Laporan PKL Perkandangan [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Salah satu faktor penunjang keberhasilan usaha peternakan sapi adalah sistem perkandangan. Sitem perkandangan merupakan segala aspek fisik yang berkaitan dengan kandang dan prasarana yang bersifat sebagai penunjang kelengkapan dalam suatu peternakan. Pembuatan kandang harus memperhatikan syarat perkandangan yaitu pemilihan lokasi kandang, tata letak kandang bahan kandang, perlengkapan kandang, dan konstruksi kandang yang meliputi lantai kandang, dinding kandang atap kandang tempat pakan dan minum serta ukuran kandang. Bentuk dan model atap kandang hendaknya menghasilkan sirkulasi udara yang baik di dalam kandang, sehingga kondisi lingkungan dalam kandang memberikan kenyamanan ternak (Rasyid dan Hartati, 2007) Secara garis besar ternak sapi membutuhkan kandang yang memenuhi salah satu syarat perkandangan yaitu konstruksi kandang sebagai pelindung dan memberikan kenyamanan bagi ternak. Hal ini didukung dengan pendapat Hartati (2007) yang menyatakan bahwa konstruksi kandang yang baik untuk ternak harus kuat, mempunyai sirkulasi udara yang baik dan konstruksi kandang harus mampu menahan beban benturan dan dorongan yang kuat dari ternak sehingga ternak merasa nyaman. Masalah yang dihadapi di peternakan pak Yeka masih menggunakan kandang tradisional pak Yeka menggunakan kayu dan bahan seadanya untuk membangun kandang sapi dan atap kandang terbuat dari seng. Padahal mendirikan perkandangan secara tepat dan sesuai dengan syarat perkandangan dapat menghindari ternak sapi dari gangguan cuaca ekstrim. Hal ini sesuai dengan pendapat Sarwono dan Arianto (2007) kandang sangat diperlukan dalam melindungi ternak dari keadaan lingkungan yang tidak mendukung, sehingga kandang sebagai pelindung dan memberikan kenyamanan bagi ternak. Kandang di peternakan pak Yeka tipe kandang koloni dengan alasan supaya terkontrol secara pakan, sedangkan yang kita ketahui kandang yang baik adalah kandang individu supaya pertikaian antar ternak dapat dihindari.



1



Petertnakan pak Yeka merupakan suatu usaha penggemukan dan pembibitan yang sudah dilakukan selama 4 tahun, populasi saat melakukan praktek lapang berjumlah 54 ekor sapi dari beberapa bangsa yaitu sapi Simental dan sapi Peranakan Ongole. Usaha penggemukan sapi pak Yeka dipelihara secara intensif. Pemeliharaan secara intensif membutuhkan kandang yang baik seperti bangunan yang kokoh memiliki atap kandang, karena segala aktivitas ternak di dalam kandang. Berdasarkan uraian di atas maka ingin diketahui bagaimana sistem perkandangan sapi potong di peternakan Pak Yeka Desa Koto Tuo Kecamatan Depati VII Kabupaten Kerinci. 1.2 Tujuan Tujuan dari pelaksanaan praktek kerja lapang ini adalah untuk mengetahui sistem perkandangan ternak sapi di peternakan pak Yeka Desa Koto Tuo Kecamatan Depati VII Kabupaten Kerinci. 1.2 Manfaat Manfaat dari praktek kerja lapang ini adalah agar penulis dapat menambah pengetahuan



dan



pengalaman



beternak



sapi



potong



terutama



masalah



perkandangan di peternakan pak Yeka Desa Koto Tuo Kecamatan Depati VII Kabupaten Kerinci.



