Laporan Perbanyakan Tanaman [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

KATA PENGANTAR



Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat kemurahan-Nya, makalah ini dapat kami selesaikan. Makalah ini dibuat dalam rangka menyelesaikan tugas perbanyakan tanaman. Tak lupa kami ucapkan terimakasih pada pihak-pihak yang terlibat dalam pembuatan makalah ini. Makalah ini akan menjelaskan tentang pengertian, alat dan bahan serta cara mencangkok. Pembuatan makalah ini diharapkan dapat berguna bagi masyarakat yang ingin mempelajari tentang mencangkok. Kami mengharapkan partisipasi dari para pembaca. Semoga makalah ini dapat bermanfaat. Kami sadar makalah ini jauh dari sempurna, maka dari itu kami mohon kritik dan saran yang membangun . Demikian makalah ini kami buat semoga bermanfaat.



Pontianak 29,maret 2018



Penulis



DAFTAR ISI... ..........................................................................................................i



Kata Pengantar .............................................................................................................................. i Daftar Isi ....................................................................................................................................... i Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah ........................................................................................................ 1 1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................................... 1 1.3 Tujuan ....................................................................................................................................... 1 1.4 Manfaat .................................................................................................................................... 2 Bab 2 Landasan Teori 2.1 Pengertian Mencangkok ...................................................................................................... 2 2.2 Keuntungan dan Kerugian Mencangkok ........................................................................... 3 2.3 Deskripsi Tanaman Mangga ............................................................................................... 3 2.3.1 Jenis Tanaman Mangga .................................................................................................... 3 2.3.2 Sejarah Buah Mangga ..................................................................................................... 4 2.3.3 Penyebaran Mangga ......................................................................................................... 4 2.3.4 Syarat Tumbuh



................................................................................................................. 4 2.3.5 Manfaat Tumbuhan .......................................................................................................... 5 Bab 3 Laporan 3.1 Waktu dan Tempat .............................................................................................................. 6 3.2 Alat dan Bahan ..................................................................................................................... 6 3.3 Proses dan Foto Pencangkokan ......................................................................................... 7 Bab 4 Penutup 4.1 Kesimpulan dan Hasil ......................................................................................................... 10 4.2 Saran ..................................................................................................................................... 11



BAB 1. PENDAHULUAN



1.1 Latar Belakang Perkembangbiakan secara generatif merupakan proses perkembangbiakan yang melibatkan peleburan gamet jantan dan gamet betina. Proses peleburan dua gamet ini biasa kita sebut pembuahan. Perkembangbiakan secara generatif terjadi pada tumbuhan berbiji, baik gimnossperma (berbiji terbuka) maupun angiossperma



(berbiji tertutup). Sedangkan perkembangbiakan secara vegetatif merupakan cara perkembangbiakan tanpa melalui proses peleburan dua gamet, artinya satu induk tumbuhan dapat memperbanyak diri menghasilkan keturunan yang memiliki sifat identik dengan induknya. Perkembangbiakan secara vegetatif dapat terjadi secara alami atau buatan (artifisial). Perkembangbiakan secara vegetatif merupakan cara perkembangbiakan yang dilakukan tumbuhan tanpa melibatkan bantuan manusia. Contoh perkembangbiakan secara vegetatif alami antara lain : Rhizoma, Stolon, Umbi lapis, Tunas, Umbi batang, Spora. Sedangkan perkembangbiakan secara vegetatif buatan merupakan cara perkembangbiakan tumbuhan yang sengaja dilakukan oleh manusia. Manusia sengaja memanfaatkan kemampuan maristematis tumbuhan untuk menghasilkan lebih banyak keturunan. Cara perkembangbiakan ini tergolong cara yang sangat efektif karena dilakukan dalam waktu yang relative lebih singkat dibandingkan dengan perkembang biakan secara vegetatif alami. Contoh perkembangbiakan secara vegetatif buatan antara lain : stek, cangkok, sambung, tempel (okulasi), merunduk, kultur jaringan. Pembiakan dengan cara vegetatif adalah pembiakan yang menggunakan bagian-bagian pada tanaman tersebut seperti batang, daun, akar, ranting, umbi, pucuk untuk menghasilkan individu baru. Pembiakan dengan cara ini lebih banyak digunakan karena memiliki keunggulan yaitu, produk yang dihasilkan memiliki sifat yang mirip dengan induknya. Prinsip dari pembiakan vegetatif ini adalah merangsang tunas adventif yang ada pada bagian tersebut sehingga dapat tumbuh dengan sempurna, yaitu memiliki akar, daun, dan batang sekaligus. Grafting atau penyambungan merupakan metode perbanyakan vegetatif buatan.Grafting/penyambungan adalah seni menyambungkan 2 jaringan tanaman hidup sedemikian rupa sehingga keduanya bergabung dan tumbuh serta berkembang sebagai satu tanaman gabungan. Teknik apapun yang memenuhi kriteria ini dapat digolongkan sebagai metode grafting. Sedangkan budding adalah salah satu bentuk dari grafting, dengan ukuran batang atas tereduksi menjadi hanya satu mata tunas. Tanaman bagian atas disebut entris atau batang atas (scion), sedangkan tanaman batang bawah disebut understam atau batang bawah (rootstock). Batang atas



berupa potongan pucuk tanaman yang terdiri atas beberapa tunas dorman yang akan berkembang menjadi tajuk, sedang batang bawah akan berkembang menjadi sistem perakaran . Alasan-alasan dilakukannya penyambungan antara lain untuk menghasikan sifat-sifat klon yang tidak dapat dilakukan dengan cara stek atau mencangkok, untuk memperbaiki jenis-jenis tanaman, untuk mempercepat berbuahnya dari bibit yang diseleksi, untuk memperbaiki bagian-bagian pohon yang rusak. Dan alasan lain untuk melakukan grafting adalah :memperoleh keuntungan dari batang bawah tertentu, seperti perakaran kuat, toleran terhadap lingkungan tertentu, mengubah kultivar dari tanaman yang telah berproduksi, yang disebut top working, mempercepat kematangan reproduktif dan produksi buah lebih awal,mempercepat pertumbuhan tanaman dan mengurangi waktu produksi, mendapatkan bentuk pertumbuhan tanaman khusus dan memperbaiki kerusakan pada tanaman. Mencangkok dilakukan dengan cara menguliti hingga bersih dan menghilangkan kambium pada cabang atau ranting sepanjang 5-10 cm pada tanaman dikotil untuk kemudian dipindahkan ke dalam wadah lain saat akar telah tumbuh. Pada saat mencangkok, kambium pada cabang atau ranting harus dihilangkan agar kulit tidak terbentuk kembali. Bila kulit terbentuk kembali, maka akar tidak akan dapat terbentuk. Sebaliknya, jika lapisan cambium tersebut bersih, maka hasil fotosintesis akan terkumpul di tempat cambium yang telah dibersihkan dan pertumbuhan akar dapat terangsang dengan baik



