Laporan PL Madukismo [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PRAKTEK LAPANGAN



ASPEK ALAT DAN MESIN BUDIDAYA PERTANIAN DI PERKEBUNAN TEBU PT. MADU BARU YOGYAKARTA



Oleh :



Riyadi Hari Nugraha F14070112



2010 DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR



DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR ASPEK ALAT DAN MESIN BUDIDAYA PERTANIAN DI PERKEBUNAN TEBU PT. MADU BARU YOGYAKARTA LAPORAN PRAKTEK LAPANGAN



Oleh : Riyadi Hari Nugraha F14070112



Bogor,



2010



Disetujui Dosen PA,



Prof. Dr. Ir. Tineke Mandang, MS NIP. 195505241979032001



DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR ASPEK ALAT DAN MESIN BUDIDAYA PERTANIAN DI PERKEBUNAN TEBU PT. MADU BARU YOGYAKARTA LAPORAN PRAKTEK LAPANGAN



Oleh : Riyadi Hari Nugraha F14070112



Yogyakarta,



Agustus 2010



Disetujui Pembimbing Lapang,



Budi Trijanggono S,S.T.



KATA PENGANTAR Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, penulis menghaturkan rasa syukur yang sangat besar kepada Tuhan Semesta Alam Allah SWT yang dengan Rahmat dan Karunia-Nya lah penyusunan laporan Praktek Lapang ini dapat diselesaikan. Penulis juga mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang telah membantu kelancaran Praktek Lapang di Pabrik Gula Madukismo, diantaranya yaitu : 1. Prof. Dr.Ir. Tineke Mandang, MS selaku dosen pembimbing akademik. 2. Dr. Ir. I. Wayan Astika, M.Si selaku penanggung jawab dan koordinator pelaksanaan Praktek Lapang Fakultas Teknologi Pertanian IPB. 3. Ir. Suharyanto selaku Kepala Bagian Pabrikasi Pabrik Gula Madukismo. 4. Bapak Budi Trijanggono S, ST selaku pembimbing Praktek Lapang di Pabrik Gula Madukismo. 5. Pak Taufik, pak Hari, pak Purwanto yang telah membantu kelancaran saya selama pelaksanaan Praktek Lapang di Pabrik Gula Madukismo. 6. Seluruh staf dan karyawan Pabrik Gula Madukismo yang telah membantu selama pelaksanaan Praktek Lapang. 7. Seluruh staf Fakultas Teknologi Pertanian IPB. 8. Kedua orang tua saya yang telah memberi banyak dukungan dan tak lupa teman-teman dan orang yang sangat saya kasihi. Penulis mohon atas saran dan kritik yang membangun pada laporan Praktek Lapang ini dan semoga kelak laporan ini dapat berguna bagi pembaca. Sekian. Bogor, Agustus 2010



penulis



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebutuhan gula di Indonesia sangat besar sedangkan tingkat produksi gula yang rendah memacu para produsen gula khususnya dalam hal ini pabrik gula untuk meningkatkan kapasitas jumlah produksinya. Peran teknologi sangat memungkinkan untuk meningkatkan jumlah produksi, kemajuan teknologi yang pesat berimbas pada keefektifan dan keefisienan untuk itu peran teknologi sangat dibutuhkan pada beberapa hal utama, yaitu bibit atau benih tebu, pupuk, alat atau mesin budidaya. Bibit atau benih sebaiknya memiliki kualitas yang baik, kebal terhadap beberapa penyakit, harga yang murah dan pembibitannya tidak terlalu lama



kemudian



waktu



panen



yang



singkat



dalam



kata



lain



tingkat



pertumbuhannya cepat. Untuk pupuk perlu adanya kerjasama dengan perusahaan pembuat pupuk untuk memproduksi pupuk yang optimal baik harga dan kualitas. Sedangkan alat tidak jauh beda dengan bibit dan pupuk. Gula yang memiliki kualitas bagus pasti berasal dari tebu yang berkualitas pula. Tebu yang berkualitas dapat dilihat dari bagaimana tanaman tersebut dibudidayakan. Pengolahan tanah, pemupukan, pemeliharaan, dan penyiraman yang optimal dapat menghasilkan tebu-tebu yang baik. Modernisasi alat dan mesin budidaya berperan besar untuk meningkatkan kualitas tebu selain itu dapat mempercepat waktu produksi maka perlu dilakukan pengamatan, penelitian dan percobaan dan tentunya keberanian perusahaan untuk berinvestasi. Berbagai macam alat dan mesin yang dapat digunakan pada budidaya tebu sangat banyak macamnya dari yang tersedia dipasaran hingga yang dapat dimodifikasi sendiri sesuai kebutuhan dan tetntunya untuk menekan biaya operasional. Data dari lapangan sangat diperlukan untuk mengetahui kekurangan apa saja yang terdapat pada alat dan mesin budidaya tersebut sehingga dapat diketahui apa masalahnya.