2



BAB II PROSEDUR KERJA 2.1 Tempat dan Waktu Praktek kerja lapang ini dilaksanakan di peternakan pak Yeka Desa Koto Tuo Kecamatan Depati VII Kabupaten Kerinci. Dimulai pada tanggal 01 Juli 2019 sampai dengan 01 Agustus 2019. 2.2 Materi dan Peralatan Materi yang digunakan pada praktek kerja lapang ini adalah 54 ekor sapi yang terdiri dari sapi Simental dan sapi Peranakan Ongole. Peralatan yang digunakan pada praktek kerja lapang ini adalah alat ukur untuk mengukur ukuran kandang, kamera untuk dekumentasi dan alat tulis. Kegiatan yang dilakukan dalam kegiatan praktek kerja lapang yaitu mengamati lokasi kandang, tipe kandang, mengukur kandang, mengukur tempat pakan. Serta terlibat langsung dalam pemeliharaan setiap hari selama satu bulan mulai dari kegiatan memberikan pakan hijauan, pakan konsentrat dan air minum, membersihkan kotoran ternak, membersihkan kandang dan daerah sekitar kandang. Tabel 1. Jadwal Kegiatan Rutin Selama Praktek Kerja Lapang Waktu Kegiatan 07.30-09.00



membersihkan kandang, mengumpulkan feses



09.00-10.00



Memberikan pakan konsentrat



10.00-14.00



kegiatan lain terkait praktek kerja lapang



14.00-16.00



memberikan pakan hijauan



16.00-17.00



Membersihkan kandang dan mengumpulkan feses.



2.3 Parameter atau peubah yang diamati Parameter yang diamati pada praktek kerja lapang ini adalah jumlah ternak, bahan kandang, kondisi umum, bangsa ternak, tipe kandang, jenis kandang, bangunan kandang dan bagian kandang lainnya. Data diperoleh dengan melakukan pengamatan langsung dengan cara mengukur ukuran kandang dengan menggunakan meteran pita dan wawancara langsung ke peternak.



3



BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Kondisi umum peternakan pak Yeka Peternakan pak Yeka berdiri sudah ±4 tahun berdiri sejak tahun 2015 yang berlokasi di Desa Koto Tuo Kecamatan Depati VII Kabupaten Kerinci. Di peternakan milik pak Yeka memiliki 2 bangsa sapi, diantaranya sapi Simental dan sapi Peranakan Ongole dengan populasi sapi saat ini yaitu 54 ekor yang terdiri dari 1 ekor sapi Simental pejantan, 4 ekor sapi Simental jantan, 4 ekor sapi simental betina, 5 ekor sapi Simental pedet dan 40 ekor sapi Peranakan Ongole jantan untuk dipelihara. Dimana bibit sapi milik pak Yeka didatangkan langsung dari Padang Mangatas (Payakumbuh) sapi tersebut dipelihara bertujuan untuk penggemukan dan pembibitan. Secara geografis letak kandang Sapi pak Yeka strategis dan memiliki lokasi kandang dengan jarak ± 50 meter dari rumah warga. Pak Yeka mempunyai lahan sendiri untuk menanam rumput hijauan ternak. Rumput tersebut sengaja ditanam untuk menambah hijauan pakan ternak supaya tercukupi. Selain itu di peternakan pak Yeka juga mempunyai perlengkapan kandang seperti cctv yang terletak di dalam kandang. Air yang digunakan untuk minum dan membersihkan kandang menggunakan air bersih (PDAM), dan sumber listrik PLN. Kandang di Peternakan milik pak Yeka merupakan salah satu kandang terbesar di kecamatan Depati VII. Bangsa dan jumlah sapi di peternakan pak Yeka bisa dilihat pada Tabel.2 Tabel 2. Bangsa dan jumlah sapi Jenis sapi PO jantan Simental a. Betina dewasa b. Betina anak c. Jantan anak d. Pejantan dewasa e. Jantan dewasa Jumlah



Jumlah ternak 40 4 2 3 1 4 54



4



3.2 Sistem pemeliharaan Sistem pemeliharaan merupakan salah satu faktor yang memegang peranan penting untuk keberhasilan suatu usaha peternakan baik skala kecil maupun besar. Sistem pemeliharaan ternak sapi di peternakan Pak Yeka yaitu sistem pemeliharaan secara intensif, dimana ternak sapi dikandangkan secara terus menerus baik malam ataupun siang hari. Sugeng (2006), menyatakan bahwa sistem penggemukan sapi secara intensif merupakan pemeliharaan sapi di dalam kandang terus-menerus pada periode tertentu dengan pemberian pakan hijauan