1.2. Rumusan Masalah Bagaimanakah proses mencangkok terhadap tanaman bunga kamboja jepang dan jambu air? Bagaimana cara menyambung dan stek tanaman sirsak dan manga, bunga mawar dan ? 1.3 Tujuan 1. Untuk mengetahui dan mempelajari cara-cara penyambungan,stek dan cangkok



2. Untuk mengatahui pengaruh perlakuan pengurangan daun terhadap keberhasilan penyambungan tanama



BAB II TINJAUAN PUSTAKA



Perbanyakan tanaman dengan cara vegetataif dilakukan dengan cara cangkok,stek dan menyambung pada bagian batang tanaman yang berakar (Sudarmono, 2009). Pembiakan vegetatif memiliki beberapa keuntungan dibandingkan dengan pembiakan generatif. Salah satu keuntungan ialah banyak digunakan untuk produksi bibit yang akan ditanam di kebun benih dan bermanfaat untuk penyelamatan kandungan genetik tanaman (Sukendro, dkk, 2010) Beberapa faktor yang sangat mempengaruhi keberhasilan dalam memproduksi bibit dengan perbanyakan vegetataif (1) faktor tanaman (genetik, kondisi tumbuh), (2) faktor lingkungan (ketajaman/kesterilan alat, kondisi cuaca. Dan (3) faktor keterampilan orang yang melakukan perbanyakan vegetataif. Dalam metode ini, ada tig ayaitu cangkok,stek,dan grafting. Tumbuhan yang digunakan sebagai pohon induk biasanya dipilih yang mempumyai sifat perakaran yang baik yang mempunyai sifat vegetative yang baik pula (Hidayat dan Sri, 2009). Usaha memperbaiki kualitas tanaman vegetative dengan cara ini perlu memperhatikan pemilihan bahan tanaman yang akan digunakan sebagai stock maupun scion (Mangoendidjojo, W. 2003). Adapun kelebihan bibit dari hasil perbanyakan vegetatif dibanding cara generatif (biji) adalah : (1) diperoleh individu baru dengan sifat unggul lebih banyak, misalnya batang bawah (rootstock) yang unggul perakarannya disambung dengan batang atas (scion) yang unggul produksi buahnya, (2) umur berbuah lebih cepat, (3) aroma dan cita rasa buah tidak menyimpang dari sifat unggul induknya (Tambing, dkk, 2008).



BAB III LANDASAN TEORI



2.1



Pengertian Mencangkok merupakan salah satu cara pembiakan vegetatif buatan yang bertujuan untuk memperbanyak tanaman yang memiliki sifat yang sama dengan induknya dan cepat menghasilkan. Selain itu, pohonnya juga tidak terlalu tinggi. Mencangkok dilakukan dengan cara menguliti hingga bersih dan menghilangkan kambium pada cabang atau ranting sepanjang 5-10 cm pada tanaman dikotil untuk kemudian dipindahkan ke dalam wadah lain saat akar telah tumbuh. Pada saat mencangkok, kambium pada cabang atau ranting harus dihilangkan agar kulit tidak terbentuk kembali. Bila kulit terbentuk kembali, maka akar tidak akan dapat terbentuk. Sebaliknya, jika lapisan cambium tersebut bersih, maka hasil fotosintesis akan terkumpul di tempat cambium yang telah dibersihkan dan pertumbuhan akar dapat terangsang dengan baik



2.2 Keuntungan dan Kerugian Mencangkok Keuntungan Dari Mencangkok: a) Tumbuhan hasil cangkokan akan lebih cepat berbuah dibandingkan tumbuhan yang ditanam dari biji. Tumbuhan yang dicangkok memiliki sifat yang sama dengan induknya.



b) Tingkat keberhasilannya lebih tinggi, karena pada proses mencangkok akar akan tumbuh ketika masih berada di pohon induk. Produksi dan kualitas buahnya akan persis sama dengan tanaman induknya. c) Tanaman asal cangkok bisa ditanam pada tanah yang letak air tanahnya tinggi atau di pematang kolam ikan.



Kerugian Dari Mencangkok: a) Pada musim kemarau panjang tanaman tidak tahan kering. b) Tanaman mudah roboh bila ada angin kencang karena tidak berakar tunggang. c) Pohon induk tajuknya menjadi rusak karena banyak cabang yang dipotong d) Dalam satu pohon induk kita hanya bisa mencangkok beberapa batang saja, sehingga perbanyakan tanaman dalam jumlah besar tidak bisa dilakukan dengan cara ini.



Adapun keuntungan dari mencangkok adalah: a) Kita bisa mendapatkan tanaman mangga yang berbuah lebih cepat dari biasanya. b) Mutu buah hasil pencangkokan biasanya sama bahkan lebih baik daripada tanaman induknya. Sedangkan kekurangannya adalah : a) Pohon yang diperoleh dari hasil cangkokan hanya memiliki akar serabut yang cenderung rapuh, hal ini kemudian akan menyebabkan pohon lebih mudah roboh jika dibandingkan dengan tanaman yang murni berasal dari perkembangbiakan dengan biji. b) Memiliki produksi yang lebih sedikit dan terbatas jika dibandingkan hasil produksi yang dihasilkan oleh pohon indukannya.



BAB IV Cara kerja



3.2 Alat dan Bahan Alat



Bahan



1. Pisau



1. Tanah



2. Gunting



2. Air



3. Ember



3. Plastic



4. Sendok semen



4. Tali (rapia)



5. Paku



3.3 Proses dan Foto Pencangkokan 1. Siapkan bahan dan alat yang diperlukan. 2. Pilih pohon yang tidak terlalu tua dan terlalu muda.



3. Pilih cabang yang sehat , lebih baik yang tumbuh vertikal dan dekat dengan pangkal pohon. 4. Kupas kulit batang atau cabang sepanjang 8 cm melingkari batang. 5. Bersihkan lapisan kambium yang menempel pada kayu. 6. Apabila memakai plastik, plastik tersebut harus diberi beberapa lubang kecil sebagai jalan masuknya air terlebih dahulu. 7. Setelah lapisan kambium bersih, lapisi bagian tersebut dengan tanah gembur dan balut bagian yang telah terlapisi tanah dengan plastik. 8. Ikat balutan tersebut dengan menggunakan tali plastik dibagian ujung atas dan bawah. 9. Sirami bagian yang telah dicangkok secara teratur. 10. Setelah kurang lebih satu bulan, akar mulai tumbuh. Jika pertumbuhan akar sudah cukup baik, balutan plastik dan cangkokan siap ditanam di wadah baru.