B. Tujuan Tujuan dilaksanakannya praktek lapangan ini adalah sebagai berikut : 1. Menerapkan ilmu pengetahuan yang didapat saat belajar dengan praktek lapangan sebagai bekal dalam menghadapi dunia kerja. 2. Memperoleh pengalaman kerja. 3. Meningkatkan wawasan dan keterampilan. 4. Memiliki kemampuan yang komprehensif tentang penerapan mekanisasi alat. 5. Melatih kemampuan agar lebih cekatan dalam menyelesaikan suatu masalah riil.



C. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Praktek lapangan ini dilaksanakan di PT. Madu Baru Pabrik Gula Madukismo yang berlokasi di Desa Padokan, Kelurahan Tirtonimolo, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul, Provinsi D.I.Yogyakarta. Jangka waktu pelaksanaan praktek lapangan ini selama minimal empat puluh hari kerja efektif dimulai dari tanggal 23 Juni-21 Agustus 2010.



D. Metodologi Metode yang digunakan saat praktek lapangan adalah pengamatan di lapangan, praktek langsung dan telaah pustaka. 1. Pengamatan di Lapangan Pengamatan langsung di lapangan terhadap alat dan mesin yang digunakan oleh perusahaan. 2. Wawancara Wawancara dilakukan sebagai upaya pengumpulan informasi dan data yang berhubungan dengan penerapan alat dan mesin pertanian dimana wawancara ini dilakukan terhadap pihak – pihak yang terkait dan menyangkut topik yang ada.



3. Praktek Langsung Yaitu ikut dan terlibat atau melihat langsung kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan. Ini dimaksudkan untuk memperoleh pengalaman kerja dan melatih kemampuan dalam menerapkan ilmu yang telah dipelajari dan dapat membandingkan antara teori dan praktek. 4. Studi Pustaka Studi pustaka dilakukan dengan mencari referensi dan literatur yang berkaitan dengan kegiatan yang dilakukan, baik berasal dari studi pustaka maupun data dan informasi yang diperoleh pihak perusahaan.



BAB II KEADAAN UMUM PERUSAHAAN A. Sejarah Perusahaan Awalnya dahulu kala pada zaman pemerintahan kolonial Hindia Belanda disekitaran Yogyakarta terdapat 17 pabrik gula, diantaranya adalah Pabrik Gula Padokan, Pabrik Gula Ganjuran, Pabrik Gula Kedaton, Pabrik Gula Mlati dan pabrik gula lainnya, semuanya milik pemerintah Hindia Belanda. Hingga pada tahun 1942, Jepang masuk ke Indonesia dan mengambil alih pemerintahan dari Hindia Belanda termasuk pula kepemilikan pabrik-pabrik gula di Yogyakarta. Pada saat dipegang Jepang, 12 dari 17 pabrik gula yang ada di Yogyakarta yang masih tetap memproduksi gula. Hal ini dikarenakan banyak dari kebun-kebun tebu yang diubah fungsinya menjadi sawah untuk ditanami padi guna memenuhi kebutuhan pangan para tentara Jepang saat itu. Karena saat itu juga keadaan masih perang hingga Indonesia merdeka banyak pabrik-pabrik gula yang ikut hancur. Setelah lima tahun Indonesia merdeka, pada tahun 1950 Sri Sultan Hamengkubuwono IX Raja Keraton Yogyakarta saat itu memprakarsai untuk membangun kembali bekas pabrik-pabrik gula yang telah hancur akibat perang dan pada tahun 1955 tepatnya tanggal 14 Juni bekas Pabrik Gula Padokan dibangun kembali kemudian diberi nama Pabrik Gula Madukismo yang hingga sekarang masih tetap beroperasi dan memproduksi gula pasir. Untuk pengerjaan pembangunannya Pabrik Gula Madukismo ditangani perusahaan kontraktor asal Jerman yang bernama Machine Fabrick Sangerhausen. Pada tanggal 31 Maret 1958 merupakan peletakan batu terakhir yang dilakukan oleh Sri Sultan Hamengku Buwono IX selanjutnya pada tanggal 29 Mei 1958 Pabrik Gula Madukismo diresmikan langsung oleh Presiden Soekarno. Pembangunan Pabrik Gula Madukismo merupakan kerjasama antara BP3 (Badan Pelaksana Perusahaan Perkebunan) yang akhirnya menjadi YAKTI ( Yayasan Kredit Tani Indonesia). Saham-saham dari badan usaha ini sebagian dimiliki oleh Sri Sultan Hamengku Buwono IX yaitu sebesar 75% dan pemerintah RI sebesar 25%.