dan konsentrat. Pemeliharaan intensif



paling sering digunakan di



Indonesia karena pemeliharaan sepenuhnya dilakukan di kandang, sapi dipelihara secara intensif lebih efisien karena memperoleh perlakuan lebih teratur dalam hal pemberian pakan, pembersihan kandang, memandikan sapi (Sugeng, 2006). 3.3. Pengalaman Praktek Kerja Lapangan Selama melaksanakan praktek kerja lapang di peternakan pak Yeka banyak pengalaman yang diperoleh antara lain penulis mengetahui sistem perkandangan yang baik untuk sapi dan kepadatan kandang. Praktek Kerja Lapang adalah kegiatan yang harus dilakukan oleh mahasiswa Fakultas Peternakan sebelum menyelesaikan studinya, hal ini dikarenakan praktek kerja lapang adalah salah satu mata kuliah yang wajib diambil dan dilaksanakan prakteknya selama waktu 1 bulan. Selama satu bulan mengikuti kegiatan praktek kerja lapang ini di peternakan milik Pak Yeka ini, penulis mendapatkan berbagai ilmu yang sangat bermanfaat yang melengkapi teori yang telah penulis terima di kampus. Hal lain di luar ilmu pun diterima penulis selama praktek lapangan, seperti kedisiplinan, bekerja keras, rajin, serta ikhlas dalam bekerja. 3.4. Sistem Perkandangan Sistem perkandangan merupakan segala aspek fisik yang berkaitan dengan kandang dan prasarana yang bersifat sebagai penunjang kelengkapan dalam suatu peternakan.



5



3.4.1. Fungsi Kandang Fungsi kandang di peternakan Pak Yeka Supaya ternak tidak merusak tanaman lain, tempat perlindungan yang nyaman terhadap ternak, berfungsi untuk menghindari ternak dari terik matahari, hujan, angin kencang secara langsung, menghindari ternak membuang kotoran sembarangan, mempermudah dalam pengelolaan dan pengawasan terhadap penggunaan pakan. Hal ini sejalan dengan pendapat Cahyono (2008) bahwa kandang mempunyai fungsi yang sangat vital antara lain melindungi ternak dari hewan pemangsa, melindungi ternak dari panasnya sinar matahari dan hujan, mencegah ternak peliharaan tidak merusak tanaman lain, membuat ternak peliharaan dapat kawin dan beranak dengan baik, menampung kotoran sehingga mudah dibersihkan dan dikumpulkan untuk pupuk pertanian serta memudahkan pemeliharaan sehari hari. Minsalnya pemberian pakan, minum, pengawasan terhadap penyakit dan seleksi. Sejalan dengan pendapat Deptan (2007) bahwa fungsi kandang bagi ternak yaitu melindungi ternak dari perubahan cuaca atau iklim yang eksrem, mencegah dan melindungi ternak dari penyakit, menjaga keamanan ternak dari pencurian, memudahkan pengelolaan ternak dalam proses produksi serta meningkatkan efisiensi penggunaan tenaga kerja. 3.4.2. Letak kandang



Gambar 1. Letak kandang Peternakan pak Yeka terletak di Desa Koto Tuo Kecamatan Depati VII Kabupaten Kerinci. Secara geografis letak peternakan ini strategis dan memiliki lokasi kandang dengan jarak ± 50 meter dari rumah warga. Berdasarkan Sk



6



Dirjen Peternakan No: 774/Kpts/Djp/Deptan/1982 jarak antara kandang dengan jalan besar yaitu 25 M. Arah kandang ternak milik pak Yeka menghadap ke Timur. Menurut Hardi (2012) arah kandang yang baik adalah menghadap ke arah Timur dan tidak terhalangi bangunan. Hal ini bertujuan agar sinar matahari pagi dapat menembus pelataran kandang dan arah angin perlu diperhatikan agar bagian muka sapi tidak mendapat kontak langsung dengan angin yang bertiup. 3.4.3. Tipe Kandang