B. Alat dan Bahan (Sambung grafting) Alat



Bahan



1. Plastik



1. Batang bawah



2. Pisau tajam (cutter)



2. Batang atas entris



3. Timba Cara Kerja 1. Menyiapkan bahan sebagai batang atas dan batang bawah dan menyiapkan alat 2. Memilih batang atas sebesar batang bawah dan membuat perlakuan seperti berikut : a.



Tanpa daun



b.



Daun dikupir



c.



Daun sisa 2



3. Memotong batang bawah 3-5 cm di atas leher bonggol, kemudian membuat sayatan celah berbentuk huruf V ke arah bawah sepanjang 1-1,5 cm 4. Memotong dan membuat sayatan batang atas berbentuk lancip sepanjang 1-1,5 cm 5. Menyisipkan batang atas ke dalam celah batang bawah 6. Membalut sambungan dengan tali rafia/plastik mulai dari bawah ke atas



7. Mengerudungi bidang sammbungan dengan kantong plastik transparan dan meletakkan di tempat teduh sekitas 3 minggu 8. Sambungan yang tumbuh akan muncul daun/tunas baru



Alat dan Bahan (Stek) Alat



:



Bahan :



- Pisau atau cutter - Plastik



1. Pohon Induk 2. Polybag



Langkah – langkah kerja 1. Siapkan alat dan bahan untuk stek 2. Isi la polybag dengan media yang telah disiapkan 3. Memilih batang atau cabang yang tidak terlalu tua dan tidak terlalu muda. 4. potong cabang tersebut sepanjang ±10 cm. 6. Sayat kulit bagian bawah tanaman yang telah di potong dengan menggunakan pisau cutter 7. Tancapkan cabang tanaman yang telah disayat 8. Rawat dan siram ±1 minggu sekali, jika musim hujan, tanaman ini tidak perlu di siram 9. Setelah ± 1 bulan, cek batang yang telah di stek bila tunas sudah tampak maka tanaman telah tumbuh.



3.4. Hasil Setelah kurang lebih 2 bulan, hasil dari tanaman jeruk purut yang telah dicangkok oleh penulis adalah tanaman jeruk yang telah dibungkus dengan plastik berisi tanah dan kulit batang nya telah di hilangkan setelah 2 bulan batang yang dibungkus tersebut mengeluarkan akar, sehingga hasil cangkokan tersebut dapat dipindah / dilepaskan dari tanaman induknya dan dapat ditanam di tempat lain sehingga tumbuh generasi / tanaman baru.



BAB IV PENUTUP



4.1 Kesimpulan Mencangkok pohon mangga tidak semudah dan secepat yang dibayangkan, hasil cangkok akan berhasil apabila benar – benar diperhatikan dengan pemiliknya, yaitu dengan cara rajin memberinya air saat tanah kering. Hasil cangkok akan terlihat



setelah beberapa bulan, kemudian saat akar tumbuh disekitarnya, maka batang yang dilapisi tanah dan dibungkus dengan plastik tersebut siap untuk dipotong dan ditanam kembali untuk menghasilkan pohon yang baru, yang cepat berbuah dan bersifat sama dengan induknya, namun pohon tersebut tidak kokoh sehingga tak panjang umurnya.



4.2 Saran 1. Hal-hal di bawah ini dapat dilakukan untuk menjaga kesuburan tanaman hasil cangkokan: a. Berikan pupuk kompos untuk menunjang kesuburan tanah. b. Sirami tanaman secara teratur tiap pagi dan sore hari.



2.Hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum mencangkok : a. Waktu mencangkok, sebaiknya pada musim hujan karena tidak perlu melakukan penyiraman berulang-ulang, b. Memilih batang cangkok, pohon induk yang digunakan adalah yang umurnya tidak terlalu tua atau terlalu muda, kuat, sehat dan subur serta banyak dan baik buahnya.



c. Pemeliharaan cangkokan, pemeliharaan sudah dianggap cukup bila media cangkokan cukup lembab sepanjang waktu.



BAB 1 PENDAHULUAN



1.1 Latar Belakang



Perkembangbiakan secara generatif merupakan proses perkembangbiakan yang melibatkan peleburan gamet jantan dan gamet betina. Proses peleburan dua gamet ini biasa kita sebut pembuahan. Perkembangbiakan secara generatif terjadi pada tumbuhan berbiji, baik gimnossperma (berbiji terbuka) maupun angiossperma (berbiji tertutup). Sedangkan perkembangbiakan secara vegetatif merupakan cara perkembangbiakan tanpa melalui proses peleburan dua gamet, artinya satu induk tumbuhan dapat memperbanyak diri menghasilkan keturunan yang memiliki sifat identik dengan induknya. Perkembangbiakan secara vegetatif dapat terjadi secara alami atau buatan (artifisial). Perkembangbiakan secara vegetatif merupakan cara perkembangbiakan yang dilakukan tumbuhan tanpa melibatkan bantuan manusia. Contoh perkembangbiakan secara vegetatif alami antara lain : Rhizoma, Stolon, Umbi lapis, Tunas, Umbi batang, Spora. Sedangkan perkembangbiakan secara vegetatif buatan merupakan cara perkembangbiakan tumbuhan yang sengaja dilakukan oleh manusia. Manusia sengaja memanfaatkan kemampuan maristematis tumbuhan untuk menghasilkan lebih banyak keturunan. Cara perkembangbiakan ini tergolong cara yang sangat efektif karena dilakukan dalam waktu yang relative lebih singkat dibandingkan dengan perkembang biakan secara vegetatif alami. Contoh perkembangbiakan secara vegetatif buatan antara lain : stek, cangkok, sambung, tempel (okulasi), merunduk, kultur jaringan. Pembiakan dengan cara vegetatif adalah pembiakan yang menggunakan bagian-bagian pada tanaman tersebut seperti batang, daun, akar, ranting, umbi, pucuk untuk menghasilkan individu baru. Pembiakan dengan cara ini lebih banyak digunakan karena memiliki keunggulan yaitu, produk yang dihasilkan memiliki sifat yang mirip dengan induknya. Prinsip dari pembiakan vegetatif ini adalah merangsang tunas adventif yang ada pada bagian tersebut sehingga dapat tumbuh dengan sempurna, yaitu memiliki akar, daun, dan batang sekaligus. Grafting atau penyambungan merupakan metode perbanyakan vegetatif buatan.Grafting/penyambungan adalah seni menyambungkan 2 jaringan tanaman hidup sedemikian rupa sehingga keduanya bergabung dan tumbuh serta berkembang sebagai satu tanaman gabungan. Teknik apapun yang memenuhi kriteria ini dapat