Tujuan didirikannya Pabrik Gula Madukismo saat itu adalah dikarenakan : 1. Memperkerjakan kembali bekas para pekerja pabrik yang dulu. 2. Untuk mensejahterakan dan memakmurkan rakyat di sekitaran pabrik. 3. Menghidupkan kembali perekonomian penduduk yang tinggal di sekitaran pabrik. 4. Menambah pendapatan pemerintahan pusat dan daerah. Pabrik Gula Madukismo menggunakan bahan baku tebu yang berasal dari kebun-kebun tebu milik penduduk di sekitar pabrik. Ini mengakibatkan kembali berputarnya perekonomian penduduk. Pada tahun 1962 pemerintah Republik Indonesia mengambil alih semua perusahaan yang ada di Indonesia dan termasuk Pabrik Gula Madukismo sehingga statusnya berubah menjadi bagian dari BPUPPN (Badan Pimpinan Umum Perusahaan Perkebunan Negara). Pada tahun 1966 status Pabrik Gula Madukismo berubah menjadi PT Madu Baru yang membawahi Pabrik Gula Madukismo dan Pabrik Spirtus Madukismo. Kemudian sejak tanggal 4 maret 1984 dikelola oleh pemerintah RI dan dengan persetujuan Sri Sultan Hamengku Buwono IX. Pengelola perusahaan ini adalah PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) induk dari PT Madu Baru. B. Lokasi dan Tata Letak Perusahaan Pabrik Gula Madukismo terletak 5 km di Selatan Yogyakarta, tepatnya di Dusun Padokan, Kelurahan Tirtonirmolo, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Letaknya berada 14 meter di atas permukaan air laut, iklim dan tanah sangat menunjang untuk tempat menanam tebu. Selain itu letak pabrik yang dekat dengan pusat pemerintahan dan jalan raya memudahkan dalam akses dan transportasi menuju ke dan di Pabrik Gula Madukismo.



C. Struktur Organisasi P.T. Madu Baru dipimpin oleh seorang Direktur yang membawahi Kepala Bagian Tanaman, Kepala Bagian Pabrikasi, Kepala Bagian Instalasi, Kepala Bagian Akuntansi dan Keuangan, Kepala Bagian SDM dan Umum, dan Kepala Pabrik Spirtus atau Alkohol. Berikut adalah tugas masing-masing bagian : 1. Direktur a. Melakukan keputusan kebijakan yang telah disepakati oleh Dewan Direksi. b. Bertanggung jawab seluruhnya kepada perusahaan. c. Mengevaluasi seluruh hasil kerja perusahaan atau pabrik. 2. Kepala Bagian Tanaman a. Mengatur rencana penyesuaian areal lahan yang akan ditanami. b. Memilih kebun-kebun yang akan digunakan untuk percobaan dan penelitian. c. Menyusun komposisi tanaman mengenai letak, luas, masa tanam dan jenis varietas tanaman. d. Mengawasi bidang tanaman, tebang dan angkut. 3. Kepala Bagian Pabrikasi a. Bertanggung jawab dan memimpin semua kegiatan yang ada di pabrik. b. Mengambil keputusan yang berguna untuk efisiensi proses dan mutu produk. 4. Kepala Bagian Instalasi a. Bertanggung jawab untuk instalasi alat atau mesin. b. Meningkatkan efisiensi proses untuk produk yang berkualitas. c. Memimpin semua bagian-bagian instalasi. 5. Kepala Bagian Akuntansi dan Keuangan a. Bertanggung jawab untuk bidang keuangan, tata usaha dan pengadaan barang perusahaan. b. Mengatur keuangan, anggaran, biaya produksi dan kegiatan pembelian dan penjualan. c. Mengawasi hasil produksi gula dan administrasi tebu rkyat dan timbangan tebu.