Gambar 2. Tipe kandang Tipe kandang di peternakan pak Yeka yaitu koloni atau kelompok. Sapi dewasa dan pedet digabung dalam satu kandang. Tujuan pak Yeka membuat tipe kandang yang seperti ini agar lebih mudah dalam memelihara ternaknya, karena sebagian aktivitas yang dilakukan ternak dapat diawasi langsung. Model kandang sapi potong di peternakan pak Yeka adalah model kandang ganda dimana ternak bertolak belakang (tail to tail) dan ditengah ada gang untuk jalan. Kandang model tail to tail merupakan kandang berposisi ternak sapi yang sejajar atau satu baris dengan ekor saling membelakangi, keuntungan dari kandang model ini akan memudahkan petugas dalam membersihkan kotoran sapi. Kandang koloni (komunal) atau kandang kelompok merupakan model kandang dalam suatu ruangan kandang yang di dalamnya ditempatkan beberapa ekor ternak, berfungsi sebagai tempat perkawinan dan pembesaran anak sampai disapih atau digunakan sebagai kandang pembesaran maupun pengemukan. Perkandangan model kelompok atau koloni diharapkan dapat meningkatkan keberhasilan reproduksi dan efisiensi penggunaan tenaga kerja (Hanafi, 2016). 7



Menurut pak Yeka keunggulan kandang koloni ini adalah meningkatkan skala usaha, mempermudah dalam pemeliharaan baik pemberian pakan maupun air minum, modal yang digunakan juga tidak terlalu banyak. Adapun kendala pak Yeka membuat kandang koloni ini adalah tubuh ternak mudah kotor sehingga pada saat jual beli harus dimandikan terlebih dahulu, solusinya harus membersihkan kandang dan memandikan sapi setiap hari agar kesehatan sapi terjaga, Terjadi persaingan pakan antar ternak sehingga harus membatasi kepadatan kandang. 3.4.4. Ukuran Kandang Secara keseluruhan kandang sapi di peternakan pak Yeka memiliki ukuran panjang kandang 30 meter dengan lebar 12 meter yang mana ketinggian 3,5 meter. Ukuran kandang harus disesuaikan dengan ukuran tubuh sapi dan jenis kandang yang di gunakan. Menurut pendapat Kementerian pertanian tahun 2010 ukuran kandang untuk seekor 1,8 x 2 m, sedangkan di peternakan Pak Yeka ukuran kandang per ekor 6,6 m kepadatan kandang di peternakan Pak Yeka luas dan bisa ditambahkan sapi lagi. 3.4.5. Perlengkapan kandang



Gambar 3. Tempat penampungan air Di Peternakan Pak Yeka mempunyai perlengkapan kandang berupa tempat penyimpanan pakan, tempat minum, tempat pembuangan kotoran. Peternakan Pak Yeka juga mempunyai perlengkapan kandang seperti cctv yang terletak di dalam



8



kandang, dan tempat pengasapan. Perlengkapan kandang di peternakan Pak Yeka sudah dikatakan efisien karena memiliki perlengkapan yang mencukupi. Sesuai dengan pendapat Rasyid dan Hartati (2007), yang menyatakan bahwa beberapa perlengkapan kandang yang baik untuk sapi potong meliputi tempat pakan, tempat minum, tempat penampungan kotoran. Perlengkapan kandang sapi harus tersedia agar dalam pengelolaan yang berkaitan dengan sistem perkandangan dapat dicapai secara efisien. Satu diantara yang paling pokok adalah tempat pakan tersedia di dalam kandang sehingga bahan pakan hijauan yang diberikan tidak tercecer. Gudang pakan merupakan tempat untuk menyimpan sementara pakan yang belum siap diberikan ke ternak. Selain itu tempat kotoran dan tempat penampungan air merupakan perlengkapan yang harus tersedia dan peralatan kandang membantu dalam pekerjaan di dalam kandang. 3.4.6. Kontruksi kandang Kontruksi kandang pada usaha pengemukan sapi pak Yeka terdiri dari lantai kandang, dinding kandang, atap kandang, tiang kandang, dan lorong/gang kandang. Bahan yang di gunakan untuk pembuatan kandang di peternakan Pak Yeka sudah bagus dan memiliki ketahanan yang cukup kuat dan tahan lama, hingga saat ini usia kandang milik Pak Yeka sudah menginjak 4 tahun. Hal ini sesuai dengan pendapat (Sukmawati dkk, 2010) dalam pemilihan bahan kandang hendaknya di pilih bahan lokal yang banyak tersedia dan minimal tahan di gunakan untuk jangka waktu yang panjang. 3.4.6.1. Lantai Lantai kandang di peternakan pak Yeka terbuat dari bahan semen kasar agar tidak cepat rusak dan mempermudah membersih kotoran kandang. Hal ini sesuai dengan pendapat Sudarmono dan Sugeng (2008) sebaiknya lantai dibuat dengan semen kasar, sehingga ternak yang menghuni bisa berdiri dengan tegak di atas keempat kaki yang kokoh, bisa berbaring dan istirahat dengan baik, dan bisa melakukan proses memamah biak dengan baik.