digolongkan sebagai metode grafting. Sedangkan budding adalah salah satu bentuk dari grafting, dengan ukuran batang atas tereduksi menjadi hanya satu mata tunas. Tanaman bagian atas disebut entris atau batang atas (scion), sedangkan tanaman batang bawah disebut understam atau batang bawah (rootstock). Batang atas berupa potongan pucuk tanaman yang terdiri atas beberapa tunas dorman yang akan berkembang menjadi tajuk, sedang batang bawah akan berkembang menjadi sistem perakaran . Alasan-alasan dilakukannya penyambungan antara lain untuk menghasikan sifat-sifat klon yang tidak dapat dilakukan dengan cara stek atau mencangkok, untuk memperbaiki jenis-jenis tanaman, untuk mempercepat berbuahnya dari bibit yang diseleksi, untuk memperbaiki bagian-bagian pohon yang rusak. Dan alasan lain untuk melakukan grafting adalah :memperoleh keuntungan dari batang bawah tertentu, seperti perakaran kuat, toleran terhadap lingkungan tertentu, mengubah kultivar dari tanaman yang telah berproduksi, yang disebut top working, mempercepat kematangan reproduktif dan produksi buah lebih awal,mempercepat pertumbuhan tanaman dan mengurangi waktu produksi, mendapatkan bentuk pertumbuhan tanaman khusus dan memperbaiki kerusakan pada tanaman. Aplikasi grafting juga dapat dilakukan untuk membuat satu tanaman dengan jenis yang berbeda-beda, untuk mengatasi masalah polinasi, dalam kasus self-incompability atau tanaman berumah dua . Pada praktikum ini kita akan membahas perkembangbiakan secara vegetatif buatan yaitu sambung atau enten pada tumbuhan Sansiveira sp. ,seperti yang sudah di jelaskan sebelumnya bahwa perkembangbiakan secara vegetatif buatan merupakan cara perkembangbiakan tumbuhan yang sengaja dilakukan oleh manusia. Tujuan utama melakukan teknik sambung ini adalah untuk menggabungkan dua sifat unggul dari individu yang berbeda. Jadi selain bisa menghasilkan keturunan tumbuhan tersebut juga bisa menghasilkan variestas tanaman yang baru dengan menggabungkan dua sifat unggul tanaman yang masih ada dalam satu genus atau keluarga. Teknik sambung pada makalah kali ini akan kita terapkan pada tumbuhan Sansiveira sp.



1.2 Tujuan



1. Untuk mengetahui dan mempelajari cara-cara penyambungan 2. Untuk mengatahui pengaruh perlakuan pengurangan daun terhadap keberhasilan penyambungan tanaman



BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA



Perbanyakan tanaman dengan cara menempel atau sambung dilakukan dengan cara menempel atau menyambung pada bagian batang tanaman yang berakar (Sudarmono, 2009). Pembiakan vegetatif dengan grafting memiliki beberapa keuntungan dibandingkan dengan pembiakan generatif. Salah satu keuntungan dari graftingialah banyak digunakan untuk produksi bibit yang akan ditanam di kebun benih dan bermanfaat untuk penyelamatan kandungan genetik tanaman (Sukendro, dkk, 2010) Beberapa faktor yang sangat mempengaruhi keberhasilan dalam memproduksi bibit dengan metode graftingyaitu (1) faktor tanaman (genetik, kondisi tumbuh, panjang entris), (2) faktor lingkungan (ketajaman/kesterilan alat, kondisi cuaca, waktu pelaksanaan grafting (pagi, siang, sore hari), dan (3) faktor keterampilan orang yang melakukan grafting Tirtawinata, 2003;Tambing, 2004 (dalam Tambing dan Hadid). Dalam metode grafting, terdiri atas dua bagian yaitu bagian bawah(rootstock) dan bagian atas(scion). Tumbuhan yang digunakan sebagai batang bawah biasanya dipilih yang mempumyai sifat perakaran yang baik, dan bagian batang atas dipilih yang mempunyai sifat vegetative yang baik pula (Hidayat dan Sri, 2009). Usaha memperbaiki kualitas tanaman vegetative dengan cara grafting atau budding perlu memperhatikan pemilihan bahan tanaman yang akan digunakan sebagai stock maupun scion (Mangoendidjojo, W. 2003). Pengertian scion adalah batang atas, sedangkan stock adalah batang bawah. Adapun kelebihan bibit dari hasil perbanyakan vegetatif dibanding cara generatif (biji) adalah : (1) diperoleh individu baru dengan sifat unggul lebih banyak, misalnya batang bawah (rootstock) yang



unggul perakarannya disambung dengan batang atas (scion) yang unggul produksi buahnya, (2) umur berbuah lebih cepat, (3) aroma dan cita rasa buah tidak menyimpang dari sifat unggul induknya (Tambing, dkk, 2008).



3.2 Alat dan Bahan 3.2.1 Alat 1. Plastik 2. Pisau tajam (cutter) 3. Timba



3.2.2 Bahan 1. Tanaman puring



3.3 Cara Kerja 1. Menyiapkan bahan sebagai batang atas dan batang bawah dan menyiapkan alat 2. Memilih batang atas sebesar batang bawah dan membuat perlakuan seperti berikut : a.



Tanpa daun



b.



Daun dikupir



c.



Daun sisa 2



3. Memotong batang bawah 3-5 cm di atas leher bonggol, kemudian membuat sayatan celah berbentuk huruf V ke arah bawah sepanjang 1-1,5 cm 4. Memotong dan membuat sayatan batang atas berbentuk lancip sepanjang 1-1,5 cm 5. Menyisipkan batang atas ke dalam celah batang bawah 6. Membalut sambungan dengan tali rafia/plastik mulai dari bawah ke atas 7. Mengerudungi bidang sammbungan dengan kantong plastik transparan dan meletakkan di tempat teduh sekitas 3 minggu 8. Sambungan yang tumbuh akan muncul daun/tunas baru



BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN



4.1 Hasil Perubahan Perlakuan



Ulangan



Keberhasilan



Batang Bawah



1 (1) Tanpa Daun



Daun Dikupir



Daun Sisa 2



Batang Atas



Normal



Normal



2 (1)



-



Normal



Kering



3 (2)



-



Kering



Kering



4 (2)



-



Kering



Kering



1 (3)



-



Normal



Kering



2 (3)



-



Normal



Kering



3 (4)



-



Normal



Kering



4 (4)



-



Normal



Kering



1 (5)



-



Normal



Kering



2 (5)



-



Normal



Kering



3 (6)



-



Normal



Kering



4 (6)



-



Normal



Kering



4.2 Pembahasan Perbanyakan tanaman bisa kita golongkan menjadi dua bagian, yaitu perbanyakan secara vegetatif dan generatif. Sambung pucuk merupakan perbanyakan tanaman gabungan antara perbanyakan secara generatif (dari persemaian biji) dengan salah satu bagian vegetatif (cabang/ranting) yang berasal dari tanaman lain yang disatukan. Tanaman yang telah disambungkan masing-masing mempunyai keunggulan dari segi kelebatan buah, ukuran besar dan rasa/khasiat serta ketahanan terhadap hama dan penyakit.



