Perbanyakan Tanaman Secara Generatif [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PRAKTIKUM PERBANYAKAN TANAMAN PERBANYAKAN TANAMAN SECARA SEKSUAL



EKA ALLISA SHALSABILLA 190301135/AET 3



F A K U L T A S



P E R T A N I A N



UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2021



KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan paper ini tepat pada waktunya. Adapun judul dari laporan ini adalah “Perbanyakan Tanaman Secara Seksual” yang merupakan salah satu syarat untuk dapat memenuhi komponen penilaian



pada



Labaoratorium



Perbanyakan



Tanaman



Program



Studi



Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara. Pada kesempatan ini pula



penulis mengucapkan terima kasih kepada



Ir. Irsal, MP ; Antonio Marro Sipayung, SP., M.Agr ; Dr. Ir. Mariati, M.Sc ; Ir. Rosita Sipayung, MP ; Hafnes Wahyuni, SP., MP ; selaku dosen mata kuliah Perbanyakan Tanaman yang telah



membantu penulis dalam menyelesaikan



laporam praktikum ini. Penulis menyadari bahwa didalam penulisan laporan ini masih banyak terdapat kesalahan dan kekurangan. Oleh sebab itu, penulis mengharapkan adanya masukan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk kesempurnaan penulisan berikutnya. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih, semoga penulisan ini bermanfaat bagi pihak yang membutuhkan.



Pekanbaru, Februari 2021



Penulis



i



DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR ........................................................................................... i DAFTAR ISI ......................................................................................................... ii PENDAHULUAN Latar Belakang ............................................................................................ 1 Tujuan Praktikum ........................................................................................ 3 Kegunaan Penulisan .................................................................................... 3 TINJAUAN PUSTAKA BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Praktikum .................................................................... 7 Alat dan Bahan ............................................................................................ 7 Prosedur Praktikum ..................................................................................... 8 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil ............................................................................................................ 9 Pembahasan ............................................................................................... 10 KESIMPULAN DAFTAR PUSTAKA



ii



PENDAHULUAN Latar Belakang Perbanyakan tanaman dapat berlangsung dengan dua cara yaitu generatif dan vegetatif. Perbanyakan secara generatif yaitu sebagai hasil dari perkawinan antara 2individu atau bagian dari individu yang terpisah, sehingga sifat-sifat dari orangtuanya bercampur misalnya dengan spora atau dengan biji. Perbanyakan secaravegetatif yaitu perbanyakan dengan memakai bagian dari tanaman (Soedijanto dan Sianipar, 1981). Mangga adalah anggota kingdom Plantae, Divisi Tracheophyta, klas Magnoliopsida, ordo Sapindales, dan famili Anacardiaceae. Tanaman ini berasal dari genus mangifera dengan nama spesies Mangifera indica L. Nama spesies tanaman mangga memiliki arti “tanaman dari India berbuah mangga”. Lebih dari 1000 variasi mangga yang diketahui berasal dari dua galur biji mangga – monoembrionik (embrio tunggal) dan poliembrionik (banyak embrio). Biji monoembrionik berasal dari India, sedangkan polyembrionik berasal dari Indochina (Mehta, 2017). Dalam menghasilkan bibit tanaman mangga yang baik, tentunya perlu pengetahuan dasar tentang pembibitan tanaman mangga, memiliki keahlian dan membutuhkan kerja keras. Pengetahuan tentang pembibitan tanaman mangga saja tidak serta merta dapat menunjukkan bahwa seseorang mampu menghasilkan bibit yang baik. Tanpa adanya tindakan untuk menerapkan ilmu tersebut tidak dapat memperoleh hasil yang maksimal. Menerapkan teori yang didapat dari perkuliahan kedalam prkatik kerja sesungguhnya tidaklah mudah. Salain itu, ada saatnya terjadi ketidaksesuaian antara teori dan juga praktik dilapang. Oleh karena