9



Gambar 4. Lantai kandang 3.3.6.2. Dinding Dinding kandang di peternakan Pak Yeka di buat dengan bahan bambu yang sudah dipotong dan sebagian ditutupi dengan seng, tujuan pak Yeka membuat kandang dari bambu, karena dinding kandang tidak boleh tertutup seluruhnya harus dibuat terbuka sebagian agar sirkulasi udara di dalam kandang lancar, Dinding kandang berguna untuk membatasi sapi tidak lepas keluar.



Gambar 5. Dinding kandang 3.4.6.3. Atap Atap kandang di peternakan sapi pak Yeka terbuat dari seng. Pak Yeka membuat atap kandang dari seng karena lebih mudah di dapat dan biaya yang murah dan tahan lama, atap kandang berfungsi mengurangi panas dalam kandang. Tinggi kandang dari lantai ke atapnya dibuat agak tinggi agar udara bisa masuk sehingga tidak terlalu pengap dan sirkulasi udaranya baik. Hal ini sesuai dengan pendapat Rianto dan Purbowati (2013) atap kandang sebaiknya terbuat dari seng 10



sehingga tidak terlalu panas dan memiliki segi ekonomis Karena awet dan di samping itu dengan atap seng udara dapat mengalir melalui celah celahnya sehingga ruang lebih nyaman.



Gambar 6. Atap kandang 3.4.6.4. Tiang Tiang kandang di peternakan pak Yeka terbuat dari kayu yang berbentuk bulat tujuan menggunakan kayu bulat agar lebih tahan lama dibandingkan dengan kayu berbentuk kotak, Selain itu kayu bulat tidak akan melukai tubuh sapi berbeda dengan kayu kotak yang memiliki sudut tajam.



Gambar 7. Tiang kandang 3.4.6.5 Lorong atau gang Lorong atau gang di peternakan pak Yeka berkisar antara 1 meter yang yang berguna untuk memudahkan dalam pengambilan kotoran. Menurut Rasyid (2007) lebar lorong disesuaikan dengan kebutuhan dan model kandang, umumnya berkisar antara 1,2-1,5 meter. Di antara kedua baris atau jajaran kandang di buat jalur untuk jalan yang digunakan untuk mempermudah dalam pemberian pakan. Hal ini sesuai dengan pendapat Rianto dan Purbowati (2013) yang menyatakan



11



bahwa untuk kandang ganda perlu dilengkapi dengan lorong untuk memudahkan lalu lintas kegiatan. 3.4.6.6 Drainase Di peternakan pak Yeka tidak mempunyai saluran penampungan limbah maka parit atau drainase akan langsung disalurkan ke sungai. Limbah ternak yang langsung ke sungai inilah yang dapat menyebabkan pencemaran lingkungan terutama pencemaran air sungai. Menurut Maulida (2013) dengan adanya parit maka air sisa pembersihan lantai, sisa memandikan ternak dan air limbah dari ternak dapat mudah terkumpul menjadi satu yang kemudian akan disalurkan ke tempat penampungan biogas atau selokan. 3.4.7. Sanitasi



Gambar 8. Sanitasi kandang Sanitasi kandang adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh peternak untuk kebersihan kandang dan lingkungan. Kegiatan ini penting karena dengan keadaan kandang serta lingkungan yang bersih, maka kesehatan ternak maupun pemiliknya menjadi terjamin. Kebersihan kandang bisa diatur sesuai dengan kebutuhan sehingga lingkungan menjadi sejuk, nyaman, tidak berbau maupun lembab. BPTP (2000) Menyatakan bahwa sanitasi kandang merupakan suatu kegiatan pencegahan yang meliputi kebersihan banggunan tempat tinggal ternak atau kandang dan lingkungannya dalam rangka untuk menjaga kesehatan ternak sekaligus pemiliknya.



