berpontesi untuk ditutupi dengan masyarakat Dusun Lampaniki mulai membudidayakan lebah secara intensif. Usaha tersebut adalah dengan budidaya lebah trigona atau biasa disebut emmu dalam bahasa lokal. Saat ini ,permintaan pasar terhadap madu dan produk dari lebah trigona begitu tinggi. Maka peluang ini harulah dapat dimanfaatkan dengan baik oleh masyarakat Dusun Lampaniki. Namun peluang ini belumlah dapat dieksplorasi dengan baik karena ketidaktahuan masyarakat Dusun Lampaniki tentang tata cara budidaya lebah trigona secara intensif. Sehingga daripada itu, materi mengenai usaha membudidayakan lebah trigona menjadi penting untuk disuluhkan ke masyarakat Dusun Lampaniki. 3 Belum kuatnya peran KTH dalam pemberdayaan masyarakat Di Dusun Lampaniki telah terbentuk Kelompok Tani yang merupakan kelompok tani dengan kelas kelompok tingkat pertama. Pada struktur kepengurusan kelompok tani ini terdapat pengurus yang khusus membawahi sektor pembuatan aren, sektor madu, dan sektor padi. Namun saat ini peran kelompok tani dalam menggerakkan masyarakat Dusun Lampaniki terasa belum signifikan. Hal ini masih dapat dimengerti karena kelompok tani ini baru terbentuk. Kelompok tani ini masih belum memiliki administrasi kelompok yang baik dan juga belum menyusun AD ART kelompok dan RDKK (rencana defenitif kegiatan kelompok). Maka agar kelompok tani ini dapat berfungsi dengan baik dan memberi dampak yang positif di masyarakat Dusun Lampaniki, perlu adanya pembinaan dan konsultasi mengenai langkah-langkah dalam penguatan kelembagaan. 4 Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang teknik konservasi yang tepat sehingga rawan terjadi longsor. Berdasarkan hasil wawancara dengan masyarakat di Dusun Lampaniki diketahui bahwa di daerah tersebut sering terjadi longsor, utamanya pada musim hujan. Penyebab terjadinya longsor adalah karena teknik konservasi tanah yang belum diterapkan dengan baik. Pembuatan terasering pada tanah dengan kemiringan masih belum dilakukan



masyarakat Dusun Lampaniki



Laporan Identifikasi Potensi Wilayah dan Sasaran Penyuluhan



dengan baik sehingga laju erosi saat hujan deras masih belum tertahankan dengan maksimal.



D.



Prioritas Masalah Setelah menganalisis masalah maka diperoleh beberapa prioritas masalah yang harus diselesaikan, yakni : 1. Bimbingan Teknis atau Kursus Tani a. Pemanfaatan aren selain gula aren b. Pengolahan hasil lebah selain madu c. Pengolahan bambu 2. Penguatan Kelembagaan 3. Budidaya lebah madu 4. Teknik konservasi berbasis Hijauan Makanan Ternak



BAB III. METODE DAN TEKNIK PENYULUHAN A. Persiapan Materi Penyuluhan Setelah melakukan identifikasi potensi wilayah dan sasaran penyuluhan, diperoleh prioritas masalah maka materi penyuluhan yang akan disiapkan adalah sebagai berikut:



Laporan Identifikasi Potensi Wilayah dan Sasaran Penyuluhan



1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.



Pengolahan nira aren menjadi Nata Pinnata Pembuatan teras bangku Perlindungan dan pengamanan kawasan hutan Demplot konservasi Budidaya lebah trigona Teknik pembibitan sukun Administrasi kelompok tani Pemanfaatan aren Budidaya rumput gajah sebagai pakan ternak sapi



B. Pemilihan Metode dan Teknik Penyuluhan No 1



Nama Penyuluh Palalunan



Judul Materi Pengolahan nira aren menjadi Nata Pinnata



Intisari -



2



Lenny Tangko



Pembuatan Teras Bangku



-



-



3



Dadang Hermawan



Perlindungan dan pengamanan kawasan hutan



-



-



4



Hadijah



Demplot Konservasi



-



Metode



Persiapan alat dan bahan Pembuatan bibit/Starter Pembuatan Lembaran Nata Pinnata



Ceramah



Tingkat Adopsi Minat



Pendekatan



Latar Belakang Tujuan dan Manfaat Terasering Jenis-jenis teras Pembuatan Teras Bangku Latar Belakang Penguatan kelompok tani melalui kegiatan Masyarakat Mitra Polhut (MMP) Pembuatan @able kegiatan perlindungan dan pengamanan Kunjungan kelompok ke demplot konservasi



Demplot



Menerapkan



Kelompok



Ceramah



Minat



Kelompok



Demplot



Minat



Kelompok



Kelompok



Laporan Identifikasi Potensi Wilayah dan Sasaran Penyuluhan 5



Sulastri Yusuf



Budidaya Trigona



6



Hasanuddin



Teknik Pembibitan Sukun



Lebah



-



-



-



7



Reni Afriyanny



Administrasi Kelompok tani



-



-



Pengenalan Trigona Cara Budidaya Trigona Pengertian secara ringkas tanaman sukun Teknik Pembibitan sukun (stek akar, anakan/cabuta n, penyemaian di bedengan) Penanaman Pengertian administrasi kelompok Membuat buku administrasi Pemanfaatan batang, daun, buah, pelepah, ijuk dan akar