Kegiatan sambung pucuk kerap digunakan dengan menggabungkan batang bawah dan batang atas. Batang bawah diharapkan menjadi batang yang tahan terhadap patogen tanah dan kokoh sedangkan batang atas merupakan bagian yang memilki karakter produksi yang diinginkan.Batang bawah biasanya dipakai dari tanaman yang tumbuh dari biji sehingga perakarannya lebih kuat. Akan tetapi, batang bawah yang berasal dari biji memiliki karakter yang berbeda (segregasi). Teknologi perbanyakan mengusahakan batang bawah juga diperoleh seragam dari hasil stek. Perpaduan dari bagian tanaman yang disatukan akan berkembang membentuk tanaman jenis baru, dengan kelebihan yang dimilikinya antara lain : keunggulan dari segi perakaran, masa berbuah lebih cepat, ukuran tanaman yang lebih pendek,memiliki sifat genetis yang berasal dari induknya misalnya ukuran buah, daging yang tebal dan rasa manis sertaterhadap penyakit. Bahan yang dibutuhkan dalam proses penyambungan ini adalah bagian tanaman yang akan di sambung atau disebut batang atas (entres) bisa tunas pucuk atau tunas samping. Bagian bawah yang menerima sambungan di sebut Batang Bawah(understock). Cara mendapatkan batang bawang dengan penyemaian biji tanaman lokal yg memilki perakaran yg baik dan tahan terhadap serangan busuk akar. Di bawah ini adalah metode pelaksanaan kegiatan grafting diantaranya sebagai berikut: a) Potong scion secara rapi, dengan mata tunas dua atau tiga mata tunas kemudian sayat miring pangkal scion, sedangkan sebelah lagi cukup dengan mengelupas kulitnya sehingga tinggal kambiumnya saja, (jika menggunakan teknik Veneer dan teknik rind) sayat kedua sisiscion berbentuk huruf V, (bila menggunakan teknik grafting top cleft graf) dan usahakan dalam penyayatan jangan sampai berulang-ulang. b) Potong rootstock pada tempat yang tepat sesuai dengan sambungan yang diinginkan c) Sambungkan scion (batang atas) pada rootstock (batang bawah) dengan memperhatikan apakah kambium scion dan kambium rootstock telah saling berlekatan, bila batang bawah tidak sama besar dengan batang atas, maka salah satu sisinya diusahakan berimpit (satu- garis) supaya kambium bisa bersatu, walaupun hanya satu sisi. (grafting top cleft).



d)



Ikat sambungan dengan pita grafting plastik, para film atau tali rafia, sehingga kambiumnya dapat melekat erat.



e) Setelah itu sambungan dibungkus kantong plastik transparan (bening) untuk menjaga kestabilan suhu. Adapun faktor-faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan yaitu a)scion yang dijadikan bahan sambungan tersebut tidak cacat dan masih dalam keadaan segar, tidak terlalu tua dan tidak terlalu muda dan berbatang bulat, b)grafting tidak terkena secara langsung terik matahari maupun air hujan, c)bagian sambungan kambium harus menempel seerat mungkin, paling tidak salah satu dari bagiannya, d)pisau dan gunting yang digunakan untuk kegiatan sambungan ini yang tajam dan tidak berkarat agar sambungan tidak terinfeksi oleh penyakit, e)dikerjakan dengan secepat mungkin, dengan kerusakan minimum pada kambium, dan diusahakan penyayatan pada scion jangan sampai berulang-ulang, f)Usahakan untuk menjaga bagian yang terluka, baik pada scion maupun pada rootstock agar tetap dalam keadaan lembab, g)bagian sambungan harus dijaga dari kekeringan sampai beberapa minggu setelah penyambungan. Keberhasilan teknik penyambungan sangat dipengaruhi oleh kompatibilitas antara dua jenis tanaman yang disambung. Pada praktikum ini, banyak kelompok yang mengalami kegagalan dalam penyambungan (grafting) tanaman puring sehingga batangnya menjadi kering dan tidak tumbuh tunas baru, tidak adanya pertumbuhan ini kemungkinan di sebabakan beberapa faktor. Diantaranya disebabkan pada penyambungan antara batang bawah dan batang atas kurang sempurna masih ada celah sehingga supplai makanan dari batang bawah tidak bisa tersupplai dengan baik ke batang atas. Faktor yang lain kegagalan penyambungan dapat dikarenakan alat yang di gunakan untuk pemotongan tidak steril. Pada hasil praktikum perlakuan yang baik adalah kelompok satu yaitu dengan semua bagian daun dihilangkan, hal tersebut menunjukkan metode penghilangan daun lebih efektif, karena dengan berkurangnya daun maka laju transpirasi lebih kecil sehingga persentase terjadinya pembusukan pada bagian yang disambung lebih kecil, sehingga terbentuknya lapisan nekrotik pada proses pertautan serta pemulihan luka



oleh sel-sel meristematik yang diteruskan dengan terbentuknya jaringan atau pembuluh dari kambium dapat berlangsung dengan optimal. Pada penyambungan yang dilakukan dengan menyisakan setengah helai daun/organ lengkap memiliki persentase keberhasilan lebih kecil, hal tersebut ditunjukkan dengan sebagian dari penyambungan mengalami kebusukan dikarenakan transpirasi lebih besar, sehingga persentase kebusukan lebih besar (Adit, 2012). Menurut hasil pengamatan, perlakuan yang baik adalah kelompok satu, yaitu dengan media kompos dan daun dihilangkan semua. Penghilangan daun lebih efektif daripada perlakuan lainnya dengan berkurangnya daun maka laju transpirasi lebih kecil sehingga persentase terjadinya pembusukan pada bagian yang disambung lebih kecil. Selain perngaruh penghilangan daun, yaitu teknik menyambungnya, mungkin pada kelompok tersebut menggunakan pisau yang steril dan pengikatan plastik pada batang sangat erat, sehingga tidak ada rongga. Jika terdapat rongga maka penyambungan antara batang bawah dan batang atas kurang sempurna masih ada celah sehingga supplai makanan dari batang bawah tidak bisa tersupplai dengan baik ke batang atas.



BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN



5.1 Simpulan 1. Teknik sambung merupakan perkembangbiakan secara vegetatif 2. Pada teknik sambung dapat menghasilkan tumbuhan baru dengan varietas yang lebih unggul 3. Berkurangnya daun dapat mengakibatkan laju transpirasi lebih kecil sehingga persentase terjadinya pembusukan pada bagian yang disambung lebih kecil



5.2 Saran 1. Sebaiknya hati-hati terhadap alat yang digunakan 2. Sebaiknya pada saat membungkus dengan plastik harus rapat



DAFTAR PUSTAKA



Adit, R.2012. Pembiakan Vegetatif dengan Cara Sanbung. http://rezeradt.blogspot.com/2012/12/pembiakan-vegetatif-dengan-cara-sanbung.html. Diakses 1Desember 2012 Hidayat, S dan Sri, W. 2009. Seri tumbuhan obat berpotensi hias(2). Jakarta: PT Elex Media Komputindo.



Mangoendidjojo, W. 2003. Dasar-Dasar Pemuliaan Tanaman. Yogyakarta: Kanisius.



Sudarmono, A. 2009. Mengenal dan Merawat Tanaman Hias Ruangan. Yogyakarta: Kanisius.



Sukendro, A, dkk. 2010. Studi Pembiakan Vegetatif Intsia bijuga(Colebr.) O.K. Melalui Grafting. Silvikultur Tropika, 1(1) : 6-10.



Tambing, Y, dkk. 2008. Kompabilitas Batang Bawah Nangka Tahan Kering dengan Entris Nangka Asal Sulawesi Tengah dengan Cara Sambung Pucuk. Agroland, 15(2): 95100.



Tambing,Y dan Hadid, A. 2008. Keberhasilan Pertautan Sambung Pucuk pada Mangga dengan Waktu Penyambungan dan Panjang Entris Berbeda. Agroland, 15(4): 296301.



BAB 1. PENDAHULUAN



1.1 Latar Belakang Perkembangbiakan secara generatif merupakan proses perkembangbiakan yang melibatkan peleburan gamet jantan dan gamet betina. Proses peleburan dua



gamet ini biasa kita sebut pembuahan. Perkembangbiakan secara generatif terjadi pada tumbuhan berbiji, baik gimnossperma (berbiji terbuka) maupun angiossperma (berbiji tertutup). Sedangkan perkembangbiakan secara vegetatif merupakan cara perkembangbiakan tanpa melalui proses peleburan dua gamet, artinya satu induk tumbuhan dapat memperbanyak diri menghasilkan keturunan yang memiliki sifat identik dengan induknya. Perkembangbiakan secara vegetatif dapat terjadi secara alami atau buatan (artifisial). Perkembangbiakan secara vegetatif merupakan cara perkembangbiakan yang dilakukan tumbuhan tanpa melibatkan bantuan manusia. Contoh perkembangbiakan secara vegetatif alami antara lain : Rhizoma, Stolon, Umbi lapis, Tunas, Umbi batang, Spora. Sedangkan perkembangbiakan secara vegetatif buatan merupakan cara perkembangbiakan tumbuhan yang sengaja dilakukan oleh manusia. Manusia sengaja memanfaatkan kemampuan maristematis tumbuhan untuk menghasilkan lebih banyak keturunan. Cara perkembangbiakan ini tergolong cara yang sangat efektif karena dilakukan dalam waktu yang relative lebih singkat dibandingkan dengan perkembang biakan secara vegetatif alami. Contoh perkembangbiakan secara vegetatif buatan antara lain : stek, cangkok, sambung, tempel (okulasi), merunduk, kultur jaringan. Pembiakan dengan cara vegetatif adalah pembiakan yang menggunakan bagian-bagian pada tanaman tersebut seperti batang, daun, akar, ranting, umbi, pucuk untuk menghasilkan individu baru. Pembiakan dengan cara ini lebih banyak digunakan karena memiliki keunggulan yaitu, produk yang dihasilkan memiliki sifat yang mirip dengan induknya. Prinsip dari pembiakan vegetatif ini adalah merangsang tunas adventif yang ada pada bagian tersebut sehingga dapat tumbuh dengan sempurna, yaitu memiliki akar, daun, dan batang sekaligus. Grafting atau penyambungan merupakan metode perbanyakan vegetatif buatan.Grafting/penyambungan adalah seni menyambungkan 2 jaringan tanaman hidup sedemikian rupa sehingga keduanya bergabung dan tumbuh serta berkembang sebagai satu tanaman gabungan. Teknik apapun yang memenuhi kriteria ini dapat digolongkan sebagai metode grafting. Sedangkan budding adalah salah satu bentuk dari grafting, dengan ukuran batang atas tereduksi menjadi hanya satu mata



tunas. Tanaman bagian atas disebut entris atau batang atas (scion), sedangkan tanaman batang bawah disebut understam atau batang bawah (rootstock). Batang atas berupa potongan pucuk tanaman yang terdiri atas beberapa tunas dorman yang akan berkembang menjadi tajuk, sedang batang bawah akan berkembang menjadi sistem perakaran . Alasan-alasan dilakukannya penyambungan antara lain untuk menghasikan sifat-sifat klon yang tidak dapat dilakukan dengan cara stek atau mencangkok, untuk memperbaiki jenis-jenis tanaman, untuk mempercepat berbuahnya dari bibit yang diseleksi, untuk memperbaiki bagian-bagian pohon yang rusak. Dan alasan lain untuk melakukan grafting adalah :memperoleh keuntungan dari batang bawah tertentu, seperti perakaran kuat, toleran terhadap lingkungan tertentu, mengubah kultivar dari tanaman yang telah berproduksi, yang disebut top working, mempercepat kematangan reproduktif dan produksi buah lebih awal,mempercepat pertumbuhan tanaman dan mengurangi waktu produksi, mendapatkan bentuk pertumbuhan tanaman khusus dan memperbaiki kerusakan pada tanaman. Aplikasi grafting juga dapat dilakukan untuk membuat satu tanaman dengan jenis yang berbeda-beda, untuk mengatasi masalah polinasi, dalam kasus self-incompability atau tanaman berumah dua . Pada praktikum ini kita akan membahas perkembangbiakan secara vegetatif buatan yaitu sambung atau enten pada tumbuhan Sansiveira sp. ,seperti yang sudah di jelaskan sebelumnya bahwa perkembangbiakan secara vegetatif buatan merupakan cara perkembangbiakan tumbuhan yang sengaja dilakukan oleh manusia. Tujuan utama melakukan teknik sambung ini adalah untuk menggabungkan dua sifat unggul dari individu yang berbeda. Jadi selain bisa menghasilkan keturunan tumbuhan tersebut juga bisa menghasilkan variestas tanaman yang baru dengan menggabungkan dua sifat unggul tanaman yang masih ada dalam satu genus atau keluarga. Teknik sambung pada makalah kali ini akan kita terapkan pada tumbuhan Sansiveira sp.