2 itu, pelaksanaan magang kerja yang akan dilaksanakan di UPT Pengembangan Benih Hortikultura ini sangat bermanfaat bagi mahasiswa dalam menunjang pembelajaran karena permasalahan-permasalahan khususnya dalam budiaya mangga dapat diketahui secara nyata ( Aak, 1991). Tanaman alpukat memiliki nama latin Persea Americana Mill. Tanaman alpukat adalah tanaman buah yang memiliki pohon berkayu yang tumbuh menahun. Tanaman alpukat umumnya memiliki tinggi tanaman antara 3 – 10 m, dengan batang yang berlekuk-lekuk dan bercabang banyak, serta berdaun rimbun. Tanaman alpukat merupakan buah yang berasal dari daerah tropik Amerika. Alpukat cocok ditanam di daerah tropis pada lahan-lahan kering untuk memperbaiki lingkungan dan mencegah terjadinya erosi. Tanaman alpukat memiliki nilai ekonomis yang tinggi, karena tanaman ini merupakan komoditas perdagangan di pasar dalam negeri dan luar negeri (Rahmawati, 2010). Sampai saat ini bibit alpukat hanya dapat diperoleh secara generatif (melalui biji) dan vegetatif (penyambungan pucuk/enten dan penyambungan mata/okulasi). Dari ketiga cara itu, bibit yang diperoleh dari biji kurang menguntungkan karena tanaman lama berbuah (6-8 tahun) dan ada kemungkinan buah yang dihasilkan berbeda dengan induknya. Sedangkan bibit hasil okulasi maupun enten lebih cepat berbuah (1-4 tahun) dan buah yang didapatkannya mempunyai sifat yang sama dengan induknya (Usman, 2004).



3 Tujuan Praktikum Adapun tujuan dari kegiatan praktikum ini adalah untuk mengetahui Perbanyakan Tanaman Secara Seksual pada tanaman mangga dan alpukat. Kegunaan Penulisan Adapun kegunaan dari penulisan laporan ini adalah sebagai salah satu syarat untuk memenuhi komponen penilaian di praktikum Perbanyakan Tanaman Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.



TINJAUAN PUSTAKA Perbanyakan tanaman buah-buahan terdiri dari dua cara, yakni perbanyakan generatif dan vegetatif. Perbanyakan tanaman menggunakan biji (bagian tanamanyang dibuahi) disebut pembibitan secara generatif atau seksual. Disebut demikian karena biji berasal dari pertumbuhan embrio basil penyerbukan (perkawinan,pembuahan) antara putik dengan serbuk sari. Perbanyakan tanaman yang tidak menggunakan biji disebut perbanyakan vegetatif atau aseksual. Bagian tanamanbuah yang dapat digunakan untuk perbanyakan ini adalah akar dan batang atautunas. Perbanyakan tanaman yang dilakukan dengan teknologi kultur jaringantermasuk perbanyakan tanaman secara vegetatif, karena bibit itu ditumbuhkan daribagian sel tanaman yang tidak dibuahi (Harjadi et al., 2010). Perbanyakan tanaman dengan biji merupakan perbanyakan tanaman secara generatif. Perbanyakan melalui biji didahului dengan peleburan gamet jantan dan gamet betina tanaman induk. Perbanyakan generatif sudah sangat umum dijumpai, bahan yang digunakan adalah biji. Biji disemaikan untuk dijadikan tanaman baru, ini bisa dijadikan bibit. Tanaman baru dari biji meskipun telah diketahui jenisnya kadang-kadang sifatnya menyimpang dari pohon induknya, dan bahkan banyak tanaman yang tidak menghasilkan biji atau jumlah bijinya yang sedikit (Suwandi, 2013). Dalam siklus ini biji digunakan sebagai alat perbanyakan. Sifat turunan merupakan sumbangan genetis tetuanya. Reproduksi dengan biji akan meyebabkan variasi antar tanaman. Pertumbuhan dan perkembangan tanaman dari kecambah terjadi dalam tiga fase. 1). Fase embrio dimulai dengan fusi antara gamet jantan dan



5 betina untuk membentuk zigot, 2) Fase Juvenil dimulai dengan perkecambahan biji dan embrio tumbuh menjadi tanaman muda.Dalam fase ini pertumbuhan vegetatif yang mendominasi morfologi tanaman berkembmg .secara umum tanaman pada fase ini tidak respon terhadap zat perangsang pembungaan, 3) fase transisi adalah fase pada saat tanaman secara bertahap kehilangan sifat Juvenilitas nya dan memasuki masa dewasa. Perubahan ini di tujukan pada perubahan morfogi seperti hilangya kemampuan berkembang secara vegetatif, meningkatnya kemampuan untuk memberikan respon kepada zat perangsang pembungaan ( Gunawan, Endang, 2014) Perbanyakan tanaman secara generatif memiliki kelebihan yaitu penanganan yang praktis atau mudah dengan harga yang relatif murah dan tidak memerlukan keahlian yang khusus. Namun, perbanyakan secara generatif memiliki beberapa kelemahan seperti penanaman dilakukan pada saat musimnya, keturunan yang dihasilkan kemungkinan tidak sama dengan induknya, persentase berkecambah yang rendah dan membutuhkan waktu yang agak lama untuk berkecambah. (Nursyamsi, 2010). Faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi perkecambahan yaitu: 1. Dalam kaitannya dengan ketersediaan air, perkecambahan biji berbeda antar spesies. persentase perkecambahan cenderung sama pada kebanyakan kisaran kelembaban