Ceramah



Minat



Kelompok



Ceramah



Minat



Kelompok



Ceramah



Sadar Minat



Ceramah



Minat



Kelompok



&



Kelompok



8



Nur Izati



Pemanfaatan Aren



-



9



P.A. Habibie



Pemanfaatan Aren



-



Pemanfaatan batang, daun, buah, pelepah, ijuk dan akar



Ceramah



Minat



Kelompok



10



Raka Prianditiawa n



Budidaya rumput gajah sebagai pakan ternak sapi



-



Penanaman rumput gajah pada lahan kosong untuk pakan ternak sapi



Ceramah



Mencoba



Kelompok



C. Pelaksanaan Penyuluhan Berdasarkan hasil analisis masalah di RK 7 Dusun Lampaniki maka pelaksanaan penyuluhan di RK 7 Dusun Lampaniki dapat dilihat pada table 4. Tabel 4. Jadwal Pelaksanaan Penyuluhan di RK 7 Dusun Lampaniki



Laporan Identifikasi Potensi Wilayah dan Sasaran Penyuluhan



N o



Hari/ Tanggal



Pemateri



Judul Materi



1



Senin, 27 Oktober 2014



Palalunan



2 3



Jumat, 31 Oktober 2014 Senin, 3 Nopember 2014



Lenny Tangko Dadang Hermawan



4 5



Jumat, 7 Nopember 2014 Senin,10 Nopember 2014



Hadijah Sulastri Yusuf



Pengolahan nira aren menjadi Nata Pinnata Pembuatan Teras Bangku Perlindungan dan pengamanan kawasan hutan Demplot Konservasi Budidaya Lebah Trigona



6



Jumat,14 Nopember 2014 Senin,17 Nopember 2014 Jumat,21 Nopember 2014 Senin,24 Nopember 2014



Hasanuddin



Teknik Pembibitan Sukun



Reni Afriyanny Nur Izati



Jumat,28 2014



Raka Prianditiawan



Administrasi Kelompok tani Teknik Pembuatan Kolangkaling Manfaat Ekologis Pohon Aren Budidaya rumput gajah sebagai pakan ternak sapi



7 8 9 10



Nopember



P.A. Habibie



Metode Demonstrasi cara Demplot



Demplot Demonstrasi cara Demonstrasi cara Ceramah Demonstrasi cara Ceramah Demplot



BAB IV. PENUTUP A. Kesimpulan Setelah melaksanakan praktek identifikasi wilayah dan sasaran penyuluhan dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :



Laporan Identifikasi Potensi Wilayah dan Sasaran Penyuluhan



1. Tingkat pendapatan masyarakat RK 7 Dusun Lampaniki Desa Tabo-Tabo tergolong masih rendah dengan rata-rata pendapatan maksimal Rp. 500.000,- per bulan 2. Walaupun masyarakat tinggal di dalam kawasan hutan, tekanan terhadap keberadaan hutan masih dalam kondisi yang wajar karena adanya kebersamaan



untuk



tidak



melakukan



penebangan



kayu



secara



sembarangan dan ketika terjadi kebakaran hutan masyarakat secara bersama-sama memadamkan api. 3. Masyarakat menyadari bahwa penanaman jenis-jenis tanaman kehutanan merupakan salah satu cara untuk tetap mempertahankan keberadaan air serta menghindari adanya bahaya banjir dan longsor. 4. Akses jalan kurang baik sehingga mobilitas masyarakat kurang lancar. 5. Sumberdaya Alam Hayati sangat potensial tetapi tidak didukung oleh Sumber Daya Manusia yang memadai 6. Potensi Hasil Hutan Bukan Kayu tersedia namun belum dikembangkan 7. Administrasi kelompok Tani belum lengkap. 8. Sarana dan Prasarana seperti MCK, posyandu, sanggar tani dan lain-lain belum memadai.



B. Saran Berdasarkan beberapa kesimpulan di atas, maka disarankan hal-hal sebagai berikut: 1. Untuk meningkatkan pendapatan dan keterampilan masyarakat, perlu diadakan pelatihan tentang budidaya lebah madu, budidaya rumput gajah sebagai pakan ternak, budidaya tanaman rotan, dan kursus keterampilan tentang pengolahan bambu, pengolahan aren selain gula merah.



Laporan Identifikasi Potensi Wilayah dan Sasaran Penyuluhan



2. Agar pemerintah setempat memperbaiki akses jalan di luar kawasan hutan 3. Sarana dan prasarana dilengkapi seperti MCK, posyandu, sanggar tani dan lain sebagainya. 4. Kegiatan penyuluhan kehutanan lebih aktif.