6. Kepala Bagian SDM dan Umum a. Bertanggung jawab di bidang tata usaha dan personalia. b. Mengatur para tenaga kerja. c. Mengawasi kesehatan para pekerja. d. Mengkoordinir kebutuhan pendidikan keluarga para pekerja. e. Bertanggung jawab pada kegiatan umum seperti keluar masuk kendaraan pabrik dan keamanan pabrik. 7. Kepala Pabrik Spirtus atau Alkohol a. Mengatur kegiatan proses produksi spirtus atau alkohol. b. Melakukan evaluasi terhadap hasil spirtus atau alkohol. D. Ketenagakerjaan Kegiatan kerja di Pabrik Gula Madukismo berlangsung selama 7 hari dalam satu minggu. Pembagian jam kerja sangat penting halnya dalam proses produksi karena waktu istirahat para pekerja dapat dioptimalisasi. Untuk pembagian atau pengaturannya, Pabrik Gula Madukismo memiliki jadwal kerjanya sebagai berikut yaitu : a. Shift pertama jam kerja dimulai pukul 06.00 – 14.00 WIB b. Shift kedua jam kerja dimulai pukul 14.00 – 22.00 WIB c. Shift ketiga jam kerja dimulai pukul 22.00 – 06.00 WIB Pergantian shift ini berlangsung dalam proses produksi yang dilakukan secara bergilir/bergantian satu minggu sekali, sedangkan untuk karyawan pembagian kerjanya sebagai berikut: a. Hari senin–Kamis, jam kerja mulai pukul 06.30 – 15.00 WIB b. Jam istirahat pukul 11.30 – 12.30 WIB c. Hari Jumat-Sab tu, jam kerja mulai pukul 06.30 – 11.30 WIB Sedangkan karyawan di Pabrik Gula Madukismo memiliki 2 sifat hubungan kerja dengan perusahaan, yaitu: 1. Karyawan tetap Merupakan karyawan yang bekerja hingga periode tertentu atau hingga pensiun atau misalnya melakukan pengunduran diri, memiliki tingkat golongan kerja dan bekerja di bidang administrasi. Karyawan tetap



terdiri dari karyawan pimpinan atau direksi dan karyawan pelaksana lapangan atau karyawan tiap bagian. 2. Karyawan tidak tetap Merupakan karyawan yang bekerja sesuai dengan kebutuhan produksi, memiliki masa kontrak kerja dan bersifat sementara. Karyawan tidak tetap ini terbagi menjadi 3 bagian, yaitu: a. Karyawan dalam pabrik, yaitu karyawan yang melakukan pekerjaan pada proses pembuatan gula dan alkohol yang bekerja di pabrik. b. Karyawan luar pabrik, yaitu pekerja yang melakukan pekerjaan diluar proses produksi seperti penanganan limbah, satpam, administrasi produksi, dan administrasi gudang hasil akhir. c. Karyawan borongan, yaitu karyawan yang tidak terkait langsung dengan proses produksi dan mendapatkan upah sacara borongan dan berdasarkan atas kesepakatan kerja yang dilakukan seperti kuli angkut, kuli bangunan. Proses produksi di Pabrik Gula Madukismo berlangsung secara otomatis dan terus menerus namun pengawasan proses dan pengendalian bahan baku atau hasil jadinya masih tergantung kepada tenaga manusia, sehingga proses produksi yang ada tidak terlepas dari dukungan para pekerja, baik karyawan tetap, karyawan tidak tetap, maupun borongan. E. Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) Secara umum, yang berkaitan dengan keselaman kerja adalah: 1. Kecelakaan yang terjadi selama, akan, dan saat menjalankan tugas. 2. Kematian karyawan akibat kecelakaan kerja. 3. Karyawan yang sedang sakit tetap diberi upah. 4. Cacat fisik karyawan akibat kecelakaan Beberapa tindakan yang dilakukan manajemen dalam menciptakan kesehatan dan keselamatan kerja yang berhubungan dengan jaminan sosial yaitu : 1. Memasang slogan dan peringatan akan bahaya kecelakaan di setiap stasiun kerja atau tempat- tempat strategis lainnya.