1.2 Tujuan 1. Untuk mengetahui dan mempelajari cara-cara penyambungan



2. Untuk mengatahui pengaruh perlakuan pengurangan daun terhadap keberhasilan penyambungan tanaman



BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA



Perbanyakan tanaman dengan cara menempel atau sambung dilakukan dengan cara menempel atau menyambung pada bagian batang tanaman yang berakar (Sudarmono, 2009). Pembiakan vegetatif dengan grafting memiliki beberapa keuntungan dibandingkan dengan pembiakan generatif. Salah satu keuntungan dari graftingialah banyak digunakan untuk produksi bibit yang akan ditanam di kebun benih dan bermanfaat untuk penyelamatan kandungan genetik tanaman (Sukendro, dkk, 2010) Beberapa faktor yang sangat mempengaruhi keberhasilan dalam memproduksi bibit dengan metode graftingyaitu (1) faktor tanaman (genetik, kondisi tumbuh, panjang entris), (2) faktor lingkungan (ketajaman/kesterilan alat, kondisi cuaca, waktu pelaksanaan grafting (pagi, siang, sore hari), dan (3) faktor keterampilan orang yang melakukan grafting Tirtawinata, 2003;Tambing, 2004 (dalam Tambing dan Hadid). Dalam metode grafting, terdiri atas dua bagian yaitu bagian bawah(rootstock) dan bagian atas(scion). Tumbuhan yang digunakan sebagai batang bawah biasanya dipilih yang mempumyai sifat perakaran yang baik, dan bagian batang atas dipilih yang mempunyai sifat vegetative yang baik pula (Hidayat dan Sri, 2009). Usaha memperbaiki kualitas tanaman vegetative dengan cara grafting atau budding perlu memperhatikan pemilihan bahan tanaman yang akan digunakan sebagai stock maupun scion (Mangoendidjojo, W. 2003). Pengertian scion adalah batang atas, sedangkan stock adalah batang bawah. Adapun kelebihan bibit dari hasil perbanyakan vegetatif dibanding cara generatif (biji) adalah : (1) diperoleh individu baru dengan sifat unggul lebih banyak, misalnya batang bawah (rootstock) yang unggul perakarannya disambung dengan batang atas (scion) yang unggul produksi



buahnya, (2) umur berbuah lebih cepat, (3) aroma dan cita rasa buah tidak menyimpang dari sifat unggul induknya (Tambing, dkk, 2008).



BAB 3. METODOLOGI



3.1 Waktu dan Tempat Kegiatan praktikum pembiakan tanaman pada acara 6, yaitu tentang pembiakan vegetatif dengan cara penyambungan (grafting) yang dilaksanakan pada hari Kamis,7 Maret 2012, di laboratorium teknologi benih, Jurusan Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Jember.



3.2 Alat dan Bahan 3.2.1 Alat 1. Plastik 2. Pisau tajam (cutter) 3. Timba



3.2.2 Bahan 1. Tanaman puring



3.3 Cara Kerja 1. Menyiapkan bahan sebagai batang atas dan batang bawah dan menyiapkan alat 2. Memilih batang atas sebesar batang bawah dan membuat perlakuan seperti berikut : a.



Tanpa daun



b.



Daun dikupir



c.



Daun sisa 2



3. Memotong batang bawah 3-5 cm di atas leher bonggol, kemudian membuat sayatan celah berbentuk huruf V ke arah bawah sepanjang 1-1,5 cm 4. Memotong dan membuat sayatan batang atas berbentuk lancip sepanjang 1-1,5 cm



5. Menyisipkan batang atas ke dalam celah batang bawah 6. Membalut sambungan dengan tali rafia/plastik mulai dari bawah ke atas 7. Mengerudungi bidang sammbungan dengan kantong plastik transparan dan meletakkan di tempat teduh sekitas 3 minggu 8. Sambungan yang tumbuh akan muncul daun/tunas baru



BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN



4.1 Hasil Perubahan Perlakuan



Ulangan



Keberhasilan



Batang Bawah



1 (1) Tanpa Daun



Daun Dikupir



Daun Sisa 2



Batang Atas



Normal



Normal



2 (1)



-



Normal



Kering



3 (2)



-



Kering



Kering



4 (2)



-



Kering



Kering



1 (3)



-



Normal



Kering



2 (3)



-



Normal



Kering



3 (4)



-



Normal



Kering



4 (4)



-



Normal



Kering



1 (5)



-



Normal



Kering



2 (5)



-



Normal



Kering



3 (6)



-



Normal



Kering



4 (6)



-



Normal



Kering



4.2 Pembahasan Perbanyakan tanaman bisa kita golongkan menjadi dua bagian, yaitu perbanyakan secara vegetatif dan generatif. Sambung pucuk merupakan perbanyakan



tanaman gabungan antara perbanyakan secara generatif (dari persemaian biji) dengan salah satu bagian vegetatif (cabang/ranting) yang berasal dari tanaman lain yang disatukan. Tanaman yang telah disambungkan masing-masing mempunyai keunggulan dari segi kelebatan buah, ukuran besar dan rasa/khasiat serta ketahanan terhadap hama dan penyakit. Kegiatan sambung pucuk kerap digunakan dengan menggabungkan batang bawah dan batang atas. Batang bawah diharapkan menjadi batang yang tahan terhadap patogen tanah dan kokoh sedangkan batang atas merupakan bagian yang memilki karakter produksi yang diinginkan.Batang bawah biasanya dipakai dari tanaman yang tumbuh dari biji sehingga perakarannya lebih kuat. Akan tetapi, batang bawah yang berasal dari biji memiliki karakter yang berbeda (segregasi). Teknologi perbanyakan mengusahakan batang bawah juga diperoleh seragam dari hasil stek. Perpaduan dari bagian tanaman yang disatukan akan berkembang membentuk tanaman jenis baru, dengan kelebihan yang dimilikinya antara lain : keunggulan dari segi perakaran, masa berbuah lebih cepat, ukuran tanaman yang lebih pendek,memiliki sifat genetis yang berasal dari induknya misalnya ukuran buah, daging yang tebal dan rasa manis sertaterhadap penyakit. Bahan yang dibutuhkan dalam proses penyambungan ini adalah bagian tanaman yang akan di sambung atau disebut batang atas (entres) bisa tunas pucuk atau tunas samping. Bagian bawah yang menerima sambungan di sebut Batang Bawah(understock). Cara mendapatkan batang bawang dengan penyemaian biji tanaman lokal yg memilki perakaran yg baik dan tahan terhadap serangan busuk akar. Di bawah ini adalah metode pelaksanaan kegiatan grafting diantaranya sebagai berikut: a) Potong scion secara rapi, dengan mata tunas dua atau tiga mata tunas kemudian sayat miring pangkal scion, sedangkan sebelah lagi cukup dengan mengelupas kulitnya sehingga tinggal kambiumnya saja, (jika menggunakan teknik Veneer dan teknik rind) sayat kedua sisiscion berbentuk huruf V, (bila menggunakan teknik grafting top cleft graf) dan usahakan dalam penyayatan jangan sampai berulang-ulang. b) Potong rootstock pada tempat yang tepat sesuai dengan sambungan yang diinginkan