tanah



dari



kapasitas



lapang



sampai



persentase



layu



permanan.perbedaan antar spesies menjadi nyata manakala ketersediaan air tanah mendekati kekeringan. 2. Suhu merupakan faktor lingkungan yang paling penting mengatur perkecambahan. Setiap spesies mempunyai batas suhu maksimum dan



6 minimum untuk perkecambahan. Tuntutan suhu selalu kostan tetapi dapat berubah menurut waktu atau berinteraksi dengan faktor-faktor lingkungan yang lain seperti cahaya. 3. Gas-gas yang dapat mempengaruhi perkecambahan adalah oksigen, karbon dioksida, dan etilen. Oksigen sangat perlu untuk proses respiransi yang apabila aerasi buruk dapat terakumulasi dan dapat menghambat parkecambahan. Etilen berfungsi merangsang perkecambahan biji beberapa spesies dan juga memecahkan dormansi. 4. Cahaya dapat merangsang atau menghambat perkecambahan biji beberapa tanaman. Kebutuhan cahaya cenderung tidak ada bila biji disimpan di ruang simpan bersuhu dingin, dan sering dapat diatasi oleh pendinginan, pergantian suhu, atau perlakuan kimia KN03, kinetin, asam giberelik. 5. Biasanya petani mendapatkan benih dari dua sumber, yaitu dari pedagang yang berasal dari produsen benih dan dari petani itu sendiri. Keduanya memerlukan penyimpanan dahulu sebelum ditanam di lapangan. Lingkungan tempat penyimpanan sangat berpengaruh terhadap viabilitas benih dan oleh karena itu harus dikontrol sebaik-baiknya.Melalui pengaturan lingkungan yang baik, benih dapat disimpan beberapa tahun tanpa harus kehilangan viabilitas yang berarti. Faktor lingkungan yang paling berperan dalam mempengaruhi viabilitas benih selama penyimpanan adalah temperatur dan kadar air benih. Penurunan viabilitas dapat ditekan serendah mungkin bila benih disimpan pada temperatur dan kadar air benih yang rendah (Purnomosidhi, Praktiknyo, 2002)



BAHAN DAN METODE Tempat dan waktu Praktikum Adapun praktikum ini dilaksanakan pada hari Senin, 22 Februari 2021, pada pukul 08.00 sampai dengan selesai yang dilaksanakan secara daring sesuai dengan daerah pengamatan praktikum mahasiswa/i, lokasi perlakuan praktikum di Jl. Kapau sari IX, Kelurahan Tangkerang Timur, Kecamatan Tenayan Raya, Kota Pekanbaru, Provinsi Riau pada ketinggian ± 12 mdpl. Alat dan Bahan Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah laptop sebagai alat dalam mengerjakan laporan dan juga melakukan praktikum online, aplikasi Microsoft Word untuk mengetik laporan, email untuk pengiriman laporan ke dosen Perbanyakan Tanaman, kertas sebagai media dalam mencatat hal-hal yang ditentukan, cangkul untuk mengambil dan mencampurkan topsoil dengan sekam padi, polybag 5 kg sebagai tempat tumbuhnya biji, gembor sebagai alat penyiraman, pisau sebagai alat untuk mengupas kulit buah dan kulit biji bagian luar mangga dan alpukat, handphone sebagai alat untuk mendokumentasikan kegiatan praktikum. Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah 3 biji mangga dan 3 biji alpukat sebagai objek pengamatan, topsoil dan sekam padi sebagai media tanam, e-book sebagai sumber bacaan, literatur sebagai sumber pendahuluan dan tinjauan pustaka. Air berfungsi untuk membantu biji dalam perkembangan nya.