2. Memberikan asuransi kecelakaan kerja berupa santunan kecelakaan kerja sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan oleh perusahaan. 3. Memberikan waktu cuti kepada pekerja, dan cuti melahirkan bagi karyawan yang akan melahirkan. 4. Memberikan premi bagi pekerjaan yang berat dan berbahaya seperti pada stasiun limbah dan penyulingan 5. Pemberian sarana ekstra berupa segelas susu bagi pekerja yang bekerja di tempat yang mengandung racun dan berbahaya. 6. Menyediakan fasilitas kesehatan berupa poliklinik dan dokter/ perawat bagi keluarga karyawan. 7. Menyediakan mes bagi pekerja tetap yang tidak memiliki rumah pribadi 8. Dilaksanakan program JAMSOSTEK terhadap seluruh karyawan 9. Adanya jaminan hari tua (diberikan hak pension bagi karyawan tetap) 10. Adanya koperasi karyawan 11. Terdapat sarana olahraga 12. Kesempatan rekreasi



BAB III PABRIK GULA MADUKISMO A. Sistem Produksi Sekilas tentang Pabrik Gula Madukismo, di dalamnya atau bagian pabrikasinya memiliki tujuh stasiun pengolahan tebu atau nira tebu menjadi gula, untuk alur kerjanya yaitu : Stasiun Persiapan → Stasiun Penggilingan → Stasiun Pemurnian → Stasiun Penguapan → Stasiun Pemasakan (Kristalisasi) → Stasiun Putaran → Stasiun Penyelesaian 1. Stasiun Persiapan Pada stasiun ini terdapat emplasmen sebagai tempat tebu-tebu yang pertama kali masuk, di dalamnya terdapat timbangan bruto untuk menimbang truk bersama muatan tebunya, timbangan tara untuk menimbang truk yang telah kosong tidak memuat tebu lagi karena sebelumnya telah dipindahkan menggunakan cane crane untuk selanjutnya dipindahkan ke lori-lori. Tebu-tebu di PG Madukismo sangat dipengaruhi oleh tiga hal faktor yaitu suhu, waktu, dan cahaya karena faktor-faktor ini akan mempengaruhi kualitas kandungan sakrosa pada tebu. 2. Stasiun Penggilingan Setelah tebu diletakkan di lori-lori kemudian tebu-tebu tersebut dibawa menuju ke gilingan. Dengan cane crane tebu-tebu tersebut diangkat dan dipindahkan menuju meja tebu, di stasiun penggilingan terdapat dua meja tebu utara dan selatan kemudian melalui CC1, CC2, CC3 tebu-tebu tersebut dimasukkan kedalam alat pemecah, pengepres dan pemotong yang bernama ungrator. Tebu yang telah hancur kemudian melewati giling yang berjumlah lima gunanya untuk memeras nira. Pada saat mau memasuki gilingan dua sampai tiga serabut tebu diberi air imbibisi untuk membantu proses pemerasan sehingga tidak ada nira yang tidak terperas. Untuk proses yang terakhir nira disaring menggunakan DSM screen.