12



Berdasarkan hasil yang penulis dapat dari praktek lapang di peternakan Pak Yeka terkait sanitasi kandang yang meliputi penilaian lokasi kandang, konstruksi bangunan kandang, kebersihan kandang dan kepadatan kandang, dapat diketahui bahwa kandang di peternakan pak Yeka sudah baik, karena lokasinya strategis, kontruksi bangunan juga cukup baik, kebersihan kandang juga baik karena dibersihkan 2 kali sehari. Sanitasi adalah usaha pencegahan penyakit, cara menghilangkan atau pengatur faktor-faktor lingkungan yang berkaitan dengan rantai perpindahan penyakit. Sanitasi yang dilakukan di peternakan pak Yeka meliputi pembersihan dan pengangkatan sisa pakan hijauan, membersihkan lantai agar bersih, kering dan tidak lembab karena kandang yang bersih merupakan cara pencegahan penyakit pada ternak, selain itu upaya sanitasi yang di lakukan yaitu penanganan pembuangan kotoran, kotoran dikumpul di belakang kandang dan dijadikan pupuk dan kadang di perjual belikan. Pembuangan urin secara langsung ke selokan, kandang di peternakan pak Yeka mempunyai ventilasi untuk keluar masuknya udara dalam kandang supaya kesehatan ternak terjaga. selain itu, juga dilakukan dengan pengasapan yang bertujuan untuk mematikan bibit-bibit penyakit yang ada dalam kandang. Menurut Suprijatna dan Kartasudjna (2006) untuk memperoleh lingkungan yang bersih, higienis dan sehat, tindakan sanitasi harus dilaksanakan dengan teratur.



13



BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil praktek kerja lapang dapat disimpulkan bahwa sistem perkandangan sapi di peternakan pak Yeka cukup. Hal ini terindikasi dari belum adanyan saluran khusus penampungan limbah kotoran sapi. 4.2 Saran Sebaiknya



kandang



di



peternakan



pak



Yeka



membuat



saluran



penampungan limbah kotoran sapi agar tidak mencemari air sungai.



14



DAFTAR PUSTAKA



BPTP, NTB. 2006 Manajemen Terpadu Pemeliharaan Sapi Bali.



Cahyono S.B. 2008. Gaya Hidup dan Penyakit Modern. Kanisius, Yogyakarta Deptan. 2007. Pedoman penumbuhan dan pengembangan kelompok tani dan gabungan kelompok tani. Deptan. Jakarta Hanafi, H. 2016. Peran kandang sistem komunal ternak sapi potong terintegrasi limbah pertanian dalam mendukung kedaulatan pangan di Yogyakarta. Jurnal Agros. 18(2): 126-131. Hartati. 2007. Perkandangan Sapi Potong. Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Departemen Pertanian Kementerian Pertanian. 2010. Petunjuk Praktis Perkandangan Sapi,: Balai Pengkajian Teknologi Pertanian NTB. Mataram Rasyid. 2007. Sapi Potong Lokal. Edisi Revisi. Penebar Swadaya. Jakarta Rasyid dan Hartati. 2007. Perkandangan Sapi POtong, Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Departemen Pertanian. Jakarta. Rianto, E, dan E, Purbowati. 2013. Panduan Lengkap Sapi Potong. Penebar Swadaya. Jakarta Sarwono, B. dan H.B Arianto. 2007. Penggemukan Sapi Potong Secara Cepat. Penebar Swadaya. Jakarta Sugeng, Y. B. 2006. Sapi Potong. Penebar Swadaya, Jakarta. Sukmawati, F. dan M. Kaharudin. 2010. Perkandangan Sapi Potong. Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Departemen Pertanian. Jakarta Suprijatna, E. dan R. Kartasudjana. 2006. Manajemen Ternak Sapi. Penebar Swadaya, Jakarta.



15