8 Prosedur Praktikum 1. Disiapkan alat dan bahan praktikum 2. Dicampurkan media tanam top soil dan sekam padi dengan rasio 1:1 3. Dimasukkan media tanam ke dalam polybag 5kg 4. Dikupas buah lalu dibersihkan biji mangga dan alpukat dari daging buahnya. 5. Dikeringkan biji mangga dan alpukat dibawah sinar matahari selama 3-5 hari. 6. Dikupas kulit luar biji mangga hingga didapatkan biji bagian dalam untuk mempermudah proses perkecambahan. 7. Dikupas kulit ari dari biji alpukat untuk mempercepat proses perkecambahan. 8. Disemai biji mangga dan alpukat yang telah dikupas dari kulit luarnya ke dalam polybag yang telah di isi media tanam. 9. Diletakkan polybag dibawah paparan sinar matahari 10. Dilakukan penyiraman secara rutin



HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Pengupasan kulit ari biji alpukat yang telah dikeringkan.



Penyemaian biji alpukat yang telah dikupas dari kulit arinya ke dalam polybag 5 kg yang berisikan tanah dan sekam yang dicampur dengan perbandingan 1:1



Pengupasan kulit luar biji mangga yang telah dikeringkan.



10 Penyemaian biji mangga yang telah dikupas dari kulit luarnya ke dalam polybag 5 kg yang berisikan tanah dan sekam yang dicampur dengan perbandingan 1:1



Titik kordinat lokasi biji mangga dan alpukat.



Pembahasan Perbanyakan tanaman yang berasal dari biji merupakan perbanyakan tanaman yang dilakukan secara generatif atau seksual. Hal ini dikarenakan biji berasal dari embrio yang merupakan hasil dari penyerbukan. Hal ini dengan literatur



sesuai



11 Harjadi, et al (2010) yang menyatakan bahwa, . Perbanyakan tanaman menggunakan biji (bagian tanamanyang dibuahi) disebut pembibitan secara generatif atau seksual. Disebut demikian karena biji berasal dari pertumbuhan embrio basil penyerbukan (perkawinan,pembuahan) antara putik dengan serbuk sari. Cara melakukan perbanyakan tanaman mangga dan alpukat dengan biji adalah biji disemai disebuah media tanam dan kemudian akan menjadi bibit. Hal ini sesuai dengan literatur Suwandi (2013) yang menyatakan bahwa, Perbanyakan generatif sudah sangat umum dijumpai, bahan yang digunakan adalah biji. Biji disemaikan untuk dijadikan tanaman baru, ini bisa dijadikan bibit. Pertumbuhan dan perkembangan kecambah terdiri dari 3 fase yaitu, fase embrio, fase juvenil dan fase transisi. Hal ini sesuai dengan literatur Gunawan



endang



(2014)



yang



menyatakan



bahwa



Pertumbuhan



dan



perkembangan tanaman dari kecambah terjadi dalam tiga fase. 1). Fase embrio dimulai dengan fusi antara gamet jantan dan betina untuk membentuk zigot, 2) Fase Juvenil dimulai dengan perkecambahan biji dan embrio tumbuh menjadi tanaman muda.Dalam fase ini pertumbuhan vegetatif yang mendominasi morfologi tanaman berkembmg .secara umum tanaman pada fase ini tidak respon terhadap zat perangsang pembungaan, 3) fase transisi adalah fase pada saat tanaman secara bertahap kehilangan sifat Juvenilitas nya dan memasuki masa dewasa. Perbanyakan secara generatif memeliki kelebihan yaitu praktis dan harga relati f murah dan juga kekurangan yaitu memerlukan waktu yang lama dan



12 keturunan yang dihasilkan kemungkinan tidak sama dengan induknya. Hal ini sesuai dengan literatur Nursyamsi (2010) yang menyatakan bahwa Perbanyakan tanaman secara generatif memiliki kelebihan yaitu penanganan yang praktis atau mudah dengan harga yang relatif murah dan tidak memerlukan keahlian yang khusus. Namun, perbanyakan secara generatif memiliki beberapa kelemahan seperti penanaman dilakukan pada saat musimnya, keturunan yang dihasilkan kemungkinan tidak sama dengan induknya, persentase berkecambah yang rendah dan membutuhkan waktu yang agak lama untuk berkecambah. Faktor lingkungan yang mempengaruhi perkecambahan pada biji mangga dan alpukat yaitu air, suhu,gas-gas, cahaya, dan tempat penyimpanan benih. Hal ini dibahas lebih lanjut dalam literatur Purnomosidhi, Praktiknyo (2002) yang menyatakan



bahwa,



perkecambahan



yaitu:



faktor-faktor 1.