3. Stasiun Pemurnian Gunanya untuk memisahkan kandungan sukrosa yang terdapat pada nira dengan kandungan non sukrosa atau non gula. Untuk memisahkannya menggunakan sulfitasi dengan diberi belerang (SO2). Di stasiun pemurnian ini awalnya nira terlebih dahulu masuk ke timbangan bulougne kemudian masuk ke voor warmer (PP1) untuk dipanaskan. Setelah dipanaskan nira akan terkondensasi dan keluar melalui pipa kondensat kemudian di defekator nira dicampur dengan susu kapur (Ca(OH) 2). Untuk selanjutnya dipanaskan lagi di PP2 agar reaksi kapur dan nira sempurna. Dari PP2 nira dialirkan ke door clarifier untuk meminsahkan nira kotor dan jernih. Nira jernih dialirkan lagi menuju evaporator di stasiun penguapan sedangkan nira kotor masuk ke rotary vacuum filter untuk dijadikan blotong yang berguna sebagai pupuk. 4. Stasiun Penguapan Disini nira diuapkan airnya sehingga kerusakan gula menjadi lebih sedikit. Setelah diuapkan nira yang awalnya encer menjadi nira kental yang mempunyai nilai brix 60-64. Untuk menghindari perusakan sukrosa karena pengaruh suhu dan waktu, P.G. Madukismo menggunakan system quadruple effect yang disusun secara interchangeable agar dapat dibersihkan secara bergantian. Dengan demikian nira encer dengan kadar brix 13%-14% dapat keluar mencapai 60%-64% brix. Dari kelima badan, yang beroperasi 4 badan evaporator dan 1 badan lagi dibersihkan dari kerak yang dilakukan secara bergantian. Pembersihan ini bertujuan agar tidak ada endapan atau kerak dengan menggunakan soda dan tripospat. Nira kental yang berwarna gelap akibat zat-zat warna karena suhu tinggi diberi gas SO2 sampai PH 5.3-5.5 agar warnanya menjadi terang yang tidak akan mempengaruhi kualitas gula. Adapun alat 5. Stasiun Pemasakan (Kristalisasi) PG. Madukismo menggunakan 13 pan kristalisasi. Pan tersebut memiliki penggunaan yang berbeda yaitu, pan 1 dan 2 digunakan untuk memasak bibitan A, pan 3, 4, 5, dan 6 digunakan untuk memasak masakan A, pan 7 dan 8 digunakan untuk memesak masakan C, pan 9 digunakan



untuk memasak bibitan D, sedangkan pan 10, 11, 12, dan 13 digunakan untuk memasak masakan D. Proses kristalisasi bertujuan untuk mengambil sukrosa sehingga didapatkan tingkat kemurnian yang tinggi berupa Kristal dengan menekan kehilangan gula sekecil mungkin dalam waktu yang singkat. PG. Madukismo menggusakan system masakan 3 tingkat, yaitu A, C, dan D. Dalam proses kristalisasi, masakan A nenggunakan nira kental, clare SHS, dan bibit gula C sebagai bahan masakan yang kemudian didinginkan dan diputar pada putaran A yang akhirnya menghasilkan gula A dan stroop A. Stroop A dan bibit gula D II digunakan sebagai masakan C. Setelah masan tua, kemudian diturunkan pada palung pendingin C lalu diputar pada putaran C dan akan menghasilkan gula C serta stroop C. Gula C ini digunakan sebagai bibit masakan A sedangkan stroop C digunakan sebagai bahan masakan D, sebagai bibitnya digunakan fondan (gula halus dengan ukuran Kristal tertentu). Jika masakan D telah tua, kemudian diturunkan dan diputar pada putaran kontinyu dan dihasilkan gula D1 dan tetes. Gula D1 ini diputar pada putaran D2, sehingga dihasilkan gula D2 dan clare D. Gula D2 ini digunakan untuk masakan C dan sebagian lagi dilebur untuk dikirim ke peti nira kental dan diproses dengan sulfitir bersama nira kental untuk diolah menjadi masakan A. pada dasarnya, proses pembentukan kristal terjadi apabila larutan sukrosa dihilangkan airnya maka akan dihasilkan larutan jenuh dan kental. 6. Stasiun Putaran Puteran yang di gunakan di PG. Madukismo terdapat 2 macam yaitu puteran kontinyu dan puteran diskontinyu. Puteran kontinyu digunakan untuk masakan D dan C. masakan D turun dan masuk ke palung pendingin kemudian dipompa ke talang mixer D kemudian masuk ke puterann kontinyu yang bekerja dengan gaya centrifugal sehingga kristall terlempar menjauhi pusat menuju dinding saringan yang berbentuk konus sehingga gula akan naik dan meluap dan larutannya akan melewati saringan dan turun menuju bak penampung. Untuk putaran D1 menghasilkan gila D1 dan tetes, putaran D2 menghasilkan gula D2 dan klare D(cucian).