c) Sambungkan scion (batang atas) pada rootstock (batang bawah) dengan memperhatikan apakah kambium scion dan kambium rootstock telah saling berlekatan, bila batang bawah tidak sama besar dengan batang atas, maka salah satu sisinya diusahakan berimpit (satu- garis) supaya kambium bisa bersatu, walaupun hanya satu sisi. (grafting top cleft). d)



Ikat sambungan dengan pita grafting plastik, para film atau tali rafia, sehingga kambiumnya dapat melekat erat.



e) Setelah itu sambungan dibungkus kantong plastik transparan (bening) untuk menjaga kestabilan suhu. Adapun faktor-faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan yaitu a)scion yang dijadikan bahan sambungan tersebut tidak cacat dan masih dalam keadaan segar, tidak terlalu tua dan tidak terlalu muda dan berbatang bulat, b)grafting tidak terkena secara langsung terik matahari maupun air hujan, c)bagian sambungan kambium harus menempel seerat mungkin, paling tidak salah satu dari bagiannya, d)pisau dan gunting yang digunakan untuk kegiatan sambungan ini yang tajam dan tidak berkarat agar sambungan tidak terinfeksi oleh penyakit, e)dikerjakan dengan secepat mungkin, dengan kerusakan minimum pada kambium, dan diusahakan penyayatan pada scion jangan sampai berulang-ulang, f)Usahakan untuk menjaga bagian yang terluka, baik pada scion maupun pada rootstock agar tetap dalam keadaan lembab, g)bagian sambungan harus dijaga dari kekeringan sampai beberapa minggu setelah penyambungan. Keberhasilan teknik penyambungan sangat dipengaruhi oleh kompatibilitas antara dua jenis tanaman yang disambung. Pada praktikum ini, banyak kelompok yang mengalami kegagalan dalam penyambungan (grafting) tanaman puring sehingga batangnya menjadi kering dan tidak tumbuh tunas baru, tidak adanya pertumbuhan ini kemungkinan di sebabakan beberapa faktor. Diantaranya disebabkan pada penyambungan antara batang bawah dan batang atas kurang sempurna masih ada celah sehingga supplai makanan dari batang bawah tidak bisa tersupplai dengan baik ke batang atas. Faktor yang lain kegagalan penyambungan dapat dikarenakan alat yang di gunakan untuk pemotongan tidak steril.



Pada hasil praktikum perlakuan yang baik adalah kelompok satu yaitu dengan semua bagian daun dihilangkan, hal tersebut menunjukkan metode penghilangan daun lebih efektif, karena dengan berkurangnya daun maka laju transpirasi lebih kecil sehingga persentase terjadinya pembusukan pada bagian yang disambung lebih kecil, sehingga terbentuknya lapisan nekrotik pada proses pertautan serta pemulihan luka oleh sel-sel meristematik yang diteruskan dengan terbentuknya jaringan atau pembuluh dari kambium dapat berlangsung dengan optimal. Pada penyambungan yang dilakukan dengan menyisakan setengah helai daun/organ lengkap memiliki persentase keberhasilan lebih kecil, hal tersebut ditunjukkan dengan sebagian dari penyambungan mengalami kebusukan dikarenakan transpirasi lebih besar, sehingga persentase kebusukan lebih besar (Adit, 2012). Menurut hasil pengamatan, perlakuan yang baik adalah kelompok satu, yaitu dengan media kompos dan daun dihilangkan semua. Penghilangan daun lebih efektif daripada perlakuan lainnya dengan berkurangnya daun maka laju transpirasi lebih kecil sehingga persentase terjadinya pembusukan pada bagian yang disambung lebih kecil. Selain perngaruh penghilangan daun, yaitu teknik menyambungnya, mungkin pada kelompok tersebut menggunakan pisau yang steril dan pengikatan plastik pada batang sangat erat, sehingga tidak ada rongga. Jika terdapat rongga maka penyambungan antara batang bawah dan batang atas kurang sempurna masih ada celah sehingga supplai makanan dari batang bawah tidak bisa tersupplai dengan baik ke batang atas.



BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN



5.1 Simpulan 1. Teknik sambung merupakan perkembangbiakan secara vegetatif 2. Pada teknik sambung dapat menghasilkan tumbuhan baru dengan varietas yang lebih unggul 3. Berkurangnya daun dapat mengakibatkan laju transpirasi lebih kecil sehingga persentase terjadinya pembusukan pada bagian yang disambung lebih kecil



5.2 Saran 1. Sebaiknya hati-hati terhadap alat yang digunakan 2. Sebaiknya pada saat membungkus dengan plastik harus rapat



DAFTAR PUSTAKA



Adit, R.2012. Pembiakan Vegetatif dengan Cara Sanbung. http://rezeradt.blogspot.com/2012/12/pembiakan-vegetatif-dengan-cara-sanbung.html. Diakses 1Desember 2012 Hidayat, S dan Sri, W. 2009. Seri tumbuhan obat berpotensi hias(2). Jakarta: PT Elex Media Komputindo.



Mangoendidjojo, W. 2003. Dasar-Dasar Pemuliaan Tanaman. Yogyakarta: Kanisius.



Sudarmono, A. 2009. Mengenal dan Merawat Tanaman Hias Ruangan. Yogyakarta: Kanisius.



Sukendro, A, dkk. 2010. Studi Pembiakan Vegetatif Intsia bijuga(Colebr.) O.K. Melalui Grafting. Silvikultur Tropika, 1(1) : 6-10.



Tambing, Y, dkk. 2008. Kompabilitas Batang Bawah Nangka Tahan Kering dengan Entris Nangka Asal Sulawesi Tengah dengan Cara Sambung Pucuk. Agroland, 15(2): 95100.



Tambing,Y dan Hadid, A. 2008. Keberhasilan Pertautan Sambung Pucuk pada Mangga dengan Waktu Penyambungan dan Panjang Entris Berbeda. Agroland, 15(4): 296301.