Dalam



lingkungan



yang



kaitannya



dengan



13



mempengaruhi



ketersediaan



air,



perkecambahan biji berbeda antar spesies. persentase perkecambahan cenderung sama pada kebanyakan kisaran kelembaban tanah dari kapasitas lapang sampai persentase layu permanan.perbedaan antar spesies menjadi nyata manakala ketersediaan air tanah mendekati kekeringan. 2. Suhu, Setiap spesies mempunyai batas suhu maksimum dan minimum untuk perkecambahan. 3. Gas-gas yang dapat mempengaruhi perkecambahan adalah oksigen, karbon dioksida, dan etilen. Oksigen sangat perlu untuk proses respiransi yang apabila aerasi buruk dapat terakumulasi



dan



dapat



menghambat



parkecambahan.



Etilen



berfungsi



merangsang perkecambahan biji beberapa spesies dan juga memecahkan dormansi. 4. Cahaya dapat merangsang atau menghambat perkecambahan biji



13 beberapa tanaman. Kebutuhan cahaya cenderung tidak ada bila biji disimpan di ruang simpan bersuhu dingin, dan sering dapat diatasi oleh pendinginan, pergantian suhu, atau perlakuan kimia KN03, kinetin, asam giberelik. 5. Biasanya petani mendapatkan benih dari dua sumber, yaitu dari pedagang yang berasal dari produsen benih dan dari petani itu sendiri. Keduanya memerlukan penyimpanan dahulu sebelum ditanam di lapangan. Lingkungan tempat penyimpanan sangat berpengaruh terhadap viabilitas benih dan oleh karena itu harus dikontrol sebaikbaiknya.Melalui pengaturan lingkungan yang baik, benih dapat disimpan beberapa tahun tanpa harus kehilangan viabilitas yang berarti. Faktor lingkungan yang paling berperan dalam mempengaruhi viabilitas benih selama penyimpanan adalah temperatur dan kadar air benih. Penurunan viabilitas dapat ditekan serendah mungkin bila benih disimpan pada temperatur dan kadar air benih yang rendah.



KESIMPULAN 1. Perbanyakan tanaman yang berasal dari biji merupakan perbanyakan tanaman yang dilakukan secara generatif atau seksual. 2. Cara melakukan perbanyakan tanaman mangga dan alpukat dengan biji adalah biji disemai disebuah media tanam dan kemudian akan menjadi bibit. 3. Pertumbuhan dan perkembangan kecambah terdiri dari 3 fase yaitu, fase embrio, fase juvenil dan fase transisi. 4. Perbanyakan secara generatif memeliki kelebihan yaitu praktis dan harga relatif murah dan juga kekurangan yaitu memerlukan waktu yang lama dan keturunan yang dihasilkan kemungkinan tidak sama dengan induknya. 5. Faktor lingkungan yang mempengaruhi perkecambahan pada biji mangga dan alpukat yaitu air, suhu,gas-gas, cahaya, dan tempat penyimpanan benih.



DAFTAR PUSTAKA Aak. 1991. Budidaya Tanaman Mangga. Yogyakarta. Kanisius, hal: 43. Gunawan, Endang., (2014), Perbanyakan tanaman, Agromedia Pustaka, Jakarta. Harjadi, Sri Setyati dan Winarso D, Ketty Suketi. 2010. Aspek – Aspek Penting Budidaya Tanaman Buah– Buahan. Jakarta: Gramedia Mehta, Indu. (2017). History of mango – ‘King of Fruits’. International Journal of Engineering Science Invention. 6(7): 20-24. Nursyamsi. 2010. Teknik Kultur Jaringan Sebagai Alternatif Perbanyakan Tanaman Untuk Mendukung Rehabilitasi Lahan. Balai Penelitian Kehutanan. Makasar. Purnomosidhi, Pratiknyo., (2002) , Perbanyakan dan Budidaya Tanaman Buahbuahan., 979-3198-00-1, ICRAF & Winrock International, Bogor Rahmawati, R. 2010. Khasiat dan Cara Olah Alpukat. Pustaka Baru Press, Yogyakarta. Soedijanto dan Sianipar. 1981. Kelapa. Cv. Yasaguna, Jakarta Suwandi. 2013. Petunjuk Teknis Perbanyakan Tanaman. Yogyakarta. Usman, Mubin. 2004. Sukses Membuahkan Alpukat Dalam Pot. Agromedia Pustaka. Jakarta