Sedangkan masakan C dipompa ke talang mixer C kemudian masuk ke putaran kontinyu. Putaran C akan menghasilkan gula C dan stroop C. Puteran diskontinyu berfungsi untuk memutar gula A dan SHS sebagai gula produk. Masakan dipompa ke talang mixer yang berada di atas putaran dan lewat pengisian masakan untuk dipisahkan Kristal dengan stroopnya. Hasil pemutaran diskontinyu untuk masakan A menghasilkan gula stroop A. kemudian gula di mixer di tambahkan sedikit air dan dipompa menuju mixer SHS dan diputar yang kemudian menghasilkan gula produk. 7. Stasiun Penyelesaian Operasi pengeringan gula yang keluar dari putaran SHS turun melalui talang goyang dan tangga yacob yang kemudian dibawa menuju pengering gula di dalam ruangan tertutup dengan dihembuskan udara dengan suhu 85oC-95oC kemudian didinginkan dengan menghembuskan udara dingin dari cooling fan, hembusan udara dengan tekanan 4 kg/cm denagn menggunakan fan. Gula hasil pendinginan kemudian menuju grasshopper conveyor/ talang goyang/ encek-encek. Proses selanjutnya adalah penyaringan yang bertujuan untuk memisahkan gula kasar, gula halus, dan gula produk. Dalam hal ini, gula halus akan diproses dan dilebur dan dugunakan sebagai bibit. Sedangkan gula kasar akan diroses untuk dilebur kembali dan dipompa menuju peti sulfitasi nira kental dan digunakan sebagai bahan masakan. Ukuran saringan gula kasar dengan ukuran 64 mesh, sedangkan gula produk dengan ukuran 180 mesh.



B. Tebu sebagai Bahan Produksi Pada PG Madukismo, tebu yang digunakan sebagai bahan produksi pembuat gula pasir dipasok dari beberapa daerah di Yogyakarta, yaitu : Bantul, Sleman, Gunung Kidul, Kulon Progo dan beberapa daerah di Jawa Tengah, yaitu : Kebumen, Purworejo, Magelang, Temanggung, ini dikarenakan letak kebun tebu milik PG Madukismo yang tersebar tidak hanya di sekitaran pabrik akan tetapi di luar kota sedangkan luas areal kebun tebu yang dimiliki PG Madukismo seluruhnya sekitar 5000 hektar dengan total panen sekitar 530.000 ton.



BAB IV ASPEK ALAT DAN MESIN BUDIDAYA PERTANIAN A. Pengolahan Tanah Pada umumnya di bidang pertanian, untuk pengolahan tanah atau lahan tanam banyak menggunakan alat dan mesin budidaya pertanian atau disingkat alsintan. Pada awal akan melakukan budidaya suatu tanaman biasanya yang dilihat adalah kondisi tanah maka dari itu hal yang pertama dilakukan yaitu mengolah tanah. Pengolahan tanah adalah penyiapan tanah atau lahan untuk penanaman suatu jenis benih atau bibit dari tanaman agar sesuai dengan kebutuhan tanaman tersebut selain itu juga dapat memberantas gulma, menggemburkan tanah, meratakan tanah, mempersiapkan irigasi, memperbaiki struktur tanah agar kandungan unsur hara yang terkandung dapat dioptimumkan. Berdasarkan tahap kegiatannya pengolahan tanah dibedakan menjadi dua macam yaitu: 1. Pengolahan tanah awal (pertama) (primary tillage) 2. Pengolahan tanah kedua (secondary tillage) Sesuai tahap kegiatan pengolahan tanah untuk alat atau mesin pengolahan tanah juga dibedakan menjadi dua macam yaitu: 1. Mesin pengolah tanah pertama (primary tillage equipment) 2. Mesin pengolah tanah kedua (secondary tillage equipment) Untuk mesin pengolah tanah pertama (primary tillage equipment) fungsi utamanya memotong, mengangkat dan membalik tanah sehingga hasil dari olahannya berupa bongkahan, retakan dan sayatan. Alatnya yaitu bajak sedangkan jenis-jenis bajak yang biasanya digunakan adalah bajak singkal (moldboard plow), bajak piringan (disk plow), bajak putar (rotary plow, rotavator), bajak pahat (chisel plow), bajak tanah bawah (subsoil plow, subsoiler). Mesin pengolah tanah sekunder fungsi utamanya adalah menghancurkan bongkahan tanah dan sisa tanaman menjadi lebih halus, meratakan permukaan tanah untuk hasil olahannya tanah menjadi lebih gembur atau remah. Alatnya dinamakan garu dan jenis-jenis dari garunya antara lain garu piringan (disk



harrow), garu gigi paku (spike-tooth harrow), garu gigi pegas (spring-tooth harrow), garu putar (rotary harrow), penyiang (cultivator).



B. Penyiraman



C. Pemupukan Tanaman



D. Pemeliharaan Tanaman